• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Andreas Bagus Mulyo Bangun NIM : 151134047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat

Keluarga Tercinta, Bapak Mulyanto, Ibu Elly Sunarmi, dan Adek Emanuella Hayuning Christiana yang senantiasa memberikan dukungan, bantuan, serta kekuatan

cinta kasih, material, moral, maupun spiritual

Sahabatku Terkasih Agung, Oscar, Kacang Kedele , Natalia, Deti, Tata, dan There, Erika, Sasa, Ayu, Apri, Uni, Laras yang mendukung setiap langkah yang kulakukan

dalam penyelesaian penelitian ini.

Teman-teman Mahasiswa PGSD 2015 Terutama Kelas A, Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus, dan teman satu payung yang selalu memberikan warna dalam

perjalanan selama kuliah dalam suka maupun duka

Bapak Drs. Puji Purnomo,M.Si. yang selalu membimbing dan menuntun dalam penyelesaian penelitian hingga skripsi saya.

Semua Pihak yang mendukung dan membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak bisa disebutkan satu persatu

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

(5)

v MOTTO

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7)

“Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4: 13)

“Minatalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASILAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 April 2019 Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andreas Bagus Mulyo Bangun

Nomor Mahasiswa : 151134047

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah

Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 April 2019 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

Andreas Bagus Mulyo Bangun Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini didasari oleh analisis kebutuhan guru terhadap contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengetahui kelayakan produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan terdiri dari program tahunan, program semester, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Subjek penelitian ini adalah 30 siswa kelas I SD Negeri Tegalrejo 3 tahun ajaran 2018/2019. Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Langkah-langkah penelitian dari Borg and Gall terdiri dari 10 langkah, namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain awal produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain produk, (6) uji coba pemakaian produk, dan (7) penyempurnaan produk akhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013 dengan perolehan rerata skor validasi produk dan hasil uji coba terbatas menggunakan model pembelajaran quantum learning dan inquiry learning diperoleh skor rerata 4,48 dengan kualitas “sangat baik”, sehingga perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan layak untuk digunakan.

(9)

ix ABSTRACK

THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING DEVICE IN SUB THEME GEMAR BERNYANYI DAN MENARI REFFERING TO CURRICULUM 2013 FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL

STUDENTS

Andreas Bagus Mulyo Bangun Universitas Sanata Dharma

2019

This research is based on an analysis of teacher needs for examples of innovative learning devices referring to the curriculum 2013. This study aims to produce and find out the feasibility of the product of the learning device developed. The innovative learning tools developed consist of annual programs, semester programs, syllabi, and plans for implementing learning.

The subjects of this research were 30 first grade students of Tegalrejo 3 Public Elementary School academic year 2018/2019. The object of this research is innovative learning devices in the sub-theme Gemar Bernyanyi dan Menari in reference to the 2013 curriculum. This research uses research and development (R & D) methods. The research steps of Borg and Gall consist of 10 steps, but researchers limit to 7 (seven) steps, namely (1) potential and problems, (2) data collection, (3) product initial design, (4) design validation, (5) product design revisions, (6) product usage trials, and (7) final product improvements.

The results showed that the quality of innovative learning devices in the theme of Loving Singing and Dancing refers to the curriculum 2013 with the average score of product validation and the results of limited trials using quantum learning and inquiry learning learning models obtained an average score of 4.48 with "very good" quality. so that innovative learning devices developed are feasible to use.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik teribat secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

4. Drs Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi dan memberikan motivasi sehingga peneliti dapat meneyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma yang telah melayani dengan baik

6. Guru Kelas I SD Negeri Tegalrejo 3 dan Mahasiswa PPG Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan dengan melakukan validasi produk penelitian

7. Guru Kelas I SD Negeri Tegalrejo 3 dan teman sejawat yang telah memberikan dukungan melalui uji coba terbatas.

(11)

xi

8. Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 3 yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengujikan produk di kelas I

9. Peserta didik kelas IA SD Negeri Tegalrejo 3 yang telah menjadi subjek dalam uji coba terbatas.

10. Keluarga Tercinta, Bapak Mulyanto, Ibu Elly Sunarmi, dan Adek Emanuella Hayuning Christiana yang senantiasa memberikan dukungan, bantuan, serta kekuatan cinta kasih, material, moral, maupun spiritual

11. Sahabatku Terkasih Agung, Oscar, Natalia, Deti, Tata, dan There, Erika, Laras, Sasa, Apri, Ayu, Uni yang mendukung setiap langkah yang kulakukan dalam penyelesaian penelitian ini.

12. Teman-teman Mahasiswa PGSD 2015 Terutama Kelas A, Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus, dan teman satu payung yang selalu memberikan warna dalam perjalanan selama kuliah dalam suka maupun duka.

13. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 9 April 2019 Peneliti

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 7

BAB II ... 11

LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 11

(13)

xiii

3. Perangkat Pembelajaran ... 23

4. Pembelajaran Inovatif ... 31

B. Penelitian yang relevan ... 42

C. Kerangka berpikir ... 46

D. Pertanyaan penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Setting Penelitian ... 53

C. Prosedur Pengembangan ... 54

D. Uji Coba Terbatas ... 58

1. Subjek Uji Coba Terbatas ... 58

2. Instrumen Penelitian ... 58

3. Teknik Pengumpulan Data ... 66

4. Teknik Analisis Data ... 67

5. Jadwal Penelitian ... 71

BAB IV ... 72

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Analisis Kebutuhan ... 72

1. Hasil Observasi dan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 72

2. Pembahasan Hasil Obsevasi, Hasil Wawancara, dan Analisis Kebutuhan .. 84

B. Deskripsi Produk Awal ... 85

C. Validasi Ahli dan Revisi Produk ... 86

1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 87

2. Revisi Produk ... 92

D. Uji Coba Terbatas ... 97

1. Data Uji Coba Terbatas ... 98

2. Revisi Uji Coba dan Produk ... 101

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 102

1. Kajian Produk Akhir ... 102

(14)

xiv

KESIMPULAN , KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan ... 115 B. Keterbatasan Pengembangan ... 116 C. Saran ... 116 DAFTAR PUSTAKA ... 117 LAMPIRAN ... 121 BIODATA PENULIS ... 184

