• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN LARI SPRINT 10 METER DAN RESISTEN KARET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN NARAE CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN LARI SPRINT 10 METER DAN RESISTEN KARET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN NARAE CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

PENGARUH LATIHAN LARI SPRINT 10 METER DAN RESISTEN KARET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN

NARAE CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Oleh

BANU ISKANDAR PERMANA 0807695

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

PENGARUH LATIHAN LARI SPRINT 10 METER DAN RESISTEN KARET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN

NARAE CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Oleh

Banu Iskandar Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Banu Iskandar Permana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

LEMBAR PENGESAHAN

BANU ISKANDAR PERMANA 0807695

PENGARUH LATIHAN LARI SPRINT 10 METER DAN RESISTEN KARET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN

NARAE CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. NIP. 19681218 199402 1 001

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd. NIP. 19691113 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN LARI SPRINT 10 METER DAN RESISTEN KARET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN

NARAE CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Pembimbing : 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2. Sagitarius, M.Pd.

Banu Iskandar Permana 0807695

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ke khususan pelatihan guna meningkatkan kemampuan yang lebih dominan dibutuhkan oleh seorang taekwondoin, salahsatunya adalah kecepatan serangan dan kecepatan pertahanan. Dalam upaya mengembangkan pola pelatihan konvensional dapat diupayakan melalui pelatihan yang lebih scientific, sehingga melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan deskripsi terhadap peningkatan kecepatan tendangan narae chagi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pelatihan lari sprint 10 meter dan resisten karet terhadap peningkatan kecepatan tendangan narae chagi pada cabang olahraga taekwondo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet cabang olahraga taekwondo kota Banjar yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling jenuh, dan diperoleh jumlah sampelnya adalah 20 orang, kemudian dibagi menjadi dua kelompok latihan.

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan berbagai pendekatan statistic didapat hasil sebagai berikut: Latihan lari sprint 10 meter dan resisten karet memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan tendangan narae chagi pada cabang olahraga taekwondo. Bentuk latihan lari sprint 10 meter memberi pengaruh yang lebih baik dari pada latihan resisten karet. Artinya latihan lari sprint 10 meter lebih efektif atau berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan tendangan narae chagi pada cabang olahraga taekwondo.

(5)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

EFFECT TRAINING SPRINT RUN 10 METERS AND RESISTANCE RUBBER THE IMPROVEMENT OF SPEED KICK NARAE CHAGI

BRANCH OF SPORTS TAEKWONDO

Supervisors :: 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2. Sagitarius, M.Pd.

Banu Iskandar Permana 0807695

ABSTRACT

This research is motivated special training for training to improve the skills required by taekwondoin more dominant, one of which is the speed of attack and defense rate. In an effort to develop a pattern of conventional training can be pursued through a more scientific training, so the training is expected to provide a description of the speed increase narae chagi kick.

The purpose of this study was to determine the impact of training and sprinting 10 meters of rubber resistant to the increased speed narae chagi kick in the sport of taekwondo.

The method used in this study is the experimental method. The population in this study is the sport of taekwondo athletes banjo city totaling 20 people. The sampling technique used is saturated Sampling, and obtained the sample size is 20 people, then divided into two groups of training.

By processing the data using a variety of statistical approaches showed the following results: training sprint 10 meters and resistance rubber gives a significant effect on the increase in speed narae chagi kick in the sport of taekwondo. Form of training sprinting 10 meters to give a better effect than the rubber resistance training. That is 10 meters sprint training more affective or affect the speed increase narae chagi kick in the sport of taekwondo.

(6)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORETIS, ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS... 10

A. Taekwondo...……… F. Lari Sprint 10 Meter... G. Resisten Karet... BAB III METODE PENELITIAN ………... 32

A. Metode Penelitian………... 32

B. Populasi dan Sampel ………... 32

C. Desain Penelitian………... 34

D. Instrumen Penelitian……. ………... 37

(7)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ………... 47

A. Deskripsi Data ………... B. Uji Prasyarat Analisis Data ………... 1. Pengujian Normalitas………... 2. Pengujian Homogenitas... 47 49 49 51 C. Pengujian Hipotesis... D. Diskusi Penemuan ……….. E. Keterbatasan Penelitian... 52 55 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 58

A. Kesimpulan ………... 58

B. Saran ………... 58

DAFTAR PUSTAKA ………... 60

(8)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata,TesAwal Simpangan Baku, dan Varians Tes Tendangan Narae Chagi Selama 10 Detik... 48 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Data Tes Tendangan

Narae Chagi Latihan Sprin 10 meter Dan Latihan Resisten Karet………... 50 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan DuaVariansi)

Data Tea Tendangan NaraeChagi Selama 10 detik Latihan Sprin 10 meter Dan Latihan Resistent... 51 Tabel 4.4

Tabel 4.5

Hasil Penghitungan Dan Uji Signifikansi Peningkatan Kecepatan Tes Tendangan NaraeChagi Selama 10 detik Latihan Sprin 10 meter Dan Latihan Resisten Karet... Hasil Penghitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku Peningkatan Hasil Latihan Dengan Tes Tendangan Narae Chagi Selama 10 Detik Latihan Sprin 10 meter Dan Latihan Resisten Karet………...

