• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KELOMPOK PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL KELOMPOK PERIKANAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROFIL KELOMPOK PERIKANAN

POKDAKAN LUMBA NTOSA

(Nomor register : 1.1.52.06.06.0317 )

DESA BUGIS KECAMATAN SAPE KABUPATEN BIMA

PENYULUH PERIKANAN BANTU IRMA SUCIARNI, S.Pi

SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN

PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2020

(2)

2

PROFIL KELOMPOK PERIKANAN POKDAKAN LUMBA NTOSA

NO.REG.1.3.52.06.06.0317 DESA BUGIS KECAMATAN SAPE

KABUPATEN BIMA

PENYULUH PERIKANAN BANTU IRMA SUCIARNI, S.Pi

SATMINKAL GONDOL

PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(3)

3

DAFTAR ISI

i. COVER LUAR ... ... 1

ii. COVER DALAM ... 2

I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK A. Latar Belakang... ... 4

B. Tujuan ... 13

C. Visi dan Misi ... 13

a. Visi ... 13

b. Misi ... 13

II. DATA DASAR KELOMPOK A. Nama dan Alamat Kelompok ... 14

B. Peta Lokasi Kelompok ... 14

C. Penumbuhan dan Peningkatan Kelas Kelompok ... 15

D. Pengurus dan Anggota Kelompok ... 15

III. STRUKTUR ORGANISASI ... 16

IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK ... 17

A. Jenis Usaha ... 17

B. Jenis Ikan Yang Dipasarkan ... 17

C. Jenis Pemasaran ... 17

D. Sarana Pemasaran ... 17

E. Data Produksi dan produktifitas ... 19

F. Aset Kelompok Perikanan ... 20

G. Omset Usaha Anggota Kelompok ... 21

H. Program ... 22

V. DOKUMENTASI KEGIATAN ... 23

VI. PENUTUP ... 25

Lampiran 1. Daftar Tabel a. Tabel 1. Data Pengurus dan Anggota Kelompok ... 15

b. Tabel 2. Data Sarana Pemasaran ... 18

c. Tabel 3. Data Produksi dan Produktifitas ... 19

d. Tabel 4. Data Aset Kelompok Perikanan ... 21

e. Tabel 5. Omset Usaha Anggota Kelompok ... 21

2. Daftar Gambar a. Gambar 1. Peta Lokasi Kelompok ... 14

b. Gambar 2. Pendataan Sarana dan Prasarana ... 23

c. Gambar 3. Pendataan Produksi ... 23

d. Gambar 4. Stok Rumput Laut ... 24

e. Gambar 5. Pendataan Kualitas Pemasaran ... 24

(4)

4

1. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara. Jumlah pulau yang dimiliki oleh Indonesia adalah sebanyak 17.508 pulau dengan keseluruhan luas wilayahnya adalah sebesar 1,904,569 km². Pulau-pulau utama Indonesia adalah Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia.

Secara astronomis, Indonesia yang berada diantara Benua Asia dan Benua Australia ini terletak antara 6⁰LU - 11⁰08'LS dan dari 95⁰BT - 141⁰45'BT. Selain diapit oleh dua benua, Indonesia juga berada diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta dilintasi oleh garis khatulistiwa. Indonesia memiliki populasi sebanyak 260.580.739 jiwa. Jumlah penduduk 260 juta jiwa tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah pendududk terbanyak keempat di dunia sekaligus juga merupakan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi yang terletak di kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau besar yang yang membentuk Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Selain dua pulau besar tersebut, Provinsi Nusa Tenggara Barat juga memeiliki sekitar 280 pulau-pulau kecil.

Secara Geografis, Provinsi Nusa Tenggara Barat berada di 115⁰46' - 119⁰5' Bujur Timur dan 8⁰10' - 9⁰5' Lintang Selatan. Di Sebelah Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan di sebelah Selatannya adalah Samudera Indonesia. Di sebelah Barat adalah Selat Lombok (berbatasan

(5)

5

dengan Provinsi Bali) dan sebelah Timur adalah Laut Sape (Berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur).

Luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah 18.572,32 km² dengan jumlah pendudk sebanyak 5.155.440 jiwa. Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kota Mataram. Provinsi Nusa Tenggra Barat atau sering disingkat dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat ini termasuk dalam wilayah Indonesia tenngah dengan menggunakan Zona Waktu Indonesia Tengah atau WITA.

Secara administratif, Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi 8 Kabupaten dan 2 Kota. Berikut adalah daftar 8 Kabupaten dan 2 Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat beserta ibukota dan luas wilayahnya.

- Kabupaten Bima dengan luas 3.405,63 km² - Kabupaten Dompu dengan luas 2.391,54 km² - Kabupaten Lombok Barat dengan luas 8.96,56 km² - Kabupaten Lombok Tengah dengan luas 1.095,03 km² - Kabupaten Lombok Timur dengan luas 1.230,76 km² - Kabupaten Lombok Utara dengan luas 776,25 km² - Kabupaten Sumbawa dengan luas 6.643,98 km²

- Kabupaten Sumbawa Barat dengan luas 1.849,02 km² - Kabupaten Kota Bima dengan luas 222,25 km²

- Kabupaten Kota Mataram dengan luas 61,3 km²

Kabupaten Bima sebagai bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di ujung timur Pulau Sumbawa secara geografis terletak pada 118⁰44 - 119⁰10' Bujur Timur dan 08⁰08" - 08⁰57"

Lintang Selatan, memliliki wilayah pesisir seluas 2. 967,40 km² dari 4.596, 9 km² luas wilayah Kabupaten Bima, dengan Batasan wilayah sebelah Utara berbatasan dengan laut Flores, sebelah Selatan berbatasan dengan laut Indonesia, sebelah Timur

(6)

6

berbatasan dengan Kabupaten Dompu dan bersebelah dengan Kota Bima dari hasil pemekaran Kabupaten Bima.

Jumlah penduduk Kabupaten Bima sebanyak 407.323 jiwa, dari jumlah penduduk yang ada 5.991 jiwa bermata pencaharian sebagai nelayan (memiliki IUP) dan masih banyak lagi nelayan yang belum mengurus ijin, 1.553 jiwa bermata pencaharian sebagai pembudidaya udang dan ikan air payau, 51 jiwa bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan air tawar dan 502 jiwa bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan air laut.

Teluk Sape membentang sepanjang 72 Km, merupakan penyumbang tertinggi produksi ikan di Kabupaten Bima yang mencapai 12 ribu ton per tahun. Didukung dengan tersedianya dermaga pelabuhan dan pelelangan ikan, sektor perikanan menjadi faktor penentu utama fluktuasi ekonomi daerah ini. Hasil tangkapan nelayan Teluk Sape tak hanya menguasai pasaran lokal melainkan juga melintas ke pulau-pulau tetangga. Itu tak lain karena lancarnya distribusi melalui laut dan darat. Sebagiannya adalah komoditi ekspor seperti cakalang, serta hasil non ikan seperti mutiara dan rumput laut. Pengembangan teknologi penangkapan ikan dimasa mendatang, lebih ditekankan pada teknologi penangkapan yang ramah lingkungan untuk dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan, karena teknologi ini tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti merusak dasar perairan, dampak terhadap bio- diversity dan target komposisi hasil tangkapan, dan ikan tangkapan non target yang kurang termanfaatkan, mengingat hilangnya biota laut dalam struktur ekosistem akan mempengaruhi secara keseluruhan ekosistem yang ada. Selain itu penangkapan ikan ramah lingkungan dalam penerapannya pada dasarnya bersifat produktif dan hasil tangkapan mempunyai nilai ekonomis tinggi,

(7)

7

serta pengoperasiannya tidak merusak lingkungan dan kelestarian sumberdaya perikanan yang ada.

Jumlah penduduk Kecamatan Sape pada tahun 2017 sebanyak 57.812 jiwa, 28.952 Jiwa adalah penduduk laki-laki.

penduduklaki-laki dan penduduk perempuan.Dikaitkan dengan luas wilayahnya, Kecamatan Sape mempunyai kepadatan penduduk sebanyak 249.06 jiwa per kilometer persegi. Desa Oi Maci memiliki kepadatan yg tidak terlalu besar yaitu 9 jiwa per Kilometer persegi sedangkan yang terbesar yaitu desa Sari sebesar 1.624 Jiwa. Sementara itu jumlah kelahiran pada tahun 2017 mencapai 1.243 jiwa, sedangkan sedangkan kematian bayi hanya 1. Dengan demikian angka kematian bayi pada tahun 2017 di Kecamatan Sape kecil sekali hanya mencapai 0,08 persen. Jumlah rumah tangga pada tahun 2017 sebanyak 12.292 rumah tangga.

Sehingga dari 57.812 jiwa penduduk yang ada, ratarata setiap rumahtangga terdapat 4 orang anggota rumah tangga. Sumber air yang digunakan untuk memasak pada umumnya.

Desa Bugis memiliki luas wilayah 3.20 km2 dengan Presentase 1.38 % Sebagian Besar Penduduk Desa Bugis Bermata pencaharian Sebagai Nelayan dan Kegiatan Dibidang Perikanan Lainya. Tumbuh dan berkembangnya kelompok dalam masyarakat umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung kepada faktor pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu yang menjadi anggota kelompok

Pembangunan nasional sektor Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat di semua sektor sesuai dengan usahanya, agar lebih baik, lebih menguntungkan, lebih sejahtera, mandiri, terampil, dinamis, efisien dan professional, serta berdaya guna dengan tetap memperhatikan lingkungan yang terpelihara dan lestari. Masyarakat menjadi pelaku utama

(8)

8

perikanan, dan pemerintah berkewajiban mengarahkan, membimbing, melindungi, serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang.

Kelembagaan itu sendiri Adalah salah satu sistem yang normatif dan dijadikan sebagai wadah acuan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Hal demikian tak beda jauh seperti yang diamanahkan oleh idianto dalam paradigma berfikirnya terkait dengan kelembagaan. Lembaga di dalam sosiologi merupakan suatu system norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. System norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (reward system). System norma tersebut merupakan hasil proses berangsur-angsur menjadi suatu system yang terorganisasi.

Artinya, system itu telah teruji kredibilitasnya, dipercaya sebagai sarana mencapai tujuan tertentu, (Idianto, 2004).

Awal pembentukan kelompok pembudidaya Rumput Laut Lumba Ntosa ini adalah berlatar belakang ketika setiap masing- masing pembudidaya merasa kesulitan untuk menjual dan memasarkan produksinya secara individu. Kemudian muncul gagasan untuk membentuk suatu kelompok guna meringankan dan memudahkan pekerjaan terutama pada efesiensi waktu.

Berangkat dari kesepakatan bersama yang dilandasi oleh keinginan dan saling percaya, maka kelompok pembudidaya Rumput Laut Lumba Ntosa melakukan kegiatan ekonomi dibidang perikanan yaitu budidaya Rumput Laut.

kelompok ini didirikan pada tanggal 17 – 03 - 2017. dengan jumlah anggota 10 orang, kegiatan kelompok semacam ini akan dapat menjadi landasan usaha ekonomi produksi yang di harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota serta keluarganya.

(9)

9

Awal pembentukan kelompok pembudidaya Rumput Laut Lumba Ntosa ini adalah berlatar belakang ketika setiap masing- masing pembudidaya merasa kesulitan untuk menjual dan memasarkan produksinya secara individu. Kemudian muncul gagasan untuk membentuk suatu kelompok guna meringankan dan memudahkan pekerjaan terutama pada efesiensi waktu.

Potensi perikanan di Indonesia khususnya di Kabupaten Bima masih sangat melimpah untuk dimamfaatkan sebaik baiknya dan tentunya membutuhkan sebuah penanganan yang serius oleh Pengolah dan Pemasar itu sendiri, dan tentunya juga harus didukung dan dibantu oleh semua pihak terutama oleh Pemerintah Republik Indonesia agar potensi yang besar ini bisa membawa manfaat untuk kita semua. Kelompok yang kuat dan mandiri sudah sepatutnya mempunyai admininstrasi kelompok yang baik dan benar untuk menunjang semua aktivitas yang dilakukan kelompok tersebut.

Dengan demikian proses kemandirian kelompok akan dapat tercapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional.

Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat pelaku utama semakin dewasa untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan dari penyuluh perikanan.

Sebagai wahana kerja sama, kelembagaan pelaku utama perikanan merupakan cerminan dari keberadaan suatu kelompok.

Kelembagaan pelaku utama perikanan harus dapat berfungsi sebagai wadah kerja sama antar pelaku utama dalam upaya mengembangkan kelompok dan membina kehidupan pelaku utama.

(10)

10

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan pada kegiatan revitalisasi perikanan yang mempunyai pasar prospektif.

Permintaan dunia yang cukup tinggi menyebabkan hasil produksi yang berasal dari alam tidak mencukupi, sehingga harus dilakukan upaya budidaya. Saat ini, potensi lahan untuk budidaya rumput laut Indonesia sekitar 1,2 juta ha, namun baru termanfaatkan sebanyak 26.700 ha (2,2%) dengan total produksi nasional tahun 2004 berkisar 410.570 ton basah. Rumput Laut (sea weed) adalah salah satu komoditas perikanan yang dapat dipergunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

Budidaya rumput laut tidak memerlukan teknologi yang tinggi, investasi cenderung rendah, menyerap tenaga kerja yang cukup banyak serta menghasilkan keuntungan yang relatif besar.

Pengembangan usaha tersebut diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran (pro job), meningkatkan pendapatan masyarakat (pro growth) serta pada gilirannya nanti dapat menekan angka kemiskinan (pro poor).

Menilik dari potensi tersebut, maka tidaklah berlebihan jika dilakukan upaya peningkatan produksi pada komoditas ini di Wilayah Maluku melalui kegiatan revitalisasi. Provinsi Maluku sendiri memiliki perairan laut yang memberikan kehidupan bagi masyarakat di sektor perikanan, perhubungan dan parawisata.

Potensi wilayah laut Maluku memiliki sumberdaya alam yang belum dikembangkan secara optimal sampai saat ini. Sebagai salah satu komoditas unggulan, rumput laut mempunyai prospek pasar yang sangat besar dan menjanjikan serta baik untuk dikonsumsi lokal (dalam negeri) maupun luar negeri atau ekspor.

Di perairan laut Maluku ditemukan sekitar 75 jenis alga dan tersebar di perairan sekitar pulau Aru, Tanimbar, pulau-pulau terselatan, Seram dan Taliabu Barat (Nontji, 1987). Jenis rumput laut yang banyak dijumpai karena bernilai ekonomis tinggi dan

(11)

11

dikembangkan di masyarakat antara lain Euchemia cotoni dan Glacilaria spp.

Walaupun prospek bisnis rumput laut begitu cerah, tetapi dalam upaya pengembangannya masih banyak kendala yang dihadapi. Di bidang budidaya misalnya, ketersediaan bibit yang berkualitas masih jarang dilakukan, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya juga masih terdapat kendala.

Telah diketahui bahwa untuk mencapai suatu produksi yang maksimal di dalam kegiatan budidaya rumput laut, maka diperlukan beberapa faktor pendukung, diantaranya pemakaian jenis yang bermutu, teknik budidaya yang intensif, pascapanen yang tepat dan kelancaran hasil produksi. Selain itu kunci suksesnya pengembangan rumput laut di Provinsi Maluku yaitu perlu adanya kesamaan persepsi, komitmen dan sinergi program di antara pihak-pihak yang terlibat seperti : Pemda, investor, petani, perbankan dan pihak terkait lainnya.

Dengan demikian, pengembangan rumput laut di daerah ini akan dapat dilakukan secara terencana dan berkesinambungan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mengurangi kerusakan lingkungan darat terutama akibat kegiatan penggalian tambang. Permasalahan inilah yang menjadi dasar bagi kami untuk melakukan usaha budidaya Rumput Laut sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Untuk itu, dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, maka kami telah menyusun proposal bagi pihak-pihak terkait sebagai acuan untuk mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan bantuan.

Berdasarkan Aspek ekonomis, rumput laut merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Selain itu, rumput laut dapat dijadikan

(12)

12

sebagai bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue dan menghasilkan bahan algin, karaginan dan fluseran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan lain sebagainya.

Dari sudut pandang lain, budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam proses budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga dan anak-anak. Selain itu masa panen atau produksinya relatif singkat jika dibandingkan dengan budidaya laut yang lain misalnya bandeng, udang dan kerang.

Pangsa pasar rumput laut juga sangat luas baik dalam ataupun luar negeri. Bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidaya masih kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas.

Ditinjau dari sisi lahan, usaha budidaya rumput laut tidak banyak kendala. Budidaya dapat dilakukan di hampir seluruh perairan laut nusantara, namun tergantung pada jenis dan metode budidayanya serta jenis rumput laut yang akan dibudidayakan.

Dari sisi penerapan teknologi, budidaya rumput laut juga jauh lebih mudah, efisien serta ekonomis dibandingkan teknologi yang digunakan dalam budidaya produk kelautan lainnya.

Dengan adanya aktifitas budidaya tentunya keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya; berkurangnya jumlah pengangguran, meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya pendapatan asli daerah (PAD), persaingan usaha semakin ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada akhirnya akan tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.

Aspek Sosial, perkembangan usaha budidaya rumput laut jika dilakukan di Maluku akan memberikan keuntungan bagi

(13)

13

kehidupan masyarakat disekitar lokasi budidaya. Keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah kesempatan kerja yang tersedia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari masyarakat sekitar dan nelayan yang beroperasi di perairan sekitar lokasi budidaya sangat diperlukan. Dengan adanya usaha budidaya rumput laut ini dan juga tersedianya potensi pasar yang luas diharapkan mampu menumbuhkan semangat kerja dan semangat berwirausaha masyarakat setempat.

Aspek ekologis, komoditas rumput laut memberikan banyak manfaat terhadap lingkungan sekitarnya antara lain adalah dapat mengkonservasi lahan pesisir terhadap berbagai aktivitas penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan, seperti penggunaan racun/bom untuk penangkapan ikan. Rumput laut juga merupakan salah satu bagian penting dari ekosistem pesisir, yang secara ekologis memiliki peranan dan fungsi ekologis yang sama dengan ekosistem pesisir lainnya seperti; mangrove, lamun dan karang. Selain untuk mendapatkan keuntungan secara ekonimis, diharapkan usaha budidaya ini juga merupakan salah satu cara untuk melestarikan ekosistem rumput laut itu sendiri dan juga turut serta dalam upaya mengembangkannya yaitu melalui pemanfaatan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya dengan teknik kloning dan sistem kultur.

Aspek biologis, rumput laut memiliki klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis di perairan. Sehingga tumbuhan ini memegang peranan sebagai produsen primer penghasil bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan. Aspek dampak lingkungan, sebagaimana biasanya, budidaya pasti mensyaratkan lokasi yang bebas dari polusi dan pencemaran air. Selama masa pemeliharaan sampai dengan masa panen, rumput laut tidak diberikan pakan, akan tetapi rumput laut mendapatkan makanan dan nutrisi dari yang tersedia di perairan laut.

(14)

14

Jenis biota yang sering dibudidayakan adalah rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi antara lain Eucheuma sp., Gracilaria sp.

dam Gelidium sp. Namun, rumput laut yang akan diusahakan dalam usaha budidaya ini adalah Eucheuma sp. Eucheuma sp memiliki berbagai bentuk, tekstur dan variasi warna thalus.

Rumpun terbentuk dalam berbagai jenis percabangan. Jenis Eucheuma sp termasuk dalam kelas Rhodophyceae, ordo Gigartinales, Famili Solieriaceae, mempunyai thalus yang silindris, berduri kecil-kecil dan menutupi thalus. Percabangan tidak teratur sehingga merupakan lingkaran, ujungnya runcing berwarna coklat ungu atau hijau kuning.

Jenis ini hidup di daerah pasang surut dengan kedalaman air antara 30 – 50 cm pada waktu surut terendah. Cara hidupnya dengan menempelkan diri pada substrat. Rumput Laut mendapatkan makanan dari nutrisi yang terkandung dalam air.

Tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai pergerakan air serta sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis.

Gerakan air, selain berfungsi untuk menyuplai zat hara, juga membantu memudahkan rumput laut menyerap zat hara, membersihkan kotoran yang ada, dan melangsungkan pertukaran CO2 dengan O2. Gerakan air mengalir (arus) yang baik untuk pertumbuhan rumput laut antara 20 – 40 cm/detik dan gelombang/ombak tidak lebih dari 30 cm. Bila arus air lebih cepat atau ombak yang terlalu tinggi, dapat dimungkinkan terjadi kerusakan tanaman, seperti patah ataupun terlepas dari substratnya.

Selain itu, penyerapan zat hara akan terhambat sehingga sulit untuk diserap oleh thalus rumput laut. Jenis penting dari genus Eucheuma antara lain E. cottonii, E. spinosum, E. edule, E. alvarezii atau Kappaphycus alvarezii. Eucheuma cottonii adalah jenis yang dipilih untuk dibudidayakan. Pada E. cottoni spinanya tidak teratur atau tumpul dan percabangannya tidak teratur.

(15)

15

Pemilihan lokasi merupakan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Lokasi budidaya, terutama dari segi ekologi akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan pengembangan sektor lain, seperti perikanan, pertanian, pelayaran, pariwisata, pertambangan, perlindungan sumberdaya alam, serta kegiatan alam lainnya. Lokasi yang baik bagi budidaya rumpu laut, terutama Eucheuma sp. adalah yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang besar. Lokasi tersebut sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan fisik sarana prasarana budidaya serta pertumbuhan rumput laut.

Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan teluk atau perairan yang terlindung oleh penghalang atau adanya pulau. Lokasi tersebut juga diharapkan berdekatan dengan sarana jalan dan tempat tinggal pemilik. Kedekatan tersebut karena akan mempermudah dalam kegiatan monitoring, penjagaan keamanan, pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit dan hasil panen.

Selain itu, untuk mengantisipasi masalah keamanan dan perbuatan sabotase, pengamanan baik secara individual maupun bersama-sama harus dilakukan. Beberapa pemilik usaha berupaya menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar.

Komunikasi yang baik dengan aparat pemerintah dan keamanan setempat juga harus dilakukan, terutama menyangkut masalah konflik kepentingan dengan beberapa kegiatan perikanan seperti penangkapan ikan, pengumpulan ikan hias, KJA, dan kegiatan non perikanan seperti pariwisata, perhubungan laut, industri dan taman nasional laut.

Dasar perairan yang sesuai bagi pertumbuhan Eucheuma sp adalah bersifat stabil dan padat. Dasar terdiri dari potongan- potongan karang mati bercampur pasir yang secara alami akan menjadi substrat bagi rumput laut. Substrat tersebut biasanya juga ditumbuhi oleh komunitas yang terdiri dari berbagai jenis

(16)

16

makro-algae. Eucheuma sp dapat hidup dan tumbuh dengan baik pada kedalaman air minimal 50 – 60 cm saat surut terendah.

Kondisi ini menghindarkan rumput laut mengalami kekeringan serta mengoptimalkan perolehan sinar matahari.

Rumput Laut merupakan organisme yang memperoleh makanan (nutrien) melalui arus. Gerakan air yang cukup kuat akan membawa nutrisi dan sekaligus mencuci kotoran yang menempel pada thalus. Arus yang cukup kuat juga membantu suplai oksigen dan mengatasi kenaikan temperatur air laut yang ekstrim. Kecepatan arus yang dianggap cukup untuk budidaya rumput laut berkisar 20 - 40 cm/detik. Suhu yang baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar 20 – 28 ºC. Indikator lokasi yang memiliki arus yang baik adanya tumbuhan karang lunak, padang lamun yang bersih, dan dasar perairan miring ke satu arah.

Pada habitatnya, Eucheuma sp tumbuh pada kisaran salinitas air laut antara 28 – 34 ppt. Penurunan salinitas akibat masuknya air tawar akan menyebabkan pertumbuhan Eucheuma sp menjadi tidak normal dan berwarna pucat. Upaya untuk memperoleh perairan dengan kondisi salinitas yang optimal adalah dengan menghindari lokasi yang berdekatan dengan muara sungai.

Tingkat kecerahan perairan yang tinggi sangat dibutuhkan pada budidaya rumput laut. Tingkat kecerahan dimaksudkan agar cahaya matahari dapat menembus permukaan ke dalam air.

Intensitas sinar yang diterima secara sempurna oleh thalus merupakan faktor utama dalam proses fotosintesis. Kondisi air yang jernih dengan tingkat transparansi sekitar 2 – 5 meter cukup baik bagi pertumbuhan rumput laut.

(17)

17 B. Tujuan

Pedoman Administrasi dan Profil Kelompok Kelautan dan Perikanan bertujuan memberikan arah dan pedoman bagi Penyuluh Perikanan, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan dan stakeholder terkait dalam melakukan pembinaan kelompok kelautan dan perikanan

Meningkatkan peran serta tokoh masyarakat, aparatur pemerintah dan stakeholder bidang kelautan dan perikanan lainnya; dalam hal perolehan umpan balik untuk penguatan sektor kelautan dan perikanan.

C. Visi dan Misi a. Visi

Mewujudkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan berbasis kepentingan nasional.

b. Misi

1. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan sumberdaya berbasis pemberdayaan

masyarakat.

2. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan teknologi inovatif

3. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan.

(18)

18

II. DATA DASAR KELOMPOK

A. Nama dan Alamat Kelompok Kalautan dan Perikanan

a. Nama : POKDAKAN LUMBA NTOSA

b. Nomor Badan Hukum : -

c. Alamat : Desa Bugis Kec. Soromandi

d. Dusun : Gudang

e. Keluruahan/Desa : Desa Bugis

f. Kecamatan : Sape

g. Kabupaten/Kota : Kab. Bima h. No.Telp/Fax Sekretariat : -

i. No. HP Ketua Kelompok : 085338921321

j. Email : -

k. Koordinat : 8034’24’’S,11901’28’’E B. Peta Lokasi Kelompok :

Gambar 1. Peta Lokasi Kelompok

(19)

19 C. Penumbuhan Kelompok

a. Tanggal/Bulan/Tahun Pendirian : 17 Maret 2017

b. Kelas Kelompok : Pemula

c. Nomor Sertifikat Pengukuhan : 6 tahun 2017 Peningkatan Kelompok

a. Tanggal/Bulan/Tahun Pendiri : -

b. Kelas Kelompok : -

c. Nomor Sertifikat Pengukuhan : - D. Pengurus dan Anggota Kelompok

Kelompok Pembudidaya Ikan Lumba Ntosa memiliki anggota sebanyak 10 orang. Sebagaimana rincian sebagai berikut :

No Nama L/P Umur

(Tahun)

Pendidikan

Terakhir Alamat Jabatan di Kelompok

1 Elyasa L 32 PT Bugis Ketua

2 Abdul Razak L 50 SD Bugis Sekretaris

3 Rukayah P 31 SMA Bugis Bendahara

4 Ishaka L 54 SD Bugis Anggota

5 Abdullah L 46 SD Bugis Anggota

6 Suhardin L 30 SD Bugis Anggota

7 Arsyad L 75 SD Bugis Anggota

8 Safrin L 32 SMA Bugis Anggota

9 M. Tahir L 61 SD Bugis Anggota

10 Makarau L 59 SD Bugis Anggota

Tabel 1. Data Pengurus dan Anggota Kelompok

(20)

20

III. STRUKTUR ORGANISASI

Pembina Kepala Desa Bugis

SEKRETARIS Abdul Rajak

BENDAHARA Rukayah

Penyuluh Perikanan Irma Suciarni, S.Pi

KETUA Elyasa

Anggota 1. Ishaka 2. Abdullah 3. Safrin 4. Arsyad 5. Makarau 6. Suhardin 7. M. Taher

(21)

21

IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK a. Jenis Usaha : Budidaya Rumput Laut b. Komoditas Yang Usahakan :

- Rumput Laut : 75 Ha

c. Luas Lahan Usaha Perikanan :