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Enam Level Kognitif 17

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 58

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Guru... 60

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Siswa ... 62

Tabel 3.4 Pedoman Validasi Produk ... 63

Tabel 3.5 Tabel Konversi Nilai Skala Lima... 68

Tabel 3.6 Nilai Skala Lima ... 70

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian... 71

Tabel 4.1 Komentar dan Saran Pakar Pembelajaran Inovatif Model Quantum ... 92

Tabel 4.2 Komentar dan Saran Pakar Pembelajaran Inovatif Model Inquiry ... 95

Tabel 4.3 Komentar dan Saran Uji Coba Terbatas Pembelajaran Inovatif Model Quantum dan Revisi Produk ... 101

Tabel 4.4 Komentar dan Saran Uji Coba Terbatas Pembelajaran Inovatif Model Inquiry dan Revisi Produk ... 101

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map... 45

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 47

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan dalam Penelitian ... 50

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Observasi Guru ... 122

Lampiran 2: Pedoman Observasi Siswa ... 123

Lampiran 3: Pedoman Wawancara ... 124

Lampiran 4: Hasil Observasi Guru ... 126

Lampiran 5: Hasil Observasi Siswa ... 131

Lampiran 6: Hasil Wawancara ... 133

Lampiran 7: Pedoman Pernyataan Validasi Produk... 144

Lampiran 8: Hasil Validasi PPG Model Quantum ... 148

Lampiran 9: Hasil Validasi PPG Model Inquiry ... 152

Lampiran 10: Hasil Validasi Guru Model Quantum ... 157

Lampiran 11: Hasil Validasi Guru Model Inquiry ... 164

Lampiran 12: Penilaian Uji Coba Terbatas oleh Guru ... 171

Lampiran 13: Penilaian Uji Terbatas oleh Teman Sejawat ... 177

Lampiran 14: Surat Ijin Penelitian ... 181

Lampiran 15: Surat Pernyataan Kepala Sekolah ... 182

(18)
(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aplikasi Kurikulum 2013 yang dimulai sejak tingkat pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menegah atas, `merupakan salah satu bentuk inovasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah guna memberikan sebuah pembaharuan pada sistem pendidikan yang dapat membangun sumber daya manusia yang berkompeten. Menghasilkan lulusan yang kreatif dan inovatif pada berbagai bidang dapat diwujudkan lewat pengadaan Kurikulum 2013 pada tingkat pendidikan sejak dini . Kurikulum 2013 berorientasi mengembangkan kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Fadillah (2014: 16) mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan softskills dan hard skills yang berupa sikap, ketrampilan dan pengetahuan.

Kurikulum 2013 dikombinasikan dengan ketrampilan abad 21 yaitu (critical thinking, creative thinking collaborative, communictive). Pengembangan ketrampilan abad 21 merupakan upaya dalam kurikulum 2013, dimana guru diharapkan merubah konsep pembelajaran kontemporer yang bersubjek pada guru berganti menjadi berpusat kepada siswa. Sani (2014: 9) memaparkan bahwa pengetahuan mata pelajaran tidak cukup, namun harus dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, memiliki karakter yang kuat seperti tanggung jawab, kemampuan untuk memanfaatkan informasi dan berkomunikasi. Guru tidak hanya mempu menguasai mata pelajaran saja melainkan ada beberapa hal yang penting seperti mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berinovasi dalam menentukan model pembelajaran dan mengintegrasikan teknologi untuk membantu pembelajaran.

(20)

2

Kurikulum 2013 dalam penerapannya mengunakan pendekatan-pendekatan tematik pada implementasinya. Seperti yang dijelaskan oleh Kadir (2014: 1) Pembelajaran tematik merupakan program pembelajaran tematik merupakan program pembelajaran yang berangkat dari bebagai pandangan atau didukung dari beberapa aspek mata pelajaran yang biasa diajarkan disekolah. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran dibutuhkan untuk diterapkan dan dilaksanakan dalam sebuah pembelajaran tematik. Prasetyo, dkk ( 2011: 16) memaparkan bahwa perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran. Perangkat pembelajaran juga menetukan kebehasilan seseorang guru untuk membuat siswa aktif dan kreatif karena pada kurikulum 2013, siswa diarahkan untuk aktif dalam pembelajaran. Inovasi penggunaan model dapat digunakan dalam mewujudkan aktivitas pembelajaran yang mendukung pada Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yang juga mengacu pada ketrampilan abad 21 juga menekankan perangat pembelajaran inovatif, dimana pada pembelajaran inovatif ini guru diharuskan memiliki kreativitas dan memiliki inovasi untuk merancang perangkat pembelajaran inovatif tersebut. Hal ini memiliki tujuan untuk mencapai ketrampilan pada abad 21 yang mencakup berpikir krtitis, berpikir kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Guru sebagai pembimbing para peserta didik dapat membuat perangkat pembelajaran inovatif untuk mendukung terlaksananya aktivitas pembelajaran yang ekfetif menggunakan pendekatan kurikulum 2013 dan mencapai tujuan akhir pembelajaran tersebut. Pembelajaran inovatif yang proporsional untuk diaplikasikan di sekolah dasar, dimana peserta didik akan lebih aktif dalam aktivitas pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang sesuai dan penggunaan media pembelajaran yang ideal, sehingga membantu guru dalam merancang perangkat pembelajaran dan membantu siswa dalam aktivitas pembelajaran dan . Dapat ditinjau, prinsip dari pembelajaran inovatif , yaitu berpusat pada siswa,