53

54 Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Dan Uji Signifikansi Perbedaan

(9)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Teknik Tendangan NaraeChagi……….………... 16 Gambar2.2

Gambar2.3

Latihan Lari Sprint...………...…... Latihan Resisten Karet…………...………..…..……...

28 29 Gambar3.1

Gambar3.2

Contoh Pengelompokan Sampel………...…... Desain Penelitian………..…..……...

(10)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

DAFTAR LAMPIRAN 2. Penghitungan Rata-Rata Pre-test dan Post-test serta Selisih Kelompok

Lari Sprint 10 Meter………

3. Penghitungan Rata-Rata Pre-test dan Post-test serta Selisih Kelompok

Resisten Karet……….

4. Penghitungan Simpangan Baku Pre-test dan Post-test serta Selisih

Kelompok Lari Sprint 10 Meter………..

5. Penghitungan Simpangan Baku Pre-test dan Post-test serta Selisih

Kelompok Resisten Karet………...

6. Penghitungan Varians Kelompok Lari Sprint 10Meter……….. 7. Penghitungan Varians Kelompok Resisten Karet………... 8. Penghitungan Uji Normalitas Pre-test Kelompok Lari Sprint 10

Meter………...

9. Penghitungan Uji Normalitas Post-test Kelompok Lari Sprint 10

Meter………...

10. Penghitungan Uji Normalitas Pre-test Kelompok Resisten Karet ……. 11. Penghitungan Uji Normalitas Post-test Kelompok Resisten Karet…… 12. Penghitungan Uji Homogenitas Kelompok Sprint 10 Meter………….. 13. Penghitungan Uji Homogenitas Kelompok Resisten Karet………….. 14. Penghitungan Uji Homogenitas Beda……… 15. Uji Signifikansi Peningkatan Kelompok latihan sprint 10 meter……... 16. Uji Signifikansi Peningkatan Kelompok Latihan Resisten Karet……... 17. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Kelompok………

(11)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

18. Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors... 19. Luas Daerah Lengkungan Normal Setandar dari 0 ke Z... 20. Daftar G Nilai Untuk Distribusi t... 21. Daftar Nilai Normal Distribusi f...

Lampiran D Dokumentasi

1. Latihan Lari Sprint 10 Meter... 2. Latihan Resisten Karet... 3. Tes Tendangan Narae Chagi Selama 10 Detik...

91 92 93 94

(12)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berkembang di Indonesia maupun di dunia yang berasal dari negara Korea Selatan, taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada tahun 70-an, namun pada waktu itu hingga 1981 di Indonesia terdapat dua aliran yaitu aliran taekwondo yang berafiliasi ke ITF (Internasional Taekwondo Federation) yang pada waktu itu bermarkas besar di Toronto Kanada, dan aliran Taekwondo yang berafiliasi ke WTF (The Word Taekwondo Federation) yang berpusat di Kukkiwon, Seoul, Korea selatan, organisasi di tingkat nasional yaitu Persatuan Taekwondo Indonesia (PTI) yang berafiliasi ke ITF dan yang kedua adalah Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) yang berafiliasi ke WTF. Pada tahun 1981 telah diadakan musyawarah nasional taekwondo diantara kedua organisasi tersebut, sehingga berhasil membentuknya organisasi baru yaitu Taekwondo Indonesia yang berafiliasi ke WTF, yang secara struktural organisasi nasional adalah Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang berpusat di Jakarta (Suryadi:2002:8).

Taekwondo memiliki kelebihan, diantaranya Pola gerakannya sangat indah dan sistematis. Selain mengajarkan aspek fisik seperti keahlian bertarung, taekwondo juga sangat menekankan pengajaran pada aspek disiplin mental agar memiliki sikap sportivitas. Dengan demikian, taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik serta mengandung aspek filosofi yang mendalam. Sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Suryadi (2002: xvi) bahwa:

(13)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

dan tindakan sehari-hari yang baik dan didasari jiwa yang luhur. Dengan begitu barulah seseorang dapat dikatakan berhasil dalam berlatih Taekwondo.

Pada cabang olahraga taekwondo lebih ditekankan pada teknik kaki karena sering dipergunakan pada saat latihan ataupun pertandingan. Tendangan merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam seni beladiri, karena tanpa kemampuan tendangan yang baik otomatis semua hal yang sangat penting dalam latihan tidak akan terlaksana dengan baik. Sebagaimana dikemukakan oleh Suryadi (2002:32), menambahkan keunikan taekwondo yaitu: ”Teknik tendangan sangat dominan dalam seni beladiri taekwondo, bahkan harus diakui bahwa

taekwondo sangat dikenal karena kelebihan dalam teknik tendangan”.

Salah satu teknik menendang dalam olahraga taekwondo adalah teknik tendangan beruntun lingkar dalam (narae chagi). Menurut Hernandi dan Yanto (2012:30), tendangan beruntun lingkar dalam (narae chagi) ini adalah rangkaian dari tendangan serong memutar (dolyo chagi) yang di lakukan beruntun dalam satu gerakan, teknik tendangan ini sangat di gemari oleh setiap atlet, karena teknik ini dapat menghasilkan poin yang maksimal dalam pertandingan. Tendangan narae chagi dianggap teknik terpenting dalam olahraga taekwondo, terutama di dalam Kyoruki (sparingatau bertarung) sebab teknik tendangan Narae chagi sering dipergunakan oleh setiap atlet disetiap kejuaraan.

Pada saat melakukan teknik tendangan diperlukan kecepatan, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan yang prima. Kecepatan sangat dibutuhkan dalam pertandingan, karena dalam bertanding seorang atlet taekwondo perlu kecepatan menendang untuk menyerang ataupun bertahan. Menurut Suryadi (2002:32)

menyatakan bahwa “Untuk melakukan tendangan diperlukan kecepatan, kekuatan dan yang lebih utama keseimbangan yang prima, selain itu diperlukan juga penguasaan jarak, dan waktu yang tepat agar tendangan tersebut menjadi efektif”. Sedangkan untuk mendapatkan kemampuan tendangan yang baik diperlukan kekuatan otot tungkai (kaki) dan frekuensi langkah yang baik.

(14)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

halnya yang dikatakan oleh Martens (2004:268) bahwa“Physical fitness in sport is the ability to meet the physical demands of the sport to perform optimally”. Artinya, kondisi fisik adalah kemampuan untuk menghadapi tuntutan fisik suatu olahraga untuk tampil secara optimal. Dalam olahraga beladiri seperti taekwondo, unsur-unsur gerak sangat diperlukan seperti: kekuatan, kelincahan, kecepatan, keseimbangan, dan power. Dari masing-masing unsur fisik ini saling mendukung satu dengan yang lainnya, karena tidak akan terjadi koordinasi yang baik apabila hanya memiliki satu unsur gerak saja. Menurut Pesurnay dan Sidik (2007:154)

bahwa “Kebutuhan latihan fisik khusus cabang olahraga taekwondo adalah daya tahan aerob, daya tahan anaerob, daya tahan kekuatan, kecepatan aksi-reaksi,

kekuatan maksimal, kekuatan yang cepat, dan kelenturan”. Untuk mencapai

kondisi tersebut setiap dojang melakukan latihan khusus untuk para atletnya. Kemampuan taekwondoin tergantung dari proses latihan yang dilaksanakan karena latihan adalah suatu cara untuk meningkatkan kemampuan fungsi fisiologis dan psikologis agar bisa tercapai maka diperlukan latihan. Latihan merupakan proses bekerja secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang relatif panjang yang kemudian ditingkatkan secara bertahap berdasarkan kemampuan individual yang ditunjukan pada pembentukan fungsi fisiologis dan psikologis untuk memenuhi tuntunan tugas tertentu.

Penampilan seorang taekwondoin dalam pertandingan merupakan prestasi tertinggi yang dicapai oleh taekwondoin tersebut, tercapainya komponen kondisi fisik dan teknik diperoleh melalui pembinaan latihan yang tepat dan benar, serta kemauan yang keras yang timbul dalam diri seorang taekwondoin, selain itu didukung oleh peralatan, sarana dan prasarana yang baik, serta disiplin ilmu yang erat hubungannya dengan olahraga, juga harus ditunjang dengan program latihan yang direncanakan terarah dan bermutu, artinya hal itu akan dapat dicapai dengan melakukan kegiatan latihan, seperti halnya yang dikatakan oleh Harsono (1988:100) bahwa “tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet dalam meningkatkan keterampilan dan prestasinya

(15)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Dalam olahraga taekwondo, komponen kondisi fisik yang dominan salah satunya adalah kecepatan. Karena seorangtaekwondoin harus mempunyai kecepatan yang baik, agar dapat bertahan dan melakukan serangan yang lebih cepat dan lebih efisien. Kecepatan maksimal merupakan salah satu komponen fisik yang harus dimiliki oleh seorang atlet. Hal ini didasarkan pada tuntunan pertandingan olahraga taekwondo yang biasa berlangsung secara dinamis dan cepat.

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan pengulanganyang samadalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang singkat, seperti halnya yang dikatakan oleh Harsono (1988:216) bahwa “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”. Kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula menggerakan sebagian tubuh yang sesingkat-singkatnya.

