• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Pandemi COVID-19 Bagi Guru Dalam Menerapkan Moda Daring pada Pembelajaran IPS SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Dampak Pandemi COVID-19 Bagi Guru Dalam Menerapkan Moda Daring pada Pembelajaran IPS SD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Dampak Pandemi COVID-19 Bagi Guru Dalam Menerapkan Moda Daring pada Pembelajaran IPS SD

Anisa Meliyanti1, Luthfi Hamdani Maula2, Andi Nurrochmah3

1,2,3 Peguruan Tinggi Muhammadiyah : Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Sukabumi, Sukabumi, Indonesia, 43113

Email: anisameliyanti.am@gmail.com; luthfihamdani@gmail.com; andi.nurochmah@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendapatkan informasi mengenai gambaran dampak pandemi covid-19 bagi guru dalam menerapkan moda daring khususnya pada pembelajaran IPS di kelas 4 sekolah dasar. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif karena menganalisis suatu permasalahan yang terjadi. Pada penelitian kualitatif tidak bersifat menguji atau menolak suatu hipotesis, akan tetapi cenderung kepada menemukan permasalahan baru. Dalam penelitian ini responden sebanyak 3 orang guru di SDN Cipanengah CBM. Untuk tujuan kerahasiaan, responden diberi inisial ibu NK, ibu MA, dan ibu RN. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi berupa foto dan rekaman suara. Penelitian menggunakan wawancara semi terstruktur dengan daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan pengembangan literatur terkait. Responden untuk penelitian ini adalah para guru kelas 4.1, 4.2, dan 4.3 di SDN Cipanengah CBM. Hasil dari penelitian ini terdapat dampak positif yang dirasakan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran moda daring berupa fleksibilitas dan hemat tenaga. Sedangkan dampak negatif yang dialami guru dalam menerapkan pembelajaran moda daring yaitu boros kuota internet, pembelajaran tidak tersampaikan secara penuh, dan tidak dapat melihat secara langsung proses belajar siswa sehingga menyebabkan proses penilaian tidak efektif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu lebih banyak terdapat dampak negatif dari pada dampak positif yang dialami guru dalam menerapkan moda daring pada pembelajaran IPS di kelas 4 SDN Cipanengah CBM.

Kata kunci : pandemi covid-19, pembelajaran moda daring, ips, sekolah dasar.

PENDAHULUAN

Coronavirus Disease atau Covid -19 ini merupakan penyakit jenis baru yang dapat menginfeksi sistem pernapasan manusia serta termasuk jenis penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja. Yuliana (2020) menyatakan bahwa coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Menurut Susilo dkk (2020) juga menyatakan bahwa virus ini dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian bagi penderitanya.

Coronavirus Disease atau yang biasa disebut virus corona ini menular sangat cepat. Selain itu dibuktikan juga oleh jumlah korban yang masih terus bertambah di sejumlah

negara terdampak. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menyarankan agar warganya tetap di rumah saja untuk menekan penyebaran virus ini.

Kebijakan tersebut diresmikan oleh Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015) pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan melalui jejaring web. Melalui perangkat dan media yang mendukung pembelajaran jenis ini dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran jenis ini memanfaatkan jaringan internet pada proses interaksi pembelajarannya dan menggunakan teknologi mobile yang mendukung sebagai perangkatnya, contohnya seperti telepon pintar dan komputer jinjing. Berbagai aplikasi dapat digunakan sebagai media interaksi belajar mengajar sudah tersedia seperti yang saat ini mulai ramai digunakan diantaranya google classroom, video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group.

Terdapat kelebihan dan kekurangan pembelajaran moda daring. Menurut Awaluddin (2015) salah satu bentuk kelebihan pembelajaran moda daring ialah fleksibilitas yang merupakan salah satu keunggulan pembelajaran dengan moda daring yang tidak terdapat pada moda tatap- muka. Sedangkan kekurangan pembelajaran moda daring dikemukakan oleh Barangan (2017) yaitu terletak pada biaya besar yang dikeluarkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pembelajaran di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang kompleks, hampir semua pelajaran diampu oleh 1 guru yakni wali kelas. Dalam pembelajaran di sekolah dasar terdapat beberapa materi yang mengharuskan siswa untuk melakukannya secara langsung

(2)

seperti misalnya dalam pembelajaran IPS terdapat dimensi keterampilan serta dimensi nilai dan sikap yang biasanya dilihat dan dinilai oleh guru secara langsung berdasarkan tindakan yang siswa lakukan. Dimensi- dimensi tersebut merupakan tujuan dasar mata pelajaran IPS yakni memberi bekal kemampuan dasar agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungan siswa. Sedangkan penerapan dimensi-dimensi dalam pembelajaran moda daring ini cukup sulit dilakukan.

pendidikan yang komprehensif IPS memiliki program yang mencakup 4 dimensi. Menurut Sapriya (2015) dimensi- dimensi itu diantaranya (1) dimensi pengetahuan (knowledge); (2) dimensi keterampilan (skills); (3) dimensi nilai dan sikap (values and attitudes); dan (4) dimensi tindakan (action). Dimensi ini digunakan oleh guru untuk menilai siswanya dalam bentuk keempat dimensi ini.

Sejalan dengan itu, Trianto menytakan bahwa IPS adalah Ilmu yang mempelajari berbagai fakta, konsep, peristiwa, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial . IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu- ilmu sosial seperti sejarah, geografi, politik, ekonomi, hokum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integasi antara berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum, dan budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai dampak dan kendala dari pandemi covid-19 bagi guru dalam menerapkan pembelajaran moda daring, khususnya pada pembelajaran IPS kelas 4 SDN Cipanengah CBM menggunakan metode kualitatif deskriptif.

KAJIAN LITERATUR

• Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan penelitian sudah dilakukan terlebih dahulu dan ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu:

1) Penelitian dengan judul Penelitian dengan judul

“Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring” yang diteliti oleh Bilfaqih dan Qomarudin (2015) mengungkapkan pengertian pembelajaran daring pengembangannya hingga evaluasi dan optimalisasi dalam pembelajaran daring.

2) Penelitian dengan judul Penelitian dengan judul

“Corona Virus Desease (Covid-19)” yang diteliti oleh Yuliana (2020) mengungkapkan penelitian terhadap virus corona dan kemudian diperoleh hasil penelitian salah satunya yaitu corona virus sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat dinonaktifkan oleh disinfektan.

• Landasan Teori

1) Pandemi Wabah Covid -19 (Coronavirus Desease) Wabah covid -19 ini merupakan penyakit menular yang utamanya menginfeksi hewan dan juga dapat menginfeksi manusia dengan 6 jenis virus serupa.

Infeksi covid -19 pada manusia dapat berupa

gejala-gejala flu ringan, sedang dan berat, bahkan dapat menyebabkan kematian

2) Guru

Guru profesional harus memiliki persiapan matang sebagai bentuk kemampuan dan kewenangan dalam menjalani profesinya. Persiapan matang yang dimaksud berupa kompetensi guru yang terdiri dari 4 kriteria yakni kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

3) Moda Daring

Pembelajaran moda daring adalah jenis cara pembelajaran melalui jaringan internet.

Pembelajaran moda daring ini mempunyai tujuan untuk memberikan layanan pembelajaran bermutu melalui jaringan internet.

4) IPS di SD

Pembelajaran IPS di sekolah dasar berdasar kepada aspek kehidupan nyata yang disesuaikan dengan kemampuan berpikir, kebiasaan, sikap, perilaku, dan karakteristik usia siswa.

Pembelajaran IPS di sekolah dasar memuat materi sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar yaitu untuk membentuk siswa menjadi warga sosial dan warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif pendekatan penelitiannya menggunakan metode induktif yang digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dari pandemi covid-19 bagi guru dalam menerapkan pembelajaran moda daring, khususnya pada pembelajaran IPS kelas 4 sekolah dasar. Menurut Sugiyono (2015) metode kualitatif untuk menguji hipotesis/teori . Untuk tujuan kerahasiaan,responden diberi inisial NK, MA, dan RN. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dan daftar pertanyaan disusun untuk wawancara dikembangkan berdasarkan literatur terkait. Dibyantoro menyatakan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Responden untuk penelitian ini adalah guru kelas 4.1, 4.2, dan 4.3 di SDN Cipanengah CBM. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berpedoman kepada kisi-kisi wawancara sebagai berikut :

Tabel 1. Kisi-Kisi Wawancara Guru

(3)

Dalam pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti.

Pengumpulan data ini dilakukan di salah satu ruangan kelas di sekolah dasar tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis data dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Aktivitas tersebut adalah reduksi data ( data reduction), penyajian data (data display), dan conclusion drawing/

verification (Sugiyono, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran dampak pandemi covid-19 bagi guru dalam menerapkan moda daring khususnya pada pembelajaran IPS di kelas 4 sekolah dasar di Sukabumi.

Semua tanggapan responden adalah kutipan asli, dan mereka telah dikutip sebagaimana dinyatakan oleh para responden. Tanggapan responden dikutip dan disusun berdasarkan kisi-kisi wawancara guru.

• Proses Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 Untuk mengetahui proses pembelajaran daring selama pandemi covid-19 di SDN Cipanengah CBM, penulis melakukan wawancara dengan guru kelas 4.1 yaitu ibu NK mengatakan “Pembelajaran secara daring berlangsung lancar dan baik, hal ini karena peran keaktifan orangtua siswa yang bagus”. Sedangkan menurut ibu MA selaku guru kelas 4.2 menyatakan bahwa “Pembelajaran berlangsung melalui daring, dengan pembelajaran yang lebih sederhana, lebih ke intinya saja, tidak dilakukan secara rinci seperti pada pembelajaran tatap muka biasanya. Penyampaiannya melalui whatsapp chat, pesan suara, dan lainnya.”

Pendapat yang sama diungkapkan oleh guru kelas 4.3 yakni ibu RN menyatakan bahwa Pembelajaran selama pandemi covid-19 dilaksanakan melalui sistem pembelajaran daring dengan dibantu keluarga di rumah.

Namun target pencapaian hariannya dikurangi, tidak seintens seperti pada pembelajaran tatap muka.

Kebanyakan menyampaikan tugas sih. Tugasnya menyesuaikan pada materi saja. Bentuk tugasnya bervariasi, ada yang bentuk foto tugas, ada catatan suara, video, dan lain-lain.

Selanjutnya guru kelas 4 menyampaikan mengenai antusiasme siswa dalam belajar daring. Dalam hal ini ibu NK menyatakan bahwa “Alhamdulillah siswa semangat belajar daring, dibantu orangtua juga yang antusiasnya

bagus”. Lain halnya dengan ibu MA yang menyatakan bahwa Antusias siswa lebih menurun. Sebetulnya siswa lebih antusias apabila pembelajaran dilakukan secara tatap muka langsung, mungkin karena tidak bertemu teman dan guru seperti di kelas. Malahan lebih antusias orangtuanya. Sejalan dengan ibu MA, ibu RN menyatakan hal yang serupa bahwa “Kalo dari segi antusias sih cenderung lebih antusias orangtuanya.

Karena mungkin di rumah dan juga lebih banyak dikondisikan oleh orangtua atau keluarga, jadi siswa merasa suasananya lebih santai”.

Informan menyatakan beberapa sumber dan aplikasi yang digunakan pada pembelajaran moda daring di kelas IV SDN Cipanengah CBM. Pernyataan terkait sumber dan aplikasi pembelajaran daring diungkapkan oleh ibu NK yang menyatakan sering menggunakan aplikasi “Whatsapp, youtube juga pernah, buku tema, dan LKS” sebagai sumber dan aplikasi pembelajaran daring. Pernyataan yang sama dinyatakan oleh ibu MA yakni : “Aplikasi yang sering dipakai google form, untuk medianya lebih ke youtube, LKS dan buku tema sebagai materi tambahannya. Untuk penyampaiannya menggunakan whatsapp group khusus daring. Anak juga disarankan menonton saluan TVRI, merupakan anjuran pemerintah juga”.Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh ibu RN bahwa : “Google form, youtube untuk penjelasan media, buku tema dan LKS untuk tugas tambahan. Menggunakan whatsapp group khusus daring sebagai media penyampaian tugas, serta menyarankan anak untuk nonton saluran TVRI anjuran pemerintah”.

Selanjutnya Ibu NK menyatakan bahwa aplikasi yang paling sering digunakan yaitu “Whatsapp sih yang paling sering dipakai, karena banyak juga fitur di dalamnya, paling saya ambil gambar atau videonya dari google dan youtube dengan alasan itu yang paling mudah menurut saya”. Dalam hal ini ibu MA mengungkapkan bahwa aplikasi yang paling sering digunakan yakni “Whatsapp, youtube, google form.

Alasannya lebih simpel saja”. Pendapat serupa dinyatakan oleh ibu RN yaitu “Yang paling sering whatsapp, youtube, google form. Bisa saja menggunakan aplikasi yang lebih canggih, namun tidak semua orangtua siswa paham”.

Peneliti diberikan informasi mengenai upaya para guru dalam mengefektifkan pembelajaran moda daring sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

Ibu NK menyatakan upayanya dalam mengefektifkan pembelajaran daring yaitu : Agar efektif, tema dan materi pembelajaran serta tujuan pembelajaran selalu disampaikan pertama selanjutnya motivasi. Intinya to the point tapi harus singkat padat dan jelas. Guru harus sudah meringkas dan mempersiapkan pembelajaran di malam sebelum pembelajaran berlangsung sehingga anak bisa langsung memahami, karena waktu yang terbatas juga, tidak seperti pembelajaran di kelas.

Adapun upaya yang diungkapkan ibu MA yakni : Untuk mengefektifkan pembelajaran biasanya tujuan pembelajaran dan standar pencapaian yang harus

No Aspek No

Item 1

Proses pembelajaran moda daring selama pandemi covid- 19

1, 2, 3, 4,5,6,7, 2 Proses pembelajaran IPS

melalui moda daring 8,12,13 3 Faktor pendukung dan

penghambat

9, 11, 14 4 Upaya mengatasi hambatan 10 5 Harapan kondisi masa pandemi

covid-19 15

(4)

dikuasai selalu disampaikan, agar orangtua bisa tau target pencapaian dan pencapaian anak sampai dimana dan seperti apa. Dalam hal ini ibu RN mengungkapkan bahwa upayanya dalam mengefektifkan pembelajaran daring yaitu : Sebenarnya secara keseluruhan tersampaikan namun intinya saja. Agar lebih efektif biasanya saya menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran serta target pencapaiannya, misalnya setelah mempelajari ini, siswa dapat melakukan hal yang positif dan berguna. Minimal orangtua tau tujuan pembelajaran pada hari itu.

Selanjutnya penulis memberi pertanyaan mengenai sejauh mana keterlibatan peran orangtua dalam pembelajaran moda daring. Menanggapi pertanyaan tersebut, ibu NK menyatakan “tentu ada, orangtua sangat membantu dalam daring ini. Berbeda dengan tatap muka peran orangtua tidak terlalu menonjol”. Ibu MA menyatakan hal yang sama yakni

“pasti ada, orangtua lebih berperan besar dan banyak mengondisikan siswa belajar pada masa seperti ini”.

Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan ibu RN yaitu “ada, peran orangtua disini menggantikan guru selama belajar daring. Istilahnya jadi partner atau tangan kanan guru”.

Penulis juga menggali informasi mengenai sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah untuk kelancaran pembelajaran moda daring. Menganggapi pertanyaan ini, ibu NK, ibu MA, dan ibu RN sepakat menjawab “Kalo dari sekolah difasilitasi kuota untuk setiap guru”. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari narasumber, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah untuk terlaksananya pembelajaran daring ini yaitu diberikannya anggaran kuota internet kepada setiap guru.

• Proses pembelajaran IPS melalui moda daring Untuk mengetahui proses pembelajaran IPS melalui moda daring di SDN Cipanengah CBM, penulis melakukan wawancara dengan guru kelas 4.1 yaitu ibu NK mengatakan “Kalo pembelajaran IPS sih saya lebih menekankan literasinya kepada anak. Agar anak bisa paham dan bisa mencari informasi sendiri dari teks yang dibaca”. Adapun pendapat ibu MA mengatakan bahwa : IPS biasanya tidak ada pengalaman langsung sih ya, karena biasanya IPA yang pengalaman langsung.

Biasanya IPS lebih ke penyelesaian masalah. Secara spesifiknya paling di materi produksi, jadi anak lebih aktif di rumah, praktek langsung lah istilahnya. Jadi lebih banyak literasi kalo IPS. Paling prakteknya seperti coba memproduksi sesuatu dengan arahan guru dibantu orangtua. Adapun ibu RN yang mengatakan bahwa : Karena tidak ada parsial, jadi sudah tercampur di tematik. Lebih ke mencari informasi sendiri, kalo kelas 4 kan tentang kegiatan ekonomi yang produksi, konsumsi, distribusi yang seperti itu, jadi paling lebih ke literasi kalo IPS, banyak membaca. Lebih ke pendalaman materinya seperti pengertian dan contohnya. Paling arahnya kesitu.

Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan mengenai penilaian pada pembelajaran IPS melalui moda daring. Khususnya pada penilaian dimensi sikap dan keterampilan. Pada hal ini ibu NK menyebutkan bahwa “Biasanya sih penilaian dilihat dari absen dan tugas siswa”. Adapun ibu MA menyatakan bahwa “Kalo sikap paling dari absen, untuk keterampilan ketepatan waktu pengumpulan serta hasil materi dan tugas yang berupa foto ada video, rekaman suara. Kalo keterampilan bisa diliat dari hasil praktek, misalnya seperti foto produk yang dibuat dan menuliskan bahan cara pembuatannya”. Ibu RN menambahkan bahwa

“Paling dari ketepatan waktu pengumpulan, kalo keterampilan paling dari hasil materi dan tugas yang berupa foto, video dan rekaman suara”.

Selanjutnya penulis menanyakan perihal peningkatan dan penurunan nilai siswa pada pembelajaran IPS selama menjalani pembelajaran moda daring. Kemudian ibu NK memberikan informasi bahwa nilai IPS siswa “meningkat drastis karena mungkin lebih banyak dibantu orangtua, tapi guru sudah tau standar kemampuan anak, jadi disesuaikan lagi dengan nilai sebenarnya”. Kemudian ibu MA menambahkan “sangat meningkat karena dibantu orangtua, padahal kita sebagai guru sudah tau kualitas nilai masing-masing anak. Kadang anak yang biasa nilainya rata-rata, waktu belajar daring nilainya jadi sangat bagus”. Ibu RN memperkuat pernyataan keduanya dengan berpendapat

“jelas sangat meningkat jika dilihat dari tugas yang rata- rata nilai 100. Sebetulnya sebagai guru, saya sudah tau nilai masing-masing anak, jadi paling disesuaikan saja nilainya”.

• Faktor Pendukung dan Penghambat

Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran IPS melalui moda daring di SDN Cipanengah CBM, penulis memberikan pertanyaan terkait hal tersebut. Menurut keterangan ibu NK : Kendala yang dialami, dalam evaluasi saya merasa kurang yakin terhadap hasil pekerjaan siswa di rumah.

Tidak yakin bahwa itu murni siswa yang mengerjakan, bisa saja dibantu oleh keluarga yang lain di rumah.

Imbasnya jadi susah menentukan peringkat karena tidak melihat secara langsung. Faktor penghambatnya sih salah satunya kuota menjadi cepat habis. Orangtua siswa pun banyak yang mengeluh begitu. Kalo untuk IPSnya paling kendalanya di penyampaian materi yang dari gambar, jadi anak kesulitan menyimpulkan materi tersebut. Keterangan lain disampaikan oleh ibu MA.

Kendala yang dialami ibu MA selama pembelajaran daring dinyatakan sebagai berikut : Alat peraga yang kurang bisa jadi faktor penghambat, karena tidak di semua rumah ada. Selain itu kadang pemahaman orangtua yang berbeda, sehingga tidak satu arah.

Berbeda jika di kelas sumber arahan dari 1 guru saja, sedangkan kalo belajar daring gini dari pemahaman dan persepsi orangtua masing-masing jadi beda-beda.

Sedangkan kendala ibu RN dalam pembelajaran moda

(5)

daring yaitu Paling karena kuota orangtua siswa yang habis jadi siswanya tertinggal informasi, hp yang dibawa orangtua dan yang tidak selalu aktif. Selain itu orangtua yang sibuk sehingga nilai anak tertinggal dari teman- temannya. Kuota abis atau orangtuanya sibuk jadi pengumpulan tugas terlambat. Faktor penghambatnya pada IPS paling seperti dari alat peraga kan tidak semua orangtua memiliki fasilitas itu. Misanya di materi kenampakan alam, kondisi geografis dengan pekerjaan, kan kalo di sekolah ada peta dan banyak fasilitas alat peraga lainnya, dirumah kan belum tentu.

Selanjutnya informan menginformasikan kemudahan sebagai faktor pendukung dalam penerapan pembelajaran moda daring. Faktor pendukung dalam penerapan pembelajaran moda daring menurut ibu NK yaitu “Lebih singkat dalam memberikan materi”.

Sedangkan kemudahan pembelajaran moda daring menurut ibu MA ialah “Waktu lebih sedikit dan fleksibel lebih singkat waktu pemberian materinya”. Pernyataan serupa diungkapkan oleh ibu RN bahwa “Pemberian materi lebih singkat dan lebih simpel, lebih dipermudah, tugas-tugas tidak terlalu banyak seperti pembelajaran tatap muka”.

• Upaya Mengatasi Hambatan

Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan guru dalam mengatasi hambatan dalam pembelajaran IPS melalui moda daring di SDN Cipanengah CBM, penulis memberikan pertanyaan terkait hal tersebut. Menurut keterangan ibu NK “untuk IPSnya paling diatasi dengan persiapan yang guru buat kalau kalau siswa kurang paham dengan materinya, misal memberikan hasil ringkasan materi tersebut, jadi tinggal nyalin saja”. Sedangkan keterangan dari ibu MA mengenai upaya yang sudah dilakukan berupa : Diberikan penyampaian tujuan dan standar minimal yang harus dikuasai agar meminimalisir terjadinya salah pemahaman pengarahan dari orangtua ke siswanya. Selanjutnya lebih menyederhanakan pembelajaran atau dijelaskan dengan video. Upaya lain telah dilakukan ibu RN dalam mengatasi kendala yang ada pada penerapan pembelajaran moda daring, diantaranya : Untuk menghindari perbedaan persepsi dan pemahaman pengarahan kepada orangtua, diberikanlah penyampaian tujuan dan target pencapaian sehingga dapat meminimalisir miskonsepsi dan yang penting pembelajarannya disederhanakan.

Memberikan kelonggaran waktu pengumpulan tugas agar semua siswa dapat mengumpulkan tugas. Jika dalam IPS mengharuskan menggunakan alat peraga paling dipilih yang semua ada, atau lebih disederhanakan lagi agar semua dapat mengikuti.

Pokoknya disajikan sesederhana mungkin, bisa dicerna orangtua maksud dan tujuannya.

• Harapan Kondisi Masa Pandemi Covid-19

Penulis memberikan pertanyaan terkait hal tersebut. Ibu NK mengutarakan harapan dan upaya yang dilakukan selama panddemi bahwa “ingin cepat selesai pandemi agar bisa mengajar di kelas lagi.

Diupayakan mematuhi anjuran pemerintah saja”. Ibu

MA selaku guru kelas 4.2 juga mengutarakan harapan dan upayanya yaitu “pengen cepet masuk sekolah lagi seperti biasa. Upaya yang dapat dilakukan mungkin mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah ”. Selanjutnya harapan dan upaya dari ibu RN yaitu “ingin cepat pandemi berakhir, walaupun lelah jika sekolah seperti biasa namun pada saat pandemi seperti ini, hal tersebut menjadi hal yang dirindukan. Selama ini diupayakan untuk mematuhi aturan pemerintah dan mengajak keluarga serta siswa agar selalu hidup sehat”.

• Pembahasan

Berbagai infeksi dari COVID -19 yaitu : Infeksi COVID -19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu

>38˚C), batuk dan kesulitan bernapas (Yuliana, 2020).

Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointostinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Covid -19 juga merupakan virus penyakit menular yang teridentifikasi pertama kali di Wuhan China. Seiring berjalannya waktu virus tersebut terus merebak hampir ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Korban pun terus bertambah dari berbagai daerah. Hal tersebut membuat pemerintah menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta menyarankan agar warganya tetap di rumah saja untuk menekan penyebaran virus ini. Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk bidang pendidikan yang mengharuskan kegiatan belajar mengajar dipindahkan sementara menjadi sistem daring yang dilakukan dari rumah masing-masing. Hal tersebut memengaruhi tugas guru sebagai pengajar yang harus beralih menjadi mengajar secara daring.

Sejak adanya kebijakan tersebut setiap sekolah diliburkan dan proses belajar mengajar dialihkan menjadi pembelajaran melalui moda daring. Seperti proses pembelajaran di SDN Cipanengah CBM Kota Sukabumi yang dilakukan secara daring. Proses pembelajaran daring di SDN Cipanegah CBM didukung oleh adanya anggaran kuota internet untuk setiap guru demi kelancaran pembelajaran daring.

Pembelajaran daring pada kelas IV SDN Cipanengah CBM dilakukan dengan fokus lebih menyederhanakan pembelajaran menjadi inti-intinya saja yang disampaikan melalui aplikasi whatsapp. Guru menggunakan media pembelajaran berbentuk media gambar dan video yang bersumber dari google dan youtube. Guru juga memanfaatkan aplikasi web google form sebagai bentuk tugas kepada siswa . Untuk sumber belajar yang digunakan yaitu buku tema dan buku LKS yang siswa miliki. Selain itu guru juga menyarankan agar siswa menonton siaran televisi TVRI sebagai pembelajaran tambahan. Dilansir dari kompas.com (diakses tanggal 26 Juni 2020) : Saluran televisi TVRI merupakan saluran gratis yang bisa dinikmati masyarakat di berbagai daerah, dan bisa digunakan oleh siswa, guru, dan orangtua untuk membantu pembelajaran dari rumah selama pandemi covid-19. Program edukasi

(6)

yang di tayangkan TVRI berupa konten yang berfokus pada literasi, numerasi dan penumbuhan budi pekerti atau pendidikan karakter. Program belajar dari rumah ini dibuat Kemendikbud bersama TVRI untuk membantu siswa yang memiliki keterbatasan akses internet karena sosial, ekonomi atau letak geografis (Harususilo, 2020).

Proses pembelajaran daring di kelas IV SDN Cipanengah CBM lebih banyak dibantu oleh orang tua dan keluarga di rumah sehingga menyebabkan nilai yang diperoleh pun meningkat drastis dari nilai-nilai pembelajaran pada moda tatap muka.

Adapun pembelajaran IPS melalui moda daring di kelas IV SDN Cipanengah CBM ini lebih diarahkan kepada literasinya dengan tujuan siswa dapat mencari informasi secara mandiri berdasarkan teks yang dibacanya. Untuk pembelajaran IPS yang bersifat praktek seperti pada materi produksi, konsumsi, dan distribusi, dapat diterapkan dengan cara guru memberi arahan seperti memberikan cara pembuatan serta bahan dan alat. Selanjutnya orangtua siswa yang berperan langsung membantu dan mengarahkan siswa secara langsung di rumah. Hasilnya akan dikirimkan pada guru dalam bentuk foto atau video. IPS adalah “ilmu yang mempelajari berbagai fakta, konsep, peristiwa, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu- ilmu sosial seperti sejarah, geografi, politik, ekonomi, hokum dan budaya (Trianto, 2011). Dimensi-dimensi di dalam IPS yang diantaranya (1) dimensi pengetahuan (knowledge); (2) dimensi keterampilan (skills); (3) dimensi nilai dan sikap (values and attitudes); dan (4) dimensi tindakan (action) (Sapriya, 2015). Dimensi tersebut merupakan dimensi yang membantu pengajar untuk mempersiapkan pembelajaran IPS termasuk pada penilaian pada proses pembelajaran IPS.

Pada proses penilaian pembelajaran daring IPS terutama pada dimensi sikap dan keterampilan diperoleh dari cek kehadiran siswa, hasil tugas siswa dan ketepatan waktu pengumpulan tugas sebagai penilaian sikap.

Sedangkan nilai keterampilannya dapat diperoleh dari hasil praktek berupa foto, video, dan audio.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dalam bentuk dampak positif dan dampak negatif yang guru dapatkan selama menerapkan pembelajaran moda daring khususnya pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Cipanengah CBM. Dampak positif yang didapatkan yaitu pembelajaran yang dilakukan pada sistem daring tidak membutuhkan waktu yang lama, waktu pembelajaran yang lebih fleksibel, sumber pembelajaran yang mudah didapat dan tidak mengeluarkan tenaga lebih seperti pada pembelajaran moda tatap muka. Sedangkan dampak negatifnya yaitu pembelajaran tidak tersampaikan secara penuh, tidak dapat melihat secara langsung proses belajar siswa sehingga menyebabkan proses penilaian pun tidak efektif.

Kendala pada penerapan moda daring dapat menjadi faktor penghambat bagi guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran moda daring. Faktor penghambat ini sebagian besar merupakan pengaruh dari kekurangan moda daring. Kekurangan pembelajaran moda

daring yaitu biaya yang dibutuhkan cukup besar sehingga menyebabkan boros kuota, terlebih ketika guru menggunakan fitur audio, visual, dan youtube (Barangan, 2017).

Terdapat berbagai kendala dan faktor penghambat yang dialami guru dalam penerapan pembelajaran daring di kelas IV SDN Cipanengah CBM. Kendala yang dialami guru diantaranya yaitu mengalami keraguan dalam menilai hasil tugas siswa karena tidak yakin siswa mengerjakan tugasnya secara mandiri. Hal ini menyebabkan sulitnya menentukan peringkat siswa di akhir masa pembelajaran.

Adapun faktor penghambat yang dialami guru yaitu kuota orangtua siswa yang habis, orangtua yang sibuk dan handphone yang selalu dibawa orangtua menyebabkan siswa menjadi tertinggal informasi dan terlambat mengumpulkan tugas.

Sedangkan secara spesifik kendala dalam mata pelajaran IPS yaitu terletak pada penyampaian materi yang berdasar pada gambar, hal ini menyebabkan siswa sulit untuk menyimpulkan materi yang sedang dipelajari.

Adapun kendala lain yaitu alat peraga yang sulit ditemukan di rumah. Selain itu, ada pula kendala berupa perbedaan persepsi guru dan orangtua dalam memberi pengarahan kepada siswa mengenai materi yang sedang dipelajari. Hal ini dapat menyebabkan melencengnya hasil yang diperoleh dengan tujuan dan target pencapaian pembelajaran.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dan faktor penghambat dalam menerapkan pembelajaran moda daring khususnya pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Cipanengah CBM yaitu memberikan kelonggaran waktu dalam pengumpulan tugas sehingga semua siswa dapat mengumpulkan tugas untuk mengatasi kendala kuota internet orangtua siswa yang habis, orangtua yang sibuk dan handphone yang selalu dibawa orangtua.