Luas Lahan Usaha Perikanan sebesar 68 Ha, dengan rincian :

No Nama Anggota

Kepemilikan Lahan Usaha

(ha) Status

Kepemilikan Lahan

Jumlah (ha) Kolam Sawah

Tambak Rumput Laut

1. Elyasa - - 7 Milik 7

2. Abdul Razak - - 8 Milik 8

3. Rukayah - - 7 Milik 7

4. Ishaka - - 8 Milik 8

5. Suhardin - - 7 Milik 7

6. Arsyad - - 8 Milik 8

7. Ibrahim - - 8 Milik 8

8. Safrin - - 7 Milik 7

9 M. Tahir - - 8 Milik 8

10. Makarau - - 8 Milik 8

d. Sarana Produksi dan Produktivitas

No Komoditas Luas

(ha) Produksi

(ton) Produktivitas

(ton/ha) Keterangan Polikultur

1 Rumput Laut 68 1 2 -

e. Aset Kelompok Perikanan

No Jenis Barang Jumlah Nominal (Rp)

1 Sarana Budidaya

(Rakit) 10 Unit Rp. 70.000.000,- 2 Perahu Pengangkut 4 Unit Rp. 36.000.000,-

(22)

22

3 Gudang 1 Rp. 15.000.000,-

f. Omset Usaha Anggota Kelompok

Omzet kelompok sebesar .selama I tahun, dengan rincian :

No Nama Anggota Kelompok Omzet per tahun (Rp)

1 Elyasa 20.000.000

2 Abdul Razak 16.000.000

3 Rukayah 17.000.000

4 Ishaka 16.000.000

5 Suhardin 17.000.000

6 Arsyad 16.000.000

7. Ibrahim 18.000.000

8. Safrin 17.000.000

9. M. Tahir 16.000.000

10. Makarau 17.000.000

TOTAL 170.000.000

(23)

23 g. Program

 Untuk meningkatkan solidaritas dan kekompakan dalam kelompok, POKDAKAN LUMBA NTOSA sering melakukan kegiatan pertemuan kelompok yang rutin dilakukan setiap minggu sekali dan dilakukan secara bergiliran di rumah masing – masing anggota kelompok. Selain pertemuan rutin, terkadang juga dilakukan pertemuan yang sifatnya insidentil sesuai dengan kebutuhan kelompok.

 Pertemuan bulanan dengan penyuluh : ada 2-3 Kali/bulan

 Melakukan Pendataan KUSUKA

 Melakukan Pendataan Rumah Tangga Produksi (RTP)

 Menfasilitasi Pembuatan IUMK

 Memfasilitasi dalam akses pasar perikanan

(24)

24

V. DOKUMENTASI KEGIATAN

(25)

25

(26)

26

VI. PENUTUP

Demikian sekilas tentang profil kelompok kami, profil ini kami susun tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan. Akan tetapi dengan niat yang kuat dan keyakinan yang bulat, profil ini disusun sebagai bukti fisik administrative Kelompok Pemasaran dan Pengolahan (POKDAKAN) LUMBA NTOSA. Besar harapan bila kedepannya ada pemihakan dan bimbingan kepada kelompok kami, Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih

.

Referensi

Dokumen terkait

jasa hotel menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah dengan cara :. mengalihkan tarif pajak sebesar 10% dengan dasar

[r]

Jadi, metode mempunyai hubungan dengan prosedur, proses atau teknis yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing skripsi

Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pendapatan jasa adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan layanan yang diberikan oleh

Dengan sistem penagihan tunggakan pajak kendaraan bermotor yang ada di Bapenda Magetan dimulai dari mengeluarkan berbagai surat perpajakan diantaranya Surat

• Foshan: kota di tengah-tengah Provinsi Guangdong, populasi 7,1 jiwa pada tahun 2010, merupakan kota industri terbesar ketiga di Cina Selatan setelah Shenzhen

Formulir pemesanan pembelian Unit Penyertaan MEGA DANA CAPITAL GROWTH beserta bukti pembayaran dan fotokopi bukti jati diri dan dokumen pendukung yang telah diterima