commit to user
ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
DIAN NOVITASARI
NIM. F1107041
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
MOTTO
•
Memilik i sedik it pengetahuan namun dipergunak an untuk
berk ary a, jauh lebih berarti daripada memilik i pengetahuan
luas namun mati tak berf ungsi
( Khalil Gibran )
•
Allah tidak membebani seseorang, melaink an sesuai dengan
k esanggupanny a.
(Al Baqarah:286)
•
Ilmu tanpa agama ak an buta, dan agama tanpa ilmu ak an
lumpuh.
(Albert Einstein)
•
Tiada usaha y ang sia-sia,setiap usaha pasti membawa hasil
commit to user
PERSEMBAHAN
Penulisan sk ripsi ini penulis persembahk an
k epada :
1. Ay ah dan Ibuk u tercinta
2. Adek k u tersay ang
3. Sahabat-sahabatk u EP FE UNS 07
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009”. Laporan ini ingin menunjukkan perbandingan pendapatan masyarakat miskin sebelum dan setelah ada Program PNPM Mandiri.
Skripsi ini disusun dengan maksud guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Riwi Sumantyo, S.E., selaku Pembimbing Akademik terima kasih atas bimbingannya selama ini.
commit to user
5. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Segenap pelaku dan pengurus lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali yang telah memberikan bantuan, dukungan dan masukan yang penulis butuhkan selama ini.
8. Seluruh teman-teman Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih sangat sederhana dan kurang sempurna, karena keterbatasan data dan pengetahuan yang dimiliki penulis untuk itu penulis menghargai kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam laporan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang dikerjakan dengan semua kemampuan ini juga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dan masyarakat yang terkait secara umum.
Surakarta, Maret 2011
Penulis
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAKSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi ... 7
1. Definisi Pembangunan Ekonomi ... 7
2. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 9
commit to user
B. Aspek Pemberdayaan dalam Pembangunan Ekonomi ... 11
1. Hakekat Pemberdayaan ... 11
2. Tahap Pemberdayaan ... 12
3. Pengembangan Aspek Pemberdayaan ... 13
4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 14
C. Kemiskinan ... 15
1. Konsep Tentang Kemiskinan ... 15
2. Indikator Kemiskinan ... 19
3. Ukuran Kemiskinan ... 21
4. Kriteria Kemiskinan ... 23
5. Jenis-jenis Kemiskinan ... 24
6. Penyebab Kemiskinan ... 25
7. Pola Kemiskinan ... 27
8. Cara Mengatasi Kemiskinan ... 27
9. Menghilangkan Kemiskinan ... 28
10.Peran Keluarga dalam Penanggulangan Kemiskinan ... 29
D. PNPM Mandiri Perdesaan ... 30
1. Pengertian PNPM Mandiri ... 30
2. Jenis-Jenis PNPM Mandiri ... 30
3. Tujuan PNPM Mandiri ... 30
4. Visi PNPM Mandiri ... 31
5. Misi PNPM Mandiri ... 32
commit to user
7. Prinsip PNPM Mandiri ... 33
8. Jenis Kegiatan PNPM Mandiri ... 35
9. Jenis Kegiatan Yang Dilarang PNPM Mandiri ... 35
10. Jenis Usulan Kegiatan PNPM Mandiri ... 36
11. Kriteria Kegiatan PNPM Mandiri ... 40
12. Strategi PNPM Mandiri ... 40
13. Sasaran PNPM Mandiri ... 41
14. Pendanaan PNPM Mandiri ... 41
15. kriteria Alokasi ... 42
16. Dasar Hukum PNPM Mandiri ... 43
E. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ... 43
1. Pengertian Unit Pengelola Kegiatan ... 43
2. Peranan Unit Pengelola Kegiatan ... 43
3. Tugas Unit Pengelola Kegiatan ... 44
4. Manajemen Lembaga UPK PNPM Mandiri ... 44
5. Struktur Organisasi UPK ... 46
F. Pendapatan ... 53
1. Pengertian Pendapatan ... 53
2. Macam-Macam Pendapatan Nasional ... 54
G. Penelitian Sebelumnya ... 56
H. Kerangka Pemikiran ... 58
I. Hipotesis Penelitian ... 59
commit to user
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 60
C. Jenis Dan Sumber Data ... 61
D. Metode Analisis Data ... 63
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 67
B. Sejarah Singkat Obyek Penelitian ... 71
C. Diskripsi Responden Dan Analisis Data ... 74
D. Interpretasi Hasil ... 88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat ... 42
4.1 Perbandingan Rincian Daerah Kecamatan Andong ... 68
4.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Di Kecamatan Andong ... 70
4.3 Perbandingan Mata Pencaharian Penduduk Di Kecamatan Andong ... 70
4.4 Jumlah Masyarakat Miskin Di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2009 ... 75
4.5 Rata-Rata Pinjaman Yang Diambil Oleh Pemanfaat Berdasarkan Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Pinjaman Dari Program PNPM ... 76
4.6 Jenis Pekerjaan Masyarakat Rumah Tangga Miskin Yang Menjadi Pemanfaat Bantuan ... 77
4.7 Distribusi Proses Pengambilan Pinjaman Dari Program PNPM Mandiri ... 78
4.8 Penyaluran Dana BLM oleh UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali ... 79
4.9 Modal Awal Dana Bergulir dari BLM ... 83
4.10 Perkembangan Kegiatan Dana Bergulir PNPM Mandiri ... 84
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan ... 26
2.2 Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong
Kabupaten Boyolali ... 46 2.3 Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Oleh : Dian Novitasari NIM. F1107041
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebelum dan setelah ada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi dengan sampel masyarakat miskin di Kecamatan Andong yang mendapat bantuan dari PNPM Mandiri. Metode analisis yang digunakan adalah analisis beda dua mean berpasangan (Uji Paired Sample T Test).
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut : rata-rata pendapatan rumah tangga miskin setelah menjadi pemanfaat dari bantuan dana bergulir simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP) PNPM Mandiri mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata pendapatan rumah tangga miskin sebelum menjadi pemanfaat. Jumlah masyarakat rumah tangga miskin tahun 2009 mengalami penurunan dibanding jumlah masyarakat rumah tangga miskin tahun 2007 dan tahun 2008.
Kesimpulan yang dapat diberikan antara lain setelah mendapat bantuan pinjaman dari Program PNPM Mandiri terdapat peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin, maka disarankan kepada masyarakat rumah tangga miskin yang ingin mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatannya untuk ikut berpartisipasi menjadi pemanfaat bantuan pinjaman dari PNPM Mandiri. Pemberian pinjaman dana bergulir dari PNPM Mandiri telah memberikan keberartian terhadap peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin. Untuk itu disarankan agar terus ditingkatkan lagi pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat rumah tangga miskin.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan
intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun
penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran
dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal.
Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber
penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga
mulai pudar. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan
menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
( PNPM ) Mandiri mulai tahun 2007 untuk meningkatkan efektivitas
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja,. Melalui PNPM
Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan
yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan
partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan
sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
PNPM Mandiri tahun 2007 merupakan kelanjutan Program
Pengembangan Kecamatan ( PPK ) sejak tahun 1999. Sebagai dasar
commit to user
pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan ( P2KP ) sebagai dasar bagi pengembangan
pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Khusus ( P2DTK ) untuk pengembangan daerah
tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri
diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah ( PISEW ) untuk mengintegrasikan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat
dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh
berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM
Mandiri tahun 2008 juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal.
Pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam
kerangka kebijakan PNPM Mandiri, diharapkan cakupan pembangunan dapat
diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan
efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antarproyek
diharapkan juga dapat diwujudkan.
Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi
semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati
masyarakat, meliputi : penyediaan dan perbaikan prasarana / sarana
lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara padat karya; penyediaan
sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin ( perhatian yang lebih
besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana
commit to user
peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran
kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan,
serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.
Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah lembaga di tingkat Kecamatan
sebagai pengelola dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) – PNPM
Mandiri yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan meliputi
kegiatan prasarana/sarana, pendidikan, kesehatan, UEP ( Usaha Ekonomi
Produktif ) dan SPP ( Simpan Pinjam kelompok Perempuan ). Kegiatan UEP
dan SPP dikelola dan disalurkan sebagai dana bergulir di tingkat Kecamatan
yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Dalam penyaluran dana bergulir
tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu melainkan kepada
kelompok yakni Kelompok Usaha Bersama dan Kelompok Simpan Pinjam.
Prinsip transparansi, partisipasi, keberpihakan pada orang miskin,
akuntabilitas, pelestarian dan pengembangan merupakan dasar-dasar
pengelolaan dana bergulir (PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir
Program Pengembangan Kecamatan).
Tujuan umum PNPM Mandiri, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja bagi masyarakat miskin secara mandiri, sejalan dengan
tujuan tersebut maka dunia usaha pun termotivasi untuk semakin berkembang
dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha di perdesaan, sehingga mereka
mendapat peluang kerja, meningkatkan usaha dan diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga meningkat pula kesejahteraan
daerahnya, baik yang bergerak di bidang jasa maupun industri terutama
commit to user
usaha tersebut, melalui Program PNPM Mandiri, pemerintah telah
memberikan kredit pada Lembaga Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) PNPM
Mandiri khususnya di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu
mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di
lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta
mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi
PNPM Mandiri Perdesaan adalah : (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan
kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3)
pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas
dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5)
pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan (PTO Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan 2008).
Strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan dalam rangka
mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan
masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem
pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama
antar desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka
PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan
sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan
diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu
commit to user
dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Berdasarkan
uraian tersebut diatas Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
Program PNPM Mandiri di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali tahun
2009. Dalam penelitian ini Penulis mengambil judul “ANALISIS
PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN
ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka Peneliti dapat merumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimana pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong
Kabupaten Boyolali sebelum dengan setelah mendapat bantuan pinjaman
dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Andong Kabupaten
commit to user
2. Untuk mengetahui pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong
Kabupaten Boyolali sebelum dan setelah ada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui kondisi masyarakat miskin yang sesungguhnya
di daerah yang dijadikan obyek penelitian.
2. Bagi Instansi Terkait
Penelitian ini berguna sebagai umpan balik terhadap Program PNPM
yang dilaksanakan pemerintah. Jika program ini dinilai berhasil, maka
pemerintah akan melanjutkan program tersebut.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data atau informasi untuk
pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sejenis di masa
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Ekonomi
1. Definisi Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi secara umum didefinisikan sebagai suatu
proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.
Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth). Sedangkan definisi pembangunan ekonomi menurut
beberapa ahli antara lain,
a. Menurut Mudrajad (2000), pembangunan ekonomi adalah suatu
proses dimana pendapatan perkapita suatu negara selama kurun
waktu yang panjang selalu meningkat dengan catatan jumlah
penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan absolut tidak
meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang.
b. Menurut Lincolin Arsyad (1997), pembangunan ekonomi sebagai
proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita
penduduk sutau negara dalam jangka panjang disertai oleh perbaikan
sistem kelembagaan.
Berdasarkan pengertian pembangunan ekonomi yang dikemukakan
oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa konsep dasar dari
commit to user
a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus
b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita
c. Kenaikan pendapatan itu harus terus berlangsung dalam jangka
panjang
d. Perbaikan sosial dan budaya sistem kelembagaan. Hal ini dapat
ditinjau dari dua aspek, yaitu perbaikan organisasi (institusi) dan
perbaikan di bidang regulasi (baik formal maupun informal)
Pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang
menyebabkan antara lain :
a. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial yang pada
mulanya berorientasi pada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
b. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam
keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga
kecil.
c. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan
investasi yang tidak produktif (menumpuk emas, membeli rumah
dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
d. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat kurang merangsang
pembangunan ekonomi (misalnya perubahan sikap yang tadinya
kurang menghargai waktu, kurang menghargai prestasi perorangan
commit to user
Menurut Suryana, terdapat empat teori atau model pembangunan
ekonomi yang bisa diterapkan khususnya dalam pembangunan di
Indonesia, yaitu :
a. Model pembangunan yang berorientasi pertumbuhan. Tujuan pokok
strategi ini adalah meningkatkan laju produksi (GDP).
b. Model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada penciptaan
lapangan kerja.
c. Model pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan.
d. Model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
dasar (The Bassic Necessary Oriented).
2. Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Secara nyata pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi mempunyai
perbedaan. Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian
seperti dalam lembaga pengetahuan dan teknik. Sedangkan pertumbuhan
commit to user
kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan.
Proses pertumbuhan ekonomi dimulai apabila perekonomian
mampu melakukan pembagian kerja (division of labor). Pembagian kerja
akan meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan (Adam Smith, 1776). Adam Smith juga
menggaris bawahi pentingnya skala ekonomi. Dengan meluasnya pasar,
akan terbuka inovasi-inovasi baru yang pada gilirannya akan mendorong
perluasan pembagian kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi akan ditentukan oleh dua unsur pokok
(Harrod-Domar,1944), yaitu :
a. Tingkat tabungan (investasi)
b. Produktivitas modal (capital output ratio).
Agar dapat tumbuh secara berkelanjutan, masyarakat dalam suatu
perekonomian harus mempunyai tabungan yang merupakan sumber
investasi. Makin besar tabungan, yang berarti makin besar investasi,
maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, makin
rendah produktivitas kapital atau semakin tinggi capital output ratio,
makin rendah pertumbuhan ekonomi.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Yang
commit to user
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
b. Faktor Nonekonomi
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi mencakup kondisi sosial budaya yang ada di
masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan
berlaku.
B. Aspek Pemberdayaan Dalam Pembangunan Ekonomi
1. Hakekat Pemberdayaan
Hakekat pemberdayaan pada dasarnya adalah penciptaan suasana
atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat bisa berkembang.
Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap masyarakat pasti
memiliki daya akan tetapi kadang-kadang mereka tidak menyadari atau
potensi yang ada belum tergali untuk dikembangkan. Pemberdayaan
jangan menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan, sehingga
pemberdayaan sebaiknya mengantarkan pada proses kemandirian.
Menurut Korten, terdapat tiga model pembangunan yang ada di
negara sedang berkembang, yaitu :
a. Community development
commit to user
c. Desentralisasi
Tiga pelaku penting yang terkait dalam pemberdayaan yaitu pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
Dalam tinjauan ekonomi, terdapat 3 daya dalam model
pemberdayaan, yaitu :
a. Daya manusia mencakup deskripsi dan potret secara kualitatif dan
kuantitatif meliputi aspek pendidikan, wawasan ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan di sisi manajemen.
b. Daya lingkungan yaitu potensi yang dikembangkan berdasarkan
kondisi geografis maupun alam yang ada di daerah.
c. Daya ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan nilai
tambah untuk mendapatkan nilai ekonomi yang lebih tinggi dalam
rangka meraih keberdayaan masyarakat.
2. Tahap Pemberdayaan
Pemberdayaan mempunyai beberapa tahap, antara lain :
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas
diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan ketrampilan agar mampu mengambil peran dalam
commit to user
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan
sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantar pada tahap kemandirian.
3. Pengembangan Aspek Pemberdayaan
Aspek pemberdayaan ini dikembangkan dengan analisi CIPOO
(Contexct, Input, Process, Output dan Outcome)
a. Contexct, meliputi aspek :
1) Kelembagaan yaitu bagaimana kelembagaan yang dibentuk di
daerah bisa mewadahi berbagai unsur kepentingan kemitraan
antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Pihak mana yang
akan menangani bentuk dan model kemitraan yang akan dibuat.
2) Sistem manajemen, dalam menganalisis kemitraan diarahkan
pada fungsi – fungsi policy analysis, finance, human relations,
information, dan external relations. Di mana output yang
diharapkan adanya ditemukannya model kemitraan yang efisien.
3) Aspek kinerja organisasi, merupakan bagaimana organisasi
dalam kemitraan tersebut bekerja dan berhasil guna dengan
indikator efisiensi, efektifitas, produktifitas, akuntabilitas dan
memprioritaskan kualitas palayanan.
4) Penguasaan materi
c. Input, yaitu keseluruhan potensi baik internal maupun eksternal yang
dimiliki daerah yang memberikan kontribusi bagi usaha – usaha
commit to user
d. Proses, merupakan langkah – langkah yang ditempuh dalam
kerangka pengembangan ekonomi/ pemberdayaan dan terdiri atas,
1) Pendekatan Capacity Building
2) Pendekatan New Public Management
3) Pendekatan Kinerja
4) Pendekatan substansial melalui pengorganisasian knowledge,
attitude, practice.
e. Output, merupakan hasil dari input yang diproses, di mana hasil dari
pemrosesan unsur-unsur dalam kemitraan meliputi :
1) Munculnya organisasi kemasyarakatan yang kuat / establish
2) Menghasilkan kemampuan manajerial dalam masing-masing
unsur pemberdayaan / pengembangan ekonomi
3) Munculnya kinerja oerganisasi masyarakat yang kuat dan
profesional
f. Outcomes yang diharapkan dari proses ini adalah munculnya bentuk
dan prosedur pemberdayaan/ pengembangan ekonomi yang jelas dan
kuat serta memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder daerah
terutama bagi peningkatan potensi ekonomi yang ada di masyarakat.
4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Proses pemberdayaan masyarakat mendasarkan pada 4 prinsip
yaitu :
a. Partisipatif, adalah proses pemberdayaan harus dilakukan secara
commit to user
swasta, masyarakat termasuk masyarakat miskin itu sendiri.
Sehingga masyarakat tidak lagi hanya menjadi objek namun subjek
dalam perencanaan pemberdayaan.
b. Transparansi, adalah adanya keterbukaan di antara stakeholders
sehingga setiap tahapan akan direncanakan, mulai dilaksanakan
sampai dengan evaluasi dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Akuntabilitas, adalah perencanaan pemberdayaan nantinya dapat
diimplementasikan dan tercapai tujuan serta sasarannya.
d. Manfaat bersama, adalah proses pemberdayaan ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada upaya
pembangunan masyarakat sebagai kontribusi untuk mewujudkan
tujuan pembangunan nasional.
C. Kemiskinan
1. Konsep Tentang Kemiskinan
Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang
tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap
sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Untuk memahami
pengertian tentang kemiskinan ada berbagai pendapatan yang
dikemukakan.
Menurut Mudrajad (2000:13) mendefinisikan kemiskinan sebagai
commit to user
kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal standar
hidup tertentu.
Menurut Suparlan (1995) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai
suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat
kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung
tampak pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan, kehidupan normal, dan
rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (1993) menjelaskan
kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena
dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari
dengan kekuatan yang apa adanya.
Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan /
BKKBN (1996 : 10) adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang
dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun
fisiknya untuk memenuhi kebutuhannya. Miskin atau kurang sejahtera
dalam pengertian Pembangunan Keluarga Sejahtera diidentikkan dengan
kondisi keluarga sebagai berikut :
a. Pra Sejahtera, adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spritual,
commit to user
operasional mereka tampak dalam ketidakmampuan untuk
memenuhi salah satu indikator sebagai berikut :
1) Makan minimal 2 kali per hari,
2) Pakaian lebih dari satu pasang,
3) Sebagian besar lantai rumahnya bukan dari tanah,
4) Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera I, adalah keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis, seperti kebutuhan
pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transportasi. Secara operasional mereka tidak
mampu memenuhi salah satu indikator sebagai berikut :
1) Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan,
2) Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10 – 60 tahun yang
buta huruf latin,
3) Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap,
4) Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan masih dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
Diketahui pula bahwa keadaan yang serba kekurangan ini terjadi
bukan seluruhnya karena kehendak keluarga yang bersangkutan tetapi
karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh keluarga sehingga
telah membuat mereka termasuk keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I.
Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I itu dibagi atas dua kelompok,
commit to user
a. Karena alasan ekonomi / keluarga miskin yaitu keluarga yang
menurut kemampuan ekonominya lemah dan miskin.
Keluarga-keluarga semacam ini mempunyai sifat seperti yang dalam indikator
yang dikembangkan oleh BPS dan Bappenas, yaitu keluarga yang
secara ekonomis memang miskin atau sangat miskin dan belum bisa
menyediakan keperluan pokoknya dengan baik,
b. Karena alasan non ekonomi yaitu keluarga yang kemiskinannya
bukan karena pada harta/uang atau kemampuan untuk mendukung
ekonomi keluarganya tetapi miskin kepeduliannya untuk mengubah
hidupnya menjadi lebih sejahtera misalnya dalam hal partisipasi
pembangunan dan kesehatan dengan membiarkan rumahnya masih
berlantai tanah padahal sebenarnya ia mampu untuk memplester
lantai rumahnya atau kalau anaknya sakit tidak dibawa/diperiksa ke
puskesmas.
Dengan demikian dana bergulir PNPM Mandiri dimaksudkan
untuk diberikan kepada keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I alasan
ekonomi yang mempunyai usaha ekonomi produktif.
M.P Todaro (2000: 200-206) mengemukakan dua anggapan dasar
yang kiranya cukup relevan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh
para ahli diatas mengenai kemiskinan, yaitu :
a. Kemiskinan identik dengan penduduk miskin yang tinggal di daerah
commit to user
kegiatan lain yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi
tradisional
b. Kaum wanita dan anak-anak merupakan kaum yang paling
menderita, yang disebabkan oleh rendahnya kapasitas mereka dalam
mencetak pendapatan sendiri, terbatasnya kesempatan menikmati
pendidikan dan pekerjaan yang layak disektor formal.
Dari anggapan dasar tersebut dapat kita ambil konsep-konsep dasar
yang perlu dibangun, yaitu :
a. Pembangunan hendaknya lebih diarahkan pada daerah-daerah
pedesaan yang identik dengan penduduk miskin, dengan
meningkatkan potensi yang dimiliki daerah pedesaan yang
bersangkutan
b. Kaum wanita dan anak-anak harus diberi kesempatan berusaha
secara mandiri agar dapat berperan serta secara aktif dalam proses
pembangunan.
2. Indikator Kemiskinan
Indikator utama kemiskinan dapat dilihat dari (1) kurangnya
pangan, sandang, dan perumahan yang tidak layak, (2) terbatasnya
kepemilikan tanah dan alat produksi, (3) kurangnya kemampuan
membaca dan menulis, (4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup,
(5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi, (6)
commit to user
Indikator kemiskinan menurut Bappenas (2006) adalah terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya akses dan rendahnya mutu
layanan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha,
terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi, terbatasnya akses
terhadap air bersih, lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan
tanah, memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam,
lemahnya jaminan rasa aman, lemahnya partisipasi, dan besarnya beban
kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan
adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi.
Menurut Prof. Sajogjo (BAPPENAS) memberi batasan kemiskinan
untuk masyarakat pedesaan ekuivalen dengan 20 kg beras perkapita
perbulan dan bagi masyarakat perkotaan ekuivalen dengan 30 kg beras
perkapita perbulan.
Pengukuran taraf kemiskinan antara lain melihat patokan dari 2.100
kalori perorangan perhari, tetapi berbeda-beda menurut umur dan jenis
kelamin. Anak-anak dan manula memang tidak membutuhkan jumlah
kalori sebanyak itu. Namun demikian jumlah rata-rata yang ditetapkan
adalah 2.100 kalori, lalu ditambahkan kebutuhan minimum untuk
pendidikan, perumahan, dan pakaian. Pengukuran kemiskinan ada juga
yang melihatnya dari konsumsi orang. Pemikiran ini beranggapan bahwa
pendapatan orang itu sama dengan pengeluarannya. Secara nasional,
bahwa pengeluaran dan pendapatan sama memang benar. Namun tingkat
disagresi yang lebih rendah, ukuran kemiskinan seperti ini dapat
commit to user
3. Ukuran Kemiskinan
Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan memang tidak
mudah untuk mengukurnya. Namun demikian, dapat dijelaskan dua
macam ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu kemiskinan
absolut dan kemiskinan relatif.
a. Kemiskinan Absolut
Menurut konsep ini kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan
tingkat pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya
dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang
memungkinkan seseorang untuk dapat hidup secara layak. Bila
pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan minimum maka orang
dapat dikatakan miskin. Dengan demikian, kemiskinan diukur
dengan memperbandingkan tingkat pendapatan orang dengan
pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya.
Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara
keadaan kemiskinan dengan tidak miskin atau sering disebut sebagai
garis batas kemiskinan. Kesulitan konsep ini adalah menentukan
komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat kebiasaan saja, tetapi juga
iklim, tingkat kemajuan suatu negara dan berbagai faktor ekonomi
lainnya.
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup
dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah
commit to user
diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi
kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi
kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang
hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990
menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001,
persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari
$1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tertentu.
b. Kemiskinan Relatif
Konsep ini mejelaskan garis kemiskinan akan mengalami
perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah. Konsep
kemiskinan relatif bersifat dinamis, sehingga kemiskinan akan selalu
ada. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan
golongan atas dan golongan bawah, maka akan semakin besar pula
jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin. Bank Dunia
memberi kriteria sebagai berikut :
1) Jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah
menerima kurang dari 12% dari pendapatan nasional, maka
disebut pembagian pendapatan sangat timpang.
2) Jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah
menerima antara 12% - 17% dari pendapatan nasional, maka
commit to user
3) Jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah tersebut
menerima lebih dari 17% dari pendapatan nasional, maka
disebut ketidakmerataan rendah.
4. Kriteria kemiskinan
Kriteria kemiskinan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik ada
14 kriteria, antara lain :
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang 8 m2 per orang.
b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah / bambu /
kayu murahan.
c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu / rumbia / kayu
berkualitas rendah / tembok tanpa diplester.
d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-sama dengan
rumah tangga lain.
e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
f. Sumber air minum berasal dari sumur / mata air tidak terlindung /
sungai / air hujan.
g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar / arang /
minyak tanah.
h. Hanya mengkonsumsi daging / susu / ayam satu kali dalam
seminggu.
i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
commit to user
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas /
poliklinik.
l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : Petani dengan
luas lahan 0,5 ha — Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp
600.000 per bulan (2005) — atau pendapatan perkapita Rp.166.697
per kapita per bulan (2007).
m. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak
tamat SD/hanya SD.
n. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan nilai
Rp 500.000, seperti : sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak,
kapal motor, atau barang modal lainnya.
5. Jenis-Jenis Kemiskinan
Kemiskinan dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Kemiskinan Alamiah, kemiskinan yang disebabkan oleh sumber
daya yang terbatas atau karena tingkat perkembangan teknologi yang
lebih rendah. Dengan kata lain ketidakmampuan seseorang atau
komunitas dalam memenuhi kebutuhan dan mengejar ketertinggalan
teknologi menjadi penyebabnya.
b. Kemiskinan buatan / Struktural, kemiskinan yang disebabkan oleh
kelembagaan yang ada dalam masyarakat membuat masyarakat
sendiri tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara
commit to user
6. Penyebab Kemiskinan
Kartasasmita (1999) menjelaskan kemiskinan disebabkan oleh,
a. Rendahnya taraf pendidikan. Taraf pendidikan yang rendah
mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan
menyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki.
b. Rendahnya derajat kesehatan. Taraf kesehatan dan gizi yang rendah
menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir, dan prakarsa.
c. Terbatasnya lapangan kerja. Keadaan kemiskinan karena kondisi
pendidikan diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan.
d. Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk miskin, secara ekonomi
tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi.
Menurut Mudrajad (1997 : 107) yang mengutip Sharp,
mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi,
yaitu :
a. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi
pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki
sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya
manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.
commit to user
nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena
keturunan.
c. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.
ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran
setan kemiskinan (vicious circle of proverty). Adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya
produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya
pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan
berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya
investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya (gambar 2.1).
Logika berfikir ini dikemukakan oleh Nurkse dalam Kuncoro (1997 :
107), yang mengatakan : “a poor country is poor because it is poor”
[image:40.612.174.512.215.648.2](negara miskin itu miskin karena dia miskin).
Gambar 2.1 : Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of
Proverty)
Sumber : R. Nurkse (1953)
Ketidaksempurnaan pasar,
Keterbelakangan, Ketertinggalan
Kekurangan modal
Investasi rendah produktivitas rendah
commit to user
7. Pola Kemiskinan
Ada beberapa pola kemiskinan antara lain,
a. Presistent Poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau
turun-temurun. Daerah yang mengalami kemiskinan ini pada umumnya
merupakan daerah kritis sumber daya alam atau terisolasi.
b. Cyclical Poverty, yaitu pola kemiskinan yang mengikuti pola siklus
ekonomi secara keseluruhan.
c. Seasonal Poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti yang sering
dijumpai pada kasus-kasus nelayan dan petani tanaman pangan.
d. Accidental Poverty, yaitu kemiskinan karena terjadi bencana alam
atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan
menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
8. Cara Mengatasi Kemiskinan
Dimensi kemiskinan yang begitu luas mengharuskan setiap upaya
penanggulangan kemiskinan dalam tatanan makro perlu dilakukan secara
terpadu, yang meliputi berbagai program pembangunan terpadu baik
sektoral maupun regional. Dalam hal ini yang diperlukan adalah
penajaman program dan kegiatan sehingga hasilnya lebih optimal dan
berdampak langsung terhadap kelompok sasaran.
Kebijaksanaan penanggulangan kemiskinan secara umum dapat
dibagi atas kelompok (Edwina dalam Prasetyo, 2009 : 37)
a. Kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran,
commit to user
kemiskinan. Berbagai program dan kebijaksanaan tidak terbatas pada
penduduk miskin tetapi program-program tersebut cukup berperan
dalam mengatasi kemiskinan.
b. Kebijaksanaan yang langsung diarahkan pada peningkatan akses
terhadap sarana dan prasarana yang mendukung penyediaan
kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan
pendidikan, peningkatan produktivitas dan pendapatan, khususnya
masyarakat berpendapatan rendah.
c. Kebijaksanaan khusus, keseluruhan rencana dan kegiatannya tertuju
pada kelompok masyarakat miskin dan diberi nama yang
mencerminkan kegiatan tersebut. Program khusus ini berupaya untuk
memberdayakan masyarakat miskin agar mampu melepaskan diri
dari perangkap kemiskinan
Keberhasilan suatu program dipengaruhi oleh tersedianya dana,
daya dan sarana, intensitas dan kualitas berbagai kegiatan
pelaksanaannya, kualitas hasil langsung dari kegiatan tersebut dan efek
serta damapk yang diperoleh.
9. Menghilangkan Kemiskinan
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah :
a. Bantuan Kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang
miskin.
b. Bantuan terhadap keadaan individu, Banyak macam kebijakan yang
commit to user
perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
c. Persiapan bagi yang lemah, daripada memberikan bantuan secara
langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera
menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang
yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti
kebutuhan akan perawatan kesehatan.
10. Peran Keluarga Dalam Penanggulangan kemiskinan
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai
peran dalam penanggulangan kemiskinan oleh karena itu dalam
pembangunan keluarga sejahtera lebih diarahkan kepada peningkatan
kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga
yang tinggi dalam rangka mewujudkan keluarga yang bahagia sejahtera.
Sehubungan dengan arah tersebut maka berbagai kegiatan program lebih
diarahkan pada peningkatan sikap mental dan fungsi ekonomi keluarga
sehingga pendekatan yang dipakai adalah lebih kepada pemberdayaan
ekonomi keluarga. Sesuai dengan potensi dan peluangnya setiap keluarga
akan dibantu dan dirangsang untuk mengembangkan sikap mental yang
positif dalam pembangunan dan diajak untuk meningkatkan kemampuan
dirinya. Setiap keluarga akan diusahakan menjadi unit usaha ekonomi
yang makin mandiri. Pengembangan potensi keluarga terutama dilakukan
commit to user
dianggap paling lemah dan memiliki potensi yang belum banyak
digunakan, yaitu para ibu, para perempuan.
D. PNPM Mandiri
1. Pengertian PNPM Mandiri
PNPM Mandiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
mendorong penurunan angka kemiskinan dan pengangguran. PNPM
Mandiri difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan yang
berbasis partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri
merupakan integrasi dan perluasan program-program penanggulangan
kemiskinan yang berbasis masyarakat yang sudah jalan. (Depdagri, 2008)
2. Jenis-Jenis PNPM Mandiri
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia ada 3 jenis (Depdagri,
2008) , antara lain :
a. PNPM Mandiri Perdesaan
b. PNPM Mandiri Perkotaan
c. PNPM mandiri Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal
3. Tujuan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
Tujuan PNPM Mandiri secara umum adalah meningkatnya
commit to user
dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
Tujuan PNPM Mandiri secara Khusus 1) meningkatkan partisipasi
seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok
perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pelestarian pembangunan, 2) melembagakan
pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber
daya lokal, 3) mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam
memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif, 4) menyediakan
prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh
masyarakat, 5) melembagakan pengelolaan dana bergulir, 6) mendorong
terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa dalam
pengelolaan pembangunan, 7) mengembangkan kerja sama antar
pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan
perdesaan.
4. Visi PNPM Mandiri
Visi PNPM Mandiri adalah mewujudkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin di perdesaan (Depdagri, 2008).
Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi
sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber
daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk
commit to user
5. Misi PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
a. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya.
b. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif.
c. Mengoptimalkan fungsi dan peran pemerintah lokal.
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana dasar
masyarakat.
e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
6. Keluaran (Output) Program PNPM Mandiri
a. Terjadinya peningkatan keterlibatan Rumah Tangga Miskin (RTM)
dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan
pelestarian
b. Terlembaganya sistem pembangunan partisipatif di desa dan antar
desa
c. Terjadinya peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam
memfasilitasi pembangunan partisipatif
d. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan bagi masyarakat
e. Terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam peningkatan
pelayanan sosial dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap
RTM
f. Terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dalam
commit to user
g. Terjadinya peningkatan peran serta dan kerja sama para pemangku
kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan
7. Prinsip PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
a. Bertumpu pada pembangunan manusia
Masyarakat lebih memilih kegiatan yang berdampak langsung
terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik
semata.
b. Otonomi
Masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara
mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif dari luar.
c. Desentralisasi
Memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk
mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang
bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kapasitas masyarakat.
d. Berorientasi pada masyarakat miskin
Segala keputusan yang diambil dan disepakati berpihak kepada
masyarakat miskin.
e. Partisipasi
Masyarakat berperan secara aktif dalam setiap tahapan proses, mulai
dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pelestarian kegiatan dengan memberikan tenaga, pikiran dana, waktu
commit to user
f. Kesetaraan dan keadilan gender
Memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan
untuk berperan aktif dalam setiap pembangunan dan dalam
menikmati manfaat kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam
pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.
g. Demokratis
Masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyawarah
dan mufakat.
h. Transparansi dan Akuntabel
Masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses
pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat
dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik
secara moral, teknis, legal maupun administratif.
i. Prioritas
Masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan
mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk
pengentasan kemiskinan.
j. Keberlanjutan
Dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan,
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem
commit to user
8. Jenis Kegiatan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang
dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM.
b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,
termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat
(pendidikan nonformal).
c. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha
ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan
produksi berbasis sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan
modal),
d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok
Perempuan (SPP).
9. Jenis Kegiatan Yang Dilarang dalam PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau
angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai
politik.
b. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat
ibadah,
c. Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan
lain yang merusak lingkungan (pestisida, herbisida, obat-obat
terlarang dan lain-lain),
d. Pembelian kapal ikan yang berbobot diatas 10 ton dan
commit to user
e. Pembiayaan gaji pegawai negeri,
f. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak di bawah
usia kerja,
g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau
penjualan barang-barang yang mengandung tembakau,
h. Kegiatan apapun yang dilakukan berkaitan dengan aktivitas
perlindungan alam pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar
alam, kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi
tersebut,
i. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan terumbu karang,
j. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai
yang mengalir dari atau menuju negara lain,
k. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur sungai,
l. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha,
m. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan
kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik.
10. Jenis Usulan Kegiatan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
Jenis usulan kegiatan PNPM Mandiri antara lain :
a. Pendidikan
Tujuan : Mempercepat upaya peningkatan kualitas SDM
Sasaran : Masyarakat / kelompok masyarakat miskin
Jenis Kegiatan :
commit to user
(a) Pemanfaatan beasiswa antara lain untuk : iuran sekolah,
biaya praktikum, biaya ujian, perlengkapan sekolah (buku,
alat tulis, seragam dan pendukung lainnya)
(b) Lamanya jenjang beasiswa tergantung pada jenjang
pendidikan yang sedang dijalani (sampai pendidikan dasar 9
tahun)
(c) Usulan hendaknya dikoordinasikan dengan Komite Sekolah
2) Peningkatan Pelayanan Pendidikan
(a) Bantuan peningkatan pelayanan pendidikan dapat berupa
pembelian bahan-bahan penunjang belajar mengajar (buku
wajib belajar, alat peraga sederhana, bahan penunjang
belajar habis pakai),pembangunan atau renovasi dan
perawatan kelas berikut pembelian mebeler sekolah dan
perpustakaan
(b) Prasyarat lembaga penerima bantuan adalah
sekolah/lembaga tingkat dasar dan menengah kurang
mampu. Khusus untuk pendidikan formal harus sudah
memiliki Komite Sekolah, memiliki ijin dari Diknas.
3) Peningkatan Ketrampilan
(a) Dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi anggota
masyarakat miskin dalam rangka mengembangkan potensi,
(b) Pemanfaatan bantuan dapat berupa kursus/pelatihan,
commit to user
b. Kesehatan
Tujuan : Peningkatan pelayanan dasar kesehatan
Sasaran : Warga desa, lansia, balita, ibu dan anak
Jenis Kegiatan :
1) Penyuluhan Kesehatan
(a) Penyediaan alat/media informasi tentang kesehatan seperti
poster, leaflet, buku mini seri kesehatan,
(b) Penyuluhan langsung tentang masalah kesehatan
(c) Pendidikan kesehatan melalui lingkungan sekolah
2) Penyediaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(a) Posyandu, pelatihan ketrampilan bidang kesehatan, Polindes
(b) Bentuk kegiatannya berupa
(1) Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan
(2) Pengembangan fasilitas dan tempat pelayanan
kesehatan masyarakat
3) Kesehatan Lingkungan
(a) Penyediaan Sarana pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta penciptaan sanitasi lingkungan seperti :
pembuatan tempat MCK, pengadaan air bersih, pembuatan
atau perbaikan saluran air kotor/got
(b) Pelatihan pencegahan wabah penyakit
4) Pembiayaan Kesehatan Mandiri
Dana sehat dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
commit to user
c. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
Sasaran : Masyarakat miskin produktif yang memerlukan pendanaan
usaha melalui kelompok
Ketentuan kelompok yang berhak menerima dana SPP :
1) Beranggotakan perempuan yang mempunyai ikatan pemersatu
2) Berumur minimal 1 tahun
3) Mempunyai kegiatan simpan pinjam
4) Mempunyai aturan pengelolaan dana simpanan dan pinjaman
5) Kegiatan simpan pinam masih berlangsung baik
6) Mempunyai organisasi (pengurus) dan administrasi
d. Prasarana Sarana
Jenis Kegiatan prasarana sarana yang dapat dibiayai :
1) Jalan, antara lain :
(a) Tanah (pembukaan badan jalan)
(b) Pengaspalan
(c) Saluran drainase
2) Jembatan
Jembatan gantung, gejala baja, gelagar kayu, beton
3) Pasar
4) Air Bersih
(a) Sumur bor
(b) Sumur gali
(c) Penjernihan Air
commit to user
5) MCK
6) Listrik
7) Pompa air
8) Irigasi (bendung, saluran, waduk, tanggul penahan banjir)
9) Pembangunan atau rehabilitasi sekolah, posyandu dan TK
10) TPT (Tembok Penahan Tanah)
11) TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
11. Kriteria Kegiatan PNPM Mandiri
PNPM Mandiri mempunyai beberapa kriteria kegiatan (Depdagri,
2008), antara lain :
a. Lebih bermanfaat bagi Rumah Tangga Miskin
b. Berdampak langsung pada kesejahteraan
c. Berpotensi untuk berkembang dan berkelanjutan
d. Didukung SDM yang ada
e. Bisa dikerjakan oleh masyarakat
12. Strategi PNPM Mandiri
PNPM Mandiri dalam menjalankan kegiatannya mempunyai
beberapa strategi (Depdagri, 2008), yaitu :
a. Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat dalam
mengambil keputusan,
b. Meningatkan sinergisitas antara masyarakat dan pemerintah daerah
commit to user
c. Memberikan bantuan kepada masyarakat berupa dana bantuan
langsung masyarakat (BLM/block grant) dan bantuan pendampingan
berupa technical assistance.
13. Sasaran PNPM Mandiri (Dedagri, 2008)
a. Lokasi Sasaran
Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh
kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kecamatan-kecamatan
kategori kecamatan bermasalah dalam PPK / PNPM Mandiri
Perdesaan.
b. Kelompok Sasaran PNPM mandiri
1) Kelembagaan Masyarakat Desa
2) Kelembagaan Pemerintah Lokal
3) RTM / Rumah Tangga Miskin di perdesaan
14. Pendanaan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)
PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program Pemerintah Pusat
bersama Pemerintah Daerah, artinya program ini direncanakan,
dilaksanakan dan didanai bersama-sama berdasarkan persetujuan dan
kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
commit to user
Sumber Dana Berasal dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Æ 80% total
dana BLM
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Æ 20% total
dana BLM
c. Swadaya Masyarakat
d. Partisipasi dunia usaha
15. Kriteria Alokasi
Alokasi dana BLM per kecamatan ditetapkan oleh Pemerintah
dengan mempertimbangkan jumlah dan distribusi penduduk serta jumlah
[image:56.612.155.514.192.702.2]orang miskin. Alokasi dana BLM dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Jumlah Penduduk % Penduduk Miskin Alokasi BLM (dlm juta)
< 25.000 <20%
20% - 40%
>40%
1.500
1.500
1.750
25.000 s/d 50.000 <20%
20% - 40%
>40%
1.750
1.750
2.000
>50.000 <20%
20% - 40%
>40%
2.250
2.500
3.000
commit to user
16. Dasar Hukum PNPM Mandiri
Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri adalah: (Petunjuk
Umum PNPM Mandiri 2007), mengacu pada landasan idiil Pancasila dan
landasan konstitusioanl UUD 1945 beserta amandemennya, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya yang terkait
sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara dan kebijakan
penanggulangan kemiskinan serta landasan khusus pelaksanaan PNPM
Mandiri.
E. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
1. Pengertian Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Pengertian Unit Pengelola Kegiatan menurut Petunjuk Teknis
Operasional bahwa UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang mengelola
dana Bantuan Masyarakat (BLM) – baik dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) maupun Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan
yang mencakup kegiatan sarana/prasarana, pendidikan, kesehatan, UEP
dan SPP/dana bergulir (PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir
Program Pengembangan Kecamatan 2005).
2. Peranan Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional
commit to user
3. Tugas Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
UPK mendapatkan penugasan MAD/BKAD untuk menjalankan
tugas pengelolaan dana program dan tugas pengelolaan dana perguliran.
4. Manajemen Lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong
a. Sumber Daya Manusia
Lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali memiliki pengelola kegiatan disebut sebagai pengurus
UPK, yang berfungsi sebagai karyawan terdiri dari empat orang,
antara lain: Ketua (Manajer UPK), Sekertaris (Bagian Administrasi),
Bendahara (Bagian Akunting) dan Staf (Pembantu Umum).
b. Pemasaran
1) Wilayah Kerja
Wilayah Kerja UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong
Kabupaten Boyolali meliputi wilayah Kecamatan Andong yang
terdiri dari enam belas desa.
Sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga UPK, agar
tercapai efisiensi kerja, guna penanganan masalah dan
tercapainya tujuan organisasi pengurus UPK membagi wilayah
kerja sebagai berikut: Ketua enam wilayah desa binaan,
Sekertaris empat desa binaan, Bendahara enam desa binaan
(sebagai pertimbangannya adalah kemampuan masing-masing
commit to user
2) Nasabah (pemanfaat)
Nasabah sebagai penerima manfaat dana bergulir pada
UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali
adalah masyarakat sebagai anggota kelompok yang diusulkan
oleh kelompoknya bukan individu (UPK PNPM Mandiri tidak
diperbolehkan memberikan pinjaman pada individu).
Kelompok pemanfaat dan bergulir minimal memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: usia kelompok minimal satu tahun,
memiliki pengurus kelompok (ketua, sekertaris, bendahara),
memiliki pertemuan rutin, memiliki kegiatan sebagai ikatan
kelompok.
3) Latar belakang pemanfaat
Sesuai dengan PTO dan aturan main perguliran bahwa:
a) Pemanfaat yang diusulkan oleh kelompok diutamakan
masyarakat miskin produktif atau masyarakat miskin yang
mempunyai usaha, bisa berkembang, mempunyai
kemampuan untuk mengembalikan serta memiliki karakter
yang bisa dipertanggungjawabkan.
b) Seseorang yang punya kegiatan usaha, dalam usaha tersebut
commit to user
5. Sruktur Organisasi
Struktur organisasi kelembagaan UPK dibuat agar dapat tercapai
efisiensi kerja. Secara skematis, bentuk struktur organisasi lembaga UPK
PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali adalah sebagai
berikut : (Sumber AD/ART lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan
[image:60.612.166.508.209.642.2]Andong Kabupaten Boyolali).
GAMBAR 2.2 : Bagan Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri
Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pelaksana
Program
6.
7. 8.
FORUM MAD
Pengurus BKAD
BP-UPK U P K T V T P M
TPK Desa TPK Desa TPK Desa TPK Desa
Pj O K F K / F T
Penasehat / Pembina
commit to user
GAMBAR 2.3 : Bagan Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri
Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pasca
Program
Struktur organisasi diatas dapat diuraikan tugas dari masing-masing
jabatan sebagai berikut :
1. Penasehat / Pembina
Camat atas nama Bupati sebagai pembina / penasehat.
a. Berkewajiban memberi arahan maupun pembinaan kepada
pengurus.
b. Berkewajiban memberi teguran maupun peringatan jika dalam
pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan aturan. FORUM MAD
Pengurus BKAD
BP-UPK U P K T V T P M
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
commit to user
c. Berhak mendapatkan laporan perkembangan kegiatan organisasi
secara periodik.
2. Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK)
PjOK adalah seorang Kasi Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat
lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di Kecamatan yang
ditetapkan oleh SK Bupati dan bertanggungjawab atas
penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh
kigiatan program di Kecamatan.
3. Forum Musyawarah Antar Desa (MAD)
Forum Musyawarah Antar Desa (MAD) merupakan forum tertinggi
yang diselenggarakan oleh Badan Kordinasi Antar Desa (BKAD).
4. Fasilitator Kecamatan (FK) dan Fasitator Teknik (FT).
FK adalah merupakan pendamping masyarakat dalam mengikuti dan
melaksanakan program.
Tugasnya: memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan
mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan
pelestarian.
FT adalah merupakan tenaga pendamping masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, mengoperas