Selanjutnya upaya mengatasi kendala penyampaian materi gambar yang menyebabkan siswa sulit untuk menyimpulkan materi dapat diatasi oleh persiapan ringkasan materi yang dibuat oleh guru sehingga materi dapat lebih dimengerti oleh siswa. Untuk kendala keterbatasan alat peraga dan alat praktek dapat diatasi dengan cara menyederhanakan pembelajaran sehingga alat peraga dan alat praktek yang digunakan pun dapat menggunakan barang-barang yang dimiliki semua orangtua siswa dirumah. Sedangkan untuk mengatasi kendala perbedaan persepsi guru dan orangtua dalam memberi pengarahan kepada siswa dapat diatasi dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dan target pencapaian kepada orangtua siswa agar pengarahan yang diberikan orangtua tepat sasaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif deskriprif dengan teknik wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di SDN Cipanengah CBM tentang dampak pandemi covid -19 bagi guru dalam menerapkan moda daring pada pembelajaran IPS di kelas IV sekolah dasar dapat diambil kesimpulan. Kesimpulan tersebut dipaparkan sebagai berikut : Gambaran dampak pandemi covid-19 dalam menerapkan pembelajaran moda berlangsung melalui

(7)

pembelajaran via daring dengan dibantu oleh orangtua siswa di rumah.

Dampak positif yang didapatkan yaitu pembelajaran yang dilakukan pada sistem daring lebih fleksibel, sumber pembelajaran yang mudah didapat dan tidak mengeluarkan tenaga lebih. Dampak negatifnya yaitu pembelajaran tidak tersampaikan secara penuh dan tidak dapat melihat secara langsung proses belajar siswa.

Kendala yang dialami guru diantaranya yaitu mengalami keraguan dalam menilai hasil tugas. Adapun faktor penghambat yang dialami guru yaitu kuota internet orangtua siswa yang habis.

Upaya yang sudah coba dilakukan diantaranya memberikan kelonggaran waktu dalam pengumpulan tugas sehingga semua siswa dapat mengumpulkan tugas untuk mengatasi kendala kuota internet orangtua siswa yang habis.

REFERENSI

Yuliana. (2020). “Corona Virus Desease (Covid- 19); Sebuah Tinjauan Literatur”. Wellnes And Healty Magazine. 189. 2 , (1). 187-192

Susilo, Adityo dkk. (2020). “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini”. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 46, 7, (1), 45-67.

Pemerintah Indonesia. (2020). Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID 19. Jakarta:

Kemendikbud.

Bilfaqih dan Qomarudin.(2015).” Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring”.5, 1, 1-131.

Awaluddin, Yasser. (2018). Efektivitas Program Guru Pembelajar Dalam Peningkatan Kompetensi Guru IPS SMP Dengan Moda Daring Murni Dan Daring Kombinasi:

Studi Evaluatif Dan Komparatif. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 3, 3, (1), 1-16.

Barangan, Y. (2017). Pengembangan Modul Cetak Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital materi Komunikasi Dalam Jaringan (Daring Online) Untuk Siswa Kelas Xsmk Siti Aminah Surabaya. Jurnal Pada Pengembangan Bangun Cetak, 1(6).

Sapriya. (2015). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu:

Konsep, Strategi, dan Implementasi dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan:

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Dibyantoro, Syarif Santoso.(2017). “Manajemen Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan SMK Di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Utile Jurnal Pendidikan. 131.3, (2),126-137

Harususilo, Y. E. (2020). Belajar Dari Rumah Lewat TVRI, Berikut Tayangan Yang Akan Diberikan. Retrieved June 25, 2020, from Kompas.com website: http://amp- kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s

Referensi

Dokumen terkait

Dalam masyarakat, pelepah pisang biasanya dianggap sebagai limbah yang tidak bisa dijadikan sesuatu yang berguna. Dan pada akhirnya, biasanya mereka membuang

Occurrence of Idiosepius (Mollusca: Cephalopoda) in Indonesian waters Janek von Byern & Ristiyanti

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan beberapa masalah penelitian yaitu terdapat klien depresi sekitar 60%, dengan pembagian depresi ringan sedang

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Sains dengan menerapkan model pembelajaran Course Review Horay

Dari gambar 4.36 di atas dapat dilihat penampang pipa elips pada bagian tengah setelah proses bending dengan skema aksial, dapat dilihat bahwa terjadi ovalisasi

Kendala kedua berasal dari terlalu banyaknya qanun-qanun yang hams disiapkan oleh pemerintah Provinsi NAD sebagai tindak lanjut kehadiran UU Otonomi Khusus, seperti tentang

Oleh karena cairan dialirkan dengan frekuensi yang lebih sedikit tetapi dalam jumlah yang lebih besar dari yang dialirkan pompa roda gigi, maka aliran dari pompa jenis

Pelanggan dapat menggunakan dana investasi penerapan mereka hingga 12 bulan setelah pembelian kursi yang memenuhi syarat, bahkan dengan perjanjian baru, selama mereka juga