Dalam beladiri taekwondo pada saat melakukan tendangan beruntun melingkar dalam (narae chagi) unsur kecepatan akan terlihat pada saat melakukan tendangan. Menurut Kartika (2009:4) bahwa “Dalam kecepatan tendangan di pengaruhi oleh kemampuan ruang gerak sendi, elastisitas, frekuensi gerak tungkaidan kekuatan otot tungkai”. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gerakan kecepatan seperti halnya yang dikatakan oleh Harsono (1988:216) bahwa

“Kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu strenght, waktu reaksi (reaksi time), dan fleksibilitas”.

Para pelatih taekwondo disetiap dojang (tempat latihan) kota banjar melatih atletnya supaya bisa memiliki fisik, teknik, mental dan taktik yang bagus. Cara melatih tendangan bisa dilakukan menggunakan alat bantu salahsatunya dengan menggunakan target (pyong), samsak, body protector (hogu), namun latihan ini sebagian besar hanya untuk menghasilkan ketepatan tendangan.

(16)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

pertandingan kejuaraan taekwondo, dimana Salah satu kesalahan mereka yang jelas terlihat yaitu pada saat mereka melakukan tendangan beruntun lingkar dalam (narae chagi), setiap kali atletnya melakukan tendangan beruntun melingkar dalam (narae chagi) sangat lambat, sehingga lawan mereka sangat mudah mengelaknya dan melakukan serangan balik. Sementara tendangan beruntun lingkar dalam (narae chagi) ini merupakan tendangan yang sangat penting apabila mengenai sasaran, karena teknik ini dapat menghasilkan poin yang maksimal.

Dalam melakukan proses latihan untuk meningkatkan kemampuan tendangan para atletnya metode latihan yang dilakukan khususnya untuk melatih tendangan diantaranya latihan sprint 10 meter dan resisten karet. Ada beberapa pendapat salasatunya menurut Remon (2012) sebagai berikut:

Untuk menambah kecepatan dan kekuatan tendangan diantaranya lari sprint (lari cepat), lari adalah salah satu aktifitas yang dapat melatih otot-otot menjadi kencang dan lincah, latihan menendang dengan menggunakan beban (resisten karet), dapat mengencangkat otot-otot paha dan betis.

Sumber: http://belajarbeladiri-remon.blogspot.com

Latihan lari sprint 10 meter dan resisten karet merupakan salasatu latihan meningkatkan dalam kemampuan fisik. Latihansprint 10 meterdilakukan pada posisi start hingga finis dari posisi bersedia, gerakan dorongan/tolakan, hingga lari percepatan/akselerasi. Didalam gerakan lari sprint ini hampir menyerupai gerakan tendangan, menurut Muhajir (2007:176) bahwa: “Bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan, antara lain lari cepat dengan jarak pendek, tujuannya

adalah untuk melatih kecepatan geraka seseorang”. Sedangkan menurut Susnandi (2012) bahwa: “Kecepatan gerak seseorang dapat dilatih dan ditingkatkan melalui latihan lari sprint berulang-ulang dengan jarak 10, 20, 25 meter dan menambah kecepatan sprint”.Sumber: http://materipenjasorkes.blogspot.com

(17)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

hanya kekuatan, tetapi jugadaya tahan, kekuatan, dan kecepatan. Sedangkan dalam sekripsi Mulyana (1996:3) bahwa:

Latihan tahanan dengan menggunakan karet telah di kembangkan oleh Maglischo dalam cabang olahraga renang, selanjutnya Baley mengembangkan latihan mengunakan tahanan karet untuk meningkatkan kondisi fisik dan stamina atlet, sedangkan Yunis dan Turbo menggunakannya dalam pembinaan cabang olahraga atletik.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis perlu mengadakan penelitian secara langsung sebagai bukti ilmiah yang mendukung teori bahwa adanya pengaruh antara latihan lari sprint 10 meter dengan latihan resisten karet terhadap peningkatan kecepatan tendangan (narae chagi). Dan hasil dari ke dua latihan tersebut akan dibandingkan, manakah yang lebih efektif, sehingga hasil tendangan narae chagi akan lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengeanai “Pengaruh latihan lari sprint 10 meter dan resisten karet terhadap peningkatan kecepatan tendangan narae chagi pada pabang olahraga taekwondo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah diuraikan di atas agar memudahkan arah penelitian, masalah yang muncul dalam penelitian ini perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan latihan lari sprint 10 meter terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga Taekwondo?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan latihan resisten karet terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga Taekwondo?

(18)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang diajukan maka tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui apakah latihan lari sprint 10 meter memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga Taekwondo.

2. Untuk mengetahui apakah latihan resisten karet memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga Taekwondo.

3. Untuk mengetahui bentuk latihan manakah yang memberi pengaruh lebih baik antara latihan sprint 10 meter dengan resisten karet terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga Taekwondo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan hasilnya bisa dijadikan: 1. Secara teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi para pelatih taekwondo dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelatihannya guna meningkatkan prestasi serta kualitas atlet-atlet binaannya.

b. Dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan untuk penyusunan program latihan dan pengembangan olahraga taekwondo bagi para pelatih. c. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran para atlet dalam

pengembangan olahraga taekwondo. 2. Secara praktis

a. Dapat dijadikan bahan masukan sekaligus pegangan bagi setiap pelatih dan atlet saat menghadapi pertandingan.

(19)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

E.Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dalam pelaksanaannya lebih terarah pada tujuan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Teknik tendangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tendangan narae chagi.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan lari sprint 10 meter (X1) dengan latihan resisten karet (X2).

3. Variabel terikat dalam penelitian ini kecepatantendangan narae chagi (Y). 4. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan arti penggunaan istilah maka penulis perlu memaparkan penjelasan istilah yang akan penulis gunakan. Adapun istilah-istilah yang penulis gunakan:

1. Kecepatan. Menurut Harsono (1988 :216) kecepatan adalah: “Kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.”, Kecepatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecepatan untuk melakukan tendangan beruntun Lingkar dalam (narae chagi). 2. Koordinasi. Menurut Harsono (1988:221) koordinasi adalah “Kemampuan seseorang untuk mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan yang komplek secara mulus tanpa pengeluaran energi

yang berlebihan”.

3. Lari sprint (cepat). lari sprint adalah: Lari mengunakan tolakan dari start sampai finis yang di tandai dengan proses perpindahan posisi secara cepat, melebihi gerak dasar pada keterampilan gerak dasar pada keterampilan lari santai (jogging). Menurut Pesurnay dan Sidik (2007: 92) bahwa, “sarat melakukan latihan-latihan kecepatan adalah latihan berlangsung singkat atau

(20)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

4. Latihan. Menurut Harsono (1988:101) latihan adalah: “Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaan”.

5. Resisten karet adalah salasatu alat yang di desain untuk membantu meningkatkan kemampuan fisik, salasatunya meningkatkan kecepatan. Latihan menggunakan resisten karet ini berukuran panjang 3 m dan lebar 5 cm. Dalam hal ini alat bantu resisten karet termasuk dalam kategori latihan tahanan (resistance training).

6. Taekwondo. Menurut Suryadi (2002:XV) taekwondo adalah: “Seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni beladiri yang menggunakan teknik kaki dan

tangan kosong”.

(21)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian turut menentukan ketercapaian tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Yang dimaksud eksperimen menurut Sugiyono (2011:72) bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam dalam penelitian ini objek yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan merupakan variabel bebas adalah latihan sprint 10 meter dan latihan resisten karet untuk diketahui pengaruh terhadap peningkatan kecepatan tendangan narae chagi dalam olahraga taekwondo.

B. Populasi dan Sampel

(22)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Sugiyono (2011:81) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan Arikunto (2010:174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sample. Cara yang digunakan penulis untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan Sampling Jenuh atau total sampel. Mengenai sampel ini Sugiyono, (2011:68) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:112) dalam Kartika (2009:28) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau sebanyak 20 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari 100 orang.

(23)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Gambar 3.1

Contoh Pengelompokan Sampel

C. Desain Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah dalam suatu penelitian, dipilih suatu desain yang tepat untuk di jadikan suatu pegangan dalam penelitiannya. Desain yang diterapkan peneliti untuk penelitiannya adalah Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikansi hasil perlakuan. Untuk lebih jelas desain penelitian tersebut, Sugiyono (2011:27) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Kel I

Kel II

1

2

4

3

5

6

8

7

9

10

12

11

13

14

16

15

17

18

(24)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Kelompok eksperimen A X1 O1 X2 Kelompok eksperimen B Y1 O2 Y2

Gambar 3.2 Desain Penelitian (Sugiyono,2011:76)

Keterangan:

Kelompok A adalah kelompok eksperimen latihan lari sprint 10 meter Kelompok B adalah kelompok eksperimen latihan resinten karet X1dan Y1 adalah tes awal

X2 dan Y2 adalah tes akhir

(25)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Adapun langkah-langkah atau alur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3

Langkah-langkah penelitian SAMPEL

TES AWAL

LATIHAN LARI SPRINT 10 METER LATIHAN RESISTEN KARET

TES AKHIR

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

(26)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Langkah-langkah penelitian tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: setelah masalah penelitian, hipotesis dan isntrumen penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data. Dalam hal ini tidak semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi yang disbeut sampel. Setelah sampel penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah melaksanakan tes awal untuk mengetahui data awal. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa latihan lari sprint 10 meter dan resisten karet. Setelah masa perlakuan atau treatment berakhir, selanjutnya diadakan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Untuk menjaga hasil validitas dari hasil pengukuran yang diperoleh, maka alat ukur yang dipergunakan harus sesuai dengan materi test yang diukur. Mengenai validitas, Suharsimi Asukunto (1995:51) yang dikutip oleh Nurhasan (2007:3), mengemukakan tentang pengertian tes, yaitu „tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan‟.

(27)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Pengukuran dilakukan dua kali yaitu tes awal dan tes akhir, tes awal dilakukan sebelum penelitian dimulai dan tes akhir diberikan setelah penelitian berakhir. Data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir kemudian diolah dengan perhitungan statistik. Hasil olahan ini akan diketahui tentang latihan lari sprint 10 meter dan resisten karet terhadap kecepatan tendangan narae chagi pada atlet putra dan putri pengcab taekwondo kota banjar.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka alat ukur yang penulis gunakan untuk mengukur kecepatan tendangan narae chagi dalam olahraga beladiri taekwondo dilakukan dengan menggunakan tes tendangan narae chagi dengan Samsak (Sand Bag) selama 10 detik. Hal ini sesuai yang diungkapkan Hernandi dan Asep (Wasit Nasional) pada tanggal 18:08:2013, mengenai ukur waktu tes tendangan narae chagi sebagai berikut:

“Untuk mengukur tendangan narae chagi cukup dengan waktu 10 detik. Hal ini

dikarenakan waktu 10 detik bisa mewakili: kriteria waktu seorang atlet dalam pertandingan yaitu 3 ronde selama 6 menit atau 2 menit tiap rondenya”.

Adapun tata cara tes kecepatan tendangan narae chagi adalah sebagai berikut:

Tes Kecepatan Tendangan Narae Chagi

a. Tujuan : Mengukur kecepatan tendangan narae chagi menggunkana Samsak (Sand Bag).

b. Alat/fasilitas : Samsak (Sand Bag), stopwatch, peluit, dan daftar pencatatan hasil tes.

c. Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis batas sejauh satu meter dari sasaran Samsak (Sand Bag). Pada aba-aba “siap”, subyek mengambil sikap kuda-kuda, pada aba-aba “ya” subyek melakukan tendangan sebanyak-banyaknya dan diukur dengan waktu selama 10 detik.

(28)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

E. Pelaksanaan Latihan

Tempat latihan dan tes dalam penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMAN 1 Kota Banjar. Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 18 kali pertemuan dan selama enam minggu. Latihan ini dilaksanakan 3 sesi dalam seminggu yaitu, senin, rabu dan jum‟at setiap pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB yaitu dengan durasi latihan 120 menit.

Program latihan yang terencana dengan baik, sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pada pelaksanaan penelitian yang akan di laksanakan. Oleh sebab itu tanpa program latihan yang terencana dengan baik, suatu penelitian tidak akan diperoleh dengan hasil yang baik melainkan akan mengalami hambatan-hambatan. Sehingga mengakibatkan data hasil penelitian tidak bisa diterima karena tidak sah.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, program latihan yang penulis susun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemanasan (warming up)

Pemanasan merupakan latihan awal atau persiapan dari suatu rangkaian acara latihan. Latihan ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan suhu tubuh, elastisitas suatu otot dan tendon, serta elastisitas ligamen agar tubuh dapat bekerja dengan lebih baik, lebih produktif dan lebih aman.

2. Inti

Latihan inti merupakan latihan yang terpenting dalam melaksanakan latihan, karena pada masa inilah fisik betul-betul ditempa dengan kerja berat. Sehingga diharapkan terjadi perubahan yang positif. Latihan inti ini berisikan latihan sprint 10 meter dan resisten karet dengan volume pengulangan penulis berikan secara bertahap dan berangsur-angsur meningkat selama enam minggu dengan frekuensi latihan tiga kali seminggu.

(29)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

menghadapi latihan yang lebih berat lagi. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Harsono (1988:105) bahwa “beban latihan yang diberikan pada setiap kali berlatih haruslah senantiasa lebih berat dari pada yang kini mampu di

lakukannya”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 3.4 berikut ini:

Gambar 3.4

Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap

Dalam memulai latihan penulis menjelaskan program latihan sprint 10 meter sebagai berikut:

 Pertemuan ke 1 – 3 volume 69 % sebanyak 10 repetisi x 5 set + 5 repetisi dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 4 – 6 volume 88 % sebanyak 10 repetisi x 7 set dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 7 – 9 volume 94 % sebanyak 10 repetisi x 7 set + 5 repetisi dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 10 – 12 beban seperti pada pertemuan 4 - 6

 Pertemuan ke 13 – 15 beban seperti pada pertemuan 7 - 9

 Pertemuan ke 16 – 18 volume 100 % sebanyak 10 repetisi x 8 set dengan intensitas 100 %

B

E

B

A

N

PRESTASI

1

2 3

4

5

(30)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Peningkatan tersebut didasari dengan alasan bahwa untuk volume latihan tidak ada batasan yang baku, adapun untuk batasan jumlah 800 meter adalah sebagai jarak maksimal yang diberikan oleh penulis kepada testee. Teknik pengulangan menggunakan sistem repetisi dan set dengan tetap memperhatikan istirahat diantara repetisi dan set-nya tersebut.

Kemudian untuk program latihan resisten karet penulis menjelaskan sebagai berikut:

 Pertemuan ke 1 – 3 volume 69 % sebanyak 18 repetisi x 3 set dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 4 – 6 volume 88 % sebanyak 22 repetisi x 3 set dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 7 – 9 volume 94 % sebanyak 24 repetisi x 3 set dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 10 – 12 volume 88 % sebanyak 22 repetisi x 3 set dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 13 – 15 volume 94 % sebanyak 24 repetisi x 3 set dengan intensitas 100 %

 Pertemuan ke 16 – 18 volume 100 % sebanyak 26 repetisi x 3 set dengan intensitas 100 %

Untuk menentukan volume latihan, dilakukan pretest tendangan narae chagi selama 10 detik sebagai repetisi maksimal jumlah yang dicapai rata-rata 18 kali tendangan per 10 detik.

3. Penenangan (cooling down)

Latihan penenangan bertujuan untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan baik fisik maupun mental supaya tubuh benar-benar dalam keadaan pulih kembali pada keadaan sebelum latihan. Hal harus di lakukan mengingat latihan sprint dan resisten karet memerlukan banyak energi dan konsentrasi yang tinggi. Dalam penenangan ini diberikan materi berupa gerakan-gerakan senam relaksasi atau peregangan.

(31)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut Moh. Nazir (1999:211) dalam Kartika (2009:35) adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen yang telah dinyatakan valid dan realiabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini.

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis meminta izin kepada pelatih taekwondo pencab taekwondo kota Banjar. Setelah mendapat izin selanjutnya penelitian tersebut dilanjutkan dengan pemberian perlakuan berupa latihan-latihan kepada para atlet. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah para taekwondoin selesai latihan.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan cara eksperimen yaitu peneliti dilakukan berdasarkan percobaan terhadap variabel yang akan diteliti, atau dengan kata lain penelitian dilakukan dengan praktek dilapangan yaitu dengan menggunakan tes tendangan narae chagi selama 10 detik yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan bantuan sumber dan pakar, serta telah dihitung validitas instrumentnya sebesar 0.93 dan reliabilitasnya 0.87. Tes tersebut digunakan dengan alasan (1). Tes ini menggambarkan komponen yang ingin diukur, (2). Tes ini memiliki norma penilaian yaitu hasil dari tes ini dapat dilihat dalam bentuk angka, (3). Kebenaran tes ini dapat dipertanggung jawabkan.

Alat bantu yang diperlukan dalam test diantaranya (1) stopwatch, (2), Samsak (Sand Bag), (3), peluit, (4), kertas dan alat tulis.

G. Pengelolaan dan Analisis Data

(32)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesi.

Pengumpulan data yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang bersifat nyata dan dapat dipercaya untuk melakukan pengujian hipotesis dari cara latihan yang diberikan, apakah ada perbedaan yang cukup berarti atau tidak ada perbedaan sama sekali, atau hasil latihan itu apakah ada kemajuan atau tidak.

Setelah data hasil dari penelitian terkumpul, maka data tersebut harus diolah dan dianalisa secermat mungkin agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan peneliti yang dapat memberikan kesimpulan yang benar.

Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data untuk diolah dan dianalisis, itu adalah sebagai berikut:

1. Tes awal tendangan narae chagi 2. Tes akhir tendangan narae chagi

Selanjutnya penulis melakukan penghitungan secara statistik dari data yang terkumpul melalui hasil tes akhir. Dalam pengolahan data ini memerlukan langkah-langkah. Adapun langkah pertama adalah memeriksa data sampel yang memenuhi syarat untuk diolah yaitu:

a. Telah mengikuti tes awal

b. Tidak pernah absen selama latihan berlangsung c. Mengikuti tes akhir

Setelah itu semua diperiksa dengan diteliti dan ternyata semua subyek memenuhi syarat, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun, mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(33)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Nilai data ∑ = Jumlah

n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan buku dengan rumus sebagai berikut :

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

∑ (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S (Z

i

) =

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk

taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah Terima Ho jika: Lo < L

(34)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

4. Menguji homogenitas data. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05

5. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

a. Uji dua pihak menggunakan rumus :

√ ⁄

Arti dari tanda-tanda dalam tersebut adalah: T = Nilai kritis untuk uji signifikan beda B = Rata-rata beda

SB = Simpangan baku beda n = Jumlah sampel

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah:

Terima Hipotesis Ho jika -t (1- ½ α) (dk=n-1) < t< t(1- ½ α) (dk=n-1). Dalam hal lain hipotesis di tolak., distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.975 dan derajat kebebasan (dk) = n. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut: Ho : B = 0

H1 : B ≠ 0

b. Uji satu pihak menggunakan rumus:

(35)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut aalah: S = Simpangan baku

n1 = Jumlah Sampel Kelompok 1 n2 = Jumlah Sampel Kelompok 2 X1 = Rata-rata Kelompok 1 X2 = Rata-rata Kelompok 2

(36)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan lari sprint 10 meter memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga taekwondo.

2. Latihan resisten karet memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan tendangan Narae Chagi pada cabang olahraga taekwondo.

3. Bentuk latihan lari sprint 10 meter memberi pengaruhyang lebih baik dari pada latihan resisten karet terhadap peningkatan kecepatantendangan Narre Chagi pada cabang olahraga Taekwondo. B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan serta berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan sebelumnya, penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat menunjang usaha untuk lebih meningkat prestasi olahraga tae kwon do.

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih, atlet taekwondo dan pembaca pada umumnya agar menerapkan prinsip-prinsip latihan dalam melatih kondisi fisik dengan menggunakan sarana latihan dan bentuk latihan yang lebih efektif dan efisien, baik dalam segi pelaksanaan latihan maupun pemahaman tujuan dari latihan tersebut, sehingga atlet menyadari arti pentingnya tujuan dari latihannya.

(37)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

lainnya yang menunjang kepada peningkatan fisik maupun teknik yang mempengaruhi prestasi altet taekwondo.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam agar hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih signifikan.

(38)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badriah, D.L. (2009). Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: Pustaka Ramadan. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching.

Bandung: FPOK UPI.

Hernandi dan Yanto, A. (2012). Taekwondo Pengurus Cabang Taekwondo Indonesia Kota Banjar . Banjar: tidak diterbitkan.

Kartika, Tika. (2009). Pengaruh Latihan Menggunakan Alat Bantu Pyong (Target) Diam Dan Pyong Bergerak Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi Dalam Olahraga Taekwondo. Publikasi Jurusan PKO FPOK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Kusnadi, N. Dan Nurdin, E. (2010). Diktat Ilmu Kepelatihan Dasar. Tasikmalaya: FKIP UNSIL.

Martens, R. (2004). Succesfull Coaching. United States: Human Kinetics.

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan smp VII. Jakarta : Yudhistira Ghalia Indonesia.

Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung FPOK UPI.

Nurhasan. dkk. (2008). Modul Statistika. Bandung FPOK UPI

Pesurnay, P.J. dan Sidik, D.Z. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Propinsi se-Indonesia. Bandung: FPOK UPI.

Remon. (2012). Melatih Kecepatan Tendangan Taekwondo. [Online]. Tersedia: http://belajarbeladiri-remon.blogspot.com/2012/07/melatih-kecepatan-tendangan-taekwondo.html. [04 April 2013].

Safari, A.S. (2005). Peningkatan Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi Mellui latihan Lari Sprint 50 Meter Dalam Cabang Olahraga Taekwondo. Publikasi Jurusan PKO FPOK UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Sujana. (1992). Metoda Statistika Edisi ke-5. Bandung; Tarsito

(39)

Banu Iskandar Permana, 2014

Pengaruh Latihan Lari Sprint 10 Meter Dan Resisten Karet Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Narae Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo

Suryadi, V.Y. (2002). Taekwondo poomse taegeuk. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Susnandi. (2012). Latihan Kecepatan Dan Kelincahan. [Online]. Tersedia: http://materipenjasorkes.blogspot.com/2012/06/latihan-kecepatan-dan-kelincahan.html. [04 April 2013].

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata,TesAwal Simpangan
Gambar 3.1 Contoh Pengelompokan Sampel
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Gambar 3.3 Langkah-langkah penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Layanan petugas laborato- rium yang perlu ditingkatkan supaya proses belajar mengajar di Jurusan Teknik Industri sukses antara lain asisten laboratorium harus memiliki kemam- puan

Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor.. 10.06/PP.I/Disbun-03/2014 Tanggal 8 Juli 2014 dan Surat Penetapan Penyedia

Suatu keadaan dimana permintaan untuk suatu produk atau jasa itu semakin berkurang dari tingkat sebelumnya, dan diperkirakan akan menurun terus jika tidak dilakukan usaha-usaha

Dalam masyarakat industri, karena ada kemajuan di bidang pendidikan, maka ibu tidak lagi mengurus rumah saja, tetapi sebagai partner yang tidak tergantung sama

Dalam penelitian ini akan dikembangkan sebuah perangkat lunak ( software ) yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi lokasi dan rute terdekat dengan waktu

Setelah mempelajari arsip menurut kata, asal usul dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arsip adalah kumpulan data/warkat/surat/naskah berupa

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Tata Busana..

[r]