• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekstrakurikuler sebagai salah satu Sarana Pendidikan Karakter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ekstrakurikuler sebagai salah satu Sarana Pendidikan Karakter"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

EKSTRAKULIKULER SEBAGAI SALAH SATU SARANA

PENDIDIKAN KARAKTER

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan)

Disusun oleh :

Nama : Rizki Marlinda

NIM : 13222007

Jurusan/kelas : Pendidikan Bahasa Inggris / 1-A

STKIP GARUT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah Landasan Pendidikan ini berjudul “EkstrakulikulerSebagai Salah SatuSaranaPendidikanKarakter”. Dengan adanya makalah ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai luhur pendidikan yang berkarakter untuk memajukan Negara Indonesia dengan terciptanya generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Garut, Januari 2014

(3)
(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Pendidikan Karakter dan Ekstrakulikuler...3-4

2.3 Pembentukan Karakter di Sekolah...4-5

2.4 Kegiatan Ekstrakurikuler...5-6

2.5 Inti Dari Kegiatan Ekstrakulikuler...6

2.6 Muatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ...6-9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...10

B. Saran...10

(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(6)

pendukung pembelajaran. Ekstrakulikuler mengajarkan tentang kebersamaan kepada siswa.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan pendidikankarakter? 2. Apa yang dimaksud dengan ekstrakulikuler? 3. Apa inti dari kegiatan ekstrakulikuler? 4. Apa muatan dari kegiatan ekstrakulikuler?

1.3. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari pendidikankarakter.

2. Mengetahui mengetahui pengertian dari ekstrakulikuler

3. Mengetahui inti dari kegiatan ekstrakulikuler.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter dan Ekstrakulikuler

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Sedangkan pengertian karakter menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

(8)

dinyatakan bahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dankemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler inis endiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.

2.2 Pembentukan Karakter di Sekolah

Tentunya, pendidikan karakter adalah berbeda secara konsep dan metodologi dengan pendidikan moral, seperti kewarganegaraan, budi pekerti, atau bahkan pendidikan agama di Indonesia. Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good, loving the good, and acting the good yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart, and hands. Dalam hubungan ini maka apa yang disarankan Unesco perlu diperhatikan yaitu bahwa pendidikan harus mengandung tiga unsur:

(a) belajar untuk tahu (learn to know).

(b) belajar untuk berbuat (learn to do).

(c). belajar untuk bersama (learn to live together).

(9)

dan bernegara; pemahaman hak asasi manusia secara benar, menghargai perbedaan pendapat tidak memaksakan kehendak, pengembangan sensitivitas sosial dan lingkungan dan sebagainya merupakan beberapa hal dari unsur pendidikan melalui belajar untuk hidup bersama. Pendidikan dari unsur ketiga ini sudah semestinya dimulai sejak Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi. Penyesuaian dalam materi dan cara penyampaiannya tentu saja diperlukan.

Pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Slamet Imam Santoso, Pembinaan watak merupakan tugas utama pendidikan, menyusun harga diri yang kukuh-kuat, pandai, terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, mempunyai kehormatan diri.

Nilai-nilai karakter yang berlandaskan budaya adalah :

1. Religius 10. Semangat kebangsaan

2. Toleransi 11. Cinta tanah air

3. Disiplin 12. Menghargai prestasi

4. Toleransi 13. Bersahabat/komuniktif

5. Kerja keras 14. Cinta damai

6. Kreatif 15. Gemar membaca

7. Mandiri 16. Peduli lingkungan

8. Demokratis 17. Peduli sosial

9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab

(10)
(11)

pribadi, sesama, lingkungan dan Tuhan-Nya, dengan kata lain kegiatan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tentunya dalam tahap – tahap kemampuan peserta didik. Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu mengembangkan bakat dan minat, menghargai orang lain, bersikap kritis terhadap suatu kesenjangan, berani mencoba hal – hal positif yang menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai pada melakukan kegiatan – kegiatan intelektual dan ritual keagamaan.

Dalam konteks Pendidikan Nasional, semua cara, kondisi dan peristiwa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya diarahkan pada kesadaran nilai – nilai universal agama sekaligus pada upaya pemeliharaan fitrah beragama. Karena itu, pada beberapa sekolah, program ektrakurikuler dikembangkan secara integral baik dalam penataan fisik maupun pengalaman psikis. Model – model pengembangan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya selalu diarahkan secara integral untuk mencapai tahapan – tahapan perkembangan kepribadian peserta didik yang ”matang” dan kaffah.

(12)
(13)

pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Muatan – muatan kegiatan yang dapat dirancang oleh guru/pembina antara lain :

a. Program Keagamaan

Program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral beragama peserta didik. Dalam konteks Pendidikan Nasional hal itu dapat dikembangkan sesuai dengan jenis kegiatan yang terdapat dalam lampiran Kepmen Diknas No. 125/U/2002 antara lain : pesantren kilat, tadarus, shalat berjamaah, shalat tarawih, latihan dakwah, baca tulis Alqur’an, pengumpulan zakat, dll, atau melalui program keagamaan yang secara terintegrasi dengan kegiatan lain, misalnya : latihan nasyid, seminar, dll.

b. Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional yang ditujukan pada pengembangan kemampuan nilai tertentu bermanfaat bagi peserta didik dalam pengembangan keahlian khusus. Jenis kegiatan ini misalnya : aktivitas jurnalistik, kaderisasi kepemimpinan, pelatihan manajemen, dan kegiatan sejenis yang membekali kemampuan profesional peserta didik.

c. Organisasi Siswa

Organisasi siswa dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung jawab yang dapat mengarahkan siswa pada pembiasaan hidup berorganisasi. Seperti halnya yang berlaku saat ini : OSIS, PMR, Pramuka, kelompok Pencinta Alam merupakan jenis organisasi yang dapat lebih diefektifkan fungsinya sebagai wahana pembelajaran nilai dalam berorganisasi.

d. Rekreasi dan Waktu Luang

(14)

dijadikan bahan diskusi di kelas. Demikian pula waktu luang, perlu diisi dengan kegiatan olahraga atau hiburan yang dikelola dengan baik.

e. Kegiatan Kulturan/Budaya

Kegiatan kultural adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyadaran peserta didik terhadap nilai – nilai budaya. Kegiatan orasi seni, kursus seni, kunjungan ke musium, kunjungan ke candi atau tempat – tempat bersejarah lainnya merupakan program kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan. Kegiatan – kegiatan inipun sebaiknya disiapkan secara matang sehingga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri.

b. Program Perkemahan

Kegiatan ini mendekatkan peserta didik dengan alam. Karena itu agar kegiatan ini tidak hanya sekedar hiburan atau menginap di alam terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan olah raga, kegiatan intelektual, uji ketahanan, uji keberanian dan penyadaran spiritual merupakan jenis kegiatan yang dapat dikembangkan selama program perkemahan ini berlangsung.

c. Program Live in Exposure

Live in Exposure adalah program yang sengaja dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyingkap nilai – nilai yang berkembang di masyarakat. Peserta didik itu serta kehidupan masyarakat untuk beberapa lama. Mereka aktif mengamati, melakukan wawancara dan mencatat nilai – nilai yang berkembang di masyarakat, kemudian menganalisis nilai – nilai itu dalam kaitannya dengan kehidupan di sekolah.

Anifral Hendri (2008 : 2 – 3), mengemukakan pendapat umumnya mengenai beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu :

d. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

(15)

e. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

f. Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.

g. Seminar, lokakarya, dan pameran/ bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

(16)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting dalam pendidikan nilai karena

dalam kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengalaman – langsung, terlibat

secara aktif dalam kegiatan tersebut dan menyediakan cukup waktu diluar jam

efektif pelajaran, sehingga pendidikan nilai lebih terakomodasi melalui aktivitas

kegiatan ekstrakurikuler. Mengembangan profil kepribadian yang matang atah

kaffah peserta didik merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.

3.2 Saran

Sekolah hendaknya menyeimbangkan antara academic building dan

character building. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu wahana

character building bagi peserta didik hendaknya dikelola secara baik dan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler

www.belajarpsikologi.com

Referensi

Dokumen terkait

20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Munib 2004:33) menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mana menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

I, pasal 1 ayat ( 1, 2 ) dijelaskan : (1) Pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Pengertian pendidikan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1), adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan ”… usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar,

I, pasal 1 ayat ( 1, 2 ) dijelaskan : (1) Pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pasal 1 yaitu Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditetapkan dalam Bab I, pasal 1, ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran