• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA KONSEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KERANGKA KONSEP"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

19

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

BAB II

KERANGKA KONSEP

2.1 TINJAUAN KARYA SEJENIS

Pada bagian tinjauan karya sejenis, penulis menemukan beberapa jenis karya berupa podcast yang mengangkat banyak topik yang didukung dengan fakta- fakta dari ahli. Meskipun cukup sulit karena hingga saat ini, media podcast didominasi oleh konten hiburan atau entertainment dan talk show dengan menghadirkan banyak bintang tamu atau guest star yang pada saat itu dirasa banyak yang perlu diketahui dan digali oleh announcer nya. Sehungga menjadi ketertarikan tersendiri bagi pendengarnya. Walaupun begitu, penulis berhasil menemukan beberapa karya yang dirasa cukup relevan sebagai referensi karya yang akan penulis kembangkan. Beberapa karya podcast ini banyak mengangkat topik tentang politik dan berita terkini. Namun, beberapa diantaranya berisi topik-topik yang lebih mengerucut pada suatu bidang tertentu.

Beberapa karya ini merupakan karya yang penulis jadikan acuan dalam membuat isi konten yang sekiranya dapat disukai oleh target pasar. Karya podcast ini diantara: Asumsi Bersuara, Apa Kata Tempo, Psikologid, Science Vs, dan Hidden Brain.

Media pertama yang menjadi referensi penulis dalam menggarap karya ini adalah Asumsi Bersuara. Asumsi Bersuara merupakan media berbasis podcast milik media online Asumsi. Asumsi sendiri merupakan media daring dengan basis fokus konten politik, kultur pop, dan current affairs. Namun, Asumsi Bersuara sendiri merupakan karya podcast atas Kerjasama dengan Box2BoxID. Diambil dari deskripsi pada Spotify,

(2)

20

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

Asumsi Bersuara didirikan oleh Pangeran Siahaan dan Iman Sjafei pada tahun 2015. Saat awal didirikan, Asumsi Bersuara merupakan media dengan bentuk channel Youtube. Konten yang dihadirkan merupakan konten politik dan beberapa yang menyangkut ekonomi. Tidak hanya itu, Asumsi Bersuara juga menghadirkan banyak konten yang berisi tentang isu yang sedang naik pada saat itu. Konten-konten ini juga didukung dengan istilah-istilah yang relevan dengan isu tersebut. Selain fakta, juga terdapat banyak perbincangan atau wawancara dengan ahli terkait isu yang saat itu sedang diangkat.

Kelebihan dari Asumsi Bersuara adalah konten yang dibuat merupakan konten yang informatif dengan penyajian yang relatif ramah didengar dan dipahami oleh pendengar. Selain itu, kredibilitas konten yang disajikan pun dapat dipertanggungjawabkan mengingat Asumsi Bersuara merupakan media podcast yang dikelola oleh media daring Asumsi, sehingga konten yang dihasilkan mencakup seluruh wilayah nasional. Faktor yang menjadi pembeda Asumsi bersuara dengan Rumah Abu adalah topik isu yang dibawakan oleh Asumsi bersuara mencakup politik, kultur pop, dan current affairs. Sedangkan Rumah Abu menyajikan topik dengan lingkup yang didasari oleh proximity masing- masing pendengar dan menjawab misteri dengan fakta atau ilmu sains yang relevan dan mendukung, serta menambah pengetahuan tentang sisi lain dari konten utama.

(3)

21

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

Selain Asumsi Bersuara, media berbasis podcast local yang merupakan milik media daring lainnya adalah Apa Kata Tempo. Apa Kata Tempo merupakan kanal podcast yang didirikan oleh media daring Tempo.com. Apa Kata Tempo sendiri merupakan kanal podcast yang secara umum menyajikan tentang bagaimana pandangan redaksi Tempo akan suatu isu atau berita tertentu. Tak hanya opini dan pandangan dari radaksi Tempo itu sendiri, Apa Kata Tempo juga mengulik fakta- fakta serta landasan yang menyertai opini tersebut. Announcer yang dihadiri oleh Apa Kata Tempo adalah Kepala Pemberitaan Korporat Tempo, Arif Zulkifli serta dipandu oleh host Lisa Siregar.

Konten yang dihadirkan Apa Kata Tempo secara umum berisi tentang isu yang sedang naik secara nasional. Hal yang membedakan Apa Kata Tempo dengan Asumsi Bersuara adalah topik yang diangkat oleh Apa Kata Tempo merupakan berita atau isu berat yang sedang naik. Sedangkan Asumsi Bersuara mengangkat lebih banyak topik kultur pop dan politik. Persamaan kedua kanal ini adalah

gambar 2 Gambar 2.1 Kanal podcast Asumsi Bersuara di Spotify

(4)

22

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara GamGabarmb2.a2r Kan2.2 kalanpalopdocadcsat stApApaaKataKataTTememppoo

dipadSpaoSptifyotify

GamGabarmb2.a2r Kan2.2 kalanpalopdocadcsat stApApaaKataKataTTememppoo dipadSpaoSptifyotify

mengangkat isu yang sedang naik.

Kelebihan dari kanal podcast ini hampir sama dengan Asumsi Bersuara. Kredibilitas informasi yang dihadirkan dapat dipertanggungjawabkan mengingat Apa Kata Tempo merupakan kanal podcast milik media daring Tempo.co. Selain itu, Apa Kata Tempo juga secara tidak langsung dapat menarik khalayak konsumen Tempo.co untuk mengembangkan pasar kanal podcastnya. Perbedaan yang ada antara Apa Kata Tempo dan Rumah Abu adalah konten yang disajikan. Apa Kata Tempo mengangkat berita atau isu yang sedang naik dan menggunakan opini yang disertai fakta yang mendukung opini tersebut.

Sedangkan Rumah Abu tidak menggunakan opini sebagai bahan diskusi, melainkan fakta-fakta yang telah ada kemudian di diskusikan oleh announcer dan narasumber terkait.

gambar 3 Gambar 2.2 Kanal podcast Apa Kata Tempo di Spotify

(5)

23

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

Kanal podcast selanjutnya adalah Science Vs. Berbeda dengan dua kanal podcast lainnya, Science Vs merupakan kanal podcast international milik Gimlet. Kanal podcast ini dapat dijumpai di Spotify, Apple Podcast, serta situs gimletmedia.com. Science Vs merupakan kanal podcast yang berisi isu yangsedang trend, opini yang kemudian dicari tahu kebenarannya. Secara umum, Science Vs merupakan kanal podcast yang berisi tim fact checkers yang mengungkap banyak isu dan tren melalui fakta sains.

Konten yang disajikan oleh Science Vs merupakan konten yang sekiranya sedang tren atau naik daun, kemudian dicari kebenarannya menggunakan ilmu sains teori sains. Oleh karena itu secara umum konten yang disajikan oleh Science Vs merupakan isu sains yang sedang naik atau tren lalu diungkap kebenarannya menggunakan ilmu dan teori sains.

Tidak hanya itu, Science Vs juga mengungkap mana fakta dan asumsi yang keliru dan mana asumsi yang berada ditengahnya. Science Vs juga memfokuskan konten yang disajikan tiap musim. Konten musim ini yang difokuskan antara lain: football concussions, heartbreak, 5G networks, sleep, free healthcare, dan lainnya.

Kelebihan dari Science Vs adalah konten yang disajikan cukup spesifik sehingga dapat memudahkan pendengar dalam memfokuskan konten yang ingin didengar. Selain itu penyajian kontennya pun cukup beragam serta ringan untuk didengar dan dipahami. Durasi yang disajikan pun terbilang tidak terlalu lama untuk setiap episodenya.

Perbedaan yang signifikan ada pada Science Vs dan Rumah Abu adalah jangkauan pasar audiens. Science Vs mencakup pasar internasional, sedangkan Rumah Abu memfokuskan pasar khalayak lokal. Selain itu perbedaan fokus konten yang dicakup. Science Vs memfokuskan konten

(6)

24

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

yang dapat dijawab melalui ilmu dan teori sains. Sedangkan Rumah Abu memfokuskan konten yang sedang naik daun dan dibahas dengan kekuatan pengetahuan umum tambahan dan ilmu sains.

Kanal podcast internasional lainnya yang penulis rasa cukup menjadi referensi untuk karya ini adalah Hidden Brain. Hidden Brain merupakan kanal podcast milik NPR yang menyajikan konten tentang rasa penasaran orang tentang dunia, dan dirinya. Secara umum, Hidden Brain menyajikan konten storytelling dan sains sebagai ilmu dan teori yang mendukung kontennya. Konten yang disajikan hampir sama dengan Science Vs, akan tetapi ruang lingkup yang menjadi fokus Hidden Brain berbeda dengan Science Vs. Hidden Brain lebih mengangkat bagaimana arti dari sikap dan perilaku manusia, bentuk pilihan, hingga hubungan atau relationships.

Perbedaan antara Hidden Brain dengan Rumah Abu adalah cakupan pasar audiens. Sama seperti Science Vs, Hidden Brain memiliki cakupan pasar yang cukup luas, yaitu pasar internasional. Sedangkan

gambar 4 Gambar 2.3 Kanal podcast Science Vs di Spotify.

(7)

25

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

Rumah Abu memiliki cakupan pasar lokal. Selain itu perbedaan fokus konten yang disajikan Hidden Brain dan Rumah Abu adalah bagaimana Hidden Brain fokus pada rasa penasaran manusia akan dunia dan dirinya.

Oleh karena itu Hidden Brain memfokuskan pada perilaku manusia, bentuk pilihan yang dibuat oleh manusia, dan hubungan antarmanusia.

Kanal podcast terakhir yang menjadi referensi penulis adalah kanal podcast lokal, Psikologid. Sesuai dengan namanya, Psikologid merupakan kanal podcast yang didirikan oleh Komunitas Psikologi Digital. Umumnya kanal podcast ini berisi tentang bagaimana pengembangan diri dan kesejhatan mental. Mengapa penulis merasa kanal podcast ini cukup relevan, Psikologid memberikan beberapa informasi berdasarkan ilmu psikologi, sehingga kredibilitas dari konten yang disajikan mendalam.

gambar 5 Gambar 2.4 Kanal podcast Hidden Brain di npr.org

(8)

26

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

Konten yang disajikan merupakan konten informasi yang didasari dengan ilmu psikologi. Durasi yang disajikan pun tidak panjang sehingga konten dapat dibuat sepadat mungkin. Kelebihan yang dihadirkan oleh Psikologid adalah konten yang spesifik sehingga pendengar dapat dengan mudah mencari dan menemukan apa yang dibutuhkan. Perbedaan Psikologid dengan Rumah Abu adalah spesifik konten yang diangkat. Psikologid memfokuskan konten dengan dasar ilmu psikologi untuk tiap kontennya. Sedangkan Rumah Abu mengandalkan teori, ilmu pengetahuan dasar, ilmu sains, ilmu psikologi jika dibutuhakan, serta fakta yang mendukung tiap-tiap konten yang sedang disajikan.

gambar 6 Gambar 2.5 Kanal podcast Psikologid di Spotify

(9)

27

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

able 1 Tabel 2.1 Perbandingan Rumah Abu dan Karya Sejenis

Kesimpulan yang dapat diambil dari karya terdahulu ini adalah tema yang diambil merupakan tema umum yang banyak dibicarakan di masyarakat. Selain itu, pembahasan topik tersebut juga didukang oleh fakta yang dibahas oleh narasumber kredibel. Penulis mengambil referensi dari karya-karya tersebut karena pembawaan konten yang menarik. Perbedaan Rumah Abu dengan kanal podcast terdahulu ini adalah isu tren yang diangkat lebih umum dan tidak menspesifikan salah satu tema besar. Sehingga pendengar mendapatkan variasi yang beragam pada kanal podcast Rumah Abu. Selain itu cara pembawaan dan penyajian konten Rumah Abu akan lebih ringan dan padat agar dapat menjangkau pasar millennial serta generasi Z yang saat ini sedang No Media Target Audiens Topik Konten Jenis Konten

1. Asumsi Bersuara

Khalayak umum

lokal dan

pembaca Asumsi

Ungkap fakta tren, kultur pop, dan politik.

Softnews dan feature.

2. Apa Kata Tempo

Khalayak umum

lokal dan

pembaca Tempo.co

Ungkap opini yang didasari dengan fakta dalam setiap gagasan.

Softnews dan feature.

3. Science Vs Khalayak

internasional dan peminat sains umum

Ungkap topik umum dengan landasan ilmu sains.

Storytelling

dan feature.

4. Hidden Brain Khalayak

internasional dan peminat sains psikologi

Ungkap psikologi manusia melalui ilmu sains

Storytelling dan feature.

5. Psikologid Khalayak lokal dan peminat ilmu psikologi lokal

Ungkap psikologi manusia dengan ilmu psikologi.

Storytelling.

(10)

28

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

menggemari kanal podcast.

2.2 TEORI DAN KONSEP

2.2.1 Podcast Bagian Dari Karya Audio

2.2.1.1 Definisi Podcast

Podcast tercatat kemunculannya pada tahun 2004.

Awal dari nama podcast adalah istilah ”podcasting” yang dikemukakan oleh Ben Hammersley dalam artikelnya di theguradian.com yang membahas tentang audioblogs dan radio online pada saat itu (Geoghegan & Klass, 2007, p. 2).

Adapun sejarah lain bahwa podcast muncul dan berkembang pada tahun 2005. Seiring waktu, materi yang dihadirkan pada podcast berkembang dan menjadi beraneka ragam.

Konten yang dihasilkan pun dalam kemasan berupa dialog, monolog dan dokumenter.

Akhir-akhir ini, podcast mengacu pada podcast audio akan tetapi juga dikemas dalam bentuk video.

Sehingga batasan antara podcast audio dan podcast video terjadi. Pada dasarnya podcast merupakan materi berbetuk audio atau video yang dapat diakses di internet dan dapat dengan mudah diunduh ke komputer atau pemutar media portable, baik secara gratis maupun dengan berlangganan.

Menurut jurnal karya Efi Fadilah1, Pandan Yudhapramesti, dan Nindi Aristi, Cara kerja podcast hampir sama seperti radio pada umumnya. Terdapat 3 elemen untuk menciptakan podcast: materi, penyedia RSS (Really Simple Syndication), dan penangkap atau podcatcher. File yang

(11)

29

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

dibutuhkan berkisar antara1 mb hingga 200 mb. Untuk penyedia RSS, dapat mengandalkan server cloud seperti Soundcloud, atau yang terbaru dan banyak digemari khalayak saat ini, Spotify dan Apple Podcast (Fadilah, Yudhapramesti, & Aristi, 2017, p. 96).

2.2.1.2 Karakteristik dan Jenis Podcast

Menurut Toyib, Humaisyi, dan Muzaki, karakteristik podcast dibagi menjadi 4 karakteristik utama. Podcast sendiri memiliki karakteristik khusus disbanding media audio lain. Karakteristik itu ialah: download, tema yang segmented, episodic, dan streaming. Sementara itu, podcast sendiri juga memiliki jenis yang terbagi menjadi tiga: audio podcast, podcast yang menggunakan visual, dan podcast yang berisikan film dengan dilengkapi suara (Toyib, Humaisi, & Muzakki, 2013, p. 6).

Podcast yang paling umum dijumpai adalah audio podcast. Biasanya audio podcast ini dapat dijumpai dengan format audio MP3. Sementara itu, podcas dengan audio visual biasanya dapat dijumpai di platform seperti Youtube.

Jenis podcast yang terakhir yaitu podcast yang berisikan film dan dengan dilengkapi film ini biasanya memiliki format MP4 (Toyib, Humaisi, & Muzakki, 2013, p. 6).

2.2.1.3 Tahapan Produksi Podcast

Sebagian besar dari content creator membangun dan memproduksi podcast, membicarakan bagaimana segi teknis yang harus dilakukan, bagaimana mengemas program anda agar

(12)

30

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

terlihat unik. Namun, tidak ada yang membahas tentang bagaimana cara mengembangkan konsep yang menjadi inti dari podcast itu sendiri. Menurut Geoghegan dan Klass, yang terpenting adalah bagaimana anda dan podcast karya anda dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan dimana anda ingin mengambilnya di masa depan (Geoghegan & Klass, 2007, p. 22).

Dalam membuat suatu karya podcast, terdapat tiga elemen penting dalam produksi sebuah konten audio: vokal, efek, dan backsound. Selain itu, Geoghegan dan Klass juga menjelaskan bagaimana elemen-elemen yang penting dan harus diperhatikan, berikut langkah-langkah yang penting dilakukan saat mengembangkan program podcast (Geoghegan & Klass, 2007, p. 22).

Dikutip dari buku “Podcast Solutions: The Complete Guide to Audio and Video Podcasting” karya Michael W.

Geoghegan, Michael W., dan Klass (Geoghegan & Klass, 2007, pp. 22-24) dan Jurnal milik Efi Fadilah, Pandan Yudhapramesti, dan Nindi Aristi (Fadilah, Yudhapramesti, &

Aristi, 2017, p. 23), langkah- langkah yang dapat dilakukan dalam pembuatan program podcast sebagai berikut:

A. Tujuan pasar dan penentuan kelompok pendengar Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan podcast adalah seberapa kuat hubungan anda dengan pendengar, dalam hal ini adalah kedekatan/proximity. Dengan banyaknya pendengar dan beraneka ragam kebutuhan yang dibutuhkan. Kedekatan atau proximity adalah kunci

(13)

31

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

penting dalam pembuatan suatu konten. Topik apa yang akan diangkat, dengan niat apa podcast tersebut dibuat. Saat menemukan topik yang dirasa menarik, kembangkan dan buat topik tersebut menjadi lebih menarik saat didengar oleh orang lain (Geoghegan &

Klass, 2007, p. 22).

B. Menentukan konsep yang memfokuskan akan suatu konten

Podcast tidak hanya dibuat dan ditujukan kepada segilintir orang, akan tetapi diharapkan juga dapat membantu banyak komunitas atau kelompok dengan minat yang sama. Pendengar merupakan komunitas dan kelompok yang juga mendapat ketertarikan langsung (Fadilah, Yudhapramesti, &

Aristi, 2017, p. 23).

C. Menentukan durasi dari tiap-tiap episode yang dibawakan

Durasi dalam suatu program podcast terbilang penting karena harus menyesuaikan bagaimana kenyamanan dari pendengar untuk tiap- tiap episode. Baik dalam format audio atau video, durasi yang terlalu panjang dapat membuat pembicaraan menjadi membosankan, serta dapat membuat pendengar bosan. Dengan durasi yang lebih pendek juga terdapat kemungkinan informasi yang disampaikan tidak mencakup semuanya, hal ini dapat menimbulkan disinformasi (Geoghegan & Klass, 2007, p. 23).

(14)

32

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

D. Menyusun Format Penulisan Script dari Tiap-tiap Episode

Geoghegan dan Klass mengatakan bahwa podcast merupakan konten yang sangat flexible dan tidak ada aturan terkait mengenai ini. Oleh karena itu semua tergantung dengan segi menarik dan orisinalitas dari konten podcast itu tersendiri (Geoghegan & Klass, 2007, p. 23). Podcaster diwajibkan untuk menyusun format yang akan dibawakan. Tantangan bagi seorang podcaster adalah bagaimana untuk memulai dan mengakhiri sesi podcast tersebut.

E. Menambahkan Backsound Instrumen atau Musik Untuk Bridging podcast

Setiap podcast memiliki bridging untuk membuka tiap-tiap episode serta menutup episodenya. Durasi dari bridging biasanya berkisar 15 hingga 20 detik. Musik untuk bridging juga diharapkan bukan musik yang terikat dan diakui oleh hak cipta. Sangat diusahakan menggunakan instrumen yang tidak berbayar atau bebas dari hak cipta. Tujuannya agar dapat lebih leluasa menggunakannya. Jika tidak ada pilihan lain, maka lebih disarankan membeli lisensi atau membeli sound tersebut dengan tujuan agar tidak terikat masalah hak cipta (Geoghegan & Klass, 2007, p. 24).

(15)

33

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.2 Talkshow

Talkshow merupakan istilah modern dari talk atau pembicaraan dan show yang artinya pertunjukan. Kedua kata tersebut dapat digabung dan dapat diartikan menjadi pembicaraan yang di pertontonkan.

Percakapan yang dipertontonkan umumnya membutuhkan materi acara yang telah dirancang dengan baik, seperti tema yang akan dibawakan, bagaimana menyampaikannya, kapan waktu untuk menyampaikannya, bagaimana cara menyampaikan dengan baik dan benar. Oleh karena itu dibutuhkan prinsip dan aturan yang mendasar (Muda, 2005, p. 53).

Dalam membuat suatu program talkshow, dibutuhkan tim kerja yang mengerti tiap-tiap jobdesk. Tim kerja sendiri di definisikan sebagai suatu kelompok individu yang berkumpul untuk menyelesaikan tujuan tertentu. Tujuan dibuatnya tim kerja adalah agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara lebih efektif dan efesien jika dibandingkan dilakukan secara sendiri-sendiri atau perseorangan (Kaswan, 2014, p. 5).

Menurut Masduki, terdapat tiga bentuk program yang dapat dikategorikan sebagai talkshow:

a. Panel discussion

Merupakan kategori talkshow dimana pewawancara juga berperan sebagai moderator yang memimpin dan memberikan pertanyaan kepada beberapa narasumber b. Call in show

Merupakan bentuk talkshow yang melibatkan pendengar dalam bentuk telepon. Biasanya bentuk ini merupakan tanggapan langsung dari pendengar. Topik yang dibahas merupakan topik yang ditentukan sebelumnya oleh

(16)

34

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

produser.

c. One-on-one show

Talkshow ini berupa perbincangan antara host dan narasumber yang berisi diskusi mengenai suatu topik (Masduki, 2005, p. 80).

2.2.3 Produser Sebagai Anggota Tim Kerja

Produser merupakan pihak-pihak yang terbentuk dan bertugas sebagai penanggung-jawab dalam mengunggah gagasan dan kreatif dalam konsep yang praktis dan dapat dijual. Produser juga merupakan pihak- pihak yang terlibat dalam memastikan dukungan berupa keuangan bagi terlaksananya suatu program (Morissan, 2008, pp. 207-218).

Pengertian lain dari produser adalah seseorang yang ditunjuk sebagai wakil dari eksekutif produser guna melaksanakan apa yang diinginkan oleh produser terlaksana. Produser juga merupakan kepala atau puncak dari suatu program, yang artinya ia memiliki wewenang atas program tersebut. Produser juga bertugas untuk bertanggungjawab atas pra- produksi, produksi, hingga pasca-produksi program tersebut (Suprapto, 2009, p. 1).

2.2.4 Jurnalisme Sains

Dikutip dari laman resmi Society of Indonesian Science Journalists (SISJ), Jurnalisme sains merupakan karya jurnalistik yang membahas suatu konten dimana didasari dengan ilmu pengetahuan dan riset-riset yang telah dilakukan oleh ahli. Dalam membuat konten berdasar dari jurnalisme sains, haris menggunakan Bahasa pengandaian yang mudah dipahami.

Jurnalisme sains juga membahas dan memaparkan mengenai manusia yang

(17)

35

Area 51 Side to Side, Jihan Fairuz, Universitas Multimedia Nusantara

terlibat didalamnya.

Menurut Harry Suradji, penggagas utama Society of Indonesian Science Journalists, Tujuan dari adanya konten mengenai jurnalisme sains adalah untuk menjadi jembatan antara ilmuwan-ilmuwan dan masyarakat.

Masyarakat secara tidak langsung akan belajar mengenai sains. Jurnalisme sains menjadi salah satu pilihan solusi bagi masyarakat yang ingin mengetahui mengenai fenomena tertentu (Surjadi, 2014, p. 1). Selain itu, Harry juga mengungkap sains bukan hanya sebuah pelajaran baku, akan tetapi dapat menjadi sesuatu yang dapat dibagikan pada dunia. Kurangnya sosialisasi terhadap sains sendiri menjadi masalah paling utama. Oleh karena itu, dengan adanya jurnalisme sains dapat membantu masyarakat dalam memberikan informasi mengenai ilmu-ilmu sains (Surjadi, 2014, p.

1).

Menurut Albizia Akbar melalui IDNTimes (Lathiva, 2021, p. 1), untuk konten sains dibutuhkan beberapa poin yang perlu diperhatikan:

a. Mengemas dengan menarik, Sains dapat menjadi konten yang menarik dan tidak rumit jika dibawakannya dengan menyenangkan,

b. Menggunakan analogi, agar konten sains dapat dimengerti, menganalogikan sesuatu juga merupakan salah satu cara agar mempermudah penjelasan,

c. Melakukan riset yang mendalam, riset yang mendalam diperlukan agar informasi yang disampaikan merupakan informasi yang kredibel. Membaca banyak laporan dan sumber juga merupakan hal yang diperlukan (Lathiva, 2021, p. 1).

Gambar

gambar 2 Gambar 2.1 Kanal podcast Asumsi Bersuara di Spotify
gambar 3  Gambar 2.2 Kanal podcast Apa Kata Tempo di Spotify
gambar 4  Gambar 2.3 Kanal podcast Science Vs di  Spotify.
gambar 5  Gambar 2.4 Kanal podcast Hidden Brain di npr.org
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik yang diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran generatif

Mengurutkan gambar melalui metode demonstrasi yang menggunakan gambar keluarga, merupakan strategi yang digunakan guru agar anak mengenal kata-kata dalam gambar dan juga

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus dengan meng-gunakan Mind Map dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai keterampilan

distal klem. Klem berfungsi sebagai pegangan atau tali kendali. 3) Lakukan juga penjahitan pada arah pk. 4) Tambahkan jahitan bila masih terdapat luka yang terbuka. 5) Gunting

Pada kegiatan pelatihan ini, target sasaran adalah seluruh pelatih di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memperoleh rekomendasi dari Pengcab IPSI Kabupaten/Kota dan mantan atlet

3. Melakukan pengumpulan Data. Data- data dikumpulkan melalui mesin pencarian dengan menggunakan kata kunci “sistem administrasi perpajakan modern”, “kepatuhan perpajakan”,

Penju Penjualan alan prod produk uk koper koperasi asi secara tunai tidak dicatat di buku harian ini dan karena penjualan secara kredit tidak akan secara tunai tidak dicatat di

untuk melikuidasi persekutuan, seperti penagihan piutang, konversi aset non kas menjadi kas, pembayaran kewajiban  persekutuan, dan distribusi laba bersih yang