82
A. Analisis Data
1. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dari penelitian ini adalah pedaganag pasar tiban yang berdagang di kawasan Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.Pertanyaan yang termuat dalam kuesioner adalah pertanyaan mengenai ketiga variabel independen penelitian yaitu modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang, kemudian variabel dependen yaitu tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini adalah:
Tabel 4.1
Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
Laki-laki 29 48,3%
Perempuan 31 51,7%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap 60 responden menunjukkan penggolongan berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah pedagang
perempuan dengan prosentase sebesar 51,7% dari total responden, sedangkan untuk pedagang laki-laki prosentase sebesar 48,3% dari total responden.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan usia dalam penelitian ini adalah:
Tabel 4.2
Responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Prosentase (%)
< 20 tahun 8 13,3%
20-30 tahun 15 25%
30-40 Ahun 30 50%
>40 tahun 7 11,7%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 60 responden sebagian besar pedagang berusia antara 30–40 tahun dengan prosentase sebesar 50% dari total responden diikuti dengan golongan usia 20–30 tahun dengan prosentase 25 %, usia < 20 tahun sebanyak 13,3%, dan pedagang yang berusia > 40 hanya terdapat 11,7% dari total responden.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan status perkawinan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 4.3
Responden berdasarkan status perkawinan
Status Perkawinan Jumlah Prosentase (%)
Sudah menikah 22 36,7%
Belum menikah 38 63,3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 60 responden sebagian besar sudah menikah dengan prosentase sebesar 63,3% dari total responden. Sedangkan 36,7% dari total responden belum menikah.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir dalam penelitian ini adalah:
Tabel 4.4
Responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)
Tidak sekolah 6 10% SD 14 23,3% SMP 27 45% SMA 10 16,7% S1/S2/S3 3 5% Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 60 responden, pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah pada tingkat SMP yaitu sebesar 45%. Sedangkan yang tidak bersekolah sebesar 10%, untuk pendidikan terakhir tingkat
SD sebesar 23,3%, sisanya adalah 16,7% untuk tingkat SMA dan 5% untuk tingkat S1/S2/S3.
B. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji ini Digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner.Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikasi dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah:
Berdasarkan perhitungan uji validitas dalam tabel dengan program IBM SPSS.21 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil uji validitas semua pernyataan dalam setiap variabel
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,964 0,254 Valid 2 0,924 0,254 Valid 3 0,960 0,254 Valid 4 0,937 0,254 Valid 5 0,932 0,254 Valid 6 0,607 0,254 Valid 7 0,766 0,254 Valid 8 0,845 0,254 Valid 9 0,827 0,254 Valid 10 0,898 0,254 Valid 11 0,786 0,254 Valid 12 0,702 0,254 Valid 13 0,742 0,254 Valid 14 0,594 0,254 Valid 15 0,685 0,254 Valid 16 0,788 0,254 Valid 17 0,783 0,254 Valid 18 0,601 0,254 Valid
19 0,652 0,254 Valid 20 0,729 0,254 Valid 21 0,624 0,254 Valid 22 0,586 0,254 Valid 23 0,587 0,254 Valid 24 0,696 0,254 Valid
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS, 2015. 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dalam penelitian adalah ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang di tunjukkan oleh instrumen pengukuran.Uji ini digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu variabel. Dikatakan reliabel adalah apabila nilai hitung uji reliabilitas lebih besar dari nilai cronbach alpha, cronbach alpha yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah 0,70.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Modal Awal (X1)
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Variabel Modal Awal
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,950 ,946 6
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS, 2015
Dilihat dari tabel 4.6 bahwa variabel modal awal dengan nilai hitung 0,946 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel modal awal hasilnya adalah reliabel.
b. Variabel Lokasi (X2)
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas Lokasi
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,891 ,905 7
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS, 2015.
Dilihat dari tabel 4.7 bahwa variabel lokasi dengan nilai hitung 0,905 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel lokasi hasilnya adalah reliabel.
c. Variabel Keanekaragaman Barang (X3) Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Keanekaragaman Barang
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS, 2015
Dilihat dari tabel 4.8 bahwa variabel keanekaragaman barang dengan nilai hitung 0,733 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel keanekaragaman barang hasilnya adalah reliabel. d. Variabel Tingkat Pendapatan (Y)
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Variabel Pendapatan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,688 ,762 6
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
Dilihat dari tabel 4.9 bahwa variabel pendapatan dengan nilai hitung 0,762 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel pendapatan hasilnya adalah reliabel.
C. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Untuk memenuhi prasyarat sebagai hasil regresi yang baik maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskidastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot.Jika dilihat dari tampilan grafik histogram seperti pada gambar 4.1 sebagai berikut.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS
Dilihat dari tampilan grafik histogram tersebut bahwa kurva membentuk lonceng maka dapat dikatakan model berdistribusi normal. Kemudian Jika dilihat dari grafik normal P-P Plot seperti pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS
Dilihat dari grafik normal P-P Plot bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga bisa dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Data Hasil Olahan SPPS, 2015.
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,840 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,481> α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam uji regresi ini berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,56720615 Most Extreme Differences
Absolute ,108
Positive ,108
Negative -,071
Kolmogorov-Smirnov Z ,840
Asymp. Sig. (2-tailed) ,481
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan atau ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat diagram scatterplot seperti pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3
Diagram Scatterplot
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS
Dari diagram scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Hasil analisis uji multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance atau Variance Infl
ation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai
VIF > 10, maka menunjukan adanya multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Jumlah Modal Awal ,889 1,125
Jumlah Lokasi ,503 1,989
Jumlah Keragaman ,525 1,904
a. Dependent Variable: jumlahpendapatan.
Dapat dilihat untuk ketiga variabel bebas/independen, nilai VIF < 10 atau tidak ada satu pun variabel bebas/independen yang memiliki VIF > 10. Selain itu nilai Tolerance untuk ketiga variabel bebas/independen juga semuanya >0,10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas/independen dalam model regresi ini.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin–
Watson (DW test).Hasil uji Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.12
sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi
Dengan nilai n=60 dan k=3, maka nilai dL = 1,480 dan nilai dU = 1,689. Hasil uji Autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) = 2,116 berada diantara nilai dU = 1,689 dan nilai(4 – dU) = ( 4
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,488a ,238 ,197 2,635 2,116
a. Predictors: (Constant), jumlahkeragaman, jumlahmodalawal, jumlahlokasi
b. Dependent Variable: jumlahpendapatan
– 1,689 = 2,311 ), maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
D. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen(X) terhadap variabel dependen (Y) studi kasus pada pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan program IBM SPSS.21 diperoleh hasil tabel 4.13 sebagai berikut :
Tabel 4.13
Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) 10,709 3,503
Jumlah Modal Awal ,108 ,058 ,231
Jumlah Lokasi ,444 ,129 ,565
Jumlah Keragaman -,155 ,204 -,122
a. Dependent Variable: jumlahpendapatan.
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program IBM SPSS.21 diketahui bahwa persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Tingkat Pendapatan = 10,709 + 0,108 Modal Awal + 0,444 Lokasi –0,155 Keanekaragaman Barang
Keterangan:
Y : Tingkat Pendapatan (Variabel dependen) X1 : Variabel Modal Awal (Variabel independen)
X2 : Variabel Lokasi (Variabel independen)
X3 : Variabel Keanekaragamn Barang (Variabel indepenen)
Dari persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diinterpretasikan apabila modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang sama konstan, maka maka tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan akan naik menjadi 10,709
Besarnya koefisien dari masing-masing variabel independen dapat dijelaskan bahwa:
1. Modal awal mempunyai koefisien sebesar 0,108, itu berarti apabila lokasi dan keanekaragaman konstan, maka setiap 1x kenaikan modal awal akan menaikkan tingkat pendapatan pedagang pasar tiban sebasar 0,108 atau 10,8%.
2. Lokasi mempunyai koefisien sebesar 0,444, itu berarti apabila modal awal dan keanekaragaman barangkonstan, maka setiap 1x kenaikan lokasi akan menaikkan tingkat pendapatan pedagang pasar tiban sebesar 0,444 atau 44,4%.
3. Keanekaragaman barang mempunyai koefisien sebesar -0,155, itu berarti apabila modal awal dan lokasi konstan, maka setiap 1x kenaikan keanekaragaman barang akan menurunkan tingkat pendapatan pedagang pasar tiban sebesar 0,155 atau 15,5%.
E. Uji Hipotesis
1. Uji t (Uji Parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial dari modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. Dengan program IBM SPSS.21 maka hasil perhitungan uji statistik t diperoleh hasil tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Dari hasil output pada tabel 4.14 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai t hitung modal awal (X1) sebesar 1,869 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,067, karena tingkat signifikasi 0,067> α = 0,05 maka modal awal (X1) tidak berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan (Y) pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10,709 3,503 3,057 ,003 Jumlahmodalawal ,108 ,058 ,231 1,869 ,067 Jumlahlokasi ,444 ,129 ,565 3,435 ,001 Jumlahkeragaman -,155 ,204 -,122 -,761 ,450 a. Dependent Variable: jumlahpendapatan.
b. Nilai t hitung lokasi (X2) sebesar 3,435 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,001, karena tingkat signifikasi 0,001< α = 0,05 maka lokasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan
(Y) pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. c. Nilai t hitung keanekaragaman barang (X3) adalah sebesar -0,761
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,450, karena tingkat signifikasi 0,450> α = 0,05 maka variabel keanekaragaman barang (X3) tidak berpengaruh terhadaptingkat pendapatan (Y)
pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. 2. Uji F (Uji Simultan)
Uji F (Simultan) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secarasimultan dari variabel modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan dengan program IBM SPSS.21 maka hasil perhitungan uji statistik F diperoleh hasil pada tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 121,341 3 40,447 5,825 ,002b
Residual 388,842 56 6,944
Total 510,183 59
a. Dependent Variable: jumlahpendapatan
b.Predictors: (Constant), jumlahkeragaman, jumlahmodalawal, jumlahlokasi.
Dari hasil output pada tabel 4.15 bahwa nilai F hitung sebesar 5,825 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,002, karena tingkat signifikasi 0,002< α = 0,05 maka ada pengaruh secara simultan dari modal awal (X1), lokasi (X2), dan keanekaragaman barang
(X3)terhadaptingkat pendapatan (Y) pedagang pasar tiban di
Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutukhan untuk memprediksi variasi variabel dependen, artinya berapa persen variabel tingkat pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel modal awal (X1), lokasi (X2), dan keanekaragaman barang (X3). Hasil perhitungan
R2 dapat di lihat pada tabel 4.16 di bawah ini:
Tabel 4.16
Adjusted R2 Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,488a ,238 ,197 2,635
a. Predictors: (Constant), jumlahkeragaman, jumlahmodalawal, jumlahlokasi b. Dependent Variable: jumlahpendapatan
Nilai adjusted koefisien determinasi (R2) sebesar 0,197 atau 19,7%. Hal ini mengandung arti bahwa sekitar 19,7% tingkat pendapatan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel modal awal (X1), lokasi
(X2), dan keanekaragaman barang (X3). Sedangkan sisanya sebesar
80,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
F. Pembahasan
Hasil uji signifikasi parameter individual (Uji t), pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen serta uji hipotesis koefisien regresi secara menyeluruh (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh modal awal (X1) terhadap tingkat pendapatan.
a Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara modal awal terhadap tingkat pendapatan pedagang. b Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara
parsial antara modal awal terhadap tingkat pendapatan pedagang. Nilai t hitung modal awal (X1) sebesar 1,869, dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,067, karena tingkat signifikasi 0,067> α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa modal awal (X1) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan (Y) pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.
Peranan modal atau biaya sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar.Selain itu peranan modal
juga sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Dimana modal yang relatif besar akan memungkinkan suatu unit penjualan menambah variasi komoditas dagangannya. Dengan cara ini berarti akan makin memungkinkan diraihnya pendapatan yang lebih besar.
Banyaknya pedagang yang beranggapan bahwa modal yang besar akan menghasilkan pendapatan yang besar pula, tidak menutup kemungkinan adanya tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma agama, yaitu dengan meminjam kepada rentenir ataupun mengambil hak orang lain demi memperoleh modal besar untuk berdagang. Namun dari hasil observasi dan wawancara langsung yang dilakukan penulis, sebagian besar pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor menggunakan modal sendiri.Adapun pinjaman yang diperoleh berasal dari BMT ataupun Koperasi-Koperasi.68
Pernyataan para pedagang memiliki kesamaan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bazzar, dimana bekerja yang baik berasal dari tangannya sendiri. Maksudnya bahwa dalam melakukan perdagangan lebih baik menggunakan modal sendiri jika menggunakan modal pinjaman maka bukan berasal dari perjudian, mengambil hak orang lain, dan lain-lain. Karena jual beli yang baik adalah jual beli yang bersih.
68 Hasil wawancara dengan pedagang pasar tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan, pada
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa modal awal tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan, hasil ini diduga karena modal yang dikeluarkan pedagang pasar tiban sebagai modal awal relatif sedikit.Sementara semakin besar modal yang dimiliki seorang pedagang, maka semakin besar pula peluang yang dimiliki untuk menambah jumlah barang dagangan dan variasi jenis dagangan yang diperjualbelikan. Hal ini dapat berarti bahwa konsumen memiliki banyak pilihan dalam berbelanja kebutuhan yang diperlukan, sehingga konsumen akan memungkinkan membeli pada pedagang bersangkutan dan tidak perlu pindah ke pedagang lain.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurhidayah Ilham (2014)69 yang menyatakan bahwa modal awal tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang. 2. Pengaruh lokasi (X2) terhadap tingkat pendapatan.
a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara lokasi terhadap tingkat pendapatan pedagang. b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara
parsial antara lokasi terhadap tingkat pendapatan pedagang. Nilai t hitung lokasi (X2) sebesar 3,435, dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,001, karena tingkat signifikasi 0,001 < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa lokasi(X2) secara parsial berpengaruh
69 Nurhidayah Ilham, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Usaha Dagang pada Pasar Tradisional di Kabupaten Pangkep, skripsi tidak diterbitkan.
terhadap tingkat pendapatan(Y) pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.
Lokasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dipertimbangkan dalam pengelolaan bisnis perdagangan.Pentingnya lokasi bagi penjual sangat mempengaruhi laku tidaknya barang yang dijual, semakin strategis lokasi semakin banyak pembeli yang datang sehingga mereka akan semakin loyal. Dalam hal ini lokasi yang strategis dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang karena banyaknya pembeli yang semakin loyal tersebut.
Selain itu berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung kepada pedagang, lokasi pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan dianggap lebih religius dibanding dengan lokasi pasar tiban di daerah lain. Hal ini dikarenakan banyaknya masjid-masjid di sekitar lokasi berdagang sehingga memudahkan pedagang dalam beribadah meskipun sedang melakukan kegiatan berdagang.70
Seperti yang terkandung dalam QS Al Jumu’ah ayat 10 yaitu ketika seseorang telah melakukan kewajibannya sebagai Muslim maka bergegaslah bekerja untuk mencari karunia Allah dalam hal ini kegiatan perdagangan. Karena sesungguhnya dengan karunia Allah dan mengingat Allah maka kita akan memperoleh keuntungan yang besar.
70 Hasil wawancara dengan pedagang pasar tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan, pada
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lokasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan, hasil ini diduga karena lokasi pasar tiban yang terletak di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan dianggap strategis.Dimana akses transportasi yang mudah, kondisi lingkungan yang ramai dan aman, serta jumlah pembeli yang lebih banyak dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ifrina Nuritha, dkk(2013)71, Ismi Mahardini(2012)72, Rani Mayasari(2009)73, dan A. A. Istri Agung Vera Laksmi Dewi, dkk (tanpa tahun)74 yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa lokasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang.
3. Pengaruh keanekaragaman barang (X3) terhadap tingkat pendapatan
a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan pedagang.
b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan pedagang.
71 Ifrina Nuritha, dkk, Identifikasi Pengaruh Lokasi Usaha terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha Minimarket Waralaba di Kabupaten Jember dengan Sistem Informasi Geografis, jurnal
sainstek.
72 Ismi Mahardini, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan, Lokasi, dan Fasilitas terhadap Permintaan Rumah Sederhana (Studi Kasus Perumahan Puri Dinar Mas Semarang), skripsi tidak
diterbitkan.
73
Rani Mayasari, Analisis Pengaruh Citra Pasar Tradisional terhadap Loyalitas Konsumen
(Studi pada Pasar Projo di Ambarawa), skripsi tidak diterbitkan.
74 A. A. Istri Agung Vera Laksmi Dewi, dkk., Analisis Pendapatan Pedagang Canang di Kabupaten Badung, jurnal ekonomi.
Nilai t hitung keanekaragaman barang (X3) sebesar -0,761,
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,450, karena tingkat signifikasi 0,450> α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman barang (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan(Y) pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.
Keanekaragaman barang adalah kelengkapan barang yang dijual dan ketersediaan barang-barang tersebut.Dimana konsumen cenderung memilih pedagang yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap menyangkut kedalaman, luas dan kualitas keragaman barang yang ditawarkan oleh pedagang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang. Namun tidak jarang pedagang yang melakukan kecurangan dalam pengambilan keuntungan ataupun kejujuran terhadap kualitas barang dagangannya demi meningkatkan pendapatannya.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung yang dilakukan penulis, banyak pedagang menuturkan bahwa variasi jenis dagangan yang diperjualbelikan memiliki kualitas yang baik. Jika dalam barang yang diperdagangkan terdapat cacat ataupun kerusakan, maka pedagang tidak akan mengeluarkan barang tersebut untuk diperjual belikan.75
75 Hasil wawancara dengan pedagang pasar tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan, pada
Hal ini sesuai dengan hadits yang dishahkan oleh Ibnu Habban yang dijelaskan bahwasanyadalam berdagang seseorang tidak diperbolehkan menyembunyikan barang dagangannya yang rusak atau cacat. Karena sesungguhnya jual beli yang baik yaitu tidak mengandung penipuan dalam hal ini dari segi kualitas barang. Dimana pedagang harus mengatakan yang sesungguhnya mengenai kualitas barang yang diperdagangkannya kepada konsumen.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kenaekaragaman barang tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan.Hal ini disebabkan karena banyaknya pedagang di pasar tersebut yang kurang memperhatikan kualitas barang dagangannya, sehingga menjadikan konsumen lebih memilih pedagang yang memiliki kualitas dagangan yang lebih baik. Oleh karena itu variasi jenis dagangan harus diimbangi dengan kualitas barang dagangan agar dapat menarik konsumen lebih banyak, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan pedagang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ifany Damayanti(2011)76 yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa keanekaragaman barang tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang.
76 Ifany Damayanti, Analisis FaktoroFaktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta, skripsi tidak diterbitkan.
4. Pengaruh modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan
a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara simultan antarapengaruh modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan.
b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara simultan antara pengaruh modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan.
Berdasarkan hasil uji signifikasi simultan (Uji F) bahwa nilai F hitung sebesar 5,825 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,002karena tingkat signifikasi 0,002< α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barangsecara simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar tiban di Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,197 yang berarti bahwa kontribusi modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan sebesar 19,7% dan sisanya sebesar 80,3% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.