• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2020"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2020

Nomor : LAP- 961/PW02/6/2020

Tanggal : 30 Desember 2020

(2)

i

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

KATA PENGANTAR

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan memberikan amanah kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih.

Kegiatan pengawasan BPKP dilakukan dalam rangka mendukung tugas- tugas pemerintahan melalui penyediaan jasa pemberian jaminan (assurance) dan konsultasi (consulting) kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, pencapaian program prioritas nasional dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta peningkatan tata kelola pemerintahan. Kegiatan pengawasan intern meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Tahun 2020 ini juga ditandai dengan munculnya pandemi Covid 19 yang berimbas luas pada seluruh sektor pembangunan di Provinsi Sumatera Utara.

Dalam rangka melakukan pengawasan atas penanganan Pandemi Covid- 19, Presiden menerbitkan Inpres Nomor 4 Tahun 2020 yang menginstruksikan BPKP untuk melaksanakan pendampingan dan pengawasan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terhadap akuntabilitas keuangan negara untuk percepatan penanganan Covid 19. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan perannya dalam mengawal percepatan penanganan Pandemi Covid 19 sejak penyusunan realokasi dan refocusing anggaran hingga pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran hasil realokasi dan refocusing tersebut pada 3 Aspek Penanganan Covid 19.

(3)
(4)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

iii

KATA PENGANTAR ………..i

DAFTAR ISI ..……….iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ……….………...iv

BAB I GAMBARAN UMUM PENGAWASAN ... 1

A. Peran BPKP ... 1

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan BPKP ... 2

C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan ... 4

D. Dukungan Sumber Daya ... 5

BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL ... 6

A. PENGAWASAN PEMBANGUNAN NASIONAL ... 7

1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional ... 7

2. Program Prioritas Pembangunan Nasional ... 21

B. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH ... 61

1. Audit Investigatif ... 62

2. Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) ... 62

3. Pemberian Keterangan Ahli ... 62

4. Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah ... 62

C. PERBAIKAN SISTEM PEMERINTAHAN ... 64

1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja ... 64

2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah ... 72

3. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ... 73

(5)

FOKUS PENGAWASAN FOKUS PENGAWASAN

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2020

Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

Pengawasan Terkait Pembangunan Nasional

40%

12

8

Belum Mencapai Target

Mencapai Target Percepatan Pelaksanaan PSN

Pengawasan atas 20 Proyek Strategis Nasional :

Pengawasan Pengamanan Aset Negara/Daerah

Pengawasan Terkait Perbaikan Sistem Pemerintahan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Fokus pada Penanganan Covid-19 di 3 Aspek :

Potensi Pengamanan Aset Melalui Audit PPKN Sebesar Rp17.669.213.518,44

Potensi Pengamanan Aset Melalui Audit Investigasi

Sebesar Rp20.415.400.894,56

Impementasi SIMDA Keuangan

Impementasi SISKEUDES 31 Pemda dari 34 Pemda 5.063 Desa dari 5.417 Desa

91,2%

93,47%

SPIP

7 dari 34

Level 3 = 7 Pemda

Level 2 = 27 Pemda

4 dari 34 Level 2 = 19 Pemda

Level 3 DC = 11 Pemda Level 3 = 4 Pemda

APIP

ASPEK KESEHATAN

Permasalahan

Selisih Alkes/

Almakes

Administrasi

Tidak Tertib PBJ Tidak Sesuai

Prosedur ASPEK JARINGAN PENGAMAN SOSIAL

Permasalahan

Daftar Penerima

Bansos Tidak Valid Tidak Tepat Waktu ASPEK PEMULIHAN EKONOMI

Permasalahan

Penerima Bantuan

Belum Sesuai Ketentuan Atribut UMKM Tidak Lengkap

Efisiensi melalui Audit Penyesuaian Harga Sebesar Rp13.211.279.991,63

Sehat

Kurang Sehat Sakit

8 8

2

44,4%

44,4% 11,2%

Tidak Sesuai PBJ Prosedur Pandemi Covid 19

Permasalahan utama :

Izin belum terbit

Pembebasan lahan Pengadaan material

Program Prioritas Pembangunan Nasional Efisiensi melalui Audit Klaim Sebesar Rp1.563.843.501,74 dan USD 79.568,07

Kinerja PDAM di Wilayah Sumut

(6)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

aporan akuntabilitas keuangan negara dari hasil pengawasan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional di wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 tercermin dalam hasil pengawasan yang terkait dengan 3 fokus pengawasan BPKP, termasuk pengawasan akuntabilitas pengelolaan anggaran penanganan pandemi covid 19, yaitu Pengawasan Pembangunan Nasional, Pengamanan Aset Negara/Daerah dan Mendorong Perbaikan Sistem Pemerintahan, dengan rincian sebagai berikut:

A. Pengawasan Pembangunan Nasional

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melakukan kegiatan memantau pelaksanaan program-program dengan fokus pengawasan pada Percepatan PSN dan Program Prioritas Nasional.

1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2020 telah melaksanakan pengawasan atas 20 PSN di wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan kesimpulan 8 PSN telah mencapai target dan 12 PSN belum mencapai target. Beberapa kendala yang menyebabkan tidak tercapainya target adalah masalah 1) Pembebasan Lahan, 2) Izin belum terbit, 3) Pengadaan Material dan 4) Pandemi Covid 19.

2. Program Prioritas Pembangunan Nasional

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan pengawasan program prioritas dengan fokus utama adalah pengawasan akuntabilitas keuangan dalam rangka percepatan penanganan Covid 19. Pengawasan penanganan pandemi covid 19 dilaksanakan pada 3 aspek, yaitu (1) aspek kesehatan dengan permasalahan utama terdapat selisih kurang penerimaan alkes/almatkes, Institusi Kesehatan yang belum mengajukan usulan insentif tenaga kesehatan menggunakan dan BOK-Tambahan, norma pembayaran dan/atau satuan biaya perawatan pasien PIET yang digunakan oleh RS dalam pengajuan klaim melampaui ketentuan, koreksi pembangunan fisik RITN pada RSUP H. Adam Malik senilai Rp3.973.478.791,00, kurang tertibnya administrasi pencatatan dan terdapat PBJ yang belum didukung dengan kewajaran harga, (2) aspek JPS dengan permasalahan tidak validnya daftar penerima Bansos, ketepatan waktu penyaluran dan masalah pada pelaksanaan PBJ untuk

L

(7)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

v

pengadaan bansos dalam bentuk natura, pemborosan pengadaan sembako senilai Rp6.862.818.400,00 serta (3) aspek dukungan pemulihan ekonomi, dengan permasalahan terkait UMKM penerima bantuan belum didukung atribut lengkap dan tidak sesuai dengan ketentuan.

B. Pengamanan Aset Negara/Daerah

Upaya pengamanan aset negara/daerah melalui pelaksanaan audit investigatif dengan nilai kerugian keuangan negara Rp20.415.400.894,56, audit penghitungan kerugian keuangan negara dengan nilai Rp17.669.213.518,44, pemberian keterangan ahli untuk memenuhi permintaan APH maupun di persidangan sebanyak 44 kali penugasan, audit penyesuaian harga dengan koreksi sebesar Rp13.211.279.991,63 dan 1 penugasan audit klaim dengan koreksi sebesar Rp1.563.843.501,74 dan USD 79,568.07.

C. Perbaikan Sistem Pemerintahan

Perbaikan sistem pemerintahan dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melalui kegiatan assurance dan consulting yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja, penguatan APIP dan penguatan proses tata kelola pemerintah dan korporasi.

Pada tahun 2020, perolehan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2019, 21 pemda memperoleh opini WTP dan 13 pemda memperoleh opini WDP. Capaian tersebut didukung dengan pelaksanaan Pendampingan Pengelolaan Keuangan pada Pemda melalui penggunaan Aplikasi Simda Keuangan pada 31 kabupaten/kota.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga melaksanakan pendampingan penggunaan Aplikasi Siskeudes pada 5.063 desa untuk mempermudah desa dalam menyusun laporan keuangan, dan hasil pengawasan atas penggunaan dana desa disimpulkan terdapat penggunaan Dana Desa tidak sesuai prioritas dan pengeluaran dana tidak didukung bukti.

Dalam mendukung perbaikan sistem pemerintahan di korporasi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melaksanakan konsultasi BLUD pada Puskesmas dan evaluasi kinerja di PDAM dengan kesimpulan 8 PDAM “sehat”, 8 PDAM “kurang sehat” dan 2 PDAM “sakit”.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melaksanakan penguatan tata kelola pemerintah melalui pembinaan Maturitas SPIP dengan hasil 7 Pemda telah memperoleh level 3 (terdefinisi), 27 Pemda telah memperoleh level 2 (berkembang).

(8)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

vi

Dalam hal penguatan kapabilitas APIP untuk memperkuat Inspektorat Daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan capaian 4 APIP di level 3, 11 APIP berada di Level 3 Dengan Catatan dan sebanyak 19 APIP masih di level 2.

(9)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

1

Bab I

Gambaran Umum Pengawasan

A. Peran BPKP

Memenuhi amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengarahkan kebijakan dan strategi pengawasannya untuk mengawal program prioritas dalam kerangka RPJMN 2020- 2024 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020, yaitu Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, pada kegiatan prioritas Reformasi Sistem Akuntabilitas Kinerja.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi utama, yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern, dan fungsi pengawasan intern. Fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern meliputi fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional, dan fungsi pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya. Sedangkan fungsi pengawasan intern tersebut adalah meliputi:

1. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan dan pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah;

2. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

3. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/

kebijakan pemerintah yang strategis;

(10)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

2

4. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi;

5. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

dan pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan lainnya.

Dimasa Pandemi Covid 19, Presiden memberikan mandat kepada BPKP untuk melakukan pendampingan, membantu kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan refocusing dan realokasi anggaran terkait dengan kegiatan percepatan penanganan Covid 19 melalui Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19. Pelibatan BPKP dalam gugus tugas merupakan utilisasi peran strategis BPKP sebagai auditor internal pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan akuntabilitas gugus tugas. Peran strategis BPKP terkait percepatan penanganan Covid 19 juga tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020. Berdasarkan Inpres tersebut, BPKP ditugaskan untuk melakukan pendampingan dan pengawasan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terhadap akuntabilitas keuangan negara untuk percepatan penanganan Covid 19. Selain itu, BPKP juga melakukan pengawasan pengadaan barang dan jasa (PBJ) dalam rangka penanganan Covid 19.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan BPKP

Arah kebijakan dan strategi disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (jangka menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran nasional serta sasaran strategis K/L.

Arah kebijakan dan strategi BPKP merupakan pendekatan memecahkan permasalahan dalam penyelenggaraan pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan intern. Hal ini dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional yaitu, pembangunan tata kelola pemerintahan

(11)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

3

yang akuntabel, bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Strategi BPKP disusun sebagai langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi BPKP.

Memperhatikan peran BPKP dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP diberi amanat untuk melakukan pengawasan intern dan pembinaan SPIP. Peran BPKP tersebut menuntut sinergitas dan koordinasi dengan APIP lain dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan. Hakikat pengawasan intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaik manajemen risiko dan menguatkan sistem pengendalian intern. Selain itu, terdapat faktor penunjang dari keberhasilan strategis yaitu (1) Keterlibatan dalam perencanaan program prioritas pembangunan nasional dan program lintas sektor, (2) Keterlibatan dalam Perencanaan dan Studi Kelayakan Proyek Strategis Nasional (PSN), (3) Lebih Proaktif dalam Mengawal Pengelolaan Kekayaan Negara yang Dipisahkan, dan (4) Optimalisasi Peran Audit Investigasi.

Kondisi ini akan dilakukan pengawasannya oleh BPKP melalui kegiatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan (1) Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah, (2) Akuntabilitas Pembangunan Nasional, (3) meningkatkan Akuntabilitas Badan Usaha, (4) Meningkatnya Efektivitas Pengendalian Korupsi, (5) Meningkatnya Kualitas Pengendalian Intern K/L/Pemda.

a. Pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan daerah akan difokuskan pada (1) akuntabilitas keuangan negara bidang Perekonomian dan Kemaritiman, (2) akuntabilitas keuangan negara bidang Polhukam dan PMK, (3) akuntabilitas keuangan daerah, (4) dukungan fiskal badan usaha terhadap keuangan negara dan daerah serta (5) efektivitas Pengendalian Korupsi.

b. Pengawasan terhadap akuntabilitas pembangunan Nasional akan difokuskan pada (1) Akuntabilitas Pembangunan Nasional bidang Perekonomian dan Kemaritiman, (2) Akuntabilitas Pembangunan Nasional bidang Polhukam dan PMK, (3) Akuntabilitas Pembangunan Nasional daerah, (4) Dukungan Badan Usaha terhadap Pembangunan Nasional, (5) Meningkatnya kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional.

c. Pengawasan terhadap Akuntabilitas Badan Usaha akan difokuskan pada (1) Dukungan Fiskal Badan Usaha Terhadap Keuangan Negara dan Daerah, (2)

(12)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

4

Meningkatnya Kepatuhan dan Efektivitas Pengelolaan Aset Badan Usaha, (3) Dukungan Badan Usaha Terhadap Pembangunan Nasional, (4) Kualitas Tata Kelola BUMN/D/ BLUD dan (5) Efektivitas Pengendalian Korupsi.

d. Pengawasan terhadap peningkatan Efektivitas Pengendalian Korupsi akan fokus pada (1) efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian dan (2) serta efektivitas pengendalian korupsi pada kementerian/BU/Pemda.

e. Pengawasan bertujuan untuk peningkatan kualitas Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU akan diarahkan pada (1) Kualitas Pengendalian Intern KL Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, (2) Kualitas Pengendalian Intern KL Bidang Polhukam, PMK, (3) Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah, (4) Kualitas Pengendalian Intern Badan Usaha dan (5) kualitas pengendalian korupsi.

C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan

Pelaksanaan kegiatan di Tahun 2020 dikelompokkan ke dalam tiga fokus pengawasan, yaitu Pengawasan Pembangunan Nasional, Pengamanan Aset Negara/Daerah dan Perbaikan Sistem Pemerintahan.

Jumlah kegiatan pengawasan Tahun 2020 (data per 15 Desember 2020) adalah sebanyak 348 penugasan pengawasan (PP) atau sebesar 127% dari target Tahun 2020 sebanyak 274 PP, dengan rincian terlihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Rencana dan Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan

No. Fokus Pengawasan Rencana (PP) Realisasi (PP) % 1. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan

Nasional 137 154 112,4

2. Pengamanan Aset Negara 31 70 225,8

3. Peningkatan Governance System 106 124 116,9

Jumlah 274 348 127,0

Gambar 1.1

Diagram Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan

44%

20%

36% Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan

Nasional

Pengamanan Aset Negara

(13)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

5

Sedangkan jumlah pelaksanaan pengawasan jika dikelompokkan pada bidang pengawasan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Rencana dan Realisasi Penugasan per Bidang Pengawasan

No. Bidang Pengawasan Rencana (PP) Realisasi (PP) %

1. Instansi Pemerintah Pusat (IPP) 99 108 109,0

2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) 56 62 110,7

3. Akuntan Negara (AN) 63 87 138,0

4. Investigasi (Invest) 35 70 200,0

5. Program Pelaporan dan Pembinaan APIP (P3A) 21 21 100,0

Jumlah 274 348 127,0

Gambar 1.2

Diagram Realisasi Penugasan per Bidang Pengawasan

BPKP saat ini telah memiliki aplikasi – aplikasi yang mendukung tugas pokok BPKP.

Aplikasi SIMA 4.0 (Sistem Informasi manajemen Akuntabilitas) dibangun dengan melakukan re‐engineering, melakukan pengembangan dari aplikasi yang sudah ada atau pun membangun dari awal sesuai kebutuhan bisnis yang didefinisikan.

Hasil yang diharapkan dari proyek Pembuatan Dashboard Monitoring Opini Publik (Dashboard Pimpinan – Data Unstructured) adalah terbangunnya suatu sistem informasi yang memungkinkan BPKP mendapatkan informasi terkait monitoring informasi ‐ informasi berkaitan dengan program/kebijakan strategis pemerintah yang berasal dari masyarakat dengan pencarian informasi dari sumber kanal berita dan blog dari website ‐ website subjek yang terkait dengan program/kebijakan tersebut.

D. Dukungan Sumber Daya

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 187 orang, dengan jumlah pegawai dengan komposisi: jabatan fungsional auditor (JFA) sebanyak orang 137 (73,26%), pegawai struktural sebanyak 5 orang (2,67%), Korwas sebanyak 9 orang (6,56%) serta non JFA dan non struktural

31%

25% 18%

20%

6% Instansi Pemerintah Pusat

Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Akuntan Negara

Investigasi

Program Pelaporan dan Pembinaan APIP

(14)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

6

sebanyak 36 orang (17,51%). Rincian pegawai BPKP berdasarkan jabatan terlihat pada Grafik.

Gambar 1.3

Diagram Komposisi Pegawai Perwakilan BPKP Sumatera Utara Berdasarkan Jabatan

73%

3%

7%

17%

JFA

Pegawai Struktural Korwas

Non JFA dan Non Struktural

(15)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

7

Bab II

Hasil Pengawasan Terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Laporan Hasil Pengawasan BPKP di lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 disajikan dalam 3 (tiga) fokus pengawasan, yaitu Pengawasan Pembangunan Nasional, Pengamanan Aset Negara/Daerah dan Mendorong Perbaikan Sistem Pemerintahan, dengan rincian sebagai berikut.

Gambar 2.4

Diagram Penugasan per Fokus Pengawasan

A. PENGAWASAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Kegiatan yang masuk dalam klasifikasi ini adalah kegiatan pengawasan yang memantau pelaksanaan program-program prioritas pembangunan nasional dengan mempertimbangkan aspek: strategis (mendapat perhatian publik, isu terkini dan berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi), signifikan (merupakan program prioritas pembangunan nasional), dan material (program lintas sektoral yang dominan jumlah anggaran dan dampak kegiatannya).

Tujuan pengawasan adalah memastikan pencapaian tujuan program strategis secara efisien, efektif, dan ekonomis, dengan tetap berpegang pada tata kelola pemerintahan yang baik serta memberikan sistem peringatan dini dan deteksi hambatan pelaksanaan program strategis beserta rekomendasi solusinya.

Termasuk dalam fokus ini adalah kegiatan dalam lingkup, antara lain:

1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Kegiatan pengawasan terhadap percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) bertujuan untuk memperoleh gambaran dan identifikasi permasalahan serta solusi atas kelancaran, akuntabilitas dan efektivitas pelaksanaan PSN sebagai bagian dari pengawasan Tata Kelola PSN sesuai

50%

11%

39% Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan

Nasional

Pengamanan Aset Negara

(16)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

8

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan perubahannya melalui Perpres Nomor 58 Tahun 2017, serta Perpres Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Ketenagalistrikan. Selain itu juga dilaksanakan monitoring atas capaian Kegiatan Prioritas Nasional sesuai dengan kesepakatan kerjasama dengan Kantor Staf Kepresidenan RI.

a. Pembangunan Smelter Kuala Tanjung

Pembangunan Smelter Kuala Tanjung pada PT Inalum (Persero) sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 sebagai berikut:

1) Proyek Pengembangan Smelter (Smelter Expansion) Kuala Tanjung pada PT Inalum (Persero), masih dalam tahap perencanaan.

Salah satu proyek pendukung Pengembangan Smelter (Smelter Expansion) adalah proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masih terkendala terkait lahan sebagai lokasi pembangunan PLTU.

2) Tidak tercapainya target progres Smelter Kuala Tanjung disebabkan:

a) PT Inalum (Persero) belum mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional atas penguasaan dan kepemilikan tanah timbul atau lahan yang dikuasai oleh Negara seluas 22,3 Ha sebagai tambahan lahan pada lokasi pembangunan PLTU;

b) PT Inalum belum mendapatkan izin pembangunan PLTU dari Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM;

c) PT Inalum belum melakukan MoU jual beli listrik /Power Purchases Agreement (PPA) dengan PT PLN maupun pihak lain untuk menampung kelebihan daya dari PLTU yang akan dibangun.

Terhadap permasalahan tersebut, kami telah menyampaikan rekomendasi strategis kepada Direksi PT Inalum (Persero).

b. Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung

Rencana PT Pertamina (Persero) untuk membangun Kilang Minyak dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Kawasan Industri Kuala Tanjung merupakan rencana strategis bagi PT Pelindo I (Persero) yang dapat mendorong terlaksananya dan bertumbuhnya pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung, dimana rencana tersebut telah dibahas dalam rapat-

(17)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

9

rapat di Kementerian BUMN, Kemenko Perekonomian, maupun Kementerian Perhubungan. Keberhasilan pembangunan dan pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung sangat bergantung dengan terealisasinya rencana pembangunan tersebut di atas.

Dalam rangka mendukung rencana pembangunan dan pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung, Bupati Batu Bara telah menerbitkan Penetapan Lokasi (Penlok) untuk lahan seluas 1.128 Ha dan telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat serta telah dibuatkan Daftar Nominatif dan Peta Bidang, selanjutnya Penetapan Lokasi tersebut diumumkan kepada masyarakat. Setelah melewati masa sanggah, maka proses pelaksanaan pembayaran ganti rugi akan dilakukan melalui Tim pelaksanaan Pengadaan Tanah, setelah dilakukan penilaian tanah melalui Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

Sehubungan dengan rencana PT Pertamina (Persero) untuk membangun Kilang Minyak dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Kawasan Industri Kuala Tanjung maka diperlukan revisi terhadap Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang diterbitkan sebelumnya untuk Kawasan Industri Kuala Tanjung.

Telah dilakukan Pokok-Pokok Perjanjian (Head of Agreement) tentang Kerja Sama Pembangunan, Pengembangan, dan Pengelolaan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan kesepakatan awal bahwa PT Inalum (Persero) dan PT Wika (Persero) akan masuk menjadi pemegang saham dari PT PPK, namun penyetoran modal kepada PT PPK belum terealisasi.

Terhadap Permasalahan tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi strategis kepada Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan pihak-pihak terkait.

c. Pembangunan Tahap I Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung

Sesuai simpulan hasil Pre Feasibility Study, pengembangan selanjutnya Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung sangat bergantung atas pertumbuhan Kawasan Industri Kuala Tanjung yang merupakan bagian terintegrasi dengan Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung.

Sampai dengan berakhirnya reviu, rencana pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung telah menunjukkan perkembangan positif, yaitu rencana PT Pertamina (Persero) untuk membangun Kilang Minyak dan

(18)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

10

Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Kawasan Industri Kuala Tanjung, dimana sesuai hasil studi kelayakan adalah untuk mendukung kluster industri metal, petrokimia, dan energi. Rencana tersebut telah dibahas dalam rapat-rapat di Kementerian BUMN, Kemenko Perekonomian, maupun Kementerian Perhubungan.

Terhadap Permasalahan tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi strategis kepada Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan pihak-pihak terkait.

d. Pembangunan Transmisi di Provinsi Sumatera Utara

1) Pembangunan Transmisi 275 KVA Simangkuk – Galang telah selesai 100 % dan telah dilakukan uji kelaikan (commisioning test) pada 10 April 2019 dan dinyatakan laik operasi.

2) Lahan untuk Pembangunan Transmisi 275 kVA Simangkuk – Sarulla sebanyak 235 tapak telah selesai dibebaskan pada Tahun 2018.

Realisasi progres fisik/konstruksi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 adalah sebesar 85,44% dengan rincian:

a) Pekerjaan Lanjutan Pengadaan dan Pemasangan Tower (Seksi B) T/L 275 kV Simangkuk - PLTP Sarulla kontrak nomor 247.PJ.PLN 2017/DAN.02.02/ UIPSBU/2017 sebesar 69,00%.

b) Pekerjaan Lanjutan Pengadaan dan Pemasangan Konduktor ACSR 435/55 mm2, OPGW 60 mm2 & Junction Box, GSW 95 mm2, Insulator & Accessories T/L 275 kV Simangkuk - PLTP Sarulla kontrak nomor 275.PJ.PLN 2017/DAN.02.02/UIPSBU/2017 sebesar 100,00% (serah Terima I tgl 17 Januari 2020).

Terhadap permasalahan tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi strategis kepada General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkit Wilayah Sumatera Bagian Utara dan pihak-pihak terkait.

(19)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

11

e. Pembangunan Jalan Tol di Provinsi Sumatera Utara

1) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi telah selesai

100,00% dan telah beroperasi secara resmi sejak tanggal 24 Maret 2019. Pada Jalan Tol Ruas Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi telah dibangun Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) pada KM 65+700 yang

beroperasi secara resmi sejak tanggal 16 Desember 2019;

2) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Kisaran – Tebing Tinggi sebesar 36,85% dibanding target 36,89% (data triwulan IV 2020);

3) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan – Binjai sebesar 100,00% dibanding target 94,85% (data triwulan IV 2020);

4) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Binjai – Langsa sebesar 23,29% dibanding target 19,76% (data triwulan IV 2020);

5) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Rantauprapat - Kisaran belum ada proses pembangunan konstruksi (data triwulan IV 2020);

6) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Tebing Tinggi – Pematangsiantar sebesar 100,00% dibanding target sebesar 76,76%.

(data triwulan IV 2020).

f. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei

Berdasarkan hasil evaluasi atas program lintas sektoral pengembangan kawasan ekonomi khusus pada KEK Sei Mangkei sejak proses pengusulan Tahun 2011 sampai dengan triwulan IV Tahun 2020, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Belum adanya target dan plotting rinci rencana pengembangan infrastruktur per tahun pelaksanaan tahap I, II, dan III termasuk jenis kegiatan/pekerjaan, estimasi anggaran, output kegiatan serta bobotnya terhadap keseluruhan rencana (ultimate) oleh PTPN III (Persero) selaku Badan Pembangun dan PT Kawasan Industri Nusantara (PT Kinra) selaku Badan Pengelola KEK Sei Mangkei;

(20)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

12

2) Operasional Dry Port KEK Sei Mangkei telah memperoleh izin sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Namun operasional belum dapat dilaksanakan karena status kepemilikan Dry Port masih merupakan investasi dari Kementrian Perindustrian/APBN (belum diserahterimakan);

3) KEK Sei Mangkei telah diresmikan mulai beroperasi pada tanggal 27 Januari 2015;

4) Harga gas di KEK Sei Mangkei masih terlalu tinggi (USD 10,60/MMBTU) dan belum sesuai dengan harapan investor karena jauh berbeda dengan harga gas di Kawasan Ekonomi Khusus Lainnya;

5) Belum adanya standar perizinan terkait investasi terhadap zonasi yang berada di Kawasan;

6) Jumlah investor di luar PTPN III (Persero) baru 5 (lima) investor. Investor yang telah beroperasi yaitu PT Unilever Oleochemical Indonesia dan PT Industri Nabati Lestari dan tiga investor lainnya yaitu PT All Cosmos, PT Alternatif Protein Indonesia dan PT Aice masih dalam tahap pembangunan, sehingga KEK Sei Mangkei belum secara maksimal dimanfaatkan oleh investor;

7) Administrator belum didukung dengan sarana dan prasarana yang optimal.

Tindak lanjut Hasil Reviu sebelumnya yaitu dalam hal peningkatan upaya pemasaran, pada triwulan IV tahun 2020 dari enam investor yang prospektif untuk tahun 2021, satu calon investor telah menandatangani Letter of Intern (LoI) yaitu PT Nasional Hijau Lestari.

g. Pembangunan Jaringan Kereta Api di Provinsi Sumatera Utara

1) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung

Pembangunan jaringan kereta api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung telah selesai dikerjakan pada tahun 2019 dengan panjang lintasan yang terbangun sepanjang 21,5 km dengan total dana yang dikeluarkan sebesar Rp577.696.610.000,00.

Namun hingga per 31 Oktober 2020 fisik Jalan Kereta Api Bandar Tinggi - Kuala Tanjung masih belum dimanfaatkan/ belum beroperasi karena Swicth Over sistem persinyalan (dari sistem persinyalan mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik) belum dapat dilaksanakan karena

(21)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

13

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan belum menerbitkan Rekomendasi Teknis atas Swicth Over Sistem Persinyalan tersebut.

Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Kereta Api Bandar Tinggi - Kuala Tanjung selanjutnya akan

dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara (PT KAI Divre I Sumut).

Jalur KA Bandar Tinggi-Kuala Tanjung direncanakan akan mulai dimanfaatkan pada bulan Maret 2021 untuk pengoperasian KA Perintis (Penumpang) yang akan melayani jalur Tebing Tinggi - Kuala Tanjung (PP) oleh pihak PT KAI Divre I Sumut.

2) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Rantau Prapat-Kota Pinang Jalan Kereta Api ini merupakan salah satu segmen dari Program Trans Sumatera Railway Rantau Prapat - Kota Pinang - Duri - Dumai.

Pendanaan kegiatan ini menggunakan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dan direncanakan semula dalam 3 (tiga) tahun Anggaran 2017- 2019 menjadi 4 (empat) tahun anggaran 2017 - 2020.

Panjang lintasan yang

direncanakan dalam

pembangunan jaringan kereta api Rantauprapat-Kota Pinang sepanjang 33 km dengan total kebutuhan dana sebesar Rp1.770.000.000,00. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Oktober 2020 dana yang telah terserap untuk Pembangunan Jalur KA Rantauprapat-Kota Pinang sebesar Rp1.687.949.767.263,00 atau 96,00% dari target kumulatif sebesar Rp1.728.282.395.523,00 (Kontrak Total MYC).

Pelaksanaan fisik dari 14 (empat belas) Paket Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api Rantauprapat–Kota Pinang s.d Triwulan IV Tahun 2020

(22)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

14

(31 Oktober 2020) mencapai progres fisik sebesar 97,48% dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.3

Target dan Realisasi Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Kereta Api antara Rantau Prapat-Kota Pinang Tahun 2020

No Uraian Kegiatan / Paket

Pekerjaan Bobot

Target TW IV Tahun 2020

Target Tertimbang s.d TW IV Tahun

2020

Realisasi TW IV Tahun 2020

Realisasi Tertimbang s.d TW IV Tahun 2020

Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

1

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang Km.0+000 sd 5+000 (RPK-1)

5,40 100,00 100,00 5,40 5,40 100,00 100,0

0 5,40 5,40

2

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang Km.5+000

sd 10+000 (RPK-2) 10,87 100,00 100,00 10,87 10,87 100,00 100,0

0 10,87 10,87

3

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang

Km.10+000 sd 13+500 (RPK-3)

7,67 96,25 99,12 7,38 7,60 96,25 99,00 7,38 7,59

4

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang

Km.13+500 sd 17+000 (RPK-4)

9,24 93,98 98,41 8,68 9,09 93,98 98,66 8,68 9,11

5

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang

Km.17+000 sd 20+500 (RPK-5)

8,08 100,00 100,00 8,08 8,08 100,00 100,0

0 8,08 8,08

6

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang

Km.20+500 sd 25+500 (RPK-6)

13,34 100,00 100,00 13,34 13,34 100,00 100,0

0 13,34 13,34

7

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang

Km.25+500 sd 29+000 (RPK-7)

8,09 100,00 100,00 8,09 8,09 100,00 100,0

0 8,09 8,09

8

Jalur KA Rantau Prapat - Kota Pinang

Km.29+000 sd 33+000 (RPK-8)

10,40 100,00 100,00 10,40 10,40 100,00 100,0

0 10,40 10,40

9

Pembangunan Stasiun Lintas Rantau Prapat - Kota Pinang

5,68 90,55 98,75 5,15 5,61 90,55 98,36 5,15 5,59

10

Pembangunan Sistem Persinyalan dan telekomunikasi lintas Rantau Prapat - Kota Pinang

10,31 86,41 85,58 8,91 8,83 86,41 86,46 8,91 8,92

11

Pembanguan Jembatan jalur Kereta api Bentang 140 meter Antara Rantauprapat - Kota Pinang KM. 15 + 400 (RPKJ-1)

3,17 100,00 100,00 3,17 3,17 100,00 100,0

0 3,17 3,17

12

Pembanguan Jembatan jalur Kereta api Bentang 140 meter Antara Rantauprapat - Kota Pinang KM. 15 + 540 (RPKJ-2)

3,25 90,50 99,74 2,94 3,24 90,50 91,55 2,94 2,98

13

Pemasangan Track Baru Km. 0+000 s/d

KM.10+000 Sepanjang 10.000 M'sp antara Rantauprapat-Kota Pinang (Paket RPKT-1)

2,21 71,50 99,87 1,58 2,21 71,50 75,13 1,58 1,66

14

Pemasangan Track Jalan KA Km 104+500 s.d 114+000 sepanjang 9.500 m’sp antara

2,28 90,52 99,59 2,06 2,27 90,52 100,0

0 2,06 2,28

(23)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

15

No Uraian Kegiatan / Paket

Pekerjaan Bobot

Target TW IV Tahun 2020

Target Tertimbang s.d TW IV Tahun

2020

Realisasi TW IV Tahun 2020

Realisasi Tertimbang s.d TW IV Tahun 2020

Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

Merbau – Rantau Prapat lintas Kisaran – Rantau Prapat (Paket RPKT-2)

Jumlah 100 96,06 98,21 96,06 97,48

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, progress realisasi fisik sebesar 97,48% dari target kumulatif sebesar 98,21%. Dibandingkan capaian Triwulan I Tahun 2020 sebesar 88,84%, terdapat kenaikan sebesar 8,64%.

Namun pada pekerjaan Pemasangan Track Baru Km. 0+000 s/d KM.10+000 Sepanjang 10.000 M'sp antara Rantauprapat-Kota Pinang (Paket RPKT-1) dari target 99,865% hanya terealisasi sebesar 75,130% dikarenakan keterlambatan penyediaan material berupa bantalan beton dari pihak ke-3 selaku produsen dan pekerjaan sempat terhenti. Masa kontrak awal yang sedianya akan berakhir pada tanggal 16 November 2020 telah dilakukan perpanjangan menjadi berakhir pada 31 Desember 2020 sesuai dengan amandemen kontrak nomor: PL.107/298/RPKT1/PPK-SUMUTIII/BTP- SBU/2020/ADD-W2 tanggal 16 November 2020.

Proyek Pembangunan Jalan Rel KA Rantauprapat – Duri – Pekanbaru (Segmen-I Jalur KA Rantauprapat – Kota Pinang) direncanakan selesai pada akhir tahun 2020.

h. Pembangunan Bendungan Lausimeme

Proyek Strategis Nasional di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan pembangunan Bendungan Lausimeme di Kabupaten Deli Serdang, yang salah satu tujuan pembangunannya adalah untuk meningkatkan Sistem Pengendalian Banjir Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dari yang saat ini masih pada debit skala periode ulang 25 tahunan menjadi skala periode 40 tahunan. Proyek pembangunan ini dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II Medan.

Realisasi kemajuan fisik pekerjaan untuk kedua kontrak konstruksi

Pembangunan Bendungan Lau Simeme sampai dengan tanggal 31 Oktober 2020 disajikan pada tabel berikut ini:

(24)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

16

Tabel 2.4

Rencana dan Realisasi Pembangunan Bendungan Lausimeme semester I tahun 2020

No Uraian Realisasi

Kemajuan Fisik

Rencana Progres Fisik 1 Pembangunan Bendungan Lau Simeme Kabupaten Deli

Serdang Paket – I (MYC)

11,93% 13,83%

2 Pembangunan Bendungan Lau Simeme Kabupaten Deli Serdang Paket – II (MYC)

20,21% 26,90%

Adapun penyebab keterlambatan kemajuan fisik konstruksi adalah terhambatnya mobilisasi alat dan material karena lahan yang masih dikuasai oleh masyarakat belum seluruhnya dilakukan pembayaran ganti rugi. Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2020 telah dilaksanakan pembayaran ganti rugi tegakan seluas 121,49 Ha dengan nilai sebesar Rp30.259.624.755,00 dari rencana seluas 420 Ha.

i. Pariwisata Danau Toba

Kawasan Pariwisata Danau Toba meliputi Kawasan Danau Toba sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.

Kawasan Danau Toba ditunjuk sebagai Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Proyek Strategis Nasional. Kawasan Pariwisata Danau Toba adalah kawasan seluas paling sedikit 500 (lima ratus) hektar, yang selanjutnya disebut zona otorita. Hak pengelolaan zona otorita diberikan kepada Badan Otorita Danau Toba sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba dan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Otorita Danau Toba.

1) Pembangunan Kapal Penyeberangan Penumpang Ro-Ro 200 GT Realisasi Fisik berdasarkan kontrak sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 per 31 Oktober 2020 adalah sebesar 87,66% dari target sebesar 97,68%. Sedangkan realisasi keuangan per 31 Oktober 2020 sebesar 73,98% sesuai dengan target sebesar 73,98%.

Tidak tercapainya target realiasasi pekerjaan fisik disebabkan:

(25)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

17

a) Keterlambatan pengiriman perlengkapan kapal berupa Mesin Generator Utama 2

Unit dan Mesin Generator Darurat 1 Unit dari negara produsen (Jepang).

b) Terdapat perubahan pada desain interior dan eksterior kapal.

2) Lanjutan Perpanjangan Runway Bandara Sibisa – Parapat dari 1.200 m x 30 m menjadi 1.630 m x 30 m

Pekerjaan Konstruksi Lanjutan Perpanjangan Runway dari 1.200 m x 30 m menjadi 1.630 m x 30 m sudah dilakukan sesuai Surat Perjanjian

Nomor PL.102/PPK

SIBISA/014/IX/PS/2020/ tanggal 2 September 2020 dengan nilai kontrak fisik sebesar Rp8.352.795.000,00 dan kontrak

Supervisi sebesar

Rp459.195.000,00.

Realisasi Fisik berdasarkan kontrak sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 per 31 Oktober 2020 adalah sebesar 25,54% dari target sebesar 31,12%. Sedangkan realisasi keuangan per 31 Oktober 2020 sebesar 30,00% sesuai dengan target sebesar 30%.

Rendahnya capaian realiasasi pekerjaan fisik disebabkan tertundanya proses uji laboratorium Job Mix Design (JMD) pada Aspal Treated Base (ATB) oleh Politeknik Negeri Medan.

j. Proyek Peremajaan Perkebunan Rakyat

Tujuan Kegiatan Peremajaan Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai upaya percepatan peremajaan tanaman kopi arabika, kakao dan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara.

(26)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

18

Per tanggal 31 Oktobert 2020, Realisasi keuangan dan capaian progress fisik Program Kegiatan Peremajaan Perkebunan Rakyat pada Provinsi Sumatera Utara Triwulan IV Tahun 2020 (per 31 Oktober 2020) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5

Realisasi keuangan dan capaian progress fisik Program Kegiatan Peremajaan Perkebunan Rakyat Triwulan IV Tahun 2020

No Jenis

Peremajaan

Kabupaten /Kota

Keuangan (Rp) Pekerjaan Fisik (Ha)

Anggaran Realisasi % Rencana Realisasi

(tanam) %

1

Peremajaan Kopi Arabika

Kab. Karo 589.500.000,00 589.500.000,00 100,00 100 100 100,00 Kab. Dairi 1.187.000.000,00 1.187.000.000,00 100,00 200 200 100,00 2 Peremajaan

Tanaman Kakao

Kab. Nias

Selatan 1.482.500.000,00 592.568.750,00 39,97 100 70 70,00

3 Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit

13

Kabupaten 438.460.374.000,00 116.319.788.442,00 26,53% 14.500 5.595,27 38,59 Total Provinsi Sumatera Utara 441.719.374.000,00 118.688.857.192,00 26,87 14.900 5.965,27 40,04

Rendahnya capaian target khususnya peremajaan tanaman sawit disebabkan sebagian kelompok tani belum memenuhi syarat terkait kepemilikan lahan.

k. Proyek Perhutanan Sosial

Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, kesimbangan lingkungan dan dinamika social budaya dalam bentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan rakyat, hutan adat dan kemitraan kehutanan.

Pendanaan PSN Perhutanan Sosial Tahun Anggaran 2020 pada BPSKL Wilayah Sumatera telah tersedia dalam DIPA Tahun Anggaran 2020 dengan Nomor SP DIPA-029.09.2.418798/2020 Revisi ke 05 Tanggal 10 September 2020 sebesar Rp 49.133.353.000,00.

Sampai dengan akhir Triwulan IV Tahun 2020 (31 Oktober 2020), realisasi keuangan BPSKL Wilayah Sumatera sebesar Rp22.496.502.711,00 atau 45,79% dari total anggaran Rp49.133.353.000,00, rendahnya penyerapan disebabkan adanya pandemi Covid-19, sehingga proses kegiatan kelapangan berupa sosialisasi ke masyarakat belum bisa dilaksanakan.

Kegiatan tersebut baru berjalan efektif pada bulan November.

(27)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

19

l. Proyek Tanah Objek Reforma Agraria

Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Medan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan instansi yang mengelola kegiatan penataan batas kawasan hutan untuk penyelesaian Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) serta inventarisasi dan verifikasi objek TORA dalam kawasan hutan untuk wilayah kerja Provinsi Sumatera Utara.

Capaian Fisik dan Keuangan terkait proyek Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) pada Balai Pemantapan Kehutanan (BPKH) Wilayah I Medan Triwulan IV Tahun 2020 per 31 Oktober 2020 sebagai berikut:

Tabel 2.6

Capaian Fisik dan Keuangan terkait proyek Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Triwulan IV Tahun 2020

No Tahapan Kegiatan Target Fisik (Ha)

Anggaran (Rp)

Realisasi Keuangan

(Rp) (%)

1. Pengelolaan Pelaksanaan Kegiatan

Inventarisasi Verifikasi PTKH - 102.598.000,00 65.204.000,00 63,55 2. Inventarisasi dan Verifikasi di

Kabupaten Tapanuli Utara 4.961 1.336.949.000,00 1.045.531.080,00 78,20 3. Inventarisasi dan Verifikasi (PTKH)

untuk TORA di Humbang Hasundutan

2.268 721.967.000,00 4.360.000,00 0,60

4. Koordinasi dan Konsultasi

Percepatan Kegiatan TORA - 129.580.000,00 - 0,00

Total 7.229 2.291.094.000,00 1.115.095.000,00 48,67

Rendahnya penyerapan disebabkan adanya pandemi Covid-19, sehingga proses kegiatan kelapangan berupa sosialisasi ke masyarakat belum bisa dilaksanakan. Kegiatan tersebut baru berjalan efektif pada bulan November.

m. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sumatera

Kebutuhan lahan untuk track kereta api seluas 2.900.000 m2, sampai dengan berakhirnya reviu telah

dilakukan pembebasan seluas 1.899.467 m2 (up-date pembayaran UGR per tanggal 3 Juli 2020), sehingga masih ada sisa kebutuhan lahan yang belum dibebaskan seluas 1.000.533 m2. Dari 1.000.533 m2 luas sisa lahan yang

dibutuhkan, seluruhnya telah dilakukan identifikasi dan inventarisasi oleh

(28)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

20

Satgas A/Satgas B serta telah diperoleh Nilai Penggatian Wajar (NPW)-nya dari KJPP.

Berkas pengadaan tanah yang telah disediakan oleh PPK Pengadaan Tanah dan Sertifikasi pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara adalah sebanyak 105 berkas seluas 503.542 m2.

Berdasarkan hasil reviu terhadap 105 Bidang Tanah seluas 503.542 m2 atas pelaksanaan pengadaan tanah untuk Pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sumatera Lintas Rantauprapat – Duri – Pekanbaru Antara Rantauprapat – Kota Pinang pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Sebanyak 86 bidang dengan revisi nilai KJPP seluas 479.294 m2 dengan nilai Rp34.465.975.290,00, telah lengkap dan dapat diajukan ke tahap pembayaran ganti kerugian,

2) Sebanyak 19 bidang dinyatakan uneligible dengan luas 24.248 m2 dengan nilai sebesar Rp3.586.377.382,00.

n. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol

Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Proyek Strategis Nasional salah satunya adalah pembangunan jalan tol trans sumatera, pada tahun 2020 khususnya semester II Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melakukan Verifikasi atas Penggantian Dana Talangan oleh Badan Usaha untuk Pengadaan Tanah Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol yaitu:

1) Jalan Tol Ruas Medan-Binjai

BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) PT Hutama Karya (Persero) selaku BUMN yang ditunjuk untuk melaksanakan dan mengelola pembangunan Jalan Tol Ruas Medan-Binjai.

Pada tahun 2020 semester II PT Hutama Karya (Persero) mengajukan permintaan penggantian Dana Talangan atas 30 berkas pembayaran seluas 16.481 m2 dengan nilai sebesar Rp56.140.314.302,00. Dari hasil verifikasi diketahui bahwa sebanyak 29 bidang tanah dan 29 berkas pembayaran seluas 16.481 m2 senilai Rp54.240.769.859,00 telah memenuhi syarat untuk dimintakan penggantian ke LMAN (eligible).

Sedangkan atas pembayaran 1 berkas (non bidang) senilai

(29)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

21

Rp46.102.154,00 belum memenuhi syarat untuk dimintakan penggantian ke LMAN (ineligible) disebabkan tanah/lahan tempat berdirinya bangunan belum dibebaskan/masih dalam sengketa

2) Jalan Tol Kuala Tanjung -Tebing Tinggi – Parapat

BUJT PT Hutama Marga Waskita (HMW) selaku BUMN yang ditunjuk untuk melaksanakan dan mengelola pembangunan Jalan Tol Ruas Kuala Tanjung -Tebing Tinggi – Parapat.

Pada tahun 2020 semester II PT Hutama Marga Waskita (HMW) mengajukan permintaan penggantian Dana Talangan atas 2 berkas pembayaran seluas 12.528 m2 dengan nilai sebesar Rp1.359.302.012,00.

Dari hasil verifikasi diketahui bahwa seluruh berkas telah memenuhi syarat untuk dimintakan penggantian ke LMAN (eligible).

2. Program Prioritas Pembangunan Nasional

BPKP telah melakukan pengawalan atas berbagai program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah melalui pengawasan atas berbagai kegiatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha terkait bidang Pembangunan, Pendidikan, Kedaulatan Pangan, Pariwisata, Konektivitas, Pembangunan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan, Konektivitas, Kedaulatan Energi, Pengembangan KEK dan Pengawasan terkait Akuntabilitas Penanganan Covid-19. Hasil pengawasan tersebut diuraikan sebagaimana berikut.

a. Pengawasan Akuntabilitas Keuangan dalam rangka Percepatan Penanganan Covid 19

Pemantauan atas pelaksanaan refocusing kegiatan dan anggaran dilaksanakan pada 34 Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah anggaran sampai dengan tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp3.431.746.735.794,75 dan realisasi sebesar Rp1.809.628.741.372,52 (52,73%) dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 2.7

Fokus Penggunaan Dana Penanganan Covid 19 Per 31 Oktober 2020

No. Fokus Penggunaan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1. Penanganan Kesehatan 1.901.851.034.522,75 1.024.987.186.954,52 53,89 2. Penanganan Dampak

Ekonomi

366.006.307.625,00 100.008.305.964,00 27,32 3 Penyediaan Jaring

Pengaman Sosial

1.163.889.393.647,00 684.633.248.454,00 58,82 Jumlah 3.431.746.735.794,75 1.809.628.741.372,52 52,73

(30)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

22

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melakukan pemantauan atas implementasi kebijakan penanganan COVID-19 oleh Pemerintah Daerah untuk penanganan bidang kesehatan, penyediaan Jaring Pengaman Sosial (JPS)/social safety net, dan pemulihan ekonomi/dukungan industri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Adapun hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut:

1) Aspek Penanganan Bidang Kesehatan

a) Monitoring atas Distribusi Alat Kesehatan dan Alat Material Kesehatan dalam rangka Penanganan Covid-19

Berdasarkan hasil reviu dokumen dan wawancara dengan 24 (dua puluh empat) instansi penerima distribusi Alkes dan Almatkes di Provinsi Sumatera Utara, terhadap pengelolaan penerimaan distribusi Alkes dan atau Almatkes untuk penanganan COVID-19 di Provinsi Sumatera Utara, Almatkes yang diterima oleh Dinas/Satker terkait telah dicatat dalam catatan barang masuk sesuai dengan tanggal dan bukti kirim serta volume barang, sedangkan pendistribusian Almatkes kepada unit pengguna dicatat dalam catatan barang keluar dengan dilengkapi bukti pendukung berupa surat permintaan/kebutuhan barang.

Jumlah penerimaan Alkes/Almatkes di Provinsi Sumatera Utara menurut data Bersatu Lawan Covid, diketahui bahwa distribusi Alkes/Almatkes sampai dengan 22 Oktober 2020 adalah sebanyak 2.183.100 unit.

Hasil monitoringnya adalah sebagai berikut:

(1) Hasil wawancara dan reviu dokumen pada sebanyak 24 (dua puluh empat) instansi penerima distribusi Alkes dan Almatkes didapati bahwa penerimaan distribusi Alkes dan Almatkes terdapat data penerimaan sebanyak 294.255 pcs, selisih kurang sebanyak 1.752.203 pcs dan serta belum ada jawaban konfirmasi sebanyak 136.642 pcs.

(2) Hasil konfrimasi kepada sebanyak 24 instansi penerima yang terkonfirmasi distribusi alat kesehatan (alkes) dan alat material kesehatan (Almatkes) dalam rangka penanganan COVID-19 pada Provinsi Sumatera Utara telah dimanfaatkan atau

(31)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

23

didistribusikan kepada Satker-Satker/RS Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Masih terdapat beberapa sisa alkes dan atau almatkes pada sebanyak 2 (dua) instansi penerima yaitu RS Universitas Sumatera Utara dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU.

(3) Distribusi alat kesehatan (Alkes) dan alat material kesehatan (Almatkes) pada satker/instansi penerima di Provinsi Sumatera Utara, diketahui bahwa belum seluruh penerimaan Alkes dan Almatkes dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) serta penatausahaan alkes dan almatkes belum mencantumkan nilai nominal alkes dan alamatkes.

b) Reviu Insentif Tenaga Kesehatan

Berdasarkan reviu terhadap pemberian insentif bagi tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 dijumpai permasalahan sebagai berikut:

(1) Penganggaran insentif tenaga kesehatan melalui dana BOK Tambahan masih dalam proses pada 5 Pemda, yaitu Kota Medan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Asahan, Kabupaten Karo dan Deli Serdang.

(2) Belum dilakukan pembayaran insentif tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 dari Dana BOK-Tambahan untuk 7 Pemerintah Daerah yang dilakukan reviu disebabkan:

(a) Terdapat Fasyankes/Institusi Kesehatan yang belum mengajukan usulan insentif tenaga kesehatan menggunakan dan BOK-Tambahan.

(b) Terlambatnya penyusunan usulan pemberian insentif tenaga kesehatan oleh Fasyankes/Institusi Kesehatan maupun Dinas Kesehatan.

(c) Usulan insentif tenaga kesehatan belum disertai dokumen yang lengkap.

(d) Terlambatnya pembentukan Tim Verifikator di tingkat Fasyankes dan Dinas Kesehatan.

(e) Belum selesainya verifikasi insentif tenaga kesehatan oleh Dinas Kesehatan.

(32)

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2020

24

(f) Usulan insentif tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas masih dalam proses verifikasi ulang oleh Tim Verifikasi di Dinas Kesehatan setelah sebelumnya dikembalikan oleh BPPSDMK Kementerian Kesehatan.

(g) Dinas Kesehatan belum mengajukan usulan pencairan dana ke BPKAD untuk melakukan pembayaran insentif kepada tenaga kesehatan sesuai hasil verifikasi.

(h) Peraturan dan petunjuk teknis pemberian insentif yang diterbitkan Kementerian Kesehatan mengalami beberapa kali perubahan.

c) Audit Terhadap Proses Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Covid-19

Jumlah Kantor Cabang BPJS Kesehatan yang di audit :

➢ BPJS Kesehatan Medan

➢ BPJS Kesehatan Pematangsiantar

➢ BPJS Kesehatan Kabanjahe

➢ BPJS Kesehatan Sibolga

➢ BPJS Kesehatan Gunungsitoli

Jumlah Rumah Sakit yang melayani pasien Covid-19 sebanyak 75 Rumah Sakit dan jumlah Rumah Sakit yang sudah menagih sebanyak 52 Rumah Sakit.

Jumlah Rumah Sakit yang diaudit oleh BPKP 16 Rumah Sakit dengan jumlah BAHV yang telah diuji 42 dan jumlah SEP yang telah diuji 414. Jumlah Biaya Klaim sesuai (ByStjSEP) yang diuji Rp40.918.629.800,00.

Permasalahan:

(1) Norma pembayaran dan/atau satuan biaya perawatan pasien PIET yang digunakan oleh RS dalam pengajuan klaim melampaui ketentuan,

(2) Klaim yang diajukan oleh RS masih memperhitungkan biaya penggunaan alat pengelolaan yang pengadaannya dilakukan dengan menggunakan sumber dana dari bantuan,

(3) Kantor Cabang BPJS belum mengadministrasikan dokumen pendukung lainnya terkait pengajuan klaim,

Gambar

Diagram Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai amanah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 192 tahun 2014, BPKP diberi tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dijelaskan bahwa pengawasan intern (Audit Internal) adalah seluruh

Sistem pengendalian intern menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menyatakan bahwa Sistem

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dinyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP dijelaskan bahwa pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,

Implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP menghendaki dalam pelaksanaan pengawasan sampai dengan