(21)

3

berbasis masalah, terintegrasi, berbasis masyarakat, memberikan pilihan, tersistem, dan berkelanjutan, sehingga ideal untuk diimplementasikan di sekolah dasar. Suparno (2001: 16) Piaget mengatakan bahwa peserta didik sekolah dasar masuk dalam kategori tahapan operasional konkret (7-12tahun) yang ditandai oleh kemampuan peserta didik tentang benda-benda dapat dimanipulasi atau dikenal melalui indera. Oleh karena itu tahap operasional konkret adalah tahap peserta didik sudah dapat berpikir konkret tentang benda-benda yang terdapat dilingkungan sekitar mereka. Guru perlu mengetahui tahap perkembangan anak, dengan memberikan contoh yang nyata ketika menjelaskan materi pembelajaran. Peserta didik kelas I sekolah dasar yang merupakan tahap dimana membutuhkan benda yang konkret, kelas rendah lebih sulit untuk fokus terhadap suatu permasalahan. Dengan demikian, dalam merancang sebuag pembelajaran guru harus dapat mengintegrasikan inovasi-inovasi supaya siswa lebih aktif dan materi pembelajaran tersampaikan secara efektif.

Kurikulum 2013 yang dikombinasikan dengan abad 21 menekankan pada pembelajaran yang difokuskan terhadap peserta didik (student centered). Yani (2014: 73) memaparkan bahwa mindset kurikulum 2013 adalah mengembangkan ketarmpilan menalar, mengkomunikasikan, dan mencipta. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan kondisi siswa menggunakan buku pegangan yang sudah diberikan oleh pemerintah. Kondisi tersebut terbukti ketika peneliti melakukan wawancara dan observasi kepad guru kelas I, penelitian ini dilaksanakan pada bulai Mei dan Juli 2018 di 2 (dua) SD dikota Yogyakarta dan 1 (satu) di Kecamatan Depok yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Peneliti memilih kelas I dikarenakan kelas I adalah kelas paling rendah pada tingkatan sekolah dasar yang pada hakikatnya peserta didik mudah dibentuk menggunakan inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

(22)

4

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dikelas I oleh peneliti dengan 2 (dua) SD di Kota Yogyakarta dan dan 1 (satu) SD di Kecamatan Sleman mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 dan pembelajaran inovatif, guru tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPTH) yang menerapkan pembelajaran inovatif. Guru belum memahami paham mengenai aplikasi-aplikasi model pembelajaran inovatif tersebut dan guru hanya menerapkan satu model pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas. Ketiga guru juga sudah dibekali dengan pelatihan oleh pemerintah namun guru belum sepenuhnya paham tentang karakteristik Kurikulum 2013.

Peneliti juga melakukan observasi kegiatan pembelajaran sekolah dasar kelas I di 2 (dua) Di Kota Yogyakarta dan 1 (satu) di Kecamatan Sleman. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi yaitu guru berperdoman lebih kepada buku pegangan guru dan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan apa yang terdapat dalam buku pegangan guru tersebut sehingga guru tidak banyak melakukan inovasi-inovasi dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Peneliti melihat proses pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan guru masih berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa terlihat tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Guru juga menegaskan saat diwawancarai oleh peneliti membutuhkan contoh-contoh pengembangan dari perangkat pembelajaran inovatif mengacu kurikulum 2013 khususnya pada Tema Kegemaranku Sub Tema Gemar Menyanyi dan Menari.

Terjadi kesenjangan antara kondisi proporsional dan faktual, yaitu guru belum merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga tidak menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif. Guru hanya berpedoman dengan buku pengangan guru dan siswa, guru tidak menginovasikan pembelajaran dengan sumber lain, sehingga materi yang diberikan terbatas.

(23)

5

Berdasarkan penelitian di lapangan pembelajaran kurang sesuai dengan yang semestinya dalam kebijakan penerapan Kurikulum 2013 ini . Berdasarkan hasil wawancara dan observasi guru di tiga SD, di antaranya SD Tegalrejo III Yogyakarta, SD Negeri Bhakti Karya, dan SD Kanisius Kintelan 1 Yogykarta ditemukan permasalahan-permasalahan yang dialami menyusun perangkat pembelajaran inovatif dan penerapannya. Sekarang ini penerapan Kurikulum 2013 yang memiliki karateristik pembelajaran inovatif mengalami sejumlah masalah. Permasalahan yang terjadi, diantara lain: 1) guru belum memahami maksud dari pembelajaran inovatif yang diterapkan pada Kurikulum 2013 . sejauh ini pemahaman guru bahwa Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran inovatif dengan pendekatan saintik (5M) dan saling mengkaitakan antar mata pelajaran, 2) guru belum mengetahui dan menguasai secara keseluruhan tipe-tipe pembelajaran inovatif , 3) guru masih kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran inovatif di sekolah yang akan diterapkan kepada peserta didik, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 2 gemar bernyanyi dan menari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 sekolah dasar”. Peneliti berusaha mengabungkan 2 konsep pembelajaran inovatif yaitu pembelajaran quantum dan pembelajaran inquiry. Tema yang diangkat dalam penelitian ini adalah gemar bernyanyi dan menari, karena peneliti meyakini bahwa melalui dua konsep tersebut dapat membantu guru dalam pembelajaran inovatif kepada peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menyanyi Mengacu Kurikulun 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar?

(24)

6 C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema gemar bernyanyi dan menari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar

D. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Inovatif mengacu kurikulum 2013.

b. Bagi guru

Guru memiliki referensi dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Inovatif sub tema 2 Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013.

c. Bagi siswa

Siswa memperoleh pengalaman baru melalui penerapan perangkat pembelajaran Inovatif mengacu kurikulum 2013.

d. Bagi prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk pengembangan perangkat pembelajaran Inovatif sub tema 2 Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar

E. Definisi Operasional

a. Pembelajaran inovatif adalah pemberbaharuan pada proses interaksi peserta didik dengan guru secara aktif dan menyenangkan untuk memenuhi tujuan pembelajaran

b. Perangkat pembelajaran inovatif adalah pemberbaharuan perlengakapan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran melalui gagasan metode baru untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam hal ini peneliti membatasi pada perangkat pembelajaran meliputi : Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROSEM), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(25)

7

c. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana yang telah ditetapkan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, dimana sasaran pendidikan diarahkan pada ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

d. Model Pembelajaran Quantum adalah pengubahan pembelajaran dengan bermacam-macam interaksi dilakukan secara aktif sesuai tahapan perkembangan anak.

e. Model pembelajaran Inquiry adalah pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep-konsep pokok bahasan berdasarkan masalah yang diberikan.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan a. Cover

Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema (Gemar Bernyanyi dan Menari) Mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah dasar; nama penulis; logo universitas, keterangan yang berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar, jurusan yaitu ilmu pendidikan, fakultas yaitu keguruan dan ilmu pendidikan, universitas yaitu sanata dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.

b. Ukuran kertas

Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.

c. Format tulisann

Produk ditulis menggunakan theme font “times new rowman” dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas.

d. Kata pengantar

Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam

(26)

8

penyusun produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan.

e. Daftar isi

Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.

f. Perangkat pembelajaran program tahunan untuk kelas 1 SD semester gasal dan genap. Program Tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu). Program tahunan terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.

g. Perangkat pembelajaran program semester untuk kelas 1 SD semester gasal. Program Semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal tahun 2018/2019. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape. h. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas 1 SD semester gasal tahun

2018/2019.

Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu ataukelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

(27)

9

i. Komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari 1) identitas RPP; 2) kompetensi inti; 3) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pebelajaran;; 4) pendekatan, tipe, model dan metode; 5) alat dan bahan serta sumber belajar; 6) langkah pembelajaran; 7) penilaian; 8) rangkuman materi 9) lampiran yang berisi LKS, media dan rubrik penskoran. Dalam satu subtema terdapat enam pembelajaran, sehingga menghasilkan enam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

j. Model Pembelajaran

Penjelasan pembelajaran inovatif sesuai dengan model pembelajaran masing-masing. Peneliti menggunakan dua, yaitu :

a. Model Pembelajaran Quantum

Model pembelajaran quantum digunakan pada pembelajaran ke- 1, 3, dan 5

b. Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran inquiry digunakan pada pembelajaran ke- 2, 4 dan 6

k. Terdapat pendekatan scientific yang merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan.

l. Mengandung pembelajaran terpadu yang mempunyai karakteristik berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel (guru dapat mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain), dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

(28)

10

m. Mengandung pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan kontekas kehidupan sehari-hari.

n. Menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) yang meliputi tingkat taksonomi bloom pada C4 sampai C6. C4 merupakan kegiatan menganalisis yang menggunakan kata kerja operasional memilih, membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dll. Sedangkan C5 yaitu kegiatan mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dll. Dan C6 yaitu kegiatan mencipta yang menggunakan kata kerja operasional merumuskan, merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dll.

o. Menerapkan penilaian otentik mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik observasi, dan cara skoring.

p. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan ejaan bahasa Indonesia (EBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat, dan kata penghubung

(29)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini membahas mengenai landasan teori yang terdiri dari empat bagian yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum 2013

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (dalam Yani, 2014: 6) memaparkan bahwa kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan yang berisi tujuan yang harus dicapai, isi, materi, pengalaman, belajar yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Berdasarkan pendapat kedua ahli dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana yang meliputi tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan penerapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tuntutan pendidikan mempengaruhi perkembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan kurikulum pada saat ini adalah Kurikulum 2013 setelah sebelumnya menggunakan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Fadillah (2014: 16) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan keseimbangan softskills dan hard skills yang terdapat aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Selain itu, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih

(30)

12

menanamkan nilai-nilai sikap dan mengembangkan ketrampilan melalui pengetahuan yang diperoleh peserta didik di sekolah. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki kompetensi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Pendapat lain juga diungkapan oleh Kosasih (2013: 70) menegaskan bahwa kurikulum 2013 dalam proses pembelajaranya memadukan pengalaman induktif dan pengalaman deduktif. Pengalaman induktif menghendaki peserta didik nememukan pengalaman dan pengetahuan sendiri di lapangan. Sedangkan pengalaman deduktif memanfaatkan pengetahuan dan teori yang ada sebagai pengetahuan baru bagi peserta didik.

Mulyasa (2013: 7) memaparkan bahwa implementasi kurikulum 2013 mengintegrasikan pendidikan karakter diseluruh pembelajaran pada setiap pembelajaran. Tujuannya adalah menyiapakan masyarakat Indonesia agar memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupan dan menjadi seseorang yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 kurikulum yang dikembangkan menekankan pada peningkatan keseimbangan softskills dan hard skills yang terdapat aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai dasar dalam mengembangkan pendidikan katakter peserta didik untuk mencapai tujuan untuk menjadi peserta didik yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Kuirkulum 2013 di sekolah dasar terdapat enam karakterstik penting diantaranya yaitu menggunakan pembelajaran terpadu, menggunakan pendektan saintifik, mengembangkan pendidikan karakter, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), menggunakan penilaian autentik, dan berpuat pada siswa, berikut penjelasan enam karakteristik kurikulum 2013.

a. Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu atau tematik digunakan dalam penerapan kurikulum 2013. Pembelajaran ini sudah diterapkan pada kurikulum

(31)

13

sebelum kurikulum 2013, namun sasaran pada jenjang sekolah dasar hanya kelas bawah. Pembelajaran terpadu pad kurikulum 2013 disamaratakan dari peserta didik kelas bawah hingga kelas atas.

Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013, menegaskan bahwa kurikulum 2013 mengembangkan pola mengenai muatan pelajaran dimana pada kurikulum sebelumnya menggunakan pola jaman (multidiscipline) dimana maata pelajaran diajarkan secara terpadu (Prastowo, 2014: 20). Hal ini juga diungkapan oleh Kurniawan (2014: 95), menjelaskan bahwa tematik adalah salah satu bentuk atau model pembelajaran terpadu, yaitu model terjala (webbed). Senada dengan pendapat tersebut Depdiknas (2006: 5) menyatakan bahwa pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema atau mengkaitkan beberapa muatan pelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

Trianto (dalam Murfiah, 2017: 20) menjelaskan pembelajaran terpadu memiliki beberapa karakteristik, yaitu;

1) Holisitik, pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu gejala atau kejadian yang dikaji dari bidang studi sehingga peserta didik secara bijak merespon kejadian yang dialaminnya.

2) Bermakna, pengkajian fenomena dari bebragai aspek yang memiliki hubungan sehingga hasil berlajar lebih bermakna dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan.

3) Autentik, kegiatan belajar dilaksanakan secara langsung agar peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan, bukan hasil pemberitahuan guru.

4) Aktif, pembelajaran terpadu didasarkan pada pendekatan discovery-learning sehingga mengajak siswa telibat aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi.

(32)

14

b. Menggunakan pendekatan saintifik

Kurikulum 2013 dirancang menggunakan pendekatan saintifik, yang menguatkan sistem pendidikan ini sendiri pada arus hulu hingga hilir dalam proses pembelajaran. Proses pembelajarannya diharapkan dapat membentuk kemampuan siswa menyelesaikan suatu masalah secara sistematis. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan bahwa pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan model pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 untuk memberikan inovasi terhadap proses pendidikan. Pembelajaran saintifik direkomendasikan untuk digunakan di setiap pembelajaran disemua jenjang pendidikan. Hal ini selaras dengan pendapat Hosnan (2014: 34) memaparkan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah tanpa mengenal batas ruang dan waktu. pendekatan ilmiah mengajarkan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui berbagai penyelesaian secara sistematis. Pemikiran yang demikian dapat melatih pola pikir dan karakter siswa untuk memiliki pemikiran seperti seorang ilmuan. Tujuan penerapan pendekatan saintifik adalah untuk memberi pemahaman bagi peserta didik bahwa dalam belajar dan memahami suatu materi, mereka bisa melakukan kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja, bukan bergantung dengan guru saja (Majid, 2014: 193)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81-A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Lampiran IV Pedoman Umum Pembelajaran menegaskan bahwa pada kurikulum 2013 sintaks pembelajaran saintifik ditetapkan dengan

(33)

15

5M (mengamati, menanya, mencari data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Sundayana (2014: 28) menejelaskan bahwa pendekatan saintifik yang berbasis penelitian pada kurikulum 2013 berfokus pada lima langka yaitu :

1) Mengamati (observing)

Langkah pertama, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui melihat, menyimak, mendengar, dan membaca pokok bahasan yang terkait tema dan subtema yang dibahas.

2) Menanya (questioning)

Langkah kedua, guru memandu peserta didik dengan pertanyaan gar terbangun aktivitas pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek metakognitif. Guru membimbing peserta didik peserta didik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan objek. Kegiatan menyanya, maka dapat dikembangkan rasa ingin tahu siswa terhadap persoalan.

3) Melakukan percobaan/mencoba (experimenting)

Selama percobaan, peserta didik mengalami, mencatat, pola keterikatan, fakta, prosedur yang teramati selama percobaan, kemudian menyimpulkan dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh dari percobaan tersebut.

4) Mengumpulkan dan menghubungkan infomasi/ menalar (collecting and associating)

Guru dan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran mengumpulkan informasi yang dapat menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya, yaitu memproses infomasi untuk menemukan keterkaitan antara infromasi tersebut, bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

(34)

16

Guru dan peserta didik setelah memperoleh kesimpulan dari proses yang telah dilakukan , kegiatan selanjutnya adalah mengkomunikasikan baik secara lisan atau tertulis serta dengan peragaan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah lima langkah pendekatan saintifik yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data, menalar, dan mengkomunikasikan. Kelima langkah dilakukan secara berhubungan untuk mengoptimalkan ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

c. Mengembangkan pendidikan karakter

Kurikulum 2013 berfokus pada pengembangan pendidikan karakter kemudian baru memikirkan tahap langkah untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai (Mulyasa, 2013: 12). Menurut Akbar (2013: 129) memaparkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya adalah upaya untuk menjadikan peserta didik berkarakter baik, hidup dengan benar dalam hubungan seseorang dengan Tuhan, sesama manusia, alam lingkungan hidupnya, bangsa, dan negaranya. Menurut Mulyasa (2013: 7) menjelaskan bahwa penerapan pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan untuk membekali peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntuntan teknologi.

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 menjelaskan bahwa pendidikan karakter menerapkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi: nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangkasaan, cinta

(35)

17

tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.

Berdasarkan pemaparan diatas, mengartikan bahwa pendidikan karakter pada kurikulum 2013 dirancang selama proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan untuk membekali peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntuntan teknologi.

d. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking skill (HOTS) merupakan cara berpikir peserta didik dalam level pengetahuan yang lebih tinggi dalam Taksonomi Bloom. Anderson dan Krathwohl (2014: 44-45) memaparkan bahwa hasil revisi taksonomi bloom terbagi menjadi enam kategori yaitu: (1) mengingat, (2) memahami, (3) mengaplikasikan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6) mencipta. Setiap kategori dimulai dari kemampuan berpikir tingkat rendah hingga kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kategori yang termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu: mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Sedangkan kategori masuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu: menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Namun dalam mencapai kategori berpikir tingkat tinggi, guru harus mengintegrasikan setiap level berpikir secara sistematis dan mempunyai hubungan. Berikut ini tabel Enam Kategori Anderson dan Krathwohl (2014: 44-45).

Tabel 2.1 Enam Kategori pada dimensi Koginif No Kategori Proses Proses Kognitif

1 Mengingat Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.

2 Memahami Mengkonstuksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang

(36)

18

No Kategori Proses Proses Kognitif

diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

3 Mengaplikasikan Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

4 Menganalisis Memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menetukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. 5 Mengevalusi Mengambil keputusan berdasarkan

kriteria dan standar.

6 Mencipta Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal.

e. Menggunakan penilaian autentik

Kunandar (2013: 35) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 menggunakan penilaian yang mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian pendidikan bertujuan untuk menjamin (1) perencanaan penilaian pserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks social budaya, (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan inovatif.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang menekankan pada ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling berkaitan. Penilian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara dan kriteria holistic (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan peserta didik

(37)

19

Kurinasih dan Sani (2014 : 48) penilaian outentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Sejalan dengan Kurniasih dan Sani , Majid dan Rochman (2014: 3) juga menyatakan bahwa penilain autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input) , proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian outentik adalah penilaian yang komprehensif meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dilakukan secara nyata.

Berikut ini ciri-ciri penilaian otentik menurut Kurniawan (2014: 38-39).

1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja ( performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata dan objektif, tidak dibuat-buat;

2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilian terhadap peserta didik, guru ditutut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses ( kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran;

(38)

20

3) Menggunakan berbagai cara atau sumber. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi pada pembelajaran) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.

4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasi-informasi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian;

5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengelaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari; 6) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas). Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif. f. Berpusat pada siswa

Penerapan kurikulum 2013 menekankan kepada pembelajaran berpusat pada siswa. Mulyasa (2013:45) menyatakan kunci sukses dalam implementasi kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Mulyasa (2013: 164) memperjelas bahwa siswa menjadi subjek belajar dalam proses belajar untuk secara langsung mengalami dan membentuk pengetahuannya, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge). Pembelajaran berpusat pada siswa (Student centered learning)

(39)

21

mengandung pengertian pembelajaran menerapkan strategi pedagogi yang mengorientasikan siswa kepada situasi bermakna, kontekstual, dunia nyata, menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi peserta didik ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentang materu pelajaran yang dipelajari sekaligus ketrampilan memecahkan masalah (Suyatno, 2009:8).

Suyatno (2009:8-9) menambahkan paradigm yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran dan peserta didik sebagai objek, seharusnya diubah menepatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif membangun pemahamannya dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.

Berdasarkan kutipan diatas, berpusat pada siswa (student centered) merupakan pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif membangun pemahamannya dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.

2. Ketrampilan Belajar Dasar Abad 21

Hosnan (2014, 80-) bahwa ketrampilan belajar abad 21 memiliki beberapa karateristik, hal ini dikemukakan oleh Strategi pembelajaran yang diterapkan guru di dalam kelas harus mempunyai beberapa karateristik, diantaranya yaitu, (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered); (2) mengambangkan kreativitas peserta didik; (3) menciptakan suasana yang menarik, menyenangkan dan bermakna; (4) mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna; (5) belajar melalui berbuat yakni peserta didik aktif berbuat; (6) menekankan pada penggalian, penemuan dan penciptaan serta (8) menciptakan pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya yakni melalui pendekatan kontekstual.

(40)

22

Yani dan Rukimat (2018: 47-52) menguraikan bahwa kompetensi abad 21 yang meliputi ketrampilan hidup dan karier; ketrampilan inovasi dan belajar yang kemudian dikenal dengan istilah 4C (critical thinking, communication, collaboration, dan creativity) sebagai berikut:

1) Critical Thinking

Berpikir kritis merupakan proses kognitif untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi secara cerdas. Kemampuan dalam berpikir kritis dapat membantu dalam memecahkan masalah, mempermudah perkerjaan, dapat mencari solusi, mampu menetukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, diharapkan kita akan semakin dapat mengatasi masalah-masalah/ projek kompleks dengan hasil yang memuaskan.

Dalam pembelajaran berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill) yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual peserta didik.

2) Communication

Kompetensi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Walaupun Nampak sederhana, kompetensi komunikasi meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang sesuai dalam mengelolah pertukaran person verbal dan nonverbal berdasarkan patokan-patokan tertentu. Seseorang yang memiliki kompetensi komunikasi dapat dipastikan memiliki pemahaman terhadap berbagai proses komunikasi dalam berbagai konteksnya, mereka mampu melakukan komunikasi baik verbal maupun nonverbal secara tepat, bersikap positif terhadap komunikasi, dan memahami apa yang dilakukan dalam berbagai peristiwa komunikasi.

(41)

23 3) Collaboration

Kolaborasi adalah bentuk interaksi sosial yaitu aktifitas kerjasama yang ditunjukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami tugasnya masing-masing. Dalam kolaborasi melibatkan pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan pekerjaanya sesuai tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama. Untuk mengembangkan kompetensi kolaboratif, pembelajaran yang disarankan antara lain melalui belajar aktif, konstruktif, kontekstual, dan bersifat sosial. Pembelajaran kolaboratif akan menghasilkan kerjasama antara intelektualitas peserta didik dengan komptensi sosialnya.

4) Creativity

Kreativitas atau daya cipta adalah proses mental yang memunculkan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, kreativitas merupakan pemikiran berdaya cipta (creative thinking) yang dianggap dapat mengatasi masalah yang dihadapi

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketrampilan belajar abad 21 didukung oleh beberapa komponen terhubung satu dengan yang lainnya yaitu critical thinking, communication, collaboration, dan creativity merupakan satu kesatuan yang di kembangkan guna mendukung terciptanya ketrampilan belajar abad 21. 3. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran mendukung terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Prasetyo, dkk ( 2011: 16) memaparkan bahwa perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran. Devi, dkk (2009:1) menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran merupakan pegangan guru untuk melaksanakan pembelajaran

(42)

24

pada setiap kompetensi dasar (KD), baik diruang kelas, laboratorium atau lapangan. Perangkat pembelajaran yang dimaksud terdiri dari program tahunan (prota), program semester (prosem), silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan kutipan diatas, perangkat pembelajaran merupakan alat atau perlengkapan meliputi program tahunan (prota), program semester (prosem), silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan proses pembelajaran yang efektif. Keempat komponen tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan berikut ini.

a. Program Tahunan

Program tahunan merupakan unsur penting dalam penyusunan perangkat pembelajaran untuk mendukung keefektifan proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008: 52) menjelaskan bahwa program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Sejalan dengan Sanjaya, Kemendikbud dalam Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD (2016: 34 & 36) memaparkan program tahunan adalah rencana umum pelaksanaan muatan pelajaran berisi rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun pembelajaran. Waktu efektif dalam satu tahun pembelajaran paling sedikit 200 haru dan paling banyak 245 hari. Komponen program tahunan terdiri dari identitas (satuan pendidikan, kelas, semester) dan format isian (tema, sub tema, alokasi waktu). Tahap penyusunan program tahunan, antara lain: (1) menelaah jumlah tema dan sub tema pada suatu kelas, (2) menandai hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif pada kalender akademik yang terdiri dari jeda tengah semester, jeda akhir semester, liburan akhir semester tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus, dan kegiatan satuan pendidikan, (3) menghitung jumlah minggu belajar efektif (MBE) dalam satu tahun, (4)

(43)

25

mendistribusikan alokasi waktu minggu belajar efektif (MBE) ke dalam sub tema.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, program semester adalah pedoman alokasi waktu yang berisikan komponen yang terdiri dari identitas (satuan pendidikan, kelas, semester) dan format isian (tema, sub tema, alokasi waktu) untuk dikembangkan menjadi rencana pembelajaran yang dilaksanakan satu tahun pelajaran.

b. Program Semester

Program semester disusun setelah penyusunan program tahunan. Sanjaya (2008: 53) menjelaskan bahwa program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak dapat disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester mengarah pada minggu efektif atau pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang hendak dilaksanakan dan dicapai oleh guru dalam satu semester. Kutipan ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2006: 95) menjelaskan bahwa program semester (prosem) memuat garis-garis mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Kemendikbud dalam Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD (2016; 38) memaparkan bahwa komponen program semester berisikan identitas (satuan pendidikan, kelas, atau semester, tahun pelajaran) format isian (tema, sub tema, pembelajaran ke-, alokasi waktu, bulan yang terinci per-minggu, dan keterangan yang berisikan tanggal pelaksanaan pembelajaran). Tahap penyusunan program semester menurut . Kemendikbud dalam Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD (2016; 38), antara lain, (1) menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan; (2) menandai hari libur, permulaan tahun pelajaran efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu), hari libur meliputi: jeda tengah semester, jeda antar semester, liburan akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum

(44)

26

termasuk hari libur besar nasioanl, hari libur khusus, dan kegiatan khusus satuan pendidikan; (3) menghitung jumlah hari belajar efektif (HBE) dan jam belajar efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam 1 tahun; (4) menghitung jumlah jam pelajaran (JP) sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada struktur kurikulum yang berlaku; (5) mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu sub tema serta mempertimbangkan waktu untuk penilaian serta review materi.

Berdasarkan kutipan diatas, program semester adalah pedoman rencana yang berisikan identitas (satuan pendidikan, kelas, atau semester, tahun pelajaran) format isian (tema, sub tema, pembelajaran ke-, alokasi waktu, bulan yang terinci per-minggu, dan keterangan yang berisikan tanggal pelaksanaan pembelajaran) yang dilaksanakan selama satu semester.

c. Silabus

Silabus merupakan salah satu komponen penting untuk merencanakan gamabaran pembelajaran untuk setiap muatan pelajaran. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016: 5) menegaskan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2008: 54-55) menjelaskan bahwa silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, komptensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Pendapat lain juga dijelaskan oleh Majid (2009: 38) menjabarkan bahwa silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dalam kelas teretntu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri kebutuhan dan kebutuhan daerah setempat. Silabus

(45)

27

disusun untuk pedoman mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Akbar (2013: 7) menjelaskan bahwa silabus merupakan garis besar program pembelajaran yang digunakan sebagai acuan pengembangan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016: 5) memberikan batasan komponen yang dimuat dalam penyusunan silabus, antara lain:

1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/ Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ Paket C Kejuruan);

2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas. 3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

7) Pembelajaran, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menetukan pencapaian hasil belajar peserta didik; 8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak, dan elektronik, alam sekitar atau sumber lain yang relevan.

(46)

28

Berdasarkan kutipan diatas, silabus adalah sebuah pedoman untuk mengembangkan kerangka pembelajaran untuk setiap muatan pelajaran yang berisikan beberapa komponen identitas silabus, kompetensi ini, tema, alokasi waktu, muatan pembelajaran dan kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, teknik penilaian, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan belajar peserta didik dan satuan pendidikan dalam proses pembelajaran. d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016: 6) menegaskan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka satu pertemuan atau lebih. RPP dkembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Sanjaya (2008: 59) menjelaskan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Penyusunan pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada silabus. Hal ini sejalan dengan pendapat Widyastono (2014: 200) memaparkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016: 7-8) memaparkan bahwa ada delapan prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain:

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

(47)

29

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, insipirasi, inovasi, dan kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP yang berisi rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan perbaikan.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan anatara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompentensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (2016: 6-7) menegasakan bahwa beberapa komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; 3) Kelas/semester

4) Materi pokok

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan

(48)

30

jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan; 7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak, dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13) Penilaian hasil pembelajaran

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan, rencana pelaksanaan pembelajaran pengambaran dari silabus yang berisi tentang rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang memiliki komponen, antara lain: (1) identitas (identitas sekolah/satuan pendidikan, identitas mata pelajaran/tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, dan alokasi waktu); (2) tujuan pembelajaran, (3) pemetaan kompetensi dasar dan indikator, (4) materi pembelajaran, (5) model, pembelajaran, (6) langkah-langkah pembelajaran, (7) alat, bahan dan sumber belajar, (8) penilaian, dan (9)

(49)

31

lampiran dalam satu pertemuan atau lebih untuk mencapai kompetensi dasar (KD).

4. Pembelajaran Inovatif

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif merupakan pemberbaharuan pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada peserta didik (student centered learing). Pembelajaran inovatif memberikan model-model pembelajaran yang lebih fleksibel dan dinamis, sehingga peserta didik aktif memecahkan masalahnya sendiri dan peserta didik membiaskan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan aktif. pembelajaran yang dilangsungkan tidak hanya berlangsung didalam kelas melainkan dapat dilangsungan diluar kelas. Pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013 menjadikan guru sebagai fasilitator yang betujuan untuk memberikan penguatan kepada peserta didik yang telah mengkonstruksi pengetahuannya.

Nurdin dan Hamzah (2011: 106) menyatakan bahwa pembelajaran inovatif merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan guru secara konvensional. Pembelajaran inovatif merupakan bentuk kreativitas guru dalam memengolah pembelajaran yang semula monoton, membosankan, menjenuhkan menuju pembelajaran yang memnyenangkan, variatif, dan bermakna Shoimim (2014: 21). Sedangkan menurut, Suyatno (2009: 6) menjelaskan bahwa pembelajaran inovatif adalah gagasan baru pembelajaran yang dikemas guru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh hasil belajar.

Berdasarakan kutipan diatas, pembelajaran inoivatif merupakan pembelajaran hasil kretivitas guru sebagai wujud gagasan dan teknik

Gambar

Tabel 2.1 Enam Kategori pada dimensi Koginif  No  Kategori Proses  Proses Kognitif
Gambar 2 1 Literatur Map Rahmadi (2015)  “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah Berorientasi pada Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika”
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3 1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg  and Gall
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dilakukan kajian secara eksperimen tentang pengaruh kecepatan dan besarnya data yang dikirim terhadap performansi jaringan peer-to-peer

Pada dasarnya setiap manusia yang terlibat dalam aktivitas perekonomian akan mengalami hal yang sama dalam dilema atau permasalahan dalam aktivitas ekonomi, baik masyarakat

Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2013, sesuai dengan materi yang termuat pada Dokumen Penetapan Kinerja, Indikator

Terbanding 3, agama Islam, Pendidikan SD, Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kabupaten Barito Timur, Selanjutnya disebut sebagai Turut Tergugat I/Turut

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sistem dapat mempersingkat waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan setiap mahasiswa yang akan masuk ke ruang ujian dan pencatatan

Profesi sebagai polisi dalam dunia hukum tidak dapat dipisahkan dengan etika profesi polisi sebagai aparat penegak hukum dan aparat negara terkait dengan fungsi dari

Pada penelitian Kania (2013) tentang Determinan Pilhan Karir Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro menghasilkan kesimpulan bahwa tingkatan mahasiswa dan

Pemberian air pada tanaman cabai merah besar dilakukan dengan cara menimbang selisih berat antara berat tanah hari pertama dan berat tanah hari ke dua, dan seterusnya