KARAKTERISTIK TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS 6 SD DI
DESA MENGWITANI TAHUN 2014
Nyoman Chandra Adidharma
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
adidharma20@gmail.com
ABSTRAK
Pola gaya hidup sekarang ini menunjukkan kasus obesitas meningkat yang diakibatkan perilaku
sedentary
dan rendahnya aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari. 3 dari 10 anak perempuan dan
laki-laki umur 2-15 tahun sudah mengalami
overweight
sekitar 31% atau obesitas sebesar 28%.
Sedangkan penelitian yang dilakukan di beberapa kota tahun 2014 di Indonesia didapatkan jumlah
kasus obesitas pada anak usia sekolah dasar mencapai 12%. Risiko yang paling sering terjadi akibat
sedikitnya aktivitas fisik yang dilakukan adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik tingkat kebugaran kardiorespirasi pada siswa kelas 6 SD di Mengwitani. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional
. Jumlah responden sebanyak 71
orang yang dipilih dengan cara
random sampling
. Pengukuran kebugaran kardiorespirasi
menggunakan metode
Harvard Step Test
. Dari hasil pengukuran diperoleh 55 responden (77,5%)
memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi sangat baik. Sedangkan 12 responden (16,9%) memiliki
tingkat kebugaran kardiorespirasi baik dan 4 responden (5,6%) memiliki tingkat kebugaran
kardiorespirasi cukup. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bagi para responden yang telah
memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi yang sangat baik agar dapat mempertahankan maupun
meningkatkan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari dan dijadikan acuan bagi responden yang
masih belum memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi yang baik.
Kata kunci
: Kebugaran kardiorespirasi, Siswa kelas 6 SD, Harvard Step Test
CARDIORESPIRATORY FITNESS CHARACTERISTICS OF THE 6TH GRADE
ELEMENTARY STUDENTS IN MENGWITANI VILLAGE IN 2014
ABSTRACT
Lifestyle patterns are now showing increasing obesity cases are caused by sedentary behaviors and
low physical activity daily. 3 out of 10 girls and boys aged 2-15 years is approximately 31% were
overweight or obese by 28%. While the research conducted in several cities of 2014 in Indonesia
found the number of cases of obesity in children of primary school age reaches 12%. Obesity is the
often caused by less physical activity. This study aims to investigate the characteristics of
cardiorespiratory fitness level in 6th grade students in Mengwitani. This research was descriptive with
cross sectional method. The number of respondents is 71 people were selected by random sampling.
Measurement of cardiorespiratory fitness using the Harvard Step Test. The results obtained 55
respondents (77.5%) had a very good level of cardiorespiratory fitness. While 12 respondents (16.9%)
have a good fitness level and 4 respondents (5.6%) fairly. From the results, this study can be
recommended for respondents who already have high level of cardiorespiratory fitness to maintain or
increase physical activity daily and it can be used as a reference for respondents who still do not have
a good level of cardiorespiratory fitness to improve their cardiorespiratory fitness level.
Keywords
:Cardiorespiratory fitness, 6th Grade Elementary Students, Harvard Step Test
PENDAHULUAN
Kebugaran kardiorespirasi merupakan
komponen penting dalam menentukan kemampuan
aktivitas fisik seseorang. Semakin baik tingkat
kebugaran fisik seseorang maka semakin banyak
pekerjaan fisik yang dapat dilakukan tanpa
mengalami kelelahan yang berlebih. Akibatnya
seseorang dapat melakukan aktivitas fisik lebih
banyak dan lama.
1Pola gaya hidup sekarang ini
diakibatkan oleh perilaku
sedentary
dan rendahnya
aktivitas fisik yang cukup sehari-harinya. Menurut
Health Survey for England 2011, 3 dari 10 anak
perempuan dan laki-laki umur 2-15 tahun sudah
mengalami
overweight
yaitu sekitar 31% atau
obesitas sebesar 28%. Penelitian lebih lanjut
menemukan prevalensi obesitas anak laki-laki
meningkat dari tahun 1995-2004 yaitu dari 11,1%
meningkat menjadi 19,4% tetapi menurun secara
perlahan mencapai 16,6% pada tahun 2011. Hal
yang sama terjadi pada anak perempuan dimana
prevalensi obesitas meningkat dari 12,2-18,8%
pada tahun 1995-2005 namun menurun menjadi
15,9% pada 2011. Hal yang sama terjadi pada anak
perempuan dimana prevalensi obesitas meningkat
dari 12,2-18,8% pada tahun 1995-2005 namun
menurun menjadi 15,9% pada 2011.
2,3Sedangkan
penelitian yang dilakukan di 10 kota besar di
Indonesia tahun 2004 menunjukkan prevalensi
obesitas pada anak usia sekolah dasar mencapai
12%. Menurut Bates, anak adalah semua manusia
yang berumur dibawah 18 tahun.
4Dalam perkembangannya definisi anak
dibagi lagi menjadi anak usia dini dan anak usia
remaja. Umur 3-6 tahun dimasukkan dalam
golongan anak usia dini.
5Peneliti lain
menyebutkan bahwa masa kanak-kanak dimulai
saat umur 5-10 tahun, masa pra remaja untuk anak
perempuan umur 9-10 tahun dan anak laki-laki
umur 10-12 tahun. Kecepatan pertumbuhan anak
laki-laki dan perempuan relatif sama hingga umur 9
tahun, namun umur 10-12 tahun pertumbuhan anak
perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
Anak laki-laki akan menyusul bahkan melebihi
pertumbuhan anak perempuan 2 tahun berikutnya.
6Aktivitas fisik anak-anak tergantung dari jenis
kelamin dan umurnya. Anak perempuan tidak lebih
aktif secara fisik dibanding anak laki-laki di segala
usia. Pada umur 5-12 tahun anak laki-laki lebih
memilih berpartisipasi dalam olahraga tim seperti
sepakbola, basket. Sedangkan anak wanita lebih
memilih aktivitas fisik seperti tari-tarian. Suatu
penelitian mendapatkan aktivitas yang paling
sering dilakukan anak-anak usia 5-12 tahun adalah
bersepeda, diikuti renang, permainan lapangan, dan
berjalan.
7Harvard Step Test
adalah cara untuk
mengukur indeks kebugaran fisik dengan cara naik
turun tangga sesuai irama metronom setinggi 33cm
selama 5 menit. Beberapa penelitian yang
mengukur tingkat kebugaran respirasi telah
menggunakan
Harvard Step Test
sebagai alat
ukurnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Khodnapur dkk.
8Dimana pada penelitian ini
mengukur
Physical Fitness Index
menggunakan
Harvard Step Test
sehingga diperoleh hasil
rata-rata PFI berdasarkan data antropometri.
9Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik tingkat kebugaran
kardiorespirasi siswa kelas 6 SD menggunakan
Harvard Step Test
di desa Mengwitani tahun 2014.
METODE
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar
yang terletak di Mengwitani yaitu SD 1, SD 4, dan
SD 5 Mengwitani. Penelitian dilakukan pada bulan
Februari 2014. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan
cross-sectiona
. Ada
beberapa metode pengukuran tingkat kebugaran
fisik seperti
Harvard Step Test
dan
20m Shuttle
Run Test.
Pada
penelitian ini metode yang dipilih
adalah
Harvard Step Test.
Hasil dari
Harvard Step
Test
kemudian dikategorikan menjadi buruk,
kurang, cukup, baik, sangat baik.
10,7Penelitian ini
juga menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan tentang data diri dan pola aktivitas fisik
sehari-hari. Alat-alat yang digunakan yaitu anak
tangga setinggi 33 cm,
stopwatch,
metronom, jam
5 menit, dengan total 150 langkah atau hingga
subjek tidak mampu melanjutkan tes. Irama
langkah ditentukan dengan metronom.
Populasi target penelitian ini adalah
seluruh anak berusia 9-11 tahun karena dianggap
telah memiliki kemampuan kognitif yang baik
untuk bisa mengikuti prosedur, dan memiliki
keadaan fisiologis tubuh yang mendekati orang
dewasa di Mengwitani. Sedangkan populasi
terjangkaunya adalah siswa kelas 6 SD di SD 1, 4,
dan 5 Mengwitani. Besaran responden yang
ditetapkan berjumlah 71 responden dan diminta
untuk melakukan
Harvard Step Test
kemudian
ditentukan tingkat kebugaran fisiknya. Responden
dipilih dengan cara
random sampling
setelah
dibedakan menurut jenis kelaminnya.
Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi ditentukan
dengan rumus
A= Denyut nadi 1 menit saat istirahat setelah tes.
B= Denyut nadi 3 menit saat istirahat setelah tes.
C= Denyut nadi 5 menit saat istirahat setelah tes.
Tingkat kebugaran adalah hasil yang diperoleh
dari uji
Harvard Step Test
termodifikasi. Tingkat
kebugaran fisik yang diperoleh yaitu buruk (
<
54),
kurang (54-67), cukup (68-82), baik (83-96), sangat
baik (>96).
Analisis data dilakukan secara deskriptif
meliputi
rerata
tingkat
kebugaran,
dan
kecenderungan karakteristik yang dianalisis secara
univariat untuk mengetahui kecenderungan tingkat
kebugaran kardiorespirasi berdasarkan karakteristik
responden,
kemudian
dilakukan
analisis
menggunakan
crosstab
. Hasil analisis ditampilkan
dalam tabel dan narasi.
[image:3.612.317.534.66.275.2]HASIL
Tabel 1
Karakteristik Responden
Karakteristik
F
%
Usia
10
3
4,2
11
37
52,1
12
24
33,8
13
Jenis Kelamin
7
9,9
Laki-laki
36
50,7
Perempuan
Sekolah
35
49,3
SD 1 Mengwitani
22
31
SD 4 Mengwitani
SD 5 Mengwitani
Indeks Massa Tubuh (IMT)
25
24
35,2
33,8
Underweight
(<persentil 5)
2
2,8
Normal (>persentil 5 dan
<persentil 85)
58
81,7
Overweight
(>persentil 85
dan <persentil 95)
6
8,5
Obese
(>Persentil 95)
5
7
Berdasarkan Tabel 1, sebagian besar responden
berusia 11 tahun dengan jumlah 37 responden
(52,1%) dan 12 tahun dengan jumlah 24 responden
(33,8) diikuti dengan responden berusia 13 tahun
dengan jumlah 7 responden (9,9) dan usia 10 tahun
dengan jumlah 3 responden (4,2%). Distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin hampir
merata antara jenis kelamin laki-laki ( 36
responden; 20,7%) dan perempuan (35 responden;
49,3%). Jumlah responden di SD 1 Mengwitani
sebanyak 22 responden (31%), jumlah responden di
SD 4 Mengwitani sebanyak 25 responden (35,2%),
dan jumlah responden di SD 5 Mengwitani
sebanyak 24 responden (33,8%). Sebagian besar
indeks massa tubuh responden berada pada kriteria
normal (>persentil 5 dan <persentil 85) sebanyak
58 responden (81,7%). Indeks massa tubuh
responden yang berada pada kriteria
underweight
(<persentil 5) sebanyak 2 responden (2,8%), Indeks
massa tubuh responden yang berada pada kriteria
overweight
(>persentil 85 dan <persentil 95)
sebanyak 6 responden (8,5%) dan responden yang
berada pada kriteria
obese
(>persentil 95) sebanyak
5 responden.
Dari hasil uji
Harvard Step Test
terhadap
kebugaran kardiorespirasi yang disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Tingkat Kebugaran Kardioresirasi
Responden.
Tingkat Kebugaran
Kardiorespirasi
F
%
Buruk (<54)
Kurang (54-67)
Cukup (68-72)
0
0
4
0
0
5,6
Baik (83-96)
12 16,9
Sangat Baik (>96)
55 77,5
Total
71 100
Dari tabel di atas untuk hasil uji
Harvard Step Test
sebagian besar responden memiliki tingkat
kebugaran kardiorespirasi sangat baik yaitu 55
responden (77,5%). Sedangkan responden yang
memiliki tingkat kebugaran baik sebanyak 12
responden (16,9%), dan tingkat kebugaran
kardiorespirasi cukup sebanyak 4 responden
(5,6%). Tidak ada responden yang memiliki tingkat
kebugaran kardiorepirasi kurang dan buruk.
Untuk melihat kecenderungan responden
dengan tingkat kebugaran kardiorespirasi dilakukan
analisis
kecenderungan
pada
karakteristik
responden dan tingkat kebugaran kardiorespirasi,
setelah dilakukan
crosstab
didapatkan data
[image:4.612.96.289.149.239.2]tabulasi. Data disajikan dalam
Tabel 3.
Tabel 3
Kecenderungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi
Karakteristik
Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi
Total (%)
Cukup (68-72)
(%)
Baik (83-96) (%)
Sangat Baik (>96) (%)
Usia
10
11
12
13
0 (0)
3 (8,1)
1 (4,2)
0 (0)
1 (33,3)
6 (16,2)
5 (12,8)
0 (0)
2 (66,7)
28 (75,7)
18 (75)
7 (100)
100
100
100
100
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
1 (2,8)
3 (8,6)
6 (16,7)
6 (17,1)
29 (80,6)
26 (74,3)
100
100
Sekolah
SD 1 Mengwitani
SD 4 Mengwitani
SD 5 Mengwitani
2 (9,1)
1 (4)
1 (4,2)
4 (18,2)
2 (8)
6 (25)
16 (72,7)
22 (88)
17 (70,8)
100
100
100
BMI
Underwieght
(<persentil 5)
Normal (>persentil 5
dan <persentil 85)
Overweight
(>persentil
85 dan <persentil 95)
Obese
(>persentil 95)
0 (0)
3 (5,2)
0 (0)
1 (20)
0 (0)
11 (19)
1 (16,7)
0 (0)
2 (100)
44 (75,9)
5 (83,3)
4 (80)
2 (100)
58 (100)
6 (100)
5 (100)
Berdasarkan Tabel 3, dari 71 responden
didapatkan bahwa 55 responden yang melakukan
pemeriksaan uji tingkat kebugaran kardiorespirasi
dan memperoleh hasil sangat baik (77,5%).
Dimana persentasenya jika dibandingkan dengan
yang cukup yaitu 5,6% dan baik yaitu 16,9%.
[image:4.612.89.522.391.649.2]dengan responden pada kelompok usia 10, 12, dan
13 tahun cenderung memiliki tingkat kebugaran
kardiorespirasi sangat baik.
Menurut jenis kelamin, responden yang
memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi sangat
baik pada responden laki-laki tidak berbeda jauh
dengan responden perempuan yaitu sebanyak 29
responden (80,6%) pada laki-laki dan 26 responden
(74,3%) pada perempuan.
Jika dilihat dari asal sekolah, responden
yang berasal dari SD 4 Mengwitani cenderung
memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi sangat
baik yaitu sebanyak 22 responden (88%). Begitu
juga dengan responden yang berasal dari SD 1 dan
SD 5 Mengwitani cenderung yang memiliki tingkat
kebugaran kardiorespirasi sangat baik sebanyak 16
responden (72,7%) dan 17 responden (70,8%).
Berdasarkan indeks massa tubuh,
responden yang memiliki tingkat kebugaran
kardiorespirasi sangat baik cenderung berasal dari
kelompok dengan indeks massa tubuh normal
(>persentil 5 dan <persentil 85) yaitu sebanyak 44
responden (75,9%). Jika dibandingkan pada
responden dengan indeks massa tubuh
underweight
(<persentil 5) yang memiliki tingkat kebugaran
respirasi sangat baik berjumlah 2 responden
(100%), responden dengan indeks massa tubuh
overweight
(>persentil 85 dan <persentil 95) yang
memiliki tingkat kebugaran respirasi sangat baik
berjumlah 5 responden (83,3%) sedangkan
responden dengan indeks massa tubuh
obese
(>persentil 95) yang memiliki tingkat kebugaran
respirasi sangat baik berjumlah 4 responden (80%).
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini keseluruhan subjek
berjumlah 71 responden dimana sebagian besar
responden mendapatkan hasil yang sangat baik dan
tidak ada responden yang memiliki tingkat
kebugaran kardiorespirasi kurang maupun buruk.
Faktor intrinsik yang mempengaruhi tingkat
kardiorespirasi adalah usia, jenis kelamin, BMI dan
aktivitas fisik sehari-hari.
11pada penelitian ini
rerata usia responden adalah 11 tahun dan sebagian
besar responden memiliki tingkat kebugaran
kardiorespirasi sangat baik. Hal ini mungkin
disebabkan oleh para responden di desa
Mengwitani memiliki kebiasaan melakukan
aktivitas fisik yang baik dan cukup karena tempat
diadakannya penelitian masih berupa pedesaan
dimana perilaku
sedentary
masih jarang terjadi dan
lapangan bermain untuk anak-anak masih sangat
luas. Hal ini sesuai dengan hasil dari kuesioner
yang diberikan kepada tiap responden yang
sebagian besar responden mengatakan kegiatan
sehari-harinya adalah bermain di lapangan. Hal ini
didukung oleh penelitian di India bahwa anak-anak
usia 5-12 adalah kelompok anak yang sedang
dalam masa pertumbuhan dan banyak melakukan
aktivitas fisik.
12Penelitian ini terdiri dari laki-laki
36 orang dan perempuan 35 orang dan
masing-masing jenis kelamin tersebut cenderung memiliki
tingkat kebugaran kardiorespirasi yang sangat baik
(laki-laki 80,6% dan perempuan 74,3%).
Sedangkan penelitian lain yang serupa di India
menyataan hasil sebaliknya, dimana responden
perempuan cenderung memiliki tingkat kebugaran
kardiorespirasi kurang. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh kebudayaan di India yang
mengharuskan anak perempuan tinggal di rumah.
12Jumlah rerata indeks massa tubuh cenderung
normal (81%). Hal ini mungin disebabkan karena
sebagian responden memiliki aktivitas fisik yang
baik dan cukup sehingga indeks massa tubuh para
responden sebagian besar masuk dalam kategori
normal. Hal ini berbanding terbalik dengan 2
penelitian serupa di kota Semarang dimana rerata
responden memiliki indeks massa tubuh
tempat bermain dan beraktivitas sehingga
anak-anak lebih sering melakukan kegiatan
sedentary
13,10Rendahnya tingkat kebugaran respirasi
merupakan prediktor kuat dari masalah kesehatan
dan kematian dini.
14,12Rendahnya aktivitas fisik
diantara anak-anak dan remaja disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti perubahan lingkungan,
peningkatan penggunaan permainan elektronik dan
komputer dan menurunnya aktivitas fisik di luar
rumah.
Beberapa
penelitian
menyebutkan
peningkatan aktivitas di luar rumah merupakan
salah satu strategi meningkatkan aktivitas fisik
pada anak-anak.
15Penelitian lain juga menyebutkan
bahwa kebugaran kardiorespirasi yang rendah saat
usia muda merupakan faktor risiko penyakit
kardiovaskuler pada saat dewasa dan penyebab
kematian pada perempuan dan laki-laki.
16Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa
kebugaran kardiorespirasi yang baik saat usia muda
menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan
menurunkan biaya-biaya kesehatan dikemudian
hari.
17Pada penelitian ini tingkat kebugaran
kardiorespirasi cenderung sangat baik meskipun
responden masuk
dalam kategori indeks
massa tubuh
obese
(4 responden dari total 5
responden) maupun
underweight
(2 responden dari
total 2 responden). Hal ini mungkin disebabkan
meskipun responden masuk dalam kategori
underweight
dan
obese
aktivitas fisik responden
baik dan cukup sehingga tetap bisa menyelesaikan
uji
Harvard Step Test
dan mendapatkan hasil
sangat baik . Sedangkan pada penelitian serupa di
Semarang didapatkan tidak ada satupun responden
obese
memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi
sedang atau baik. Hal ini dikarenakan responden
yang memiliki indeks massa tubuh
obese
tidak
melakukan aktivitas fisik yang baik dan cukup
sehingga lebih sering berperilaku
sedentary.
18SIMPULAN DAN SARAN
Prevalensi tingkat kebugaran respirasi
pada siswa kelas 6 SD dengan menggunakan
Havard Step Test
di desa Mengwitani tahun 2014
adalah 55 responden (77,5%) memiliki tingkat
kebugaran kardiorespirasi sangat baik. Sedangkan
12 responden (16,9%) memiliki tingkat kebugaran
baik dan 4 responden (5,6%) cukup. Semua
kelompok usia responden cenderung memiliki
tingkat kebugaran kardiorespirasi sangat baik,
begitu juga dengan lelaki dan perempuan
cenderung memiliki tingkat kebugaran respirasi
sangat baik. Dari hasil penelitian ini dapat
disarankan bagi para responden yang telah
memiliki tingkat kebugaran kardiorespirasi yang
sangat baik agar dapat mempertahankan maupun
meningkatkan aktivitas fisik yang dilakukan
sehari-hari dan dijadikan acuan bagi responden yang
masih belum memiliki tingkat kebugaran
kardiorespirasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Claude B, Blair SN, Katzmarzyk PT.
Less
Sitting, More Physical Activity, or Higher
Fitness?
Mayo Clinic.
2015;90(11):1533-1540.
2.
Leiliana I.
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan konsumsi suplemen makanan pada
anak sekolah kelas IV dan V di SD islam
al-husna bekasi selatan tahun 2008
. Departemen
Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Depok. 2008.
3.
Wulandaru C.
Perbedaan Kesegaran Jasmani
Siswa Kelas Atas SDN Keputran 1 dan Siswa
Kelas Atas SDN Corongan Daerah Istimewa
Yogyakarta. S1 thesis, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2010.
4.
Bates H.
Daily Physical Activity for Children
and Youth.
Canadian Fitness and Lifestyle
Research Institute. 2006.
5.
Sunita A.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi
. PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2003.
6.
Lee S, Plotnikoff RC, Majumdar SR, Mollard
R, Woo M, Sadman R, et al.
Outdoor Time Is
Associated with Physical Activity, Sedentary
Time, and Cardiorespiratory Fitness in Youth
.
The Journal of Pediatrics. 2014;165:516-21.
7.
Kushartanti W.
Kebugaran Jasmani dan
8.
Hanna Y.
Hubungan Antara Konsumsi
Suplemen Vitamin dan Mineral, Serta
Minuman Energi Dengan Kebugaran Jasmani
Pada Atlet Cabang Akuatik Di Stadion
Renang Gelora Bung Karno,Senayan,Jakarta
.
2009.
9.
Mexitalia M, Anam MS, Uemura A,
Yamauchi T.
Komposisi Tubuh dan
Kesegaran Kardiovaskuler yang Diukur
dengan Harvard Step Test dan 20m Shuttel
Run Test pada Anak Obesitas
. Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro.
2012;46(1):12-19.
10.
Carl J, Kenneth E, Gregory M.
Physical
Activity, Exercise, and Physical Fitness:
Definitions and Distinctions for Health
Related Research
.
11.
Yulianti D.
Bermain sambil Belajar Sains di
Taman Kanak-kanak.
Jakarta: PT Indeks.
2010.
12.
Khodnapur JP, Dhanakshirur GB, Bhagali S,
Mullur LM, Aithala M.
Status of Physical
Fitness Index (PFI%) and Anthropometric
Parameters in Resedential School Children
Compared to Nonresidential School Children
.
Department of Physiology, BLDEU’s Shri
B.M.Patil
Medical
College,
India.
2012;1(2).137-141.
13.
The Health and Social Care Information
Centre.
Statistics on Obesity, Physical Activity
and Diet
. England. 2013.
14.
Veranita N.
Pengembangan Kemampuan
Membilang Melalui Kegiatan Bermain
Dengan Benda-Benda Konkrit Pada
Anak-Anak Kelompok A TK Lembaga Tama
Sabdodadi
Bantul
Tahun
Pelajaran
2011/2012.
S1 thesis. Universitas Negeri
Yogyakarta. 2012.
15.
Chaple J, Dawale A. Quantitative Estimation
of Bala (Physical Fitness) With Respect To
Datu
Sharata.
Associated
Professor,
Community Medicine, JNMC, Sawangi (M)
wardha, India. 2013.
16.
Peterhans E, Worth A, Woll A. Associaton
Between
Health
Behaviors
and
Cardiorespiratory Fitness in Adolescent:
Result From the Cross-Sectional Mo-Mo
Study. Department of Sport Sciences,
University of Konstanz, Konstanz, Germany.
2013.
17.
Bachmann JM, DeFina LF, Franzini L, Gao
A, Leonard DS, Cooper KH, et al.
Cardiorespiratory Fitness in Middle Age and
Health Care Costs in Later Life. Journal of the
American College of Cardiology. 2015.
18.
Utari A. Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Tingkat kesegaran Jasmani pada Anak
Usia 12-14 Tahun. Program Pascasarjana
Magister Ilmu Biomedik Program Pendidikan