• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI)."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: /FPEB/388/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF PESERTA DIDIK

(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Putri Siti Adawiyah 1000728

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik

(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI)

Oleh

Putri Siti Adawiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Putri Siti Adawiyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF PESERTA DIDIK

(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI)

Bandung, Juli 2014 Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. H. Disman M. S NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 7

1.3 TujuandanManfaatPenelitian ... 8

1.3.1 TujuanPenelitian ... 8

1.3.2 ManfaatPenelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 11

2.1 KajianPustaka ... 11

2.1.1 KonsepKemampuanBerfikir ... 11

2.1.2 MetodePembelajaranBerbasisMasalah ... 14

2.1.2.1 PengertianMetodePembelajaranBerbasisMasalah ... 14

(5)

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah (PBL, Problem Based Learning) ... 19

2.1.3 MetodePembelajaran Discovery Learning ... 20

2.1.3.1 PengertianPembelajaan Discovery Learning ... 17

2.1.3.2 TujuanPembelajaranDiscovey Learning ... 22

2.1.3.3 Peranan Guru dalamPembelajaran Discovery Learning ... 23

2.1.3.4 KelemahandanKelebihanMetodePembelajaran Discovery Learning ... 23

2 .1.4 MetodeDiskusiKelompok ... 24

2.1.4.1 PengertianMetodeDiskusiKelompok ... 24

2.2 KerangkaPemikiran ... 26

2.3 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 ObjekdanSubjekPenelitian ... 31

3.2 MetodePenelitian ... 31

3.3 DesainPenelitian ... 32

3.4 SkenarioPembelajaran ... 33

3.5 InstrumenPeneltian ... 37

3.5.1 TesKemampuanBerfikirKreatif... 37

3.6 TeknikdanPengolahan Data ... 38

3.6.1 TeknikAnalisisUjiInstrumenPenelitian ... 38

3.6.1.1 UjiValiditas ... 38

(6)

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2 AnalisisButirSoal ... 43

3.6.2.1 UjiTarafKesukaran (TK) ... 43

3.6.3 TeknikPengumpulan Data ... 44

3.6.4 ProsedurPenelitian ... 44

3.6.5 TeknikPengolahan Data ... 46

3.6.6 TeknikAnalisisPengujian Data danHipotesis ... 47

3.6.6.1 UjiNormalitas ... 48

3.6.6.2 UjiHomogenitas ... 48

3.6.6.3 UjiHipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 HasilPenelitian ... 51

4.1.1. DeskripsiLokasiPenelitian ... 51

4.1.2 DeskripsiKelasPenelitian ... 55

4.1.3 DeskripsiKelas X Soshum 2 ... 55

4.1.4 DeskripsiKelas X Soshum 3 ... 55

4.1.5 DeskripsiKelas X Soshum 4 ... 55

4.1.6 DeskripsiPembelajaran ... 55

4.1.7 DeskripsiInstrumenPenelitian ... 57

4.1.7.1 UjiValiditas ... 57

4.1.7.2 UjiReabilitas ... 59

4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 61

(7)

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.8.1 Kelas X Soshum 3 ... 67

4.1.8.2 Kelas X Soshum 2 ... 68

4.1.8.3 Kelas X Soshum 4 ... 70

4.1.9 PerbandinganKelas X Soshum 3, X Soshum 2 dan X Soshum 4 ... 71

4.1.10 Uji Data ... 80

4.1.10.1 UjiNormalitas ... 80

4.1.10.2 UjiHomogenitas ... 84

4.1.11 HasilUjiHipotesis ... 84

4.2 Pembahasan ... 91

4.3 PembahasanKemampuanBerfikirKreatifpadaMasing-masingIndikator ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester ... 2

Tabel 1.2 HasilKemampuanBerfikirKreatif ... 5

Tabel 2.1 SintaksProblem Based Learning (PBL) danPerilaku Guru yangRelevan .. 18

Tabel 3.1 SkenarioPembelajaranPoblem Based Learning (PBL) ... 33

Tabel 3.2 SkenarioPembelajaran Discovery Learning ... 34

Tabel 3.3 SkenarioPembelajaranDiskusi ... 36

Tabel 3.4 UjiValiditas Item ... 39

Tabel 3.5 KriteriaReablitasButirSoal ... 42

Tabel 3.6 UjiReabilitas Item ... 42

Tabel 3.7 Uji Tingkat Kesukaran ... 43

Tabel 4.1 KeadaanSiswa SMA LaboratoriumPercontohan UPI ... 53

Tabel 4.2 HasilUjiValiditas Item KemampuanBerfikirKreatifKelas X Soshum 3 .... 57

Tabel 4.3 HasilUjiValiditas Item KemampuanBerfikirKreatifKelas X Soshum 2 .... 58

Tabel 4.4 HasilUjiValiditas Item KemampuanBerfikirKreatifKelas X Soshum 4 .... 59

Tabel 4.5 HsilUjiReliabilitasKelas X Soshum 3 ... 60

Tabel 4.6 HsilUjiReliabilitasKelas X Soshum 2 ... 60

Tabel 4.7 HsilUjiReliabilitasKelas X Soshum 4 ... 61

Tabel 4.8 Batas KelulusanSoalPertemuan 1 ... 61

Tabel 4.9 Batas KelulusanSoalPertemuan 2 ... 62

Tabel 4.10 Batas KelulusanSoalPertemuan 3 ... 62

Tabel 4.11 HasilUji Tingkat KelulusanKelas X Soshum 3 ... 62

(9)

xi

Tabel 4.13 HasilUji Tingkat KelulusanKelas X Soshum 4 ... 66

Tabel 4.14 HasilKemampuanBerfikirKreatifKelas X Soshum 3 ... 67

Tabel 4.15 Data Gain BerfikirKreatifKelas X Soshum 3 ... 68

Tabel 4.16 HasilKemampuanBerfikirKreatifKelas X Soshum 2 ... 69

Tabel 4.17 Data Gain BerfikirKreatifKelas X Soshum 2 ... 69

Tabel 4.18 HasilKemampuanBerfikirKreatifKelas X Soshum 4 ... 70

Tabel 4.19 Data Gain BerfikirKreatifKelas X Soshum 4 ... 71

Tabel 4.20 HasilKemampuanBerfikirKreatifPesertaDidikPertemuan ke-1 ... 71

Tabel 4.21 HasilKemampuanBerfikirKreatifPesertaDidikPertemuan ke-2 ... 74

Tabel 4.22 HasilKemampuanBerfikirKreatifPesertaDidikPertemuan ke-3 ... 77

Tabel 4.23 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 3 padaPertemuan ke-1... 80

Tabel 4.24 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 3 padaPertemuan ke-2... 80

Tabel 4.25 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 3 padaPertemuan ke-3... 81

Tabel 4.26 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 2 padaPertemuan ke-1... 81

Tabel 4.27 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 2 padaPertemuan ke-2... 82

Tabel 4.28 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 2 padaPertemuan ke-3... 82

Tabel 4.29 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 4 padaPertemuan ke-1... 83

Tabel 4.30 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 4 padaPertemuan ke-2... 83

Tabel 4.31 HasilUjiNormalitas di Kelas X Soshum 4 padaPertemuan ke-3... 83

Tabel 4.32 Data HasilUjiNormalitasKelas X Soshum 3, 2, dan 4 ... 84

Tabel 4.33 HasilUjiHipotesisPertama ... 85

Tabel 4.34 HasilUjiHipotesisKedua ... 86

(10)

xii

Tabel 4.36 HasilUjiHipotesisKeempat... 87

Tabel 4.37 HasilUjiHipotesisKelima ... 88

Tabel 4.38 HasilUjiHipotesisKeenam ... 89

Tabel 4.39 HasilUjiHipotesisKetujuh ... 89

Tabel 4.40 HasilUjiHipotesisKedelapan ... 90

(11)

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 KerangkanPemikiran ... 29

Gambar 3.1 DesainPenelitian ... 32

Gambar 3.1 Pengolahan Data ... 47

Gambar 4.1 StrukturOrganisasi ... 51

Gambar 4.2 PerbandinganantarkelaspadaPertemuan ke-1 ... 74

Gambar 4.3 PerbandinganantarkelaspadaPertemuan ke-2 ... 77

(12)

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Putri Siti Adawiyah dengan NIM 1000728 tahun 2014 ‘’Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI)’’ dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik, kurang aktif dalam proses pembelajaran dan metode mengajar guru yang kurang bervariasi. Penelitian ini dilakukan pada kelas X Soshum 2, X Soshum 3 dan X Soshum 4 di SMA Laboratorium-Percontohan UPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang pada setiap pertemuan di setiap kelasnya diberikan perlakuan yang berbeda menggunakan metode problem based learning dan metode discovery learning serta metode pembelajaran diskusi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis dalam bentuk esai. Pengolahan data dilakukan dengan uji mann-whitney. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik antara kelas X Soshum 2, X Soshum 3 dan X Soshum 4 yang menggunakan metode yang berbeda pada setiap pertemuan. Kemampuan berpikir kreatif dapat meningkat dengan menggunakan metode

problem based learning dan metode discovery learning. Dari penelitian tersebut

dinyatakan bahwa metode problem based learning dan metode discovery learning lebih sesuai diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dari pada metode diskusi. Metode problem based learning dan metode

discovery learning dinyatakan efektif dan dapat digunakan sebagai alternative

metode pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi materi koperasi.

Kata Kunci :Kemampuan Berpikir Kreatif, Problem Based Learning, Discovery

(13)

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

PutriSitiAdawiyahwith NIM 1000728 in 2014 ‘’Effect of Application Problem-Based Learning and Discovery Learning Methods Against the Creative Thinking Ability of Students (Quasi Experiment In Economics Lesson In Class X High School Laboratorium-Percontohan UPI)' under the guidance of Prof. Dr. H. Disman, MS.

The problem in this study is the low of creative thinking ability of students, less active in the learning process and teachers' teaching methods are less variable. This research was conducted at the class X Soshum 2, X Soshum 3 and X Soshum 4 in high school Laboatorium-Percontohan UPI. This study aims to determine the differences increase creative thinking skills learners at every meeting in every class was given a different treatment method that used problem based learning, discovery learning and discussion learning methods. This study used a quasi-experimental methods (quasi-experiment). The data was collected in the form of an essay writing test. Data processing was done with the Mann-Whitney test. The results showed that there are differences in creative thinking ability of students between classes X Soshum 2, X Soshum 3 and X Soshum 4 which used different methods at each meeting. creative thinking ability can be increased by using problem-based learning and discovery learning method. From these studies showed that the method of problem based learning and discovery learning method is more appropriate to be applied to enhance the learner's creative thinking ability rather than discussion method. Problem based learning method and discovery learning method is declared effective and can be used as an alternative learning method on economic subjects cooperative material.

(14)

1

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kesenjangan mutu pendidikan disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya factor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang masih terbatas dan juga kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang aka datang. Tetapi sekarang dengan adanya kurikulum 2013 diharapkan kondisi pendidikan akan mengalami peningkatan yang baik agar sumber daya manusia di Indonesia memiliki kompetensi masa depan yang unggul sehingga dapat bersaing menghadapi tantangan masa depan yang semakin kopetitif.

Untuk melihat suatu keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Prestasi belajar siswa disekolah selalu dikaitkan dengan hasil belajar sehari hari disekolah.Untuk mengetahui hasil belajar siswa disekolah yaitu dengan melihat peringkat aktualisasi dari kegiatan belajar, salah satunya ialah berbentuk prestasi belajar yang dicapai seseorang.Hal ini mengandung arti bahwa belajar merupakan manifestasi kemampuan potensi individu yang dapat dilihat dari nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS ataupun nilai UN.

(15)

2

Tabel 1.1

Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X

NO KELAS RATA-RATA

1 X SOSHUM 1 66.07

2 X SOSHUM 2 71.81

3 X SOSHUM 3 65.79

4 X SOSHUM 4 68.04

5 X SAINTEK 1 LINTAS MINAT 72.12 6 X SAINTEK 2 LINTAS MINAT 66.43 7 X SAINTEK 3 LINTAS MINAT 67.2 8 X SAINTEK 4 LINTAS MINAT 70.36

RATA-RATA 68.48

Sumber : Hasil pra penelitian, diolah

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari ke delapan kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI secara keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X dalam mata pelajaran ekonomi masih rendah yaitu sebesar 68.48 dan berada di bawah KKM. Siswa dikatakan berhasil jika nilai yang diperolehnya memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh setiap sekolah yang disebut kriteria ketuntasan minimal. Di SMA Laboratorium-Percontohan UPI, KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran ekonomi yaitu sebesar 75 dan mendapatkan predikat B.

(16)

3

metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, sumber atau bahan pelajaran, serta kurikulum yang digunakan sekolah.

Pembelajaran yang dilakukan harus interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian peserta didik. Akan tetapi pada kenyataannya proses pembelajaran sering terabaikan karena peserta didik memiliki kesempatan yang sedikit untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan guru yang berfokus pada penyelesaian materi sesuai target kurikulum. Pencapaian hasil belajar siswa pun menjadi terbatas pada aspek pegetahuan (kognitif), tetapi belum banyak mengalami perkembangan aspek senso-motorik, psikososial (afektif) dan nilai-nilai (value) (Subiantoro, 2012).

Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian dengan mengambil hanya salah satu factor saja yaitu metode pembelajaran, karena metode pembelajaran dipandang memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar karena Metode pembelajaran digunakan dengan melihat kondisi kebutuhan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki guru. Guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat, dan menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan pembelajaran dengan baik, karena pendidik dan tenaga kependidikan bekewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan logis (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pasal 40). Salah satu tujuan penting pengajaran adalah membantu peeserta didik untuk lebih kreatif (Santrock, 2010 dalam Mutmainah 2012). Keterampilan berpikir kreatif yaitu keterampilan individu dalam mengunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif dan baik, berdasarkan konsep-konsep yang rasional, persepsi, dan intuisi individu (Suprapto, 1997 dalam Mutmainah 2012).

(17)

4

setiap individu dapat berpikir kreatif perlu diberikan kebebasan dalam berpendapat agar memiliki wawasan yang luas serta pengetahuan yang memadai sesuai dengan kompetensinya (Rivai dan Murni, 2009 dalam Mutmainah 2012).Oleh sebab itu bentuk pendidikan partisipatif dengan menerapkan metode pembelajaran aktif (Active Learning) sangat diperlukan (Moeloek, 2010 dalam Mutmainah 2012). Berdasarkan kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran ekonomi harus lebih diarahkan pada proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk memperoleh berbagai kemampuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain melakukan pengambilan data awal siswa, sebagai observasi awal peneliti juga mencoba melakukan pengenalan awal terhadap materi yang dipelajari oleh siswa.Dari pengamatan selama melakukan aktifitas pembelajaran awal terlihat masih rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang cenderung pasif selama berlangsungnya proses pembelajaran, kurang perhatian siswa pada materi yang disampaikan, siswa cenderung diam ketika diberikan pertanyaan dan siswa kurang menghargai jawaban siswa lain yang menyampaikan jawaban ketika diberikan pertanyaan oleh peneliti. Peristiwa tersebut mengindikasikan bahwa selain hasil belajar siswa yang rendah, keaktifan siswa juga kurang selama proses pembelajaran. Penguasaan materi juga masih rendah karena kurang aktifnya siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait materi pembelajaran. Berikut ini adalah hasil studi pendahuluan kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik di SMA Laboratorium Percontohan UPI:

Tabel 1.2

Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Nilai Maksimal Nilai Minimal Nilai Rata-rata Persentase

X Saintek 1 84 44 9,98 0,999 %

X Saintek 2 68 36 6,37 0,637 %

X Soshum 1 58 31 15,47 0,154 %

Sumber : Hasil pra penelitian, diolah

(18)

5

pembelajaran yang terjadi masih dominan dilakukan oleh peneliti (teacher

centered) dan siswa hanya memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

peneliti. Sedangkan jika pada waktu pembelajaran diberikan soal, maka soal yang diberikan hanya sebatas soal yang meminta siswa untuk menjelaskan saja, tanpa adanya soal factual untuk dianalisis yang membuat siswa dapat berfikir kreatif sebagaimana terdapat pada Kompetisi Inti 3 yang bertujuan agar siswa mampu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian spesifik dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Selanjutnya berdasarkan Kompetensi Inti 4 siswa dituntut untuk mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dari pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Berdasarkan paparan dari Kompetensi Inti 4 menunjukan bahwa siswa dituntut untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran, tetapi berdasarkan gambaran kondisi awal pembelajaran seperti yang dikemukakan diatas dapat terlihat bahwa rendahnya hasil belajar siswa terjadi karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dalam pembelajaran ekonomi guru dituntut untuk memilih metode pembelajaran yang relevan dan sesuai agar siswa dapat berfikir kreatif serta mampu belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Salah satu proses yang melibatkan siswa menjadi aktif dan sesuai dengan Kompetensi Inti kurikulum 2013 adalah metode pembelajaran

Discovery Learning. Dengan menggunakan Discovery Learning siswa tidak

(19)

6

Problem-Based Learning siswa tidak hanya mencari pengetahuan sendiri, tetapi

siswa mampu memecahkan masalah konkrit pada mata pelajaran ekonomi. Sehingga proses pembelajaran menuntun siswa untuk berfikir kreatif.

(20)

7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘’Bagaimana pengaruh penerapan metode pembelajaran Problem-Based Learningdan Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik?.’’ Agar penelitian ini dapat dilakukan secara lebih terarah, maka rumusan masalah dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learning dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery

Learningpada pertemuan pertama?

2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dengan kelas control yang menggunakan metode diskusi kelompok pada pertemuan pertama?

3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learning dengan kelas control yang menggunakan metode diskusi kelompok pada pertemuan pertama?

4) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dengan kelas control yang menggunakan metode diskusi kelompok pada pertemuan kedua?

5) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Diskusi dengan kelas yang menggunakan metode Problem-Based Learningpada pertemuan kedua?

(21)

8

Learningdibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode

pembelajaran Problem-Based Learningpada pertemuan kedua?

7) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Diskusi dengan kelas yang menggunakan metode Problem-Based Learningpada pertemuan ketiga?

8) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningdibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode

pembelajaran Discovery Learningpada pertemuan ketiga?

9) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Diskusi dengan kelas yang menggunakan metode Discovery Learningpada pertemuan ketiga?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based

Learning dengan kelas yang menggnakan metode pembelajaran Discovery

Learning pada pertemuan pertama

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dengan kelas control yang menggunakan metode diskusi kelompok pada pertemuan pertama

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based

Learning dengan kelas control yang menggunakan metode diskusi

(22)

9

4. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dengan kelas control yang menggunakan metode diskusi kelompok pada pertemuan kedua

5. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Diskusi dengan kelas yang menggunakan metode Problem-Based Learningpada pertemuan kedua

6. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran

Problem-Based Learningpada pertemuan kedua

7. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Diskusi dengan kelas yang menggunakan metode Problem-Based Learningpada pertemuan ketiga

8. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based

Learning dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode

pembelajaran Discovery Learningpada pertemuan ketiga

9. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Diskusi dengan kelas yang menggunakan metode Discovery Learningpada pertemuan ketiga

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Secara Teoritis

(23)

10

1.3.2.2 Secara praktis Bagi sekolah

1. Dapat memberikan manfaat bagi sekolah sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan kemampuan berfikir kreatif siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi

2. Dapat memberikan acuan bagi guru khususnya yang mengajar mata pelajaran ekonomi bagaimana penerapan metode pembelajaran

Problem-Based Learning dan Discovery Learning berpengaruh terhadap

kemampuan berfikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung.

Bagi penulis

1. Menambah wawasan dan memperkaya ilmu pendidikan

(24)
(25)

31

Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran

Problem-Based Learning dan Discovery Learning sebagai alat untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung. Kemudian terpilih tiga kelas yaitu X Soshum 2, X Soshum 3 dan X Soshum 4 untuk diberi perluakuan dengan metode pembelajaran Problem-Based

Learning dan Discovery Learning.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:136), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman (1978:131, dalam Siswanto 2001:30) mengemukakan bahwa metode dalam suatu penelitian diperlukan guna mencapai tujuan penelitian serta untuk menjawab masalah yang diteliti dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu.

(26)

32

Dalam metode penelitian kuasi eksperimen ini, keberhasilan atau keefektifan tindakan yang di ujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen setelah di beri perlakuan yaitu menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learning dan Discovery.

Metode penelitian eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat.Perlakuan yang dilakukan terhadap variable bebas dilihat hasilnya pada variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran

Problem-Based Learningdan Discovery Learning sedangkan variable terikatnya

adalah meningkatkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik. 3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

counterbalanced design. Dalam desain ini, terdapat tiga kelompok yang dipilih,

kemudian diberi post test untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yang diberikan perlakuan.

Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Desain Penelitian

Grup I X1 O X2 O X3 O

Grup II X2 O X3 O X1 O

Grup III X3 O X1 O X2 O

(Sumber, Frankel, 1993, 253)

Keterangan :

X1 : Pemberian perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

(27)

33

X2 : Pemberian perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaranDiscovery Learning

X3 : Pembelajaran menggunakan metode diskusi

Grup I :X Soshum 3 Grup II : X Soshum 2 Grup III : X Soshum 4 3.4 Skenario Pembelajaran

3.4.1 Skenario Pembelajaran Problem Based Learning Tabel 3.1

Skenario Pembelajaran Problem Based Learning

Kegiatan Langlah-langkah

Metode PBL Deskripsi Kegiatan Karakter

Alokasi Waktu Pendahuluan Orientasi siswa

kepada masalah, Menciptakan situasi stimulasi

Pemusatan perhatian: guru mengucapkan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa, kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Apersepsi: siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Motivasi: guru memberikan ilustrasi berupa cerita dan beberapa pertanyaan yang

mengarah pada kelompok siswa. Pemberian Acuan: Penjelasan materi pokok, menjelaskan mekanisme

pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Mendefinisikan masalah dan mengorganisasik an siswa untuk belajar

Mengamati: siswa mengamati penjelasan mengenai permasalahan yang disajikan guru.

Menanya: siswa bertanya mengenai hal-hal yang tidak dimengerti mengenai penjelasan materi dari guru dan masalah yang

diberikan

Mengeksplorasi: siswa mencari informasi mengenai cara penyelesaian masalah yang

(28)

34

harus dilakukan

Mengasosiasi: siswa menganalisis dan menyimpulkan informasi serta

menghubungkannya dengan materi dan guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam belajar memecahkan masalah Mengkomunikasikan: Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang relevan, misalnya membuat laporan, membantu berbagi tugas dengan teman-teman di kelompoknya dan lain-lain, kemudian siswa

mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan masalah.

keberagam an,

bertanggu ng jawab

Penutup Refleksi dan penilaian

Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi, memahami kekuatan dan

kelamahan laporan mereka, mencatat dalam ingatan butir-butir atau konsep penting terkait pemecahan masalah, menganalisis dan menilai proses-proses dan hasil akhir dari investigasi masalah.

Siswa mengerjakan soal uraian sebagai tes mengukur kemempuan berpikir kreatif Guru memberikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3.4.2 Skenario Pembelajaran Discovery Learning Tabel 3.2

Skenario Pembelajaran Discovery Learning

Kegiatan Langlah-langkah

Metode DL Deskripsi Kegiatan Karakter

Alokasi Waktu Pendahuluan Menciptakan

situasi stimulasi

Pemusatan perhatian: guru mengucapkan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa, kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Apersepsi: siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Motivasi: guru memberikan ilustrasi berupa

(29)

35

cerita dan beberapa pertanyaan yang mengarah pada kelompok siswa. Pemberian Acuan: Penjelasan materi pokok, menjelaskan mekanisme

pembelajaran, pembagian kelompok dan menyampaikan tujuan pembelajaran

mandiri, bertanggu ng jawab

Kegiatan Inti Pembahasan tugas dan mengorganisasik an siswa untuk belajar

Mengamati: perwakilan siswa mengamati penjelasan mengenai tugas yang disajikan guru di karton yang tempel di papan tulis Menanya: siswa bertanya mengenai hal-hal yang tidak dimengerti mengenai penjelasan materi dari guru dan tugas yang diberikan Mengeksplorasi: siswa mencari informasi mengenai cara penyelesaian masalah yang harus dilakukan

Mengasosiasi: siswa menganalisis dan menyimpulkan informasi serta

menghubungkannya dengan materi dan guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam lembar kerjanya

Mengkomunikasikan: Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang relevan, misalnya membuat laporan, membantu berbagi tugas dengan teman-teman di kelompoknya dan lain-lain, kemudian siswa

Penutup Refleksi dan penilaian

Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi, memahami kekuatan dan

kelamahan laporan mereka, mencatat dalam ingatan butir-butir atau konsep penting terkait materi dalam proses pembelajaran, menganalisis dan menilai proses-proses dan hasil akhir dari investigasi tugas.

Siswa mengerjakan soal uraian sebagai tes mengukur kemempuan berpikir kreatif Guru memberikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.

(30)

36

3.4.3 Skenario Pembelajaran Diskusi Tabel 3.3

Skenario Pembelajaran Diskusi

Kegiatan Langlah-langkah

Metode Diskusi Deskripsi Kegiatan Karakter

Alokasi Waktu Pendahuluan Menyampaikan

tujuan, mengarahkan diskusi dan mengatur setting

Pemusatan perhatian: guru mengucapkan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa Apersepsi: siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Motivasi: guru memberikan ilustrasi berupa cerita dan beberapa pertanyaan yang

mengarah pada kelompok siswa. Pemberian Acuan: Penjelasan materi pokok, menjelaskan mekanisme

pembelajaran, pembagian kelompok dan menyampaikan tujuan pembelajaran

Mengamati: siswa mengamati pertanyaan yang ada pada lembar diskusi

Menanya: siswa bertanya mengenai hal-hal yang tidak dimengerti mengenai pertanyaan dalam lembar diskusi

Mengeksplorasi: siswa mencari informasi mengenai cara penyelesaian pertanyaan yang harus dilakukan

Mengasosiasi: siswa menganalisis dan menyimpulkan informasi serta

menghubungkannya dengan materi dan guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam lembar kerja diskusi

Mengkomunikasikan: siswa

Penutup Mengakhiri diskusi, Tanya jawab, refleksi dan penilaian

Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi, guru bersama siswa merangkum kegiatan diskusi, mencatat dalam ingatan butir-butir atau konsep penting terkait materi dalam proses pembelajaran,

menganalisis dan menilai proses-proses dan hasil akhir dari investigasi tugas.

Siswa mengerjakan soal uraian sebagai tes mengukur kemempuan berpikir kreatif

(31)

37

Guru memberikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Tes Kemampuan Berfikir Kreatif

Salah satu cara untuk dapat mengembangkan proses berpikir kreatif peserta didik adalah dengan memberikan permasalahan tidak hanya bersifat tertutup tetapi juga bersifat terbuka. Salah satu tes untuk megukur kemampuan berfikir kreatif peserta didik adalah dengan menggunakan tes dari luar negeri yaitu tes Torrance.Tes Torrance untuk mengukur berpikir kreatif (Torrance Test of Creative Thinking) dapat digunakan mulai usia prasekolah sampai tamat sekolah menengah.

(32)

38

3.6 Teknik dan Pengolahan Data

3.6.1 Teknik Analis Uji Instrumen Penelitian 3.6.1.1 Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) menjelaskan definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menujukan sejauh mana data yag terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Dari penjelasan diatas, untuk menguji validitas tersebut penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan menggunakan product moment atau pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation), yaitu:

  

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170). Keterangan :

rxy : Koefisien Korelasi antara x dan y (Indeks Korelasi)

∑ X : Jumlah Skor X

∑ Y : Jumlah Skor Y

∑ XY : Jumlah Skor X dan Y

(33)

39

Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, disubtitusikan ke rumus uji ‘t

yaitu:

� = � −2 1− �2

(Suharsimi Arikunto, 2006: 172) Keterangan :

n = Bayaknya Data r = Koefisien Korelasi

Menurut Guilford (dalam Suherman, 1990: 147), interpretasi nilai � dapat dikategorikan dalam tabel sebagai berikut:

Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal atau validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel dengan tigkat signifikansi 0,05 dan r tabel sebesar 0.312

Tabel 3.4 Uji Validitas Item No Nomor

Soal

Pearson Correlation

Korelasi Keterangan (Validitas) Pertemuan 1

1 1 0,829 Tinggi Valid

2 2 0,525 Sedang Valid

3 3 0,852 Tinggi Valid

4 4 0,446 Sedang Valid

5 5 0,569 Sedang Valid

6 6 0,829 Tinggi Valid

(34)

40

8 8 0,402 Sedang Valid

9 9 0,829 Tinggi Valid

10 10 0,497 Sedang Valid

Pertemuan 2

1 1 0,738 Tinggi Valid

2 2 0,233 Rendah Tidak Valid

3 3 0,648 Sedang Valid

4 4 0,428 Sedang Valid

5 5 0,532 Sedang Valid

6 6 0,744 Tinggi Valid

7 7 0,649 Sedang Valid

8 8 0,738 Tinggi Valid

9 9 0,619 Sedang Valid

10 10 0,388 Rendah Valid

Pertemuan 3

1 1 0,489 Sedang Valid

2 2 0,625 Sedang Valid

3 3 0,762 Tinggi Valid

4 4 0,146 Sangat Rendah Tidak Valid

5 5 0,762 Tinggi Valid

6 6 0,762 Tinggi Valid

7 7 0,334 Rendah Tidak Valid

8 8 0,762 Tinggi Valid

9 9 0,658 Sedang Valid

10 10 0,430 Sedang Valid

(35)

41

sebanyak 27 soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

3.6.1.2. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:178) reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen digunakan untuk menguur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas tes uraian pada penelitian ini dihitung dengan menggnakan rumus Alpha karena rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 (Arikunto, 2010:239) .

Untuk menghitung koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha, seperti dibawah ini:

(36)

42

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Reliabilitas �11 Interpretasi

�11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 <�11 ≤ 0,40 Rendah

0,40 <�11 ≤ 0,60 Sedang

0,60 <�11≤ 0,80 Tinggi

0,80 < �11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien reabilitas tes tipe uraian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Item

Soal Pertemuan ke-1 Soal Pertemuan ke-2 Soal Pertemuan ke-3

�11 0, 861 0, 785 0, 806

Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menunjuan bahwa instrument penelitian soal eksperimen 1 memiliki reliabilitas yang sangat tinggi, dengan angka 0,861, soal eksperimen 2 sebesar 0,785 dan soal eksperimen 3 sebesar 0,806 artinya semuasoal dalam penelitian ini merupakan instrument yang dapat dipercaya.

3.6.2 Analisis Butir Soal

3.6.2.1 Uji Taraf Kesukaran (TK)

(37)

43

mudah, sedang dan sukar. Cara menghitung tingkat kesukaran (TK) untuk soal bentuk uraian adalah dengan menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus ( passing grade) untuk tiap-tiap soal (Arifin, 2012:273).

Menurut Arifin (2012:273) untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

I. Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah. II. Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%,

termasuk sedang.

III. Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% keatas, termasuk sukar. Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk setiap nomor soal. Dari perhitungan uji tingkat kesukaran diperoleh hasil pada table sebagai berikut:

Tabel 3.7 Uji Tingkat Kesukaran No.

Soal

Soal Eksperimen ke-1 Soal Eksperimen ke-2 Soal Eksperimen ke-3 Indeks Keterangan Indeks Keterangan Indeks Keterangan 1 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar 2 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

3 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

4 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

5 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

6 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar 7 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

8 100% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

9 100% Sukar 100% Sukar 86,21% Sukar 10 96,55% Sukar 100% Sukar 100% Sukar

(38)

44

kesukaran sukar karena 100% siswa menjawab pertanyaan dengan kriteria dibawah batas kelulusan .

Soal pertemuan ke-2 yang membahas tentang tujuan dan prinsip koperasi menunjukan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sukar. Pada pertemuan ke-2 dapat diketahui bahwa 100% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran sukar karena 100% siswa menjawab pertanyaan dengan kriteria dibawah batas kelulusan..

Soal petemuan ke-3 yang membahas materi Selisih hasil Usaha (SHU) menunjukan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran sukar. Pada soal pertemuan ke-3 dapat diketahui bahwa 100% termasuk ke dalam kriteria tingkat kesukaran sukar karena 100% siswa menjawab pertanyaan dengan kriteria dibawah batas kelulusan.

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa.Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes.Tes, yaitu berupa sejumlah pertanyaan atau soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan berfikir kreatif yang dimiliki siswa.Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian Torrance. 3.6.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan pelaporan penelitian.

1) Tahap Persiapan Penelitian a. Menentukan masalah

b. Melakukan pra penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir kreatif.

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

(39)

45

b. Menetapkan materi pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian

c. Membuat scenario pembelajaran

d. Menyusun instrument tes uraian berdasarkan indicator kemampuan berfikir kreatif.

e. Menetapkan jumlah soal yang akan dijadikan instrument penelitian yang beracuan pada validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. f. Melakukan uji coba instrument penelitian.

g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

h. Mengganti atau membuang soal yang belum valid

i. Menguji instrument kembali hingga soal yang diberikan valid dan reliabel

j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen dari enam kelas berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran.

k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan

l. Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen berupa penerapan metode pembelajaran Problem-Based Learningdan Discovery

Learning. Sedangkan pada kelas control menggunakan metode

pembelajaran diskusi.

m. Memberikan posttest tes akhir pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui kemampuan berfikir kreatif siswa.

n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil posttest pada kelas eksperimen.

o. Membandingkan hasil posttest antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningdan Discovery

Learning serta kelas yang menggunakan metode diskusi.

(40)

46

Pengolahan data ini meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian statistic, yaitu:

1.Uji Validitas 2.Uji Reliabilitas 3.Tingkat Kesukaran 4.Daya Pembeda 5.Uji Normalitas 6.Uji Homogenitas 7.Uji Hipotesis

8.Kesimpulan Penelitian 4) Tahap Pelaporan Penelitian

Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis. 3.6.5 Teknik Pengolahan Data

Data hasil tes esai siswa yang diperoleh dari hasil post test diuji dengan beberapa uji statistic untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

Adapun teknik pengolahan data kemampuan berfikir kreatif siswa adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa dan menilai jawaban siswa soal demi soal bukan siswa demi siswa.

(41)

47

3.6.6 Teknik Analisis Pengujian Data dan Hipotesis

Setelah dilakukan pengolahan data dengan mendapatkan nilai dari masing-masing kelas eksperimen, kemudian dilakukan analisis data.Analisis data yang dilakukan yaitu dengan uji normalitas dan homogenitas. Adapun proses dari pengolahan data post test dapat ditunjukan pada diagram alur pengolahan data sebagai berikut:

Gambar 3.2 Pengolahan Data

Gambar diatas dapat menjelaskan bahwa data post test masing-masing kelompok diuji normalitasnya. Jika masing-masing kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas untuk masing-masing kelompok.Jika semuakelompok atau salah satu kelompok tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametric (Sudjana, 2005:446). Uji nonparametric yag digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney U. Setelah normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata daengan menggunakan uji t.

Data Kuantitatif

Uji Perbedaan Nonparametrik Uji Homogenitas

Levene Statistic

Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji t Uji Mann-Whitney U

Uji Normalitas

Kolmogorov Smirnov

(42)

48

3.6.6.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis meggunakan statistik parametrik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan bahwa ’’Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdiatribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.

Pegujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji one sample

Kolmogorov Smirnov test yang diolah menggunakan SPSS 21. Adapun kriteria

pengujiannya sebagai berikut:

I. Jika nilai signifikansi (sig) /Sig --value> 0,05, maka data berdistribusi normal.

II. Jika nilai signifikansi (sig) /Sig --value< 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

3.6.6.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah kedua kelas tersebut homogen atau tidak atau justru sebaliknya. Selain pengujian normal aau tidaknya data pada sampel, perlu juga peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas), yaitu untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama, (Arikunto, 2010:363).

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas varians adalah sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

(43)

49

Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Lavene denga taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. jika level signifikansi >= α 5 % data tersebut homogen (H0 diterima) b. jika level signifikansi < α 5 % maka data tersebut tidak homogen (H0 ditolak)

3.6.6.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen). Uji t-test independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Apabila data tes berfikir kreatif berdistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis menggunakan statistik parametrik yaitu uji t-test independen sesuai rumus berikut:

t = 1− 2

+2∑ 22 1

+ 1

Keterangan :

M = nilai rata-rata hasil perkelompok N = jumlah peserta didik

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2 y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Adapun caranya :

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N-1) + (N-1)

(44)

98 Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkananalisishasilpenelitiandanpembahasan yang dikemukakan,makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut:

1. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelas yang menggunakanmetodepembelajaranProblem-Based Learningdengankelas

yang menggunakanmetodepembelajaranDiscovery Learning

padapertemuanpertama. Artinya, metodepembelajaranProblem-Based

Learninglebihbaikdigunakankarenakelas yang

menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang paling tinggi.

2. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelas yang menggunakanmetodepembelajaranDiscovery Learningdengankelas control yang menggunakanmetodediskusikelompokpadapertemuanpertama.Artinya, metodepembelajaranDiscovery Learninglebihbaikdigunakankarenakelas

yang menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodediskusi.

3. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelas yang menggunakanmetodepembelajaranProblem-Based Learningdengankelas

control yang

menggunakanmetodediskusikelompokpadapertemuanpertama.Artinya, metodepembelajaranProblem-Based

Learninglebihbaikdigunakankarenakelas yang

menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodediskusi.

(45)

99 Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(46)

99

99 Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. yangmenggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodediskusi.

6. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelaskontrol yang menggunakanmetodepembelajaranDiskusidengankelas yang menggunakanmetodeProblem-Based Learningpadapertemuankedua.Artinya, metodepembelajaranProblem-Based

Learninglebihbaikdigunakankarenakelas yang

menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodediskusi.

7. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelas yang menggunakanmetodepembelajaranDiscovery

Learningdibandingkandengankelas yang

menggunakanmetodepembelajaranProblem-Based

Learningpadapertemuankedua.Artinya, metodepembelajaranDiscovery

Learninglebihbaikdigunakankarenakelas yang

menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodeProblem-Based Learning.

8. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelaskontrol yang menggunakanmetodepembelajaranDiskusidengankelas yang menggunakanmetodeProblem-Based Learningpadapertemuanketiga.Artinya, metodepembelajaranProblem-Based

Learninglebihbaikdigunakankarenakelas yang

menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodediskusi.

9. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelas yang menggunakanmetodepembelajaranProblem-Based

Learningdibandingkandengankelas yang

menggunakanmetodepembelajaranDiscovery

(47)

100

100 Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learninglebihbaikdigunakankarenakelas yang

menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodeDiscovery Learning.

10. Terdapatperbedaankemampuanberpikirkreatifpesertadidikpadakelaskontrol yang menggunakanmetodepembelajaranDiskusidengankelas yang menggunakanmetodeDiscovery Learningpadapertemuanketiga.Artinya,

metodepembelajaranDiscovery Learninglebihbaikdigunakankarenakelas

yang menggunakanmetodeinimemperolehnilai yang yanglebihtinggidaripadametodediskusi.

5.2 Saran

Berdasarkankesimpulandarihasilpenelitianmakapenelitimengajukan saran ataurekomendasisebagaiberikut:

1. Bagi guru, sebaiknyamenggunakanmetodepembelajaranProblem-Based

LearningdanDiscovery Learningsebagai alternative metodepembelajaran

yang dapatdigunakandalam proses pembelajaran. MetodepembelajaranProblem-Based Learninglebihefektifdigunakandalam proses pembelajaranterutamapada indicator yang menuntutpesertadidikuntukberpikirtingkattinggi.

Metodeinicocokditerapkanpadamateriekonomi yang berisitentangfaktadansebuahstudikasus.

Sehinggapesertadidikmampumemecahkanmasalah,

mengungkapkanpendapatmengenaisustupermasalahanekonomi.

2. Bagipihaksekolah, agar meningkatkan MGMP dalammatapelajaranekonomidalammembahaskesulitan yang diahadapidalamKegiatanBelajarMengajar (KBM) terutamapadasaat proses

adaptasiKurikulum 2013 ini.

(48)

101

101 Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ebuahkegiatanpelatihan, seminar, diklatdan yang lainnyadalamupayameningkatkakemampuan guru

dalammenerapkanmetode-metodepembelajaran yang

dapatmeningkatkankemampuanberpikirkreatifpesertadidik. 3. Bagipesertadidik,

kemampuanberpikirkreatifsangatpentingdimilikisetiappesertadidikdalamrang kamendukungkeberhasilanbelajardisekolahterutamapadasaatsekarangdengana danyapenerapankurikulum 2013. Pesertadidikharusdapataktif, inovatif, danpercayadiridalammenggalipotensi yang dimiliknya agar dapatbekerjasecara optimal dalamKegiatanBelajarMengajar (KBM).

4. Bagipenelitiselanjutnya, agar

(49)

102

102 Putri Siti Adawiyah, 2014

Pengaruh penerapan metode problem-based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X SMA Laboratorium-percontohan UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, H (2013). PengaruhPenerapanMetodePembelajaran Brainstorming

dan Problem Based Instruction

TerhadapAktivitasBelajardanPemahamanKonsepPesrtaDidik.Skripsi

FPEB UPI. Bandung: TidakDiterbitkan

Arifin, Z. (2012). EvaluasiPembelajaran.Bandung:PT. RemajaRosdakarya

Budiwati, N. (2010). PerencanaanPembelajaranEkonomi. Bandung: Lab PendidikanEkonomi FPEB UPI

Cangelosi, J. S. (1995). Designing Test for Evaluating Students Achievement. New York: Longman Publishing Group.

Eggen, PdanKauchak D. (2012).Starategi Dan Model Pembelajaran.Jakarta:Indeks

Fisher, R. (1995). Teaching Children to Think. London: Stanley Thornes Ltd. Gronlund, N. E. (1977). Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs USA :

Prentice Hall.

Hamalik, O. 1990.MetodeBelajardanKesulitan-kesulitanBelajar. Bandung: Tarsito

Haris, R. (1995). Introduction to Creative Thinking. [on line]. Tersedia: http://www.virtualsalt.com/itdt.htm.

Herdian. (2010).KemampuanBerfikirKreatif Siswa.[online]. Tersedia:herdy07.wordpress.com/2010/

Kurniasih, I (2014).ImplementasiKurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena

Komara. B. S. (2011). Penerapan Discovery Learning UntukMeningkatkanMotivasi Dan HasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranTeknologiInformasi Dan Komunikasi.Skripsi FIP UPI. Bandung:

(50)

103

Listani, E (2011). Masalah Open-Ended. Makalah FPMIPA UNY. Yogyakarta: TidakDiterbitkan

LTSIN (2004). Learning teaching. Scotland: Learning and Teaching Scotland. Munandar, U. (2004). PengembanganKreativitasAnakBerbakat. Jakarta:

RinekaCipta.

Mutma’innah (2011). PengeruhPembelajaranBerbasisProyek Dan PembelajaranPraktikumTerhadapLiterasiInkuiriIlmiah Dan KeterampilanBerpikirKreatifSiswa SMP Kelas VIII PadaMateri System Pencernaan.TesisSPS UPI. Bandung: TidakDiterbitkan

NCTM.(2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA : Authur.

Polya, G. (1985). How to solve it :A New Aspect of Mathematics Methods. New Jersey. Princeton University Press.

Purbaningsih, S. (2012).

PenerapanMetodeDiskusiKelompokUntukMeningkatkanKemampuanBerpi kirKritisSiswaDalamPembelajaranIps.Mahasiswa Program StudiPendidikanIlmuPengetahuanSosial (UPI)Bandung: TidakDterbitkan Rahayu, N. P. (2013). PengaruhPenggunaan Model

PembelajaranKooperatifTeknik Pair Share dan Round Table TerhadapKemampuanBerfikirKritisSiswa.Skripsi FPEB UPI. Bandung:

TidakDiterbitkan

Rohani, A. (2004). PengelolaanPengajaran.Jakarta:PT. AsdiMahasatya Rosbiono, M. PPT Kurikulum 2013. Bandung:TidakDiterbitkan.

Rosid, A. (2013). MeningkatkanHasilBelajar Dan AktifitasBelajarSiswaTentangMateriPenggunaanRumusdanFungsiPada Mata Pelajaran TIK MelaluiPembelajaran NHT .Bandung:

TidakDiterbitkan

Sofyan, H (2011). PembelajaranKooperatif Think Pair Share

UntukMeningkatkanPenguasaanKonsep Dan

KeterampilanBerpikirKreatifSiswa SMK Pada Sub

MateriPokokKorosiLogam. TesisSPS UPI. Bandung: TidakDiterbitkan

Sohibi M danJoko S. (2013).PengaruhPembelajaranBerbasisMasalah Dan

InkuiriTerbimbingTerhadapKemampuanBerpikirKritis Dan KreatifSiswa.

Semarang: TidakDiterbitkan

(51)

104

Sudjana, N. (2009). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Sugiono.(2009). StatistikauntukPenelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi, A. (2010). ProsedurPenelitian. Jakarta: PT. RinekaCipta

Suharsimi, A. (2005). Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksaraSistemPendidikanNasional

Suherman, E. dkk..(1993).

StrategiBelajarMengajarMatematika.Jakarta:Universitasterbuka,

Depdikbud.

Treffinger, D. J. (2005).Creative Problem Solving An Introduction. Texas: Prufrock Press.

Treffinger, D. J. (2005).Practice Problems for Creative Problem Solving Third

Edition Texas: Prufrock Press.

Trianto.(2011). Mendesain Model PembelajaraInovatif-Progresif.Jakarta:PT. Predana Media Group

Usman, E.

(2010)..’PengaruhMetodePembelajaranProblemSolvingTerhadapHasilBel ajar .Malang: TidakDiterbitkan

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester
Tabel 1.2 Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Skenario Pembelajaran Discovery Learning
+6

Referensi

Dokumen terkait

(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, dengan adanya kartel komisi tiket pesawat di Nusa Tenggara Barat yang dilakukan antara lain dengan cara kesepakatan besaran

Jumlah kunjungan neonatus 1 (KN1) idealnya sama atau lebih rendah dibandingkan dengan jumlah ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes). Oleh karena

Epitel pipih selapis Epitel pipih berlapis banyak Epitel silindris selapis Epitel silindris berlapis banyak Epitel kubus selapis Epitel kubus berlapis banyak Epitel

kedokteran tidak hanya terbatas pada rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan oleh WMA atau organisasi kesehatan yang lain karena rekomendasi tersebut sifatnya sangat umum

Hipotesis tindakan yang peneliti ajukan adalah adanya peningkatan yang signifikan pada prestasi belajar IPS siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Quantum

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada yang terhormat pak de

Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.. ‘Pengaruh ekstrak beberapa tanaman antidisentri dan antidiare terhadap

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu profil dari senyawa dalam ekstrak air dan ekstrak etanol herba sambiloto menggunakan KLT, KCKT, KG-SM dengan