1
PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI
HIDDEN CURRICULUM DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
TARBIYATUL AULAD NGLANJUK CEPU BLORA
JAWA TENGAH TAHUN 2015
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pendidikan Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
Oleh : Moh. Al Amin NIM : O 100130040
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI
HIDDEN CURRICULUM DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
TARBIYATUL AULAD NGLANJUK CEPU BLORA
JAWA TENGAH TAHUN 2015
Oleh : Moh. Al Amin NIM : O 100130040
ABSTRAK
Karakter bisa diartikan bagaimana mengaplikasikan atau mengukir nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, rakus, dan
berperilaku jelek dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya
sesuai dengan kaidah moral disebut orang berkarakter mulia. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora Jawa Tengah sudah seharusnya membiasakan
pendidikan karakter pada setiap kegiatan belajar mengajar dan tingkah laku pendidik dan
siswa di lingkungan sekolah. Atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian
bagaimana pendidikan karakter ditanamkan melalui hidden curriculum di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora. Rumusan masalah dalam
penelitian ini ada dua, yakni : a. Apakah landasan pendidikan karakter di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora ? dan b. Bagaimana pendidikan
karakter ditanamkan melalui kegiatan kurikulum tersembunyi (Hidden Curiculum) ?
Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis tentang bagaimana pendidikan
karakter ditanamkan melalui hidden curriculum di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu
Blora dan melalukan kajian landasan apa yang digunakan dalam pendidikan karakter
melalui hidden curriculum di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa pendidikan karakter di MI Tarbiyatul
Aulad sudah berjalan, terutama dititikberatkan pada kegiatan penerapan langsung dengan
mempratekkan apa yang telah diajarkan di lingkungan sekolah.
Character can be defined how to apply or carve the value of kindness in the form of action or behavior, so people who are dishonest, cruel, greedy, and behave ugly people say ugly character. Conversely, people whose behavior is in accordance with the moral code called a noble character. In growing character education, the need for awareness of the various parties to initiate and become habituation. Education play a strong role in shaping the character of a society. Islamic Elementary School (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Blora Cepu, Central Java as the delivery of educational institutions based on religion should familiarize character education in any learning activities and behavior of educators and students in the school environment. On the basis of the author conducted research into how the embedded character education through the hidden curriculum in Islamic Elementary School (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora. The problems of this study there are two, namely: a. Is the foundation of character education at Government Elementary School (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora? and b. How does character education at Government Elementary School (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora implanted through the hidden curriculum (Hidden Curriculum)?
The purpose of this study is to analyze how character education instilled through the hidden curriculum in MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora and conducting studies used in the foundation of what character education through the hidden curriculum in MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora.
Results of the study illustrate that character education in MI Tarbiyatul Aulad already running, mainly focused on the implementation of activities directly with practicing what has been taught in the school environment.
1
A. Pendahuluan
Pendidikan karakter memiliki makna penting bagi kehidupan
manusia. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan karakter manusia akan mampu bersifat humanis. Akan tetapi tidak sedikit gejala yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari adalah terjadinya kecenderungan semakin terkikisnya sifat-sifat kemanusiaan dalam diri manusia, yakni terjadi proses dehumanisasi yang demikian pesat. Hal ini menjadi perhatian
besar bagi para pendidik untuk mensukseskan pendidikan karakter bagi peserta didik.
Pembelajaran nilai dalam rangka pendidikan karakter dapat terintegrasi melalui berbagai macam (dunia nilai/mata pelajaran) maupun melalui berbagai program dan kultur sekolah yang kondusif mampu
menghadirkan (menginternalisasikan) nilai-nilai pada diri peserta didik. Pendidikan karakter yang menggunakan pendekatan komprehensif
dan holistik yang terintegrasi kedalam setiap aspek kehidupan sekolah, hal tersebut mempengaruhi pendefinisian tentang apa itu kurikulum. Kegagalan pendidikan dalam membentuk manusia berkarakter baik salah
satunya karena kurang adanya keseimbangan pengembangan antara programmed curriculum dengan hidden curriculum.
Kegiatan dalam kurikulum tersembunyi merupakan kegiatan satuan pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
tersebut diharapkan mempunyai kontribusi berarti bagi kesuksesan peserta didik disekolah khususnya bagi keberhasilan pendidikan karakter.
Desain kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora mengajarkan siswa untuk menjadi “pelajar
mandiri” yang dapat mengenali hubungan antara pelajar yang mereka peroleh dari kehidupan yang mereka hadapi sehari-hari. Mengenai hidden curiculum sebagai penguatan wawasan bahwa selama ini dalam upaya
membangun karakter peserta didik tidak hanya terpaku melalui kegiatan pada kurikulum potensial. Sedangkan hidden curiculum yang selama ini
belum banyak mendapatkan perhatian optimal di lembaga sekolah diyakini memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang potensi pendidikan karakter
di MI Tarbiyatul Aulad Cepu.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Apakah landasan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora?
b. Bagaimana pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora melalui kegiatan kurikulum
tersembunyi (Hidden Curiculum) ?
c. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pendidikan
karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad
3
Adapun Tujuan dan Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
1) Mengetahui landasan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora.
2) Mengetahui potensi pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora melalui kegiatan
hidden curriculum.
3) Mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pendidikan
karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora.
b. Manfaat Penelitian 1) Secara akademik
Sebagai bahan kajian dalam upaya membangun karakter siswa
melalui kegiatan siswa disekolah khususnya terhadap hidden curriculum.
2) Secara Praktis a) Bagi Institusi
Memberikan informasi atau masukan kepada pihak terkait yaitu
b) Bagi Peneliti Lain
Memberikan suatu informasi tambahan atau pembanding bagi
penelitian lain yang fokus penelitiannya sejenis penelitian ini. Untuk memudahkan penelitian maka penulis membuat kerangka teori
penelitian sebagai berikut :
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Berkarakter berarti mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian;
berwatak. Watak berarti sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.1 Selain itu karakter juga dimaknai sebagai cara
berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkannya tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Dari definisi kedua kata di atas maka pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.2 Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang terpatri dan terukir
dalam diri manusia melalui pendidikan, endapan pengalaman, pembiasaan
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ed.2, cet.3 (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 445 2
5
2. Sumber-sumber Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan
perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Kementerian pendidikan nasional menyatakan bahwa sumber karakter
itu terbagi dalam empat hal yaitu:3
a. Agama : masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Oleh karenanya nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada
nilai-nilai kaidah yang berasal dari agama.
b. Pancasila : Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
c. Budaya : sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
bermasyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangasa.
3
Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karekter
Bangsa; Pedoman Sekolah (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
d. Tujuan Pendidikan Nasional : sebagai rumusan kualitas yang harus
dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Oleh karenanya, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 3. Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum)
Pada hakikatnya kurikulum ideal (Ideal Curiculum) adalah kurikulum
yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang dalam dokumen kurikulum dan kurikulum pada aspek pengalaman belajar siswa yang pada hakikatnya
adalah kurikulum aktual (Actual Curiculum).4 Kurikulum aktual merupakan penjabaran kurikulum resmi kedalam pengembangan program pembelajaran, dimana kurikulum aktual dapat dilaksanakan secara riil oleh
guru sesuai dengan kondisi yang ada. Termasuk didalam kurikulum aktual tersebut terdapat hidden curiculum, karena hidden curiculum ini disajikan
dan dialami siswa didalam maupun diluar kelas.
Hidden curriculum adalah kejadian-kejadian atau kegiatan yang
terjadi dan tidak direncanakan keberadaannya, tapi bisa dimanfaatkan guru
dalam pencapaian hasil belajar.5 Selain itu juga hidden kurikulum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat mempengaruhi gaya belajar
siswa, atau tujuan yang tidak dideskripsikan tetapi pencapaiannya dapat dilaksanakan oleh guru, pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.
4
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), cet.I, (Jakarta:Kencana, 2008), hlm.22. 5
7
Inti hidden curiculum menurut Dede Rosyada adalah kebiasaan sekolah menerapkan disiplin kepada siswanya, seperti ketepatan guru
memulai pelajaran, kemampuan, cara guru menguasai kelas, kebiasaan guru memperlakukan siswa dan siswi yang melakukan kenakalan didalam
dan diluar kelas. Kesemuanya itu adalah kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengubah cara berfikir dan berprilaku siswa. Begitu pula dengan lingkungan sekolah yang teratur, rapi, tertib dan menjaga lingkungan yang
bersih serta asri merupakan pengalaman-pengalaman yang dapat mempengaruhi kultur siswa.6 Oleh karena itu hidden curiculum yang
merupakan pengalaman yang diperoleh diluar pembelajaran harus sejalan dengan pembelajaran formal didalam kelas.
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah penelitian lapangan (Field Research). Berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitik.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi dan pendekatan komprehensif (holistik).
3. Sumber Data
Pihak-pihak yang dijadikan sumber data adalah : Kepala Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Pengampu Mata Pelajaran, Guru Pembina
6
kegiatan ekstrakurikuler, dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora. Selain itu, juga berupa dokumen-dokemen
sekolah yang ada hubungannya dengan judul Tesis. Untuk melengkapi data, peneliti juga mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan,
di mana nantinya ikut terlibat (observasi partisipasi) dalam proses kegiatan.
4. Metode pengumpulan data
a. Metode observasi. Dalam hal ini, penulis terjun langsung ke lokasi
penelitian untuk mengadakan pengamatan guna mendapatkan data yang
diperlukan.
b. Metode interview atau wawancara. Metode wawancara menjadi pilihan
selanjutnya dalam penelitian ini, yakni dengan melakukan wawancara
langsung kepada informan. Metode ini memungkinkan seorang peneliti memperoleh data yang lebih baik, karena peneliti mempunyai peluang
untuk mengembangkan informasi yang lebih luas dari informan.
c. Dokumentasi. Melalui dokumentasi ini akan diperoleh data tentang
gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Aulad Nglanjuk
Cepu Blora yang menyangkut sejarah berdirinya dan letak geografisnya.
5. Teknik analisis data
Analisis data yang digunakan yakni dengan tekhnik penyeleksian data, melakukan penyederhanaan data kedalam bentuk paparan untuk
9
jelas untuk menjawab permasalahan yang diajukan, data dipaparkan sedetail mungkin dengan uraian-uraian serta analisis kualitatif.
Kemudian data-data yang diperoleh dianalisis dalam beberapa tahap
1. Landasan Pendidikan Karakter
Landasan pendidikan karakter di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
khususnya dalam pendidikan karakter adalah sebagai berikut: a. Visi Sekolah
“Terwujudnya Warga Madrasah Yang Bertaqwa, Berakhlaqul Karimah, Cerdas Dan Berprestasi”
Perumusan visi tersebut didasarkan kepada tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam Undang-undang Sikdiknas No. 20 tahun 2003.8 Selain didasarkan kepada landasan yuridis, didasarkan kepada
potensi dan keadaan masyarakat yang dilayani. Dari visi MI Tarbiyatul
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Asdi Mahastya, 2006), hal. 236.
8
Aulad Nglanjuk Cepu terdapat tiga tujuan pembentukan karakter siswa yaitu berakhlak mulia, cerdas dan terampil berprestasi.
b. Misi Sekolah
MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu memiliki misi:
1) Menjadikan ajaran-ajaran dan nilai islam sebagai pedoman dan
falsafah hidup.
2) Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pembelajaran paikem (pembelajaran aktif, inovatif, kreatim, edukatif dan menyenangkan)
3) Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar menjadi insan yang bertaqwa, berakhlakul karimah,
cerdas dan berprestasi. c. Delapan Basis Pembelajaran
Dalam proses pembelajarannya, MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu mengembangkan delapan basis pembelajaran dengan tujuan agar anak senang ke sekolah dan senang di sekolah. Delapan basis
pembelajaran yaitu:
1) Setiap individu adalah unik, sehingga ia mempunyai cara dan
kemampuan masing-masing untuk berkembang menjadi dirinya sendiri, artinya bahwa anak akan tumbuh sesuuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya. Dalam pembelajaran bukan bertujuan
11
membantu peserta didik untuk tumbuh maksimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
2) Penghargaan pada prestasi, artinya bahwa karena anak berkembang
sesuai dengan potensi dan bakat masing-masing, maka setiap bakat
dan potensi diberi sebuah penghargaan.
3) Pendidikan berbasis living value, artinya bahwa siswa diajarkan
berdasarkan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi
dalam pembelajaran adalah adanya mata pelajaran kemahiran hidup.
4) Orientasi pada kelugasan berfikir dan bertindak Dalam artian
bahwa ketika anak melihat anak yang melakukan kesalahan atau melihat situasi yang bagi dia tidak menyenangkan, anak tidak
langsung menyalahkan orang yang melakukannya dan situasi tersebut namun anak akan berusaha mendengarkan dan memahami
mengapa anak yang berbuat salah tersebut melakukannya.
5) Pembelajaran adalah proses yang terbuka dan partisipatoris artinya
bahwa pembelajaran terbuka lebar untuk siapa saja tak terkecuali
untuk para orang tua siswa yang ingin menjadi narasumber di kelas.
6) Penghargaan dan toleransi pada perbedaan.
7) Agama, seni dan olah raga sebagai praktik, artinya bahwa di MI
Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu tidak cenderung bersifat teoritis
8) Disiplin positif, artinya bahwa disiplin yang berasal dari
kesadaran9
2. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk
Cepu
Pendidikan karakter dilaksanakan di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu merupakan pendekatan yang menyertai kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut. Pada setiap kegiatan intrakurikuler
maupun dalam bidang ekstrakurikuler didalamnya terkandung hidden curriculum yang terdapat nilai-nilai karakter. Implementasi pendidikan
karakter di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Kegiatan Intrakurikuler
Kegiatan intrakurikuler atau proses belajar mengajar dikelas merupakan kegiatan utama sekolah. Dalam pembelajaran dikelas
terdapat dua hal yang ikut menunjang berhasil tidaknya proses pembelajaran yakni masalah pengajaran dan manajemen kelas. Pengajaran meliputi pemilihan metode agar tujuan tercapai dan
menajemen kelas merupakan usaha agar kelas tetap kondusif untuk proses belajar. Kegiatan intrakurikuler memberikan kontribusi yang
besar bagi berhasilnya pendidikan karakter. Dalam kegiatan ini siswa belajar tentang pengetahuan dan pemahaman yang baik, khususnya pada mata pelajaran yang mempunyai substansi
9
13
keislaman, yang meliputi akidah, akhlak, al qur’an hadits, fiqh serta substansi dalam pelajaran lain.
b. Proses belajar mengajar dikelas
MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu menerapkan 8 basis
pembelajaran yang diimplementasikan dalam proses belajar mengajar. Dengan berpedoman kepada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu
mengembangkan kurikulum dengan metode happy learning merupakan metode yang menciptakan suasana belajar mengajar
yang menarik, menyenangkan dan memberi tantangan serta motivasi pada anak untuk aktif, kreatif dan selalu memiliki rasa ingin tahu.10 Selain metode yang menyenangkan, MI Tarbiyatul
Aulad Nglanjuk Cepu setiap seminggu sekali atau sesuai kebutuhan selalu mengubah keadaan kelas baik dari tata letak kursi dan meja
dan mengganti hiasan ruang bertujuan agar anak tidak merasa bosan dan dapat berinteraksi dengan semua teman karena tempat duduk dan kelompok belajar yang selalu berubah.11
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran di kelas beserta nilai karakter yang terkandung dijelaskan pada tabel dibawah ini :
10
Hasil wawancara dengan Nurul Widad selaku Kepala MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu diruang kepala madrasah pada hari Rabu, 16 September 2015 pukul 11.00 WIB.
11
Tabel 1
Nilai Karakter dalam Proses Pembelajaran
No Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1 Masuk kedalam kelas Kedisiplinan, ketertiban
2 Duduk ditempat masing-masing Kedisiplinan
3 Berdoa, membaca asmaul husna, surat-surat pendek dan hadist
Religiusitas
4 Presensi siswa Kedisiplinan
4 Mengikuti proses pembelajaran Kerja keras, menghargai
prestasi, kedisiplinan dan keikhlasan,
tanggungjawab.
5 Istirahat Bersahabat/berkomunikasi, peduli lingkungan.
6 Pulang sekolah Kedisiplinan
Nilai yang dapat diajarkan lebih banyak dari apa yang telah
direncanakan dengan metode yang lebih variasi sesuai dengan moment yang terjadi. Penjelasan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2
Nilai Karakter Dalam Kegiatan Siswa
No Kegiatan Siswa Nilai karakter yang
15
4 Presensi siswa Kedisiplinan Tanggungjawab 5 Mengikuti proses
pembelajaran
Kerja keras, menghargai prestasi, kedisiplinan dan keikhlasan, kerjasama,
6 Istirahat Bersahabat/berkomunikasi, peduli lingkungan.
Kejujuran.
7 Pulang sekolah Kedisiplinan Kedisiplinan, kesabaran
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Pendidikan
Karakter di MI Tarbiyatul Aulad
Faktor pendukung adalah Pengembangkan kurikulum dengan metode “Happy Learning” dan kedekatan antara guru dengan siswa.
Faktor penghambat dalam pendidikan karakter di MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Blora adalah belum tersinkronkannya antara budaya
D. Penutup
Sebagai penutup dalam uraian ini disampaikan beberapa saran, antara
lain:
1. Saran kepada kepala sekolah
a. Proaktif mencari informasi tentang berbagai nilai-nilai karakter
yang terjadi di masyarakat dengan memperhatikan masukan-masukan dari stakeholder dalam rangka memutakhirkan program
pendidikan khususnya bagi pendidikan karakter.
b. Lebih mampu mengubah etos kerja yang tinggi dan kultur
akademik yang baik perlu dimiliki para warga sekolah jika mengharapkan keberlangsungan dan kesuksesan integrasi nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
c. Menyediakan berbagai fasilitas belajar yang mendukung bagi
integrasi nilai karakter pada kegiatan pembelajaran.
d. Perlu adanya penghargaan terhadap akhlak mulia, dan anak
terampil kepada sejumlah siswa dari sisi akhlak karimah dan ketrampilan dalam kesehariannya di sekolah dengan berbagai
support sistem yang dirancang, sehingga penghargaan sekolah tidak
terkesan lebih besar pada perkembangan prestasi-prestasi siswa. 2. Saran kepada guru
a. Lebih mempunyai wawasan tentang pengetahuan dan pengalaman
tentang nilai-nilai karakter yang berkembang di masyarakat dan
17
b. Lebih menyadari peran guru sebagai teladan bagi siswa. dengan
demikian tutur kata, pola fikir, perilaku dan cara berpakaian
hendaknya dapat menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak. c. Peserta didik perlu diposisikan sebagai subyek dari model
pembelajaran yang menekankan integrasi nilai karakter.
d. Penulisan karakter yang diharapkan dalam RPP hendaknya
disesuaikan dengan langkah-langkah kegiatan siswa. 3. Saran kepada pemerintah
a. Kebijakan apapun yang dikeluarkan, harapannya tidak ada tendensi
politis yang dapat merugikan pihak-pihak lain termasuk sekolah/madrasah.
b. Mematangkan konsep dan perangkat kurikulum terbaru (2013)
sehingga segera dapat diimplementasikan yang sarat mengandung pendidikan karakter.
4. Saran kepada orang tua
a. Orang tua merupakan orang yang bertanggungjawab bagi
kesuksesan program-program sekolah. Artinya, keberhasilan
sekolah sangat ditentukan seberapa jauh tingkat partisipasi orang tua terhadap implementasi program-program yang diselenggarakan
b. Menyingkronkan kebiasaan disekolah dengan kebiasaan di rumah
dengan sejumlah kultur, budaya dan pembiasaan yang menuju
akhlak mulia.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Asdi Mahastya.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karekter Bangsa; Pedoman Sekolah, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kemendiknas,
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter; solusi yang tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor: Balai Pustaka,
Profil MI Tarbiyatul Aulad Nglanjuk Cepu Tahun 2014/2015
Sanjaya, Win. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), cet.I. Jakarta: Kencana