• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKES DAN JAMKESMAS DI BALAI PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Askes Dan Jamkesmas Di Balai Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Paru (Bp4) Madiun Tahun 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKES DAN JAMKESMAS DI BALAI PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Askes Dan Jamkesmas Di Balai Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Paru (Bp4) Madiun Tahun 2012."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKES DAN JAMKESMAS DI BALAI PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN

PENYAKIT PARU (BP4) MADIUN TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

BHADRA INTANG ANGGORO SAKTI J410101012

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ABSTRAK

BHADRA INTANG ANGGORO SAKTI J410101012

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKES DAN JAMKESMAS DI BALAI PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PARU (BP4) MADIUN

Kepuasan konsumen atau pelanggan adalah perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan tingkat kepuasan pasien Askes dan Jamkesmas di Balai Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4) Madiun. Jenis penelitian ini adalah observasional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan peserta askes dan jamkesmas pada periode tahun 2012. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 118 responden, diambil dengan teknik sampling insidental. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, dianalisis dengan uji T-test pada α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pasien Askes dan Jamkesmas di Balai Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Paru (BB4) Madiun. (p=0,190)

Kata Kunci : Kepuasan, Askes, Jamkesmas

Surakarta, Oktober 2012

Ketua program studi kesehatan masyarakat

(3)

Bhadra Intang Anggoro Sakti. J410101012

The difference of patient satisfaction between of Askes and Jamkesmas in Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4) Madiun.

ABSTRACT

Customer satisfaction or customer is the difference between expectations and performance or result of being perceived. This study aims to know the difference of patient satisfactions between of Askes and Jamkesmas in Balai Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Paru ( BP4 ) Madiun. Type this research is observasion. Population sizes in all this research is an outpatient participants askes and jamkesmas in the 2012. The number of samples to this research is 118 respondents, taken with accidental sampling techniques. Data obtained by using a questionnaire an interview. Analyzed showed that no difference of patient satisfaction between of Askes and Jamkesmas in Balai Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4) Madiun.(p=0,190)

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASKES DAN

JAMKESMAS DI BALAI PEMBERANTASAN DAN

PENCEGAHAN PENYAKIT PARU (BP4) MADIUN

Disusun Oleh : Bhadra Intang Anggoro Sakti NIM : J 410 101 012

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

pada tanggal 17 Oktober 2012 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan

Tim Penguji Skripsi.

PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan yang terus

(5)

kesehatan di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan munculnya berbagai

penyedia pelayananan kesehatan. Munculnya berbagai pelayanan kesehatan

menimbulkan persaingan dari para penyedia layanan kesehatan untuk

mendapatkan perhatian dari masyarakat. Hal ini mengakibatkan para penyedia

layanan kesehatan mau tidak mau harus berlomba untuk memberikan pelayanan

yang memuaskan kepada masyarakat. Dampak dari persaingan ini adalah mutu

pelayanan yang diberikan oleh para penyedia pelayanan kesehatan terus

meningkat. Rumah sakit merupakan usaha pelayanan jasa kesehatan yang salah

satunya berdasar pada azas kepercayaan sehingga masalah kualitas pelayanan,

kepuasan Pasien dan Loyalitas Pasien menjadi faktor yang sangat menentukan

keberhasilannya (Tjiptono,2000).

Sebagai salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan yang bergerak di

bidang jasa maka perlu memperhatikan kualitas jasa yang dijadikan indikator oleh

para pasien baik pasien yang membayar secara langsung, juga pasien pegawai

negeri/Askes yang menggunakan asuransi kesehatan selain itu pasien yang

merupakan masyarakat miskin/Jamkesmas (Pujihastuti 2008).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien

membandingkan dengan apa yang dirasakan. Pasien akan merasa puas

apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh sama atau melebihi

harapan (Pohan, 2004).

Indikator utama untuk mengetahui mutu pelayanan rumah sakit adalah

(6)

bahwa rumah sakit tersebut bermutu baik. Kepuasan pasien merupakan penilaian

pasien setelah merasakan pelayanan rawat jalan yang diberikan oleh petugas

kesehatan dibandingkan dengan harapan pasien. Kualitas pelayanan yang baik

merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menciptakan kepuasan

konsumen. Pelayanan berkualitas dalam konteks pelayanan di rumah sakit berarti

memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarganya didasarkan pada standar

kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga dapat

memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan

keluarganya terhadap rumah sakit (Sabarguna, 2004)

Data survei kepuasan terhadap dimensi kualitas jasa yang dilakukan BP4

Madiun pada tahun 2011. Penelitian tersebut dilakukan pada semua pasien rawat

jalan baik yang membayar secara umum maupun yang menggunakan asuransi

kesehatan (Askes dan Jamkesmas). Sedangkan penelitian kepuasan yang khusus

untuk pasien Askes dan Jamkesmas belum pernah diteliti. Pada tahun 2011

pelayanan kesehatan yang disediakan masih pelayanan dasar, meliputi poli umum,

poli asma, poli tuberkulosis, poli konseling paru dan gizi, dan fisioterapi.

sedangkan pada tahun 2012 unit pelayanan baru telah ditambah, meliputi

pemeriksaan spirometri, bronchoscopy, peakflow meter, poli spesialis paru, poli

spesialis penyakit dalam, konsultasi spesialis radiologi.

Dari penelitian pendahuluan terhadap 20 responden diperoleh data, ada 2

responden yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan di BP4 Madiun.

Berdasarkan observasi dengan beberapa pasien diketahui bahwa dikemukakan

(7)

sehingga menimbulkan ketidakpuasan. BP4 Madiun mempunyai kontribusi pada

peningkatan kesehatan melalui penyediaan pelayanan kesehatan baik untuk pasien

Jamkesmas, Askes maupun pasien umum.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas dan Askes di Balai

Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4) Madiun.

LANDASAN TEORI

Menurut Supranto (2006), istilah kepuasan pelanggan berarti bahwa kinerja

suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan. Seperti

seorang penumpang mengharapkan pesawat berangkat tepat waktu, akan tetapi

kenyataannya sering terlambat sehingga mengecewakan/menimbulkan rasa tidak

puas. Seorang pelanggan merasa puas jika kebutuhan, hanya secara nyata atau

hanya anggapan, terpenuhi atau melebihi harapannya. Kepuasan konsumen adalah

persepsi konsumen bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui (Gerson,

2002).

Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Aritonang (2005), yang

dimaksud dengan lima dimensi kualitas jasa antara lain:

a. Reliability (Keandalan)

Dimensi ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan secara akurat dan andal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas

(8)

selalu memenuhi janjinya. Secara umum, dimensi reliabilitas merefleksikan

konsistensi dan keandalan dari kinerja perusahaan.

b. Responsiveness (Ketanggapan)

Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, selalu memperoleh definisi yang

tepat dan segera mengenai pelanggan. Dimensi ini merefleksikan komitmen

perusahaan untuk memberikan pelayanannya tepat pada waktunya. Dimensi

ini berkaitan dengan keinginan dan/atau kesiapan petugas untuk melayani.

c. Assurance (Jaminan)

Dimensi ini mencakup pengetahuan dan kesopanan petugas serta

kemempuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan. Dimensi

ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan (kesopan-santunan)

kepada pelanggan, dan keamanan operasinya. Keamanan merefleksikan

perasaan pelanggan bahwa ia bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan.

d. Emphaty (Kepedulian)

Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada

pelanggan. Dimensi ini juga merefleksikan kemampuan petugas untuk

menyelami perasaan pelanggan sebagaimana jika petugas tersebut

mengalaminya.

e. Tangibles (Faktor fisik)

Dimensi ini mencakup kondisi fisik fasilitas, peralatan, dan penampilan

(9)

sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam

melakukan evaluasi.

METODE PENELITIAN

Data kepuasan pasien Jamkesmas dan Askes yang terkumpul dari hasil

pengumpulan data akan diukur perbedaannya dengan uji beda dua mean (T-test).

T-test yang dimaksud adalah independent sample T-test karena data (sample)

tidak berhubungan satu sama lain. (Sugiyono, 2008). Jika p > 0,05 maka Ho

ditrima, artinya tidak ada perbedaan antara tingkat kepuasan pasien Askes dan

pasien Jamkesmas. Jika p < 0,05 maka Ha ditrima, artinya ada perbedaan antara

tingkat kepuasan pasien Askes dan pasien Jamkesmas.

HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat

1. Distribusi Frekuensi Identitas Pasien Rawat Jalan di BP4 Madiun

Identitas responden ini meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin dan

diagnosa.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Identitas Pasien Rawat Jalan di BP4 Madiun

Frekuensi Persentase

Umur

19-30 tahun 8 6,7

(10)

41-50 tahun 45 38,1

responden perempuan sebesar 61 orang (51,7%), sedangkan laki-laki sebesar

57 orang (48,3%). Pendidikan responden paling banyak berpendidikan SMA

sebesar 38 orang (32,2%), sedangkan paling sedikit responden tidak sekolah

sebesar 8 orang (6,8%). Diagnosa responden paling banyak TB Paru sebesar

39 orang (33,1%) sedangkan paling sedikit responden dengan diagnosa

pnemonia sebesar 15 orang (12,7%).

(11)

Tabel 2 Frekuensi Kepuasan Pasien Askes di BP4 Madiun

Tabel 1. Menunjukkan bahwa kepuasan pasien askes terhadap Keandalan

(Realibility) paling banyak responden kurang puas sebesar 19 orang

(38,0%), sedangkan responden yang sangat puas 12 orang (24,0%), tidak

puas 9 orang (18,0%), cukup puas sebesar 6 orang (12,0%) dan puas 4

orang (8,0%).

Dimensi Ketanggapan (Responsivenes) paling banyak responden

kurang puas sebesar 19 orang (38,0%), sedangkan responden yang cukup

puas sebesar 12 orang (24,0%), sangat puas 7 orang (14,0%), puas 7 orang

(14,0%) dan tidak puas 5 orang (10,0%).

Dimensi Jaminan (Assurance) paling banyak responden sangat

puas sebanyak 18 orang (36,0%) sedangkan yang kurang puas sebanyak 11

orang (22,0%), tidak puas 11 orang (22,0%), cukup puas 6 orang (12,0%)

dan puas 4 orang (8,0%).

Dimensi Kepedulian (Emphaty) paling banyak responden sangat

(12)

orang (32,0%), tidak puas 8 orang (16,0%), cukup puas 5 orang (10,0%)

dan puas 4 orang (8,0%).

Dimensi Faktor fisik (Tangible) paling banyak responden sangat

puas sebanyak 19 orang (38,0%) sedangkan yang cukup puas sebanyak 15

orang (30,0%), kurang puas 7 orang (14,0%), puas 6 orang (12,0%) dan

tidak puas 3 orang (6,0%).

3. Variabel Kepuasan Pasien Jamkesmas

Tabel 3 Frekuensi Kepuasan Pasien Jamkesmas di BP4 Madiun

Dimensi

Tabel 2 menunjukkan bahwa kepuasan pasien Jamkesmas terhadap

Keandalan (Realibility) paling banyak responden puas sebesar 23 orang

(33,8%), sedangkan responden yang kurang puas 21 orang (30,9%), sangat

puas 14 orang (20,6%), tidak puas sebesar 9 orang (13,2%) dan cukup

puas 1 orang (1,5%).

Dimensi Ketanggapan (Responsivenes) paling banyak responden

cukup puas sebesar 29 orang (42,6%), sedangkan responden yang cukup

puas sebesar 17 orang (25,0%), kurang puas 14 orang (20,6%), tidak puas

(13)

Dimensi Jaminan (Assurance) paling banyak responden sangat

puas sebanyak 29 orang (42,6%) sedangkan yang kurang puas sebanyak 24

orang (35,3%), tidak puas 10 orang (14,7%), puas 3 orang (4,4%) dan

cukup puas 2 orang (2,9%).

Dimensi Kepedulian (Emphaty) paling banyak responden sangat

puas sebanyak 40 orang (58,8%) sedangkan yang kurang puas sebanyak 16

orang (23,5%), cukup puas 6 orang (8,8%), tidak puas 5 orang (7,4%) dan

puas 1 orang (1,5%).

Dimensi Faktor fisik (Tangible) paling banyak responden sangat

puas sebanyak 40 orang (58,8%) sedangkan yang tidak puas sebanyak 11

orang (16,2%), kurang puas 10 orang (14,7%), puas 5 orang (7,4%) dan

cukup puas 2 orang (2,9%).

B. Analisis Bivariat

Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Askes Dan Jamkesmas

Hasil perhitungan menggunakan uji t-test diperoleh nilai p = 0,190

(>0,05). Oleh karena nilai p > 0,05; maka Ha ditolak, artinya tidak ada

perbedaan antara tingkat kepuasan pasien Askes dan Jamkesmas di Balai

Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4) Madiun.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Usia responden terbanyak adalah responden yang berusia antara 41 s.d 50

(14)

tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMA (32,2%), dan

diagnosa penyakit responden paling banyak adalah TB paru (33,1%).

2. Tingkat kepuasan pasien Askes tertinggi pada dimensi Tangible (38,0%)

dan yang terendah pada dimensi Responsiveness (14,0%). Tingkat

kepuasan pasien Jamkesmas tertinggi pada dimensi Emphaty (58,8%) dan

Tangible (58,8%) dan yang terendah pada dimensi Responsiveness (2,9%)

3. Tidak ada perbedaan antara tingkat kepuasan pasien Askes dan Jamkesmas

di Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru (BP4 Madiun)

p = 0,190 (>0,05).

B. Saran

1. Bagi BP4 Madiun

Perlu dilakukan koordinasi dan sosialisasi kembali kepada petugas rawat jalan

tentang pelayanan yang memuaskan bagi pasien Rawat Jalan sesuai dengan

standart opersional dan prosedur di BP4 Madiun.

2. Untuk Semua Petugas Rawat Jalan

sebaiknya untuk pelayanan rawat jalan lebih ditingkatkan lagi dengan cara

memberikan pelatihan kepada petugas agar lebih akurat, andal, dan dapat

dipercaya dalam melayani pasien, baik yang bestatus Umum, Askes maupun

Jamkesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, L. R. 2005. Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(15)

http://www.journaltimes.com/articles/2008/12/01. diakses pada tanggal 23 April 2012.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D Bandung: CV Alfabeta.

Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. 2006 Service Quality & Satisfaction.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Identitas Pasien Rawat Jalan di BP4 Madiun
Tabel 1. Menunjukkan bahwa dari 118 responden paling banyak responden
Tabel 2 Frekuensi Kepuasan Pasien Askes di BP4 Madiun
Tabel 3 Frekuensi Kepuasan Pasien Jamkesmas di BP4 Madiun

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan bagi takmir masjid untuk memaksimalkan perannya agar tugas dan fungsi dari takmir tersebut dapat terlaksana dengan baik, serta untuk terus

Untuk guru dengan jawaban yang bervariasi, maka penulis dapat menginterpretasikan jawaban dari para responden di atas yaitu bahwa kesiapan guru merespon Undang-Undang No.14

Misalnya, apel malang mengacu apel dari Malang akan tetapi koruptor mengartikan ini sebagai uang dalam rupiah atau mata uang Indonesia. Kata-kata jargon lainnya

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang ada, maka dapat dideskripsikan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan Algoritma SCAM yang

Sedangkan kemampuan unit-unit pembangkit yang beroperasi dalam sistem untuk menjaga nilai frekuensi nominalnya atau mengembalikan nilai frekuensi ke nilai nominalnya jika

Untuk pemilihan presiden yang akan digelar juli 2009 /KPU memberikan kelonggaran kepada para pemilih yang tidak berdomisili di daerahnya untuk mempergunakan hak pilihnya tanpa

Pelajar diharapkan untuk dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sehubungan dengan kombinasi penggunaan bahasa pengantar yang digunakan selama proses

Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah discovery , problem solving dan reflective thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu untuk