• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Maria de Fátima Teles a, Jorge Freire de

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Maria de Fátima Teles a, Jorge Freire de"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

14 BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Terdahulu

Pada dasarnya penelitian dilakukan dalam rangka melihat fenomena atau masalah yang terjadi dan mencari solusi dalam permasalahan tersebut. Salah satu manfaat dari penelitian adalah mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang terkait. Penelitian ini juga tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang mana berkaitan dengan pembahasan pada penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan beberapa penelitian terdahulu yang akan digunakan oleh peneliti dan akan disajikan dalam bentuk matrik.

Penelitian terkait strategi secara umum telah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Maria de Fátima Teles a, Jorge Freire de Sousa b dengan judul Environmental Management and Business Strategy: Structuring the Decision-Making Support in a Public Transport Company. Penulis berfokus pada analisis pemangku kepentingan untuk mendukung organisasi umum. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tindakan dasar yang digunakan membentuk organisasi dan panduan pada organisasi tentang apa yang dilakukannya dan mengapa hal itu terjadi. Untuk mencapai tujuan ini sejumlah teknik yang diidentifikasi dan dikumpulkan ke dalam empat kelompok, yaitu pengorganisasian partisipasi, menciptakan ide-ide untuk intervensi strategis, membangun

(2)

commit to user

koalisi di sekitar proposal pengembangan, review dan adopsi serta implementasi, pemantauan dan evaluasi intervensi strategis.

2. Penelitian sejenis dilakukan oleh Professor John Preston dengan judul Moving Forwards: Improving Strategic Transport Planning in Wales. Laporan ini mempertimbangkan apa yang mungkin mempelajari Pemerintah Wales dari teori dan praktek perencanaan strategi transportasi internasional. Fokusnya adalah pada empat kunci pertanyaan: Apakah isu-isu kunci yang perlu diperhitungkan untuk memberikan perencanaan strategis transportasi yang efektif ?, Apakah ada komparator negara atau wilayah yang dapat dipelajari Wales?, Apakah ada model atau alat penilaian yang mana Wales dapat mempertimbangkan dan mengadopsi ?, Lingkup apa yang ada untuk membuat penggunaan sumber teknologi baru dan data baru ?

3. Penelitian lain oleh Fransina Wattimena dengan judul Implementasi Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Dukungan Organisasi Terhadap Peningkatan Kualitas Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon. Pada penelitian ini terdapat sebuah temuan yaitu kondisi sumber daya manusia yang masih belum mencapai standar mutu serta terhambatnya implementasi strategi yang belum terarah sesuai visi dan misi universitas dalam upaya pencapaian mutu tenaga dosen. Selain itu pula masyarakat bercita-cita mewujudkan pendidikan bermutu yang secara tegas telah diamanatkan dalam UUGD yang mewajibkan seluruh dosen untuk menempuh pendidikan lanjutan, maka sudah menjadi

(3)

commit to user

kebutuhan mendesak untuk setiap organisasi (fakultas) agar bertanggungjawab untuk mengimplementasikan strategi yang telah diformulasikan untuk lebih memantapkan proses pengembangan sumber daya tenaga dosen Fakultas Ekonomi di Maluku.

4. Penelitian lain yang sejenis berkaitan dengan Implementasi Strategi disampaikan oleh Widodo dengan judul Pengembangan Implementasi Strategi Penelitian atas Pola Kerja Cerdas dan Koordinasi untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi. Temuan pada penelitian ini adalah Pengembangan model empirik implementasi strategi tidak memasukan variabel lingkungan. Hal tersebut disebabkan studi ini memfokuskan atau berangkat dari fenomena kondisi internal. Oleh karena itu agenda penelitian mendatang perlu dipertimbangkan. Khususnya kualitas implementasi strategi dan model kualitas evaluasi strategi karena studi ini sebagian besar lebih menekankan pada kondisi internal organisasi.

5. Penelitian lain oleh Dimas Agree Inanta dengan judul Manajemen Transportasi dan Lalu Lintas Oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Perencanaan yang dilakukan mengacu pada RPJMD yang melalui 2 tahapan, yaitu tahapan perencanaan kegiatan dan perencanaan anggaran di setetiap tahunnya dengan melibatkan SKPD lain untuk mendapatkan sumber informasi yang

(4)

commit to user

dibutuhkan. Pengorganisasian melalui pembentukan struktur organisasi yang telah ditetapkan, selain itu juga melibatkan pihak ketiga seperti instansi lain dan pihak swasta melalui tender yang dilakukan dalam penyediaan sarana dan prasarana. Penggerakan dilakukan melaui pemberian motivasi, pelatihan, pengarahan. Pengawasan dilakukan dengan cara lisan atau tertulis melalui rapat, apel pagi dan sidak yang dilakukan oleh pimpinan. Secara keseluruhan manajemen transportasi dan lalu lintas di Kabupaten Karanganyar sudah berjalan dengan baik, sehingga mampu mendapatkan Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Berikut matrik jurnal/kajian terdahulu agar lebih mudah untuk dipahami:

Tabel 2.1

Matrik Kajian Terdahulu

No Judul, Penulis dan Tahun

Isi Metode Relevansi

1 Judul: Environmental Management and Business Strategy: Structuring the Decision-Making Support in a Public Transport Company. Penulis: Maria de Fátima Teles a, Jorge Freire de Sousa b. Tahun: 2014

Penelitian ini berfokus pada analisis pemangku kepentingan untuk mendukung organisasi umum. Tujuannya adalah untuk menghasilkan

tindakan dasar yang digunakan

membentuk organisasi dan panduan pada organisasi tentang apa yang dilakukannya dan mengapa hal itu terjadi. Untuk mencapai tujuan ini sejumlah teknik yang diidentifikasi dan dikumpulkan ke Metode Penelitian Kualitatif Persamaan: Pada penelitian ini terdapat relevansi dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti, yang mana relevansi tersebut yaitu terdapat kesamaan mengenai penciptaan ide-ide untuk menghasilkan strategi serta implementasi strategi tersebut. Perbedaan: Di dalam jurnal ini terdapat pembahasan

mengenai evaluasi strategi yang dilakukan oleh

(5)

commit to user dalam empat kelompok, yaitu: a.Pengorganisasian partisipasi b.Menciptakan ide-ide untuk intervensi strategis

c.Membangun koalisi di sekitar proposal pengembangan, review dan adopsi d.Implementasi, pemantauan dan evaluasi intervensi strategis perusahaan transportasi publik sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis tidak membahas sampai evaluasi strategi tetapi hanya melihat analisis implementasi strategi. 2 Judul: Implementasi Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Dukungan Organisasi Terhadap Peningkatan Kualitas Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon. Penulis: Fransina Wattimena. Tahun: 2010 Kondisi sumberdaya manusia yang masih belum mencapai standar mutu serta terhambatnya

implementasi strategi yang belum terarah sesuai visi dan misi universitas dalam upaya pencapaian mutu tenaga dosen. Selain itu pula masyarakat bercita-cita mewujudkan pendidikan bermutu yang secara tegas telah diamanatkan dalam UUGD yang mewajibkan seluruh

dosen untuk

menempuh

pendidikan lanjutan, maka sudah menjadi kebutuhan mendesak untuk setiap organisasi (fakultas) agar bertanggungjawab untuk mengimplementasikan strategi yang telah

Metode Penelitian Kuantitatif

Persamaan: Pada penelitian ini terdapat relevansi nya yaitu mengenai

Implementasi strategi,

yang mana

Implementasi strategi tersebut belum terarah susuai dengan visi dan misi.

Dan sama sama mewujudkan implementasi melalui sebuah program, anggaran dan prosedur. Perbedaan: Pada penelitian ini pada bagian pembahasan, hal yang banyak dibahas yaitu mengenai pengaruh variable x terhadap y. yaitu pengaruh Implementasi strategi terhadap variable lain. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah mengetahui

(6)

commit to user diformulasikan untuk lebih memantapkan proses pengembangan sumberdaya tenaga dosen Fakultas Ekonomi di Maluku. implementasi strategi. 3. Judul: Pengembangan Implementasi Strategi Penelitian atas Pola Kerja Cerdas dan Koordinasi untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi. Penulis: Widodo. Tahun: 2009 Temuan pada

penelitian ini adalah pengembangan model empirik implementasi strategi tidak memasukan variable lingkungan. Hal tersebut disebabkan studi ini memfokuskan atau berangkat dari fenomena kondisi internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen berpengaruh terhadap pola kerja cerdas (working smart). Sedangkan komitmen pada konsensus merupakan kekuatan yang bersifat relatif dari karyawan dalam mengindentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Metode Penelitian Kuantitatif Persamaan: Relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu berhubungan dengan implementasi strategi dengan memasukkan variabel lingkungan yaitu lingkungan internal. Perbedaan: Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam mengimplementasikan strategi organisasi juga memperhatikan lingkungan eksternal tidak hanya memperhatikan lingkungan internal saja. 4 Judul: Moving Forwards: Improving Strategic Transport Planning in Wales. Public Policy Institute for Wales. Penulis: Professor John Preston. Laporan ini mempertimbangkan apa yang mungkin mempelajari Pemerintah Wales dari teori dan

praktek perencanaan strategi transportasi internasional .

Fokusnya adalah pada empat kunci pertanyaan : Metode Penelitian Kualitatif Persamaan: Relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat kesamaan dalam strategi untuk mengembangkan transportasi sama halnya dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat strategi untuk

(7)

commit to user Tahun: 2014 o Apakah isu-isu

kunci yang perlu diperhitungkan untuk memberikan perencanaan strategis transportasi yang efektif ? o Apakah ada komparator negara atau wilayah yang dapat dipelajari Wales o Apakah ada model atau alat penilaian yang mana Wales dapat

mempertimbangkan dan mengadopsi ? o Lingkup apa yang ada untuk membuat penggunaan sumber teknologi baru dan data baru? mendapatkan penghargaan di bidang transportasi. Perbedaan: Pada penelitian ini membahas tentang perencanaan strategis untuk transportasi berskala internasional sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu mendeskripsikan implementasi strategi dalam bidang transportasi yaitu untuk mencapai penghargaan dibidang transportasi. 5 Judul: Manajemen Transportasi dan Lalu Lintas Oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karanganyar Penulis: Dimas Agree Inanta Tahun: 2015

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Secara keseluruhan manajemen

transportasi dan lalu lintas di Kabupaten Karangnyar sudah berjalan dengan baik, sehingga mampu mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha. Metode Penelitian Kualitatif Persamaan: Relevansi dengan penelitian ini adalah terdapat kesamaan dalam pencapaian penghargaan Wahana Tata Nugraha

Perbedaan: Pada penelitian skripsi ini mendeskripsikan manajemen transportasi untuk mendapatkan Wahana Tata Nugraha, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu mendeskripsikan implementasi strategi dalam mencapai Wahana Tata Nugraha.

(8)

commit to user

Berdasarkan uraian dan matrik penelitian terdahulu di atas, yang mana penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya ada relevansinya dengan penelitian ini. Terdapat pembaharuan dalam penelitian ini yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa dalam penelitian ini menyoroti tentang implementasi strategi dengan menggunakan 2 indikator yaitu pihak yang berwenang dalam implementasi strategi, strategi yang sudah ada diwujudkan dalam 3 komponen pokok antara lain: Program, Anggaran dan Prosedur.

Dengan melihat indikator untuk melihat implementasi strategi tersebut maka dapat diketahui dengan jelas bagaimana suatu strategi yang sudah ditetapkan akan diketahui implementasinya seperti apa. Dengan adanya pembaharuan pada penelitian ini, maka dimaksudkan untuk melengkapi hasil penelitian pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Jadi, hasil yang belum ada pada penelitian sebelumnya dapat dilengkapi dengan hasil dari penelitian ini.

(9)

commit to user 2.2 Kajian Pustaka

Setiap penelitian membutuhkan kejelasan dan titik tolak atau landasan berfikir dalam memunculkan masalah atau menyoroti sebuah permasalahan yang sedang terjadi. Oleh karena itu perlu menyusun tinjauan pustaka yang memuat pokok pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut pandang mana masalah penelitian akan disoroti. Berkaitan dengan pernyataan tersebut, maka dalam hal ini akan dikemukakan tentang:

2.2.1 Konsep Dasar Strategi Dalam Proses Manajemen Stratejik

Di dalam manajemen strategi terdapat beberapa konsep dasar yang selalu muncul dan dipergunakan dalam manajemen stratejik. Konsep dasar tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Strategic Competitiveness

Hal ini tercapai bila suatu perusahaan berhasil memformulasikan dan mengimplementasikan suatu strategi yang menciptakan suatu “nilai” (value-creating strategy). “Nilai” dalam konteks ini adalah sesuatu yang dicari konsumen, yaitu harga yang murah, produk yang berkualitas, merek yang terkenal, keunikan, pelayanan purna jual dan sebagainya.

2. Strategi

Sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Coulter (dalam Kuncoro, 2005:12). Dengan demikian, beberapa ciri strategi

(10)

commit to user

yang utama adalah: 1. goal directed action yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya; 2. mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.

3. Sustained Competitive Advantages

Ini terjadi bila suatu perusahaan mengembangkan strategi dimana para pesaing tidak mengimplementasikannya secara bersamaan, melakukan sesuatu yang lebih baik daripada pesaing lain atau melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesaing lain. Hitt at al (dalam Kuncoro, 2005:13), “Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustained competitive advantages) berarti menunjukkan upaya perusahaan/organisasi dalam jangka panjang yang mampu mempertahankan posisi keunggulan kompetitif dalam industri”.

4. Above Average Return

Merupakan “return” (keuntungan) yang diperoleh melebihi apa yang diharapkan investor akan diperoleh dari investasi lain dengan resiko yang sama. Above average (di atas rata-rata) menunjukkan komparasi kinerja yang melebihi perusahaan yang lain dalam industri yang sama. Dalam jangka panjang, ketidakmampuan untuk menghasilkan sesuatu yang minimal sama dengan rata-rata keuntungan dalam suatu industri akan menyebabkan kegagalan. Dengan kata lain, investor akan memilih berinvestasi di perusahaan yang paling tidak akan

(11)

commit to user

menghasilkan average return dan akan menarik investasinya dari perusahaan yang menghasilkan di bawah average return.

Dari penjelasan mengenai konsep dasar yang selalu digunakan pada proses manajemen stratejik di atas, maka yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini adalah konsep strategi, yang mana konsep strategi ini berkaitan dengan sejumlah keputusan dan aksi untuk mencapai tujuan organisasi dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, penjelasan mengenai teori strategi perlu diuraikan secara rinci.

2.2.2 Konsep Strategi

Strategi sesungguhnya merupakan pengertian dalam bidang militer, didefinisikan dalam Oxford English Dictionary sebagai:

“The art of commander in chief; the art of projecting and directing the larger military movements and operation of a campaign (Seni seorang panglima tertinggi; seni memproyeksikan dan mengatur gerakan militer yang lebih besar serta operasi-operasi kampanye). Hal ini mungkin tidak tampak memiliki keterkaitan dengan strategi dalam bisnis, sektor publik atau organisasi suka rela tetapi paling tidak mengandung pesan bahwa strategi merupakan seni dan tanggung jawab utama yang terletak pada pucuk pimpinan organisasi” (Amstrong, 2003:37).

Adapun Mc Nicholas (dalam Salusu, 1998:92) mengacu pada definisi strategi dalam Webster’s New International Dictionary sebagai berikut:

“Strategys the science and art of employing armed strength of a belligerent to secure the object of war. More restricted, the science and art of military command, exercised to meet the enemy under advantageous conditions. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa definisi tentang strategi ini lebih mengarah pada penggunaan strategi dalam kalangan militer sebagaimana dipakai pada masa Yunani kuno. Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, atau strategus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi

(12)

commit to user

dalam Yunani kuno sering berarti perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Dalam artian yang sempit menurut Matloff (dalam Salusu, 1998:85), strategy berarti the art of the general (seni jenderal)”.

Salusu (1998:101) mendefinisikan “Strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”.

Cope (dalam Salusu, 1998:89), mendefinisikan “Strategi adalah pola tujuan atau sasaran yang dinyatakan sedemikian rupa yaitu yang menegaskan bisnis apa yang digeluti organisasi itu atau yang akan digelut i dan macam apa atau akan seperti apa organisasi itu”.

Andrews (dalam Kuncoro, 2005:1) mendefinisikan “Strategi adalah pola sasaran, tujuan, dan kebijakan atau rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan perusahaan”.

Pengertian strategi menurut Coulter (dalam Kuncoro, 2005:12) menjelaskan bahwa ”Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya”. Dengan demikian ciri strategi yang utama adalah:

1. Goal directed action, yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya.

(13)

commit to user

2. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.

Menurut Chandler (dalam Amstrong, 2003:38) “Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan dan penetapan serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini”.

Itami (dalam Kuncoro, 2005:1) juga mengungkapkan bahwa:

“Strategi menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan”.

Dari definisi-definisi tentang strategi menurut para ahli di atas mempunyai banyak kesamaan. Frase “tujuan jangka panjang” dan “kebijakan umum” menyiratkan bahwa strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi organisasi dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi. Penekanan pada “pola tujuan” dan “kerangka kerja” menyatakan bahwa strategi seharusnya berkaitan dengan perilaku yang konsisten, maksudnya ketika suatu strategi telah ditetapkan maka perusahaan tidak dapat menariknya kembali.

(14)

commit to user

Faulkner dan Johnson (dalam Amstrong, 2003:38) berpendapat bahwa:

“Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis tetapi dengan menggunakan perspektif jangka panjang secara keseluruhan”.

Hal senada juga disampaikan oleh Johnson dan Scholes (dalam Amstrong, 2003:38) yang mengatakan bahwa “Strategi arah dan cakupan organisasi yang ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah dan secara khusus dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder”.

Dari penjelasan mengenai pengertian strategi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi memperhatikan arah dan cakupan organisasi untuk tujuan jangka panjang dengan menyesuaikan perubahan lingkungan dan pesaing lain. Dengan memperhatikan hal tersebut diharapkan dapat menciptakan keunggulan kompetitif guna untuk memenuhi harapan stakeholder.

Chandler (dalam Rangkuti, 2001:3) mengemukakan, “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”.

(15)

commit to user

Sementara itu Learned, Christensen, Andrews dan Guth (dalam Rangkuti, 2001:3) mendefinisikan “Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada”.

Hal senada juga disampaikan Porter (dalam Rangkuti, 2001:4) mendefinisikan “Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keungulan bersaing”.

Strategi bagi suatu organisasi menurut Vancil (dalam Salusu, 1998:95) adalah:

“Konseptualisasi yang diekspresikan oleh pemimpin organisasi itu tentang (1) sasaran jangka panjang dari organisasinya; (2) kebijaksanaan dan kendala, baik yang dicetuskan sendiri oleh pemimpin itu maupun yang diperintahkan oleh atasannya yang justru merintangi kegiatan organisasi; dan (3) seperangkat rencana yang sedang berjalan mengenai tujuan jangka pendek yang dipandang layak memberikan kontribusi bagi pencapaian sasaran organisasi”.

Hax dan Majluf (dalam Salusu, 1998:100-101) mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi sebagai berikut:

1) Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.

2) Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya. 3) Menyeleksi bidang yang akan digeluti organisasi.

4) Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya. 5) Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.

(16)

commit to user

Inti pokok dari definisi strategi yang dirumuskan oleh Hax dan Majluf adalah strategi merupakan suatu keputusan yang konsisten, menyatu dan integral untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi dan kekuatan serta kelemahan yang ada.

Donelly dalam Salusu (1998:109) menjelaskan bahwa:

“Ada enam informasi yang tidak boleh dilupakan dalam strategi, yaitu: (1) Apa yang dilakukan; (2) Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam menentukan apa diatas; (3) Siapa yang akan bertanggungjawab untuk atau mengoperasionalkan strategi; (4) Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan strategi; (5) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasionalisasi strategi tersebut; (6) Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu”.

Menurut Higgins (dalam Salusu, 1998:101) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi, yaitu:

a. Enterprise Strategy. Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Jadi, dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh mana interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Respon terhadap keinginan masyarakat perlu diberi perhatian dengan pertimbangan-pertimbangan etis.

b. Corporate Strategy. Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

c. Business Strategy. Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ketingkat yang lebih baik.

d. Functional Strategy. Strategi ini merupakan pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional, yaitu:

(17)

commit to user

1. Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

2. Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing dan integrating.

3. Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah.

Kooten (dalam Salusu, 1998:104-105) menjelaskan tentang tipe-tipe strategi. Tipe-tipe strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Corporate Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif stratejik yang baru.

2. Program Strategy (strategi program). Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi stratejik dari suatu program tertentu. 3. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya). Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.

4. Institutional Strategy (strategi kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ini ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.

Menurut Rangkuti (2001:6-7), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.

1. Strategi Manajemen: Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

2. Strategi Investasi: Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu devisa baru atau strategi divestasi dan sebagainya.

(18)

commit to user

3. Strategi Bisnis: Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

Strategi organisasi dapat berhasil jika terdapat prinsip-prinsip yang dapat dijadikan indikator keberhasilan suatu strategi. Hatten dan Hatten (dalam Salusu, 1998:108-109) berpendapat bahwa terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar suatu strategi yang dibuat dapat berhasil, prinsip-prinsip tersebut meliputi:

1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya, artinya strategi jangan dibuat melawan arus tetapi sejalan dengan lingkungan yang memberikan peluang untuk bergerak maju.

2) Setiap organisasi hendaknya tidak hanya membuat satu strategi. Apabila strategi yang dibuat banyak maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain dan harus diserasikan.

3) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain.

4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. 5) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis, dalam artian sesuatu yang

memang layak dan dapat dilaksanakan.

6) Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar dan harus dapat selalu dikontrol.

7) Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai.

8) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.

Dari berbagai uraian mengenai konsep strategi di atas, maka penulis menyimpulkan secara umum bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah seni, cara, alat dan langkah yang dapat digunakan oleh pimpinan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Bahwa strategi dapat dijadikan langkah awal bagi organisasi untuk

(19)

commit to user

mencapai tujuan dengan memperhatikan faktor-faktor yang terdapat pada organisasi baik faktor internal maupun faktor eksternal.

2.2.3 Konsep Implementasi Strategi

Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan secara detail tentang konsep-konsep strategi. Setelah mengetahui tentang konsep strategi maka pada bahasan ini menjelaskan mengenai konsep atau teori implementasi strategi. Maka dari itu konsep teori tentang implementasi strategi juga perlu dikaji.

Bahwa setiap keputusan stratejik, setiap strategi menuntut implementasinya. Tanpa implementasi, ia tidak mempunyai arti apa-apa. Salusu (1998:411) mendefinisikan “Implementasi strategi adalah sesuatu yang sangat peka, menuntut kehati-hatian dan bahkan pada saat penyusunan alternatif dilakukan sudah harus dipertanyakan bagaimana melaksanakan setiap alternatif itu”.

David (dalam Salusu, 1998:408-409) menjelaskan mengenai implementasi strategi sebagai berikut:

1. Implementasi strategi justru mengelola sumber daya dan berbagai kekuatan yang berkaitan dengan itu, sementara berlangsungnya kegiatan operasional.

2. Implementasi strategi berfokus pada efisiensi.

3. Implementasi strategi terutama berupa proses operasional.

4. Implementasi strategi memerlukan motivasi dan keterampilan pemimpin.

(20)

commit to user

Sementara itu, Jogiyanto (2005:75) mendefinisikan implementasi strategi sebagai berikut:

“Implementasi strategi (strategy implementation) merupakan kegiatan-kegiatan manajemen yang berhubungan dengan mengeksekusi strategi yang dipilih, mengevaluasi kinerja dengan dan melakukan perbaikan-perbaikan koreksi. Strategi perlu diimplementasi atau dieksekusi (executing strategy) secara efisien dan efektif”.

Menurut Jogiyanto (2005:75-76) mengimplementasi strategi melibatkan aspek-aspek sebagai berikut:

1. Membangun semua kemampuan organisasi untuk membawa strategi supaya berhasil.

2. Membuat anggaran-anggaran yang mengarahkan sumber-sumber daya keaktivitas-aktivitas internal yang kritis supaya strategi yang ada berhasil.

3. Membangun kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur operasi yang mendukung strategi.

4. Memotivasi orang dengan cara mendorong mereka untuk mencapai sasaran-sasaran target secara bersemangat dan jika perlu dimodifikasi tugas-tugas dan perilaku-perilaku mereka supaya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pelaksanaan strategi yang berhasil.

5. Menghubungkan struktur penghargaan kehasil-hasil pencapaian target. 6. Menciptakan kultur dan suasana kerja yang kondusif untuk mencapai

pengimplementasian dan pengeksekusian strategi yang berhasil.

7. Menginstalasi informasi, komunikasi, dan sistem-sistem operasi yang memungkinkan personel-personel di perusahaan mampu untuk melakukan peran stratejiknya dengan berhasil.

8. Menerapkan praktek-praktek dan program-program kerja terbaik untuk perbaikan-perbaikan menerus.

9. Mendorong kepemimpinan internal yang dibutuhkan untuk mendorong penerapan ke depan dan selalu meningkatkan bagaimana strategi seharusnya dieksekusi.

Jogiyanto (2005:76) mengatakan “Sasaran dari implementasi strategi adalah membuat keserasian yang kuat antara cara sesuatu dilakukan secara internal untuk mengeksekusi strategi dengan apa yang harus dilakukan supaya strategi tersebut berhasil”. Keserasian yang paling penting adalah

(21)

commit to user

antara strategi dengan kemampuan-kemampuan organisasi dan antara strategi dan kultur organisasi”. Untuk menjamin bahwa strategi baru itu akan berhasil, diperlukan kebijaksanaan organisasi yang akan menyiapkan semua fasilitas yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul selama implementasi. Kebijaksanaan itu berkaitan dengan pedoman pelaksanaan, metode kerja, prosedur, peraturan-peraturan, formulir-formulir dan segala sesuatu yang diperlukan untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi karyawan dalam menyukseskan pencapaian sasaran organisasi. Dengan kata lain kebijaksanaan diperlukan untuk mencegah timbulnya tindakan independen yang berarti memelihara ketergantungan satu pada yang lain, memperkecil keputusan-keputusan zig zag dan praktek-praktek yang kontradiktif (Salusu, 1998:412).

Hunger dan Wheelen (2001:17) mendefinisikan “Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Implementasi strategi sering melibatkan keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber daya”.

Salusu (1998:413-424) menyebutkan skenario implementasi strategi antara lain sebagi berikut:

1. Pengangkatan direktur program 2. Siapa direktur program itu 3. Analogi dengan arsitek

4. Penyempurnaan struktur organisasi 5. Sentralisasi-Desentralisasi

6. Spesifikasi pekerjaan

7. Rencana, Program dan Anggaran 8. Uraian tugas

(22)

commit to user 9. Rutinisasi pekerjaan

10. Reaksi terhadap penyempurnaan struktur

Dari berbagai uraian mengenai implementasi strategi di atas maka penulis menyimpulkan secara umum bahwa implementasi strategi merupakan tindakan, kegiatan-kegiatan manajemen yang berhubungan dengan ekesekusi/pelaksanaan strategi yang dipilih secara efisien dan efektif agar strategi dapat berjalan dengan baik. Bahwa implementasi strategi dapat diwujudkan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.

Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi dalam upaya pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha, dalam hal ini penulis menggunakan teori Hunger dan Wheelen. Teori Hunger dan Wheelen digunakan untuk mengetahui indikator dalam mengimplementasikan suatu strategi. Alasan penulis memilih teori Hunger dan Wheelen karena teori tersebut menguraikan tiga indikator penting dalam implementasi suatu kegiatan secara jelas dan rinci dengan harapan implementasi suatu strategi dapat berhasil. Selanjutnya penjelasan mengenai indikator implementasi sebagai berikut. Dalam bukunya, Hunger dan Wheelen mengungkapkan bahwa untuk memulai proses implementasi strategi maka harus bisa memenuhi tiga persyaratan pertanyaan penting, yaitu:

1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategi yang telah disusun? 2. Apa yang harus dilakukan?

3. Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggungjawab dalam implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlukan? (Hunger dan Wheelen, 2001:297)

(23)

commit to user

Siapa yang akan mengimplementasi strategi, dalam hal ini berkaitan

dengan siapa saja yang akan mengimplementasikan suatu strategi, stakeholder mana saja yang akan dilibatkan dalam mengimplementasikan strategi. Bahwa jumlah pihak yang terlibat dalam implementasi strategi mungkin akan lebih banyak dibanding yang mereka yang merumuskannya. Sebagian besar pelaksana strategi adalah mereka yang berada dilingkungan organisasi. Dalam hal ini pihak-pihak yang dimaksudkan adalah mereka yang terlibat di dalam implementasi strategi dalam upaya pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha.

Apa yang harus dilakukan, untuk dapat mendukung implementasi

strategi yang telah disusun, maka harus diadakan kerjasama dengan pihak lainnya dalam mengembangkan program, anggaran, dan prosedur yang diperlukan untuk hal tersebut. Perlu diketahui definisi dari program, anggaran dan prosedur tersebut. Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan atau awal suatu usaha penelitian baru. Menurut Hunger dan Wheelen (2001:17-18):

“Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Sedangkan prosedur adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan”.

(24)

commit to user

Bagaimana strategi diimplementasi, mengorganisasi untuk

bertindak. Manajemen strategis secara keseluruhan mencakup beberapa

jenis aktivitas krusial yang berorientasi pada tindakan untuk mengimplementasi strategi: pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan. Sebelum rencana-rencana yang telah dibuat membawa kepada kinerja yang sesungguhnya, manajemen puncak harus memastikan bahwa perusahaan telah diorganisasi dengan baik, program-program mendapatkan staf yang memadai dan kegiatan-kegiatan diarahkan kepada hasil-hasil yang diinginkan

Pengorganisasian (Organizing), penetapan struktur organisasi adalah hal utama dalam mengorganisasi berbagai aktivitas dan sumber daya manusia yang tersedia dalam sebuah organisasi besar agar semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Perubahan strategi perusahaan mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam struktur organisasi dan keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu).

Penyusunan staf (Staffing), implementasi strategi dan kebijakan baru sering membutuhkan prioritas-prioritas baru dalam manajemen sumber daya manusia dan penggunaan yang berbeda atas sumber daya manusia yang tersedia. Beberapa perubahan tertentu mungkin berarti mempekerjakan orang baru dengan keterampilan baru, memecat orang dengan keterampilan yang tidak sesuai atau tidak mampu memenuhi standar dan atau melatih kembali karyawan yang ada untuk mempelajari keterampilan atau keahlian

(25)

commit to user

baru. Sama seperti struktur, kebutuhan penataan staf juga hampir dapat dipastikan mengikuti perubahan strategi.

Pengarahan (Directing), implementasi juga melibatkan pengarahan karyawan untuk menggunakan kemampuan dan keahlian mereka pada tingkat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai sasaran organisasi. Tanpa adanya pengarahan, karyawan cenderung melakukan pekerjaan mereka menurut cara pandang mereka pribadi tentang tugas-tugas apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana dilakukan dan untuk tujuan apa. Pengarahan dapat berbentuk kepemimpinan dari pihak manajemen, mengkomunikasikan norma perilaku dari budaya organisasi atau membangun kesepakatan diantara para pekerja sendiri dalam kelompok-kelompok kerja yang otonom.

Pengawasan (Controlling), proses pengawasan yang dilakukan selama implementasi strategi sedang dilaksanakan. Dengan adanya pengawaasan ini, maka dapat dibandingkan antara kinerja organisasi dengan hasil yang diinginkan apakah implementasi strateginya dapat berjalan maksimal sesuai dengan hasil yang diinginkan.

2.2.4 Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN)

Berdasarkan (Peraturan direktur Jenderal Perhubungan Darat NOMOR: SK.1905/KP.801/DRJD/2010, Pasal 1) dijelaskan bahwa:

“Penghargaan Wahana Tata Nugraha adalah kegiatan pemberian penghargaan atas kemampuan daerah dan peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan, yang diikuti oleh seluruh kota di Indonesia dan dalam rangka pembinaan Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap

(26)

commit to user

penyelenggaraan kinerja sistem transportasi perkotaan sehingga tercipta sistem lalu lintas dan angkutan kota yang tertib, lancar, selamat, aman, efisien, berkelanjutan dan menjamin ekuitas hak pengguna jalan”.

Sementara itu, berdasarkan (Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 13 Tahun 2006) dijelaskan pula bahwa:

“Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan kepada pemerintah daerah sebagai perwujudan pembinaan pemerintah dalam menata transportasi perkotaan secara berkelanjutan yang berbasis kepentingan masyarakat dan lingkungan. Visi penghargaan Wahana Tata Nugraha adalah terciptanya penyelenggaraan transportasi perkotaan yang selamat, tertib, lancar, efisien, handal dan berkelanjutan. Sedangkan misi penghargaan Wahana Tata Nugraha adalah mendorong pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerak kabupaten/kota untuk mewujudkan menyelenggarakan transportasi yang selamat, tertib, lancar, efisien, handal dan berkelanjutan”.

Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota merupakan kegiatan lomba yang dilaksanakan setiap tahun oleh Departemen Perhubungan yang diikuti oleh seluruh kota di Indonesia dengan tujuan:

a. Membina Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan kota. b. Memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota dalam meningkatkan tertib lalu lintas dan angkutan kota dalam rangka mewujudkan pelayanan angkutan umum sebagai pelayanan publik dan sistem transportasi perkotaan yang handal dan berkelanjutan.

c. Mendorong peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan disiplin berlalu lintas di jalan (Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 13 Tahun 2006).

Penilaian Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota dilaksanakan secara berjenjang, dalam dua tahap yaitu:

a. Tahap pertama penilaian tingkat provinsi untuk menentukan kota-kota yang akan diajukan ke penilaian tingkat nasional.

b. Tahap kedua penilaian tingkat nasional untuk menentukan kota-kota yang akan mendapatkan penghargaan (Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 13 Tahun 2006).

(27)

commit to user

Pemenang Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota diberikan penghargaan Wahana Tata Nugraha yang terdiri dari:

a. Plakat Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota. b. Piala Wahana Tata Nugraha.

c. Piala Wahana Tata Nugraha Kencana (Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 13 Tahun 2006).

Berdasarkan (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 5 Tahun 2010 Pasal 1 dan Pasal 2) dijelaskan bahwa:

“Untuk membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan serta untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan, pemerintah memberikan penghargaan Wahana Tata Nugraha kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota atas kemampuan daerah dan peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan penyelenggaraan kinerja sistem transportasi perkotaan dalam tercipta sistem lalu lintas dan angkutan kota yang tertib, lancar, selamat, tertib, efisien, berkelanjutan dan menjamin ekuitas hak pengguna”.

Pemberian penghargaan Wahana Tata Nugraha kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan transportasi di wilayah perkotaan yang handal, berkelanjutan dan menjamin kesamaan hak pengguna jalan serta meningkatkan peran serta masyarakat dan dalam disiplin berlalu lintas sehingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 5 Tahun 2010 Pasal 3), Penghargaan Wahana Tata Nugraha diberikan berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan sistem transportasi perkotaan dan dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:

a. Administrasi, meliputi: 1. Perencanaan

(28)

commit to user 2. Pendanaan

3. Kelembagaan dan peraturan perundang-undangan 4. Sumber daya manusia

5. Angkutan 6. Prasarana 7. Lalu lintas 8. Lingkungan

b. Teknis dan Operasional yang meliputi: 1. Sarana

2. Prasarana 3. Lalu lintas

4. Pelayanan kepada masyarakat

c. Komitmen (political will) kepala daerah dan kebijakan kepala daerah dalam pengembangan dan pembangunan transportasi perkotaan.

Penilaian kinerja penyelenggaraan sistem transportasi terhadap kabupaten/kota dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk sebagai berikut:

1. Kota Kecil : Jumlah penduduk ≤ 100.000 jiwa.

2. Kota Sedang : Jumlah penduduk 100.001-500.000 jiwa. 3. Kota Besar : Jumlah penduduk 500.001-1.000.000 jiwa. 4. Kota Raya : Jumlah penduduk ˃ 1.000.000 jiwa.

Berdasarkan Peraturan Menteri PerhubunganNomor: KM 13 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan penilaian dibentuk: a. Panitia Tingkat Provinsi dan

b. Panitia Tingkat Nasional.

2. Anggota Panitia Tingkat Provinsi, terdiri dari unsur-unsur Pemerintah Daerah Provinsi, instansi terkait dan dapat mengikut sertakan organisasi kemasyarakatan di bidang transportasi.

3. Panitia Tingkat Provinsi dibentuk dengan Keputusan Gubernur dan mempunyai tugas menilai dan menetapkan kota yang akan diajukan untuk mengikuti Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota Tingkat Nasional.

(29)

commit to user

4. Anggota Panitia Tingkat Nasional, terdiri dari unsur-unsur Departemen Perhubungan, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Komunikasi dan Informasi, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pendidikan Nasional, PT. AK. Jasa Raharja, serta Organisasi Kemasyarakatan di bidang transportasi.

5. Panitia Tingkat Nasional dibentuk dengan Keputusan Menteri Perhubungan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat atas nama Menteri Perhubungan dan mempunyai tugas menilai, dan mengusulkan kota-kota penerima penghargaan kepada Menteri Perhubungan.

6. Penilaian pada tahap pertama dilakukan terhadap dokumen yang meliputi aspek administrasi dan teknis di bidang transportasi kota.

7. Aspek administrasi meliputi unsur-unsur: a. Kelembagaan

b. Sumber Daya Manusia c. Perencanaan dan Program d. Finansial

8. Aspek teknis meliputi unsur-unsur: a. Prasarana

b. Sarana c. Lalu lintas

9. Masing-masing unsur dalam penilaian administrasi mempunyai bobot penilaian sebagai berikut:

a. Kelembagaan: (15%)

b. Sumber Daya Manusia: (40%) c. Perencanaan dan Program: (25%)

d. Finansial: (20%)

10. Masing-masing unsur dalam penilaian teknis mempunyai bobot penilaian sebagai berikut:

a. Prasarana: (50%)

b. Sarana: (20%)

c. Lalu lintas: (30%)

11. Perbandingan bobot penilaian antara aspek administrasi dan aspek teknis adalah sebesar 40 : 60.

12. Penilaian tahap pertama dari masing-masing unsur administrasi dan teknis yang dilakukan oleh Panitia Tingkat Provinsi.

(30)

commit to user

2.2.5 Implementasi Strategi dalam Pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha oleh Dishubkominfo Kabupaten Karanganyar.

Dalam implementasi strategi dalam upaya pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha ini dishubkominfo telah melakukan berbagai strategi yang mendukung dalam pencapaian penghargaan tersebut. Strategi tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (renstra) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Tahun 2014-2018 yaitu

1. Strategi Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Memperhatikan visi misi bupati Karanganyar terpilih 2014-2018, pertumbuhan ekonomi menjadi arah pembangunan lima tahun kedepan dengan jabaran misi penciptaan 10.000 wirausahawan mandiri. Untuk menggenjot produktivitas di sektor ekonomi, ketersediaan infrastruktur yang memadahi jelas menjadi faktor penting, untuk itu Pembangunan Infrastruktur Menyeluruh menjadi misi pertama. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika selaku salah satu SKPD pengampu program pembangunan infrastruktur, mengambil peran khususnya di sektor transportasi dan kominfo.

Di atas merupakan strategi yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karanganyar, yang mana strategi tersebut berkaitan dengan pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Untuk melihat bagaimana Implementasi strategi dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teori

(31)

commit to user

Hunger dan Wheelen. Bahwa untuk megetahui implementasi strategi maka harus bisa memenuhi paling tidak dua persyaratan, yaitu:

1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategi yang telah disusun? 2. Apa yang harus dilakukan?

Dua pertanyaan pokok menurut Hunger dan Wheelen tersebut merupakan indikator dalam mengetahui proses implementasi strategi. Dalam hal kaitannya dengan implementasi strategi yang dilakukan Dishubkominfo dalam upaya mencapai Penghargaan Wahana Tata Nugraha tersebut, maka dalam hal ini difokuskan pada dua indikator yaitu tentang pihak-pihak (stakeholders) yang berwenang dalam mengimplementasikan strategi adalah seluruh SDM yang ada pada Dishubkominfo khususnya bagian perhubungan karena merekalah yang berurusan langsung dengan pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Sedangkan terkait apa yang dilakukan, yaitu strategi-strategi yang ada diwujudkan kedalam 3 bagian pokok yaitu: Program, Anggaran dan Prosedur.

2.3 Kerangka Berpikir

Kabupaten Karanganyar telah ditetapkan sebagai Kota kecil penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Sebagai kota yang telah mendapatkan Penghargaan Wahana Tata Nugraha, tentu menjadikan Kabupaten Karanganyar harus dapat mempertahankan penghargaan tersebut. Terdapat suatu permasalahan yaitu pada tahun 2015 pada saat penilaian penghargaan Wahana Tata Nugraha Kabupaten Karanganyar masih terganjal untuk mencapai penghargaan tersebut. Terganjalnya mencapai penghargaan tersebut dikarenakan masih ditemui berbagai permasalahan pada aspek

(32)

commit to user

teknis dan operasional, permasalahan tersebut meliputi penataan parkir masih semrawut, angkutan umum yang ada kurang maksimal dan belum bisa membantu mobilitas masyarakat dengan baik serta fasilitas trotoar yang kurang baik dan belum menunjang keramahan bagi difabel. Dengan melihat hal tersebut Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika segera berbenah dan ketika dilakukan penilaian ulang akhirnya Kabupaten Karanganyar mendapatkan penghargaan kembali. Tentunya terdapat strategi yang diterapkan Dishubkiminfo dalam mencapai Penghargaan Wahana Tata Nugraha.

Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana implementasi strategi dalam pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Inti dari penelitian ini yaitu menyoroti implementasi strategi dengan cara menganalisis indikator implementasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori Hunger dan Wheelen dan menggunakan 2 indikator pada teori tersebut. Jadi, dapat diketahui implementasi strategi dalam pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Dengan tujuan akhir yaitu tercapainya Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

(33)

commit to user Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Kabupaten Karanganyar berturut-turut selama 4 tahun terakhir mendapatkan

Penghargaan Wahana Tata Nugraha

Strategi Dishubkominfo Kabupaten Karanganyar dalam Pencapaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha

Implementasi Strategi dalam Upaya Pencapaian Penghargaan Wahana Tata

Nugraha: 1. Pihak-pihak yang berwenang

(stakeholders) dalam

mengimplementasikan strategi. 2. Dituangkan kedalam 3 komponen

yaitu: Program, Prosedur dan Anggaran.

Hambatan-hambatan implementasi strategi

Tercapainya Penghargaan Wahana Tata Nugraha

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh karakteristik sosial ekonomi masyarakat terhadap keberhasilan pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM ) mandiri perkotaan adalah berhasil dengan

JADWAL MATA KULIAH SEMESTER GANJIL PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT1. TAHUN AKADEMIK 2015/2016 SEMESTER I

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hastuti (2014) yang bertujuan untuk menguji ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan tipe industri terhadap

Masing-masing rencana aksi mitigasi emisi GRK akan dilaksanakan oleh masing-masing lembaga/instansi yang terkait seperti yang dijabarkan pada Bab III dan Bab V. Sementara,

Hasil yang optimal tersebut dipergunakan sebagai bahan baku untuk proses deproteinasi menggunakan basa kuat (NaOH 2N) dengan variabel waktu proses 6, 12, 18, 24 jam sehingga

Model Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud

Oleh karena itu, demokratisasi lokal menghadirkan adanya peran aktor dan atau elite politik lokal yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi proses

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran kepada Warung Pecel Dedy yaitu: Sebaiknya Warung Pecel Dedy membangunkan bangunan pada rumah