MUTU PENDIDIKAN PADA PRODI SEKOLAH TINGGI
KOTA BANDUNG
(Studi Pada Pendidikan Tinggi Berbasis Vokasi)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari
Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
SARAH YUNIZAR, S.PD
1201061
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
MUTU PENDIDIKAN PADA PRODI SEKOLAH TINGGI
KOTA BANDUNG
(Studi Pada Pendidikan Tinggi Berbasis Vokasi)
LEMBAR HAK CIPTA
Oleh : Sarah Yunizar
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Sekolah Pasca Sarjana Program
Studi Administrasi Pendidikan
© Sarah Yunizar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
PENGARUH KAPASITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN
TINGGI DAN PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP
MUTU PENDIDIKAN PADA PRODI SEKOLAH TINGGI
KOTA BANDUNG
(Studi Pada Pendidikan Tinggi Berbasis Vokasi)
disetujui dan disahkan Oleh:
Pembimbing
Dr. Aan Komariah, M.Pd NIP: 19700524199402 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Sarah Yunizar, 2015
PENGARUH KAPASITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DAN PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU PENDIDIKAN PADA PRODI SEKOLAH TINGGI DI KOTA BANDUNG
SEKOLAH TINGGI DI KOTA BANDUNG (Studi Pada Pendidikan Tinggi Berbasis Vokasi)
Sarah Yunizar, S.Pd (1201061)
Mutu pendidikan tinggi khususnya di Kota Bandung pada umumnya masih rendah terbukti dari prodi yang terkareditasi A jumlahnya masih kurang dari separuh prodi yang ada. Kapasitas manajemen dan pemasaran pendidikan tinggi disebutkan sebagai salah satu factor yang berpengaruh. Untuk itu penelitian ini memaparkan keterkaitan antara kapasitas manajemen terhadap pemasaran pendiidkan yang dilakukan prodi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan studi dokumentasi serta angket sebagai alat pengumpul data utama dengan sampel penelitian ketua prodi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik parametik. Berdasarkan hasil perhitungan kecendrungan umum ketiga variabel dalam penelitian ini termasuk kategori tinggi. Begitupun dengan hasil uji korelasi ketiga variabel dalam penelitian ini yang menunjukkan tingkat hubungan yang positif dan signifikan. Sementara itu, nilai regresi kapasitas manajemen dan pemasaran pendidikan terhadap mutu pendidikan yang menunjukkan perubahan dengan arah positif. Hal ini sesuai dengan harga koefisien variabel kapasitas manajemen terhadap variabel mutu pendidikan cukup kuat, pemasaran pendidikan terhadap mutu pendiidkan cukup kuat, Kapasitas manajemen terhadap pemasaran pendidikan terhitung cukup rendah dan keduanya terhadap mutu pendidikan terhitung cukup rendah. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kapasitas manajemen dan pemasaran pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap mutu pendidikan. Adapun rekomendasi yang ingin disampaikan penulis yaitu sekolah tinggi yang yang berstatus negeri yang sumber kuanganya dari pemerintah sebaiknya melakukan kerja sama yang baik dengan stakeholder dan peningkatan professional sumber daya harus diperhatikan oleh pimpinan sekolah tinggi.
Kata kunci: Kapasitas Manajemen, Pemasaran Pendidikan dan Mutu
Sarah Yunizar, 2015
PENGARUH KAPASITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DAN PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU PENDIDIKAN PADA PRODI SEKOLAH TINGGI DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE INFLUENCE OF HIGHER EDUCATION MANAGEMENT CAPACITY AND EDUCATION MARKETING TOWARD EDUCATION QUALITY IN
DEPARTMENTS OF COLLEGE IN BANDUNG (A Study at Vocational-based Higher Education)
Sarah Yunizar, S.Pd (1201061)
The education quality in Bandung is generally low, as there are less than half numbers of departments with A-accreditation. The management capacity and higher education marketing are considered as one of the influencing factors. Therefore, this study elaborates the relation between management capacity towards education marketing performed by the departments. This study uses descriptive method with quantitative approach, and supported by documentation study. Specifically, the questionnaire was used as the main research instrument, with head of departments as the samples. The data analysis was done by using parametric statistic. Based on the calculation of general tendency, the three variables used in this study are considered high. Besides that, the result of correlation tests of these three variables shows a positive and significant relationship. Furthermore, the regression value of management capacity and education marketing toward education quality shows changes that lead to positive direction. It is in line with the following results: the coefficient value of management capacity towards education quality is quite strong, the coefficient value of education marketing toward education quality is quite strong, the coefficient value of the management capacity towards education marketing is quite low, and the coefficient value of both of them toward education quality is quite low. Based on those research findings, it can be concluded that management capacity and education marketing have significant influence toward education quality. It is recommended that college, which is funded by government, should cooperate with other stakeholders and the professional development of professional resources should be handled by the head of the college.
Sarah Yunizar, 2015
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... F. Struktur Organisasi Tesis ...
1 1. Kapasitas Manajemen Pendidikan Tinggi ...
a. Makna Kapasitas Manajemen ... b. Dimensi Kapasitas Organisasi ... c. Esensi Pengembangan Kapasitas Manajemen ... d. Evaluasi Pengembangan Kapasitas Manajemen ... e. Manajemen Pendidikan Tinggi ……… ... f. Gejala Promosi Pada Pendidikan Tinggi ... 2. Pemasaran Jasa Pendidikan ...
a. Konsep Pemasaran Jasa dalam Pendidikan ... 1) Pengertian Pemasaran Jasa ...
Sarah Yunizar, 2015
PENGARUH KAPASITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DAN PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP
3. Mutu Pendidikan ... a. Konsep Mutu Pendidikan ... 1) Pengertian Mutu ... 2) Pengertian Mutu Pendidikan ... 3) Dimensi Mutu Pendidikan ... B. KERANGKA PIKIR PENELITIAN ... C. HIPOTESIS PENELITIAN ...
BAB III. METODE PENELITIAN ...
A. Desain Penelitian, Partisipan, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 1. Desain Penelitian ... a. Penelitian Deskriptif ... b. Pendekatan Kuantitatif ...
c. Definisi Operasional ………
2. Partisipan dan Populasi Penelitian ... a. Lokasi Penelitian ... b. Partisipasi dan Populasi Penelitian ... 3. Sampel Penelitian ... B. Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian dan Analisis Data ...
1. Instrumen Penelitian ... 2. Prosedur Penelitian ... 3. Analisis Data ... a. Tahap Uji Coba Angket ... b. Uji Validitas Instrumen ... c. Uji Realibilitas Instrumen ... 4. Seleksi dan Klarifikasi Data ... 5. Uji Normalitas Distribusi Data ... 6. Uji Linieritas ... 7. Menghitung Gambaran Umum Responden ...
Sarah Yunizar, 2015
b. Analisis Signifikansi ... c. Analisis Koefisien Determinasi ... d. Analisis Regresi Sederhana ...
73 74 74
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Variabel Pebelitian………... 2. Analisis Data……….. ... 3. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ……….. 4. Interpertasi Hasil Analisis ... B. Pembahasan Hasil Penelitian ...
76
76 76 88 92 108 109
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...
119
119 121
DAFTAR PUSTAKA ... 122
Sarah Yunizar, 2015
PENGARUH KAPASITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DAN PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Prodi Terakreditiasi B ... Tabel 2.1 The Seven Ps of Marketing ...
2 33
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 52
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kapasitas Manajemen Sekolah ... 54
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pemasaran Pendidikan ... 55
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Mutu Pendidikan ... 56
Tabel 3.5 Skala Likert ... 57
Tabel 3.6 Jumlah Item Kuesioner untuk Ujicoba ... 59
Tabel 3.7 Hasil Keputusan Validitas Kapasitas Manajemen Sekolah ... 61
Tabel 3.8 Hasil Keputusan Validitas Pemasaran Pendidikan ... 62
Tabel 3.9 Hasil Keputusan Validitas Mutu Pendidikan ... 63
Tabel 3.10 Hasil Reliabilias Instrumen Variabel Y, X1 dan X2 …………... 66
Tabel 3.11 Rekapitulasi Jumlah Angket Yang Dapat Diolah ……… 68
Tabel 3.12 Skor Mentah Variabel X1 ……… 68
Tabel 3.13 Skor Mentah Variabel X2 ……… 68
Tabel 3.14 Skor Mentah Variabel Y ..……… 68
Tabel 3.15 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ……… 73
Tabel 3.16 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ……… 74
Tabel 4.1 Kecenderungan Skor Rata-Rata Variabel Kapasitas Manajemen Perguruan Tinggi…….………... 76
Tabel 4.2 Kecenderungan Skor Rata-Rata Variabel Pemasaran Pendidikan 82 Tabel 4.3 Kecenderungan Skor Rata-Rata Variabel Mutu Pendidikan …... 86
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ………. 90
Sarah Yunizar, 2015
Tabel 4.8 Uji Korelasi Variabel X1 terhadap Y ………... 93
Tabel 4.9 Uji Korelasi Variabel X2 terhadap Y ………... 95
Tabel 4.10 Uji Korelasi Variabel X1 terhadap X2 ……… 97
Tabel 4.11 Uji Korelasi X1 dan X2 terhadap Y ………. 98
Tabel 4.12 Uji Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ……….. 100
Tabel 4.13Uji Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ……….. 101
Tabel 4.14 Uji Analisis Regresi Variabel X1 terhadap X2 ……… 103
Tabel 4.15 Uji Analisis Regresi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ………… 104
Tabel 4.16 Uji F Variabel X1 dan X2 terhadap Y ………. 106
Sarah Yunizar, 2015
PENGARUH KAPASITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DAN PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP
DAFTAR DIAGRAM
Sarah Yunizar, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Efective Education ... 3
Gambar 1.2 Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif ... 7
Gambar 2.1 Dimensi Kapasitas Organisasi... 12
Gambar 2.2 Proses Pengembangan Kapasitas Pendekatan Klasik ... 13
Gambar 2.3 Proses Pengembangan Kapasitas Pendekatan Komprehensif.. 14
Gambar 2.4 Elemen Kapasitas Versi Garlick ... 16
Gambar 2.5 Kerangka Pikir Pengembangan Kapasitas Sekolah... 18
Gambar 2.6 Proses Penggunaan Hasil Evaluasi Pengembangan Kapasitas.. 21
Gambar 2.7 The University and Its Public... 2 4 Gambar 2.8 Dimensi Kualitas Jasa………... 39
Gambar 2.9 Pendidikan Sebagai Sistem Sosial……… 42
Gambar 2.10 Kerangka Pikir Penelitian ... 46
Gambar 3.1 Alur Penelitian………. 57
Gambar 3.2 Desain Penelitian X1, X2, dan Y ... 58
Sarah Yunizar, 2015
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan menurut Undang-Undang adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Di Indonesia sendiri pendidikan sudah diatur sedemikian kongkrit, khusus untuk Pendidikan Tinggi, diatur dalam Undang-Undang no 12 Tahun 2012. Mengatkan bahwa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doctor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
Fenomena yang terjadi pada saat ini Pendidikan Tinggi di Indonesia belum sepenuhnya dalam taraf bermutu. Dalam Laporan Akuntabilitas Kapasitas Instansi Pemerintah atau LAKIP Kemendikbud tahun 2013, disebutkan bahwa yang masih menjadi kendala pada bidang Pendidikan Tinggi adalah masih adanya lembaga Pendidikan Tinggi yang terakreditasi B, disebutkan bahwa pencapaian pada tahun 2013 untuk presentasi prodi yang terakreditasi B mencapai 49,3% dari target 57,03% (86%).
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Prodi Terakreditasi Minimal B Indikator Jumlah Prodi
2012 % 2013 % Prodi Akreditasi A,B 6.027 52,67% 6.373 49,3 Prodi Akreditasi A,B,C 11.529 - 12.927 -
Untuk Jawa Barat sendiri terutama di Kota Bandung prodi-prodi dari Pendidikan Tinggi dan politeknik berbasis kejuruan yang sudah terakreditasi jauh dari harapan atau target Kemendikbud, jika dilihat dari data yang didapatkan dari kopertis IV wilayah Jawa Barat dan Banten, dari 184 prodi yang terkareditasi, yang mendapatkan nilai A hanya 2 prodi saja, yaitu sekitar 1,08% , untuk prodi yang terakreditasi B ada 66 prodi yakni sekitar 35,8% dan sisanya yakni 116 prodi yang terakreditasi C yaitu sekitar 116 prodi. Hal ini bisa menggambarkan bahwa target untuk terwujudnya pendidikan yang bermutu belum bisa tercapai dengan baik khusuhnya untuk Pendidikan Tinggi setaraf Pendidikan Tinggi dan Politeknik. Mengapa bisa dikatakan demikian karena masih banyak lembaga yang jauh dari standar yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Kulsum dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Pengaruh Strategi
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan
Tinggi Swasta Di Medan” disebutkan bahwa secara simultan diperoleh bahwa
produk, harga, tempat, orang, proses dan pelayanan secara besama – sama berpengaruh highly significant terhadap keputusan mahasiswa memilih universitas.
Dari fakta diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, menurut calon pengguna jasa pendidikan tinggi , pendidikan tinggi yang bermutu adalah pendidikan tinggi yang mempunyai unsur-unsur bauran pemasaran pendidikan yang menonjol.
juga bedampak pada meningkatnya standar kemampuan personal yang dibutuhkan oleh seorang pekerja, untuk itu sekolah vokasional menjadi suatu alternativ bagi masyarakat yang ingin mempunyai kemampuan lebih dibidang tertentu. Tentunya agar bisa bersaing dengan tenaga kerja lain,
Hal ini mendorong pemerintah khususnya mentri pendidikan pada saat itu untuk memperbanyak penyedia pendidikan vokasi. Pada tahun 2013 pemerintah membuat program pendidikan menegah universal sebagai rintisan wajib belajar 12 tahun. Untuk memastikan upaya pendidikan menengah universal bisa sukses. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel pendidikan tinggi vokasi karena pendidikan tinggi vokasi adalah penyedia jasa pendidikan yang memberikan nilai lebih bagi para pengguna jasa pendidikanya. Selain itu fakta dilapangan yang peneliti temui ialah pendidikan tinggi yang melakukan proses pemasaran jasa nya biasanya dilakukan oleh pendidikan tinggi yang berbasis vokasi.
Yang menjadi pertanyaan apakah hal diatas menjadi salah satu factor yang mendukung tercapainya mutu pendidikan tinggi? Banyak hal yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Hoy dan Miskel :
Gambar 1.1
Efective Education oleh Hoy dan Miskel
Dari dasar itulah penelitian ini dilakukan karena masih adanya kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan tujuan ingin mengetahui seberapa besar peningkatan mutu yang dapat dibantu oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Akar permasalahan mengapa penyelenggaraan Pendidikan Tinggi saat ini tidak dapat memenuhi harapan pemerintah dan masyarakat terletak pada lemahnya kapasitas Pendidikan Tinggi, khususnya kemampuan untuk belajar dalam merespon situasi dan kondisi yang dihadapi oleh Pendidikan Tinggi. Serta kapasitas personal dosen yang sebenarnya bisa menjadi penggerak dalam meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi,.
Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat nonprofit sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca mata sebuah
corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang
menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education sesuai dengan kebutuhan pasar, bahkan lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk terus bertahan.
diperoleh dengan mengonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali setelah membelinya. Tujuan utama proses ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan terpadu. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus, tetapi dituju berdasarkan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan.
Penggunaan istilah pemasaran saat ini sudah sangat berkembang di semua sektor kegiatan kita. Jadi, dalam hal ini pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai bagaimana memuaskan konsumen atau pelanggan pendidikan dengan memakai dasar pemikiran yang logis, jika konsumen tidak puas berarti pemasaran tersebut gagal.
Selain itu pemasaran pendidikan menjadi salah satu faktor pembantu dalam mencapai Pendidikan Tinggi yang bermutu jika dilihat dari kepentingan, pemasaran pendidikan termasuk kedalam faktor yang penting yang bisa membantu Pendidikan Tinggi dalam meningkatkan jumlah murid serta sumber daya lainnya, yang pastinya akan berdampak pada penambahan serta perbaikan sarana dan prasarana lain di Pendidikan Tinggi.
Jenjang pendidikan yang akan menjadi fokus pada penelitian ini adalah Pendidikan Tinggi, dimana Pendidikan Tinggi merupakan bagian dari sistem Pendidikan Tinggi. Mengapa Pendidikan Tinggi, karena Pendidikan Tinggi sudah melakukan proses jasa pemasaran pendidikan yang ditandai dengan adanya iklan atau pemberitahuan terhadap masyarakat akan keeksistensian Pendidikan Tinggi tersebut.Berbagai media sudah digunakan oleh Pendidikan Tinggi maupun Lembaga Pendidikan Tinggi untuk memberitahukan pada masyarakat atau konsumen akan fokus pembelajaran dan keunggulannya.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Identifikasi masalah merupakan pemaparan dari seluruh masalah yang ditemukan dalam latar belakang. Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi bahwa mutu Pendidikan Tinggi masih perlu ditingkatkan sesuai dengan variabel yang mempengaruhi mutu Pendidikan Tinggi. Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah di atas dapat dirumuskan
Pemasaran Pendidikan dapat Meningkatkan Mutu Pendidikan Tinggi.” Pertanyaan penelitian yang akan menjadi bahan awal untuk menggali data dan informasi di Pendidikan Tinggi adalah:
1. Bagaimanakah gambaran mengenai kapasitas manajemen Pendidikan Tinggi di Pendidikan Tinggi Kota Bandung?
2. Bagaimanakah gambaran mengenai pemasaran pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung?
3. Bagaimana gambaran mengenai mutu pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung?
4. Seberapa besar pengaruh kapasitas menejemen Pendidikan Tinggi terhadap mutu pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung? 5. Seberapa besar pengaruh pemasaran pendidikan terhadap mutu
pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung?
6. Seberapa besar pengaruh kapasitas manajemen terhadap pemasaran pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung?
7. Seberapa besar pengaruh kapasitas manajemen dan pemasaran pendidikan terhadap mutu pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap masalah kapasitas manajemen yang tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Secara khusus penelitian ini ingin mengungkap, menganalisis dan mengembangkan pemikiran teoritik dari praktik pemasaran pendidikan dan kapasitas terbaik di Pendidikan Tinggi (Grounded theory) dalam hal:
1. Terdeskripsikanya kapasitas manajemen pada Pendidikan Tinggi di Kota Bandung.
2. Terdeskripsikanya pemasaran pendidikan pada Pendidikan Tinggi di Kota Bandung.
4. Teranalisisnya pengaruh kapasitas manajemen terhadap mutu pendidikan pada pendidikan tinggi di Kota Bandung.
5. Teranalisisnya pengaruh pemasaran pendidikan terhadap mutu pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung.
6. Teranalisisnya pengaruh kapasitas manajemen terhadap pemasaran pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung.
7. Teranalisisnya pengaruh kapasitas manajemen dan pemasaran pendidikan terhadap pengambangan mutu pendidikan di Pendidikan Tinggi Kota Bandung.
D. Metode Penelitian
Setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung, maka metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Proses penelitian kuantitif Sugiyono (2012:53) setiap penelitian harus berangkat dari masalah atau dari potensi. Dalam penelitian kuantitaif masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas dan ditunjukan dengan data yang valid.
Gambar 1.2
Langkah Langkah Penelitian Kuantitaif
Untuk mempertajam pemecahan masalah dan studi dokumentasi untuk mencari data-data melalui arsip-arsip yang terdapat di Pendidikan Tinggi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung, yaitu menggunakan angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang disertai alternatif jawaban.
Langkah-langkah penelitian dilakukan bertahap diawali dengan studi pendahuluan terhadap kondisi yang ditemukan dilapangan melalui bertukar pendapat dengan beberapa dosen mengenai kondisi yang berkaitan dengan keadaan di Pendidikan Tinggi, bagaimana manajemen Pendidikan Tinggi berjalan setiap harinya, masalah yang dihadapi dan bagaimana Pendidikan Tinggi menyelesaikan masalah tersebut, selain itu menanyakan bagaimana lingkungan eksternal mempengaruhi keadaan Pendidikan Tinggi, selain
stakeholder pasar dan kostumer juga mempunyai kontribusi dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi. Lalu yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pendidikan Tinggi Kota Bandung. Pemaparan lebih jelas terdapat di metode penelitian pada BAB III.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya. Kegunaan penelitian ini berupa kegunaan secara teoritis dan secara praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Bagi pengembangan keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi kajian dan pengembangan keilmuan, khususnya dibidang administrasi pendidikan, maupun bidang ilmu yang berhubungan.
menambah wawasan berfikir dalam upaya memahami serta memecahkan persoalan pendidikan yang senantiasa menjadi tuntutan yang terus berkembang tiada berhenti dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis.
Pimpinan Pendidikan Tinggi, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi Pimpinan Pendidikan Tinggi sebagai pemimpin dan manajer, dalam hal mengelola Pendidikan Tinggi bagaimana memunculkan motivasi dosen sehingga terjadi peningkatan terhadap mutu Pendidikan Tinggi dan bagaimana Pendidikan Tinggi yang dipimpim mempunyai nilai jual yang tinggi.
Bagi dosen, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi dosen dan memahami pentingnya kapasitas dosen, sehingga tercipta profesionalisme dosen yang diharapkan dan didambakan semua pihak yang akhirnya mengakibatkan meningkatnya kapasitas dosen dan berdampak langsung terhadap mutu Pendidikan Tinggi yang baik.
Bagi praktisi pendidikan, sebagai bahan masukan kepada para praktisi pendidikan agar pendidikan berkembang dengan cepat serta dengan mendaya gunakan kompetensi–kompetensi yang ada, yang sebenarnya komptensi itu dimiliki oleh semua sumber daya Pendidikan Tinggi.
F. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis pada penelitian ini memaparkan 5 BAB, yaitu sebagai berikut:
BAB I, berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang dasar alasan masalah
yang dipakai dalam penelitian ini. Serta manfaat peneliti untuk mengetahui, manfaat apa yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB II, menjelaskan mengenai kajian pustaka yang memaparkan
konsep/teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka pemikiran merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan masalah yang akan diteliti, dan hipotesis penelitian.
BAB III, memaparkan mengenai metode penelitian yang menjabarkan
tentang metode yang digunakan, termasuk beberapa komponen yaitu: populasi dan sampel, desain penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, proses penelitian dan pengumpulan data serta instrumen penelitian.
BAB IV, hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan dan analisis
data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis, dan pembahasan atau analisis temuan.
BAB V, memaparkan mengenai kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil
Sarah Yunizar, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian adalah suatu upaya sistematis dalam menentukan, menganalisa dan menafsirkan bukti-bukti empirik untuk memahami gejala-gejala atau untuk menentukan jawaban sutua permasalahan yang terkait dengan gejala itu (moleong). Sebelum meneliti, seorang peneliti haruslah memahami konsep dari metodologi penelitian yang ia gunakan untuk meneliti. Ini ditujukan agar terhindar dari suatu kesalahan dalam penelitian yang nantinya akan mempengaruhi kualitas hasil penelitian.
1. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yakni studi deskriptif dan koreasional dengan pendekatan kuantitatif.
Kerlinger (dalam Sugiyono, 2007:7) menyatakan bahwa ”penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar/kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi”.
a. Penelitian Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Penelitian deskriptif juga merupakan metode penelitian yang dilakukan melalui proses analisis dari peristiwa-peristiwa atau masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian dilakukan.
Proses penelitian deskriptif berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Kemudian metode penelitian deskriptif menurut Mohamad Ali (2000:12), adalah sebagai berikut:
tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
b. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan pengolahan data melalui hasil perhitungan statistika. Hal ini sejalan dengan pengertian pendekatan kuantitatif menurut Watson (Danim 2002) adalah sebagai berikut:
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah
(scien tific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical
positivisme) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai
logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 11), ciri-ciri penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
1) Penelitian kuantitatif menghendaki adanya perekayasaan sesuatu yang akan diteliti, dengan terencana memberikan sesuatu perlakuan tertentu, untuk mengetahui akibat-akibatnya.
2) Penelitian kuantitatif merupakan eksperimental atau percobaan yang dilakukan secara terencana, sistematis dan terkontrol dengan ketat, baik dalam bentuk desain fungsional maupun desain faktorial.
3) Penelitian kuantitatif lebih tertuju pada penelitian tentang hasil dari pada proses.
4) Penelitian kuantitatif cenderung merupakan prosedur pengumpulan data melalui observasi untuk pembuktian hipotesis yang didedukasi dari dalil atau teori.
5) Penelitian kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan penemuan-penemuan, baik dalam bentuk teori baru atau perbaikan teori lama.
c. Definisi Operasional
menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri. S dalam
Riduwan (2010:96) memberikan pengertian “Definisi operasional adalah
unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel”.
Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas
(independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable),
variabel bebas adalah kapasitas manajemen Pendidikan Tinggi (X1), dan
pemasaran pendidikan (X2), sedangkan variabel terikat adalah mutu
pendidikan (Y). Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu, (a) mendefinisikan operasional variabel penelitian; (b) menyusun indikator variabel penelitian; (c) menyusun kisi kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen, dan juga melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus dapat diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain. Agar penelitian menjadi lebih terarah maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:
1) Kapasitas Manajemen Pendidikan Tinggi
Kapasitas manajemen Pendidikan Tinggi dalam penelitian ini adalah segala sumber daya yang terdapat di sekolah tinggi, dan bagaimana sekolah tinggi itu mengelola sumberdaya nya, mendaya gunakan segala sumber dan menjalankan roda kegiatan Sekolah Tinggi sehari-hari agar tujuan sekolah tercapai.
2) Pemasaran Pendidikan
sekolah tinggi , alat ukur untuk mengukur hal ini menggunakan variabel yang di kemukakan oleh Buchari Alma.
3) Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mutu sekolah tinggi yang dilihat atau diukur dari berbagai aspek yakni bisa dilihat dari produk sekolah itu sendiri sebagai titik pusat dari pencapaian tujuan penyelenggaraan sekolah, yang terdiri dari 1) Output siswa (prestasi akademik, kreativitas, percaya diri, aspirasi, harapan, kehadiran, wisuda, tingkat drop out), 2) Output dosen (kepuasan kerja, disiplin kehadiran, perekrutan dan tingkat retensi), dan 3) Output staf tata usaha (TU) ( kepuasan kerja, balanced anggaran, dan komitmen terhadap sekolah), yang ada di Sekolah Tinggi di kota Bandung.
2. Partispan dan Populasi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian tersebut
dilakukan. Lokasi peneilitian teridiri dari tiga lokasi, yakni Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung (STPB) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudi no 186 Bandung,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Immanuel yang terletak di Jalan . K.H.
Wahid Hasyim No.161, Bandung dan Politeknik Kesehatan Bandung Jalan
Padjadjaran No.56 Bandung.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel kapasitas manajemen pendidikan tinggi, variabel pemasaran pendidikan dan variabel mutu pendidikan. Untuk menggali informasi mengenai bagaimana variabel tersebut, maka ditanyakan kepada seseorang setaraf kepala prodi, sekertaris,
ataupun kepala bidang.
b. Partisipan dan Populasi Penelitian
Populasi adalah objek penelitian yang berupa manusia, gejala, benda, pola sikap, tingkah laku, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:90) mengemukakan bahwa;
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Riduwan (2010:3) mengatakan bahwa, “populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.
Berdasarkan penjelasan diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah kepala jurusan atau kepala program studi ataupun kepala yang membidangi salah satu kajian dalam sekolah tinggi, mengapa diambil sekolah tinggi atau setaraf dengan sekolah tinggi, karena sekolah tinggi yang biasanya melakukan promosi atau memasarkan produk nya dalam hal ini mahasiswa yang diberikan ketreampilan khusus dalam bidang jasa. Melalui media media yang tersedia yakni media elektronik maupun cetak. Mereka biasanya melakukan promosi ke sekolah sekolah menengah negeri maupun swasta. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang keadaan populasi penelitian, maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Sekolah Tinggi Jumlah
Kaprodi / Kajur
1 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 16
2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel 7
3 Politeknik Kesehatan Bandung 7
Jumlah 30
Dalam penelitian ini peneliti memakai semua sumber hal seperti ini dinamakan sampling jenuh, seperti yang dikatakan Sugiyono (2012:126).
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generelasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sempel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel jenuh juga sering diartikan sampel yang sudah maksimum , ditambah berapapun tidak akan merubah keterwakilan
3. Sampel Penelitian
sampel peneliti berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh malhotra (2004:103) menyatakan bahwa besarnya jumlah sample yang diambil dapat ditentukan dengan meninggalkan banyaknya item variabel-variabel yang diamati dengan 4 atau 5 kali banyaknya item-item variabel-variabel yang diamati atau diobeservasi. Sampling yang akan digunakan adalah
Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan, merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Lalu yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah para ketua jurusan ataupun ketua program studi di masing masing tempat penelitian, dengan jumlah populasi 30 maka sampel yang digunakan pun 30. Hal ini diperbolehkan jika merujuk pada pendapat sugiyono.karena sampel sudah dianggap representatif dalam mewakili hal yang akan diteliti.
4. Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian dan Analisis Data
1. Instrumen Penelitian (Validitas dan Reliabilitas)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian melalui perantara instrumen atau angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1 sampai 4).
Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:200). Sejalan dengan pendapat Winarno
Surakhmad (1998:53), yang mengemukakan bahwa: “Pada umunya ada dua bentuk angket: a. angket berstruktur, b. angket yang tidak berstruktur”.
Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel X1, X2 dan variabel Y, maka dalam penelitian ini digunakan angket berstruktur (tertutup). Angket berstruktur atau tertutup berisikan kemungkinan kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia.
menggambarkan hal hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan peneliti menggunakan angket:
a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif. b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.
c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.
d. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan untuk mengolahnya.
Dalam tahap ini peneliti menggunakan isntrumen angket sebagai alat untuk mengukur dan mencari data, angket dibuat sendiri berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari para ahli dibidang variabel masing-masing
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kapasitas Manajemen Pendidikan Tinggi
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Kapasitas
4. Keterampilan Profesional 4
Sumber Daya Fisik 1. Ruang Kelas 5
2. Laboratorium 6
3. Media Belajar 7
Sumber Daya Keuangan 1. Sumber dari sekolah 8
2. Sumber dari pemerintah 9
3. Sumber dari swasta 10
Struktur Pendukung 1. Legalitas penyelenggaraan
sekolah
Kurikulum 1. Kurikulum yang digunakan 16
2. Materi yang sesuai 17
3. Buku 18
4. Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran
19
Penjaminan Mutu 1. Standar 20
2. Monitoring 21
3. Evaluasi 22
4. Pengabdian 23
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pemasaran Pendidikan
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Pemasaran Pendidikan (Kotler, et.al.
2002: 9)
Product 1. Manfaat dasar yang diharapkan konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
1, 2
2. Pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas
3,4
3. Adanya atribut yang mendukung penyelenggaraan pendidikan
5, 6, 7
4. Adanya perubahan yang didapatkan setelah menggunakan produk
8,9
Price 1. Sasaran yang berorientasi pada keuntungan 10, 11
2. Sasaran yang berorientasi pada penjualan 12, 13
3. Sasaran yang berorientasi status quo 14, 15
Place 1. Kemudahan dalam mencapai lokasi 16
2. Lembaga pendidikan dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya
17
3. Tingkat kemacetan yang mempengaruhi penyediaan jasa
18, 19
4. Memperhitungkan lokasi pesaing 20, 21
Promotion 1. Membangun kepedulian dan ketertarikan terhadap produk dan jasa
22, 23
2. Adanya perbedaan antara jasa yang ditawarkan dengan jasa yang lain
24
3. Mengkomunikasikan kelebihan dari jasa yang tersedia
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Mutu Pendidikan
Proses Pengembangan Instrumen
Menyusun pernyataan pernyataan atau pertanyaan pertanyaan yang dianggap menggambarkan masalah yang sedang diteliti disertai alternatif jawaban yang akan dipilih responden berdasarkan variabel-variabel serta indikator-indikator yang telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen dan nomor item dalam kisi-kisi instrumen penelitian.
Menetapkan kriteria penskoran untuk alternatif jawaban dengan menggunakan Skala Likert dalam bentuk daftar check list (√). Altematif jawaban responden yang diberikan melalui angket tersebut, masing – masing memiliki bobot nilai sebagai berikut.
Variabel Dimensi Indikator No Item
Mutu Pendidkan TInggi (Y) K. Hoy dan Miskel (2008)
Output Mahasiswa a. Prestasi akademik 1, 2
b. Kreativitas 3,4
h. Tingkat drop-out 12,13
Output Dosen a. Kepuasan kerja 14,15
b. Ketidakhadiran 16,17
c. Perekrutan dan tingkat retensi 18,19
Output Staf Tata Usaha (TU)
a. Kepuasan kerja 20,21
b. Balanced anggaran 22,23
Tabel 3.5 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
(SL) Selalu 4
(S) Sering 3
(KK) Kadang kadang 2
(TP) Tidak pernah 1
(Sugiyono, 2004)
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel kapasitas manajemen pendidikan tinggi dan pemasaran pendidikan terhadap mutu pendidikan. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu kapasitas manajemen Pendidikan Tinggi (X1) dan pemasaran pendidikan
(X2), sedangkan variabel terikat adalah mutu pendidikan (Y).
Langkah-langkah penelitian dilakukan bertahap diawali dengan studi pendahuluan terhadap kondisi yang ditemukan dilapangan mengenai mutu pendidikan, lalu diperhatikan akan pencapaian yang telah dilakukan oleh sekolah tinggi dengan melihat lakip kemendikbud, Sehingga peneliti dapat menginventarisis berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu sekolah tinggi tersebut. Adapun tahap-tahap yang ditunjukkan pada gambar alur penelitian sebagai berikut:
Hubungan antar variabel tersebut dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini. Dalam penelitian ini, secara umum dicari determinasi kapasitas manajemen Pendidikan Tinggi (X1) dan pemasaran pendidikan
(X2), dengan mutu pendidikan (Y), baik secara terpisah maupun
simultan. untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dapat digambarkan dalam konstalasi variabel sebagai berikut:
Gambar 3.2 yang sesungguhnya disebar kepada responden. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan, dibutuhkan alat pengumpul data (angket) yang baik. Baik tidaknya kualitas suatu alat pengumpul data ditentukan oleh dua kriteria utama, yaitu validitas
dan reliabilitas. Sugiyono (2009: 348) berpendapat bahwa: “Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama.” Untuk uji coba ini penulis melaksanakan uji coba terhadap 10 responden pada sekolah tinggi. Sesuai dengan variabel yang diteliti, angket yang diujicobakan terdiri dari kuesioner untuk mengukur variabel X1 adalah kapasitas
manajemen Pendidikan Tinggi, variabel X2 adalah Pemasaran
Pendidikan dan variabel Y adalah Mutu Pendidikan. Penyebaran jumlah item kuesioner pada masing-masing variabel tampak pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Jumlah Item Kuesioner untuk Ujicoba
No Variabel Jumlah ltem
Kuesioner
1 Kapasitas manajemen pendidikan tinggi
25
2 Pemasaran Pendidikan 46 3 Mutu Pendidikan 33
Total 104
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item kuesioner yang akan diujicobakan sebanyak 104 item. Setelah data untuk uji coba terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Angket dianggap valid apabila ada kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu berbeda.
b. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen betul-betul mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang dimaksud berguna atau tidak. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2002:158) bahwa:
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur atau menguji apakah suatu instrumen sudah benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, dengan uji validitas ini suatu instrumen dapat diketahui apakah sudah valid atau tidak, Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrumen adalah rumus yang ditetapkan oleh person yang dikenal dengan korelaso Produck
Moment. Berikut merupakan langkah langkah uji validitas dalam
penelitian ini:
1) Menghitung koefisien korelasi Produck Moment (r hitung), dengan rumus sebagai berikut :
Selanjutnya dihitung dengan Uji t dengan rumus :Dimana : t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden
2) Jika > berarti valid, sebaliknya jika <
Dari perhitungan hasil uji coba angket yang telah dilakukan, maka validitas setiap variabel Y, X1, dan X2 dapat dilihat pada tabel halaman berikutnya:
Tabel 3.7
Hasil Keputusan Validitas Kapasitas manajemen pendidikan tinggi
No Item Koefisien r hitung Harga t hitung Harga t tabel Keputusan
1 0.648 2.404 1,860 Valid
2 0.814 3.969 1,860 Valid
3 0.850 4.573 1,860 Valid
4 0.850 4.573 1,860 Valid
5 0.559 1.908 1,860 Valid
6 0.780 3.529 1,860 Valid
7 0.378 1.154 1,860 Tidak Valid
8 0.711 2.859 1,860 Valid
9 0.759 3.294 1,860 Valid
10 0.774 3.454 1,860 Valid
11 0.674 2.578 1,860 Valid
12 0.809 3.896 1,860 Valid
13 0.773 3.449 1,860 Valid
14 0.644 2.380 1,860 Valid
15 0.628 2.285 1,860 Valid
16 0.759 3.294 1,860 Valid
17 0.870 4.985 1,860 Valid
18 0.709 2.847 1,860 Valid
19 0.814 3.969 1,860 Valid
20 0.846 4.488 1,860 Valid
21 0.796 3.726 1,860 Valid
22 0.761 3.034 1,860 Valid
23 0.622 2.248 1,860 Valid
24 0.780 3.529 1,860 Valid
25 0.876 5.140 1,860 Valid
kesimpulan bahwa 25 item alat ukur dinyatakan valid sebanyak 24 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 1 item, dan item yang tidak valid dibuang, dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel X1 berjumlah 24 item.
Tabel 3.8
Hasil Keputusan Validitas Pemasaran Pendidikan
No Item Koefisien r hitung Harga t hitung Harga t tabel Keputusan
1 0.505 1.655 1,860 Tidak Valid
2 0.628 2.285 1,860 Valid
3 0.131 0.372 1,860 Tidak Valid
4 0.674 2.584 1,860 Valid
5 0.062 0.176 1,860 Tidak Valid
6 0.628 2.285 1,860 Valid
7 0.349 1.054 1,860 Tidak Valid
8 0.773 3.449 1,860 Valid
9 0.544 1.834 1,860 Tidak Valid
10 0.850 4.573 1,860 Valid
11 0.711 2.859 1,860 Valid
12 0.270 0.793 1,860 Tidak Valid
13 0.628 2.285 1,860 Valid
14 0.544 1.834 1,860 Tidak Valid
15 0.547 1.849 1,860 Tidak Valid
16 0.780 3.529 1,860 Valid
17 0.876 5.140 1,860 Valid
18 0.343 1.031 1,860 Tidak Valid
19 0.814 3.969 1,860 Valid
20 0.283 0.835 1,860 Tidak Valid
21 0.494 1.608 1,860 Tidak Valid
22 0.096 0.273 1,860 Tidak Valid
23 0.283 0.835 1,860 Tidak Valid
24 0.644 2.380 1,860 Valid
25 0.846 4.488 1,860 Valid
26 0.131 0.372 1,860 Tidak Valid
27 0.780 3.525 1,860 Valid
28 0.343 1.031 1,860 Tidak Valid
29 0.780 3.529 1,860 Valid
30 0.343 1.031 1,860 Tidak Valid
31 0.780 3.529 1,860 Valid
No Item Koefisien r hitung Harga t hitung Harga t tabel Keputusan
33 0.544 1.834 1,860 Tidak Valid
34 0.283 0.835 1,860 Tidak Valid
35 0.638 2.341 1,860 Valid
36 0.759 3.294 1,860 Valid
37 0.780 3.529 1,860 Valid
38 0.378 1.154 1,860 Tidak Valid
39 0.131 0.372 1,860 Tidak Valid
40 0.711 2.859 1,860 Valid
41 0.349 1.054 1,860 Tidak Valid
42 0.559 1.908 1,860 Valid
43 0.773 3.449 1,860 Valid
44 0.796 3.726 1,860 Valid
45 0.774 3.454 1,860 Valid
46 0.709 2.847 1,860 Valid
Dari hasil uji coba instrumen penelitian terhadap 10 responden untuk variabel Pemasaran Pendidikan diperoleh kesimpulan bahwa 46 item alat ukur dinyatakan valid sebanyak 25 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 21 item, dan item yang tidak valid dibuang, dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel X2 berjumlah 25 item.
Tabel 3.9
Hasil Keputusan Validitas Mutu Pendidikan
No
Item Koefisien r hitung Harga t hitung Harga t tabel Keputusan
1 0.742 3.130 1,860 Valid
2 0.723 2.960 1,860 Valid
3 0.864 4.860 1,860 Valid
4 0.864 4.860 1,860 Valid
5 0.499 1.628 1,860 Tidak Valid
6 0.696 2.740 1,860 Valid
7 0.810 3.907 1,860 Valid
8 0.522 1.731 1,860 Tidak Valid
9 0.684 2.649 1,860 Valid
10 0.801 3.780 1,860 Valid
11 0.657 2.462 1,860 Valid
12 0.742 3.130 1,860 Valid
No
Item Koefisien r hitung Harga t hitung Harga t tabel Keputusan
14 0.456 1.450 1,860 Tidak Valid
15 0.785 3.587 1,860 Valid
16 0.715 2.891 1,860 Valid
17 0.218 0.632 1,860 Tidak Valid
18 0.633 2.313 1,860 Valid
19 0.756 3.263 1,860 Valid
20 0.440 1.387 1,860 Tidak Valid
21 0.609 2.169 1,860 Valid
22 0.742 3.130 1,860 Valid
23 0.684 2.649 1,860 Valid
24 0.218 0.632 1,860 Tidak Valid
25 0.785 3.587 1,860 Valid
26 0.456 1.450 1,860 Tidak Valid
27 0.795 3.707 1,860 Valid
28 0.499 1.628 1,860 Tidak Valid
29 0.696 2.740 1,860 Valid
30 0.785 3.587 1,860 Valid
31 0.681 2.634 1,860 Valid
32 0.774 3.456 1,860 Valid
33 0.618 2.221 1,860 Valid
Dari hasil uji coba instrumen penelitian terhadap 10 responden untuk variabel mutu pendidikan diperoleh kesimpulan bahwa 33 item alat ukur dinyatakan valid sebanyak 25 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 8 item, dan item yang tidak valid dibuang, dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Y berjumlah 25 item.
c. Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk dapat memenuhi instrumen penelitian yang sifatnya selalu dapat dipercaya, maka digunakan uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui ketepatan nilai angket. Artinya instrumen penelitian reliabel bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.
Mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002:170), yang menyatakan bahwa : “Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah cukup baik”. Maksud dapat “dipercaya” disini adalah bahwa data yang dihasilkan harus memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi.
Dalam penelitian ini, langkah langkah pengujian reliabilitas angket mengikuti pendapat Akdon dan hadi (2008:151) sebagai berikut:
1) Menghitung total skor setiap responden.
2) Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:
Keterangan :
= Koefisien korelasi
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
3) Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:
5) Membuat keputusan dengan membandingkan dengan . Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika > berarti variabel reliabel, dan
< berarti variabel instrumen tidak reliabel.
Dengan cara perhitungan diatas, hasil uji reliabilitas instrumen untuk variabel Y, X1, dan X2 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Y, X1 dan X2
Variabel rb r11 rtabel Kesimpulan
Y 0.926 0.955 0.632 Reliabel X1 0.927 0.965 0.632 Reliabel X2 0.932 0.953 0.632 Reliabel
Dari hasil uji coba instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa semua item alat ukur dinyatakan reliabel.
a) Penyebaran dan Pengumpulan Angket
Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa instrumen telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran dan pengumpulan angket.
b) Tehnik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu langkah yang sangat penting dan mutlak diklaksanakan untuk membuat data penelitian menjadi berarti. Setelah data diolah maka akan dapat ditarik kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Mohammad Ali
(1985:151) bahwa: “Pengolahan data merupakan satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama diinginkan generalisasi dan kesimpulan tentang berbagai
masalah yang diteliti”. Pengolahan data ini perlu dilakukan
pendapat sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari pelelitian yang dilakukan.
4. Seleksi dan Klarifikasi Data
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang diperoleh dari responden melalui angket. Dengan begitu dapat diketahui data yang terkumpul layak atau tidak layak untuk diolah. Sedangkan klarifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya karena data telah dikelompokkan sesuai dengan variabel variabel yang bersangkutan. Dalam hal ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan jumlah angket, disini jumlah angket yang terkumpul dipastikan mendekati jumlah angket yang disebar.
b. Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket, dipastikan tidak terdapat kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.
c. Memeriksa angket yang bisa diolah.
d. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternative jawaban.
1) Seleksi Data
Berdasarkan angket yang telah disebar di Sekolah Tinggi Kota Bandung, peneliti melakukan seleksi dengan menganalisis angket yang telah terkumpul dengan maksud apakah data yang diperoleh melalui angket memungkinkan untuk diolah atau tidak. Alternatif jawaban yang tersedia pada kolom yaitu: SL (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-kadang), dan TP (Tidak Pernah).
Tabel 3.11
Rekapitulasi Jumlah Angket Yang Dapat Diolah
Jumlah Sampel Jumlah Angket
Tersebar Terkumpul Dapat Diolah
30 30 30 30
2) Klasifikasi Data
Setelah melakukan penyeleksian data, kemudian data tersebut diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yang ada. Selanjutnya dilakukan pemberian bobot atau skor pada setiap alternatif jawaban berdasarkan skor yang telah ditetapkan. Dalam klasifikasi data disajikan skor mentah dari masing-masing variabel dalam masing-masing-masing-masing unit penelitian. Berikut skor mentah untuk X1 kapasitas manajemen Pendidikan Tinggi, X2 yaitu pemasaran pendidikan, dan Y yaitu mutu pendidikan:
5. Uji Normalitas Distribusi Data
Dalam mengetahui dan menentukan teknik statistik yang akan digunakan untuk pengolahan data diperlukan uji normalitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya penyebaran data yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil uji normalitas akan berpengaruh pada teknik statistik yang harus digunakan untuk pengolahan data berikutnya. Ketika distribusi data normal, maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Namun, ketika distribusi data tidak normal, maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.
Untuk menghitung uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode SPSS, dan hasilnya sebagai berikut.
Normalitas K-S test Kolmogorov-Smirnov Z .431 .689 .597 Asymp. Sig. (2-tailed) .992 .730 .868
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dilihat dari hasil uji normalitas diatas, dikatakan bahwa data penelitian berdistribusi Normal, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan teknik perhitungan parametrik
6. Uji Linieritas
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel
dependent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka
analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2011). Pada uji linieritas ini menggunakan SPSS 18.0.
Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis, yaitu:
Ho : hubungan antar variabel berpola tidak linier Ha : hubungan antar variabel berpola linier b. Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil analisis dilakukan dengan 1) Susun hipotesis:
Ho : Model regresi linier Hi : Model regresi tidak linier
2) Menetapkan taraf signifikansi (misalnya a = 0.05)
3) Membandingkan signifikansi yang ditetapkan dengan signifikansi yang diperoleh dari analisis (Sig).
Bila a < Sig., maka Ho diterima, berarti regresi linier. Bila a > Sig., makka HI diterima, berarti regresi tidak linier.
7. Menghitung Gambaran Umum Responden
Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran umum responden sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator, maka digunakan uji statistik yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan menggunakan rumus Weighted Means Scored (WMS) sebagai berikut:
Keterangan :
X = Jumlah rata – rata yang dicari
X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban yang dikali bobot nilai untuk setiap alternatif/ kategori)
N = Jumlah responden
Adapun langkah – langkah dalam pengolahan WMS adalah : a. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih. b. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban. c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung
dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
d. Menghitung nilai rata – rata untuk setiap item pada masing – masing kolom.
e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata – rata setiap kemungkinan jawaban.
f. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS dalam tabel konsultasi (Miftah Anugrah, 2007), seperti dibawah ini:
Tabel 3.15
Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria
3,01-4,00 Sangat Tinggi 2,01-3,00 Tinggi 1,01-2,00 Cukup 0,01-1,00 Rendah
8. Menguji Hipotesis Penelitian
Tujuan dari pengujian hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:
Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana.
Adapun cara – cara yang digunakan dalam uji hipotesis ini antara lain :
a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara peran komite sekolah sebagai badan pendukung (variabel X) dengan manajemen mutu pendidikan (variabel Y). Teknik perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM). Teknik ini digunakan karena distribusi data dari kedua variabel yang diteliti bersifat normal. Berikut ini rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 138):
� = n ∑XY − ∑X ∑Y
√{n ∑X2 − ∑X 2}. {n ∑Y² − ∑Y ²}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi yang dicari
n = Banyaknya subjek pemilik nilai X = Nilai variabel 1
Y = Nilai variabel 2
Dalam pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS
17.0 for Windows. Perhitungan rxy merupakan hasil koefisien korelasi
dari variabel X dan variabel Y. Berikutnya, rxyhitung dibandingkan
dengan rxytabel dengan taraf kesalahan sebesar 5%. Apabila rxyhitung > rxytabel maka Ha diterima, tetapi apabila rxyhitung < rxytabel maka Ho
Tabel 3.16
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
b. Analisis Signifikansi
Analisis Signifikansi dilakukan untuk mengetahui dari hasil koefisien variabel X (peran komite sekolah sebagai badan pendukung) dan variabel Y (manajemen mutu pendidikan). Tidak hanya itu, uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan atau berlaku untuk semua populasi. Dalam menguji signifikasi korelasi digunakan rumus (Riduwan, 2013: 140):
ℎ� ��=r√n −
√ − r²
Keterangan:
thitung = Nilai thitung
R = Koefisien korelasi hasil rhitung
N = Jumlah responden
Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel. Apabila thitung > ttabel, maka Ha diterima. Artinya nilai korelasi Pearson Product Moment (PPM) ini siginifikan. Namun, apabila thitung < ttabel , maka Ho
diterima. Artinya, nilai korelasi Pearson Product Moment (PPM) ini tidak signifikan. Tingkat kesalahan dalam uji signifikansi ini adalah 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Dalam menghitung uji signifikansi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for
c. Analisis Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan variabel X (peran komite sekolah sebagai badan pendukung) terhadap variabel Y (manajemen mutu pendidikan). Dalam mencari nilai koefisien determinasi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Namun, pada dasarnya uji koefisien korelasi menggunakan rumus (Riduwan, 2013: 140):
�� = �2 � %
Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinasi R = Nilai koefisien korelasi
d. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi digunakan apabila terdapat hubungan sebab akibat antara peran komite sekolah sebagai badan pendukung (variabel x) terhadap manajemen mutu pendidikan (variabel Y). Menurut Riduwan (2013: 147) regresi adalah:
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperikaran secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu atau sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Dalam menghitung regresi sederhana, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Namun, pada dasarnya dalam menghitung regesi sederhana, berikut ini rumus yang digunakan (Riduwan, 2013: 148):
Ŷ = a +bX
Keterangan:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
A = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
B = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
Untuk mengetahui nilai a dan b, maka digunakan rumus sebagai berikut:
a =∑Y − b . ∑Xn
Sarah Yunizar, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan
analisis data dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Kapasitas Manajemen Pendidikan Tinggi Dan Pemasaran Pendidikan Terhadap Mutu Pendidikan Pada Prodi Sekolah Tinggi Kota Bandung ”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang tentunya merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kapasitas Manajemen Pendidikan Tinggi yang di Sekolah Tinggi di wilayah Kota Bandung secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa perangkat perangkat Sekolah Tinggi terutama pada tatanan petinggi atau setara kepala jurusan sudah melakukan indikator-indikator yang ada dalam kapasitas manajemen organisasi seperti memotivasi seluruh sumberdaya manusia, terutama staff dan mahasiswa, memberikan pengetahuan , mengenalkan budaya, dan memberikan keterampilan professional kepada dosen ataupun staff yang memiliki semangat juang tinggi. Menyediakan dan memaintance sumber daya fisik yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi, memastikan sumberdaya keuangan bagi berjalanya aktivitas Sekolah Tinggi. Memaintance secara periodik akan hubungan tinggidengan stakeholder, memberitahukan visi dan misi secara berulang agar semua sumber daya manusia sekola tinggi dapat mengingat visi dan mengetahui tujuan Sekolah Tinggi. Memberikan kurikulum yang dibutuhkan mahasiswa dan menjamin mutu yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi.
pada produk yakni dalam hal ini adalah mahasiswa, adanya timbal balik dari para pengguna produk untuk meminta kembali produk untuk diberikan pekerjaan pada perusahaan konsumen, sasaran yang dimiliki jelas tujuan dan alur kerja nya, lokasi yang dimiliki oleh sekolah tingi membantu Sekolah Tinggi dalam meningkatkan kualitas Sekolah Tinggi, Sekolah Tinggi sudah melakukan promosi-peomosi untuk memberitahukan kepada khalayak luas konsumen maupun calon konsumen akan informasi dan keunggulan Sekolah Tinggi.
Mutu Pendidikan pada Sekolah Tinggi di Kota Bandung ini , sudah dalam kategori sangat tinggi, dengan kata lain bahwa mutu pendidikan pada Sekolah Tinggi di kota Bandung ini yang mencakup prestasi akademik, kreativitas, percaya diri, aspirasi, harapan, tingkat kehadiran, dan kegiatan wisuda, dengan tingkat drop out yang rendah, output staff tata usaha (TU) seperti kepuasan kerja dan komitmen terhadap sekolah, dan output guru seperti kepuasan kerja yang lebih terlibat dari disiplin kehadiran, perekrutan dan tingkat retensi yang dijalankan oleh sekolah pun sudah baik.
Terdapat pengaruh kapasitas manajemen pendidikan tinggi terhadap mutu pendidikan pada Sekolah Tinggi di Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori sedang terhadap Mutu Pendidikan
Terdapat Pengaruh pemasaran pendidikan terhadap mutu pendidikan pada Sekolah Tinggi di Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori sedang terhadap Mutu Pendidikan
Terdapat pengaruh kapasitas manajemen pendidikan tinggi terhadap pemasaran pendidikan pada Sekolah Tinggi di Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian pengaruhnya berada pada kategori rendah terhadap Pemasaran Pendidikan