• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KANTIN KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA :Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL KANTIN KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA :Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 2087/UN.40.2.2/PL/2014

MODEL KANTIN KEJUJURAN

BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh SELY LAMTIUR

1006422

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

MODEL KANTIN KEJUJURAN

BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

Oleh SELY LAMTIUR

1006422

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

© SELY LAMTIUR

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

SELY LAMTIUR

MODEL KANTIN KEJUJURAN

BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr.H. Endang Danial Ar., M.Pd. NIP. 19500502 197603 1 002

Pembimbing II

Prof.Dr.H. Endang Soemantri, M.Ed. NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal :Selasa, 8 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari : 1. Ketua

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekertaris

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 196308021988031001

3. Penguji : Penguji I

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 195907141986011001

Penguji II

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP. 196005151988031002 Penguji III

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MODEL KANTIN KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota

Bandung)” ini adalah seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan tersebut, saya siap menaggung risiko yang dijatuhkan kepada saya

apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Maret 2014

Yang membuat pernyataan,

Sely Lamtiur

(6)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sely Lamtiur, (1006422), “Model Kantin Kejujuran Bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)”

Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan bangsa yang lebih baik. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk sumber daya mausia yang lebih baik sehingga terjadilah perubahan kualitas kehidupan. Karakter jujur sangatlah penting dalam kehidupan. Kejujuran masih merupakan barang yang sangat mahal di Indonesia. Untuk itu, pendidikan harus dimaksimalkan lagi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam Konstitusi Negara Indonesia. Keberhasilan dari proses pembelajaran harus diimplementasikan dalam program-program sekolah, salah satunya dalam model kantin kejujuran. Penelitian ini didasarkan pada empat permasalahan, yaitu: (1) Bagaimana program model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa, (2) Bagaimana pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMPN 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa, (3) Bagaimana bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur di kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung, (4) Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi literatur, studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Ketua Program Kantin Kejujuran, Wakasek, Ketua OSIS, Guru dan Siswa SMP Negeri 7 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kantin kejujuran di SMP Negeri 7

Bandung merupakan penerapan dari salah satu program “seven habit” sekolah

(7)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : Kantin Kejujuran, Karakter Jujur

ABSTRACT

(8)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

KATA PENGATAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Secara Teoritis ... 5

2. Secara Kebijakan ... 6

3. Secara Praktis... 6

4. Secara Isu dan Aksi Sosial ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian tentang Kantin Kejujuran... 8

1. Pengertian Kantin ... 8

2. Tujuan Kantin Kejujuran ... 9

B. Kajian tentang Pengembangan ... 10

(9)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Pengembangan... 11

b. Fungsi Pengembangan ... 11

c. Tujuan Pengembangan ... 13

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan ... 15

a. Nativisme ... 15

b. Empirisme... 16

c. Konvergensi ... 18

C. Kajian Tentang Pendidikan Karakter ... 19

1. Pengertian Karakter ... 19

2. Pengertian Pendidikan Karakter ... 21

3. Unsur-Unsur Karakter ... 21

a. Sikap ... 21

b. Emosi ... 21

c. Kepercayaan ... 22

d. Kebiasaan dan Kemauan ... 22

e. Konsepsi Diri (Self-Conception) ... 22

4. Pilai-Pilar Karakter Manusia ... 22

5. Tujuan Pendidikan Karakter ... 24

6. Fungsi Karakter ... 25

7. Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter ... 26

D. Kajian tentang Karakter Jujur ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

1. Tahap Pra Penelitian... 40

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan ... 41

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 42

(10)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional... 45

1. Kantin Kejujuran ... 45

2. Pengembangan ... 45

3. Karakter ... 45

4. Jujur ... 45

E. Instrumen Penelitian... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Wawancara ... 48

2. Observasi ... 48

3. Studi Dokumentasi ... 50

4. Studi Literatur ... 50

G. Analisis Data ... 51

1. Reduksi Data ... 51

2. Penyajian Data... 51

3. Penarikan Kesimpulan dan Konklusi ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 53

1. Gambaran Umum SMP Negeri 7 Bandung ... 53

2. Visi dan Misi Sekolah ... 54

a. Visi Sekolah... 54

b. Misi Sekolah ... 54

3. Guru dan Karyawan ... 55

4. Peserta Didik SMP Negeri 7 Bandung ... 57

5. Raihan Prestasi Akademik Siswa ... 58

6. Sarana dan Prasarana... 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Laporan Hasil Observasi ... 61

(11)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Program Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung

bagi Pengembangan karakter Jujur Siswa ... 64

b. Pelaksanaan Teknis Interaksi dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung bagi Pengembangan Karakter Jujur. ... 66

c. Kendala-Kendala dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung Bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa ... 70

d. Cara Mengatasi Kendala-Kendala yang Terjadi dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung ... 72

C. Hasil Pembahasan ... 73

1. Program Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung bagi Pengembangan karakter Jujur Siswa ... 73

2. Pelaksanaan Teknis Interaksi dalam Model Kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung bagi Pengembangan Karakter Jujur ... 76

3. Kendala-Kendala dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung Bagi Pengembangan Karakter Jujur Siswa ... 82

4. Cara Mengatasi Kendala-Kendala yang Terjadi dalam Model Kantin Kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

1. Kesimpulan Umum ... 97

2. Kesimpulan Khusus... 97

B. Saran ... 98

1. Bagi Dinas ... 98

2. Bagi Pihak Sekolah ... 98

3. Bagi Guru ... 99

4. Bagi Siswa ... 99

(12)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengembangan Moralitas Anak ... 13

Tabel 2.2 Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan ... 28

Tabel 2.3 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ... 31

Tabel 2.4 Indikator Kejujuran ... 37

Tabel 4.1 Jumlah dan Pendidikan Tertinggi Guru SMP Negeri 7 Bandung..56

Tabel 4.2 Data Guru yang Tersertifikasi ... 56

Tabel 4.3 Daya Dukung Karyawan ... 57

Tabel 4.4 Peserta Didik SMP Negeri 7 Bandung ... 57

Tabel 4.5 Jumlah Rombongan Belajar Tahun 2013/2014 ... 58

Tabel 4.6 Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Ujian Nasional SMP Negeri 7 Bandung ... 58

Tabel 4.7 Data SMP Negeri 7 Bandung ... 59

Tabel 4.8 Data Fasilitas SMP Negeri 7 Bandung ... 60

(13)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

(14)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sendiri pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah

perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan

sumber daya mausia yang lebih baik sehingga terjadilah perubahan kualitas

kehidupan. Bangsa Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia dalam

jumlah dan mutu yang memadai sebagai penggerak pembangunan di Indonesia

sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia.

Dalam Undang-Undang Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) dalam

pasal 3, ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:

”mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertjuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah

mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia dan memiliki watak dan karakter

bangsa Indonesia. Maka diperlukankalah berbagai model pengembangan untuk

mengembangkan karakter siswa di sekolah.

Jujur adalah sebuah karakter yang saya anggap dapat membawa bangsa

ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur sebagai

sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam

bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak

dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan

(15)

2

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seseorang yang memiliki karakter jujur pasti akan sangat disenangi dan

disukai oleh orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan kerja dan

sebagainya.

Dapat kita rasakan, kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan.

Kejujuran masih merupakan barang yang sangat mahal di Indonesia. Di dunia

pendidikan sendiri, kejujuran sering sekali di langgar oleh ketika para murid

mencontek saat ujian ataupun ulangan harian. Kita juga tahu bagaimana pihak

sekolah sering bertindak tidak jujur dalam kasus Ujian Nasional (UN), yaitu

tindakan tidak jujur untuk meluluskan siswa-siswanya dalam ujian tersebut.

Ketidakjujuran dan kecurangan dapat dikatakan sebagai salah satu aspek yang

dapat menumbuhkan korupsi.

Indonesia di mata dunia dikatakan sebagai negara terkorup di

Asia-Pasifik. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi baik itu memang

lingkungan yang mendukung untuk melakukan tindak korupsi atau kurangnya

penanaman nilai-nilai sejak dini baik dalam lingkungan keluarga dan juga

lingkungan sekolah.

Penanaman nilai-nilai moral sejak dini sangatlah penting. Penurunan

moral bangsa mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Ini terlihat dari

mulai menurunnya moral bangsa. Menurut Budiningsih (2004: 25) “moralitas

sebagai suatu sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah.”

Terlebih dalam membentuk kepribadian seseorang, bukanlah hal yang

mudah sehingga sangat dibutuhkan kebiasaan-kebiasaan yang mampu membantu

anak-anak tersebut menumbuhkan kebiasaan hidup jujur. Salah satu tujuan yang

ingin dicapai yaitu dapat terhindar dari bibit-bibit koruptor.

Seiring dengan makin derasnya arus globalisai yang telah masuk dalam

seluruh relung kehidupan, pembangunan karakter dirasa mendesak untuk dikaji

dan an diimplementasikan di sekolah. Dalam konteks pengembangan karakter di

sekolah kejujuran menjadi sangat penting untuk dikembangkan menjadi kareakter

anak-anak Indonesia saat ini.

Di sekolah terdapat mata pelajaran yang sejalan dengan tujuan untuk

(16)

3

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang

untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat

berperan aktif dalam masyarakatnya.”

Hal inilah yang mengakibatkan PKn seharusnya menjadi mata pelajaran

sangat penting di persekolahan dalam mengembangkan karakter siswa yang

nantinya akan menjadi warganegara khusunya karakter jujur sebagai salah satu

karakter yang harus ditanamkan sejak dini.

Di sekolah sendiri mata pelajaran PKn cenderung membosankan dan

tidak banyak disukai oleh para siswa. Ini terlihat dari model pembelajaran yang

lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya.

Dalam hal ini siswa merasa dalam mata pelajaran Pkn terlalu banyak

teori dan hafalan dalam porses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran sering

terpusat hanya pada guru saja dan kurang melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Pkn dewasa ini lebih juga hanya menekankan pada aspek kongnitif

saja bukan pada aspek afektif dan psikomotor yang seharusnya dikembangkan

dalam menumbuhkan karakter siswa.

Kantin kejujuran di SMPN 7 Bandung walaupun berjalan dengan baik

namun pernah mengalami kerugian yang menyebabkan kantin kejujuran harus

ditutup untuk sementara waktu sampai akhirnya dibuka kembali pada bulan

Sepertember 2013. Kerugian ini timbul dari penjualan pada bulan April 2013 yang

rugi sebesar Rp. 64.000,00 dan bulan Mei 2013 yang rugi sebesar Rp 32. 800,00.

Penutupan kantin kejujuran di SMPN 7 Bandung ini terjadi pada bulan Juni

2013-Agustus 2013. Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan mengenai

karakter jujur di SMPN 7 Bandung.

Diperlukanlah sebuah wadah yang mampu mengembangkan karakter

jujur siswa untuk keselarasan dalam hal pengembangan karakter selain dari mata

pelajaran PKn di kelas. Saat ini pemerintah sendiri membuka sebuah fasilitas

untuk mengembangkan nilai kejujuran siswa-siswanya dalam sebuah kantin yang

(17)

4

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kantin kejujuran merupakan upaya untuk mendidik akhlak siswa agar

memiliki karakter jujur. Kantin ini menjual semua perlengkapan siswa

sebagaimana lazimnya sebuah kantin yang sudah kita kenal selama ini.

Di dalam kantin ini dipajang kotak-kotak uang yang memiliki fungsi

sebagai penampung hasil jual-beli siswa dan jika ada kembalian yang biasanya

terdapat penjaga maka mereka sendiri yang mengambil dan menghitung hasil

kembaliannya. Kantin kejujuran dibuat sebagai salah satu penerapan inovasi

pembelajaran moral.

Melalui kantin ini dibangun kesadaran siswa untuk berbuat jujur tanpa

harus diawasi oleh guru ataupun pengelola kantin. Kantin kejujuran merupakan

salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan anti-korupsi, yang memiliki tujuan

utama yaitu mengukur kejujuran anak didik sehingga mereka ke depan akan

menjadi anggota masyarakat yang jujur.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian tentang model

kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7

Bandung bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai kejujuran dikalangan siswa

di SMP Negeri 7 Bandung yang merupakan bentuk pembinaan moral di sekolah.

Atas dasar itu, penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam, yang akan

dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : MODEL KANTIN

KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung)

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Model Kantin Kejujuran bagi

Pengembangkan Karakter Jujur Siswa?

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan

membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana program model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota

(18)

5

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di

SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa?

3. Bagaimana bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur

di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung?

4. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam

pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMP Negeri 7

Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai

berikut.

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui model Kantin Kejujuran bagi pengembangkan

karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan

sebagai berikut :

1. Mengetahui program model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota

Bandung bagi upaya pengembangan karakter jujur siswa.

2. Mengetahui pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di

SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa.

3. Mengetahui bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur

di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung.

4. Mengetahui cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam

pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMP Negeri 7

(19)

6

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

teoritis berupa konsep-konsep baru tentang peranan kantin kejujuran bagi

pengembangan karakter jujur di SMP Negeri 7 Kota Bandunng.

2. Secara Kebijakan

Secara kebijakan penelitian ini dapat menjadi sumber pengambilan

kebijakan mengenai perlunya kantin kejujuran dalam mengembangkan karakter

jujur di sekolah yang sudah dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

3. Secara Praktis

a. Bagi dinas pendidikan, sebagai referensi dalam upaya pengembangan

karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

b. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi untuk lebih memahami

peranan model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur di

SMP Negeri 7 Kota Bandung

c. Bagi siswa, dapat memberikan inovasi pembelajaran bagi pengembangan

karakter jujur di lingkungan sekolah.

d. Bagi masyarakat, dapat memberikan sumbangan dalam usaha membina

karkater warga negara yang jujur.

4. Secara isu dan aksi soial

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi isu yang

bekenaan dengan penanaman karakter jujur bagi siswa di sekolah dengan kantin

(20)

7

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dari penelitian ini yang berjudul Model Kantin

Kejujuran bagi Pegembangkan Karakter Jujur Siswa (Studi Kasus di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung) adalah sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II Kajian Pustaka, memaparkan mengenai konsep atau teori yang

mendukung penelitian ini. Teori-teori yang akan dibahas dalam kajian

pustaka ini adalah model kantin kejujuran, pendidikan karakter, dan

karakter jujur.

3. BAB III Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai

metode penelitian dan beberapa komponen. Komponen yang dimaksud

adalah lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,dan analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan gambaran umum

lokasi penelitian (profil SMP Negeri 7 Bandung), deskripsi hasil

penelitian, dan analisis studi kasus pada model kantin kejujuran bagi

pengembangan karakter jujur siswa.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan

peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan

merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab dari

perumusan masalah. Saran atau rekomendasi ditujukan kepada pembuat

kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan peneliti berikutnya.

(21)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian akan diadakan di SMP Negeri 7 Kota Bandung di Jalan

Ambon No.23 Bandung. SMP Negeri 7 Bandung merupakan sebuah sekolah yang

memiliki harapan bagaimana mewadahi generasi muda agar dapat mencerminkan

generasi muda yang memiliki karakter sesuai dengan visi dan misinya, selain itu

bisa bermanfaat dan berguna khususnya bagi dirinya sendiri umumnya bagi

masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Subjek Penelitian

Menurut S. Nasution (2001: 43), “subjek penelitian adalah sumber yang

dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan pelaksanaannya sesuai

dengan purpose atau tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian

adalah pengurus Kantin Kejujuran merupakan orang yang ditunjuk sekolah dalam

a) kepala sekolah SMNP Negeri 7 Kota Bandung, b) Wakasek SMP Negeri 7

Kota bandung c) koordiantor kantin kejujuran d) pengelola kantin kejujuran, e)

orang tua siswa f) murid-murid SMP Negeri 7 Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh rancangan yang sesuai dengan

apa yang diharapakan, maka dibutuhkan adanya desain penelitian. Desain

penelitian menjadikan data yang dihasilkan lebih terstruktur dan dapat

memberikan kemudahan dalam penelitian sehingga desain penelitian penting

(22)

40

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Iqbal dalam Skripsi Asri (2013: 73) ada banyak definisi

mengenai desain penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. „Desain penelitian adalah rencana dan sruktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa, sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

2. Desain penelitian adalah cetak biru (blue print) terhadap pengumpulan, pengukuran dan penganalisaan data.

3. Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis data sehingga dapat menjwab pertanyaan-pertanyaan penelitian.‟

Berdasarkan pendapat di atas mengenai desain penelitian merupakan

rancangan penelitian unuk mengumpulkan, mengukur dan menganalisis data

sehingga menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Peneliti menggunakan

desain penelitian untuk menjawab semua pertanyaan dalam penelitian tentang

model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri

7 Kota Bandung.

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalh,

menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis

mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam

proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, lokasi serta subjek

penelitian. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan

kepentingan fokus penelitian.

Dalam tahap pra penelitian ini juga peneliti melaksanakan studi

pendahuluan. Tujuannya adalh untuk memperoleh gambaran secara umum tentang

masalah yang akan diteliti. Setelah peneliti memperoleh gambaran secara umum

tentang objek dan subjek penelitian, kemudian peneliti menyusun pedoman

wawancara. Dalam mengurus perijinan penelitian, peneliti melakukan

langkah-langkah sebagi berikut:

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua jurusan PKN

(23)

41

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Setelah memperoleh izin dari Ketua jurusan PKn UPI kemudian

diteruskan untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah memperoleh izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu

Dekan 1, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin

penelitian kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor 1,

peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala Sekolah SMPN

7 Kota Bandung.

e. Kepala Sekolah SMPN 7 kota Bandung memberikan surat izin dan

surat keterangan mengadkan penelitian di sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian

dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti pun mulai melakukan

penelitian. Selain mengumpulkan hasil observasi di lapangan pada tanggal 11

Februari 2014 di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung, peneliti melakukan

wawancara terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data atau informasi

yang diperlukan dalam penelitian ini.

Narasumber yang berhasil diwawancara oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Hj. Suryamah,S.Pd.,M.M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Bandung

dan guru PKN SMP Negeri 7 Bandung, yang dilaksanakan pada 12

Februai 2014 bertempat di Kantor Kepala Sekolah SMP Negeri 7

Bandung.

b. Tito Sumitra, S.Pd., M.M., Ketua program Kantin Kejujuran SMP Negeri

7 Bandung, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Bandung, dan Guru

PKN SMP Negeri 7 Bandung , yang dilaksanakan pada 5 Februari 2014

Bertempat di Pendopo SMP Negeri 7 Bandung.

c. Rahadiana Iman Gunawan, S.Pd.,Guru PKN SMP Negeri 7 Bandun,

yang dilaksanakan pada 5 Februari 2014 bertempat di Penndopo SMP

(24)

42

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Hediati, Ketua Osis SMP Negeri 7 Bandung dan pengelola kantin

kejujuran SMP Negeri 7 Bandung, yang dilaksanakan pada 12 Februari

2014 bertempat di Pendopo SMP Negeri 7 Bandung.

e. Doni Rohendi, S.Pd. M.Si., Guru Matematika SMP Negeri 7 Bandung

dan Orang tua murid SMP Negeri 7 Bandung, yang dilaksanakan pada 6

Februari 2014 bertempat di Pendopo SMP Negei 7 Bandung.

f. Noval, Arif, siswa kelas 7F, dan Fiona P, siswa kelas 8I. Pelaksanaan

wawanacara pada 5 Februari 2014 bertempat di Pendopo SMP Negeri 7

Bandung.

g. Alia, Rizkia siswa kelas 9I, yang dilaksanakan pada 13 Februari 2014

Bertempat di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Bandung.

Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan

mendapatkan informasi lebih lanjut diarahkan kepada fokus penelitian dan

mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan

data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian

disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen

lainnya.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dalam memahami suatu fenomena yang

didasarkan pada tradisi metodologi penelitian yang khas, yang menggali atau

mengeksplorasi suatu masalah sosialatau masalah manusia. Dipilihnya pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian.

Penelitian yang relevan harus menggunakan pendekatan penelitian yang

sesuai. Pendekatan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

(25)

43

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Moleong (2011: 6) mendefinisikan sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif merupakan yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, dan lain secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”

Penelitian kualitatif (Moleong, 2010: 7) berakar pada latar alamiah

sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan

metode kualitatif, mengandalkan analisi data, secara induktif mengarahkan

sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif

lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus,

memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keaabsahan data, rancangan

penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua

belah antar peneliti dan subjek penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk memahami

fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif pasrtisipan. Dimana partisipan adalah

orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data,

pendapat, pemikiran dan persepsinya.

Menurut Nasution (2001: 9-12) penelitian kualitatif/ naturalistik memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sumber data adalah situasi yang wajar atau “natural setting". Dimana

peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.

2. Peneliti sebagai instrumen peneltian. Peneliti adalah “key instrumen

atau alat penelitian utama.

3. Sanagt deskriptif. dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

4. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Untukitu peneliti

sendiri terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara.

Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, penulis lebih menggunakan

pendekatan personal, yang berarti selama proses penelitian penulis akan lebuh

(26)

44

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari dan mendapatkan data

yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan utuk kepentingan

penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti melihat bahwa pendekatan

kualitatif sangat tepat untutuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan,

karena permasalahan tentang kantin kejujuran sekolah dalam membina karakter

jujur siswa yang akan diteliti memerlukan pengamatan da penlitian secara

mendalam.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.

Metode studi kasus adalah suatu eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau

sebuah kasu (beberapa kasus) melalui pengumpulan data secara mendalam dan

terepprinci yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat berkaitan.

Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kasus menurut Arikunto (2006:

142), yaitu:

“Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhdap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat

penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.”

Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus karena sesuai

dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang siperoeh dan bukan menguji

hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda

tentang upaya sekolah dalam mengembangkan karakter kejujuran siswanya.

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, pemelitian studi kasus hanya meliputi

daerah atau sebjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya,

penelitian studi kasus lebih mendalamdan membicarakan kemungkinan untuk

memecahkan masallah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan

mengaplikasikannya serta menginterprestasikannya. dalam penelitian ini

(27)

45

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi yang sebenarnya dengan melihat fakta-fakta yang ada di kantin kejujuran

SMPN 7 Kota Bandung.

D. Penjelasan Istilah 1. Kantin kejujuran

“bentuk penjualan yanag mana pembeli tinggal mengambil barang yang

diinginkan, membayar dan meletakkan uang dikotak yang disediakan

sesuai daftar harga serta mengambil kembalian yang telah disediakan

tanpa ada penjaga atau pengawas.” (Dwiantinia, 2012).

2. Pengembangan

“Pengembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan

yang baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap

yang lebih tinggi” (Desmita, 2012: 9).

3. Karakter

“Karakter diambil dari bahasa Inggris character, yang juga berasal dari

bahasa Yunani character. Awalnya, kata ini digunakan untuk menandai

hal yang mengesankan dari koin (keping uang). Belakangan, secara

umum istilah character digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda

antara satu hal dan yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk

menyebut kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakan dengan

kualitasnya lainnya” ( Mu‟in, 2011: 162).

4. Jujur

“Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk

mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan)

bahwa realitas yanga ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau

(28)

46

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat penting dilakukan karena dapat menunjang

pelakasanaan penelitian menjadi lebih terarah. Instrumen penelitian terdiri dari

wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi itu dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan penelitian sehingga

penelitian dapat menghasilkan jawaban dari kata yang ditanyakan. Menurut

Sugiyono (2013: 102), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian.”

Selain itu instrumen penelitian menurut Arikunto (2002: 203)

mengungkapkan bahwa “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasil lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga

mudah diolah”.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2013: 224) peneliti sebagai instrumen

penelitian yang serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alata dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan seamata. Untut dapat memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis yang timbul seketika.

(29)

47

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakann ssegera balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan.

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi

dijadikan sebagai instrumen penelitian, hal ini dilakukan agar data yang diperoleh

benar-benar merupakan data langsung, seperti yang diungkapkan oleh Moleong

(2010: 4) bahwa “ dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan

orang lain merupakan alatpengumpul data yang utama.” Adapun sumber data

yang diperoleh dari SMP Negeri 7 Kota Bandung berdasarkan pada:

1) Lembar Panduan Observasi

Dalam penelitian ini, lembar panduan observasi digunakan untuk

mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian di

lapangan. Dalam hal ini dilakukan dan dilaksanakan untuk mengamati bagaimana

model kantin kejujuran dalam penegmbangan karakter jujur siswa.

2) Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini pedoman wawancara kepada guru digunakan untuk

memperoleh data sehubungan dengan permasalahan yang akan diteliti dengan

menggunakan pedoman wawancara yang terstruktur secara terperinci.

3) Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan proses mencari data di lapangan dengan

mencatat peristiwa atau hal-hal yang berupa catatan lapangan, pedoman

wawancara guru, pedoman wawancara siswa serta foto-foto yang berkaitan

dengan model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter jujur siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri

dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat

menyeluruh agar data yang diperoleh akurat dan valid, maka peneliti bertindak

sebagai instrumen utama (key instrument) atau terjun langsung ke lapangan.

Sedangkam instrumen pembantu berupa pedoman wawancara, pedoman

(30)

48

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan lapangan. Untuk memperoleh data maka teknik pengumpulnnya adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumplan data yang digunakan penulis

untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pengembangan

karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

Dalam penelitian ini yang akan digali lebih dalam melalui teknik

wawancara adalah berkaitan dengan upaya yang dilakukan sekolah dalam

mengembangkan karakter jujur siswa.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang pengembangan karakter jujur

siswa secara langsung dari responden. Selain itu wawancara ini dibutuhkan untuk

memperoleh data tentang apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam

mnegembangkan karakter jujur siswa.

Adapun jenis wawancara yang dilakukan pleh peneliti adalah wawancara

terstruktur. Menurut Sugiyono (2013: 138),”dalam wawancara terstruktur ini

setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.”

Sebagai bukti keabsahan wawancara, maka diperlukan alat-alat sebagai

berikut:

a. Kamera berfungsi untuk memotret ketika sedang melakukan

pembicaraan dengan pihak yang menjadi nara sumber. kamera juga

digunakan untuk memotret keadaan lingkungan yang menjadi objek

penelitian yaitu SMP Negeri 7 Kota Bandung.

b. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan

sumber data

c. Tipe recorder berfungsi sebagai alat untuk merekam pembicaraan

(31)

49

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Observasi

Observasi yaitu penyyelidikan secara langsung terhadap objek penelitian

untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yanga da dan mencari keterangan

secara faktual. Definisi observasi merujuk pada pendapat Sutrisno Hadi dalam

Sugiyono (2013: 145),‟observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis‟. Sedangkan meurut Arikunto (2006: 129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh

pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen

pengamatan”.

Dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan yaitu

peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan mencatat

apa-apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian. Selain itu

peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penegmbangan

karakter jujur siswa melalui model kantin kejujuran SMPN 7 Kota Bandung dan

dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum objek yang akan diteliti.

Menurut Patton (Nasution, 2001: 59-60) manfaat pengamatan secara

langsung adalah:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks

data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan

yang holistik atau menyeluruh.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan

pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau

pandangan sebelumnya.

c. peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang

lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah

dianggap “bisa” dan karena tidak akan terungkapkan dalam

wawancara.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan

terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat

(32)

50

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden,

sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan

akan tetpai juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

Dalam penelitian tentang model kantin kejujuran dalam pengembangan

karakter jujur siswa di SMP Neferi 7 Kota Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah tekhnik penelitian yang dilakukan dengan cara

mempelajari dan meneliti dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan

diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang diperoleh

seperti catatan harian, absen harian dan foto-foto kegiatan. Melalui studi

dokumentasi ini diperoleh data tertulis tentang objek yang diteliti secara akurat.

Menurut Moleong (2010: 16) mengungkapkan “kegunaan dokumentasi

sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.”

Sedangkan Arikunto (2006: 23) menjelaskan bahwa “metode dokumentasi

merupakan salah satu cara mencari data menegnai hal-hal atau variabel berua

catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda, dan sebagainya”.

Teknik ini digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, dokumentasi

sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

meramalkan. hal ini dilakukak dengan cara melihat, menganalisa data-data yang

berupa dokumentasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

4. Studi Literatur

Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel

berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebaginya

(Arikunto, 2006: 202). Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk

mengungkapkan baernagai teori yang relevan dengan permaslahan yang diteliti

(33)

51

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini peneliti membaca, mempelajari bahan-bahan atau

sumber-sunber informasi yang ada hubungannya dengan pengembangan karakter

jujur siswa dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung. Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung

kebenaran data yang digunakan dalam penelitian ini.

G. Analisis Data

Menurut Moleong (2010: 248), analisis data adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

Dengan demikian analisis data itu dilaksanakan dalam suatu proses

dalam sebuah sistem analisis. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai

dikerjakan secara berkesinambungan dan intensif, yaitu sesudah meninggalkan

lapangan. Sebab jika pelaksanaan analisis data ini hanya dilaksanakan di akhir

penelitian maka penelitian tersebut akan merepotkan penulis sendiri.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013: 337), analisis data

dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, serta mencarinya apabila memerlukan.

(34)

52

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antarkategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif

yang paling sering digunakan untuk penyajian data adalah dengan pesan teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif dalam penyajian data

dapat juga berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dilakukankan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan saat mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa analisis data dapat

dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilah-milah data, dan

mensisntesiskan data, mencari apa yang penting penting, dan memutuskan apa

(35)

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahsan hasil penelitian yang telah dipaparkan

dalam bab IV, maka bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan

sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir

penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait sebagai

berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Bahwa SMP Negeri 7 Bandung melaksanakan pengembangan karakter

jujur siswa melalui program model kantin kejujuran yang didukung oleh

program-program sekolah lainnya seperti toilet kejujuran dan perpustakaan kejujuran.

2. Kesimpulan Khusus

Di samping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari

pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Berdirinya kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Bandung merupakan

penerapan dari salah satu program “seven habit” sekolah yang didukung

oleh program pemerintah dari 3 kementrian yaitu Kementerian

Peendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Agama, Kementrian Hukum

dan Hak Asasi Manusia. Dimana kantin ini didirikan untuk melatih

perilaku jujur siswa melalui proses pembiasaan saat transaksi berbelanja

dan lokasi kantn kejujuran di tempat yang terbuka. Kantin kejujuran SMP

Negeri 7 Bandung ini juga memilki peran yang significant dalam

membentuk karakter jujur siswa.

b. Pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMPN 7

Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa adalah

pelaksanaanya oleh tim kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung

dengan pengelola guru dan OSIS. Karakter jujur yang muncul berupa

(36)

98

98

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengambil uang kembalian sendiri sudah terlihat dari proses interaksi di

kantin kejujuran yang sudah berjalan dengan baik walaupun kantin

kejujuran pernah rugi. Hal ini menyatakan bahwa model kantin kejujuran

berdampak bagi pengembangan karakter jujur siswa.

c. Kendala dalam model kantin kejujuran dalam pengembangan karakter

jujur siswa di SMP Negeri 7 Bandung yakni (1) kendala yang muncul

dari diri siswa, dimana siswa memiliki perilaku yang berbeda-beda

(faktor internal). (2) kelompok pada teman sebaya pun sangat

mempengaruhi pola pikir seseorang dimana dalam hal ini pastilah

seorang anak memiliki kelompok bermain atau sahabat-sahabat terdekat

yang dapat menghasut siswa berbuat tidak jujur di kantin kejujuran. (3)

kendala yang selanjutnya adalah sarana dan prasarana di kantin kejujuran

yang kurang bervariasi dan komplit terkadang mengurungkan niat siswa

untuk berbelanja di kantin kejujuran.

d. Cara mengatasi kendala-kendala dalam model kantin kejujuran di SMP

Negeri 7 Kota Bandung bagi upaya pengembangan karakter jujur siswa

yaitu (1) memberi contoh atau teladan yang dimulai dari dalam diri

sendiri, (2) terus mengadakan evaluasi baik mengenai kaleng tempat

pembayaran dan barang-barang yang dijual di kantin kejujuran, (3)

pembinaan yang berkesinambungan pada peserta didik baik di luar kelas

dan di dalam kelas melalui mata pelajaran yang mengembangkan

karakter seperti agama, PKN, dan BK.

B. Saran

1. Dinas Pendidikan Kota Bandung

a. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung

memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan kantin

(37)

99

99

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pihak Sekolah (SMP Negeri 7 Bandung)

a. Sekolah diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk terus

berperilaku jujur dengan pembinaan berkelanjutan dan program-program

sekolah yang medukung hal tersebut.

b. Meningkatkan menajemen yang lebih efektif dan efisien dalam

pengembangan karakter jujur siswa dalam pengelolaan kantin kejujuran.

3. Guru

a. Guru diharapkan dapat menjadi contoh atau teladan bagi para murid

untuk berperilaku jujur.

b. Guru hendaknya menyelipkan motivasi mengenai karakter jujur dalam

proses pembeljaran di kelas.

4. Siswa

a. Siswa diharapkan dapat lebih terlibat dalam pengelolaan kantin kejujuran

tidak hanya OSIS saja namun seluruh siswa.

b. Siswa diharapkan terus mengembangakan karakter jujur siswa baik di

sekolah ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

5. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan

pengembangan model-model pembelajaran berbasis role atau pembiasaan

melalui program.

b. Mendukung penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter

melalui kantin kejujuran.

6. Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter tanggung jawab

(38)

100

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal. (2012). Buku panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Kewarganegaraan untuk membangun

Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. (Eds) (2011). Pendidikan

Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa (Penghargaan dan Penghormatan 70 Tahun Prof. Dr. H Endang Somantri, M.Ed). Bandung: Widya Aksara Press, Laboratorium PKN UPI.

Budiningsih, Asri. (2004). Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik

Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.

Bunawi dan M.Arifin. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: rzzmedia

Chandratua. (2012). Refleksi Karakter Moral Kejujuran. Jakarta: Buku Seri Oase Bangsa.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda

Fitri, Agus Zaenul. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Estika di

Sekolah. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Ganeswara, Ganjar. (2002). Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Rosda.

Kesuma, Dharma dkk. (2012). Pendidikan karakter Kajian teori dan Paraktik di

Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Lickona, Thomas. (2012). Education For Character: Bagaimana Sekolah dapat

(39)

101

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jakarta : Bumi Aksara.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan karakter Perspektif Islam. Bandung: Rosda

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter (solusi yang tepat untuk

membangun bangsa). Jakarta: BPMIGAS

Mu’in Fathcul. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik dan Praktik: Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orangtua.

Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Mulyasa, E. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Akasara

Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Nasution, S. (2001). Metode Research. Jakarta: Bumi Akasara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Syamsuddin, A.Makmum. (2007). Psikologi Kependidikan (Perangkat System

Pengerjaan Modul). Bandung: Rosdakarya.

Syarbini, Amirulloh. (2012). Buku Pintar Pendidika Karakter: panduan lengkap

Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah. Jakarta:

As@-prima Pustaka.

Yandianto. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S

Sumber Dokumen

Asri, Ade (2013). Penerrapan Metode Ceramah Bervariasi untuk Meningkatan

Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn. Skripsi Sarjana

Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Grand Design Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Programa Kerja Kantin Kejujuran SMPN 7 Kota Bandung 2012

(40)

102

Sely Lamtiur, 2014

Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Yudhistira, Riyan. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di

Sekolah Alama Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Internet

Adistian, Karina. (2010). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

//http://wajibbelajar.com/2010/06/kantinkejujuran/2010/06/kantinkejujuran . [8 Januari 2014]

Dwiantinia. 2012. Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

http://dwiantiniadutdut.blogspot.com/2012/11/kantin-kejujuran.html. [8 Januari 2014 ].

Fransori. (2012). Kantin Kejujuran. Tersedia [online]:

http://nenggelisfransori.wordpress.com/2012/09/12/membentuk-karakter-dan-membina-akhlak-siswa-melalui-kantin-kejujuran/. [5 Mei 2013].

Jalius, HR. Pengertian Jujur. Tersedia [online]:

http://jalius12.wordpress.com/2010/03/28/pengertian-jujur/. [8 Januari 2014].

Mahardika, Genta. 2012. Kantin Kejujuran Untuk Pembangunan Moral,

Profesional Manajemen Dan Entrepreneurship Bangsa Indonesia Yang

Berkelanjutan. Tersedia: [online]:

http://mm.feb.ugm.ac.id/index.php/2012-02-16-08-39-43/laporan- pembangunan-berkelanjutan/2953-kantin-kejujuran-untuk-pembangunan- moral-profesional-manajemen-dan-entrepreneurship-bangsa-indonesia-yang-berkelanjutan. [14 Januari 2014]

Referensi

Dokumen terkait

Untuk langkah perbaikan dengan tahapan administrasi berupa memastikan bahwa pelaksanaan perawatan serta perbaikan motor pada exhaust hood dan exhaust fan dilakukan sesuai

Kotler, Philip, dan Kevin Lane

Tirta Arta, Tempat Rekreasi Keluarga Di Kabupaten

Perencanaan tata ruang wilayah memberikan peranan yang sangat penting dalam upaya pengendalian pencemaran, dalam perencanaan tersebut harus mempertimbangkan daya dukung dan

Selain koin uang memang memiliki fungsi sebagai alat tukar, masyarakat Tionghoa juga mengenal koin uang yang tidak memiliki fungsi ekonomi.

[r]

Spesifikasi penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis yaitu untuk memperoleh suatu gambaran yang menyeluruh dan sistematis tentang bangunan yang

Penelitian ini diarahkan sebagai suatu penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan konseptual (conceptual approach) dan sasaran yang h e ndak