PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM REGULER UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : DESA TALIBENG
KECAMATAN : SIDEMEN
KABUPATEN/KOTA : KARANGASEM
NAMA MAHASISWA : MELIA HENDIYANI
FAK/P : KEDOKTERAN HEWAN/PENDIDIKAN
DOKTER HEWAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Keluarga di Desa Talibeng, Karangasem ini tepat waktu. Laporan ini merupakan salah satu program dari program KKN-PPM Reguler (Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat) Periode XIII yang dilaksanakan oleh Universitas Udayana.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis memperoleh banyak petunjuk, arahan, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Bapak Dr. Ir. I Gusti Lanang Oka Cakra, M.Si selaku Dosen Pembimbing
-Lapangan (DPL), atas bimbingannya dalam menyelesaikan program. Bapak I Ketut Mudiasa selaku Kepala Desa Talibeng atas bimbingannya
-selama program KKN-PPM berlangsung.
Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa beserta keluarga atas kesempatan yang
-diberikan untuk mendampinginya.
Teman-teman KKN Desa Talibeng yang selalu memberikan semangat dan
-kompak hingga program KKN-PPM Reguler ini terselesaikan dengan baik Serta semua pihak yang terkait dan rekan-rekan mahasiswa KKN-PPM Universitas Udayana Periode XIII Tahun 2016 di Desa yang telah memberikan bantuan moral dan material dalam menyelesaikan program serta penyusunan laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan segala kritikdan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan lebih lanjut. Semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat desa dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.
Talibeng, 26 Agustus 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 2
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3
1.2.1 Pendapatan Keluarga Dampingan ... 3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga Dampingan ... 3
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 6
2.1 Permasalahan Keluarga ... 6
2.1.1 Permasalahan Ekonomi... 6
2.1.2 Permasalahan Kesehatan ... 7
2.2 Masalah Prioritas ... 7
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8
3.1 Program ... 8
3.1.1 Penyelesaian Permasalahan Ekonomi ... 8
3.1.2 Penyelesaian Permasalahan Kesehatan... 8
3.2 Jadwal Kegiatan ... 10
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARG 12 4.1 Waktu ... 12
4.2 Lokasi ... 12
4.3 Pelaksanaan ... 12
4.4 Hasil ... 13
4.5 Kendala ... 13
BAB V PENUTUP ... 14
5.1 Simpulan ... 14
5.2 Rekomendasi ... 14
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Melalui KKN PPM, mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pelaksanaa KKN PPM ada program pokok dan program non tema. Dimana program pokok non tema, yakni Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK termasuk program yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.
Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari serta mengawasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.
Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertingalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Dalam program ini setiap mahasiswa wajib mendampingi satu keluarga yang tergolong rumah tangga miskin atau keluarga pra-sejahtera.
Profil Keluarga 1.1
Pada program pendampingan keluarga KKN PPM Reguler Unud Periode XIII Tahun 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang bertempat tinggal di Banjar Dinas Sari, yaitu keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa. Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah keluarga yang tergolong kurang mampu dengan beliau sebagai kepala keluarga. Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa beranggotakan 5 orang yaitu istri beliau yang bernama Ni Luh Rudiantini beserta ketiga putranya yang bernama I Gusti Ngurah Adi Wiranata, I Gusti Ayu Rismayanti, dan I Gusti Ngurah Arya Palguna. Selain itu tinggal pula ibu kandung Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa yaitu I Gusti Biah Rati.
Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa tinggal di Banjar Dinas Sari dengan luas pekarangan rumah 4 are. Rumah yang sekarang bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa tempati merupakan rumah milik ibunya. Dalam satu pekarangan tersebut terdapat satu kepala keluarga saja. Di rumah I Gusti Ngurah Ardi Bawa terdiri atas 3 kamar tidur, I ruang tamu, dan 1 dapur yang terpisah dari rumah utama serta terdapat kamar mandi dengan kondisi yang kurang memadai. Bangunan untuk kamar tidur memiliki luas 8 x 6 meter yang dibagi menjadi 3 ruangan dengan kondisi yang sangat sederhana. Lantai rumah tersebut memakai sudah emnggunakan keramik dan kondisi plafon yang sudah rusak.
Identitas Keluarga Dampingan
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 I Gusti Ngurah
Ardi Bawa Kawin 38 tahun SMA/STM
Buruh
Rudiantini Kawin 34 tahun SD
Ibu Rumah
Tangga Istri KK
3 I Gusti Ngurah Adi Wiranata
Belum
Kawin 12 tahun SD Pelajar Anak KK
4 I Gusti Ayu Rismayanti
Belum
Kawin 9 tahun SD Pelajar Anak KK
5 I Gusti Ngurah Arya Palguna
1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber Penghasilan a.
penghasilan lain keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa juga beternak ayam kampung aduan sekitar 25 ekor. Ayam aduan jantan bisa dijual dengan harga Rp. 200.000,00/ekor akan tetapi tidak setiap saat bisa dijual hanya apabila ada pembeli saja yang membutuhkan. Sedangkan untuk ayam betina biasanya dijual ke pasar dengan harga Rp. 30.000,00/ekor. Akan tetapi, dengan tambahan penghasilan tersebut juga belum tentu bisa mencukupi kehidupan keluarganya selama sebulan.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Kebutuhan dari keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa sebagian besar pada pemenuhan kebutuhan pokok atau kebutuhan primer seperti kebutuhan konsumsi, pendidikan, kesehatan, kerohanian dan sosial.
Kebutuhan sehari-hari a.
Untuk kebutuhan sehari – hari, keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa memerlukan sekitar Rp 45.000,00 per hari untuk kebutuhan lauk pauk dan beras. Sedangkan untuk uang jajan ketiga putranya Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa harus mengeluarkan biaya Rp. 30.000,00 setiap harinya. Untuk biaya listrik dan air per bulannya Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa rata – rata mengeluarkan biaya sebesar Rp 80.000,00/bulan. Semua pengeluaran tersebut belum pasti, karena mengingat adanya pengeluaran tidak tentu untuk upacara agama misalnya seperti banten atau canang saat odalan dan keperluan mendadak seperti iuran sosial dan pengeluaran apabila anggota keluarga jatuh sakit.
Pendidikan b.
Untuk bidang pendidikan, keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa tidak mengeluarkan biaya untuk putra pertama dan keduanya, karena masih duduk di bangku sekolah dasar yang tidak dikenakan biaya SPP. Akan tetapi, bapak I gusti Ngurah Ardi Bawa masih harus mengeluarkan biaya untuk bekal sekolah anak pertama dan keduanya sekitar Rp. 10.000,00/hari.
Kesehatan c.
pembantu yang jaraknya hanya 2 km dari tempat tinggal beliau dengan biaya pengobatan Rp 40.000,00 untuk sekali pengobatan. Untuk penyakit ringan biasanya beliau dan keluarga mengupayakan untuk berobat dirumah saja dengan cara istirahat yang cukup dan meminum obat yang dijual di warung.
Kerohanian d.
Dalam bidang kerohanian, keluarga bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa yang memeluk agama Hindu biasanya mengeluarkan biaya untuk upakara sembahyang harian serta hari raya keagamaan tertentu untuk membuat upakara persembahyangan. Rata–rata pengeluaran harian untuk kerohanian adalah Rp. 5.000,00. Biaya ini belum termasuk biaya jika ada hari raya keagamaan tertentu yang bisa menghabiskan biaya hingga ratusan ribu rupiah.
e. Sosial
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Dilakukan beberapa kali kunjungan ke rumah keluarga dampingan untuk
mengidentifikasi masalah yang sedang dialami. Selama kunjungan tersebut, dilakukan
pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa mengenai program KKN terutama program KK
dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta mengamati
suasana tempat tinggal I Gusti Ngurah Ardi Bawa. Pertemuan dimulai pada tanggal 27 Juli
2016 untuk berkenalan dan memperoleh data. Setelah beberapa kali kunjungan ke rumah
keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan
hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu:
Permasalahan Keluarga 2.1
Selama lima minggu pendampingan, telah dilakukan 18 kali pertemuan dengan
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa. Dalam jangka waktu tersebut telah teridentidikasi
beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa.
Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan
pengamatan penulis adalah sebagai berikut :
2.1.1 Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa bergantung pada gaji sebagai
buruh bangunan lepas yang belum tentu ada orderan tiap harinya. Apabila ada orderan
penghasilan I Gusti Ngurah Ardi Bawa sekitar Rp. 100.000,00/hari. Perekonomian
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa saat ini bisa dikategorikan cukup atau dengan kata
lain hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan kedua orang
anaknya. Pekerjaan I Gusti Ngurah Ardi Bawa sebagai tukang bangunan lepas dengan
penghasilan tidak menentu membuat keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa harus
memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih lagi tanah yang mereka
tempati sekarang bukan milik mereka, melainkan milik orangtua dari bapak I Gusti
Ngurah Ardi Bawa. Untuk itu, keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa harus bisa
menyisihkan sedikit penghasilannya untuk menabung demi kelangsungan hidup
mereka dan biaya pendidikan anak-anaknya kelak di masa mendatang. Namun, dengan adanya kerja sampingan dari istri I Gusti Ngurah Ardi Bawa sedikit membantu
2.1.2 Kesehatan Keluarga
Masalah kesehatan yang ada pada keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah
masalah kesehatan lingkungan. Dimana kamar mandi untuk keperluan MCK keluarga ini
masih kurang memadai dan ruangan yang berdebu dapat memberi peluang gangguan
kesehatan pernafasan keluarganya. Bangunan utama keluarga ini terdiri dari 3 kamar tidur
dengan kondisi kurang tertata dan banyak debu yang menempel. Kondisi plavon rumah
juga sudah bocor. Rumah yang penuh debu menyebabkan penghuninya rentan terserang
gangguan pernapasan. Selain itu, dengan kondisi toilet untuk keperluan MCK yang
kurang memadai, yakni tidak terdapatnya sumur galian sendiri, sehingga untuk keperluan
memasak dan MCK keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa hanya mengandalkan air PAM
Desa yang lebih sering macet, sehingga untuk keperluan mandi biasanya di lakukan di
sungai atau pancoran terdekat. I Gusti Ngurah Ardi Bawa memiliki Ibu yang sudah lansia
yang rentan terserang penyakit degeneratif. Selain itu akibat usia lanjut penglihatan dan
pendengaran beliau juga mengalami penurunan.
2.1.3 Kurangnya Keterampilan yang dimiliki
Istri I Gusti Ngurah Ardi Bawa yakni Ni Luh Rudiantini yang hanya sebagai ibu
rumah tangga dengan hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD), beliau hanya bisa
bekerja di sela-sela waktu luang dengan menerima order mendempul dan mengecat
sanggah (tempat sesajen) dari pengepul, mengingat bahwa istri I Gusti Ngurah Ardi
Bawa masih mempunyai anak kecil sehingga dalam mengerjakan pekerjaan sampingan
belum bisa maksimal, dengan kerja sampingan tersebut dapat memberikan sedikit
tambahan penghasilan bagi keluarganya. Ni Luh Rudiantini tidak memiliki keterampilan
lain sehingga pendapatan yang didapatpun hanya bisa menutupi sebagian dari beberapa
pengeluaran di keluarganya.
Masalah Prioritas
2.2
Berdasarkan identifikasi masalah yang terjadi di keluarga dampingan, dapat
ditentukan prioritas masalah yang dapat dipecahkan terlebih dahulu. Adapun prioritas
dari tiga identifikasi masalah yang didapat adalah masalah ekonomi keluarga dan
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
Program 3.1
Usulan solusi terhadap permasalahan yang dialami oleh keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa bertujuan untuk mensejahterakan keluarga itu sendiri. Solusi yang
diusulkan tentunya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dari keluarga, dan
tentunya harus memungkinkan untuk dilaksanakan. Diharapkan usulan solusi ini
dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dampingan. Adapun alternatif
pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang di hadapi oleh keluarga Bapak I
Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah :
3.1.1 Program Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga Dampingan
Masalah keuangan merupakan satu hal penting bagi manusia dalam
menjalankan hidup serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Permasalahan dalam
keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah penghasilan keluarga yang terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari. Memerikan saran dan solusi mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan perekonomian
keluarganya dengan melakukan usaha-usaha yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup keluarganya. Salah satu contohnya adalah dengan cara menjual
bunga jepun kering, karena di halaman rumah keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa
terdapat beberapa pohon jepun yang berbunga. Selain itu, dengan mengarahkan untuk
membeli ternak ayam yang lebih banyak lagi, ternak itik, atau kambing sebagai
tabungan untuk di kemudian hari nanti, yang tentunya dengan hal ini akan
memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga dan dapat mempersiapkan dana guna pendidikan anak–anaknya nanti. Mengacu kembali pada kebiasaan merokok I Gusti Ngurah Ardi Bawa, diberikan pula pemahaman bahwa menghentikan kebiasaan
merokok sekaligus menghemat pengeluaran untuk membeli rokok, dengan demikian
alokasi dana untuk membeli rokok dapat dialihkan ke keperluan lain yang lebih
3.1.2 Program Usaha Peningkatan Kesehatan Keluarga Dampingan
Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan
kondisi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial yang baik seseorang akan mampu
bekerja dengan baik dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Saran di
bidang kesehatan yang dapat disampaikan kepada Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa
diantaranya terkait kesehatan lingkungan tempat tinggal. Hal ini bisa diatasi dengan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diantaranya menjaga
kebersihan lingkungan serta kebersihan diri sendiri.
Edukasi lain yang diberikan kepada keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa
mengenai bahaya penyakit rabies meliputi cara mencegah, gejala, dan
pengobatannya. Hal ini penting, mengingat karangasem merupakan daerah merah
penyakit rabies, dan juga keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa memelihara anjing
penjaga di rumahnya. Penyakit ini sendiri bersifat zoonosis yang bisa ditularkan ke
manusia. Metode yang dipakai adalah metode penyuluhan yang diberikan oleh
mahasiswa KKN jurusan kedokteran hewan dan juga sesi tanya jawab.
Selain itu, bangunan tempat tinggal Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa juga
banyak yang berdebu sehingga rentan membuat anggota keluarga terserang
penyakit gangguan pernapasan dan penyakit kulit. Terkait dengan kebiasaan
merokok, Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa diberikan penjelasan mengenai
pentingnya mengurangi kebiasaan merokok sejak awal. Merokok dalam jangka
waktu lama selain menimbulkan gangguan pernapasan juga memberikan dampak
buruk pada sistem organ lainnya.
Agenda Kegiatan 3.2
Kegiatan dampingan keluarga dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah
Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa sebanyak 18 kali dalam lima minggu selama
pelaksanaan KKN-PPM. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut
adalah sebagai berikut :
No Tanggal Waktu Kegiatan Jam
1 25 Juli 2016 14.00-16.00
Bertemu dengan kepala Desa untuk
pembagian KK dampingan 1x2 jam
2 27 Juli 2016 14.00-16.00
Survei alamat keluarga KK dampingan I
Gusti Ngurah Ardi Bawa bersama dengan
ketua Banjar Sari
Berbincang–bincang dan berkenalan dengan keluarga I Gusti Ngurah Ardi
Bawa
Mengetahui dan mencari tahu informasi
detail keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa 1x4 jam
5 05 Agustus 2016
13.00-17.00
Mengidentifikasi masalah-masalah secara
umum yang dihadapi keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa dan membantu
anak-anak I Gusti Ngurah Ardi Bawa belajar
1x4 jam
6 06 Agustus 2016
14.00-17.00
Membantu I Gusti Ngurah Ardi Bawa
merawat dan memperbaiki kandang ayam 1x3 jam
7 07 Agustus 2016
12.00-18.00
Berbincang-bincang dengan istri I Gusti
Ngurah Ardi Bawa dan membantu anak
KK dampingan mengerjakan tugas sekolah
1x6 jam
8 08 Agustus 2016
13.00-16.00
Membantu Ni Luh Rudiantini mendempul
dan mengecat sanggah. 1x3 jam
9 09 Agustus 2016
13.00-17.00
Berbincang-bincang dengan Ni Luh
Rudiantini mengenai perekonomian
keluarga dan memberikan saran untuk
meningkatkan perekonomian keluarga
Memberikan informasi mengenai potensi
ekonomi yang dapat dikembangkan oleh
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa.
1x3 jam
11 15 Agustus 2016
13.00-18.00
Memberikan penyuluhan tentang penyakit
rabies.
12 16 Agustus 2016
14.00-18.00
Memberikan penyuluhan tentang
pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya
dan membantu anak-anak I Gusti Ngurah
Ardi Bawa belajar
Penyuluhan Pentingnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) kepada keluarga
I Gusti Ngurah Ardi Bawa dan membantu
ngayah untuk acara odalan
1x5 jam
14 20 Agustus 2016
10.00-18.00
membantu Ni Luh Rudiantini mendempul
dan mengamplas sanggah (tempat sesajen) 1x8 jam
15 21 Agustus 2016
10.00-18.00
Berdiskusi dengan keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa tentang pentingnya
menabung untuk masa depan dan
membantu anak-anak IGusti Ngurah Ardi
Bawa mengerjakan tugas sekolah
1x8 jam
16 22 Agustus 2016
09.00-18.00
Berdiskusi dengan keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa tentang cara beternak
ayam yang baik dan benar agar dapat
meningkatkan perekonomian keluarga dan
membantu anak-anak I Gusti Ngurah Ardi
Bawa belajar
Diskusi dan peninjauan kembali mengenai
saran yang telah diberikan kepada KK
Dampingan dan membantu anak-anak I
Gusti Ngurah Ardi Bawa belajar
1x7 jam
18 26 Agustus 2016
09.00-12.00
Pemberian bantuan berupa sembako
sekaligus berfoto bersama, berpamitan,
dan memberikan kenang-kenangan sebagai
tanda perpisahan dengan keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
Waktu 4.1
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam lima minggu. Adapun waktu jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama lima minggu adalah sebanyak 18 kali dengan total waktu kunjungan selama 81 jam.
Lokasi 4.2
Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa yang terletak di Banjar Dinas Sari, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem.
Pelaksanaan 4.3
Hasil 4.4
Pendampingan Keluarga Bidang Ekonomi 4.4.1
Mengatasi suatu permasalahan ekonomi dalam suatu KK dampingan diperlukan waktu yang cukup lama, sehingga kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk masalah perekonomian, keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa sudah mau menambah ternak ayam yang dipelihara untuk menambah pendapatan. Sedangkan istrinya Ni Luh Rudiantini selain bekerja sampingan mendempul dan mengecat sanggah (tempat sesajen) sekarang sudah mulai menjual kembang jepun kering sehingga bisa menambah penghasilan keluarga meskipun sedikit. Selain itu penulis juga memberikan bantuan berupa sembako dan alat tulis guna membantu meringankan keperluan sehari–hari KK Dampingan.
Pendampingan Keluarga Bidang Edukasi Kesehatan 4.4.2
Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga di bidang kesehatan belum menunjukkan hasil sepenuhnya. Untuk mengurangi kebisaaan merokok memerlukan waktu dan kemauan kuat dari perokok itu sendiri serta motivasi kuat dari keluarga. Namun dari segi perilaku hidup bersih dan sehat sudah mulai menampakkan hasil. Dengan adanya penyuluhan PHBS keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa lebih sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan guna menjaga kesehatan keluarga. Keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa juga sekarang telah mengetahui bahaya dari penyakit rabies dan cara mencegah hal tersebut.
Kendala 4.5
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah keluarga yang tergolong kurang 1.
mampu dengan pendapatan terbatas sebagai buruh bangunan lepas.
Permasalahan yang dihadapi keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah 2.
masalah ekonomi dan kesehatan. Permasalahan ekonomi yang dihadapi adalah keterbatasan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari karena pendapatan yang minim. Permasalahan kesehatan yang dihadapi adalah masalah dari segi kebersihan fisik dan kebersihan lingkungan.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan pengalaman mendampingi keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa, selama periode KKN-PPM UNUD Periode XIII, rekomendasi yang dapat diberikan penulis adalah:
Dalam masalah yang akan dihadapi keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa, penulis 1.
menyarankan agar menambah jumlah ternak ayam yang dimiliki dan memelihara ternak yang lebih beragam seperti itik ataupun kambing sebagai tabungan masa depan.
Diharapkan pada keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa untuk menerapkan 2.
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehariannya karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa diharapkan mampu mengaplikasikan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi menuju kehidupan yang lebih baik.
Agar dalam pelaksanaan program KK Dampingan oleh pihak penyelenggara KKN 3.
PPM UNUD ini mampu dilakukan secara berkelanjutan pada KK bersangkutan sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan secara tuntas.
Rekomendasi bagi mahasiswa peserta KKN PPM UNUD berikutnya agar 4.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja