• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA N 1 TURI TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Devi Purwantari NIM: 131224054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

i

DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA N 1 TURI TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Devi Purwantari NIM: 131224054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv MOTTO

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang Ia niatkan”

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Lakukan hal-hal yang kau pikir tidak bisa kau lakukan”

(Eleanor Roosevelt)

“Hari ini berjuang, besok raih kemenangan!”

“Kesuksesan akan diraih dengan terus belajar”

(6)

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, semangat, dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia dan kemudahan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dan ucapan terima kasih ini, saya persembahkan kepada.

1. Keluarga tercinta, Bapak Purwanto, Ibu Juriyah, Adik Riski Ferianto yang telah menyemangatiku, membiayai kuliahku sampai saat ini. Tanpa mereka, saya tidak bisa seperti ini.

2. Kesayanganku, Dadang Widaryoko, terima kasih atas dukungan, kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dalam menyelesaikan skripsi.

3. Sahabat-sahabatku, Dewi Septaria, Elisabet Nerisa, Lia Ibnu, Euphrasia Dellies Nur Indah, Erika Yeni Pradita (Dita), Mas Yanu, dan yang tidak tersebut satu-persatu, terima kasih telah mendukungku, memberikan semangat menjadi saksi atas perjuanganku selama ini, dan maaf sudah banyak saya repotkan, aku sayang kalian.

(7)

vi

(8)

vii

(9)

viii ABSTRAK

Purwantari, Devi. 2017. Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Teks Ilmu Pengetahuan Di Media Online dan Buku Pelajaran dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) seberapa tinggi kebiasaan siswa dalam membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018; (2) seberapa tinggi kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018;

dan (3) korelasi antara kebiasaan siswa dalam membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisis korelasional. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 122 siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman dan digunakan seluruhnya untuk pengambilan data. Instrumen yang digunakan untuk mengukur penelitian yaitu dalam bentuk angket untuk kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan validitas konstruk, sedangkan tes pilihan ganda untuk pemahaman bacaan dengan validitas isi oleh expert judgment. Reliabilitas dihitung menggunakan teknik Alpha Cronbach.

Teknik analisis data menggunakan product moment untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Analisis data dihitung menggunakan komputer program SPSS 23.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman berkategori tinggi dengan frekuensi 64 (52,4%) (2) pemahaman bacaan siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman berkategori tinggi dengan frekuensi 118 (96,70%); dan (3) terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan pemahaman bacaan siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman, yaitu sebesar 0,313 pada taraf koefisiensi 5%.

Kata Kunci: Kebiasaan Membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran, pemahaman bacaan, dan korelasi.

(10)

ix ABSTRACT

Purwantari, Devi. 2017. Correlation Between Habits of Reading Text Science In Online Media And Textbooks With Reading Ability Understanding Students Class X Students of SMA N 1 Turi Academic Year 2017/2018. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This study aims to determine (1) how high the habits of students in reading the text of science in online media and textbook class X SMA N 1 Turi Sleman academic year 2017/2018; (2) how high the reading comprehension ability of grade X students of SMA N 1 Turi Sleman academic year 2017/2018; and (3) the correlation between the students' habits in reading the text of science in the online media and textbook with the ability to read the understanding of the students of grade X SMA N 1 Turi Sleman academic year 2017/2018.

This research is a quantitative descriptive research with correlation analysis. The population in this study consisted of 122 students of grade X SMA N 1 Turi Sleman and used entirely for data retrieval. The instrument used to measure the research is in the form of a questionnaire for the reading habits of science text in online media and textbooks with construct validity, while a multiple choice test for reading comprehension with content validity of expert judgment. Reliability is calculated using the Cronbach Alpha technique. Data analysis techniques use product moment to know the relationship between variables. Data analysis was calculated using computer program SPSS 23.

The results showed that: (1) reading habit of science text in online media and textbook of class X students of SMA N 1 Turi Sleman with high frequency with frequency 64 (52,4%), (2) reading comprehension of grade X students of SMA N 1 Turi Sleman is in high category with frequency 118 (96,70%); and (3) there is a significant correlation between reading habits of science text in online media and textbook with reading comprehension of class X students of SMA N 1 Turi Sleman, that is equal to 0,313 at 5% coefficient level.

Keywords: Reading habits of science text in online media and textbooks, reading comprehension, and correlation.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad serta hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Teks Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Tahun Ajaran 2017/2018 dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena doa, bimbingan, nasihat, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada.

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Danang Satria Nugraha, M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah melungkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Septina Krismawati, S.S., M.A., yang telah bersedia menjadi validator untuk instrumen dari penelitian ini.

(12)

xi

7. Sekretariat PBSI yang telah membantu kelancaran dan urusan terkait dengan perkuliahan penulis.

8. Drs. Ahmad Yuno Nurkaryadi, M.M, selaku kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Kepala sekolah SMA N 1 Tempel yang telah memberikan izin untuk uji coba instrumen penelitian kepada penulis.

10. Imam Puspadi, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA N 1 Turi Sleman yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

11. Siswa-siswi SMA N 1 Tempel Sleman yang telah bersedia menjadi responden dalam uji coba instrumen penelitian ini.

12. Siswa-siswi SMA N 1 Turi Sleman yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

13. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kedua orang tua, Bapak Purwanto, Ibu Juriyah yang senantiasa mendoakan dan selalu memberikan semangat, motivasi, serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

15. Adik Riski Ferianto yang selalu mengalah meminjamkan laptop agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

16. Teman-teman peneliti, Dadang Widaryoko, Lia Ibnu, Mas Yanuar Putut Wirawan, S.Pd., yang telah membantu saya mengurus surat-surat yang digunakan dalam penelitian ini.

17. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh kerena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan

(13)

xii

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN HASIL KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR DIAGRAM ...xix

DAFTAR SKEMA ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ...xxi

BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Sistematika Penyajian ... 9

(15)

xiv BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Pengertian Membaca ... 14

2.2.2 Tujuan Membaca ... 15

2.2.3 Aspek-aspek Membaca ... 17

2.2.4 Pengertian Kebiasaan ... 17

2.2.5 Pengertian Kebiasaan Membaca ... 19

2.2.6 Pengukuran Kebiasaan Membaca ... 21

2.2.7 Media Online ... 22

2.2.8 Karakteristik Media Online ... 24

2.2.9 Manfaat Media Sosial ... 27

2.2.10 Penggunaan Media Sosial untuk Pelajar ... 30

2.2.11 Kemampuan Membaca ... 30

2.2.12 Faktor-faktor Penentu Kemampuan Membaca ... 31

2.2.13 Membaca Pemahaman ... 33

2.2.14 Langkah-langkah Membaca Pemahaman ... 34

2.2.15 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca ... 35

2.2.16 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ... 38

2.3 Kerangka Berpikir ... 43

2.4 Hipotesis ... 46

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 49

3.2 Pendekatan Penelitian ... 50

3.3 Variabel Penelitian ... 51

3.4 Populasi dan Sampel ... 51

3.5 Instrumen Penelitian ... 52

3.5.1 Angket Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahuan di Media Online ... 52

3.5.2 Tes Pemahaman Bacaan ... 53

(16)

xv

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

3.6.1 Uji Validitas Instrumen ... 54

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 57

3.7 Analisis Butir Soal ... 58

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.8.1 Teknik Tes ... 60

3.8.2 Teknik Angket ... 61

3.9 Teknik Analisis Data ... 61

3.9.1 Uji Prasyarat Analisis ... 61

3.10 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 63

4.1.1 Kebiasaan Siswa dalam Membaca Teks Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 64

4.1.2 Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 67

4.1.3 Korelasi antara Kebiasaan Membaca Teks Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman . 82 4.2 Uji Prasyarat Analisis ... 85

4.2.1 Uji Normalitas ... 85

4.2.2 Uji Linearitas ... 85

4.3 Pengujian Hipotesis ... 86

BAB V: PENUTUP 5.1 Simpulan ... 88

5.2 Implikasi Penelitian ... 90

5.3 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN ...

(17)

xvi

DOKUMENTASI ...

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ……… 62

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Membaca Teks Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran ... 64

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman ... 68

Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pemahaman Bacaan ... 69

Tabel 4.5 Hasil Skor Pemahaman Literal Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 70

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemahaman Literal Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 71

Tabel 4.7 Hasil Skor Pemahaman Inferensial Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 72

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pemahaman Inferensial Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 73

Tabel 4.9 Hasil Skor Pemahaman Evaluatif Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 75

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pemahaman Evaluatif Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 76

Tabel 4.11 Hasil Skor Pemahaman Apresiasi Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 77

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pemahaman Apresiasi Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 78

Tabel 4.13 Korelasi antara Kebiasaan Membaca Teks Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ... 83

(19)

xviii

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berpikir ………. 47

(20)

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 49

(21)

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahuan di Media Online

dan Buku Pelajaran ………. 65 Diagram 4.2 Kemampuan Membaca Pemahaman ……….. 68 Diagram 4.3 Pemahaman Literal Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ……….…72 Diagram 4.4 Pemahaman Inferensial Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ……..74 Diagram 4.5 Pemahaman Evaluatif Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ……….77 Diagram 4.6 Pemahaman Apresiasi Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ……….79

(22)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran Terhadap siswa

kelas X SMA N 1 Turi Sleman ………..…

Lampiran 2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Terhadap siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman ………...

Lampiran 3 Angket Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku Pelajaran ………..….…

Lampiran 4 Tes Pemahaman Bacaan ……….…..

Lampiran 5 Hasil Angket Jawaban Siswa Kelas X SMA N 1 Turi Sleman ………

Lampiran 6 Hasil Soal Pemahaman Bacaan Siswa Kelas X SMA N 1

Turi Sleman ………...

Lampiran 7 Uji Linearitas ………

Lampiran 8 Uji Normalitas ………..

Lampiran 9 Reliabilitas Angket Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahauan

di Media Online dan Buku Pelajaran ………

Lampiran 10 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ………..…

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Angket ………...

Lampiran 12 Hasil Analisi Butir Soal Pilihan Ganda ………..…

Lampiran 13 Tabulasi Data ……….…

Lampiran 14 Hasil Angket ………...…

Lampiran 15 Hasil Membaca Pemahaman ……….….

Lampiran 16 Korelasi Product Moment ………..

(23)

xxii

Lampiran 17 Tedensi Sentral Membaca Pemahaman ……….…

Lampiran 18 Tedensi Sentral Kebiasaan Membaca Pemahaman ………

Lampiran 19 Validitas Angket oleh Expert Judgment ………...….

Lampiran 20 Validitas Soal Membaca Pemahaman oleh Expert Judgment ………

Lampiran 21 Presensi siswa SMA N 1 Turi Sleman ………...……

Lampiran 22 Surat Izin Fakultas ……….

Lampiran 23 Surat Izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ……….

Lampiran 24 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ………

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian. Keenam hal tersebut akan diuraikan pada subbab berikut ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca (reading skills) merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa. Keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis.

Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa, baik akan masuk ke jenjang sekolah maupun setalah tamat sekolah. Dengan membaca, siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh.

Zaman modern saat ini banyak teknologi yang berkembang pesat. Dalam menulis sebuah ilmu dan memaparkan sebuah tulisan melalui buku. Pada jenjang pendidikan saat ini kemampuan membaca harus dikuasai oleh siswa. Dengan membaca siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak dan mendapat berbagai ilmu melalui buku. Menurut Samsu Somadoyo (2011:4),

“membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis”. Pendapat itu didukung Tarigan (2008:7) yang menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan

(25)

oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.. Maka, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah memahami suatu tulisan yang terkandung dalam sebuah bacaan.

Membaca pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang banyak sekali manfaatnya untuk diri kita. Handphone yang selalu kita pegang saat ini juga dapat memberikan berbagai informasi bahkan lebih cepat dari pada kita membaca buku.

Melalui bacaan, baik dari media online maupun media cetak apa yang sebelumnya tidak pernah kita tahu, dan setalah membaca diharapkan kita menemukan jawaban dari apa yang kita pertanyakan. Maka dari itu, membaca memang banyak sekali manfaatnya dan pengetahuan juga bisa kita dapat dengan membaca.

Kegiatan membaca sebaiknya kita tumbuhkan dari usia dini. Jadikanlah kegiatan membaca tersebut, sebagai suatu kebutuhan agar kita dapat terus membiasakan diri untuk membaca. Kegiatan membaca, diharapkan dapat menjadikan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi siswa. Membaca bisa di lakukan di mana saja dan kapan saja. Maka dari itu, tidak ada alasan untuk tidak membaca.

Bagi seorang pelajar diharapkan kebiasaan membaca, harus ditingkatkan.

Melalui kebiasaa membaca, diharapkan dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca terutama membaca pemahaman. Tarigan (2008:58) menyatakan bahwa membaca pemahaman yaitu sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kitis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Apabila siswa sudah membiasakan diri untuk membaca, tentu saja siswa lebih dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

(26)

dapat memahami bacaan yang telah kita baca. Dengan memahami bacaan, kita dapat memperoleh banyak keuntungan baik pengetahuan yang benar dan dapat benar-benar memahami dari sebuah bacaan. Terutama jika mengerjakan soal ujian, tentu saja harus benar-benar memahami bacaan agar dapat menjawab soal tersebut sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.

Beberapa guru Sekolah Menengah Atas (SMA) mengeluhkan rendahnya kebiasaan membaca siswa di sekolah. Hasil wawancara peneliti sebelum melakukan penelitian dengan beberapa guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA N 1 Tempel, bahwa, saat ini siswa jika disuruh untuk membaca hanya bertahan dua menit pertama saja. Selanjutnya, siswa hanya berbincang-bincang, ramai dan meletakan kepala di meja. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil wawancara seorang guru yang dilakukan peneliti di SMA N 1 Turi. Beliau, menambahkan, siswa jarang sekali mengunjungi perpustakaan untuk membaca.

Hal tersebut dapat dilihat dari presentase kunjungan perpustakaan yaitu sebesar 56,80% saja.

Putra (2008:4) menyatakan rata-rata orang Indonesia 150-300 kata per menit (KPM), yang dikatakan belum maksimal. Pada dasarnya, kemampuan membaca dapat diasah dengan latihan dan pemahaman. Tingkat membaca masyarakat Indonesia akan semakin berkembang, seiring dengan pemahaman pentingnya membaca dan latihan terus-menerus. Jika manusia adalah makhluk pembelajar, maka kecepatan membaca orang Indonesia yang berkisar antara 150- 300 kata per menit pasti meningkat berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Putra, 2008:5).

(27)

Rendahnya kebiasaan membaca siswa, tidak seutuhnya salah dari seorang guru. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca. Minat membaca dapat muncul dalam diri siswa, apabila tertanam pola pikir bahwa membaca merupakan kebutuhan. Pengaruh minat membaca yang rendah nantinya berakibat juga pada Ujian Nasional Bahasa Indonesia yang rata-rata memuat soal yang mengharuskan siswa untuk membaca sebuah kutipan terlebih dahulu.

Pada kasus ini, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan kebiasaaan membaca media online, mendeskripsikan seberapa tinggi kemampuan membaca pemahaman siswa, dan seberapa tinggi korelasi antara kebiasaan membaca media online dan membaca pemahaman siswa kelas X di SMA N 1 Turi. Kebiasaan membaca siswa, dapat dilihat dari seberapa sering siswa mengunjungi perpustakaan, tentu saja akan ada korelasi antara kebiasaan membaca media online dan membaca pemahaman siswa kelas X di SMA N 1 Turi tersebut. Selain itu, peneliti sudah melakukan wawancara pada lima orang siswa kelas X, hasil wawancara tersebut, menyatakan bahwa, siswa mengunjungi perpustakaan apabila ada tugas dari guru mata pelajaran. Jika tidak ada tugas, mereka tidak meluangkan waktu istirahat mereka untuk mengunjungi perpustakaan. Berdasarkan wawancara peneliti, siswa berpendapat bahwa lebih senang mencari informasi, baik ilmu pengetahuan atau informasi umum melalui media online dari pada media cetak atau buku. Alasannya adalah dengan mencari melalui media online hasilnya lebih cepat daripada harus membaca buku.

Zaman sekarang dunia berubah serba digital, popularitas buku menurun.

Buku kini telah dikalahkan oleh sebuah aplikasi digital yang lebih revolusioner

(28)

daripada buku. Saat ini, tidak dipungkiri bahwa siswa, bahkan masyarakat pun akhir-akhir ini lebih gemar membaca media online dan menonton televisi dibandikan membaca buku atau koran. Menurut survei oleh CNN Indonesia, faktanya internet lebih populer daripada buku teks. Pada saat ini, di sekolah- sekolah dapat dengan mudah ditemui akses internet. Karena kemudahan itu, guru memiliki kecenderungan untuk menugaskan siswa-siswinya mengumpulkan sumber-sumber belajar, serta menjadikannya sebagai acuan dalam menyelesaikan tugas-tugas pelajaran. Begitu juga para siswa yang sering mengakses jaringan internet di setiap kesempatan (CNN Indonesia, Senin 02/11/2015 08:21 WIB).

Selain itu, media online mampu menawarkan beragam tayangan menarik sehingga menyita perhatian dari pada media cetak. Sebenarnya hadirnya media online memang sangat membantu dan mempercepat masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi. Dengan kita membaca media online, walaupun tidak membaca buku, masyarakat juga sama-sama akan mendapatkan pengetahuan. Bahkan, dengan membaca melalui media online pengetahuan masyarakat secara tidak langsung akan lebih luas.

Mengacu pada permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa tinggi korelasi antara kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018 khususnya pada siswa kelas X.

Peneliti mengambil judul tersebut karena ingin mengeahui seberapa tinggi korelasi antara kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa SMA N 1 Turi

(29)

Sleman. Maka dari itu, dengan kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran, apakah siswa kelas X di SMA N 1 Turi Sleman dapat mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA N 1 Turi Sleman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Seberapa tinggi kebiasaan siswa dalam membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018?

2. Seberapa tinggi kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018?

3. Adakah korelasi antara kebiasaan siswa dalam membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan kemampuan membaca pemahaman kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tingkat kebiasaan siswa dalam membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018.

(30)

2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018.

3. Menjelaskan tingkat korelasi antara kebiasaan siswa dalam membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang telah dipapakan, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Setelah mengetahui hasil analisis korelasi antara kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta memberikan sumbangan teori terhadap penelitian selanjutnya untuk lebih dapat dikembangkan.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru untuk lebih memberikan perhatian terhadap kebiasaan membaca siswa, supaya dapat meningkatkan pemahaman siwa dalam membaca.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan membaca siswa, sehingga siswa mengerti bahwa membaca itu sangat penting untuk dilakukan.

(31)

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan penting bagi sekolah untuk perbaikan prestasi belajar para siswa ke depannya, mengingat pendidikan yang sekarang ini semakin berkembang, seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan gambaran bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis yang relevan.

1.4 Batasan Istilah

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa istilah. Istilah-istilah itu dibatasi pengertiannya agar penelitian menjadi lebih terarah. Batasan istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kebiasaan

Joko (2008:24) “kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama”.

2. Media Online

Media daring adalah nama lain media online. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, "daring" itu singkatan dari "dalam jaringan", maksudnya dalam jaringan internet.

3. Membaca Pemahaman

Tarigan (2008:58) menyatakan bahwa membaca pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma- norma kesasstraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi.

(32)

4. Korelasi

Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab-akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia V, 2016).

1.5 Sistematika Penyajian

Sistematika penulisan merupakan gambaran umum mengenai isi keseluruhan pembahasan penelitian. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam proposal skripsi. Proposal ini terdiri dari III bab, yaitu (I) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, dan (III) metodologi penelitian.

Pada bab I ini memaparkan 6 hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. Bab II merupakan tinjauan pustaka. Bab ini memaparkan (1) penelitian terdahulu yang relevan, dan (2) kajian teori dan (3) kerangka berpikir. Bab III merupakan metodologi penelitian. Bab ini memaparkan 10 hal, yaitu (1) metode, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) validitas, (5) reliabilitas, (6) analisis butir soal, (7) teknik pengumpulan data, (8) teknik analisis data, (9) uji prasyarat analisis, dan (10) pengujian hipotesis. Bab IV merupakan hasil analisis data dan pembahasan. Bab ini memaparkan 3 hal, yaitu (1) deskripsi data penelitian, (2) analisis data, dan (3) pembahasan. Bab V merupakan penutup. Bab ini memaparkan 3 hal, yaitu (1) kesimpulan, (2) implikasi dan (3) saran.

(33)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab tinjauan pustaka ini, akan dipaparkan mengenai penelitian terdahulu yang relevan dan landasan teori yang mencakup pengertian membaca, tujuan membaca, aspek-aspek membaca, pengertian kebiasaan, pengertian kebiasaan membaca, pengukuran kebiasaan membaca, media online, karakteristik media online, kemampuan membaca, faktor-faktor penentu kebiasaan membaca, membaca pemahaman, langkah-langkah dalam membaca pemahaman, faktor-faktor yang mempengaruhi membaca, tingkat kemampuan membaca pemahaman, dan kerangka berpikir. Ketigabelas hal tersebut akan diuraikan pada subbab berikut ini.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penulis mengambil penelitian yang relevan dengan topik penelitian penulis, yaitu pertama, penelitian Purnamasari (2008), mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Dewi Purnamasari (2008) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan antara Kebiasaan Membaca dengan Pemahaman Bacaan Siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari yaitu (1) mendeskripsikan tingkat kebiasaan membaca siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman; (2) mendeskripsikan tingkat pemahaman bacaan siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman; (3) menjelaskan hubungan antara kebiasaan membaca dengan pemahaman bacaan siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kebiasaan

(34)

membaca kelas VII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman berkategori sedang dengan frekuensi 217 (77,8%); (2) pemahaman bacaan siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman berkategori sedang dengan frekuensi 149 (57%); dan (3) terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca dengan pemahaman bacaan siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman, yaitu sebesar 1,85% pada taraf koefisiensi 1%.

Hubungan penelitian ini dengan penelitian Purnamasari yaitu, penelitian Purnamasari dilakukan seluruh SMP yang berada di Kecamatan Kalasan Sleman, sedangkan penelitian ini lebih berfokus pada siswa kelas X di SMA N 1 Turi Sleman.

Selain itu, pada penelitian ini peneliti lebih melakukan penelitian mendalam mengenai kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran pada siswa kelas X di SMA N 1 Turi Sleman. Maka dari itu, diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan kebaruan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Purnamasari. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan informasi dan membandingkan bagaimana hubungan kebiasaan membaca di media online dan membaca pemahaman di seluruh SMP di Kecamatan Kalasan dengan kebiasaan membaca dan kemampuan membaca pemahaman di SMA N 1 Turi Sleman.

Penelitian terdahulu yang relevan berikutnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Suseni (2012), mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Suseni (2012) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Kebiasaan Membaca Pemahaman Mahasiswa Semester VI Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik

(35)

2015/2106. Tujuan penelitian Suseni ini yaitu (1) mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016; (2) mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016; (3) menemukan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman bagi mahasiswa semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016 adalah faktor lingkungan, intelektual, psikologis, dan fisiologis (2) tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016 memiliki rata-rata 22,52. Dilihat dari jumlah rata-rata sebesar 22,52 maka kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016 masuk ke dalam kategori cukup, dan (3) pengembangan kebiasaan membaca memiliki tujuh langkah yaitu (a) menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, (b) memiliki minat dan membangun motivasi untuk membaca, (c) pilih jenis bacaan yang sesuai dengan kebutuhan, (d) atur waktu dan ciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca, (e) membuat jam wajib baca dengan Gerakan Cinta Buku dan Hari Buku, (f) tentukan teknik membaca yang tepat, dan (g) tumbuhkan kegemaran untuk menulis.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dengan penelitian yang dilakukan oleh Suseni, terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Suseni. Pada

(36)

penelitian Suseni, memaparkan bagaimana pengembangan kebiasaan membaca mahasiswa mahasiswa semester VI kelas G dan H Universitas Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2015/2016. Penelitian yang dilakukan Suseni lebih mendalam pada pengembangannya, sedangkan pada penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah mencari tahu seberapa besar kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran siswa di SMA N 1 Turi Sleman dan seberapa tinggi korelasi antara kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap seberapa tinggi korelasi antara kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran dengan kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA N 1 Turi Sleman tahun ajaran 2017/20182.

2.2 Landasan Teori

Pada subbab ini, peneliti akan memaparkan beberapa teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut yaitu pengertian membaca, tujuan membaca, aspek-aspek membaca, pengertian kebiasaan, kebiasaan membaca, pengukuran kebiasaan membaca, media online, karakteristik media online, pengertian membaca pemahaman, langkah-langkah membaca pemahaman, faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman, tingkat kemampuan membaca pemahaman dan kerangka berpikir. Berikut ini akan dijelaskan mengenai teori-teori tersebut.

(37)

2.2.1 Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Membaca dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat. Dengan kata lain, membaca adalah memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hodgson (dalam Tarigan, 2008:7) yaitu, proses membaca dituntut agar kelompok kata yang berupa kesatuan akan terlihat makna-maknanya.

Jika hal tersebut tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca tidak dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Anderson (dalam Tarigan, 2008:7) dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan membaca sandi. Membaca berlainan dari berbicara dan menulis. Berbicara dan menulis melibatkan penyandian. Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis, dengan makna bahasa lisan, mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Nurhadi (2010:123) menyatakan bahwa membaca adalah aktivitas kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dalam diri pembaca dan faktor luar.

Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh orang dewasa (dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu.

(38)

Membaca juga merupakan suatu yang harus dilatih, hal tersebut karena membaca ialah suatu ketrampilan yang kompleks, yang mencakup serangkaian ketrampilan yang lebih kecil, seperti pengenalan terhadap aksara (huruf) serta tanda- tanda baca dengan unsur-unsur kebahasaan formal, dan hubungan aksara dengan makna (Erwan dkk, 2005:54-55). Selain itu, menurut Tampubolon (2008:5), membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang- lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambing-lambang tulisan atau huruf-huruf, dalam hal ini, huruf-huruf menurut alphabet latin. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses untuk memperoleh pesan yang akan disampaikan pembaca dengan cara mengartikan, menafsirkan arti dari lambang utuk memperoleh pesan dari sebuah tulisan.

2.2.2 Tujuan Membaca

Dalam membaca suatu bacaan pasti merupakan kegiatan yang mempunyai suatu tujuan. Tujuan mambaca adalah untuk mencari serta memperoleh inforamasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Tujuan membaca menurut Anderson (dalam Tarigan 2008:9-10) ada delapan macam, kedelapan macam tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.

2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.

3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.

(39)

4. Membaca untuk menyimpulkan, membaca iferensi.

5. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan.

6. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.

7. Membaca untuk menilai atau mempertentangkan.

Tujuan membaca yang telah disebutkan di atas, dapat diuraikan masing- masing. Membaca untuk memperoleh perician atau fakta yaitu dapat melakukan penemuan yang ditemuka oleh tokoh seperti apa yang telah terjadi pada tokoh lalu menemukan solusi untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.

Membaca untuk memperoleh ide-ide utama yaitu merangkum hal-hal apa saja yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca untuk mengetahui urutan adalah membaca untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi dan selanjutnya apa yang akan terjadi. Setelah apa yang dilakukan tokoh dari awal sampai akhir pasti akan kita peroleh penyimpulan dari apa yang telah dilakukan oleh tokoh. Setelah menyimpulkan selanjutnya membaca untuk mengelompokan, yang dimaksud dengan mengelompokan yaitu seperti mengetahui apa-apa yang tidak diketahui atau tidak wajar yang belum pernah diketahui sebelumnya. Setelah mengetahui hal-hal yang tidak wajar dari tokoh, biasanya akan ada evaluasi apakah tokoh tersebut dapat menginspirasi untuk dapat di contoh atau sebaliknya. Tujuan membaca yang terakhir yaitu untuk membandingkan, seperti halnya bagaimana tokoh bisa berubah, bagaimana hidupnya berbeda atau sama dengan kehidupan pada umumnya.

(40)

2.2.3. Aspek-aspek Membaca

Kegiatan membaca merupakan ketrampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian ketrampilan yang lebih kecil lainnya. Menurut Broughton (dalam Tarigan, 2008:12-14) aspek membaca dibagi menjadi dua yaitu keterampilan mekanis (urutan lebih rendah) dan keterampilan pemahaman (urutan lebih tinggi).

Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup empat aspek yaitu, (1) pengenalan bentuk huruf, (2) pengenalan unsur-unsur linguistik, (3) pengenalan bunyi dan huruf, dan (4) kecepatan membaca: lambat. Berbeda dengan empat keterampilan di atas, keterampilan pemahaman mencakup empat aspek yaitu, (1) pemahaman pengertian sederhana, (2) pemahaman signifikasi/makna, (3) evaluasi/penilaian isi dan bentuk, dan (4) kecepatan membaca: fleksibel.

2.2.4 Pengertian Kebiasaan

Kebiasaan merupakan sesuatu perilaku yang diulang terus-menerus baik itu perilaku yang baik atau perilaku buruk terkadang sering kita lakukan berulang-ulang sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang terdapat dalam diri seseorang tidak mudah untuk ditinggalkan. Begitupula dengan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca merupakan salah satu contoh perilaku yang baik. Membaca merupakan suatu kebiasaan yang baik karena dapat menambah ilmu pengetahuan kita.

Menurut Chaplin (2000:219), arti kebiasaan sebagai berikut: (1) suatu reaksi yang diperoleh atau dipelajari; (2) suatu kegiatan yang menjadi relatif otomatis setelah melewati praktik yang panjang; (3) pola pikiran atau sikap yang relatif tetap terus menerus: (4) suatu bentuk karakteristik dari tingkah laku, ciri, dan sifat; (5)

(41)

suatu dorongan yang diperoleh atau dipelajari, seperti kecanduan obat bius.

Burghard (dalam Muhibin Syah, 2000:118) menyatakan bahwa kebiasaan timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan adalah perilaku tetap individu yang akan ada pada setiap berada dalam situasi tertentu. Pengaruh lingkungan terhadap pembentukan kebiasaan sangat besar. Adanya keuntungan atau imbalan yang menyenangkan atas suatu perilaku atau cara bereaksi bisa membuat perilaku cara bereaksi meneguh menjadi kebiasaan.

Tampubolon (2008:227) menjelaskan bahwa kebiasaan adalah kegiatan atau sikap, baik fisik maupun mental, yang telah membudaya dalam suatu masyarakat.

Kebiasaan itu merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat. Tampubolon (2008:227) juga mengatakan kebiasaan berkaitan dengan minat, dan merupakan perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Kebiasaan membaca menurut Tampubolon (2008:228), adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang. Dari segi kemasyarakatan, kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu masyarakat.

Perlu adanya pencapaian kebiasaan membaca yang efesien, yaitu kebiasaan membaca yang disertai minat yang baik dan keterampilan membaca yang efesien telah sama-sama berkembang dengan maksimal. Dalam usaha pembentukan kebiasaan membaca, Tampubolon mengatakan ada dua aspek yang perlu

(42)

diperhatikan, yaitu minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca. Keterampilan membaca yang dimaksud ialah keterampilan mata dan penguasaan teknik-teknik membaca. Kalau minat tidak berkembang, tentunya kebiasaan membaca juga tidak akan berkembang. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara otomatis, mekanis dengan sengaja atau terencana dan teratur atau berulang-ulang dalam rangka memahami, menafsirkan, dan memaknai isi suatu bacaan.

2.2.5 Pengertian Kebiasaan Membaca

Dalam sebuah kebiasan, tentu saja banyak hal yang akan dilakukan. Salah satunya adalah kebiasaan dalam membaca. Berkaitan dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti mengenai kebiasaan membaca media online, tentu saja peneliti akan memaparkan pengertian dari kebiasaan membaca. Menurut Tampubolon (2008:227-228), membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan lainnya, membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam usaha pembentukkan kebiasaan membaca, ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu, minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca.

Membaca tidak halnya hanya sekedar membaca saja, tetapi dengan kita terbiasa dalam membaca tentu saja kita dapat lebih dalam untuk mengetahui sesuatu

(43)

yang kita baca. Kebiasaan membaca itu tidak bisa kita lakukan dengan waktu yang singkat. Kebiasaan membaca akan tumbuh seiring dengan kita memberikan waktu tertentu untuk membaca. Ketika kegiatan membaca semakin sering dilakukan maka, semakin tinggi pula seseorang menguasai kata tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat Tampubolon (2008:228), yaitu kebiasaan membaca merupakan salah satu faktor penentu dalam kemampuan membaca. Kebiasaan membaca adalah sesuatu kebiasaan yang mendarah daging pada diri seseorang. Dari segi masyarakat, kebiasan membaca adalah kegiatan yang telah membudaya dalam suatu masyarakat (Tampubolon, 2008:228).

Kita dapat menumbuh kebiasaan membaca, untuk itu kita harus dapat membentuk kebiasaan membaca yang efisien dengan waktu yang relatif lama.

Sebenarnya, kita dapat membentuk suatu kebiasaan yang efisien itu dengan catatan menumbuhkan rasa keinginan dan kemauan pada dalam diri kita. Namun begitu, waktu, keinginan dan kemauan saja tidak cukup. Motivasi sangat berperan penting untuk mendukung kemauan dan keinginan. Maka dari itu, motivasi harus menjadi landasan untuk mendukung keinginan dan kemauan sebagai tolak ukurnya.

Suatu kegiatan yang telah menjadi kebiasaan seseorang, akan menjadi suatu kebutuhan. Jika seseorang yang telah merasakan bahwa hal tersebut menjadi sebuah kebutuhannya, maka seseorang tersebut akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan.

Sebagaimana dengan kebutuhan seseorang dalam membaca, jika seseorang telah menjadikan membaca sebagai salah satu kebutuhan, maka seseorang itu akan selalu melakukan kegiatan tersebut secara terus menerus dan berkesinambungan.

(44)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca adalah suatu kegiatan membaca secara rutin dan terus menerus yang melibatkan fisik dan mental untuk memperoleh pengetahuan yang ingin disampaikan oleh seorang penulis.

2.2.6 Pengukuran Kebiasaan Membaca

Dalam mengungkap kebiasaan membaca, setiap siswa mengembangkan kebiasaan dalam membaca melalui banyak aspek dan latihan yang berulang-ulang.

Setyaningsih (dalam Putra, 2006:22), menyatakan ada sembilan aspek dalam kebiasaan membaca, yaitu (a) frekuensi membaca, (b) intensitas membaca, (c) minat membaca, (d) tujuan membaca, (e) strategi membaca, (f) tingkat bacaan, (g) jenis bacaan, (h) lingkungan sosial, dan (i) fasilitas. Menurut Tampubolon (2008:243), usaha pembentukan kebiasaan membaca, dibagi menjadi dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu minat (perpaduan antara keinginan kemauan, dan motivasi) dan ketrampilan membaca. Ketrampilan membaca yang di maksud adalah ketrampilan mata dan penguasaan teknik-teknik membaca. Berdasarkan ke dua pendapat ahli yang telah dipaparkan di atas, peneliti dalam mengukur kebiasaan membaca siswa menggabungkan keduanya menurut kebutuhan dalam mengambil data dalam penelitian ini. Maka dari itu, peneliti mengklasifikasikan aspek yang berkaitan dengan membaca ialah (1) waktu, (2) keinginan, (3) kemauan, motivasi, dan (4) lingkungan. Berdasarkan berdasarkan beberapa pendapat di atas, aspek yang harus diketahui tentang kebiasaan membaca siswa yaitu waktu, keinginan, kemauan, motivasi dan lingkungan. Waktu adalah bagaimana seseorang menggunakan

(45)

waktunya tersebut untuk digunakan membaca baik itu membaca buku ataupun membaca internet. Keinginan yaitu kemauan seseorang untuk membaca biasanya memuat berbagai faktor sehingga sesorang akan membaca. Motivasi adalah arahan untuk memberikan suatu pikiran apakah membaca itu penting atau tidak. Lalu yang terakhir yaitu lingkungan, lingkungan ini juga sangat berpengaruh penting pada seseorang. Seseorang akan membaca biasanya jika terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dari lingkungan sekitar, baik lingkungan keluarga, sekolah ataupun lingkungan masyarakat.

Dari konsep Tampubolon yang telah dijabarkan di atas, berkaitan dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti mengenai kebiasaan membaca di media online, maka sebagai acuan dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan konsep dari Tampubolon. Konsep tersebut meliputi waktu, keinginan dan kemauan, motivasi dan lingkungan. Konsep tersebut untuk mencari data tentang kebiasaan membaca teks ilmu pengetahuan di media online dan buku pelajaran pada siswa kelas X SMA N 1 Turi Sleman. Dengan konsep tersebut diharapkan peneliti akan mendapatkan data yang lengkap.

2.2.7 Media Online

Penyebutan media online di kalangan beberapa ahli media cukup beragam.

Salah satu peneliti dan ahli media dari Universitas Texas, Amerika, bernama Lorie Ackerman, menyebut media online sebagai bentuk “penerbitan elektronik”. “The term electronic publishing is used to convey a variety of ideas. Most broadly, it prefer to the use of computers in the composing, editing, typesetting, printing, or

(46)

publication-deliveredprocess”. Pada dasarnya, media online adalah media yang berada dalam jaringan internet, dengan adanya media online kita dapat mengakses berbagai informasi bahkan kita dapat menggunakan media dan terhubung keseluruh dunia. Dengan media online yang terhubung pada jaringan internet, kita dapat mendapat informasi lebih cepat dan mudah.

Menurut Asep Syamsul dan M. Romli (2012:34), media Online disebut juga dengan Digital Media, digital media adalah media yang tersaji secara online di internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus. Kedua pengertian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Pertama, Pengertian Media Online secara umum. Pengertian media online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (sosial media) masuk dalam kategori media online. Kedua, pengertian Media Online secara khusus. Pengertian media online secara khusus, yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas. Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia. Di dalamnya terdapat di antaranya yaitu, website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, dan lain-lain dengan karakteristik masing-masing.

(47)

Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita didalamnya. Isinya merupakan perpaduan layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung, misalnya tanggapan langsung, pencarian artikel, dan forum diskusi. Tentunya dengan mengakses internet akan lebih mudah didapatkan.

Tidak hanya dari kalangan jurnalistik saja, melainkan dalam dunia pembelajaran saat ini media online sangat berpengaruh besar juga terhadap para pelajar. Dengan media online saat ini, baik pelajar maupun dari kalangan umum banyak menggunakannya. Umumnya, media online yang sering digunakan oleh para pelajar yaitu situs yang memuat berbagai pengetahuan baik buku online, web yang berupa blog, e-mail dan jurnal. Dengan media online, informasi yang ingin didapatkan lebih mudah dan sangat cepat. Dalam pembelajaran di sekolah siswa sangat tertarik dengan media online dari pada harus membaca buku. Maka, dengan kecanggihan teknologi saat ini diharapkan akan menambah prestasi siswa.

2.2.8 Karakteristik Media Online

Media online memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik dalam media online sangat berperan penting untuk diketahui oleh siswa bahkan masyarakat lain.

Sebelum seseorang mencari atau membuka sesuatu dari sebuah internet, tentu saja kita harus memahami karakteristiknya terlebih dahulu. Setelah mengetahui

(48)

karakteristik yang ada, kita akan tahu apakah sebuah media online itu baik atau kurang baik, sesuai dengan manfaatnya masing-masing. Iswara (2001), menjelaskan ada enam karakteristik umum media online, yaitu (a) kecepatan, (b) adanya pembaruhan informasi, (c) interaktivitas, (d) personalisasi, (e) apasitas muatan dapat diperbesar, dan (f) terhubung dengan sumber lain (hyperlink. Keenam karakteristik tersebut, akan diuraikan satu-persatu sebagai berikut.

a) Kecepatan (aktualitas) informasi

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapangan dapat langsung di upload ke dalam situs web media online ini, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau media cetak. Dengan demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet, dalam waktu bersamaan dan umumnya informasi tersebut tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.

b) Adanya pembaruan (updating) informasi

Informasi disampaikan secara terus menerus, karena adanya pembaruan (updating) informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diistemewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengaksesnya.

c) Interaktivitas

Salah satu keunggulan media online, yang paling membedakan media online dengan media lain adalah fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan

(49)

media konvensional biasanya bersifat searah (linear) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down). Sedangkan media online bersifat dua arah dan egaliter. Berbagai features yang ada seperti chatroom, e-mail, online polling/survey, games, merupakan contoh interactive options yang terdapat di media online. Pembaca pun dapat menyampaikan keluhan, saran, atau tanggapan ke bagian redaksi dan bisa langsung dibalas.

d) Personalisasi

Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control).

e) Kapasitas muatan dapat diperbesar

Informasi yang termuat bisa dikatakan tanpa batas karena didukung media penyimpanan data yang ada di server komputer dan sistem global. Informasi yang pernah disediakan akan tetap tersimpan, dan dapat ditambah kapan saja, dan pembaca dapat mencarinya dengan mesin pencari (search engine).

f) Terhubung dengan sumber lain (hyperlink)

Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut, atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-sumber luar.

Karakter hyperlink ini juga membuat para pengakses bisa berhubungan dengan

(50)

pengakses lainnya ketika masuk ke sebuah situs media online dan menggunakan fasilitas yang sama dalam media tersebut, misalnya dalam chatroom, lewat e- mail atau games.

2.2.9 Manfaat Media Sosial

Jaringan sosial seperti Facebook, Twitter dan YouTube telah cepat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu alasan mengapa media sosial sangat populer adalah karena memungkinkan pengguna untuk mengubah pengalaman mereka dan berinteraksi dengan jaringan internet. Dengan banyaknya teknologi baru dan perkembangan jaringan sosial saat ini, ada banyak manfaat dan alasan bagi semua orang, termasuk pelajar atau mahasiswa untuk menggunakan media sosial. Sebuah penelitian menemukan hasil bahwa 70% pelajar merasa bahwa teknologi yang mereka gunakan untuk belajar harus disesuaikan dengan diri mereka sebagai pengguna media sosial (Dikutip dari ProgressTech, 4 September 2016 oleh Rebecca) ada enam manfaat media sosisal bagi para pelajar. Berikut sejumlah manfaat penggunaan media sosial untuk pendidikan.

1. Menciptakan Komunitas

Dalam hal ini, manfaaat menggunakan media sosial untuk mencapai komunitas yaitu, kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini, siswa dituntut agar lebih aktif. Dengan adanya media sosial pada saat ini, contohnya yaitu dengan membuat grup kelompok belajar, di sini guru juga dapat berperan ikut serta dalam kelompok dan dapat memberikan bimbingan tidak hanya di dalam kelas. Selain

(51)

itu, media sosial juga dapat membantu memusatkan pengetahuan kolektif seluruh kelas untuk membuat kegiatan belajar dan berkomunikasi menjadi lebih efisien.

2. Melanjutkan Pembahasan Pelajaran

Seperti halnya peran media sosial untuk menciptakan komunitas, dengan adanya media sosial juga dapat digunakan di luar kelas. Media sosial memuat jaringan kelompok belajar kolaboratif dapat menghemat waktu dan tenaga.

Contohnya, bagi pelajar yang tak dapat menghadiri kelas tertentu, sekarang tidak perlu khawatir akan ketinggalan pelajaran, karena saat ini media sosial seperti Periscope, Skype atau SnapChat dapat membantu pelajar. Selain aplikasi di atas, para pelajar juga dapat menggunakan Google Hangout untuk memfasilitasi mereka ketika belajar kelompok. Pelajar yang ingin mengajukan pertanyaan kepada guru atau ahli, dapat memanfaatkan Twitter, yang dirancang untuk membangun koneksi melalui pertukaran pertanyaan atau jawaban antar pengguna.

3. Mengatur Sumber Pembelajaran

Media sosial dapat membantu untuk menjaga semua informasi agar terorganisir dan mudah diakses. Dengan media sosial, maka data yang pelajar miliki akan aman, akurat dan bisa saling dibagikan menggunakan tools seperti Pinterest atau Tumblr. Jika dokumen yang dibutuhkan belum diposting ke media sosial, gunakan Google Drive, Box atau Dropbox untuk mengumpulkan materi pembelajaran. Selain itu, pelajar juga bisa menggunakan layanan berbagi konten

(52)

seperti Google Docs untuk tugas kelompok. Fitur tersebut membantu pelajar dalam mengorganisir kelompok dan tugas menjadi lebih mudah.

4. Mendukung Materi Pembelajaran

Media sosial dapat membantu mengidentifikasikan konten tambahan untuk memperkuat atau memperluas pembelajaran pelajar. Misalnya saja YouTube. YouTube dapat membantu menyediakan video bagi pelajar secara audio visual ketika dibutuhkan untuk memperjelas materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Media sosial memungkinkan pelajar mengirimkan bermacam-macam dokumen seperti video, reminder, voice note, gambar, data dan lainnya.

5. Bertambahnya Wawasan

Para pelajar yang menggunakan media sosial, dapat secara langsung saling memberikan dan menerima beragam informasi. Pelajar, dapat membagikan tips dan trik, proyek DIY (Do It Yourself) dan informasi yang berguna untuk bahan pelajaran.

Kemampuan pelajar untuk mengakses, menganalisa, menahan dan berbagi informasi semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Bahkan dengan tidak sadar, mereka sudah mengembangkan kemampuan mereka tersebut.

6. Kemampuan Marketing Media Sosial

Berkembangnya media sosial menciptakan „dunia‟ marketing yang baru, di mana dunia tersebut membutuhkan para profesional atau ahli untuk membangun

(53)

lapangan bisnis. Ketika para pengguna media sosial bergabung dalam lingkup tersebut, maka secara langsung mereka memberikan keahlian mereka. Media sosial secara tidak langsung mempersiapkan para pekerja muda untuk menjadi pelaku marketing yang hebat nantinya.

2.2.10 Penggunaan Media Sosial untuk Pelajar

Dari hasil studi yang dikumpulkan oleh Essay Writing Services UK , terdapat banyak alasan-alasan utama mengapa pelajar suka dan harus memanfaatkan media sosial dalam kegiatan belajar mereka, yaitu (a) untuk terus up to date (40%), (b) untuk koneksi dan komunikasi yang efektif (25%), (c) untuk mencari opini (4%), dan (d) penggunaannya yang menyenangkan (31%).

2.2.11 Buku Fiksi dan Non Fiksi

Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Guru di sekolah menggunakan buku untuk sumber pembelajaran. Buku yang sering kita baca dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas. Di sekolah, banyak ditemukan buku-buku teks. Buku teks adalah buku yang disusun untuk digunakan dalam proses pembelajaran, yang mengandung berbagai macam materi yang akan diajarkan.

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional, No 11 tahun 2005 menyatakan bahwa buku teks pelajaran wajib dipakai oleh guru dan siswa sebagai acuan dalam proses belajar-membelajarkan. Buku dibagi menjadi dua macam yaitu buku fiksi dan non fiksi. Untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa, buku fiksi dan

(54)

non fiksi digunakan untuk sumber bacaan yang akan dikutip sesuai dengan informasi yang akan dicapai.

Buku fiksi menurut Aminuddin (2002:66) yaitu, kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Sejalan dengan pendapat di atas, M. Saleh Saad dan Anton M.

Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, cerita berplot, atau cerita rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi. Nurgiyantoro (2010:2) yaitu karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah. Buku fiksi merupakan buku yang menceritakan suatu khayalan dan yang tidak terjadi pada dunia nyata. Menurut Nurgiyantoro (2010:3) buku fiksi diantaranya yaitu novel, cerpen (cerita pendek), roman, drama dan puisi.

Buku non fiksi adalah buku yang berdasarkan hal nyata, tidak rekaan dan khayalan. Seperti buku ajar, buku pelajaran, biografi, pidato, karya ilmiah, berita, eksposisi, argumentasi dan esai. Sejalan dengan beberapa pendapat ahli di atas, mengenai buku fiksi dan non fiksi beserta contoh-contohnya, maka dari itu, untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa, bacaan yang akan digunakan dikutip dari beberapa novel, puisi dan cerpen terbaru. Kategori non fiksi yang digunakan yaitu karya ilmiah, berita, argumentasi dan eksposisi.

Gambar

Diagram 4.1 Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahuan di Media Online
Diagram 4.1 Kebiasaan Membaca Ilmu Pengetahuan di Media Online dan Buku  Pelajaran
Diagram 4.2 Kemampuan Membaca Pemahaman
Diagram 4.3 Pemahaman Literal Siswa Kelas X SMA N 1 Turi  Sleman
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dari 4 subjek penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses berpikir kreatif dalam pengajuan masalah matematika siswa

Judul Skripsi : Sintesis Pati Sitrat Dari Pati Singkong (Manihot utilissima P.) Dengan Metode Basah (Adebiyi). Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan

Roy Suryo untuk hadir dalam acara Dialog Terbuka yang akan membahas tema isu seputar blogger terkait dengan statemen-statemennya yang telah dikeluarkannya di media massa.. Acara

Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, pemotretan untuk diumumkan atas seorang Pelaku atau lebih dalam suatu pertunjukan umum walaupun yang bersifat komersial,

dengan prioritas masalah Gangguan Nutrisi Kurang Dari kebutuhan. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan

STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja (Pokja) Pemagaran Gedung Kantor Pengadilan Agama Tanjung Selor, pada hari ini RABU , tanggal TIGA bulan JUNI¸ tahun DUA

untuk mengembangkan dan mengoperasikan sistem harus sebanding atau lebih sedikit dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari sistem.  Cost-benefit analysis