• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI NASKAH PIDATO YANG DIBACAKAN SISWA KELAS X SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI NASKAH PIDATO YANG DIBACAKAN SISWA KELAS X SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010”."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Berliana Pika Pasaribu. NIM 04310040. “Hubungan Kemampuan Menyimak Intensif dengan Kemampuan Menuliskan Kembali Naskah Pidato yang Dibacakan Siswa Kelas X SMA Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010”.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kemampuan menyimak intensif pidato dengan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran 2008/2009.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran 2008/2009 yang berjumlah 360 orang. Sampelnya 14,5% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 40 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasi.

Data kemampuan menyimak intensif pidato dan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa dijaring yang masing-masing menggunakan objektif tes yang valid sebanyak 20 soal yang disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum dilakukan pengujian data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa data berdistribusi normal.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan interaksi. Interaksi ini didukung oleh alat komunikasi yaitu bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebab dipergunakan sebagai sarana komunikasi dalam interaksi sosial masyarakat.

Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Begitu pula sebaliknya, dengan bahasa seseorang dapat memahami apa yang disampaikan kepadanya. Dalam mengungkapkan gagasan dan perasaannya, seseorang harus memiliki keterampilan berbahasa untuk menyampaikannya secara lisan maupun tertulis. Karena itu, keterampilan berbahasa sangat penting bagi setiap individu dalam hubungannya sebagai pemakai bahasa dalam kehidupan bermasyarakat.

Didalam berbahasa ada empat aspek keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menyimak merupakan aspek pertama dari keterampilan berbahasa. Dalam proses belajar mengajar, keterampilan menyimak sangat penting karena tanpa adanya keterampilan tersebut maka siswa akan sulit memahami apa yang ia dengar dan terima dari gurunya. Menyimak berarti mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman.

(3)

Oleh karena itu, pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan dan perencanaan yang disertai perhatian dan minat yang tinggi. Dalam hal ini, intensitas perhatian dan minat lebih banyak diperlukan dari sekedar mendengar.

Keterampilan menulis juga sama pentingnya dengan keterampilan menyimak. Sebagai salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa, menulis juga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Keterampilan ini sangat dibutuhkan siswa dalam proses belajar mengajar, baik itu dalam menulis pengalaman pribadi, menyadur, menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan bahkan menulis kembali sesuatu yang dibacakan atau disimak dari gurunya.

(4)

diperlukan tidak hanya sekedar menyimak biasa melainkan menyimak intensif (menyimak yang lebih sungguh-sungguh dan terarah) .

Dalam dunia pendidikan sering ditemukan banyak siswa yang kurang memilki kemampuan untuk menuliskan kembali apa yang telah mereka simak. meskipun pelajaran tentang menulis telah diajarkan, namun kekurangcermatan siswa dalam menerima apa yang diberikan gurunya terlihat kurang baik. Menurut Barnas dalam (http:/www.gogle.com) bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam menuliskan informasi yang telah disimaknya disebabkan masih kurangnya motivasi siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis dan menyimaknya.

Dalam Silabus KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran ) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat SMA, salah satu kompetensi ynag harus dicapai siswa adalah mampu menuliskan kembali infomasi yang disimak. Untuk dapat menulis kembali informasi yang disimak dengan sempurna, diperlukan konsentrasi dan kepekaan yang tinggi. Demikian juga halnya dalam menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan, tidak hanya sekedar diperlukan penguasan kalimat atau EYD saja tetapi juga diperlukan konsentrasi siswa dalam menyimak naskah pidato yang dibacakan tersebut. Disini siswa dituntut untuk mendengarkan dan menyimak pidato tersebut dengan sunguh-sungguh (secara intensif).

(5)

pada saat penulis mengikuti kegiatan PPL, rata-rata hasil belajar siswa belum begitu memuaskan baik dari segi isi maupun penulisannya.

Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan dalam (http:// gogle.com) yang menyatakan bahwa “kemampuan menulis siswa masih sangat kurang, mereka belum mampu menyatakan gagasan secara sempurna baik lisan maupun tulisan.” Oleh karena itu penulis ingin melihat apakah adakah hubungan yang signifikan antara menyimak intensif dengan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berminat untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian yang berjudul “Hubungan Kemampuan Menyimak Intensif dengan Kemampuan Menuliskan Kembali Naskah Pidato yang Dibacakan Siswa Kelas X SMA Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi. Masalah-masalah tersebut terlihat dibawah ini :

1. Siswa mengalami kendala dalam menyimak intensif pada saat proses belajar mengajar.

2. Siswa mengalami kendala dalam menuliskan kembali naskah pidato. 3. Sejauh mana kemampuan menyimak intensif siswa dalam proses belajar

(6)

4. Sejauh mana kemampuan siswa menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan ?

5. Apakah ada hubungan kemampuan menyimak intensif dengan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan ?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hasil yang lebih baik dan terperinci serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, penelitian ini terhindar dari kesimpangsiuran dan lebih terfokus pada pokok permasalahan. Oleh karena itu, penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan apakah ada hubungan kemampuan menyimak intensif dengan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan T.P.2009/2010. D. Rumusan Masalah

Ada tiga hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah kemampuan menyimak intensif siswa kelas X SMA

Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010?

2. Bagaimana kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010?

(7)

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan. Tujuan dirumuskan untuk mendapatkan gambaran dari hasil yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk menggambarkan kemampuan menyimak intensif siswa kelas X SMA Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

2. Untuk menggambarkan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010

3. Untuk menggambarkan hubungan kemampuan menyimak intensif dengan kempuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siwa kelas X SMA Pencawan Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil yang dapat diaplikasikan khususnya dalam dunia pendidikan. Adapun manafaat penelitian ini yaitu :

1. Sebagai sumber informasi mengenai tingkat kemampuan menyimak intensif siswa dan kemampuan siswa menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan.

(8)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka diambil simpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan menyimak intensif pidato siswa kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran 2009/2010 tergolong sedang yaitu antara skor 50-90 dengan rata-rata 74,63.

2. Kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran 2009/2010 tergolong sedang yaitu antara nilai 60-dan 80 dengan rata-rata 71,5.

3. Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,749 menyatakan bahwa hubungan antara kemampuan menyimak intensif pidato dengan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran 2009/2010 adalah tinggi. Koefisien korelasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah 0,749. Nilai rtabel product moment untuk sampel 40 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh rtabel tersebut 0,312, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kemampuan menyimak intensif pidato dengan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato yang dibacakan siswa kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran 2008/2009.

(9)

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan 1. Hendaknya seluruh kelas X SMA Pencawan Medan tahun pembelajaran

2008/2009 lebih meningkatkan kemampuan menyimak intensif pidato dan kemampuan menuliskan kembali naskah pidato.

2. Hendaknya para guru bidang studi bahasa Indonesia selalu menekankan kepada siswa betapa pentingnya pelajaran bahasa Indonesia untuk dipelajari.

(10)

DAFTAR PUSTAKA Anwar. 2005. Pengajaran Menyimak. Jakarta: Depdikbud.

Asy’ari, Imam. 1984. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud. Alwi, H. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi.2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

________ . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Barnas. 2008. Meningkatkan Kemampuan Menulis. (www.google.com) diakses tanggal 27 Januari 2009.

Barus, Dedi. 2004. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hadinegoro, Luqman. 2003. Teknik Seni Berpidato Mutakhir (Dalam Teori dan Praktek). Yogyakarta: Absolut.

Karmisa. 1990. Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegoisasi. Ledarero: Kanisius.

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Sudjana. 2002. Metode Statistika (Edisi ke-5). Bandung: Tarsito.

Suparno, dkk. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Surimiharjo, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Suryadi. 2003.Bagaimana Membuat Pidato yang Efektif(edisi ke-6). Jakarta: Binarupa Aksara.

Suryanto dan Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Tanggerang: Esis.

Tarigan, H.G. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

2OIO tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah penggunaan pipa mikro- pori sebagai difuser dengan bentuk yang berbeda dapat menghasilkan gelembung yang mampu memperbaiki

Ario Wirawan Salatiga, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 12 + 98 halaman, 51 lampiran.. Salah satu peran penting perawat

Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 8 huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil

penulis akan membuat karya boneka rajutan dengan bertemakan

variable reliability, variable responsiveness, variable assurance, the variable empathy with patient satisfaction in maternity services in BPM Martini Boyolali. There is a

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah bentuk FTA terhadap muka negatif mitra tutur dan strategi kesantunan dalam tuturan Mario

• Control over amount of services • Optional use of services. • Simplicity of the