• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PEMASARAN MELALUI FINANCIAL METRICS : Studi Kasus Untuk Produk CN-235 Pada PT. Dirgantara Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PEMASARAN MELALUI FINANCIAL METRICS : Studi Kasus Untuk Produk CN-235 Pada PT. Dirgantara Indonesia."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PEMASARAN MELALUI FINANCIAL METRICS

(Studi Kasus Untuk Produk CN-235 Pada PT. Dirgantara Indonesia)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Magister Manajemen

Magister Manajemen Bisnis

Oleh: Wulan Sari Astami

1009590

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelahiran industri Strategis di Indonesia dimulai sejak ditetapkannya Keputusan Presiden nomor 59 tahun 1983 yang merupakan tonggak awal cita-cita bangsa Indonesia membangun industri strategis yang bernaung di dalam suatu wadah yang disebut Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang mandiri dan mampu mendukung sektor pertahanan. Melalui Keppres tersebut, telah ditetapkan industri pertahanan bidang kedirgantaraan yang ditangani PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), bidang kemaritiman (PT. PAL), bidang persenjataan dan munisi (PT. Pindad) dan bidang bahan peledak (PT. Dahana). Keempat industri tersebut merupakan bagian dari 10 industri strategis yang antara lain PT. KAI (kereta api), PT. INTI (telekomunikasi), PT. Krakatau Steel (baja), PT. Boma Bisma Indra (kontainer dan peralatan ekspor), PT. Barata (mesin diesel) dan PT. LEN (elektronika)

(3)

LEN Industri (Persero) telah berhasil memproduksi sistem kendali untuk peralatan militer, sistem deteksi: radar dan sonar, pasok daya militer independen serta peralatan komunikasi militer.

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena wilayahnya yang meliputi ribuan pulau. Kondisi geografis wilayah nusantara tersebut menunjukan betapa pentingnya industri strategis yang mampu beroperasi menjaga pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia di darat, laut maupun Udara. Sehingga tugas strategis ini menjadi sangat penting bagi PT. DI sebagai produsen pesawat terbang yang mampu menghubungkan dari satu pulau ke pulau lain dengan waktu yang reltif singkat dan efektif.

PT. DI terus menyusun strategi melalui restrukturisasi bisnis yang mencakup penjualan produksinya ke luar negeri. Hal ini dilakukan oleh PT. DI melalui restrukturisasi bisnis yang dilakukan dengan mengukuhkan visi dan misi, serta menetapkan fokus bisnis ke dalam bisnis inti (core) pesawat terbang dan bisnis plasma (non-core). Bisnis inti dari PT. DI adalah memproduksi pesawat terbang yang meliputi lini usaha CN-235, N250, NC-212, dan helikopter.

(4)

sehingga total sudah ada 315 pesawat yang dibuat. Negara yang paling banyak menggunakan adalah Turki dengan 70 unit. Kebanyakan pesawat-pesawat tersebut dipakai untuk transportasi militer seperti membawa barang dan orang.

Beberapa unit pesawat CN-235 jenis militer yang sudah digunakan di beberapa negara, diantaranya adalah:

Tabel 1.1

Negara Pengguna Pesawat CN-235

No User CN-235 Nama Negara Unit

1 Angkatan Udara Republik Indonesia 9 Unit 2 Tentara Udara Brumei Darusalam 1 unit 3 Tentara Udara Diraja Malaysia 8 Unit

10 Departemen Pertanian Thailand 2 Unit 11 Merpati Nusantara Republik Indonesia 15 Unit 12 Angkatan Laut Republik Indonesia 3 Unit

(5)

memerlukan jenis pesawat yang mampu menjangkau sampai ke daerah terpencil dan mampu mendarat di landasan pendek. Pesawat pesaing sejenis CN-235 adalah Antonov An-140, Ilyushin Il-114, ATR 72, Bombardier Dash-8, dan Fokker-50. Di antara pesaing ini, CN-235 dikenal sebagai pesawat yang lebih unggul. Berikut merupakan daftar pesaing pesawat CN-235 yang rata-rata masih aktif dalam memproduksi pesawatnya untuk wilayah tertentu sesuai dengan negara asal produsen pesawat tersebut:

Tabel 1.2

Daftar Pesaing CN-235

NO Nama Pesawat Jenis Pesawat Negara Asal

1 DORNIER DO 328 Jerman

(6)

daftar persaingan harga setiap unit pesawat yang sekelas dengan CN-235 yang di

Di bidang penguasaan teknologi pesawat terbang, Indonesia telah terkenal sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memproduksi dan mengembangkan pesawat sendiri. Walaupun di bidang pemasaran produksi pesawatnya sendiri harus diakui masih kalah bila dibandingkan dengan Brazil, yang mengembangkan EMBRAER dan memasarkannya ke seluruh dunia. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai kontrak penjualan untuk pesawat CN-235 untuk beberapa tahun kebelakang adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4 Nilai Kontrak CN-235

Periode 2003-2012

No Jenis Pesawat Nilai Kontrak

1 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 43 138,029,799,502 2 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 52 19,145,150,577 3 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 53 31,871,510,290 4 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 54 49,420,747,872 5 CN M22-B45-Cn235-220 military vip seri 21 35,080,532,799 6 CN M22-B45-Cn235-220 military vip seri 55 42,897,057,998

7 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 40 22,296,308,550

8 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 56 7,841,453,158 9 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 57 10,805,292,881

(7)

Lanjutan

10 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 58 54,369,120,839 11 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 59 23,480,362,750

12 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 60 19,999,568,750

13 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 61 19,999,568,750

14 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 62 19,999,568,750

Sumber: Data PT. DI

Jumlah total unit yang terjual dan periode terselesaiaknnya hingga delivery pada customer dari nilai kontrak yang telah terlampir tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5

Jumlah Per-Unit CN-235 Periode Tahun 2003-2011

No Jenis Pesawat Jumlah Tahun

1 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 43 1 2003-2004 2 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 52 1 2003-2005 3 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 53 1 2003-2005 4 CN M22 B41-Cn235-220 military transport seri 54 1 2003-2005

5 CN M22-B45-Cn235-220 military vip seri 21 1 2003-2005

6 CN M22-B45-Cn235-220 military vip seri 55 1 2003-2006

7 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 40 1 2003-2007

8 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 56 1 2009-2011 9 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 57 1 2009-2011 10 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 58 1 2009-2011 11 CN.M11.B58-Cn235-110 Maritime surveilance aircraft Seri 59 1 2009-sekarang

12 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 60 1 2011-sekarang

13 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 61 1 2011-sekarang

14 CN M22 B46-Cn235-220 mpa seri 62 1 2011-sekarang

Sumber: Data PT. DI

(8)

bisnis tetapi setiap target yang ditentukan oleh masing-masing unit bisnis digunakan untuk menjamin bahwa tujuan pemasaran dan juga penjulan akan sejalan dengan target profit yang telah ditentukan. Oleh karenanya PT. DI harus mampu menyusun rencana sekaligus memahami bagaimana cara memenuhi target pendapatan untuk kelangsungan bisnis dimasa yang akan datang.

Untuk bertahan terbang di industri yang seakan tiada henti diguncang oleh persaingan global, PT. DI harus mampu mengkalkulasikan jumlah unit produk yang harus dihasilkan, hal tersebut dilakukan untuk memperoleh pendapatan sekaligus meningkatkan profit penjualan. Tidak adanya pengukuran terhadap efektifitas dan efisiensi yang dilakukan di PT. DI membuat perusahaan ini seakan tidak memiliki pedoman dalam menjalankan setiap bisnisnya. Pengukuran tersebut dilakukan salah satunya untuk mengetahui sejauh mana kinerja yang sudah dilakukan selama ini dan hasilnya pun akan menjadi tolak ukur dan evaluasi bagi perusahaan untuk mengetahui dan memperbaiki setiap kekurangan yang menjadi dasar setiap acuan kegiatan bisnisnya.

(9)

menjalankan strategi yang telah ditetapkan serta meminimalisasi setiap kendala yang dialami oleh perusahaan dalam hal ini contohnya seperti bagaiman ketepatan waktu pengiriman (delivery) pada customer, meminimalisasi setiap budget yang dikeluarkan untuk suatu produk sehingga dapat meningkatkan profit margin suatu produk. Aktivitas pemasaran dilakukan dengan berbagai cara dengan tujuan adalah konsumen mau memilih produk perusahaan dan memperoleh profit yang menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan harus menggunakan berbagai kriteria untuk mengukur kinerja pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Kebutuhan perusahaan yang terus meningkat terhadap analisa kinerja bisnis untuk menghasilkan informasi, saran dan rekomendasi dalam pengambilan keputusan, menjadikan sistem pengukuran kinerja sebagai salah satu prioritas utama perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi saat ini perusahaan masih mengalami kesulitan dalam menerapkan proses pengukuran dan pengelolaan kinerja yang tepat. Metode pengukuran kinerja yang diterapkan pada umumnya hanya menampilkan nilai dari suatu indikator kinerja bisnis, tetapi belum mampu menjawab mengapa hal tersebut dapat terjadi dan aksi apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya.

Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengukur efektivitas pemasaran yang salah satunya adalah metrik pemasaran. Seperti yang disebutkan oleh Kotler (2009:117) bahwa:

“Dua pendekatan besar untuk mengukur produktivitas pemasaran adalah dengan: 1) Marketing Metrics untuk menilai pengaruh pemasaran dan 2)

marketing mix untuk mengestimasi hubungan sebab akibat dan mengukur

(10)

Metrik pemasaran yang digunakan perusahaan umumnya dikaitkan dengan profit yang dapat dicapai oleh perusahaan. Pemasar menerapkan beragam ukuran untuk menilai pengaruh pemasaran. Marketing Metrics adalah sejumlah ukuran yang membantu pemasar menghitung, membandingkan dan menterjemahkan kinerja pemasaran mereka. Marketing metrics dapat digunakana untuk menjustifikasi dan merancang program pemasaran dan untuk memutuskan alokasi keuangan. (Kotler, 2009:117).

Pengukuran kinerja pemasaran merupakan istilah yang digunakan oleh para professional pemasaran untuk menggambarkan analisis dan peningkatan efisiensi dan efektifitas pemasaran. Hal tersebut dilakukan agar dapat focus pada keselarasan dari kegiatan pemasaran, strategi yang telah ditetapkan dan metrics yang sesuai dengan tujuan bisnis. Pengukuran ini melibatkan penciptaan kerangka

metrics yang digunakan untuk memantau kinerja pemasaran dan kemudian

mengembangkan dan memanfaatkan instrument pemasaran untuk mengelola kinerja pemasaran. Pengukuran kinerja pemasaran dengan menggunakan

marketing metrics yang memungkinkan para professional pemasaran untuk

menentukan hasil berdasarkan anggaran yang ditetapkan dan mendorong pertumbuhan suatu organisasi yang mengarah pada inovasi. Akibatnya, pemasar menggunakan marketing metrics sebagai pengukuran kinerja pemasaran sekaligus membuktikan nilai serta menunjukan kontribusi pemasaran untuk suatu organisasi

(11)

kinerja pemasaran seperti volume penjualan, porsi pasar dan tingkat pertumbuhan penjualan maupun kinerja keuangan. Disarankan pengukuran kinerja menggunakan aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja yaitu unit yang terjual dan perputaran pelanggan (Ferdinand dalam Tri, 2005:17). Pertumbuhan penjualan merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk. Pertumbuhan penjualan merupakan sumber pertumbuhan pangsa pasar. Pertumbuhan penjualan digunakan untuk semua peneliti sebagai salah satu variabel pembentuk kinerja pasar. Kinerja pasar merupakan bagian dari kinerja pemasaran (Mckee, et al, dalam Tri, 2005:17).

Morgan dan Piercy (dalam Andi 2005:21) menyatakan bahwa strategi yang berkualitas dapat menimbulkan daya terima pelanggan terhadap tingkatan kualitas, perbaikan pasar dan kinerja.

Berdasrkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka penulis berniat untuk melakukan penelitan yang berjudul ”Analisis Pengukuran Kinerja Pemasaran untuk produk CN-235 melalui Marketing Metrics”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran strategi pemasaran dilakukan oleh PT. DI untuk produk CN-235

2. Bagaimana gambaran kinerja pemasaran PT. DI dengan menggunakan

(12)

3. Bagaimana gambaran kinerja pemasaran PT. DI berdasarkan implementasi strategi yang dilakukan untuk produk CN-235.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang telah dilakukan PT. DI untuk produk CN-235

2. Untuk Mengetahui gambaran kinerja pemasaran PT. DI dengan menggunakan Financial Metrics.

3. Untuk mengetahui gambaran kinerja pemasaran PT. DI berdasarkan implementasi strategi yang dilakukan untuk produk CN-235.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Pengembangan keilmuan yang akan menunjang ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran tentang bagaimana mengukur kinerja pemasaran dengan menggunakan Marketing Metrics khusunya Financial Metrics

(13)

2. Kegunaan Praktis

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Untuk memudahkan dalam memecahkan berbagai masalah penelitian, maka seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitiannya. Pemilihan metode tersebut harus sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, sehingga permasalahan tersebut layak diungkap secara ilmiah.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis ialah “penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. (Arikunto, 2009:45).

Metode penelitian deskriptif analisis selain berupaya menggambarkan kejadian sesungguhnya di lapangan, juga merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data untuk menjawab masalah, merumuskan kesimpulan serta menyusun laporan penelitian.

3.2. Operasionalisasi Variabel

(15)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator

Strategi

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penulisan tesis ini, penulis memperoleh data yang bersumber dari :

1. Data primer

(16)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah merupakan data yang tidak langsung yang diperoleh dari dokumen-dokumen. Dalam hal ini bersumber dari penelitian yang meliputi buku-buku bacaan, tesis, jurnal dan modul yang berkaitan dengan judul penelitian dan data-data yang terkumpul

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di PT. DI khususnya pada departemen pemasaran direktorat Aircraft Integration. 2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan berupa wawancara terbuka yang ditujukan pada supervisor yang berada di departemen Pemasaran dan Penjualan. Dimana dalam departemen tersebut terdapat 3 supervisior yang memegang fungsi masing-masing. Selain itu wawancara juga dilakukan pada supervisior pada bagian lain yang terkait seperti bagian pricing dan keuangan.

3. Studi Dokumentasi

(17)

3.5. Analisis Data

Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data adalah dengan melakukan:

1. Tahap pengumpulan data

2. Tahap analisis

3. Tahap perhitungan marketing metrics

Tahapan Pengumpulan data adalah tahapan dimana penulis mengumpulkan

semua data yang diperoleh dari departemen Pemasaran dan Penjualan mengenai

gambaran strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. DI dalam memasarkan produk

CN-235.

Tahap analisis adalah setelah mengumpulkan semua informasi yang

berpengaruh terhadap kinerja pemasaran, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan

semua informasi tersebut dalam dalam bentuk perumusan strategi dan dianalisis

mengenai proses penyusunan strategi khususnya mengenai Implementasi Strategi

pemasaran.

Tahap pengukuran kinerja pemasaran dengan menggunakan marketing

metrics dengan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Total Biaya Pemasaran

Biaya Pemasaran = Biaya Tetap Pemasaran + Biaya Variabel Pemasaran

b. Profitabilitas Produk.

c. Return on Sales

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

1. Strategi yang dilakukan di PT. DI untuk memasarkan produk unggulannya pesawat kelas CN-235 sesuai dengan proses strategi pemasaran. Proses yang dilakukan yaitu:

a. Analisis situasi stratejik, dalam analisis tersebut melakukan analisis pasar yaitu mengetahui visi, misi dan struktur organisasi bisnis. Menentukan segmentasi pasar berdasarkan segmentasi bisnis demografis CN-235 yaitu pasar Militer, Sipil dan Komersil. Berdasrkan segmentasi georgafik pemasaran CN-235 dibagi menjadi region domestik, region ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah. Melakukan Analisis Pasar yang dibagi menjadi yang pertama pasar domestik yaitu pasar militer. Kedua Pasar pemerintah sipil yaitu Sipil Goverment, Komersial. Ketiga Pasar Internasional yaitu ASEAN, Asia Pasifik dan Timur Tengah.

(19)

Stratejik dengan customer, supplier, competitor, chanell member. Inovasi dan pengembangan produk baru dari CN-235 ialah CN-295. c. Pengembangan program strategi pemasaran, dari strategi produk yaitu

CN-235 harus memperbaiki performanceyang dimiliki sebelumnya. Berdasarkan Strategi Harga, CN-235 memiliki standar harga yang cukup tinggi, penentuan harga merupakan hasil akumulasi seluruh komponen. Berdasarkan Strategi Promosi, PT. DI mengikuti pameran di dalam dan luar negeri, menyebarkan brosur di setiap kedutaan di kawasan pemsaran CN-235. Berdasarkan Saluran Distribusi, PT. DI melakukan distribusi langsung ketika customer berada di pasar domestik dan melakukan distribusi tidak langsung melalui agen untuk diluar kawasan pemasaran CN-235 seperti Thailand, South Africa. d. Implementasi strategi pemasaran. Yang bertanggung jawab atas

implemetasi strategi pemasaran di PT. DI yaitu bagian pemasaran dan penjualan yang terbagi menjadi 3 yaitu MRA, Strategic and planner, Operation. Evaluasi strategi pemasaran dilakukan dengan adanya audit pemasaran baik secara internal maupun eksternal.

2. Gambaran kinerja pemasaran berdasarkan marketing metrics yang dihitung dengan menggunakan financial metrics yaitu biaya pemasaran, profitabilitas dan Return on Sales menunjukan bahwa

(20)

hingga tahun 2011 biaya pemasaran cenderung pada nilai rata-rata. Fluktuatif biaya pemasaran terjadi karena ada atau tidak adanya pemesanan dari customer pada PT.DI. Karena PT. DI tidak memiliki sistem standar KPI khusus perusahaan maka biaya tersebut tidak dapat diprediksikan apakah melampaui budget atau sesuai dengan budget.

b. Profitabilitas dari produk CN-235 dari seri 40 hingga seri 58 hanya 4 seri berdasarkan perhitungan menunjukan bahwa CN-235 ada pada posisi profit, yaitu untuk seri 43, seri 21, seri 54, seri 55, dan selebihnya adalah rugi.

c. Return on sales berdasarkan seri pesawat yang berada pada posisi profit yaitu seri 43, seri 21, seri 54, seri 55 menunjukan bahwa nilai Return On sales untuk 2 seri pesawat yaitu seri 43 dan seri 55 tinggi sedangkan untuk seri 21 dan seri 54 sangat rendah.

3. Gambaran kinerja pemasaran PT. Di yaitu berupa output jumlah unit CN-235 yang telah terjual selama 2003-2011 dan berupa rencana pemasaran yang menunjukan jumlah peluang pasar untuk CN-235 untuk 5 tahun kedepan.

5.2 Rekomendasi

(21)

dalam maupun di luar negeri, terutama di negara-negara yang cukup potensial, antara lain dengan menunjuk agen-agen lokal di luar negeri dengan cara melakukan promosi lebih intensif dengan mengikuti berbagai pameran, mengirimkan brosur dan pesawat model ke Kedutaan-kedutaandan (ITPC), namun tetap memperhatikan efisiensi dan efektivitas.

2. PT. DI harus memiliki alat ukur sebagai alat untuk mengevaluasi strategi pemasaran yang dijalankan selain daripada pelaksanaan audit pemsaran. Salah satunya adalah marketing metrics sebagai alat ukur kinerja pemasaran yang dapat dijadikan suatu referensi bagi PT. DI sebagai tolak ukur untuk pengendalian dan evaluasi kinerja pemasaran. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian mengenai

alat ukur kinerja pemasaran, maka hendaknya dapat mencari jenis alat ukur lainnya sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh perusahaan dan meneliti lebih jauh dan lebih mendalam lagi terutama mengenai non

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Agus Rahayu. (2008). Strategi Pemasaran Model Untuk Keunggulan. Bandung: RIZQI PRESS

Cravens, David W. and Piercy, Nigel F.. (2009). Strategic Marketing. Mc Graw Hill.

Bredley, Frank. (2003). Strategic Marketing in The Customer Driven Organization. England: WILEY

Drummond, Graeme. John Ensor and Ruth Ashford. (2008). Strategic Marketing.

Planning and Control. London: Elsevier

Ismail Solihin. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga

Farris, Paul W. (2008). Metrik Pemasaran: 50+ Metrik Yang Harus Dipahami

Management. Planning, Implementation and Control. London. Elsavier.

Suharsimi Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Sumber Tesis

Andi Listyarso. (2005). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Kinerja

Pemasaran dan Kinerja Perusahaan dengan Lingkungan Persaingan Sebagai Variabel Moderating. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro

Inggrit. (2003). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi Produk Untuk

Meningkatkan

Moch Taufik Eko Susetyo. (2003). Analisis Hubungan Kausalitas Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran. Tesis. Semarang: Universitas

(23)

Tri Yoga I. Wibowo. (2005). Pengaruh Kemitraan dan Komunikasi Terhadap

Efektifitas Saluran Distribusi Serta Dampaknya pada Kinerja Pemasaran.

Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro

V. Tri. Wulandari. (2003). Analisis Kinerja Pemasaran dan Pengaruhnya

Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Tesis. Semarang:

Universitas Diponegoro

Sumber Jurnal

Ambler, Tim., Kokkinaki, Flora and Puntoni, Stefano. (2006). Assesing Marketing

Performance: Reasons for Metrics Selection. London Business School.

Best, Roger J.. (2010). Getting Started Using Marketing Metrics.

Hariowibowo, Muhamad Hazki dan Gambeta, Windy. (2012). Perancangan

Framework Sistem Pengukuran Kinerja Berdasarkan Intergrasi BSC dengan PPMM. Jurnal Institut Teknologi Bandung

Haven, Brian. (2007). Marketing’s New Key Metric: Engagement. Forrester Research.

Lamest, Markus. The Role of Marketing Metrics and Financial Metrics in

Guiding Top-Level Management. School of Business, Trinity College

Dublin.

Lubis, Arlina Nurbaity. (2004). Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis. Universitas Sumatera Utara.

Patterson, Laura. 2007. Taking on the Metrics Challenge. Journal of Targeting, Measurement and Analysis for Marketing Vol 15.

Petersen, J. Andrew. (2009). Choosing the Right Metrics to Maximize Profitability

and Shareholder Value. Kenan-Flager Business School. United States

Rajagopal. 2008. Measuring Brand Performance Trough Metrics Application. Measuring Business Excelence Vol. 12. 1.

Rust, Roland. T., Lemon, Katherine N and Zeithami, Valarie A. (2004). Return on

Marketing: Using Customer Equity to Focus Marketing Strategy.

Situmorang, James. R. (2011). Metrik Pemasaran Sebagai Alat Untuk Mengukur

(24)

Smith, Shane. (2011). Perceptions From Academia on Use of Current Marketing

Metrics. Kennesaw State University.

Solcansky, Marek., Sychrova, Lucie and Milichovsky, Frantisek. (2011).

Marketing Effectiveness by Way of Metrics. Brno University of Technology.

Czech Republic.

Turner, Roger et. Al. 2007. Marketing Metrics, Innovation in Field Force

Bonuses: Enhancing Motivation Through a Structured Process-based Approach. International Journal of Medical Marketing Vol 7 No 2.

Uncles, Mark. 2005. Marketing Metrics: A Can of Worms or the path to

englighment. Journal of Brand Management, Vol 12 No 6.

Sumber Internet

www.aksesdunia.com

Gambar

Tabel 1.1 Negara Pengguna Pesawat CN-235
Tabel 1.2 Daftar Pesaing CN-235
Tabel 1.3 Daftar Harga Pesaing CN-235
Tabel 1.5 Jumlah Per-Unit CN-235
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana data yang diperoleh untuk mengetahui besarnya pengaruh pembiasaan shalat dhuha terhadap karakter disiplin siswa maka dilakukan uji determinasi yakni R

Sila pertama pancasila adalah kesimpulan yang didapatkan dari kepercayaan- kepercayaan yang dianut masyarakat Indonesia bahwa seluruh agama mengajarkan kita untuk menjunjung

negara dalam 8 tahun terakhir rata-rata sebesar 38,4 triliun per tahun, (berarti 3,2 triliun setiap bulan /1,7 miliar setiap hari). • DJKN telah melakukan penilaian aset-aset

suku kedua pada barisan geometri = ar2−1=ar1=ar ar2−1=ar1=ar dan peluruhan setelah tahun pertama (sama dengan suku kedua atau tahun kedua) = A0(1−i)1=A0(1−i)

Penetapan tersangka harus minimal dua alat bukti maka hal tersebut sudah sesuai dengan asas due process of law, apabila asas tersebut ini disimpangi dan justru menerapan

Penelitian ini menunjukkan metode Random Search membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama daripada metode Grid Search dan Geiger karena hasil metode Random Search

Keempat, individualized consideration , yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang memberikan fokus perhatian pada individu dan kebutuhan pribadinya. Fungsi kepemimpinan kepala