• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scanned by TapScanner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Scanned by TapScanner"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

Scanned by TapScanner

(2)

Scanned by TapScanner

(3)

Scanned by TapScanner

(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulisan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Sebagai bagian penting dari Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXIII lingkup Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan yang ada dalam pelaksanaan aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) meliputi materi tentang Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif, (BerAKHLAK) yang dapat diterapkan di tempat kerja.

Terselesaikannya pelaksanaan Aktualisasi “peningkatan pemahaman masyarakat tentang posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Aere Kabupaten Kolaka Timur”, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala BPSDM Prov Sultra beserta jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS;

2. Kepala BKPSDM Kabupaten Kolaka Timur beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III;

3. Bapak Israjudin, S.Sos selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya;

4. Bapak Mukrimin Adam, S.Kep selaku Mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan motivasi;

5. Bapak Yusran, S.Sos selaku wali kelas B Angkatan CXXXIII yang selalu memberikan arahan kepada para peserta diklatsar;

6. Bapak/ibu Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar yang telah memberikan pengetahuan selama Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXIII lingkup Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara Tahun 2022;

7. Bapak/Ibu Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXIII lingkup Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara;

8. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXIII Tahun 2022 dan keluarga yang selalu memberi dukungan;

(5)

ii

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan pelaksanaan aktualisasi ini. Semoga dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Keperawatan.

Kendari, 08 Juni 2022 Hormat Saya,

ELVINA.,S.Kep.,Ns NDH : 08

(6)

iii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 4

1.4 Ruang Lingkup ... 4

BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA ... 6

2.1 Profil Instansi ... 6

2.2 Profil Peserta ... 16

2.3 Ringkasan Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN... 19

BAB III. RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI ... 40

3.1 Identifikasi dan Analisis Isu ... 40

3.2 Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu ... 45

BAB IV.CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ... 49

4.1 Realisasi Kegiatan ... 49

4.2 Capaian Aktualisasi ... 50

4.3 Matrik Rekapitulasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK) ... 65

4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu ... 65

4.5 Manfaat Terselesaikannya Core Isu ... 66

BAB V. PENUTUP... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran/Rekomendasi ... 67

C. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71

(7)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unti Kerja ... 13

Tabel 2.2 Kata Kunci, Kalimat Afirmasi, Panduan Perilaku Akuntabel ... 25

Tabel 3.1 Identifikasi Dan Penetapan Isu ... 41

Tabel 3.2 Penilaian APKL ... 44

Tabel 3.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan ... 47

Tabel 4.1 Realisasi Kegiatan ... 49

Tabel 4.2 Capaian Aktualisasi ... 50

Tabel 4.3 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK) ... 65

Tabel 4.4 Capaian Penilaian Core Isu ... 65

Tabel 5.1 Rancangan Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ... 68

(8)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 UPTD Puskesmas Aere ... 6

Gambar 2.2 Peta Kecamatan Aere ... 8

Gambar 2.3 Struktur Organisasi ... 11

Gambar 2.4 Analisis Menggunakan Pola Akar Permasaalahan ... 46

(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Tabel Rancangan Kegiatan

2. Lampiran 2. Tabel Matrik Rekapitulasi Habituasi Core Value ASN ( Berakhlak)

3. Lampiran 3. Tabel Rencana Estimasi Biaya

4. Lampiran 4. Tabel Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

5. Lampiran 5. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Mentor 6. Lampiran 6. Bukti Pengendalian Pembelajaran Oleh Coach

7. Lampiran 7. Bukti-Bukti Pendukung Dan Dokumentasi

(10)

vii

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diberi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diberitugas negara lainnya dan di gaji berdasarkan peraturan perundang- undangan. Seorang ASN harus melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas seorang ASN yaitu melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-undang Nomo 5 Tahun 2014).

Dalam sistem Pelatihan Dasar Calon PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda Habituasi. Pembelajaran Agenda Habituasi memfasilitasi peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi dari materi Pelatihan yang telah dipelajari. Pengalaman belajar pada agenda habituasi dirancang agar peserta mendapatkan pemahaman tentang konsep habituasi melalui kegiatan pembelajaran aktualisasi di tempat kerja dan kegiatan pembelajaran aktualisasi sehingga peserta akan memiliki kemampuan merumuskan substansi mata pelatihan kedalam rancangan aktualisasi, pembimbingan pembelajaran aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi ditempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi serta melakukan analisis dampak (apabila nilai-nilai dasar tidak diterapkan dalam pelaksanaan tugas jabatan), menyiapkan rencana presentasi laporan pelaksanaan aktualisasi, dan melaksanakan seminar aktualisasi. Substansi dari keseluruhan materi pelatihan yang di berikan selama pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil tersebut pada dasarnya adalah untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik, adapun materi tersebut isinya yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akutanbel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).

Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah di amanatkan dalam Undang–Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

(12)

2

memperoleh pelayanan kesehatan“ dan pasal 34 ayat (3)“ Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak“. Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai tujuan yang optimal.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut telah diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Puskesmasa dalah penaggungjawab penyelenggara kesehatan untuk jenjang tingkat pertama, agar peran dan fungsi puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang berada di ujung paling depan dapat lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap puskesmas yang ada maupun yang di dirikan harus memenuhi standar, baik sebagai puskemas rawat jalan, maupun puskesmas rawat inap.

Puskesmas dapat dikatakan telah bermutu apabila dalam melayani masyarakat telah sesuai dengan standar pelayanan yang telah di tentukan dan pelanggan merasa puas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Upaya pembangunan kesehatan yang di laksanakan di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika di lakukan proses manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya dengan menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri. proses manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya dengan mentaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya Pos Pelayanan Terpadu untuk lanjut usia.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu terhadap lansia ditingkat desa/kelurahan dalam wilayah kerja masing-masing Puskesmas. Adapun tujuan dari pembentukan posyandu lansia yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di

(13)

3

masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial.

Merujuk pada data badan pusat statistik (BPS) tahun 2021, terdapat 29,3 juta penduduk lansia di indonesia atau setara 10,82% dari total populasi. Sebanyak 43,29% lansia berasal dari rumah tangga dengan kelompok pengeluran 40% terbawah.

Dari data yang di dapatkan dari wilayah kerja UPTD puskesmas Aere jumlah lansia kecamatan Aere yaitu 390 orang. Dan dari jumlah lansia 390 orang yang hadir disetiap jadwal posyandu lansia hanya sedikit. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang posyandu lansia.

Dan berdasarkan hasil konsultasi penulis dengan mentor terdapat beberapa masalah yang ada di UPTD Puskesmas Aere Kabupaten Kolaka Timur diantaranya kurangnya pemahaman masyarakat (lansia) untuk hadir dalam posyandu lansia. Berdasarkan isu tersebut, maka saya selaku peserta latsar akan mengambil peran dalam upaya optimalisasi hal tersebut dengan mengambil judul: peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Aere Kabupaten Kolaka Timur.

1.2. Tujuan

pelaksanaan aktualisasi nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan sebagai : 1. Tujuan umum

Awal teraktualisasinya nilai–nilai dasar Aparatur Sipil Negaradan Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK) sebagai perawat ahli pertama di instansi tempat bekerja.

2. Tujuan Khusus

Teraktualisasinya peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Aere, Kec. Aere, Kab. Kolaka Timur

(14)

4

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN antara lain:

1.3.1 Manfaat Untuk Diri Sendiri

a) Peserta memahami, penginternalisasian dan pengaktualisasian nilai–nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN ditempat kerja.

b) Mampu menjadi pengalaman belajar bagi ASN untuk mengemban tanggung jawab sepenuhnya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.

c) Menjadi ASN lebih profesional, berkomitmen, beretika dan berintegritas tinggi.

d) Menjadi tenaga fungsional yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan UPTD Puskesmas Aere.

1.3.2 Manfaat Untuk Organisasi

Mendapatkan kontribusi dari peserta diklat latsar untuk mencapai tujuan, visi dan misi bersama, StakeHolder juga mendapatkan manfaat yaitu dapat merasakan inovasi–inovasi dari kegiatanyang dilaksanakan oleh peserta diklat latsar.

1.3.3 Manfaat Untuk Masyarakat

Dengan aktualisasi nilai–nilai dasar ASN (BerAKHLAK) maka tercipta pelayanan prima dengan pelayanan kesehatan yang bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pasien sehingga pasien merasa puas terhadap pelayanan yang di berikan, khususnya pada pelayanan posyandu lansia.

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi

Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu terhadap lansia di tingkat desa/kelurahan dalam wilayah kerja masing-masing Puskesmas. Adapun tujuan dari pembentukan posyandu lansia yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Ruang Lingkup pelaksanaan aktualisasi ini dilakukan di Puskesmas Aere Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timuryang akan diterapkan nilai-nilai berorientasi pelayanan, Akauntabel, Kompeten, Harmonis, loyal, Adaptif dan Kolaboratif. sasaran dari kegiatan aktualiasi ini adalah Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Aere Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur.

(15)

5

1.5. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXVIII Kabupaten Kolaka Timur berlangsung selama 31 hari mulai tanggal 10 Juni sampai 12 Juli 2022, dengan tahap kegiatan:

1.5.1 Tahap internalisasi Nilai-nilai BerAKHLAK dan kedudukan ASN, dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2022 – 09 Juni 2022 bertempat di Kantor Istanak Provinsi Sulawesi Tenggara

1.5.2 Tahap aktualisasi di laksanakan tanggal 10 Juni 2022 sampai tanggal 12 Juli 2022 di UPTD Puskesmas Aere Kabupaten Kolaka Timur.

1.5.3 Seminar Aktualisasi di laksanakan tanggal 13 Juli 2022 - 15 Juli 2022 di Kantor Istanak Provinsi Sulawesi Tenggara.

(16)

6

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA

2.1 Profil instansi

2.1.1 Kedudukan Organisasi

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan setiap penduduk untuk hidup sehat sehingga mampu mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sesuai tujuan pembangunan Nasional.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut diatas antara lain melalui pencanangan paradigma sehat dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga melalui upaya preventif dan promotif untuk mewujudkan indonesia sehat 2020. Upaya perbaikan Kesehatan Masyarakat ditingkatkan antara lain melalui Program Stanting, Pemberantasan Penyakit Menular, kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan strata pertama yang bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan di satu wilayah tertentu. Upaya kesehatan yang diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu demi terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan, Puskemas harus dapat meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien. Hal itu tentunya tidak lepas dari berbagai kendala yang muncul dalam

(17)

7

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik dari segi internal maupun eksternal Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk itu Puskesmas harus dapat meningkatkan standar mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan adanya Akreditasi UPTD Puskesmas Aere diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan terstandar yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Manual mutu Puskesmas merupakan pedoman bagi UPTD Puskesmas Aere yang menjelaskan secara garis besar Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas. Manual mutu adalah suatu dokumen yang digunakan untuk :

1. Mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh personil Puskesmas

2. Menggambarkan keterkaitan dengan prosedur sistem mutu yang terdokumentasi.

3. Memberikan gambaran bahwa Puskesmas memiliki kebijakan dalam mengelola organisasi untuk mencapai target mutu yang telah ditentukan.

UPTD Puskesmas Aere terletak di desa Ulunduro Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur dengan jarak ± 30 Km2 dari Ibu Kota Kabupaten Kolaka Timur. Kecamatan Aere merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Lambandia pada tahun 2013 termasuk dalam kategori wilayah sangat terpencil dengan luas wilayah ± 203,25 Km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

➢ Sebelah Utara : Kecamatan Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur

➢ Sebelah Timur : Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur

➢ Sebelah Selatan : Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana

➢ Sebelah Barat : Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Aere

(18)

8

UPTD Puskesmas Aere Tahun 2019

Sumber : BPS Kab. Kolaka Timur Tahun 2019)

A. Kependudukan

Jumlah Penduduk di wilayah Kecamatan Aere sebanyak 2.665 KK serta 9.546 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.176 jiwa (54,2%) dan perempuan sebanyak 4.370 jiwa (45,8%) yang tersebar di 11 Desa dengan rincian sebagai berikut:

a. Desa Ulunduro : 435 Jiwa

b. Desa Rubia : 554 Jiwa

c. Desa Taore : 572 Jiwa

d. Desa Watuoha : 611 Jiwa

e. Desa Awiu : 653 Jiwa

f. Desa pekorea : 885 Jiwa

g. Desa Tinete : 906 Jiwa

h. Desa Aladadio : 928 Jiwa

i. Desa Aere : 990 Jiwa

j. Desa Iwoimenggura : 1.424 Jiwa k. Desa Iwoimejaya : 1.588 Jiwa

(19)

9

Puskesmas Aere adalah Faskes Tingkat Pertama di Kabupaten Kolaka Timur Konsep bangunannya permanen. Ruangan Puskesmas Aere terdiri dari Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang KIA dan KB, Ruang Kepala Puskesmas, Laboratorium, Gudang Obat, Ruang Imunisasi, Ruang Persalinan, Apotik, Ruang Rekam Medis, Ruang Admin/ Tata Usaha, Ruang Tindakan/UGD untuk UGD di puskesmas Aere merupakan UGD dengan pelayanan 24 jam, Ruang Gizi/Promkes, Aula Pertemuan. Sumber listrik yaitu PLN dengan Durasi 24 jam, sedangkan untuk kendaraan operasional di Puskesmas aere terdiri dari 4 kendaraan sepeda motor dan 1 buah Ambulance.

2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi a. Visi

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Bermutu Dan Merata Menuju Aere Unggul, Sehat Dan Sejahtera.

b. Misi

Dalam Rangka mewujudkan misi Puskesmas Aere tersebut, maka ditetapkan

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 3) Membina kemitraan dengan lintas sektor dalam

mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan c. Motto

Dalam melakukan tugas dan fungsinya, UPTD Puskesmas Aere mempunyai Motto TERSENYUM (Terdepan Sehatnya, Nyaman untuk Masyarakat Pelayanannya)

a. Nilai Organisasi

(20)

10

S E NY

U

M : : :

:

:

SEMANGAT : tidak mudah putus asa, inovatif dan inisiatif EMPATI : Ramah, peduli dan sopan santun

NYATAKANvisi dan misi : menyelaraskan visi misi Puskesmas dalam bekerja

UPAYA : bersikap profesional, bekerja optimal untuk mencapai hasil terbaik

MANDIRI : mengetahui tugas pokok dan fungsi tidak tergantung atasan dan bersikap dewasa

b. Budaya Kerja Organisasi

Terdapat budaya kerja 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) yang diterapkan oleh seluruh staf UPTD Puskesmas Aere dalam melayani masyarakat agar kepercayaan mereka terhadap UPTD Puskesmas Aere tidak pudar, dengan slogan “KAMI SIAP MELAYANI ANDA”

Jumlah Pegawai yang terdapat di UPTD Puskesmas Aere adalah 59 orang. Di antaranya terdiri dari 1 Dokter Umum, 1 Dokter GIgi, S1 Farmasi 2 orang, SKM 5 orang, Bidan D3 27 Orang, DIV Bidan 1 Orang, Sarjana Keperawatan 2 orang, Profesi Ners 12 Orang, DIII Keperawatan 8 Orang.

(21)

11

c. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Bupati Kolaka Timur Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Kategori wilayah terpencil/ sangat terpencil, maka struktur UPTD Puskesmas Aere sebagai berikut :

1) Kepala Puskesmas

Kriteria Kepala Puskesmas, yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan minimal Diploma Tiga (DIII), masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

2) Kepala Urusan Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi

Sesuai dengan Peraturan Bupati Kolaka Timur Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Timur dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Kategori wilayah terpencil/ sangat terpencil, maka struktur UPTD Puskesmas Aere sebagai berikut : 1) Kepala Puskesmas

Kriteria Kepala Puskesmas, yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan minimal Diploma Tiga (DIII), masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2) Kepala Urusan Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Kesehatan (SIK), Kepegawaian, Rumah Tangga dan Keuangan.

(22)

12

3) Penanggung jawab UKM Esensial dan Keperawatan Masyarakat, membawahi :

a) Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS b) Pelayanan Kesehatan lingkungan (Kesling) c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM d) Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

e) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (PPP) f) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) 4) Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi :

a) Pelayanan Kesehatan Jiwa (Keswa)

b) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) c) Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga (Kesjaor) d) Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)

e) Pelayanan Kesehatan Tradisional (Kestrad) f) Pelayanan Kesehatan Lainnya

5) Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, membawahi :

a) Pelayanan Pemeriksaan Umum b) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP d) Pelayanan Gawat Darurat

e) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP f) Pelayanan Persalinan

g) Pelayanan Kefarmasian h) Pelayanan Laboratorium

6) Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan, membawahi :

a) Puskesmas Keliling (Puskel) b) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) c) Pondok Bersalin Desa (Polindes)

(23)

13

2.1.3 Tugas pokok dan Fungsi Organisasi Tugas pokok puskesmas, yaitu :

a. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayahnya

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

c. Memberikan Pelayanan Kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah Kerjanya

2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja

Kegiatan Utama pada Puskesmas Aere adalah UKM dan Pengembangan serta Upaya kesehatan perorangan

2.1.5 Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja dan Data-data TerkaitIsu

2.1. tabel SDM

No. TENAGA JUMLAH

1. Dokter Umum 1 Orang

2. Dokter Gigi 1 Orang

3. S1 Farmasi 2 Orang

4. S1 Kesmas 5 orang

5. DIII Kebidanan 27 Orang

6. DIV Kebidanan 1 Orang

7. S! Keperawatan 2 Orang

8. Profesi Ners 12 Orang

9. DIII Keperawatan 8 Orang

1. Upaya kesehatan Masyarakat esensial

No. Koordinator UKM esensial :Satriani, Amd.Keb a. Promosi kesehatan :Rismasari, SKM b. Kesehatan Lingkungan :Riskasari, SKM

(24)

14

c. KIA/KB :Darnia, Amd.Keb, Sulfiyana,

A.Md.Keb

d. Gizi :Iis Ayu Nispawati, S.Farm

e. Perkesmas :Nyoman Giri Muliarta, AMK

f. Koordinator p2p :Marthinus AK, S.Kep

g. Surveillance :Irma Rahayu, SKM

h. DBD :Eva Novrianti, S.Kep., Ns

i. Imunisasi :Agus Salim, Amd.Kep

:Elvina, S.Kep.,Ns :Masnia, S.Kep.,Ns

j. TB/ Kusta :Muh. Afdal Jayadi, A.Md.Kep

:Masnia, S.Kep.,Ns

k. Diare :Munawarah, S.Kep., Ns

l. HIV/AIDS :Surya Ningrat Salehuddin,

S.Kep.,Ns

m. ISPA/ Pneumonia :Ratna wiyanti, S.Kep.,Ns

n. Prolanis :Erna, Amd.Kep

o. PTM :Rosna, S.Kep.,Ns

:NursuciCahyati Amd. Kep

p. Hepatitis :Masniar, amd.Keb

q PIS-PK :Rahmatiar Buruhi, SKM

r. Rabies :Enawati, Amd.Keb

2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan

a. Coordinator UKM Pengembangan :Marthinus AK, S.Kep

b. UKS/UKGS :Selfiani, Amd.Keb ,

:LilisTanti lufiani, Amd.Kes c. Kesehatan Lansia :sitti Nurzalin, S.Kep.,Ns d. Kesehatan Jiwa :Nyoman giri muliarti, AMK e. Kesehatan Mata ;Aprilia Puspita Sari, A.Md.Keb f. Kesehatan Olahraga :Erna, Amd.Keb

g. UKK :Sulfaidah, amd.Keb

(25)

15

h. Kestrad/Komplementer :Listiani, S.Kep., Ns 3. Upaya kesehatan Perorangan

a. penanggungJawab UKP :dr. Desi Umiyati Masno b. KIA (bersifat UKP) :Nengsi mabarwati, A.Md.keb c. Gizi (Bersifat UKP) :iis ayu Nispawati, S.Farm d. Laboratorium :Muh. Afdal Jayadi, A.Md.kep e. Kefarmasian :iis ayu Nispawati, S.Farm

f. Tindakan/UGD :Nyoman Giri Muliarta, AMK

g. Rujukan :Nurhasanah, Amd.Keb

4. Jejaring Pelayanan Puskesmas a. Coordinator Jaringan

Puskesmas

:Satriani, Amd.Keb

b. PenanggungJawab Puskesmas keliling

:Umar marzuki, S.Kep.,Ns

c. Bidan Desa Aere :Ratnasari, Amd.Keb d. Bidan Desa Rubia :Selfiani, SST

e. Bidan Iwoi Menggura :Mansiar, amd.Keb f. Bidan Desa Pekorea :Sennahati, amd.Keb g. Bidan Desa Tinete :Ruhaeni, A.Md Keb h. Bidan Desa Aladadio :Tuti Lindasari, A.Md.Keb i. Bidan Desa Ulundoro :Rahma Yulia amir, Amd.Keb j. Bidan Desa Iwoimea Jaya :Sangkuriana, Amd.Keb k. Bidan Desa Watuoha :Andi Ika Tenriawaru,

Amd.Keb

l. Bidan Desa Awiu :Erna, Amd.Keb

m. Bidan Desa Taore :Misbawati, amd.Keb n. Bidan Desa Iwoimea Jaya :Masnia, S.Kep.,Ns o. Perawat Desa Aere :Rosna, S.Kep p. Perawat Desa Taore :Ambo Dale, S.Kep

q. Perawat Desa Pekorea :Andri juniawan, Amd.Kep

(26)

16

5. Penunjang Pelayanan Puskesmas

a. System Informasi Puskesmas :Marthinus AK, S.Kep b. Pengelola Data :Irma Rahayu, SKM c. Coordinator asset dan Farmasi :SriAyu anriani, Amd.Keb

d. Inventaris :Sri Ayu Anriani, Amd.Keb

e. Gudang Farmasi :Rikawati, amd.Keb

f. Bendara BOK :La Ngkaebala, S.Kep

g. Bendahara BPJS-JKN :Selviana Yulitasari, Amd.Keb

h. Bendahara Rutin :Nurhasanah, amd.Keb

i. Kepegawaian :Marthinus AK, S.Kep

j. Loket Obat :IIs Ayu Nispawati, S.Farm k. Penanggungjawab Ambulance :Anwar Amin

l. Penanggungjawab Ruang Pendaftaran

:Listiani, S.Kep.,Ns

m. Penanggungjawab Kasir :Nurhasanah, Amd.Keb n. PenanggungJawab Rekam

Medis

:Elvina, S.Kep.,Ns

o. P-Care :Listiani, S.Kep.,Ns

p. LB 1 :Desi Ratnasari, Amd.Keb

q. LB 3 :Nadriani, A.Md.Keb

r. LB 4 :Mila Karmila, Amd.Keb

s. Kematian :Hasrawati, S.Kep.,Ns

2.2 Profil Peserta

Nama : Elvina, S.Kep.,Ns

Nip : 19910325 202203 200 9

Pendidikan : SI Profesi Ners

Jabatan : Ahli Pertama – Perawat Unit Kerja : UPTD Puskesmas Aere

(27)

17

Tugas Dan Fungsi Perawat :

Uraian tugas jabatan fungsional kategori perawat ahli pertama sesuai jenjang jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagaimana tertuang dalam Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu 2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga 3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat 4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut 5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan

keperawatan

6. Melakukan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan 7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada

pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.

8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan

9. Mengajarkan tehnik control infeksi pada keluarga dengan penyakit menular

10. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu

11. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan 12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu

(merumuskan, menetapkan tindakan)

13. Menyusun rencana tindakan keperawatn pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistic

16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

17. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/ berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan 18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

(28)

18

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi 20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi 21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istrahat dan

tidur

22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh

24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu 25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

26. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

27. Melakukan Support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien 29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat

31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat 32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi 34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik 35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan

komunikasi

36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak

38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas

39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas

(29)

19

40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa

41. Melakukan perawatan luka

42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter 44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu

45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer

48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan

51. Melakukan preseptorship dan mentorship.

Pengalaman kerja: saya sebagai tenaga honorer di RSUD Buton Utara sejak tahun 2016-2021

2.3 Ringkasan Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN

2.3.1.Berorientasi Pelayanan

Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu: kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif;

persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas

(30)

20

dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, danketerjangkauan.

Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip- prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel,Berkeadilan.

Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:

a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu memahami mengenai beberapa hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:

a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi. Dengan demikian menjadi kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakannya baik dilakukan sendiri (oleh birokrasipemerintah) maupun bekerja sama dengan sektor swasta;

b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara. Artinya, para birokrat penyelenggara pelayanan publik harus paham bahwa semua fasilitas yang mereka nikmati (gedung, peralatan, gaji bagi ASN, protokoler, dsb.) dibayar dengan pajak yang dibayarkan oleh warga negara.

c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Karena

(31)

21

sifatnya yang demikian, sebagai seorang ASN Saudara harus paham bahwa kegagalan dalam berkontribusi untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas akan berakibat pada kegagalan kita sebagai bangsadalam mewujudkan cita-citabersama

d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara(proteksi).

Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa kriteria, yakni:

a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing- masing nilai. Kode etik juga terkadangdibuat untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis bolehdan tidak boleh dilakukan, misalnya yang terkait dengan konflik kepentingan. Dalam menyelenggarakan pelayanan publik jika terjadikonflik kepentingan maka aparatur ASN harus mengutamakan kepentingan publik dari pada kepentingan dirinyasendiri.

b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat di bentuk sebuah kode perilaku (code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut. Contoh perilaku spesifik dapat juga berupa

bagaimana penerapan SOP dalam memberikan

pelayanankepadamasyarakat.

c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan pelayananakan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini juga sejalan dengan employee value proposition atau employer branding ASN yakni “Bangga Melayani Bangsa”

Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut: nilai dasar; kode etik dan kode perilaku;

komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;

kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; kualifikasi

(32)

22

akademik; jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan profesionalitas jabatan.

Definisi nilai dasar sendiri adalah kondisi ideal atau kewajiban moral tertentu yang diharapkan dari ASN untuk mewujudkan pelaksanaan tugas instansi atau unit kerjanya. Sedangkan kode etik adalah pedoman mengenai kewajiban moral ASN yang ditunjukkan dalam sikap atau perilakuterhadap apa yang dianggap/dinilai baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun kode perilaku adalah pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan, tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari yang merujuk pada kode etik.

Mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari- hari, yaitu:

a. Memahami dan Memenuhi KebutuhanMasyarakat

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:

1) Mengabdi kepada negara dan rakyatIndonesia;

2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidakberpihak;

3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;dan 4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan DapatDiandalkan

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayananyang kedua ini diantaranya:

1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yangluhur;

2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;dan

3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti

(33)

23

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:

1) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

dan

2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Pelayanan publik erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai berorientasi pelayanan yang harus dilandasi perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis digital.

Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.

Kalimat Afirmasi : “Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat ”

2.3.2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk betanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN, Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan dan tanduknya sebagai pelayanan public kepada atasan, lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Jadi secara sederhana definisi Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan

Kode etik/Panduan Perilaku Amanah, seorang menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :

(34)

24

a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barangmilik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas diantaranya:

a. Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat memainkan peranan penting dan mengayomi Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dengan memberikan contoh, adanya komitmen tinggi terhadap pekerjaannya, terhindar dari aspek yang menggagalkan kinerja

b. Transparansi

Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup- tutupi.

Organisasi yang transparanmemiliki laporan yang jelas secara berkala sehingga seluruh anggota organisasi dan masyarakat dapat mengetahui kinerja organisasi tersebut.

c. Integritas

Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi segala hukum yang berlaku, undang- undang, kontrak, dan kebijakanyang berlaku.

d. Tanggung jawab (Responsibilitas)

Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.

e. Keadilan

Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas. Keadilan harus dipromosikan oleh pimpinan kepada lingkungan organisasinya agar tercipta organisasi yang akuntabel.

(35)

25

f. Kepercayaan

Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan yang akuntabel tidak lahir dari hal yang tidak dipercaya.

g. Keseimbangan

Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Dengan demikian akan tercipta kerja sama organisasi yang baik.

h. Kejelasan

Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara akuntabel, mereka harus memiliki kejelasanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta memiliki gambaran yang jelasakan tujuan dan hasil yangdi harapkan.

i. Konsistensi

Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

Table 2.2. Kata Kunci, Kalimat Afirmasi, Panduan Perilaku Akuntabel

KATA KUNCI KALIMAT

AFIRMASI

PANDUAN PRILAKU

➢ Integritas

➢ Transparan

➢ Konsisten(Integrity , Consistent)

➢ Dapatdipercaya

Kami Bertanggung jawab

atas kepercayaan yang diberikan

➢ Melaksanakan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,cermat,disiplin, dan berintegritas tinggi

➢ Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara tanggung

jawab,efektif,dan efisien

➢ Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

(36)

26

2.3.3. Kompeten

Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

Kalimat AFIRMASI : “Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas” Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, di sebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu : (a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, (b) Membantu orang lain belajar dan (c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Perilaku kompeten ini sebagaimana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri PANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pancapaian kinerja Individu dan tujuan organisasi/instansi. Adapun Kode Etik nilai Kompeten:

1. Meningkatkan kompetensi diri:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan.

b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dariinternet.

c. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis

online network.

d. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi ASN bekerja atau tempatlain.

e. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (Network), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.

2. Membantu orang lain belajar

a. Sosialisasi dan percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning tea/ coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.

b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif

(37)

27

dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).

c. Mengambil dan menembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repository di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (KnowledgeRespositories).

d. Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan (Knowledge Acces and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalamatn (lessonslearned).

3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

a. Pengetahuan menjadi karya : sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karyamanusia.

b. Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidupseseorang.

2.3.4. Harmonis

Arti kata harmoni secara umum adalah keselarasan, kesesuaian, kecocokan dan keseimbangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemendikbud, harmoni berarti pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat; keselarasan; keserasian.

Dalam bidang filsafat, harmoni atau harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.

Unsur-unsur yang dapat di tarik dari perumusan pengertian harmonisasi, antara lain:

a. Adanya hal-hal ketegangan yangberlebihan

(38)

28

b. Menyelaraskan kedua rencana dengan menggunakan bagian masing- masing agar membentuk suatusystem

c. Suatu proses atau suatu upaya untuk merealisasi keselarasan, kesesuaian, kecocokan, dankeseimbangan

d. Kerjasama antara berbagai faktor yang sedemikian rupa, hingga faktor- faktor tersebut menghasilkan kesatuan yangluhur.

Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.

2.3.5. Loyal

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu

“Loial”yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain :

a. Taat pada Peraturan

Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran anggota jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya pelaksanaan kerjaorganisasi.

b. Bekerja dengan Integritas

(39)

29

Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa besar dia menunjukan integritas mereka saat bekerja. Integritas yang sesungguhnya adalah “melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahui apakah anda melakukannya atau tidak”.

1.Tanggung Jawab pada Organisasi

Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.

2. Kemauan untuk Bekerja Sama

Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seseorang anggota secara individual.

3. Rasa Memiliki yang Tinggi

Adanya rasa memiliki anggota terhadap organisasi akan membuat anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi.

4. Hubungan Antar Pribadi

Pegawai yang memiliki loyalitas yang tinggi akan mempunyai hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap pemimpinnya. Hubungan pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.

(40)

30

5. Kesukaan Terhadap Pekerjaan

Sebagai seorang manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang pegawai yang memiliki sikap loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana.

6. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan

Pegawai yang loyal akan membagikan opini mereka, bahkan saat mereka tau bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka.

Namun, mereka ingi norganisasi menjadi lebih baik kedepannya.

Bahkan, terkadang mereka berani melawan akan sebuah keputusan yang memang dirasa kurangbaik.

7. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain

Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa memberikan contoh bagi pegawai lain. Mereka yang bisa menjadi teladan akan berpegang teguh pada nilai organisasi, berorientasi pada target, kemampuan interpersonal yang kuat, cepat adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah denganbaik.

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara, dengan kata kunci komitmen, dedikasi, konstribusi, nasionalisme, dan pengabdian, serta dengan adanya panduan perilaku:

a. Memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta Pemerintahan yangsah

b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara;serta c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

2.3.6. Adaptif

Adaptif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna menyesuaikan (diri) dengan keadaan. Adaptif berarti terus berinovasi dan antusias dalam

(41)

31

menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Adaptif memiliki kata kunci Inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif.

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitasyang ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.DiharapkansetiapASNnantinyamenanamkannilaiadaptifsehingga setiap ASN akan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan, terusberinovasi dan mengembangkan kreatifitas, serta selalu bertindak proaktif pada setiap perubahan.

2.3.7. Kolaboratif

Kolaboratif adalah merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai hasil positifbagi khalayak yang dilayani, dan membangun sistem yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang. Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber daya dan tanggung jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan

(42)

32

dan mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan bersama. Jika dikaitan dengan ASN, kolaboratif sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.

Seorang ASN harus bersedia untuk berbagi visi, misi, kekuatan, sumber daya dantujuan.SeorangASNyangprofesionaldalammenyelesaikantugas-tugasnya harus mampu berkolaborasi dengan berbagai elemen yang ada ditempatnya bekerja sehingga akan tercipta suatu kerjasama yang sinergis yang dapat memaksimalkan hasil dari tugas yang dilaksanakannya. Menurut perez lopes et al,2004. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:

1. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi

2. Organisasi menganggap Individu (Staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka

3. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadikesalahan)

4. Pendapat yang Berbeda didorong dan didukung dalam organisasi setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai

5. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik 6. kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong secara keseluruhan

setiap divisi memili kesadan terahadap kualitas layanan yang diberikan.

Esteve et al, 2013. Mengungkapkan beberapa aktivitas kolaborasi antar organisasi yaitu:

1. Kerjasama Informal

2. Perjanjian Bantuan Bersama 3. Memberikan pelatihan 4. Menerima Pelatihan 5. Perencanaan Bersama 6. Menyediakan Peralatan 7. Menerima Peralatan

8. Memberikan bantuan Teknis

(43)

33

9. Menerima Bantuan Teknis 10. Memberikan Pengelolaan Hibah 11. Menerima Pengelolaan hibah

Ansen dan gash, 2012. Mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu :

1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi

2. Face tof Face Dialogue : melakukan negosiasi dan baik dan bersunguh- sunggguh

3. Komitemen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan sharing ownership dalam proses serta keterbukaan terkait keuntungan bersama 4. Pemahaman Bersama : berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama

terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama 5. Menetapkan outcomeantara

Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat afirmasi “Kami membangun kerjasama yang sinergi” dalam melaksanakan setiap tugas-tugasnya. Kata kunci dari kolaboratif yang perlu dipegang oleh seorang ASN adalah:

a. Kesediaan bekerjasama.

b. Sinergi untuk hasil yang lebih baik.

Dalam melakukan Kolaboratif seorang ASN harus memperhatikan beberapa nilai-nilai (kode etik) yaitu :

a. Memberi kesempatan berbagai pihak untukberkontribusi b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah

c. Menggerakan pemamfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bekerja sama 2.3.8. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai

(44)

34

sehingga diharapkan agarselalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

a. Kepastianhukum;

b. Profesionalitas;

c. Proporsionalitas d. Keterpaduan e. Delegasi f. Netralitas g. Akuntabilitas h. Efektif dan efisien i. Keterbukaan j. Non diskriminatif k. Persatuan

l. Kesetaraan m. Keadilan n. Kesejahteraan 2.3.9. Smart ASN

2.3.9.1 Definisi

Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan Bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

(45)

35

2.3.9.2 Profil SMART ASN a. Integritas

Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/ atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya. (Permenpan RB Nomor 60 tahun 2020) b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaann nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.

c. Profesionalisme

Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (NuritaPutranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara professional harus diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme.

(Mustaqiem: JurnalKebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)

d. Berwawasan global

(46)

36

ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding- dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.

e. Menguasai IT dan Bahasa asing

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai Bahasa asing seperti Bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.

f. Hospitality

Merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.

g. Entrepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan

(47)

37

Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

h. Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lainatau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.

Literasi digital merupakan hal penting utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi digital, yaitu :

a. Etika bermedia digital

Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

1. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan etika berinternet (netiquette)

2. Pengetahuan dasar membedakan informasi apasaja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.

3. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku

4. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.

Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran) dan nilai kebijakan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.

(48)

38

a. Budaya bermedia digital

Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia 2. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak

sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.

3. Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika

4. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.

b. Aman bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)

2. Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.

3. Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan plat form digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed.

4. Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalamtransaksi digital sertaprotokol keamanan seperti PIN dan

(49)

39

kodeotentikasi.

c. Cakap bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP, Personal Computer/PC)

2. Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar

3. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting

4. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digita

Referensi

Dokumen terkait

Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu yang mengalami engorgement antara lain adalah : keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih

Daya dukung lahan dihitung dari total nilai produksi biohayati aktual yang ada pada lahan di wilayah tertentu, dibandingkan dengan kebutuhan lahan per hektar yang

Muncul gambaran tingkat kecemasan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah pada mahasiswa kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Universitas

(3) pengaruh kontinuitas belajar dan minat belajar teman sebaya terhadap tingkat kesulitan belajar. Penelitian asosiatif ini mengambil lokasi di FKIP Akuntansi UMS. Populasinya

MASTeR Universidad Internacional Menéndez Pelayo Máster en Cambio global INTERACCIONES ENTRE EL CLIMA Y LA MICRO-. BIOTA MARINA 15 Jesús Maria Arrieta López

Beberapa metode peramalan kuantitatif yang dapat diterapkan adalah metode Winter dan Dekomposisi yang karakteristik data permintaannya bersifat musiman (Gaspersz,

Penelitian dengan mengambil fokus Persepsi GPAI tentang pendidikan anti korupsi di MAN Kota Malang ini sebenarnya lebih ditekankan pada permasalahan-permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode De Novo Programming untuk menentukan jumlah Paving cetak yang harus