• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA

Oleh EVI GUSVIANI

1202217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: kegiatan mengamati dengan saksama barang yang telah ditata termasuk dalam sikap

(2)

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

==========================================================

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Oleh Evi Gusviani S.Pd, UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Dasar (Konsentrasi IPA)

© Evi Gusviani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

DI SETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Dr. Phil Ari Widodo, M. Ed.

NIP. 196705271992031001

Pembimbing II,

Dr. H. Wahyu Sopandi, MA

NIP. 196605251990011001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Dasar

(4)

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd.

(5)

YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Evi Gusviani

1202217

ABSTRAK

Dewasa ini, dekadensi moral merupakan hal yang memerlukan penanganan serius mengingat pembentukan watak dan martabat bangsa bergantung pada pembentukan pribadi dari manusia itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan dalam lingkungan pendidikan yaitu membina karakter peserta didik dengan mengembangkan sikap spiritual dan sosial yang dijadikan komponen dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemunculan sikap spiritual dan sosial pada kegiatan pembelajaran IPA kelas IV SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa observasi kegiatan pembelajaran untuk menganalisis kemunculan sikap spiritual dan sosial menggunakan videograph. Berdasarkan hasil perhitungan total rata-rata kemunculan sikap spiritual dan sosial diperoleh SD yang menggunakan Kurikulum 2013 mendapatkan hasil yang lebih besar. Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya dan sebagai motivasi bagi guru untuk dapat memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial, khususnya dalam pembelajaran IPA.

(6)

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Evi Gusviani

1202217

ABSTRACT

Nowadays, moral decadence is a serious handling requires the formamation of character and dignity of the nation depended on the establisment of the man himself. The efforts can be done in the educational environment that is built the character of learners by developing an attitude of spiritual and social components used in this study. The goals of this study are to describe of spiritual and social attitudes on science learning activities on fourth grade that use KTSP and 2013 curriculum. The study was conducted with qualitative descriptive method and purposive sampling technique. Instruments used in the form of observational learning activities to analyze the emergence of the spiritual and social attitudes using videograph. Based on the results of the average total spiritual and social attitudes acquired elemtary used 2013 curriculum get bigger results. Expected from this research can serve as a basis for further research and as a motivation for teachers to be able to bring up an spiritual and social attitudes, especially in science learning.

(7)

EVI GUSVIANI, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013 A. Pengembangan Sikap Spiritual Melalui Pembelajaran IPA ... 9

B. Pengembangan Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPA ... 17

C. Pengembangan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial berdasarkan KTSP ... 24

D. Pengembangan Sikap Spiritul dan Sikap Sosial berdasarkan Kurikulum 2013 ... 29

E. Hubungan Sikap Spiritual, Sikap Sosial dalam KTSP maupun Kurikulum 2013 ... 38

F. Deskripsi Materi Pokok tentang Sumber Daya Alam ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 45

(8)

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

2. Sampel Penelitian ... 45

B. Metode Penelitian... 46

C. Definisi Operasional... 46

D. Instrumen Penelitian... 47

1. Observasi kemunculan sikap spiritual ... 47

2. Observasi kemunculan sikap sosial ... 48

E. Hasil Judgment Instrumen... 50

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 51

G. Prosedur Penelitian... 51

1. Tahap Persiapan ... 52

2. Tahap Pelaksanaan ... 52

3. Tahap analisis data dan pengambilan kesimpulan ... 53

H. Teknik Analisis Data ... 53

I. Alur Penelitian ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kemunculan Sikap Spiritual ... 56

1. Kemunculan Sikap Spiritual oleh Guru dalam Pembelajaran ... 56

2. Analisis Kemunculan Sikap Spiritual dari masing-masing Guru... 72

B. Kemunculan Sikap Sosial ... 77

1. Kemunculan Sikap Sosial oleh Guru pada Pembelajaran ... 77

2. Analisis Kemunculan Sikap Sosial dari masing-masing Guru... 104

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 109

B. Implikasi ... 110

C. Saran ... 110

(9)

EVI GUSVIANI, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Komponen Sikap Spiritual ...14

Tabel 2.2. Komponen Sikap Sosial ... 20

Tabel 2.3. KTSP dalam Konteks Pendidikan IPA Sekolah Dasar ... 29

Tabel 2.4. Hubungan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam KTSP dan Kurikulum 2013 ... 38

Tabel 3.1. Profil Sampel Penelitian ... 45

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemunculan Sikap Spiritual ... 47

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kemunculan Sikap Sosial ... 49

Tabel 3.4. Hasil Judgment Instrument Kemunculan Sikap Spiritual ... 50

Tabel 3.5. Hasil Judgment Instrumen Kemunculan Sikap Sosial ...51

Tabel 3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 51

Tabel 4.1. Kemunculan Sikap Spiritual oleh Guru Kelas IV di SD yang Menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013 ... 57

Tabel 4.2. Kemunculan Menghargai Ajaran Agama yang Dianut ...61

Tabel 4.3. Kemunculan Menghayati Ajaran Agama yang Dianut ... 64

Tabel 4.4. Kemunculan Mengamalkan Ajaran Agama yang Dianut ... 69

Tabel 4.5. Kemunculan Sikap Sosial oleh Guru Kelas IV di SD yang Menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013... 77

Tabel 4.6. Kemunculan Komponen Jujur ... 79

Tabel 4.7. Kemunculan Komponen Disiplin ... 83

Tabel 4.8. Kemunculan Komponen Tanggung Jawab ... 87

Tabel 4.9. Kemunculan Komponen Toleransi ...92

Tabel 4.10. Kemunculan Komponen Gotong Royong ... 96

Tabel 4.11. Kemunculan Komponen Sopan Santun ...100

(10)

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran ………..

122

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ………

144

Lampiran 3

. Data Hasil Penelitian ………...

156

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dianggap sebagai aspek yang memiliki peranan penting dalam membentuk generasi bangsa agar tidak kehilangan pegangan tradisi dan budaya yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia. Oleh karena itu instrumen yang paling strategis dalam mengembangkan kehidupan manusia ke arah yang lebih baik adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan yang dijadikan sebagai wacana pembangunan bangsa.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tujuan tersebut merupakan rujukan utama untuk penyelenggaraan pembelajaran bidang studi apapun, yang selain memuat kemampuan kognitif yang disesuaikan dengan bidang studi juga menekankan pada pembentukan dan pengembangan pribadi, sikap dan watak peserta didik. Implikasi dari Undang-Undang tersebut bahwa, pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Dasar (SD) harus diselenggarakan secara terprogram dan sistematis mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional.

(12)

2

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan, serta mulai berkembangnya interaksi antar budaya. Namun, di sisi lain upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, seperti penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan rasa cinta tanah air dirasakan makin memudar. Hal tersebut disebabkan antara lain, karena belum optimalnya upaya pembentukan karakter bangsa, kurangnya keteladanan para pemimpin, lemahnya budaya patuh pada hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang negatif, dan kurang mampunya menyerap budaya global yang lebih sesuai dengan karakter bangsa, serta ketidakmerataan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Ditambah lagi dengan pemberitaan media baik cetak maupun elektronik yang tidak mendidik, ditengarai berpengaruh negatif terhadap perkembangan karakter dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Atas dasar hal tersebut pendidikan karakter seharusnya dapat dijadikan sebagai upaya untuk melakukan internalisasi sikap dan perilaku terpuji sesuai dengan norma-norma yang dapat dijadikan sebagai pendidikan budi pekerti plus yang melibatkan pengetahuan, perasaan dan tindakan. Lickona (2004) berpendapat bahwa karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Hal ini didukung oleh pendapat Koesoema (2007) yang menyatakan bahwa karakter identik dengan dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir.

(13)

diakses dari berita on line (detik.com dan viva.co.id) menyebutkan sebanyak 67% dari 2.818 siswa kelas 4,5, dan 6 di wilayah Jabodetabek mengaku pernah mengakses informasi pornografi. Proporsi dari jumlah tersebut adalah 24% mengaku melihat pornografi melalui media komik, 22% melalui internet, 17% melalui games, 12% melalui film, dan 6% melalui telepon genggam. April 2013, sebanyak 5 siswa SD di Gowa, Sulawesi Selatan tega memperkosa temannya sendiri karena terinspirasi film porno. Pada bulan Mei 2013 seorang siswa perempuan dari salah satu SD di Medan yang masih duduk di kelas 1 menjadi korban pemerkosaan 3 temannya yang juga masih duduk di bangku SD (detik.com, 2013).

Selain pengaruh dari internet dan televisi, berbagai bentuk ketidaksesuaian juga muncul akibat pergaulan yang tidak sehat yang didukung oleh lemahnya pengawasan orang tua. Rasa ingin tahu yang sangat tinggi mendorong anak untuk berkeinginan mencoba hal-hal baru. Semisal tentang kebiasaan merokok, hasil riset Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang diakses dari media on line (kompas.com) tahun 2010 dan 2011 terhadap usia minimum perokok terjadi pergeseran umum perokok pemula dari usia 7 tahun ke usia 4 tahun. Bahkan data yang berhasil dihimpun KPAI selama tahun 2008 hingga 2012 jumlah perokok anak di bawah 10 tahun di Indonesia mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 hingga 14 tahun mencapai 1,2 juta orang.

(14)

4

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikatakan bahwa ada sederet faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Kondisi ini menyebabkan hasil pendidikan di sekolah hanya mampu menghasilkan insan-insan yang kurang memiliki kesadaran diri termasuk sikap spiritual dan sikap sosial, serta kurang mampu berkomunikasi secara luwes dengan lingkungan pembelajaran dan kehidupan sosial masyarakat. Hal ini tampaknya tidak berlebihan jika bangsa Indonesia selama ini digambarkan sebagai bangsa yang mengalami penurunan kualitas karakter bangsa. Meski anggapan tersebut tidak selalu benar, tetapi pada sisi yang lain tampaknya perlu diakui bahwa karakter kita sampai saat ini masih hanya sekedar mengantarkan peserta didik untuk memahami suatu konsep sementara dalam tataran aplikasi belum sepenuhnya ditekankan. Sebagaimana disinyalir Tilaar (2012), bahwa pelaksanaan pendidikan karakter bangsa di sekolah-sekolah kurang memberi ruang bagi tumbuhnya nilai-nilai karakter siswa sebagai upaya penguatan jati diri dalam mempersiapkan generasi bangsa menuju sukses Indonesia Emas Tahun 2025.

(15)

Pendidikan merupakan usaha suatu masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasinya untuk menghadapi tantangan demi keberlangsungan hidup di masa depan (Ghozi, 2010). Mengapa nilai-nilai karakter bangsa esensial dikembangkan pada siswa? Beberapa alasannya adalah 1) nilai karakter sebagai perekat kultural yang memuat nilai-nilai: kerja keras, kejujuran, disiplin, etika, estetika, komitmen, rasa kebangsaan, menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dll, 2) nilai karakter merupakan proses berkelanjutan, 3) nilai karakter sebagai landasan legal formal untuk tujuan pendidikan dalam ketiga ranah, 3) proses pembelajaran sebagai wahana pengembangan karakter dan Ipteks, 4) melibatkan beragam aspek pengembangan peserta didik termasuk aspek spiritual dan sosial, dan 5) sekolah sebagai lingkungan pembudayaan peserta didik (Ghozi, 2010). Selain itu, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dijabarkan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 juga menjelaskan bahwa kompetensi dasar setiap mata pelajaran perlu diintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa yang mengarah pada pencapaian pembentukan akhlak mulia peserta didik secara terpadu dan seimbang sesuai dengan SKL.

Memperhatikan beberapa alasan di atas maka dikembangkannya nilai-nilai karakter pada diri siswa meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Ghozi, 2010). Upaya mewujudkan nilai-nilai karakter tesebut dapat dilaksanakan melalui pembelajaran di setiap bidang studi di sekolah dengan proses kehidupan bangsa baik di lingkungan keluarga, di sekolah maupun di masyarakat. Tentunya proses belajar dan pembelajaran yang demikian menuntut adanya pendidik atau guru yang dapat memfasilitasi dan mengadopsi semua nilai-nilai karakter bangsa yang akan dibangun.

(16)

6

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga memiliki kontribusi terhadap pembentukan dan pengembangan sikap (keagamaan dan sosial), rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Jadi dalam belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), tidak hanya domain kognitif siswa yang dapat dikembangkan tetapi juga domain afektif seperti pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial siswa.

Sikap spiritual dan sikap sosial adalah salah satu aspek penting yang perlu dihadirkan dalam proses pembelajaran IPA, karena sangat melekat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sauri (2010) mengemukakan empat cara pelaksanaan pembelajaran bidang studi berbasis nilai-nilai karakter, yaitu melalui: 1) memberi pemahaman yang benar tentang pendidikan karakter, 2) pembiasaan, 3) contoh atau teladan, dan 4) pembelajaran bidang studi secara integral. Memperhatikan nilai-nilai karakter serta cara mengembangkannya, timbul pertanyaan: bagaimana menghadirkan/memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial dalam pembelajaran IPA sehingga kompetensi nilai-nilai budaya dan karakter berkembang secara bersamaan?.

Menurut Fathurrohman et al, (2013) “kemampuan siswa pada suatu jenjang pendidikan mencakup tiga domain, yaitu kemampuan berpikir (kognitif), keterampilan melakukan pekerjaan (psikomotor), dan perilaku (afektif)”. Setiap siswa memiliki potensi pada ketiga domain tersebut, namun tingkatannya satu sama lain berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang berbeda dan dapat dikembangkan menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat. Domain afektif lebih difokuskan pada pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial memang sangat penting bagi semua orang, namun kedua aspek tersebut tidak mudah dilakukan. Selain itu memerlukan kemampuan yang khusus dan tidak semua orang dapat meraihnya. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada pencapaian kompetensi saja, akan tetapi lebih dari itu dapat menumbuhkan pembentukan pribadi/karakter peserta didik.

(17)

Analisis Kemunculan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar yang Menggunakan KTSP dan Kurikulum

2013”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini difokuskan untuk menganalisis bagaimana kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial siswa SD kelas IV dalam pembelajaran IPA di sekolah yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemunculan sikap spiritual dalam pembelajaran IPA kelas IV SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013?

2. Bagaimanakah kemunculan sikap sosial dalam pembelajaran IPA kelas IV SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka penelitian ini hanya difokuskan terhadap kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial yang dilakukan guru pada saat pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA dengan materi

“Sumber Daya Alam” di kelas IV SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013.

D. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(18)

8

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mendeskripsikan kemunculan sikap sosial pada kegiatan pembelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013 melalui analisis video.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bukti empiris tentang pembelajaran khususnya IPA di SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013, ditinjau dari kemampuan guru dalam memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial dalam pembelajaran sehingga hasil analisis pada penelitian ini dapat dijadikan bahan refleksi oleh guru agar kekurangan-kekurangan yang ditemukan dapat diperbaiki dan ditindaklanjuti. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah untuk melihat kenyataan di lapangan tentang penerapan dan bagaimana seorang guru dalam kegiatan pembelajaran memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial di sekolah yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013 dan dapat dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan pada langkah implementasi Kurikulum 2013.

F. Struktur Organisasi

(19)
(20)

45

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar kelas IV SD yang di sekolahnya menerapkan KTSP dan Kurikulum 2013 yang berada di wilayah kecamatan Kejaksan kotamadya Cirebon.

2. Sampel Penelitian

Adapun profil sampel penelitian digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1. Profil Sampel Penelitian

No Guru Kurikulum yang digunakan oleh SD tempat penelitian

1. G1 KTSP

2. G2 KTSP

3. G3 Kurikulum 2013

4. G4 Kurikulum 2013

Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana sampel ditentukan sesuai dengan kriteria

(21)

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan pemahaman guru dalam memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial pada pembelajaran IPA dengan materi Sumber Daya Alam di kelas IV SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013. Metode tersebut dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya berdasarkan fakta di lapangan tanpa memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan variabel terkait dengan kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial dalam pembelajaran IPA di SD yang menerapkan KTSP dan Kurikulum 2013. Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subyek penelitian. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Sukmadinata (2007) bahwa penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

C. Definisi Operasional

Pada penelitian yang dilakukan aspek yang diukur adalah sebagai berikut: 1) sikap spiritual (komponen menghargai, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut), 2) sikap sosial (komponen jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, sopan atau santun, dan percaya diri).

Untuk mempermudah makna dan interprestasi, maka dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah yang dijabarkan dalam definisi operasional sebagai berikut:

(22)

47

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sikap sosial adalah sikap yang menyangkut kehidupan sosial sebagai bentuk interaksi siswa dengan alam, lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Adapun fokus penelitian dalam komponen sikap sosial, diantaranya: jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun atau sopan, dan percaya diri. Aspek kemunculan sikap sosial dijaring melalui pengamatan video guru mengajar.

3. Analisis kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial guru adalah cara yang dilakukan untuk menelaah secara deskriptif tentang temuan-temuan kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial yang dimunculkan guru dalam proses pembelajaran. Adapun alat yang digunakan untuk membantu analisis tersebut yakni melalui rekaman video kamera yang didukung dengan videograph sebagai software untuk menganalisis kemunculan secara spesifik.

D. Instrumen Penelitian

1. Observasi kemunculan sikap spiritual

Dalam melakukan pengamatan secara langsung aktivitas guru pada saat proses pembelajaran, peneliti melakukan observasi. Lembar observasi ini berisi komponen dan indikator yang merupakan ciri dari sikap spiritual. Komponen sikap spiritual diambil dari SKL SD yang terdapat dalam Implementasi Kurikulum 2013, yaitu menghargai ajaran agama yang dianut, menghayati ajaran agama yang dianut, dan mengamalkan ajaran agama yang dianut (Kemendikbud, 2013) yang dijabarkan dalam beberapa indikator sesuai dengan materi SDA yang dijadikan penelitian. Instrumen ini memuat indikator dan contoh pernyataan yang sekiranya dimunculkan oleh guru dalam pembelajaran. Adapun kisi-kisi kemunculan sikap spiritual dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemunculan Sikap Spiritual

No Komponen

(23)

No Komponen diciptakan Tuhan YME membawa manfaat bagi makhluk hidup.

1. Penerapan ajaran agama dalam memanfaatkan SDA dengan bijaksana.

2. Penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai bentuk kemaslahatan dan perbaikan alam semesta.

Peneliti mengamati kemunculan sikap spiritual dalam pembelajaran tersebut. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang lebih mendalam, peneliti menggunakan software videograph, dengan software ini peneliti dibantu untuk menganalisis kemunculan sikap spiritual dalam pembelajaran , dengan cara memasukkan aspek dan indikator ke dalam kolom kriteria kemudian melakukan koding dengan cara menandai kriteria yang muncul dalam rentang waktu 20 detik. Hasil koding di eksport ke SPSS versi 20 sehingga menghasilkan tabulasi koding. Setelah itu dilakukan analyze untuk menghasilkan data koding dalam bentuk tabel frekuensi dan persen serta diagram lingkaran.

2. Observasi kemunculan sikap sosial

(24)

49

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kemunculan Sikap Sosial No Komponen

Sikap Sosial

Kriteria Indikator

1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan kegiatan yang dilakukan.

1. Bekerja sendiri dalam ulangan atau evaluasi

2. Membuat laporan atau hasil pengamatan berdasarkan data atau gambar yang ada. 2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada peraturan.

1. Menaati perintah atau peraturan.

2. Tertib berbahasa lisan dan tulisan

3. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME. 4. Toleransi Sikap menghargai keberagaman latar belakang

pandangan dan keyakinan.

1. Mampu dan mau bekerjasama dengan siapapun yang memiliki

Bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong

1. Berbagi tugas dalam kelompok

2. Bersedia membantu orang lain 6. Sopan atau

santun

Sikap yang baik dalam pergaulan (baik bahasa maupun tingkah laku)

1. Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat 2. Memberikan penghargaan

terhadap sesama siswa 7. Percaya diri Kondisi mental seseorang yang memberi

keyakinan kuat untuk bertindak.

1. Berani tampil di depan kelas

2. Berani bertanya atau menjawab pertanyaan

(25)

menghasilkan data koding dalam bentuk tabel frekuensi dan persen serta diagram lingkaran.

E. Hasil Judgement Instrumen

Validitas instrumen sikap spiritual dan sikap sosial pada penelitian ini didapatkan dari hasil judgment ahli. Instrumen dikatakan valid jika menurut ahli terdapat kesesuaian antara komponen sikap spiritual dan sikap sosial dengan masing-masing indikator tiap komponen yang dijadikan instrumen (hasil judgment terperinci tertera pada Lampiran 2). Hasil judgment instrumen kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial dapat dilihat pada Tabel 3.4. dan Tabel 3.5.

Tabel 3.4. Hasil Judgment Instrumen Kemunculan Sikap Spiritual No Kesesuaian

Komponen Sikap Spiritual Dengan

Indikator

Ket

Penjudgment

1 2 3

1.1 √ √ √ Valid

1.2 √ √ √ Valid

2.1 √ √ √ Valid

2.2 √ √ √ Valid

3.1 √ √ √ Valid

(26)

51

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5. Hasil Judgment Instrumen Kemunculan Sikap Sosial

No Kesesuaian Komponen

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Proses pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan melalui observasi dan dokumentasi.

Tabel 3.6. Teknik Pengumpulan Data

No Sikap yang diharapkan Muncul dalam Pembelajaran IPA

Teknik Pengumpulan

Instrumen Sumber Data 1. Kemunculan sikap spiritual dalam

pembelajaran IPA di kelas IV SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013

Observasi Aplikasi

videograph

Guru

Video

2. Kemunculan sikap sosial dalam pembelajaran IPA di SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013

(27)

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menentukan dan merumuskan masalah tentang sikap spiritual dan sikap sosial. b. Studi literatur dan kepustakaan mengenai sikap spiritual dan sikap sosial dalam

dokumen KTSP dan Kurikulum 2013.

c. Melakukan observasi pada sekolah-sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian dan menetapkan jadwal pada kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Dalam hal ini observasi dilakukan pada empat sekolah dasar, yaitu dua sekolah dasar yang menggunakan KTSP dan dua sekolah dasar yang menggunakan Kurikulum 2013.

d. Menyusun instrumen penelitian, berupa lembar observasi untuk mengobservasi kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial siswa kelas IV di sekolah yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013.

e. Melakukan judgement instrumen lembar observasi oleh dosen pembibing dan dua orang dosen ahli.

f. Melakukan perbaikan instrument dari hasil judgement.

g. Mengurus surat izin penelitian untuk menentukan sampel sekolah dan subjek penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang menjadi sampel pada tanggal 23 April sampai dengan 16 Mei tahun 2014. Observasi di sekolah yang menggunakan KTSP dilakukan sebanyak 3 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit). Sedangkan di sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 observasi dilakukan sebanyak 5 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 6 jam pelajaran.

(28)

53

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap analisis data dan pengambilan kesimpulan

a. Menganalisis kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial dengan menggunakan software videograph, aspek dan indikator kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial dimasukkan ke kolom kriteria dalam sorftware tersebut. Hasil koding yang telah selesai di eksport ke software SPSS versi 20

untuk memperoleh persentase dan diagram kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial. Hasil temuan tersebut disajikan dalam bentuk tabel agar terlihat perbandingan kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial guru pada SD yang menggunakan KTSP dan Kurikulum 2013.

b. Melihat kecenderungan dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan penelitian.

d. Menyusun laporan penelitian. e. Pelaporan hasil penelitian. f. Perbaikan hasil penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Analisis Data Observasi Kemunculan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam Pembelajaran.

Kemunculan pembelajaran difokuskan pada upaya guru dalam memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial ketika mengajar. Dalam menganalisis kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial guru ketika mengajar maka peneliti menggunakan software videograph. Software videograph merupakan perangkat lunak yang

digunakan untuk menganalisis kemunculan aspek yang diteliti secara spesifik yang ada di dalam video. Adapun tahapan proses analisis video melalui videograph adalah sebagai berikut:

a. Software videograph di operasikan di laptop dengan window xp.

b. Hasil rekaman video berbentuk file di convert supaya dapat digunakan pada software videograph dengan menggunakan convert versi 5.5.

(29)

d. Memasukan video yang sudah diconvert ke dalam kolom videograph dengan menggunakan laptop window 7 dan microsoft office 2010.

e. Menuliskan kode aspek kemunculan beserta indikator yang diharapkan muncul (coding).

f. Mengatur waktu analisis video agar video tersebut selama analisis secara otomatis berputar kembali ke awal, dalam penelitian ini peneliti menganalisis setiap 20 detik, sehingga setelah 20 detik maka video secara otomatis kembali ke awal 20 detik tersebut.

g. Setiap 20 detik peneliti menelaah secara cermat aspek dan indikator mana yang muncul, kemunculan tersebut dapat ditandai dengan mengklik pada kode indikator yang muncul pada saat itu.

h. Melakukan analisis setiap 20 detik pada video berikutnya hingga video tersebut berakhir.

i. Mengsubstitusikan hasil videograph ke dalam SPSS versi 20 dan menghasilkan data persentase kemunculan, frekuensi kemunculan dan diagram lingkaran. Persentase kemunculan dapat dihitung dengan rumus:

(30)

55

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu I. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tahap persiapan

a. Menentukan dan merumuskan masalah.

b. Studi literatur dan kepustakaan mengenai masalah yang diteliti.

c. Observasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

d. Menyusun instrumen penelitian, validasi dan revisi instrumen.

Tahap Pelaksanaan

a. Observasi proses pembelajaran dengan kamera video.

b. Dokumentasi proses pembelajaran

Tahap Akhir Penelitian

a. Analisis kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial dengan sofware videograph versi 20. b. Melihat kecenderungan dan pembahasan hasil

temuan penelitian c. Penarikan kesimpulan

(31)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis kemunculan sikap spiritual dan sikap sosial siswa kelas IV SD dalam pembelajaran IPA melalui penerapan KTSP dan Kurikulum 2013, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Kemunculan sikap spiritual yang difokuskan pada komponen menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianut lebih banyak dimunculkan oleh sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 dibandingkan dengan sekolah yang menggunakan KTSP. Hal tersebut sesuai dengan esensi Kurikulum 2013 dimana aktivitas pembelajaran didesain pada tiga ranah (sikap, pengetahuan dan keterampilan). Sikap spiritual perlu diterapkan sejak dini sebagai pondasi dalam mengurai segala permasalahan yang ada di dunia dengan selalu berpegang pada agama dan mengingat Tuhan Sang Pemilik segala-Nya. Adapun rata-rata kemunculan sikap spiritual untuk SD yang menggunakan KTSP adalah 0,55% dan yang menggunakan Kurikulum 2013 adalah 0,87%.

(32)

110

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan Kurikulum 2013 adalah 6,46%. Adapun temuan hasil penelitian ini hanya berlaku pada subjek-subjek dalam penelitian ini.

B.Implikasi

Setelah dilakukan penelitian ini guru menjadi lebih termotivasi untuk dapat memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial dalam pembelajaran mengingat pentingnya kedua sikap tersebut dapat membentuk pribadi siswa yang lebih ber-Ketuhanan YME dan selalu mementingkan kepentingan umum, dapat bersosialisasi dan bermasyarakat.

C.Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran, antara lain; 1) Guru hendaknya dapat mengefektifkan waktu untuk memunculkan sikap spiritual dan sikap sosial dalam pembelajaran baik melalui KTSP maupun Kurikulum 2013, yaitu dengan cara menentukan komponen dan indikator yang akan dimunculkan dalam pembelajaran, kemudian indikator tersebut disubstitusikan ke dalam RPP dan menempatkannya pada waktu yang ditentukan sesuai dengan karakteristik kurikulum yang digunakan. Sikap spiritual atau sikap sosial tersebut dituliskan secara jelas dalam RPP, misalnya: ketika menemukan keindahan alam (contoh: keindahan bawah laut Bunaken) maka Guru

mengucapkan: “Subhanallah indahnya laut Bunaken dengan beranekaragam jenis

ikan dan terumbu karang” atau “Alhamdulillah, Indonesia memiliki SDA yang

beranekaragam, diantaranya laut Bunaken”. 2)Guru hendaknya memahami cara

menstimulus siswa dalam mengembangkan dan membangkitkan sikap spiritual dan sikap sosial, yaitu dengan cara memberikan stimulus atau motivasi spiritual dan sosial dalam pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari baik dipancing dengan pemberian problem solving, pertanyaan, maupun diajak untuk menganalisis tentang suatu sebab akibat

(33)
(34)

112

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Y. (2008). Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Abdusalam, D. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Dan Hasil Belajar IPA. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Afifah, E.H. (2012). Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas Tinggi Di MI I’Anatul Athfal Cengkalsewu Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN.

Agung, A.A.G. (1992). Iklim Sekolah, Nilai Gotong Royong, dan Kaitannya dengan Sikap Sosial. Majalah Ilmiah Unud. Th. XIX. No. 32. April 1992, hlm. 194-202. Ahmdi,A. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ali, M. (2004). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara.

Amri, et al. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajarannya. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Antari, N.N.M. (1992). Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motif Sosial Di SMP Negeri 2 Singaraja tahun Ajaran 1989/1990. Majalah Ilmiah Unud. Th. XIX. No. 32. April 1992.

Ati, N. et. al. (2010). Hubungan antara Pengetahuan Lingkungan Hidup dan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SMPN Kota Sukabumi. [OnLine]. Tersedia:http://www.journal.unnes.ac.id/

sju/index.php/belia/article/download/3419/3087/. Diakses 08 Januari 2015.

Ayriza, Y. (1991). Pengaruh Pola Disiplin Orang Tua Pada Sikap Mandiri Mahasiswa FIP IKIP Yogyakarta. Jurnal Kependidikan. No. 3. Tahun XXI, Desember 1991, hlm. 26-37.

(35)

Bachir, S. (2010). Revolusi Spiritualitas Sebuah Upaya Memperbaiki Diri Bangsa. Titik Temu. Vol. 2. No. 2. Januari-Juni 2010.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Budiningsih, C.A. (2004). Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Darmansyah. (2014). Teknik Penilaian Sikap Spiritual dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gadang Nanggalo. Universitas Negeri Padang. Jurnal Al-Ta’lim, Vol. 21. No. 1. Februari 2014, hlm. 10-17.

Daryanto & Darmiatun, S. (2013). Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

de Souza, M. (2009). Resdiscovering the Spiritual Dimension in Education: Promoting a Sense of Self and Place, Meaning, and Purpose in Learning. International Handbook of the Religius, Moral and Spiritual Dimensions in Education. Springer, Edisi 1, hlm.1131.

Dewi, B, M. (2014). Strategi Sekolah dan Guru dalam Menanamkan Sikap Religius dan Kejujuran dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.ums.ac.id/28713/13/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses 15

Juni 2015.

Djannah, W. & Ismiyati, R. (2012). Bimbingan Teknik Simulasi untuk Meningkatkan Interaksi Sosial dengan Lingkungan Sekolah Siswa Kelas IV SD N 1 Jendi Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. [Online]. Tersedia di:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/article/viewFile/1302/893.

Diakses 16 Juni 2015.

Fakhruddin. et al. (2010). Sikap Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika dengan Penggunaan Media Komputer Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri I Bangkinang Barat. Jurnal Geliga Sains 4(1),

(36)

114

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fathurrohman, et al. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Firman, H. & Widodo, A. (2007).Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuahn Alam Sekolah Dasar.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Firman, H & Widodo, A. (2008).Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ghozi, A. (2010). Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Dasar Guru Bahasa Perancis Tanggal 24 Okober s.d 6 November 2010. Hadianti, L. S. (2008). Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Terhadap

Kedisiplinan Belajar Siswa. Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan UniversitasGarut.Jurnal Pendidikan Universitas Garut. ISSN: 1907-932X, hlm. 1-8.

Hamid, A. Y. S. (2008). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hamid, S. A. (1999). Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika. Hartini, S. (2010). Meningkatkan Kualitas Perilaku Kejujuran Siswa dalam Mata

Pelajaran PKn Melalui Pendekatan Koperasi Kejujuran Kelas II SD Petompon 07 Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. [Online]. Tersedia di:

http://lib.unnes.ac.id/2638/1/7207.pdf. Diakses 03 Juni 2015.

Hasan, H, S. (2013). Kurikulum 2013: Membangun Generasi Emas Indonesia. Makalah Seminar Nasional Pendas dan Paud 22 November 2013. Bandung: UPI

Hendrayana, S. (2015). Analisis Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Sikap Spiritual Siswa Sekolah Dasar Melalui Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.

(37)

Jhoni. (2010). Pengembangan Sopan santun Dan Keterampilan Melakukan Gerak Shalat Melalui Metode Role Playing Anak Usia Dini. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. (2010). Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas.

Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan karakter Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemendiknas.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Tema 8 Tempat Tinggalku. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Buku siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta: Lazuardi GIS.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Materi Diklat Kurikulum 2013 LPMP Jawa Barat. Jakarta: Kemendikbud.

Kesuma, et al. (2012). Pendidikan Karakter Kajian teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Koesbandiah, et al. (2007). Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Pembelajaran Nilai Untuk Meningkatkan Hasil Belajar, Sikap, Minat Siswa Pada Konsep Ekologi. Jurnal Penelitian IPA. Vol. I No. 3. November 2007.

Koesoema, D, A. (2007). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo

Kurniasih, I. & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Kusrahmadi, S, D. (2007). Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Anak Sekolah Dasar. Dinamika Pendidikan No. 1/ Th. XIV/ Mei 2007, hlm. 118-130.

(38)

116

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lickona, T. (2013). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa menjadi Lebih Baik. Bandung: Nusa Media.

Lickona, T. (2013). Mendidik Untuk membentuk Karakter. Bandung: PT. Bumi Aksara.

Muchram, G.R.F. (2012). Pembinaan Sopan Santun Sebagai Upaya Dalam Membentuk Akhlak Mulia Siswa. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2013). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muzamiroh, M.L. (2013). Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.

Naseh, S.S.H. (2010). Pola Pembinaan Moral Siswa SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari Gunungkidul. Yogyakarta. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga.

Nurhayati. (2008). Berbagai Strategi Pembelajaran Bahasa dapat Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.unsri.ac.id/1328/1/Berbagai_Strategi_Pembelajaran_Bahasa_ dapat_Meningkatkan_Kemampuan_Berbahasa_Siswa.pdf. Diakses 15 Juni 2015.

Nurhayati, et al. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan Lingkungan Hidup Dan Kecerdasan Spiritual Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa SMPN Kota Sukabumi. [Online]. Tersedia: http://dokumen.tips/spiritual/hubungan-

antara-pengetahuan-lingkungan-hidup-dengan-pendidikan-spiritual-terhadap-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat.html. Diakses 13 Juni 2015.

Nurikhsan, A.J dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Refika Aditama.

Prijosaksono, A dan Erningpraja, I. (2003). Enrich Your Life Everyday Renungan dan Kebiasaan menuju Kecerdasan Spiritual. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

(39)

jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/ALIB/article/download/2014/1207. Diakses 16 Juni 2015.

Redaksi detik. (2013). 5 Bocah SD Perkosa Temannya, Polisi Periksa Seorang Warga sebagai Saksi. [Online]. Tersedia: http://m.detik.com. Diakses 16 Juni 2015. Redaksi harianorbit. (2013). Tiga Siswa SD Perkosa Bocah Usia 6 Tahun. [Online].

Tersedia: http://m.news.viva.co.id/. Diakses 16 Juni 2015.

Redaksi kompas. (2013). KPAI: Jauhkan Anak dari Rokok. [Online]. Tersedia:

http://kompas.com. Diakses 16 Juni 2015.

Redaksi vivanews. (2010). Survey: 67% Anak SD Pernah Akses Pornografi. [Online]. Tersedia: http://m.news.viva.co.id/. Diakses 16 Juni 2015.

Rochmah, S.K. (2009) Dampak Metode Farming Gardening Project Melalui Moving Class Terhadap Perilaku Sosial Dan Emosional Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rochintaniawaty et al. (2009). Kebutuhan Guru Sekolah Dasar di Cimahi dan Kabupaten Bandung dalam Melangsungkan Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Dasar. V0l. 7. No. 1, 2006, hlm. 50-60. [On line]. Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id. Diakses 15 Mei 2015.

Rositawaty, S dan Aris M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas

Samatowa, U. (2006). Pembelejaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sandjaja, S. (2006). Pengaruh Program Identifikasi Tema Terhadap Pemahaman

Moral Anak Sekolah Dasar. Disertasi. Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gajah Mada.

Sartika et al. (2013). Masalah-masalah Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya di Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling Vol. 2. N0.1 Januari 2013, hlm. 141-145 [Online].Tersedia:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24881&v

al=1533. Diakses 16 Juni 2015.

(40)

118

EVI GUSVIANI, 2015

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD YANG MENGGUNAKAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subanjari, R.S. (2012). Hubungan Antara Spiritualitas Dengan Etos Kerja Islami. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suherman, D. (2012). Mengembangkan Karakter Disiplin Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda

Sulistyaningsih, R. (2012). Hubungan Antara Materi Pendidikan Akhlak di Sekolah dengan Perilaku Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. [Online]. Tersedia:

http://eprints.perpus.iainsalatiga.ac.id/412/1/HUBUNGAN%20ANTARA%20M

ATERI%20PENDIDIKAN%20AKHLAK%20DI%20SEKOLAH%20-%20STAIN%20SALATIGA.pdf. Diakses 01 Juli 2015.

Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sumantri, M. & Syaodih, N. (2009). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumardi, M. (1992). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Sinar Harapan.

Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Susan, F, et al. (2004). The Impact of Character Education Curricula on Youth Education Journal of Leadership Education. Vol. 3 Issue 3. Nebraska.

Sutawi. (2009). Keberhasilan Jepang Mengelola Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Jurnal Pendidikan dan kebudayaan. Vol. 15. No. 6. November 2009.

Taufik, M. (2009). Kontribusi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran IPS Terhadap Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Sosial Siswa. Tesis SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(41)

Tilaar. (2012). Memantapkan Karakter Bangsa. Makalah disampaikan dalam Konverensi Nasional Pendidikan Indonesia Ke-VII Tanggal 1 November di UNY. Yogyakarta.

Tulus, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yani, A. (2013). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.

Yenita, I. (2005). Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Pengintegrasian Nilai Imtaq Pada SMP Negeri 1 X Koto Kelas II. Jurnal Guru. Vol.2. No. 2. Desember 2005.

Yudianto, S.A. (2005). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera.

Gambar

Tabel 3.1. Profil Sampel Penelitian
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemunculan Sikap Spiritual
Tabel 3.4. Hasil Judgment Instrumen Kemunculan Sikap Spiritual
Tabel 3.6. Teknik Pengumpulan Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

3.2.2.1 Siswa dapat mengemukakan proses pada sel seperti endositosis dan eksositosis sebagai dasar pemahaman bioproses dalam system hidupF. 3.2.3.1 Siswa dapat membandingkan

berbelanja selain itu keunikan lainnya yaitu ketika konsumen berbelanja pada UKP Ria nusantara ada nilai ibadah (anda berbelanja anda beramal) Dari latar belakang

Nilai Kepadatan teripang pada bulan terang dan bulan gelap yang ditemukan pada setiap stasiun memiliki nilai yang bervariasi selama penelitian, dimana terdapat

Geladikarya ini disajikan dalam melengkapi tugas akhir pada Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.. Selama mengikuti proses

Menimbang : bahwa dalam rangka implementasi kurikulum sebagaimana telah diatur dalam Pasal 77O ayat (2) huruf c dan Pasal 77P ayat (2) huruf c Peraturan

Terjadinya anemia pada ibu hamil dimungkinkan karena pada saat kehamilan salah satunya yaitu ibu hamil mengalami masalah gizi yaitu status gizi KEK(

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 42 mengenai Akuntansi Penggabungan Usaha yang berlaku secara efektif pada tanggal 01 Januari 1995, selisih lebih bagian

Seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh pergeseran peran lingkungan keluarga ini berimbas pada proses pendidikan dan hasil pendidikan, dapat dilihat dari