• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dian Puspitasari Esti Margiyanti Utami, S.E., M.Si. Wijayanti, S.E., M.Sc. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dian Puspitasari Esti Margiyanti Utami, S.E., M.Si. Wijayanti, S.E., M.Sc. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF DAN KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI

KEWIRAUSAHAAN

(Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Dian Puspitasari

puspitasaridian508@gmail.com Esti Margiyanti Utami, S.E., M.Si.

Wijayanti, S.E., M.Sc.

Universitas Muhammadiyah Purworejo

ABSTRAK

Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Banyaknya jumlah angkatan tenaga kerja yang ingin memasuki dunia kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha dibutuhkan niat yang kuat dari seseorang, yang juga dikenal dengan istilah intensi kewirausahaan.

Intensi kewirausahaan dipengaruhi beberapa faktor yang dapat dilihat dalam suatu kerangka integral.

Tujuan penelitian ini diantaranya; menguji pengaruh sikap terhadap intensi kewirausahaan, menguji norma subyektif terhadap intensi kewirausahaan, dan menguji kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan.

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo angkatan 2015/2016, yaitu 153 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh, maksudnya teknik penentuan sampel yang bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi, sampel yang digunakan yaitu 153 mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan alternatif pilihan jawaban menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Kuesioner telah diuji cobakan dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan, norma subyektif berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan, dan kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku secara signifikan memiliki pengaruh terhadap intensi kewirausahaan secara parsial.

Kata Kunci: Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku, dan Intensi Kewirausahaan.

(2)

2 A. PENDAHULUAN

Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Banyaknya jumlah angkatan tenaga kerja yang ingin memasuki dunia kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah terlampau banyaknya tenaga kerja yang hanya diarahkan ke sektor formal, sehingga apabila pekerjaan di sektor formal tidak tumbuh dan berkembang, maka jumlah angka pengangguran juga akan semakin bertambah. Selain itu banyaknya orang tidak berusaha bagaimana menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini lah yang menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi.

Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausahawan baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Saat ini rasio wirausahawan di dalam negeri masih sekitar 3,1% dari total populasi penduduk atau sekitar 8,06 juta orang. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Jum’at 8 Maret 2019 mengatakan, meskipun rasio tersebut sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2%, Indonesia masih perlu meningkatkan lagi untuk mengejar capaian Negara tetangga. Misalnya, Singapura saat ini sudah mencapai angka 7%, sedangkan Malaysia berada di level 5%. Airlangga juga mengataka agar Indonesia menjadi negara maju, pemerintah terus memacu pertumbuhan wirausaha, termasuk Industri Kecil dan Menengah (IKM), sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saingnya di era digital (https://www.kemenperin.go.id).

Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani dalam mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2011: 19).

Theory of Planned Behaviour (TPB) memprediksi bahwa semakin menguntungkan sikap dan norma subyektif sehubungan dengan perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku yang dirasakan, semakin kuat niat individu untuk melakukan perilaku tersebut (Kolvereid, 1996: 49). Niat diasumsikan untuk

(3)

3 menangkap faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku, seberapa keras orang mau mencoba, seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 1991: 181). Menurut Ajzen (1991: 188), mengatakan bahwa niat adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu sikap, norma subyektif, dan yang ketiga berurusan dengan masalah kontrol (Ajzen, 1991:

188).

Determinan yang pertama yaitu sikap, sikap adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (Jogiyanto, 2007: 36).

Menurut Ajzen dan Kolvereid yang dikutip dalam Linan dan Chen (2006: 4) sikap terhadap perilaku mengacu pada sejauh mana individu memegang penilaian pribadi positif atau negative tentang menjadi seorang pengusaha. Menurut Shook dan Bratianu (2008: 234-235) mengatakan bahwa sikap terhadap perilaku dapat dinilai secara wajar dengan mengevaluasi keinginan dari hasil yang terkait dalam menciptakan perusahaan. Sejauh individu mengaitkan hasil positif dengan penciptaan usaha, semakin besar kemungkinan individu akan mengembangkan niat untuk menciptakan usaha.

Yang kedua adalah norma subyektif. Norma subyektif akan mengukur tekanan sosial yang dirasakan untuk melaksanakan atau tidak melakukan perilaku kewirausahaan (Linan dan Chen, 2006: 4). Menurut Shook dan Bratianu (2008: 235) mengatakan bahwa sejauh seorang individu memiliki motivasi yang kuat untuk mematuhi keinginan, semakin besar kemungkinan individu tersebut memiliki niat untuk melakukan perilaku tersebut jika individu tersebut menyetujui perilaku tersebut.

Yang ketiga adalah kontrol perilaku. Menurut Jogiyanto (2007: 62) mengatakan bahwa kontrol perilaku (perceived behavioral control) mempunyai implikasi motivasional terhadap niat-niat. Kontrol perilaku merupakan kemudahan yang dirasakan atau kesulitan melakukan perilaku (Ajzen, 1991:

188). Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan (Azwar, 2016: 12). Menurut Shook dan Bratianu (2008: 236) mengatakan bahwa sejauh seseorang percaya bahwa dia mampu melakukan

(4)

4 perilaku, semakin besar kemungkinan dia akan melakukan perilaku tersebut.

Dalam konteks penciptaan usaha, sejauh seseorang percaya bahwa dia dapat melakukan tugas-tugas yang terkait dengan penciptaan usaha, semakin besar kemungkinan dia akan memiliki niat untuk memulai bisnis.

Dengan melihat latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Fakultas Ekonomi.

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo karena dalam kurikulumnya telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Dalam kegiatan perkuliahan telah diberikan teori-teori kewirausahaan serta praktik kewirausahaan. Selain itu, sering mengadakan seminar-seminar dengan tema kewirausahaan. Tujuannya, agar mahasiswa memiliki mental dan berminat untuk berwirausaha setelah mereka lulus sehingga jumlah wirausaha di Indonesia bertambah dan dapat mengurangi angka pengangguran.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mengangkat judul “Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, dan Kontrol Perilaku Terhadap Intensi Kewirausahaan (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo)”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah sikap berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan ?

2. Apakah norma subyektif berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan ?

3. Apakah kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan?

C. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 1. Kajian Teori

a. Intensi Kewirausahaan

1) Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior atau Teori Perilaku Berencana merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned

(5)

5 Action (TRA) (Jogiyanto, 2007: 61). Theory of Planned Behaviour (TPB) memprediksi bahwa semakin menguntungkan sikap dan norma subyektif sehubungan dengan perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku yang dirasakan, semakin kuat niat individu untuk melakukan perilaku tersebut (Kolvereid, 1996: 49).

Dalam teori perilaku berencana, niat adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu sikap, norma subyektif, dan yang ketiga berurusan dengan masalah kontrol (Ajzen, 1991: 188). Menurut Ajzen (1991: 181) mengatakan bahwa faktor utama dalam teori perilaku terencana adalah niat individu untuk melakukan perilaku tertentu.

2) Pengertian Intensi Kewirausahaan

Menurut Hisrich dkk. (2008: 74) mengatakan bahwa intensi kewirausahaan merupakan faktor-faktor motivasional yang memengaruhi individu-individu untuk mengejar hasil-hasil wirausaha.

Menurut Ajzen (1991: 188) mengatakan bahwa niat adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu sikap, norma subyektif, dan yang ketiga berurusan dengan masalah kontrol. Sedangkan menurut Bird (1988: 442) mendefinisikan niat sebagai keadaan pikiran yang mengarahkan perhatian seseorang terhadap objek tertentu. Niat wirausaha ditujukan untuk menciptakan usaha baru atau menciptakan nilai baru dalam usaha yang sudah ada (Bird, 1988:

443).

b. Sikap

Menurut Jogiyanto (2007: 36) mengatakan bahwa sikap adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.

Sedangkan menurut Azwar (2016: 87) mengatakan sikap merupakan respons evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif.

Menurut Ajzen dan Kolvereid yang dikutip dalam Linan dan Chen (2006: 4) sikap terhadap perilaku mengacu pada sejauh mana

(6)

6 individu memegang penilaian pribadi positif atau negatif tentang menjadi seorang pengusaha.

c. Norma Subyektif

Menurut Jogiyanto (2007: 42) mengatakan bahwa norma subyektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan- kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan. Menurut Linan dan Chen (2009: 596) mengatakan bahwa norma subyektif adalah ukuran tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku kewirausahaan tersebut.

d. Kontrol Perilaku

Menurut Linan dan Chen (2006: 4) mengatakan bahwa kontrol perilaku (Perceived Behavioral Control (PBC)) didefinisikan sebagai persepsi kemudahan atau kesulitan dalam pemenuhan perilaku yang menarik (menjadi wirausaha). Kontrol perilaku merupakan kemudahan yang di rasakan atau kesulitan melakukan perilaku (Ajzen, 199:188).

2. Kerangka Pikir

H1+

H2+

H3+

Gambar 1 Kerangka Pikir SIKAP

(X1)

INTENSI KEWIRAUSAHAAAN (Y)

NORMA SUBYEKTIF

(X2)

KONTROL PERILAKU

(X3)

(7)

7 Keterangan :

: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

D. HIPOTESIS

1. Pengaruh Sikap Terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

Menurut Ajzen (1991: 188) mengatakan bahwa sikap merupakan sejauh mana seseorang memiliki evaluasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan atau penilaian dari perilaku yang bersangkutan. Menurut Shook dan Bratianu (2008: 234-235) mengatakan bahwa sikap terhadap perilaku dapat dinilai secara wajar dengan mengevaluasi keinginan dari hasil yang terkait dalam menciptakan perusahaan. Sejauh individu mengaitkan hasil positif dengan penciptaan usaha, semakin besar kemungkinan individu akan mengembangkan niat untuk menciptakan usaha.

Hasil penelitian Cruz dkk. (2015) menunjukkan bahwa sikap diketahui berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Penelitian yang telah dilakukan oleh Andika dan Iskandarsyah (2012) juga menyatakan bahwa variabel sikap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah.

Dari uraian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Sikap berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.

2. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Menurut Jogiyanto (2007: 32) niat yang berhubungan dengan pengaruh sosial adalah norma subyektif (subjective norm). Menurut Shook dan Bratianu (2008: 235) mengatakan bahwa sejauh seorang individu memiliki motivasi yang kuat untuk mematuhi keinginan, semakin besar kemungkinan individu tersebut memiliki niat untuk melakukan perilaku tersebut jika individu tersebut menyetujui perilaku tersebut.

Hasil penelitian Cruz dkk. (2015)menunjukkan bahwa norma subyektif diketahui berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha.

(8)

8 Dari uraian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Norma Subjektif berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.

3. Pengaruh Kontrol Perilaku Terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Menurut Jogiyanto (2007: 62) kontrol perilaku (perceived behavioral control) mempunyai implikasi motivasional terhadap niat-niat. Kontrol perilaku (perceived behavioral control) ini merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga mengantisipasi halangan-halangan yang ada. Menurut Shook dan Bratianu (2008: 236) mengatakan bahwa sejauh seseorang percaya bahwa dia mampu melakukan perilaku, semakin besar kemungkinan dia akan melakukan perilaku tersebut. Dalam konteks penciptaan usaha, sejauh seseorang percaya bahwa dia dapat melakukan tugas-tugas yang terkait dengan penciptaan usaha, semakin besar kemungkinan dia akan memiliki niat untuk memulai bisnis.

Hasil penelitian Cruz dkk. (2015)menunjukkan bahwa kontrol perilaku diketahui berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha.

Dari uraian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.

E. METODE PENELITIAN

1. Definisi Operasional Variabel a. Niat (Intensi) Kewirausahaan

Niat (intensi) adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu sikap, norma subyektif, dan yang ketiga berurusan dengan masalah kontrol (Ajzen, 1991: 188).

Indikator intensi (niat) kewirausahaan menurut Ajzen (1991: 181) : 1) Motivasi yang mempengaruhi perilaku.

2) Seberapa keras orang mau mencoba.

3) Seberapa besar upaya yang direncanakan untuk melakukan perilaku.

(9)

9 b. Sikap (X1)

Sikap merupakan sejauh mana seseorang memiliki evaluasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan atau penilaian dari perilaku yang bersangkutan (Ajzen, 1991: 188).

Indikator sikap menurut Gurbuz dan Aykol (2008: 51) : 1) Otonomi dan otoritas.

2) Peluang dan tantangan ekonomi.

3) Keamanan dan beban kerja.

4) Menghindari tanggung jawab.

5) Realisasi dan partisipasi diri.

6) Lingkungan sosial dan karir.

c. Norma Subyektif (X2)

Norma subyektif adalah ukuran tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku kewirausahaan tersebut (Linan dan Chen, 2009: 596). Indikator norma subyektif menurut Linan dan Chen (2009:

612):

1) Peran keluarga.

2) Dukungan dari teman.

3) Dukungan dari kolega.

d. Kontrol Perilaku (X3)

Kontrol perilaku merupakan kemudahan yang dirasakan atau kesulitan melakukan perilaku (Ajzen, 1991: 188).

Indikator kontrol perilaku menurut Ajzen dalam Jogiyanto (2007: 70) : 1) Keyakinan-sendiri (self-efficacy).

2) Kontrolabitas (controllabillity).

2. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011: 52). Pengujian validitas dilakukan dengan melakukan korelasi brivariate antara masing-masing

(10)

10 skor indikator dengan total skor konstruk, atau yang biasa dikenal dengan rumus Product Moment (Ghozali, 2011: 54). Pernyataan dikatakan valid apabila nilai signifikan dari korelasi antara masing- masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan nilai Pearson Correlation lebih dari 0,3.

Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa nilai pearson correlation per item pernyataan bernilai positif dan lebih dari r-min (0,3), sehingga butir pernyataan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid. Artinya bahwa butir pernyataan dalam kuesioner akurat dalam mengukur konstruk atau variabel penelitian, maka dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian selanjutnya.

b. Uji Reliabilitas

Ghozali (2011: 47) mengatakan reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan one short atau pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Menurut Nunnaly dalam Ghozali (2011: 48) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, semua butir pernyataaan mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut adalah reliabel. Artinya, butir pernyataan dalam kuesioner konsisten untuk mengukur konstruk atau variabel penelitian, sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data selanjutnya.

(11)

11 F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 19,0 for Windows untuk mengetahui pengaruh variabel sikap (X1), norma subyektif (X2), dan kontrol perilaku (X3) terhadap intensi kewirausahaan (Y) secara parsial. Hasil uji regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Standardized Coefficient Beta

p- value (Sig.) Keterangan

Sikap (X1) 0, 149 0,042 Positif dan

Signifikan Norma

Subyektif (X2)

0,302 0,000 Positif dan

Signifikan Kontrol

Perilaku (X3)

0,266 0,001 Positif dan

Signifikan Sumber: data primer diolah (2019)

Berdasarkan hasil diatas, model persamaan regresi linear berganda yang dapat dituliskan dari hasil pengujian tersebut adalah:

Y = 0,146 X1 + 0,306 X2 + 0,268 X3

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) b1 = 0,149 artinya variabel sikap (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan pada mahasiswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin meningkatnya sikap pada setiap individu / mahasiswa maka intensi kewirausahaan pada mahasiswa tersebut akan semakin meningkat. Dari sikap tersebut terdapat dorongan serta pengalaman yang nantinya akan membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha.

(12)

12 2) b2 = 0,302 artinya variabel norma subyektif (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi keyakinan peran keluarga, teman-teman maupun orang yang dianggap penting semakin meningkat pula intensi berwirausaha.

3) b3 = 0,266 artinya variabel kontrol perilaku (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha semakin meningkat pula intensi untuk berwirausaha.

b. Hasil Uji Signifikansi Parsial

Uji hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan nilai signifikansi (p-value) dan koefisien regresi untuk mengetahui apakah variabel- variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat secara parsial.

Syarat variabel dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan apabila nilai p-value < 0,05. Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengaruh Sikap (X1) terhadap Intensi Kewirausahaan (Y)

Nilai signifikansi variabel sikap sebesar 0,042 (< 0,05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2) Pengaruh Norma Subyektif (X2) terhadap Intensi Kewirausahaan (Y) Nilai signifikansi variabel norma subyekif sebesar 0,000 (< 0,05).

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirusahaan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

3) Pengaruh Kontrol Perilaku (X3) terhadap Intensi Kewirausahaan (Y) Nilai signifikansi variabel kontrol perilaku sebesar 0,001 (< 0,05).

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan

(13)

13 pada mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2. Pembahasan

a. Pengaruh Sikap Terhadap Intensi Kewirausahaan

Hasil pengujian dengan menggunakan uji analisis regresi linear berganda yang disajikan pada tabel 7 menunjukkan bahwa variabel sikap memiliki nilai beta 0,149 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042.

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima, yang menyatakan sikap berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan.

Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa sikap mempengaruhi tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa, sedangkan nilai signifikansi menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh yang kuat terhadap intensi kewirausahaan.

Terbuktinya hipotesis pertama pada penelitian ini karena responden lebih memilih menjadi wirausahawan karena memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan, memiliki kemampuan memilih pekerjaan sendiri, lebih memilih menjadi wirausahawan karena menginginkan untuk menjadi bos, menginginkan pekerjaan yang memiliki kebebasan, memilih menjadi wirausahawan karena memiliki pekerjaan yang menantang, memilih berwirausaha karena yakin akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar, memilih berwirausaha karena yakin peluang keberhasilan yang tinggi, mampu mendorong diri sendiri agar mempunyai kepribadian yang lebih baik ketika mengalami kegagalan, memilih pekerjaan yang jam kerjanya pasti, menginginkn pekerjaan yang tidak menyebabkan stres, menginginkan pekerjaan yang memanfaatkan daya kreativitas, dan senang berpartisipasi dalam dunia bisnis.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Cruz dkk. (2015); Andika dan Iskandarsyah (2012) menyatakan bahwa variabel sikap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha.

(14)

14 b. Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Intensi Kewirausahaan

Hasil pengujian dengan menggunakan uji analisis regresi linear berganda yang disajikan pada tabel 7 menunjukkan bahwa variabel norma subyektif memiliki nilai beta 0,302 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H2) diterima, yang menyatakan norma subyektif berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa tingkat norma subyektif mempengaruhi tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa, sedangkan nilai signifikansi menunjukkan bahwa norma subyektif memiliki pengaruh yang kuat terhadap intensi kewirausahaan.

Terbuktinya hipotesis kedua pada penelitian ini disebabkan karena responden mempunyai dukungan dari keluarga, teman–teman, dan seseorang yang dianggap penting untuk mengejar karir sebagai wirausahawan, percaya terhadap opini keluarga, teman-teman, dan seseorang yang dianggap penting.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Cruz dkk. (2015) yang menunjukkan bahwa norma subyektif diketahui berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha.

c. Pengaruh Kontrol Perilaku Terhadap Intensi Kewirausahaan

Hasil pengujian dengan menggunakan uji analisis regresi linear berganda yang disajikan pada tabel 7 menunjukkan bahwa variabel kontrol perilaku memiliki nilai beta 0,266 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H3) diterima, yang menyatakan kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa tingkat kontrol perilaku mempengaruhi tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa, sedangkan nilai signifikansi menunjukkan bahwa kontrol perilaku memiliki pengaruh yang kuat terhadap intensi kewirausahaan.

(15)

15 Terbuktinya hipotesis ketiga pada penelitian ini disebabkan karena responden mempunyai kepercayaan diri bahwa merasa percaya diri untuk mengelola usaha, memiliki keyakinan yang kuat dalam memulai usaha, dan mempunyai kematangan mental untuk mulai berwirausaha.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Cruz dkk. (2015) yang menunjukkan bahwa kontrol perilaku diketahui berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha.

G. SIMPULAN

1. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

2. Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

3. Kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. Volume 50, hal : 179-211.

Andika, Manda dan Iskandarsyah Madjid. 2012. Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala).

Azwar, Saifuddin. 2016. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bird, Barbara. 1988. Implementing Entrepreneurial Ideas: The Case For Intention.

Academy Of Management Review. Vol. 13, No. 3, Hal: 442-453.

Cruz , Leonel da; Ni Wayan Sri Suprapti; dan Ni Nyoman Kerti Yasa. 2015. Aplikasi Theory Of Planned Behavior Dalam Membangkitkan Niat Berwirausaha Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpaz, Dili Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 4.12 (2015) : 895-920.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(16)

16 Gurbuz, Gulruh dan Sinem Aykol. 2008. Entrepreneurial Intentions Of Young Educated Public In Turkey. Journal of Global Strategic Management, Vol.2 No.2, Hal: 47-56.

Hisrich, Robert D., Michael P. Peters, dan Dean A. Shepherd. 2008. Entrepreneurship Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.

Kolvereid, Lars. 1996. Prediction of Employment Status Choice Intentions.

Entrepreneurship Teory and Practice, 21 (1) 47-57.

Linan, Francisco dan Yi-Wen Chen. 2006. Testing The Entrepreneurial Intention Model On a Two-Country Sample. Working Paper 200607, Department of Business Economics, Universitat Autonoma de Barcelona.

Linan, Francisco dan Yi-Wen Chen. 2009. Development and Cross-Cultural Application of a Specific Instrument to Measure Entrepreneurial Intentions. Entrepreneurship Theory and Practice, 12(3): 593-617.

Shook, Christopher.L. dan Constantin Bratianu. 2008. Entrepreneurial Intent in a Transitional Economy: an Application of the Theory Planned of Behavior to Romanian Students. International Entrepreneurship Management Journal.

www.kemenperin.go.id. 2019. Diunduh dari http : // www. kemenperin. go. id / artikel / 19926 / Indonesia -Butuh-4-Juta-Wirausaha-Baru-untuk-Menjadi- Negara-Maju pada tanggal 9 april 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Diagram 1 Tingkat Motivasi Instrinsik Berdasarkan hasil dari diagram diatas menunjukan bahwa tingkat motivasi bersepeda pada faktor intrinsik memiliki jumlah persentase

Merendam sampel ayam broiler dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varietas putih yang telah diencerkan dengan aquades selama 30 menit..

Dan catatan penting disebutkan bahwa program pembangunan oleh PBB telah dilakukan penandatangan MOU dengan badan PBB untuk Bantuan dan Pekerjaan Pengungsi (UNRWA) mencapai 31.8

27 IbM Mochammad Roviq, SP., MP Pertanian 081235084033 IbM Peternak Ayam Di Desa Plandi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Untuk Pemanfaatan Kotoran Ayam Sebagai Bahan

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-modul statistik inferensial berorientasi pemecahan masalah, mengetahui kefektifan penggunaan e-modul dalam meningkatkan

Untuk kembali ke flow sheet awal, tekan tanda panah ke atas yang merupakan alat untuk kembali ke distillation column, seperti yang tampak di bawah ini. Problem 2 :

Penilaian kerja adalah proses untuk mengukur prestasi kerja karyawan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan dengan cara membandingkan sasaran atau hasil

Dari keseluruhan tabel tunggal yang dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi public relations dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakness,