• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KELARUTAN DI KELAS XI SMA

Oleh : Kartika Warman

NIM 408131064

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul Penelitian : Pengembangan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa Melalui Implementasi Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Di Kelas XI SMA

Nama Mahasiswa : Kartika Warman NIM : 408 131 064

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Kimia

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Mahmud, M.Sc NIP. 195802221989031002

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Kimia

Dekan, Ketua,

(3)

PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI INKUIRI TERBIMBING PADA

PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA

Kartika Warman (408131064)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil belajar siswa yang mendapatkan implementasi metode inkuiri terbimbing dalam pengembangan berpikir kritis dengan penerapan pembelajaran dengan konvensional dan mengetahui korelasi berpikir kritis siswa dengan hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. di kelas XI IPA SMA Swasta Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2011/ 2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA SMA Swasta Al-Ulum Medan yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang digunakan adalah sampel secara purposive sampling, yaitu kelas XI IPA2 sebanyak 36 siswa sebagai kelas ekperimen dan XI IPA3 sebanyak 37 siswa sebagai kelas kontrol. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang homogen dan terdistribusi normal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 21 soal yang telah dinyatakan valid, dan reliabel, dengan r = 0,85. Berdasarkan hasil pretes dan posttes pada saat penelitian, diperoleh rata-rata nilai gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesar 0,48 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,39. Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,166 > 1,668 pada taraf signifikansi α = 0,05 dan db = 70. Hal ini berarti terima Ha yang berarti hasil belajar kimia siswa setelah diberikan perlakuan implementasi inkuiri terbimbing tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam pengembangan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA Swasta Al-Ulum Medan Tahun Ajaran 2011/2012.

(4)

DEVELOPMENT OF CRITICAL THINKING THROUGH THE IMPLEMENTATION OF LEARNING TO LEARNING GUIDED

INQUIRY SOLUBILITY AND PRODUCT SOLUBILITY CLASS XI HIGH SCHOOL

Kartika Warman (408131064)

ABSTRACT

This study aims to know the learning outcomes of students who have guided the implementation of methods of inquiry in the development of critical thinking by the application of conventional learning with critical thinking and find out the correlation with student learning outcomes of students after learning through guided inquiry method of learning on the solubility and solubility Instruments used in this study is to test learning outcomes in the form of multiple choice questions with a number of 21 questions which have been declared valid, and reliable, with r = 0.85. Based on the results of the pretest and posttes during the study, obtained an average value for the class of experiments normalized gain of 0.48 and 0.39 for the class of controls. The results obtained by testing the hypothesis tcount> TTable is 2.166> 1.668 at the significance level α = 0.05 and db = 70. This means thank Ha which means the study of chemistry students after implementation of the treatment given guided inquiry is not higher than the conventional learning in the development of critical thinking of students in learning the product of solubility and solubility in Al-Ulum Private High School Field School Year 2011/2012.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Error! Bookmark not defined.

Riwayat Hidup Error! Bookmark not defined.

Abstrak Error! Bookmark not defined.

Abstract Error! Bookmark not defined.

Kata Pengantar Error! Bookmark not defined.

Daftar Isi i

Daftar Gambar iv

Daftar Tabel v

Daftar Lampiran vi

BAB I PENDAHULUAN Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Masalah Error! Bookmark not defined. 1.2. Ruang Lingkup Error! Bookmark not defined. 1.3. Rumusan Masalah Error! Bookmark not defined. 1.4. Batasan Masalah Error! Bookmark not defined. 1.5. Tujuan Penelitian Error! Bookmark not defined. 1.6. Manfaat Penelitian Error! Bookmark not defined. 1.7. Defenisi Operasional Error! Bookmark not defined. 2.1. Kerangka Teoritis Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Hakekat Belajar dan Mengajar Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Kemampuan Berpikir kritis Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Hasil Belajar Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Metode Pembelajaran Inkuiri Error! Bookmark not defined. 2.1.4.1. Pengertian Inkuiri Error! Bookmark not defined. 2.1.4.2. Jenis dan Tingkatan dari Inkuiri Error! Bookmark not defined. 2.1.4.3. Langkah Langkah Metode Inkuiri Terbimbing Error! Bookmark not defined.

2.1.4.4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Inkuiri Terbimbing Error! Bookmark not defined.

(6)

2.1.5.2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Solobility Products Constants) Error! Bookmark not defined.

