• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif yang mana bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif yang mana bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang mana bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih, dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan serta mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2016: 61).

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai pusat perhatian, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan menyimpulkan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah saham indeks kompas 100 periode Januari 2017-Januari 2019 yang berjumlah 100 perusahaan.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel atas dasar tujuan tertentu (Sugiyono,

2016:126). Teknik penentuan sampelnya menggunakan kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan yang tergabung dalam indeks kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2019

(2)

b. Perusahaan yang tergabung dalam indeks kompas 100 yang aktif memperdagangkan sahamnya pada periode 2017-2019.

c. Perusahaan yang tergabung dalam indeks kompas 100 yang melaporkan data keuangan secara rutin selama periode 2017-2019

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Menurut Kidler (1981) dalam Sugiyono (2016) Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini ialah Return saham yang mana Return didapat dengan menghitung selisih antara harga saham saat ini dan harga

saham sebelumnya. Harga saham yang dimaksud adalah harga pasarnya, karena harga saham saat ini dinilai penting oleh investor. Secara sistematis untuk menghitung besarnya return saham dapat diformulasikan dengan rumus berikut:

 

1

1

  Pt

Pt Ri Pt

Dimana :

Ri = Return Saham

Pt = Harga saham 31 Desember (tahun t) Pt-1 = Harga saham (t-1)

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen Y.

= Inflasi

(3)

Inflasi merupakan suatu kondisi dimana terjadinya kenaikan harga barang dan jasa yang meluas pada seluruh sektor perekonomian dan berlangsung secara terus-menerus dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat diukur menggunakan metode Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) dalam satuan persen (%).

Sumber: Fahmi (2017:189-191) Keterangan :

CPI = Consumer price index atau indeks harga konsumen

CP = Current price atau harga dari suatu jenis barang yang dilihat pada periode berlangsung atau berjalan

BPP = Base period price atau harga dari suatu jenis barang yang dilihat pada periode dasar

Sedangkan rumus untuk menghitung inflasi adalah:

Keterangan:

= Inflation Rate atau tingkat inflasi tahun x tahun x

tahun sebelumnya

= Nilai Tukar

Nilai tukar mata uang (exchange rate ) atau kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel

(4)

makro ekonomi yang lainnya. Nilai Tukar Rupiah Per Dolar AS menunjukkan nilai dari mata uang dolar AS yang dijabarkan ke dalam mata uang rupiah. Variabel Nilai Tukar Rupiah Per Dolar AS dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan nilai rata-rata kurs tengah rupiah terhadap dolar AS per 31 Januari selama periode penelitian 2017 hingga 2019. Kurs tengah dapat dihitung berdasarkan kurs jual dan kurs beli yang diatur oleh Bank Indonesia. Pengukuran yang dilakukan adalah dalam satuan rupiah.

Berikut rumus yang digunakan untuk mencari kurs tengah Bank Indonesia :

= ROA (Return On Asset)

Return on Asset (ROA) Rasio yang menunjukkan bagaimana manajemen menghasilkan keuntungan/return dengan menggunakan keseluruhan asset, atau dengan kata lain mengukur seberapa efisien perusahaan tersebut. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA =

= EPS (Earning Per Share)

Merupakan perbandingan antara jumlah laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio yang digunakan oleh investor untuk melihat laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, selama periode laporan keuangan per lembar sahamnya. Semakin tinggi EPS yang dihasilkan, maka akan meningkatkan return saham dan dapat melihat prospek perusahaan di masa yang akan datang.

(5)

EPS

= DER (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini digunakan oleh investor untuk melihat seberapa besar risiko suatu perusahaan, DER menggambarkan perbandingan utang terhadap modal sendiri.

DER=

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang telah tersedia dan diperoleh dari hasil dokumentasi pihak-pihak tertentu yang dapat membantu proses penelitian (Indriantoro&Supomo, 2016:147). Sumber Data sekunder yang dibutuhkan antara lain:

1. Laporan keuangan (rasio-rasio keuangan) perusahaan periode 2017-2019) melalui www.idx.co.id

2. Data inflasi dan nilai tukar Indonesia www.bi.go.id periode 2017-2019 .

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dimana peneliti melakukan pengunduhan laporan keuangan melalui laman website resmi masing-masing perusahaan dan Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Begitu pula pengumpulan data dan informasi inflasi serta nilai tukar diunduh dari laman website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id).

(6)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yang jumlahnya lebih dari satu terhadap veriabel terikat (dependen). Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga menaksir kualitas data berupa jenis variabel, ringkasan statistic (mean, median, modus, standar deviasi), disribusi dan representasi bergambar (grafik), tanpa rumus probabilistik apapun. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) (Indriantoro dan Supomo, 2016: 211).

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pada model analisis regresi berganda yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu hitung SPSS. Model regresi yang digunakan ialah:

Keterangan : Y = Return Saham = Konstanta

= Inflasi

= Nilai Tukar

= Return On Asset = Earning Per Share

(7)

= Debt to Equity Ratio =Koefisien

= Error

2. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai masing-masing variabel independen dengan nilai dengan derajat kesalahan 5% dalam arti (α=0.05). Apabila nilai

maka variabel independen memberikan pengaruh bermakna terhadap variabel dependen (Basuki dan Prawoto, 2017: 88) Perumusan uji t adalah sebagai berikut :

Keterangan :

t= Koefisien bi= Koefisien Regresi

Sbi= Standar error koefisien regresi Hipotesis:

Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

(8)

Pengaruh dari variabel independent (bebas) terhadap variabel dependent (terikat) dapat diketahui dengan membandingkan dengan .

ditentukan dengan dengan kriteria:

a) Jika > atau < - maka ditolak dan diterima, artinya variabel-variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b) Jika - < < maka diterima dan ditolak, artinya variabel-variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Gambar 3.1 Uji Dua Pihak 3. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statsistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menguji apakah secara keseluruhan variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan melakukan perbandingan antara nilai dengan pada derajat kesalahan 5% dalam arti (α=0.05) apabila nilai dari nilai , maka artinya variabel independen secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen

(9)

Keterangan:

F = Koefisien = Koefisien Determinasi Jumlah variabel bebas Jumlah sampel

Hipotesis:

Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

ditentukan dengan dengan kriteria:

a) Jika > maka ditolak dan diterima, artinya variabel- variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel dvariabel- variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

4. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai dari koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (Sujarweni, 2015:117)

(10)

5. Uji Dominan

Uji dominan dilakukan untuk mengetahui variabel indepen yang dominan mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi linier. Koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui hasilnya. Nilai dominan dapat ditentukan dengan cara melihat koefisien regresi yang paling besar diantara variabel independen yang terdiri dari Inflasi, Nilai Tukar, Return On Asset, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio.

6. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier, maka terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik untuk memastikan model regresi digunakan tidak terdapat masalah pada normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan. Uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menentukan data yang telah dimpulkan memiliki distribusi normal atau diambil dari populasi normal.

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi > 0,05, dan residual berdistribusi tidak normal jika nilai signifikansi <0,05 (Basuki dan Prawoto, 2017: 57-60)

(11)

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Basuki dan Prawoto (2017:61-62) Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengujiannya yakni apabila

nilai VIF <10 maka tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel independen, dan sebaliknya apabila nilai VIF seluruhnya >10 maka asumsi model tersebut mengandung multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Santoso (2001:216-219) uji autokorelasi digunakan untuk untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan bahwa terjadi masalah autokorelasi. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin Watson (DW test) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

d. Uji Heterokedostisitas

Menurut Basuki dan Prawoto (2017:63) Heterokedastisitas adalah adanya perbedaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Tujuan dilakukannya uji ini yakni untuk mengetahui adanya

(12)

penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, di mana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heterokedastisitas.

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji glejser yakni meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel-variabel independen.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat apakah probabilitas signifikasinya berada di atas tingkat kepercayaan 5% atau tidak. Jika di atas 5% maka dapat dikatakan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian Machali (2014) dengan judul “Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam Kurikulum 2013” memberikan kesimpulan dalam penelitiannya bahwa Kurikulum

Berdasarkan hasil observasi dan kegiatan pencatatan lapangan, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan analisis terhadap kemampuan anak dalam

Pencarian sumber data atau informasi ini dilakukan denngan mengidentifikasi alamat URL obyek wisata yang dicari berdasarkan class dan property yang ada pada ontologi, kemudian

Perintah FROM, TO, USING clause digunakan untuk menampilkan atau menampilkan data yang bentuk data-itemnya berhubungan dengan data (nilai dari PIC clause )

Produk ini tidak reaktif dalam kondisi penggunaan, penyimpanan, dan transportasi yang normal.

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Definisi operasionalisasi menjelasakan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variabel dependen yaitu kinerja ROA, NPM, EPS, dan PER terhadap return saham