S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FI SI P UPN : “Veteran” Jaw a Timur
OLEH :
MUHAMMAD HARI S YOGI WAHI DI N
NPM. 0643010289
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDI DI KAN DAN PERUMAHAN UNI VERSI TAS PEMBANGUNAN NASI ONAL “VETERAN” JAWA TI MUR
FAKULTAS I LMU SOSI AL DAN I LMU POLI TI K PROGRAM STUDI KOMUNI KASI
(Studi Semiotik Pemaknaan Iklan 3 ( Three ) Cellular Versi Mobil kecil
bermuatan surat – surat pada Media Bilboard )
Oleh :
Muhammad Haris Yogi Wahidin 0643010289
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji skripsi Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” Pada tanggal 14 juni 2011
Menyetujui,
Pembimbing Utama Tim Penguji :
1. Ketua
Juwito S.sos, M.si Juwito S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 9500036 1 NPT. 3 6704 9500036 1
2. Sekretaris
Dra. Sumardjijati, M.si
NIP. 196902103231993092001
3. Anggota
Dra. Diana Amalia M.si
NIP. 196902103231993092001
YME, yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis membuat
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Berkat usaha, dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini, maka pada akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan.
Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada bapak
Juwito S.sos, Msi selaku Dosen Pembimbing penulis yang selama ini telah
membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada :
Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada :
1. Dra. Hj. Suparwati, M. Si, Dekan FISIP UPN Veteran JATIM
2. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN Veteran JATIM
3. Drs. Saiffudin Zuhri, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
Penelitian Ini.
5. Dra. Herlina Suksmawati, M.Si, sebagai Dosen Wali
6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran JATIM
7. Keluarga penulis, Drs H Didik Efendi, Dra Hj Tirasma, Siska Holilatul ,
serta keluarga besar penulis terima kasih atas segala dorongan, bimbingan,
nasihat-nasihat, serta doanya.
8. Sahabat dan teman-teman dekat penulis Mardiyah, Munir, Nopan, Yugoh,
Budi, Ridhoi, Gupil, Heru, Arif, Diaz, Jefry, Hilman, Sonny, Hamdan, Yeye,
Dhinar, Shila, Nakito, SNC Crew. dan semua angkatan 07 dan 08 fisip yang
dekat dengan penulis.
9. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis memohon kehadirat Tuhan YME semoga segala
bantuan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari
Tuhan YME.
Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
menggunakannya.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
ABSTRAKSI ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10
2.1.1. Periklanan ... 10
2.1.2. Billboard ... 15
2.1.3. Konsep Strategi Pemasaran... 16
2.1.4. Proses Pemasaran... 18
2.1.5. Iklan Sebagai Unsur Komunikasi Pemasaran... 20
2.1.6. Iklan 3 (Three) Cellular Versi Mobil Kecil Berwarna Biru Bermuatan Surat-surat di Media Billboard ... 22
2.1.7. Pemaknaan Warna ... 29
2.1.8. Pendekatan Semiotik ... 33
2.1.9. Semiotik Iklan ... 37
2.1.10. Model Semiotik ... 38
3.1. Metode Penelitian ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek ... 49
4.1.1. 3 (three) celluar ... 49
4.2. Penyajian dan Analisis Data ... 50
4.3. Gambar Iklan 3 (three) Cellular Versi Mobil Kecil Bermuatan surat-surat ... 51
4.4. Iklan 3 ( Three ) Cellular Versi Satu Mobil Kecil Bermuatan Surat-surat Dalam Kategori Tanda Pierce ... 52
4.5. Analisis iklan 3 (three) cellular ... 55
4.5.1. Ikon (icon) ... 55
4.5.2. Indek (index) ... 58
4.5.3. Simbol (symbol) ... 59
4.6. Pemaknaan Iklan 3 (three) cellular versi mobil kecil bermuatanSurat – surat pada media billboard dalam model triangle of meaning ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
Versi Mobil kecil bermuatan surat-surat Pada Media Billboard )
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang disampaikan atau dikomunikasikan iklan tri melalui media cetak berupa poster yang berukuran besar dengan sebutan billboard. Kedalam sistem komunikasi berupa ikon, indeks, dan simbol.
Sifat iklan seluler tri akan diteliti dengan menggunakan pendekatan studi semiotik, yaitu teori semiotik menurut Charles S. Pierce. Berdasarkan teori semiotik maka iklan seluler tri tersebut diteliti berdasarkan pengelompokan tanda pierce. Teks yang dipaparkan oleh iklan selular tri menimbulkan maksud yang berbeda bagi konsumen dengan gambar iklan yang ada, ikon (icon) yaitu suatu hubungan antara tanda dan objek yang bersifat kemiripan. Indeks (index) yaitu adanya suatu hubungan alamiah dengan antara tanda dan petanda yang terdapat hubungan sebab akibat. Simbol (symbol) yaitu merupakan tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara peanda dengan petandanya.
Berdasarkan metode penelitian penulis terhadap iklan seluler tri maka penulis memakai ikon seluler tri adalah mobil kecil berwarna biru bermuatan surat. Indeks dalam iklan tersebut salah satunya adalah kalimat “Cuma sekali SMS gratisnya 20 hari”, “SMSan sepuasnya kemana aja terserah” sebuah bukti dari penawaran iklan tri versi mobil kecil bermuatan surat - surat, dimana iklan tri memberikan sesutu yang besar dari segi keuntungan yang akan diperoleh oleh konsumennya. Sedangkan simbol pada iklan ini adalah gambar angka tiga berwarna kombinasi orange, kuning, dan putih sebagai lambang tri, Cuma sekali SMS gratisnya 20 Hari berwarna putih, warna biru pada beckgroun, Sms-an sepuasnya kemana aja terserah” berwarna kuning.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pada masa yang sedang berkembang teknologinya seperti saat ini,
kebutuhan manusia semakin bertambah seiring dengan kemajuan teknologi
yang dapat menunjang kemajuan di bidang lainnya, yang salah satu di
antaranya adalah bidang komunikasi. Dalam kegiatan sehari-hari manusia
tidak lepas dari kegiatan komunikasi, kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan
secara tatap muka namun ada juga kegiatan komunikasi yang membutuhkan
alat bantu media untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
komunikan, atau penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Media yang
menyediakan jasa dalam penyampaian pesan pada khalayak disebut media
massa. Di dalam peyampaian informasinya, media mempunyai cara
pengemasan yang beragam yang disesuaikan dengan khalayaknya, orientasi
internal dari media itu sendiri dan banyak faktor-faktor kepentingan yang lain.
Kegiatan komunikasi massa ini yang dilakukan secara rutin dan konstan bukan
hanya bersifat normative, yaitu agar orang lain jadi tahu dan mengerti, tetapi
juga mengandung unsur persuasi agar orang lain bersedia menerima suatu
kehadiaran media massa adalah suatu gejala yang menandai
kehidupan masyarakat modern. Memasuki penghujung dasawarsa 1990-an
masyarakat seolah-olah diserbu disetiap pemburu waktu oleh berita, hiburan
atau informasi mengalir begitu saja dari berbagai media massa yang ada.
Mulai dari media elektronik seperti televisi, radio, bahkan internet dan media
komunikasi. Maka hampir tiada waktu tanpa kehadiran informasi.
Perkembangan teknologi komunikasi yang sedemikan canggihnya dalam
penggunaan teknologi dan sistem elektronik modern, membuat semakin
terbukannya saluran komunikasi dalam masyarakat yang akhirnya menggiring
masyarakat ke abad infromasi dan teknologi.
Komunikasi massa ( mass comunikation ) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah, baliho,
billboard, poster pamflet, dan tabloid ) atau elektronik ( radio, televisi, dan
internet ) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang lembagakan.
Yang di tujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,
anonim, heterogen ( Mulyana, 2003: 75 ).
Menyadari akan persaingan yang cukup ketat pada industri layanan
telekomunikasi seluler, para oprator layanan telekomunikasi seluler berlomba–
lomba memperomosikan produknya agar dapat dikenal dipasaran. Untuk
menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu membangkitkan
dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang di tawarkan
memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. daya tarik iklan sangat penting
pemasar mengiklankan produknya adalah untuk mendapat perhatian dari
konsumen, tidak akan berarti apa–apa bagi perusahaan jika iklan yang
ditayangkan tidak mampu menarik perhatian konsumen. Pesan dalam satu
iklan merupakan suatu stimulus-dorongan- rangsangan yang disampaikan oleh
pihak komunikator dengan harapan dapet mempengaruhi konsumen dalam
bentuk respon atau tanggapan yang diinginkan komunikator.
Periklanan sebagai salah satu bentuk komunikasi penyampaian barang
dan jasa, penting dilaksanakan untuk menunjang usaha peningkatan volume
penjualan terutama untuk produk baru. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi
perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan
citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, tujuan
periklanan ini bermuara pada upaya untuk dapat mempengaruhi perilaku
konsumen dalam membeli sebuah produk yang ditawarkan.
Iklan merupakan bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran
promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara
sederhana iklan didefinisikan sebagai suatu pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun
demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih di
arahkan untuk bertujuan membujuk orang agar membeli suatu produk yang
Iklan seolah-olah hidup dan berada, kapan dan dimana saja yang
ada di sekitar lingkungan, keberadaanya merupakan sebuah proses penyebaran
informasi tentang barang, jasa, ide serta gagasan yang disalurkan melalui
penyewaan ruang dan waktu dari media massa atas tanggung jawab sponsor
tertentu. Iklan harus mamapu menciptakan merk produk menjadi bernyawa
dan hidup. Iklan harus dibuat semenarik mungkin karena iklan dapat
membentuk perilaku dari pembacanya, apabila iklan yang dibuat tidak
menarik maka pembaca pun akan malas dan enggan untuk melihat iklan
tersebut terlebih lagi untuk membeli dan mencoba produk tersebut.
Pada kenyataanya keinginan dari produsen dan konsumen terhadap
iklan sangatlah berbeda, Pada produsen dalam memasang iklan yang
produknya ingin diiklankan digunakan dan dibeli oleh konsumen, Sedangkan
para konsumen melihat iklan terkadang hanya sebagai hiburan atau sekedar
mencari sebuah informasi tentang adanya produk atau jasa. Oleh karena itu,
iklan harus dibuat serta dirancang sedemikian rupa agar memikat perhatian
konsumen, kemudian konsumen merasa yakin untuk membeli sebuah produk
atau jasa tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan adanya iklan yang melalui
media cetak maupun media elektronik diharapkan dapat memberikan nilai
yang lebih, dan untuk menjamin ketertarikan konsumen terhadap barang dan
jasa yang diiklankan. Bahkan terkadang ada sebuah iklan yang senantiasa
diingat oleh konsumen dari tanda-tandanya, seperti gambarnya yang menarik
atau hiasan yang unik (bukan nama pengiklan atau penawaran yang diajukan).
iklan maka ia akan terdorong untuk mengingat dan mengidentifikasikan
hal-hal yang penting lainnya yang tertera pada sebuah iklan tersebut (Jefkins,
1995:16-17).
Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada
sebagian atau seluruh khalayak mengenai penawaran sebuah produk atau jasa
dengan menggunakan media. Menurut Wahyu Wibowo (2003:5) iklan atau
periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi (barang atau jasa)
melalui media massa.
Promosi merupakan suatu program dari suatu prusahaan yang
memiliki tujuan untuk merangsang intensitas ekonomi, hiburan, atau informasi
yang di tawarkan perusahaan kepada distributor atau kepada konsuen secara
langsung. Promosi yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk menarik minat
daya beli konsumen terhadap sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan
penghasil produk (kotler, 2000:257).
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mempromosikan produk
layanan telekomunikasi seluler, melalui televisi, radio, brosur, dan salah
satunya beriklan melalui media percetakan yaitu bellboard seperti yang
dilakukan oleh produsen operator layanan telekomunikasi 3 ( three ).
Iklan adalah sebuah produk yang dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pemasang iklan, karena itulah pengiklan memanfaatkan kekuatan
pencitraan terhadap suatu produk atau gaya yang akan dipasarkan dengan
komoditas yang dimediakan. Bahasa dan tanda merupakan instrumennya,
seperti yang diungkapkan oleh Dedy Jamaludin dan Idy Subandy:
Produk iklan harus dipahami lebih dari sekedar hasil
kreatifitas pemasang iklan dalam melakukan improvisasi
seperti melalui trik-trik iklan, bahasa atau kata-kata
(Jamaludin, 1997 : 180).
Pesan iklan yang ideal menurut Philip Kotler harus mampu
menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest),
membangkitkan keinginan (desire) dan menggerakkan tindakan (action).
(Darmadi Durianto, 2003 : 105).
Dalam sebuah iklan tidak harus seluruhnya berharap sosok
iklannya akan diingat konsumennya. Jika konsumen bisa mengingat sebagian
dari tanda-tandanya, seperti gambar yang menarik sudah cukup, karena pada
akhirnya jika seseorang mengingat tanda-tanda khas dari suatu iklan ia akan
terdorong untuk mengingat dan mengidentifikasi hal-hal penting lainnya yang
tertera pada iklan tersebut (Jefkins, 1994 : 16).
Alasan peneliti dalam meneliti penelitian ini Salah satunya adalah
karena iklan telekomunikasi bermerek celluler 3 ( three ) yang berada di JL.
Darmo perempatan Polisi Istimewa Surabaya, Dimana iklan ini mengiklankan
tentang media pertelekomunikasian salah satunya cellular 3 ( three ), dimana
iklan 3 ( three ) dalam media billboard tersebut tidak menampilkan gambar
cellular atau statrepack serta model HP, tidak seperti media–media
melainkan menampilkan gambar mobil kecil berwarna biru yang bermuatan
surat-surat, dimana muatan surat-surat yang di dalam mobil tersebut sampai
tercecer keluar, hal itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan dunia
pertelemunikasian di Indonesia, dengan versi Cuma sekali SMS, gratisnya 20
hari, SMS-an sepuasnya kemana aja terserah, cukup jelas, versi iklan yang
ditampilkan tersebut menurut penulis cukup unik dan menarik dan mudah
diingat.
Penulis memilih iklan ini terlihat unik dan menarik. Di dalam iklan
ini operator three memasarkan promo yang menrik yaitu dengan mengirim
satu sms gratis selama 20 hari. Operator layanan telekomunikasi seluler GSM
3 karena dalam beriklan provider three menggunakan permainan warna,
animasi kartun untuk menarik perhatian konsumen pada iklan. Dan juga
banyak menggunakan paparan dalam bentuk karakter yang berbeda dengan
iklan provider lain yang hanya menampilkan huruf. Merek 3 sendiri
diciptakan agar dapat diaplikasikan ke berbagai negara dengan masyarakat
berbeda. Merek ini harus dapat beradaptasi dengan budaya lokal namun tetap
menjaga identitasnya. Sebagai operator baru di Indonesia operator seluler 3
tidak kalah dengan pesaingnya yang sudah lama. Dari segi teknologi
misalnya operator seluler 3 juga mempunyai layanan data generasi ketiga
(3G) yang telah dimiliki oleh operator-operator seluler yang sudah lama. Dan
dari segi fitur, tarif yang murah serta penawaran yang diberikan juga tidak
kalah bersaing dengan operator seluler lainnya, misalnya bila mengisi ulang
kali lipatnya, dan hanya 3 yang punya penawaran seseru ini. Produk kartu
perdana 3 (Three) hadir untuk memudahkan hidup para konsumennya, karena
itu setiap saat perusahaan terus memperbaiki diri agar pelayananannya dapat
dinikmati dengan lebih mudah. Hal yang tak kalah penting adalah bagaimana
operator tersebut memberikan kualitas layanan yang baik, dari sisi kualitas
layanan jaringan, costumer service, dan sebagainya. Berbicara soal tarif dan
bonus-bonus yang menjanjikan. Peningkatan jumlah pelanggan berawal dari
tarif murah yang menjanjikan dari 3 cellular (http://3indonesia.com/).
Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik yaitu studi
tentang tanda yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya serta
hubungannya dengan tanda-tanda lain selain itu peneliti juga menggunakan
warna sebagai acuan untuk meneliti iklan ini karena warna memiliki makna
bermacam-macam dan dapat menimbulkan kesan tertentu pada objeknya.
Dengan menggunakan metode semiotik Charles Sanders Pierce
maka tanda-tanda yang sarat dengan makna pada ilustrasi iklan tersebut dapat
di jelaskan melalui tiga hubungan tanda yaitu hubungan ikon, indek dan
simbol serta digunakan kode pembacaan untuk memaknai. Realitas sosial dan
identitas diri dari hasil interpretan itulah maka dapat diungkapkan muatan
makna yang terkandung dalam iklan 3 (three versi mobil biru bermuatan
surat pada media bilboard.
Dari Uraian tersebut diatas menarik minat penulis untuk meneliti
three ) tersebut, yang dituangkan dalam sistem tanda dan lambang, dengan
menggunakan pendekatan semiotik.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat
merumuskan permasalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pemaknaan iklan 3 (three) cellular versi mobil
kecil berwarna biru bermuatan surat-surat di media billboard?
1.3. Tujuan Penelitian
Bertujuan untuk menelaah pesan yang terkandung pada iklan 3
(three) versi mobil kecil berwarna biru bermuatan surat-surat pada media
billboard di JL.Darmo perempatan polisi istimewa Surabaya ke dalam
sistem komunikasi berupa tanda dan lambang.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini secara teoritis dan praktis adalah
sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi tentang
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur tentang iklan
dengan menggunakan pendekatan semiotik, terutama yang berkaitan
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Periklanan
Periklanan adalah suatu usaha untuk mengenalkan produk atau jasa kepada
masyarakat luas yang bertujuan untuk memasarkan dan menjual. Iklan juga
memiliki arti suatu pesan dari perusahaan yang berupa tulisan atau gambar yang
disampaikan melalui media yang bersifat persuasif. Tidak ada perusahaan yang
mau maju dan bersaing dalam kompetisi bisnis tanpa menggunakan iklan, karena
periklanan merupakan salah satu strategi dalam pemasaran yang sangat penting
peranannya.
Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah dituliskan, misalnya
oleh Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk
kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan
membayar ruang yang dipakai untuk menyampaikan pesan yang bersifat
membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga
non-komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. (Widyatama, 2007 : 15)
Menurut Alo Liliweri dalam kutipan bukunya, menuliskan bahwa iklan
juga merupakan sebentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi
lainnya. Secara lengkap, ia menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses
komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran
melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. (Widyatama,
2007 : 15)
Iklan juga memiliki fungsi, seperti yang dikatakan oleh Alo Liliweri
(1998) yaitu :
1. Fungsi Pemasaran
Fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu pemasaran atau menjual
produk. Iklan digunakan untuk mempengaruhi khalayak untuk membeli dan
mengkonsumsi produk.
2. Fungsi Komunikasi
Iklan sebenarnya merupakan sebentuk pesan dari komunikator kepada
komunikan (khalayak).
3. Fungsi Pendidikan
Iklan merupakan alat membantu mendidik khalayak mengenai sesuatu, agar
mengetahui dan mampu melakukan sesuatu. Mendidik dalam hal ini dimaksud
agar khalayak siap menerima produk yang dihasilkan produsen.
4. Fungsi Ekonomi
Iklan mampu menjadi penggerak ekonomi agar kegiatan ekonomi dapat tetap
5. Fungsi Sosial
Iklan mampu menghasilkan dampak sosial psikologis yang cukup besar. Iklan
membawa berbagai pengaruh dalam masyarakat, misalnya muncul budaya
konsumerisme, menciptakan status sosial baru.
Periklanan juga memiliki berbagai jenis, jika kita bedakan secara umum
maka dibagi mencadi 2, yaitu iklan above the line dan iklan bellow the line. Iklan
media above the line adalah media yang bersifat massa. Massa yang dimaksud
adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar, antara satu sama lain tidak saling
kenal dan menerpa pesan iklan secara serempak. Sedangkan iklan media bellow
the line adalah iklan yang menggunakan media khusus.
Media itu sendiri adalah suatu alat (sarana) komunikasi yang berfungsi
sebagai perantara antara kamunikator dengan komunikan-nya dalam penyampaian
pesan. Media yang kita ketahui ada media cetak (koran, majalah) dan elektronik
(tv, radio) yang kita spesifikasikan dengan media massa. Karena semakin
banyaknya media maka khalayak / komunikan-nya juga berperan dalam pemilihan
medianya, seperti model Uses and Gratifications, dikatakan bahwa semakin
banyak media yang bermunculan maka khalayak juga semakin bisa memilih
media yang akan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya agar
mencapai suatu tujuannya. Model Uses and Gratifications menunjukan bahwa
yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap
sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja
menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003 : 289).
Pembagian periklanan secara umum seperti yang sudah disebutkan diatas
tadi salah satunya adalah Iklan above the line. Iklan above the line ada 5 media,
yaitu pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar-ruang
(outdoor),dan sinema/bioskop (Jefkins, 1997 : 86), dan billboard adalah iklan
outdoor.
Iklan luar ruangan (outdoor) terdiri dari poster-poster dalam berbagai
ukuran, dan papan-papan yang bercat, entah itu terbuat dari besi, kayu atau
bambu, serta dihias dan dipajang di jalan-jalan dan atau pada tempat-tempat yang
terbuka atau yang sekiranya cukup strategis untuk dilihat sebanyak mungkin
orang yang lewat (Jefkins, 1997 : 127).
Iklan luar ruangan juga memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
1. Ukuran dan Dominasi
Karena ukurannya yang pada umumnya cukup besar, maka poster
mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian.
2. Warna
Kebanyakan poster dihiasi dengan aneka warna, dengan gambar-gambar dan
pemandangan yang realistis sehingga memudahkan pemirsa untuk mengingat
produk yang diwakilinya.
3. Pesan-pesan Singkat
Karena dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang yang sedang
atau pesan-pesan tertulis, biasanya terbatas pada slogan singkat atau sekedar
satu nama yang sengaja dicetak dengan huruf yang besar-besar dan mencolok.
4. Zoning
Kampanye iklan secara umum dapat diorganisir dalam suatu daerah atau kota
tertentu. Tetapi sebuah kampanye yang berskala nasional dapat dirancang
secara lebih rinci jika pengiklannya menggunakan poster. Pemasangan poster
dalam jumlah minimum bisa diatur disetiap kota untuk menjamin kesempatan
penyimak yang maksimum dari pemirsa. Penempatan poster secara strategis
dapat menciptakan suatu kampanye iklan yang sangat ekonomis. Dalam
perencanaan kampanye yang memakai aneka rupa media, wilayah siaran
televisi regional biasanya digunakan sebagai basis pemilahan masing-masing
media iklan.
5. Efek Mencolok
Mungkin karakteristik poster yang paling penting adalah kemampuannya
dalam menciptakan kesan atau ingatan pemirsa melalui penebalan, warna,
ukuran dan pengulangan (Jefkins, 1997 : 128).
Poster juga memiliki beberapa ukuran standar salah satunya adalah double
crown. Double Crown : 762 mm x 508 mm (30 inci x 20 inci). Ini adalah unit
ukuran yang lebih besar. Misalnya saja 16 sheet adalah setara 16 double crown.
Double Crown digunakan pada billboard dan pada panel informasi umum yang
ditempatkan pada trotoar da tempat-tempat belanja (Jefkins, 1997 : 130), maka
poster yang berukuran besar dan sesuai dengan ketentuan diatas tadi dapat
2.1.2. Billboard
Berasal dari kata biil yang berarti poster, karena poster–poster iklan
tersebut kemudian ditempel di papan agar lebih eye cathing maka kemudian di
namakan billboard. Ada tiga format billboard: poster panel, painted bulletins, dan
spectaculars ( Sigit, 2002, p.16 )
Billboard adalah salah satu media luar ruang yang dewasa ini telah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat urban, yang memiliki tujuan
menyampaikan pesan promosi suatu produk atau jasa. Lokasi strategis merupakan
kunci keberhasilan pemasangan billboard, agar dapat memberikan rangsangan
stimulasi visual secara langsung kepada khalayak publik melalui pengaturan
visual, seperti tampilan warna, gambar, tipografi / huruf, serta layout.
Elemen-elemen ini diatur sedemikian rupa menjadi sebuah satu kesatuan dan ditampilkan
pada media billboard agar tampak menarik perhatian dan pesan-pesannya dapat
tersampaikan secara tepat kepada khalayak umum.
Permasalahan kemudian timbul ketika masing-masing billboard berusaha
bersaing dengan billboard lainnya, dengan memperebutkan area publik yang
dianggap strategis, sehingga ruang-ruang publik tersebut menjadi semakin
terbatas. Bahu jalan, façade dan atap gedung, area hijau semua dioptimalisasi dan
dieksploitasi untuk pemasangan titik-titik billboard, seperti yang terjadi pada
kawasan JL.Darmo perempatan polisi istimewa Surabaya. Karena itu para
pengguna jalan akan mendapatkan pemandangan pada sebuah ruas kawasan yang
dipenuhi oleh ragam media billboard, sehingga pada akhirnya menimbulkan
mengidentifikasi dan tertarik pada tampilan visual media billboard tersebut,
mengingat tingginya tingkat kepadatan media billboard.
( http://www.dumitos.com/tell-products/biilboard1.htm )
2.1.3. Konsep Strategi Pemasaran
Pengertian pemasaran yang paling popular adalah penjualan. Pengertian
lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau
penjualan secara eceran. Bagi sebagian orang, kegiatan pemasaran
mencakupsejumlah kegiatan seperti riset pemasaran, penentuanharga atau
perencana’an produk. Pemasaran adalah konsep yang menyangkut suatu sikap
mental, suatu cara berpikir yang membimbing melakukan sesuatu yang tidak
menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier,tempat(pariwisata,
rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa(pengangkutan,penerbangan), hiburan
dan kegiatan-kegiatan nirlaba.
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan
dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan
konsumen yang di lanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product)
yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada
harga (price) tertentu serta mendistribusikan agar tersedia di tempat-tempat
(place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu dilaksanakan
suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran
dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas elemeny-element
yaitu: product, price, place (ditribution) dan promotion.
Dalam level komunikasi pemasaran, bahwa seluruh pesan harus di
sampaikan dan di terima secara konsisten dalam upaya untuk menciptakan
persepsi yang utuh diantara pelanggan dan pihak terkait lainya. Hal ini
memerlukan kesatuan atau integrasi berbagai pesan komunikasi pemasaran serta
integrasi fungsi berbagai fasilitator promosi seperti biro iklan, konsultan, humas,
tenaga promosi penjualan, perusahaan perancang product dan sebagainya.
Tujuannya adalah untuk dapat berkomunikasi dengan satu suara satu penampilan
dan satu citra dalam kegiatan komunikasi pemasaran serta untuk mengidentifikasi
serta memposisikan perusahaan dengancara konsisten. Morissan,2007:2-9)
Setiap organisasi atau perusahaan yang ingin berhasil dalam pemasaran
harus terlebih dahulu memiliki suatu perencanaan trategis (strategic marketing
plan) yang berfungsi sebagai panduan dengan menggunakan sumber daya yang
dimiliki.
a. Analisa Peluang
Analisa yang cermat terhadap pasar akan memberikan peluang bagi setiap
produk untuk masuk ke pasar. Peluang pasar (market opportuities) adalah
wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan yang menguntungkan,
dimana perusahaan percaya kebutuhan konsumen belum terpuaskan dan
dimana perusahaan dapat bersaing secara efektif. Suatu perusahaan
terdapat kecenderungan kenaikan permintaan dan juga memperhatikan
tingkat kompetisi yang terdapat pada pasar.
b. Analisa Kompetitif
Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategis pemasaran adalah
meneliti keuntungan kompetitif (competitive advantage) yaitu something
special a firm does or has gives it an edge competitors (satuhal khusus
yang dimiliki atau di lakukan perusahaan yang memberikan keunggulan di
banding kompetitor)
c. Target Pemasaran
Pemasaran yang baik tidak akan pernah memasuki kseluruhan segmen
pasar hanya mengandalkan satu produk, satu merek dan satu jasa. Mereka
akan menggunakan produk yang berbeda dan strategi yang berbeda pula.
Pasar dibagi-bagi dalam sejumlah segmen yang kemudian di pilih untuk
dijadikan target pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran dan
promosi. Target atau sasaran setiap segmen tertentu saja tidak sama, ini
berarti praktisi pemasaran harus menyediakan anggaran yang berbeda serta
strategi baryan yang berbeda juga. (morissan 2007:38-41)
2.1.4 Proses Pemasaran
Suatu proses yang harus di jalankan praktisi pemasaran dalam memilih atau
menentukan pasar disebut dengan proses target pemasaran (target marketing
yang belum terpenuhi kebutuhannya, (2) Menentukan segmentasi pasar (3)
Memilih pasar yang akan di jadikan target, (4) Menentukan positioning produk
melalui strategi pemasaran.
a. Identifikasi Pasar
Identifikasi pasar sasaran mencakup kegiatan untuk mengelompokan
konsumen yang memiliki gaya hidup, kebutuhan dan kesukaan yang sama.
Dalam hal ini, pemasar harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin
mengenai kebutuhan konsumen. Semakin banyak informasi yang diketahui
pemasar mengenai kebutuhan konsumen maka akan semakin efektif tugas
pemasar dalam melakukan program komunikasi pemasaran.
b. Segementasi Pasar
Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam
pemasaran, Eric Berkowitz dalam Morisaan, 2007, mendefinisikan pasar
sebagai “diving up market into distinct groups that (1) have commons need
and (2) will respon similliary to a market action”. (membagi suatu pasar ke
dalam kelompok – kelompok yang jelas yang (1) memiliki kebutuhan yang
sama dan (2) memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan
pemasaran). Dengan demikian segmentasi pasar adalah suatu kegiatan
untuk membagi – bagi atau mengelompokan – kelompokan konsumen ke
dalam kotak – kotak yang lebih homogen. Khalayak konsumen umum
memiliki sifat yang sangat heterogen, maka akan sulit bagi perusahaan
untuk melayani semuanya.
Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang
akan menjadi fokus kegiatan – kegiatan pemasaran dan promosi. Kadang –
kadang targeting disebut juga dengan selecting karena audiens harus di seleksi.
Perusahaan harus memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada
beberapa bagian saja (segmen) konsumen dan meninggalkan bagian lainnya.
Target konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang
dapat digunakan untuk menjangkau kelompok – kelompok atau segmen –
segmen tertentu dalam masyarakat. Target pasar mempunyai 2 fungsi
sekaligus yaitu menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria –
kriteria tertentu dan menjangkau konsumen sasaran tersebut (reaching).
d. Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan
bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan
di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki
penilaian tertentu. Dengan demikian positioning harus dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola pemasaran
harus mengetahui bagaimana konsumen memproses informasi,
menciptakan persepsi dan bagaimana persepsi mempengaruhi
pengambilan keputusannya. (Morisaan, 2007 : 42 - 55)
2.1.5 Iklan Sebagai Unsur Dalam Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur
pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana
dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan
organisasi lainnya mentransfer nilai – nilai (pertukaran) antara mereka dengan
pelanggannya. Pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi
pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi.
Jika di gabung semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang menfasilitasi
terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada
pelanggan atau kliennya. (Shimp, 2000 : 4)
Konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah
rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing – masing bentuk
komunikasi misalnya ; iklan, direct response, promosi penjualan dan humas.
Kesemuanya dipadukan untuk meraih kejelasan, konsistensi dan dampak.
Komunikasi maksimal melalui pengintegrasian pesan. Dalam pengembangan
konsep komunikasi pemasaran mencakup empat jenjang. Pertama, aspek filosofis
yaitu mulai dari visi yang di jabarkan jadi misi, hingga di rumuskan menjadi
sasaran korporat yang menjadi pedoman semua fungsi dalam perusahaan. Kedua,
menyangkut keterkaitan kerja antar fungsi yakni pemasaran, distribusi, penjualan.
Ketiga, menjaga keterpaduan atau intergrasi berbagi fungsi konstitusi positioning
untuk meraih reputasi, terjalin ikatan hubungan yang kokoh dan mendongkrak
nilai tambah di mata stakeholder. Keempat, memantapkan jalinan hubungan untuk
membina loyalitas dan memperkuat ekuitas merek (produk dan korporat) terhadap
2.1.6. Iklan 3 ( three ) cellular Versi mobil kecil berwarna biru bermuatan
surat-surat di media billboard
Iklan 3 ( three ) cellular versi mobil kecil berwarna biru bermuatan
surat-surat di media billboard sangat menarik perhatian. Dengan menampilkan gambar
mobil kecil berwarna biru bermuatan surat-surat dan adanya angka 3 dikaca
mobil,
Mobil adalah (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani
'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak) adalah kendaraan beroda empat atau
lebih yang membawa mesin sendiri. Jenis mobil termasuk bus, van, truk.
Pengoperasian mobil disebut menyetir (http://id.wikipedia.org/wiki/mobil).
Surat adalah dokumen tertulis yang umumnya berada di dalam amplop.
Untuk mengirim surat, seseorang harus membeli perangko yang berfungsi sebagai
alat pembayaran Sistem ini. Perangko kemudian ditempelkan di surat. Nilai
perangko tergantung kepada tujuan pengiriman. Semakin besar nilai nominalnya,
maka surat yang dikirimkan akan semakin cepat sampai kepada tujuan
(http://id.wikipedia.org/wiki/surat).
Surat adalah sarana komunikasi tertulis antara satu pihak dengan pihak
yang lain yang saling berkepentingan. Rumusan lain tentang surat dapat
dikemukakan bahwa,surat adalah sehelai kertas bertulis atau lebih yang memuat
suatu bahan komunikasi berupa pemberitahuan,permohonan,undangan dan
lain-lain. Yang disampaikan seseorang orang atau pihak lain,baik atas nama pribadi
Dalam praktik surat menyurat senantiasa ada informasi atau pesan yang
disampaikan ,ada pihak pengirim dan penerima pesan dan informasi, ada media
yaitu tulisan kertas bertulis,surat menyurat akan menjadi bila minimal ada dua
pihak yang saling berkepentingan.
(http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/definisi-surat.html)
Fungsi surat dalam kehidupan yang bermasyarakat antara lain dapat dirumuskan
yaitu:
1) Surat sebagai alat komunikasi tertulis.
2) Surat sebagai alat bukti otentik.
3) Surat sebagai alat bukti historis.
4) Surat sebagai duta atau wakil.
5) Surat sebagai pedoman .
Surat adalah alat komunikasi tertulis yang ditulis dalam secarik kertas dan
di masukkan ke dalam amplop.
Kriteria surat :
1. Dikemas dalam bentuk yang menarik.
2. Bahasanya mudah dimengerti.
3. Langsung kepada intinya (tidak bertele-tele).
1. Surat Dinas
Surat dinas digunakan untuk keperluan dinas, instansi-instansi. Bahasa surat
dinas harus menggunakan bahasa yang baku, formal, jelas, muudah dipahami dan
menggunakan EYD sebagai panduan penulisannya. Surat dinas menyangkut
kedinasan dan surat resmi.
Fungsi surat dinas:
1. Dokumen tertulis dan bukti hitam diatas putih.
2. Alat pengingat, karena surat itu dapat diarsipkan sehingga mudah dicari
apabila di perlukan.
3. Bukti sejarah, seprti pada surat-surat tentangperubahan perkembangan
suatu instansi.
4. Pedoman kerja, seperti surat keputusan dan surat instruksi.
Ciri-ciri surat dinas:
1. Menggunakan instrument yang sesuai termasuk ukuran kertas, jenis &
warna, tinta, serta bentuk tulisan.
2. Memakai bentuk surat yang standar.
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dengan penyampaian singkat,
lugas, jelas dan santun, serta menyajikan fakta yyang benar jika
diperlukan.
4. Menghindari kata-kata singkatan dan tidak umum, perhatikan kerapihan
Surat dinas dibagi :
1) Kepala surat (kop surat)
2) Nomor surat
3) Lampiran
4) Perihal
5) Tanggal surat
6) Alamat yang dituju
7) Salam pembuka
8) Isi surat
9) Salam penutup
10)Tanda tangan
11) Nama jelas pengirim
12) Jabatan
13) Tembusan
2. Surat pribadi
Surat pribadi adalah surat perseorangan kepada orang lain atau organisasi.
Pengirim surat pribadi harus menyebut dirinya dengan kata saya atau kata ganti
orang pertama.
1. Surat pribadi resmi
2. Surat pribadi tidak resmi
3. Surat Niaga
Surat Niaga adalah surat yang digunakan dalam kegiatan usaha atau bisnis. Biasanya surat niaga dibuat oleh perusahaan untuk mencari keuntungan.
Surat niaga terdiri dari :
1. Surat jual beli
2. Kwitansi
3. Perdagangan
Surat niaga dibagi menjadi :
1. Surat niaga intern
2. Surat niaga ekstern
Macam-macam surat niaga yang sering digunakan oleh perusahaan :
1. Permintaan penawaran
Surat yang dibuat oleh calon pembeli untuk meminta keterangan
tentang harga, diskon, pembayaran, dll.
2. Penawaran (offerte)
Surat yang dibuat oleh penjual kepada calon pembeli.
3. Pesanan (order)
Surat yang dibuat calon pembeli kepada penjual yang berisi pesanan
pembelian barang-barang.
Secara garis besarnya, surat merupakan sarana komunikasi atau media
komunikasi yang penting serta sebagai alat pembayaran dan merupakan benda
yang sangat ringan, serta mobil adalah sesuatu yang kuat dan kokoh serta berat,
hal ini sangat bertolak belakang dengan dunia pertelemunikasian, sama halnya
makna gambar mobil yang penuh dengan surat surat yang akhirnya tercecer
dijalan dalam iklan 3 cellular tersebut, yang berarti penampilan gambar iklan
tersebut sangat unik dan berbobot, serta tidak wajar jika dihubungkan dengan
media pertelemunikasian di indonesia, tetapi iklan tersebut menggambarkan
kelebihan dari 3 cellular, dimana surat di ibaratkan dalam arti materi, sedangkan
mobil sebagai penyambung / perantara ( pada saat pulsa berkurang ),Cuma sekali
sms gratisnya 20 hari smsan kemana aja terserah. Di ibaratkan dengan gambar
mobil yang penuh dengan surat. Bila di lihat dari segi materei, untuk mendapatkan
keuntungan dengan Cuma sekali sms,kita bisa gratis sms selama 20 hari kemana
aja terserah. contohnya pada operator lainnya, operator lain tidak ada yang berani
membuat iklan seperti 3 cellular, hanya di 3 three kita bisa memperoleh keringana
( surat) dari segi materi, cukup hanya dengan sekali sms pada versi tri kali ini.
Versi atau Version dalam kamus bahasa inggris yang berarti adalah sebuah
terjemahan atau cara menceritakan atau membuat, menimbulkan, menampilkan
sesuatu makna, logo, gambar, produk atau tegline baru dari sebelumnya, dimana
versi tersebut berkaitan dengan versatitle dan versa’tility yang artinya ketidak
tetapan atau sesuatu yang selalu akan berubah – ubah. Di ciptakannya sebuah
versi agar khalayak masyarakat dapat melihat sesuatu yang berbeda dari produk
versi – versi sebelunnya. Kaliini penulis meneliti arti makna Pada iklan 3( three)
cellular versi mobil kecil bermuatan surat-surat.
Teks menurut Aart Van Zoest, tak pernah lepas dari ideologi dan memiliki
kemampuan untuk memanipulasi pembaca kearah suatu ideologi (Zoest, 1991 :
70). Ideologi adalah sistem ide-ide yang diungkapkan dalam komunikasi.
Tipografi juga merupakan bagian dari teks. Tipografi, atau sering juga
disebut jenis huruf. Biasanya, jenis huruf yang dipakai dalam pembuatan poster
tidak banyak, maksimal 3 jenis. Itu pun, huruf-huruf yang jelas-tegas, tidak
berkaitan. Teorinya: jangan menyulitkan audience memahami pesan anda! Dibuat
mudah saja orang sering malas membaca, apalagi kalau tulisannya tidak jelas dan
ada baying-bayangnya. (Putra, 2007 : 74)
Perancang poster dapat memilih jenis-jenis huruf yang tersedia, ada begitu
banyak pilihan, dengan mempertimbangkan keindahan dan karakternya.
Sebagai contoh :
1. Broadway
2. Kodchiang UPC
3. Lucida Bright
4. Arial Black
5. AvantGarde Md BT
6. Bodoni MT Black
7. Gill Sans Ultra Bold
8. Century, Century Gothic
Jenis tulisan yang digunakan pada iklan 3 ( three ) cellular tersebut hanya
menggunakan jenis font Arial.
Lucida Bright sama halnya dengan jenis font Lucida, lucida di
keluarkandari keluarga besar Lucida yang mempunyai julukan type faces, desain
ini di rancang oleh CharlesBigelow dan Kris Holmes (1985), pada jamannya font
ini di gunakan untuk jenis tex, taligrafi, dan jenis matematika/angka–angka.
(http://www.searchfreefonts.com/font/lucida-bright.htm). Pada iklan 3 (three)
cellular font ini digunakan dalam tulisan pada angka, yakni pada tulisan “20”
yang terdapat pada kalimat Cuma sekali SMS,gratisnya “20” hari.
Arial dirancang untuk jenis yang satu pada tahun 1982 oleh Robin
Saunders Patricia Nicholas dan desain A kontemporer sans serif, Arial berisi
karakteristik lebih humanis daripada banyak dari pendahulunya dan sebagai
tersebut lebih cocok dengan suasana dekade terakhir abad kedua puluh. Perlakuan
keseluruhan kurva adalah lebih lembut dan lebih lengkap dibandingkan di
sebagian besar industri gaya sans serif wajah. stroke Terminal yang dipotong
diagonal yang membantu untuk memberikan wajah penampilan kurang mekanis.
Arial adalah sebuah keluarga yang sangat serbaguna dari tipografi yang dapat
digunakan dengan keberhasilan yang sama bagi teks pengaturan dalam laporan,
presentasi, majalah dll, dan untuk menampilkan digunakan dalam surat kabar,
2.1.7. Pemaknaan Warna
Para teoritis bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki
makna majemuk. Setiap kata dari kata-kata seperti : merah, kuning, hitam, dan
putih memiliki makna konotatif yang berlainan. Dalam Roget’s Thesaurus, seperti
dikutip Mulyana (2003: 260-261), terdapat kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam,
dalam beberapa kepercayaan warna-warna seperti warna hitam dan abu-abu
memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari
hal-hal yang bersifat buruk dan negatif, misal : daftar hitam, dunia hitam, dan
kambing hitam.
Sedangkan terdapat sinonim untuk kata putih, dan semua bersifat positif.
Warna putih kebalikan dari warna hitam. Putih mewakili sesuatu yang
menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang bersifat kebaikan, seperti :
murni, bersih, dan suci. Jadi, kata hitam umumnya berkonotasi negatif,
sedangkan warna putih berkonotasi positif (Sobur, 2001: 25).
Warna mampu memberikan pemaknaan tentang sesuatu hal, misalnya warna
merah, berarti bisa api atau darah, dibeberapa kata merah darah lebih tua
dibandingkan dengan kata merah itu sendiri. Namun dibeberapa bahasa kata
merah digunakan pada saat bersamaan menjadi merah darah. Karena unsur-unsur
tersebut, merah dapat diartikan sebagai hasrat yang kuat dalam hubungannya
dengan ikatan, kebenaran dan kejayaan, namun tak jarang pula warna merah
diartikan sebagai suatu kebencian dan dendam tergantung dari situasi.
Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992 dalam bukunya
karena perpaduan dan kombinasi warna yang menarik akan mempunyai nilai
ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya :
1. Merah
Merah merupakan warna power, energi, kehangatan, cinta, nafsu,
agresif, bahaya, kekuatan, eksentrik, aktif, bersaing. Warna ini
memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat.
Sering juga diapresiasikan untuk menunjuk emosi atau debaran
jantung.
2. Biru
Biru melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan,
teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi, peruntungan yang
baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi, spiritual, kelembutan,
dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan,
loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan,
kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi,
idealisme, empati, dingin, konservatisme, menenangkan namun
juga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari akibat efek
menenangkan, warna biru dapat membuat orang lebih konsentrasi.
3. Putih
Putih melambangkan positif, ketetapan, ketidakbersalahan, steril,
kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri, spiritualitas,
kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan,
netral, dan fleksibel.
4. Hitam
Hitam melambangkan elegan, power, seksualitas, kecanggihan,
kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan,
perlindungan, pengusiran sesuatu yang negatif, mengikat,
formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan,
harga diri dan ketangguhan.
5. Abu-abu
Abu-abu melambangkan intelek, masa depan, kesederhanaan,
kesedihan, keamanan, reabilitas, kepandaian, tenang, serius,
kesederhanaan, kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan,
professional, kualitas, dan diam.
6. Orange
Orange melambangkan kehangatan, semangat, mencintai seni,
keseimbangan, ceria, Hinduisme, Bubhisme, energi, panas api,
antusiasme, kecerahan, keceriaan, musim gugur, keinginan,
sagitarius, september Meminta, mencari perhatian, agresi,
kesmbongan, berlebihan, terlalu emosi, peringatan, bahaya.
7. Kuning
Kuning melambangkan kecerdasan, kekayaan, emas, sinar
idealisme, kemakmuran, musim panas, pengharapan, udara,
liberialisme, feminin, keceriaan, persahabatan, taurus, leo (kuning
emas), April, September, penipuan, keberanian. Cemburu, iri hati,
tidak jujur, resiko, sakit, penakut, bahaya, ketidakjujuran, loba,
kelemahan.
(http://www.nahninu.com/Articles/Blog/263/Warna-dan-Maknanya.html)
Warna kuning,merah, putih dan biru pada gambar ikalan 3 (three) cellular
yang terdapat di dalam media billboard:
Warna putih pada tulisan”Cuma sekali sms gratisnya 20 hari..”, serta
warna kuning“pada smsan sepuasnya kemana aja terserah”, warna kuning, biru,
dan merah pada mobil, kalimat berwarna putih pada dinding iklan billboard warna
biru pada backgroun iklan tersebut.warna - warna tersebut termasuk warna ideal (
warna terang ) yang memiliki makna yang sama dengan warna - warna pada
umumnya.
2.1.8. Pendekatan Semiotik
Komunikasi adalah usaha memperoleh makna dan komuniaksi merupakan
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan
Proses komuniaksi merupakan suatu proses dimana pengirim
(komunikator) menyampaikan pesan kepada penerima (komunikan) dan pesan
yang disampaikan itu dinyatakan kedalam sisitem tanda, supaya pesan dapat
diterima dengan baik. Pesan membutuhkan konteks yang idacu yang dapat
diterima oleh komunikan. Kode yang dikenal oleh komunikator dan komunikan
itu akhirnya menjadi suatu konteks yang menghasilkan komunikasi yang efektif.
Komunikasi menjadi efektif ketika tanda-tanda dipahami dengan baik (common)
berdasarkan pengalaman pengirim maupun penerima. Sebuah pengalaman, yang
disebut juga perceptual field, adalah jumlah total berbagai pengalaman yang
dimiliki seorang selama hidupnya. Semakin besar kesesuaian (commonality)
dengan perceptual field si penerima pesan, semakin besar tanda-tanda dapat
diartikan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh pihak pengirim. (Shimp, 1999
: 166)
Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah yang memberi
makna pada lambang tersebut. Makna sebenarnya ada dalam kepala kita bukan
terletak pada lambang itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa
kata-kata mempuyai makna, yang ia maksudkan sebenarnya bahwa kata-kata itu
mendorong orang untuk memberi makna (yang telah disepakati bersama) terhadap
kata-kata itu. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada hubungan yang dialami
antara lambang dengan referent (objek yang dirujuknya).
Dalam hal ini penekanan yang ada pada sistem tanda dan lambang lebih
pada pemaknaan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut dapat
banyak tanda yang sama digunakan, maka pemaknaan terhadap sesuatu hal itupun
akan menjadi relatif sama.
Secara estimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang
berarti “tanda”. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi
sosial yang terbangun sebelumnya dan dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain
(Eco, 1979 : 16). Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa dan seluruh
kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979 : 6).
Semiologi atau semiotika adalah “ilmu umum tentang tanda” (Pierce,
1931 : 35 ). Semiologi berusaha menggali hakekat sistem tanda yang beranjak
keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis yang mengatur arti teks yang rumit,
tersembunyi dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan
perhatian pada makna tambahan (konotatif) dan arti penunjukkan (denotatif) –
kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan
kombinasi tanda.
Beberapa pakar memiliki pandangan yang bermacam-macam tentang
makna semiotik, seperti :
1. Van Zoest (1996: 5) mengartikan semiotik “ilmu tanda (sign) dan segala yang
berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain,
pengirimannya oleh mereka yang mempergunakannya”.
2. Preminger (2001 : 89) mengartikan semiotik sebagai ilmu tentang tanda-tanda.
Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan
3. Saussure (Budiman, 1999 : 107) mengartikan semiotik sebagai sebuah ilmu
yang mengkaji kehidupan tanda-tanda ditengah masyarakat.
4. Dick Hartoko (1984) memberi semiotik adalah bagaimana karya itu
ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau
lambang-lambang.
Semiologi juga mencakup strukturalisme. Secara umum, strukturalisme
merupakan sebuah paham filsafat yang memandang dunia sebagai realitas
berstruktur. Strukturalisme merupakan suatu perkembangan ilmu bahasa yang
berasal dari DeSaussure (1915) dan mengkombinasikan beberapa prinsip
antropologi struktural dengan ilmu bahasa. Strukturalisme berbeda dengan ilmu
bahasa dalam dua hal; strukturalisme tidak hanya menaruh perhatian pada bahasa
verbal tapi juga pada setiap sistem tanda yang mengandung sifat seperti bahasa,
strukturalisme kurang mengarahkan perhatian pada sistem tanda itu sendiri dan
lebih memusatkan perhatian pada upaya pemilik teks dan artinya dalam
hubungannya dengan kebudayaan “tuan rumah”. Ia menekankan perhatian pada
penjelasan kebudayaan dan juga arti dari sudut ilmu bahasa, dan ia merupakan
suatu aktifitas untuk mana pengetahuan tentang sistem tanda merupakan hal yang
instrumental tetapi tidak memadai.
Pendekatan semiotik memiliki tiga bidang studi utama, yaitu :
1. Tanda itu sendiri (the sign itself)
Terdiri dari studi tentang beragam perbedaan dari tanda, perbedaan cara
penggunaannya. Tanda merupakan hasil buatan manusia dan hanya bisa
dimengerti oleh orang yang menggunakannya.
2. Kode-kode atau sistem-sistem dimana tanda-tanda tersebut diorganisir. Studi ini
meliputi cara-cara dari beragam kode-kode yang telah dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya ataupun penggunaan dari
saluran komunikasi yang dipakai untuk transmisinya.
3. Budaya dimana kode-kode dan tanda-tanda digunakan dalam hal ini tergantung
pada penggunaan kode dan tanda bagi eksistensi dan bentuknya sendiri.
(Fiske, 1990 : 40)
2.1.9. Semiotik Iklan
Seperti yang kita tahu, semiotika adalah cabang dari ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang tanda. Dalam kaitannya dengan iklan adalah semiotik
banyak digunakan oleh para pengiklan dalam proses eksekusi iklan. Iklan
memiliki pengertian sebagai proses penyampaian pesan kepada komunikan
melalui media dengan tujuan agar komunikan tertarik memilih dan membeli.
Menurut Hoed (1992) Iklan tidak hanya memberikan informasi tentang suatu
produk (ide, jasa dan barang) tetapi iklan sekaligus memiliki sifat mendorong dan
membujuk agar orang menyukai, memilih kemudian membeli.
Iklan pada umumnya memiliki fungsi komunikasi secara langsung
sehingga unsur pesan merupakan aspek utama dalam iklan. Dari sudut pandang
semiotik, setiap pesan pemasaran mempunyai 3 komponen dasar, yaitu : objek,
yang akan digunakan untuk menyampaikan pengertian kepada konsumen.
(Sutisna, 2002 : 182)
Semiotik bagi para pengiklan sangat penting, terlebih lagi dalam membuat
iklan dan sasaran produk. Semiotik penting untuk memahami perilaku konsumen,
karena konsumen menggunakan produk untuk mengekpresikan identitas sosial
mereka. (Setiadi, 2003 : 178)
2.1.10. Model Semiotik
Semiotik modern mempunyai dua Bapak : yang satu adalah Charles
Sanders Pierce (1834 – 1914), yang lain Ferdinand De Saussure (1857 – 1913).
Mereka tidak saling mengenal (Zoest, 1996 : 1). Kenyataan bahwa mereka tidak
saling mengenal, menurut Zoest, menyebabkan adanya perbedaan – perbedaan
yang penting , terutama dalam penerapan konsep – konsep, antara hasil karya para
ahli semiotik yang berkiblat pada Pierce disatu pihak dan hasil pengikut karya De
Saussure dipihak yang lain. Ketidak samaan itu, mungkin disebabkan oleh dua hal
yang mendasar : Pierce adalah seorang ahli Filsafat dan logika, sedangkan De
Saussure adalah cikal bakal linguistik umum. Pierce menjelaskan modelnya
sebagai berikut :
“ A sign is something which stand to somebody for somethingin
same respect of capacity” sesuatu yang digunakan agar tanda bisa
berfungsi, oleh pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign
atau representamen) selalu terdapat didalam hubungan triadic,
Sign
Objek Interpretant
Pierce menjelaskan tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya
menjadi Qualisign (kualitas yang ada pada tanda), Sinsign (eksistensi aktual
benda atau peristiwa yang ada pada tanda), Legisign (Norma yang dikandung
oleh tanda).
Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representament) dibagi atas rheme
(tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan), dicent sign
(tanda sesuai kenyataan) dan argumen (tanda yang langsung memberikan alasan
tentang sesuatu).
Gambar 1.
Model Semiotik Pierce
(Fiske, 1990 : 42)
Garis – garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungannya
antara satu elemen dengan elemen yang lain. Tanda merujuk pada sesuatu diluar
Icon
Symbol Index
Istilah tanda (sign) yang merupakan representasi dari sesuatu diluar tanda
itu sendiri yang disebut object, dimana berdasarkan object Pierce membagi tanda
atas icon, index, dan symbol.
Icon : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan
obyeknya.
Index : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan
petandanya
Symbol : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah
secara konvensi telah lazim digunakan didalam masyarakat.
Gambar 2.
Model Kategori Tanda
(Fiske, 1990 : 47)
Dengan mengacu pada model Pierce, makna dalam suatu teks tidak terjadi
dengan sendirinya, tetapi diproduksi dalam hubungan antara teks dengan
pengguna tanda. Hal ini merupakan suatu tindakan dinamis, kedua elemen (teks
dan pengguna tanda) saling memberikan sesuatu yang sejajar. Bila suatu teks dan
lebih mudah terjadi, konotasi (pengertian tambahan) dan mitos (cara pencapaian
suatu pengertian) dalam teks elah menjadi referensi pengguna tanda yang
bersangkutan. (Fiske 1990 143)
Penelitian ini mengutamakan pemaknaan pesan yang ditampilkan didalam
sebuah iklan. Peristiwa tersebut dipaparkan secara implisit dalam pembentukan
tanda – tanda (gambar, kata – kata, pewarnaan dan lain lain ), dalam format
sebuah iklan.
2.2. Kerangka Berpikir
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam
memahami suatu peristiwa objek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman
dan pengetahuan yang berbeda-beda pada setiap individu. Begitu juga penelitian
dalam memahami tanda dan lambang dalam objek, yang berdasarkan pengalaman
dan pengetahuan peneliti.
Pada penelitian ini akan menganalisa iklan 3 ( three ) cellular melalui
media billboard (outdoor), beberapa kelebihan dalam iklan cetak adalah
mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian, serta sasaran dari
penyebaran pesannya secara luas dan serempak yang khalayaknya bersifat
heterogen. Melalui media billboard, iklan 3 ( three ) cellular ditampilkan dengan
menggunakan gambar yang cukup unik yaitu mobil kecil yang penuh dengan surat
Dalam penelitian ini peneliti merepresentasikan pesan komunikasi yang
disampaikan dalam iklan 3 ( three ) cellular dengan versi mobil kecil yang penuh
dengan surat.
Dengan pendekatan semiotik pierce, Berdasarkan tanda verbal dan tanda
visual maka bisa dicermati pesan dalam proses pemaknaan melalui petanda dan
penandaan yang terbagi menjadi ikon, indeks, dan simbol. Maka pendekatan
semiotik pierce digunakan membedah iklan 3 ( three ) cellular sehingga didapat
maksud yang menyeluruh dari tampilan iklan tersebut dan akan memunculkan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan semiotik. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif
terdapat beberapa faktor pertimbangan, yaitu pertama metode deskriptif
kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini
kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara
langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga metode
deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak
pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moeloeng, 2002: 33).
Selain itu pada dasarnya semiotik bersifat kualitatif interpretatif, yaitu
suatu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek
kajian, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan
teks tersebut (Christomy dan Yuwono dalam Marliani, 2004: 48).
Data yang dikumpulkan berupa kata–kata dan sebuah gambar benda,
kemudian semua data yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sedang diteliti. Penelitian ini pada dasarnya merupakan
upaya untuk menemukan teori. Data yang di kumpulkan, di analisis, dan akan
Dengan menggunakan pendekatan semiotik, penelitian ini berusaha
mengetahui makna dari gambar iklan 3 ( three ) cellular versi mobil kecil
berwarna biru yang penuh dengan surat pada media billboard.
3.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah bagaimana hubungan konsep-konsep atau
variabel dengan penelitian, dalam hal ini maka konsep-konsep adalah iklan 3
( three ) cellular di media billboard dan gambar mobil yang penuh surat pada
iklan tersebut.
Pemaknaan iklan 3 ( three ) cellular dalam penelitian ini merupakan
pemberian makna terhadap gambar mobil kecil berwarna biru bermuatan
surat-surat hingga surat tersebut berceceran hingga ke luar mobil dan
bertuliskan Cuma sekali SMS gratisnya 20 hari,sms’an sepuasnya kemana aja
terserah.
Iklan dibuat semenarik mungkin untuk mempengarui para
pembacanya secara persuasif, yang hal tersebut memiliki tujuan untuk
melakukan tindakan timbal balik atas produk yang di iklan kan tersebut,
makna dari iklan 3( three ) cellular ini menimbulkan makna atau pengertian
yang berbeda–beda pada setiap individu, tergantung dari sudut pandang mana
individu tersebut memaknai.
Inilah yang menjadi dasar batasan untuk diteliti menggunakan studi
semiotika oleh Chalres S.Pierce dengan mengkategorikan ikon, indeks, dan
3.2.1 Korpus Penelitian
Korpus ialah kata lain dari sampel dan khusus digunakan untuk
analisis semiotik dan analisis wacana. Korpus haruslah cukup luas untuk
memberi harapan yang beralasan bahwa unsur–unsurnya dan memelihara
sebuah sistem dari kemiripan serta perbedaan yang lengkap. Korpus juga
bersifat sehomogen mungkin, baik homogeny pada taraf substansi maupun
homogeny pada taraf waktu (sinkroni) (kurniawan, 2001:70). Korpus dalam
penelitian ini adalah iklan 3 (three) cellular versi mobil kecil biru bermuatan
surat-surat pada media billboard, yang terdapat seperti dalam lampiran pada
halaman 51.
3.2.2 Unit Analisis
Unit analisis dari penelitian ini adalah tanda-tanda berupa gambar dan
tulisan pada iklan 3 (three) cellular versi versi mobil kecil biru bermuatan
surat-surat . Unit analisis diidentifikasi berdasarkan ikon, indeks, dan simbol,
yang kemudian diintrepretasikan dengan menggunakan pendekatan semiotik
Pierce. Tanda–tanda berupa gambar dan teks yang ada dalam iklan 3 (three)
cellular adalah mobil kecil berwarna biru bermuatan surat-surat dan
bertuliskan Cuma sekali SMS gratisnya 20 hari, sms’an sepuasnya kemana aja
terserah.
Dengan menginterpretasikan segala bentuk penandaan baik yang
berupa gambar serta tulisan yang terdapat pada ikla 3 (three) cellular, peneliti
di iklan 3 (three) cellular ini menjadi korpus dalam sebuah penelitian ini,
yang kemudian dimasukkan ke dalam kategori hubungan antara tanda dengan
acuannya yang dibuat oleh Charles Sanders Pierce, yang terdiri dari tiga
kategori tersebut, yakni ikon, indeks, dan simbol.
1. Ikon (Icon)
Ikon adalah hubungan yang serupa antara tanda dan objek atau acuan
yang bersifat kemiripan. (Sobur, 2001: 41). Dengan kata lain tanda memiliki
ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Ikon dalam iklan 3 (three)
cellular ini adalah:
a. Mobil kecil berwarna biru.
b. Surat – surat yang ada di dalam mobil dan yang tercecer di
luar mobil.
2. Indeks (Index)
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah
antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat
(Sobur, 2004: 42), atau disebut juga dengan tanda sebagai bukti. Indeks dalam
iklan 3 ( three ) cellular adalah:
a. Cuma sekali SMS gratisnya 20 hari, berwarna putih.
b. SMSan sepuasnya kemana aja terserah, berwarna kuning.
c. Lambang selular 3 ( three ) yang ada di badan mobil berwarna
orange.
d. Beberapa gambar amplop surat (lambang sms) berwarna
3. Simbol (Symbol)
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
tanda penanda dengan petandanya, bersifat arbitrer atau semena, hubungan
berdasarkan konvensi (perjanjian masyarakat) (Sobur, 2004: 42). . Indeks
dalam iklan 3 ( three) cellular adalah:
a. Tulisan super tri, berwarna putih pada pintu mobil.
b. Gambar angka tiga berwarna domonasi orange dan kuning
sebagai simbol dari tri seluler.
c. Kalimat “Jaringan GSM mu” berwarna putih, yang terletak di
bawah logo tri.
d. Warna Biru Pada Background.
e. Warna putih pada teks “ Cuma sekali SMS gratisnya 20 Hari “.
f. Warna kuning pada teks “ Sms-an sepuasnya kemana aja
terserah “.
Penempatan sebuah tanda menjadi ikon, indeks, simbol, tergantung
dari kebutuhan dan sudut pandang khalayak (point of interest) yang
memaknainya. Sehingga penempatan tanda-tanda dalam iklan 3( three )
cellular di atas, yang mana sebagai ikon, mana sebagai indeks, dan mana
sebagai simbol tersebut hanya sebatas subjektifitas peneliti, bukan menjadi