2.1.5.3. Hubungan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Error! Bookmark not defined.

2.1.5.4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan Error! Bookmark not defined. 2.1.5.5. Hubungan Ksp dengan pH Error! Bookmark not defined. 2.1.5.6. Penggunaan Konsep Ksp Dalam Pemisahan Zat Error! Bookmark not defined.

2.2. Kerangka Konseptual Error! Bookmark not defined. 2.3. Rumusan Hipotesis Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Error! Bookmark not defined. 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.2. Populasi Dan Sampel Error! Bookmark not defined. 3.2.1. Populasi Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.2.2. Sampel Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.3. Variabel Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.3.1. Variabel Bebas Error! Bookmark not defined. 3.3.2. Variabel Terikat Error! Bookmark not defined. 3.4. Jenis dan Sumber Data Error! Bookmark not defined.

3.4.1. Jenis Data Error! Bookmark not defined.

(7)

3.9.3. Uji Hipotesis Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.9.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Error! Bookmark not defined.

4.1. Alat Pengumpul Data Error! Bookmark not defined. 4.1.1. Validitas Instrumen Tes Error! Bookmark not defined. 4.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes Error! Bookmark not defined. 4.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Error! Bookmark not defined. 4.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes Error! Bookmark not defined. 4.2. Hasil Penelitian Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian Error! Bookmark not defined. 4.3. Analisis Data Hasil Penelitian Error! Bookmark not defined. 4.3.1. Uji Normalitas Data Error! Bookmark not defined. 4.3.2. Uji Homogenitas Data Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Uji Hipotesis Penelitian Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Error! Bookmark not defined. 4.3.5 Korelasi Berpikir Kritis Dengan Hasil BelajarError! Bookmark not defined. 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Error! Bookmark not defined.

5.1. Kesimpulan Error! Bookmark not defined.

5.2. Saran Error! Bookmark not defined.

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis dan Tingkatan Inkuiri Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.1. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Tes dan Post-Tes Kelas Sampel

Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2. Uji Normalitas Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3. Uji Homogenitas Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4. Uji Hipotesis Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Pengujian Korelasi Error! Bookmark not defined. Tabel 10. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Error! Bookmark

not defined.

Tabel 13. Ringkasan Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Error! Bookmark not defined.

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Error! Bookmark not defined. Gambar 4 . Peningkatan Hasil Belajar siswa Error! Bookmark not defined. Gambar 23.1. Preview Tempat Penelitian Error! Bookmark not defined. Gambar 23.2. Peneliti Menjelaskan Materi (Kelas Ekperimen) Error!

Bookmark not defined.

Gambar 23.3. Peneliti Menjelaskan Materi (Kelas Kontrol) Error! Bookmark not defined.

Gambar 23.4. Siswa Sedang Melakukan Penemuan (Kelas Ekperimen) Error! Bookmark not defined.

Gambar 23.5. Peneliti Sedang Mengawasi Pelaskanaan Post-Tes (Kelas

Ekperimen) Error! Bookmark not defined. Gambar 23.6. Peneliti Sedang Mengawasi Pelaskanaan Post-Tes (Kelas

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu wadah yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dalam aspek kehidupan yang sangat penting peranannya dengan upaya membina dan membentuk manusia yang berkualitas tinggi. Dalam pendidikan terjadi proses pengembangan diri individu dari kepribadian seseorang yang dengan tanggung jawab untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap nilai-nilai sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannnya. Peran guru sangat penting dalam membentuk siswa dapat belajar dengan efektia. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar. Menurut R.Soedjadi bahwa : ‘‘ Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu’’. Tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2003.

Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya merupakan kemampuan berpikir kritis yang masih belum terjiwai oleh siswa sehingga belum berfungsi secara maksimal. Dalam hal berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangaan Reber (Syah, 2010). Rendahnnya keterlibatan siswa menutup kesempatan siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Dalam hal ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang merupakan fungsi dan tujuan pelajaran kimia yang bertindak sebagai wadahnya.

(11)

Kimia merupakan ilmu yang awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Beberapa pengalaman pendidikan kimia yang sering dihadapi oleh guru - guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) bahwa kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya dikarenakan konsep-konsep dalam ilmu kimia yang bersifat abstrak.

Pada pembelajaran kimia khususnya pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan sering ditemukan kesulitan siswa dalam memahami materi tersebut. Hal ini disebabkan karena pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa dituntut untuk menghapal teori dan juga berhitung (eksakta). Sedangkan yang terjadi di lapangan, guru hanya menyajikan dengan cara konvensional atau ceramah sehingga siswa tidak tertarik untuk mendengarkan dan mempelajarinya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menggunakan metode yang dapat mendorong siswa untuk bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menggunakan implementasi pembelajaran inkuiri. Implementasi pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan dengan implementasi pembelajaran inkuiri. Melalui implementasi pembelajaran ini siswa diharapkan aktif dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat mengembangkan strategi intelektual dan dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Metode inkuiri yang digunakan adalah metode pembelajaran inkuiri terbimbing, yang merupakan pembelajaran masalah dan perencanaannya disusun oleh guru.

(12)

Penelitian mengenai penerapan metode inkuiri pun pernah dilakukan oleh Zainuddin M dan Pikek A (2009) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan metode inkuiri berbasis kelas dalam pembelajaran struktur atom”. dalam penelitian tersebut diketahui bahwa penerapan metode inkuiri berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan tingkat hasil belajar dengan penerapan konvensional. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara penerapan inkuiri di tiga sekolah yaitu dengan persentasi perbedaan hasil belajar sebesar 64,37%.

Beberapa penelitian lainnya seperti Makrina (2007) melakukan penelitian tentang implementasi strategi inkuiri terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi menyatakan bahwa pengaruh strategi inkuiri meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yaitu 29,81 % dibandingkan dengan strategi konvensional, 25,79 % lebih tinggi dibanding siswa yang belajar dengan strategi tidak terbimbing. Penelitian tentang metode penemuan terbimbing sebelumnya juga pernah diteliti oleh Dewi (2008) yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing secara kelompok lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode penemuan terbimbing secara individual.

(13)

1.2. Ruang Lingkup

Adapun masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa ditentukan oleh sejumlah faktor, baik yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi minat, bakat, kecerdasan, motivasi, dan lain-lain yang bersumber dari luar diri siswa yang meliputi sarana dan prasarana kemampuan guru dan metode pembelajaran yang digunakan.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia yang masih rendah.

3. Cara belajar kimia siswa yang kurang efektif yang tidak memberikan ruang untuk berimajinatif dan berpikir kritis siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, rumusan masalah yang dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar siswa yang mendapat implementasi inkuiri terbimbing pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan lebih tinggi dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran dengan konvensional?

2. Bagaimana korelasi berpikir kritis siswa dengan hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan ?

1.4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:

(14)

2. Kemampuan berpikir kritis siswa akan diukur menggunakan pertanyaan essay C2-C4, sedangkan hasil belajar siswa hanya kemampuan kognitif jenjang C1-C4.

3. Penelitian ini dilaksanankan di kelas XI-IPA SMA.

1.5. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari masalah yang akan diteliti secara umum, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut untuk :

1. Mengetahui hasil belajar siswa yang mendapatkan implementasi metode inkuiri terbimbing dalam pengembangan berpikir kritis dengan penerapan pembelajaran dengan konvensional.

2. Mengetahui korelasi berpikir kritis siswa dengan hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritisnya ialah bahwa hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah teori pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran kimia. Dan manfaat praktisinya dapat dikemukan sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Membuat siswa lebih berpikir kritis terhadap materi kimia, khususnya materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

(15)

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru mata pelajaran kimia untuk merencanakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan penelitian sebagai calon guru mengenai keterampilan berpikir kritis siswa dan metode inkuiri terbimbing. Pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan ketika mengajar.

1.7. Defenisi Operasional

1. Inkuiri terbimbing adalah pembelajran inkuiri yang direncanakan, disusun, dan diawasi secara penuh oleh guru untuk memandu/membimbing siswa dalam melakukan tahapan inkuiri sehingga menemukan konsep serta memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai suatu konsep dan secara perlahan-lahan siswa belajar mendiri (Kuhlthau, 2007). Dalam hal ini guru memberikan tuntutan dan bimbingan, menyediakan peralatan dan bahan-bahan yang akan ditangani oleh masing-masing siswa.

2. Berpikir kritis didefenisiskan sebagai pola berpikir reflektif yang difokuskan pada membuat keputusan mengenai apa yang diyakini atau dilakukan (Ennis dalam Suprapto, 2007). Dengan demikian berpikir kritis adalah berlatih atu memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat (Bobbi D dan Mike H , 2000).

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisa data dan pembahasan dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:

1. Hasil belajar siswa yang mendapatkan implementasi metode inkuiri terbimbing lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode konvensional pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI SMA Al-Ulum Medan.

2. Dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa dengan mendapatkan implementasi metode inkuiri terbimbing sebesar 48 % dan peningkatan hasil belajar siswa dengan mendapatkan implementasi metode konvensioanal sebesar 40 %.

3. Hubungan berpikir kritis siswa dengan hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan yaitu sebesar 0,508. Berdasarkan kategorinya korelasi yang ditemukan sebesar 0,508 termasuk pada kategori Sedang. Jadi terdapat hubungan yang rendah antara hasil belajar siswa dan berpikir kritis siswa berdasarkan product moment yang diperoleh.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran kimia agar memilih metode yang paling sesuai dengan konsep kimia agar dapat menunjang proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. Dan dalam mengajarkan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan diharapkan dapat menggunakan metode inkuiri terbimbing, dimana

(17)

guru dapat memotivasi siswa untuk dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas dan dapat mengembangkan berpikir kritis siswa.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Dahar, R.W., (1996), Teori-Teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Deporter, B dan Mike H. 1999. Quantum Learning. Penerbit Kaifa, Bandung.

Dewi, H., (2008), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang di Ajar Dengan Metode

Universitas, terj, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kuhlthau, C., (2007). InstroductionGuided Inquiry: Learning in the 21st Century

(Online). http//www.cissl.com/guidedinquiry50609/CISSL.mht, (12 Februari 2012).

Liliasari, (2009), Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/jurnal_penelitian _pendidikan/

, (diakses 10 Februari 2012).

Muchtar, Z dan Pikek A, (2009), Penerapan Metode Inkuiri Berbasis Kelas

Dalam Pembelajaran Struktur Atom, Journal Pendidikan Matematika Dan

Sains Vol 4 (1) : 1907-7157.

Riyanto, N dan Yustisia, A., (2009), Super Genius Olimpiade Kimia SMA,

Penerbit Pustaka Widyatama, Jakarta

(19)

Silitonga, P M, (2009), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Sinaga, Ave Marsh K, (2011), Pengaruh Bahan Ajar Dan Media Pengajaran Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di SMA, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan

Sanjaya, Wina, (2006), Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta .

Sucianti, Wiwid., (2008), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Metode Inkuiri Secara Kelompok Dengan Secara Individu Di

Kelas V SD Negeri 101921 Beringin Tahun 2008/2009, Skripsi, FMIPA,

UNIMED, Medan.

Sudjana, S., (2005), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, S., (2005), Metode Statistika, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiono., (2001), Metode Penelitian Administrasi, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Suparno, Suhaenah., (2000), Membangun Kompentensi Belajar, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suryanti, Retno D ., (2010), Stetegi Pembelajaran Kimia. Penerbit Graha Ilmu : Jakarta.

Susilowati, Endang,. (2007), Sains Kimia Prinsip dan Terapannya 2B. Penerbit Tiga Serangkai, Solo.

Syah, Muhibbin., (2010), Psikologi Pendidiakan Dengan Pendekatan Baru, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tambunan, M.M dan Simanjuntak, A., (2008), Strategi Belajar Mengajar,

FMIPA UNIMED, Medan

Triantro, (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivis, Prestasi Pustaka. Jakarta

Utami, Budi., (2009), Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Namun begitu setelah melihat kepada hegemoni dengan lebih mendalam, hegemoni budaya tidak berlaku secara mutlak dalam konteks ketuanan Melayu kerana masih wujud elemen

Jasa Konsultansi Identifikasi Zona dan Blok Sistem Jaringan Air Minum Kota Tebing Tinggi. JB: Barang/jasa JP:

Memberikan pemahaman melalui penelitian tentang pengaruh struktur modal dengan performa keuangan (yang digambarkan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan

(3) Rencana Kebutuhan Biaya KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan Panwaslu untuk pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah belum sesuai dengan yang tercantum

Bagi peserta pelatihan dapat membagi pengetahuanpengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam pelatihan kepada teman-teman remaja puteri yang lain yang belum

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;.. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar

Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari