SKRIPSI
Diajukan oleh :
Inda Sabirina
0912010156/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
JAWA TIMUR
(Studi di Colombo Market Surabaya)
Disusun Oleh :
Inda Sabirina 0912010156
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 03 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama : Ketua :
Dra.Ec. Nuruni Ika KW,MM Dra.Ec. Suhartuti, MM
Sekertaris:
Dr. Muhadjir Anwar, MM Anggota:
Dra.Ec. Nuruni Ika KW,MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt, atas Rahmat dan
Hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusunan sehingga skripsi yang berjudul “ EKUITAS
MEREK DAN KEYAKINAN KONSUMEN DALAM MEMBELI MINUMAN
SARI BUAH MEREK FRUTANG “ (Studi di Colombo Market Surabaya) dapat
diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dmaksudkan umtuk memenuhi satu syarat penyelesaian
Program Studi Pendidikan Strata Satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, petunjuk serta bantuan baik materiil
maupun spiritual, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN "Veteran" Jawa
Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN
"Veteran" Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen UPN
4. Ibu Dra.Ec.Nuruni Ika K,MM, selaku dosen Pembimbing Utama yang senantiasa
membimbing dengan sabar dan bijaksana dalam membantu pembuatan dan
penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Staf Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
6. Yang tercinta Papa Mama ku yang selalu memberikan doa dan dukungan yang
tidak dapat disebutkan.
7. Yang tercinta mbak Hera, mas Irham, mas Dharta yang telah memberikan
dukungan moril dan material serta doa sehingga skripsi dapat diselesaikan.
8. Yang tersayang Anugrah Tri Laksamana yang selalu menemani dan mengajarkan
aku tentang banyak hal, untuk bersikap lebih dewasa dan merubah pola berpikir,
serta tak kenal lelah untuk memberikan dorongan motivasi sekaligus bertukar
pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Sahabat ku Anita yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
10. Serta berbagai pihak yang turut membantu dan meyediakan waktunya demi
terselesaiinya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam skripsi ini be;um merupakan
tulisan yang sempurna. Karena itu ide serta saran yang konstruktif demi
pengembangan karya tulis ini sangat terbuka luas.
Surabaya,April 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ...7
1.3. Tujuan Penelitian... 8
1.4. Manfaat Penelitian... 9
2.2.2. Pengertian Konsep Pemasaran...13
2.2.3. Pengertian Perilaku Konsumen... 14
2.2.4. Merek...15
2.2.4.1. Pengertian Merek...15
2.2.4.2. Manfaat Merek ...16
2.2.5. Ekuitas Merek...17
2.2.5.1.Pengertian Ekuitas Merek...17
2.2.6 Dimensi Ekuitas Merek...18
2.2.6.1. Kesadaran Merek ( Brand Awareness)...19
2.2.6.2. Kesan Kualitas (Perceived Quality)...21
2.2.6.3. Asosiasi Merek (Brand Associations)...23
2.2.7 Keyakinan Pelanggan...24
2.2.7.1. Pengertian Keyakinan Pelanggan...24
2.3 Hipotesis………...…...28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasiaonal dan Pengukuran Variabel...30
3.1.2. Pengukuran Variabel...33
3.2. Teknik Penentuan Sampel...34
3.2.1 Sampel...34
3.3. Teknik Pengumpulan Data...35
3.3.1. Jenis Data...35
3.3.2. Pengumpulan Data...36
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis...36
3.4.1. Confirmation factor Analysis... 37
3.4.1.2 Asumsi Model (Partial LeastSquare...40
3.4.1.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal...41
4.1. Deskripsi Objek Penelitian...47
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan...47
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian...47
4.2.1. Penyebaran Kuesioner....47
4.2.2. Karakteristik Responden...48
4.2.3. Frekuensi Jawaban Responden...51
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis...58
4.3.1. Uji Outlier...58
4.4. Evaluasi Model Pengukuran atau Outer Model………..….59
4.4.1. Convergent Validity...60
4.4.2. Outer Weight...64
4.4.3. Uji Validitas atau Discriminant Validity...66
4.4.4. Composite Reability...66
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian...71
4.5.1. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keyakinan …...71
4.5.2. Pengaruh Kesan Kualitas Terhadap Keyakinan………..72
4.5.3. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keyakinan……….73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...74
5.2 Saran...75
DAFTAR PUSTAKA
1.1 Data TBI...4
1.2 Data Penjualan Frutang...4
3.1. Kriteria Penilaian PLS...45
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...48
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...49
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...50
4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden ... 51
4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden...53
4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden...55
4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden TerhadapKeyakinan ...57
4.3.1. Residuals Statistic (a)...59
4.4.2. Hasil Uji Outher Weight……….…...65
2.2.9. Kerangka konseptual...28
3.1. Contoh model pengukuranKesadaran Merek....37
3.2. Analisis full model...38
4.4.1.1. Convergent Validity untuk Konstruk Kesadaran Merek...61
4.4.1.2. Convergent Validity untuk konstruk Kesan Kualitas...62
4.4.1.3. Convergent Validity untuk konstruk Asosiasi Merek...63
4.4.1.4. Convergent Validity untuk konstruk Keyakinan Pelanggan……..……64
Lampiran 1. Kuisioner
Oleh :
Inda Sabir ina
ABSTRAK
Frutang merupakan pelopor minuman sari buah yang mempunyai kemasan unik dan praktis serta varian rasa. Fenomena yang terjadi adalah menurunnya penjualan dikarenakan banyak bermunculan pesaing baru yang memberikan promo hadiah langsung di dalam kemasananya. Kesadaran merek sangat dibutuhkan untuk mengingat suatu produk. Kesan kualitas mempengaruhi keyakinan melalui kualitas produk yang menonjol dan asosiasi merek dapat mempengaruhi keyakinan melalui penciptaan kredibilitas yang baik dibenak pelanggan. Dengan adanya keyakinan yang kuat maka konsumen akan yakin dalam melakukan pembelian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi merek terhadap keyakinan konsumen dalam membeli minuman sari buah Frutang.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Kesadaran merek (X1), Kesan Kualitas (X2), dan Asosiasi merek (X3) terhadap Keyakinan konsumen (Y). Skala pengukuran variabel menggunakkan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli minuman sari buah Frutang. Sampel penelitian ini menggunakkan teknik accidental sampling yaitu konsumen yang membeli minuman sari buah Frutang di Colombo Market Surabaya. Jenis data penelitian adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh sebagai tanggapan dari kuesioner yang disebarkan kepada responden. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah PLS (Partial Least Square)
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kesadaran merek,kesan kualitas,dan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada kondisi pasar saat ini, konsumen dihadapkan pada pilihan produk
yang semakin beragam, identitas brand akan membuat proses pemilihan
produk menjadi lebih mudah, karena membantu konsumen untuk memutuskan
produk yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, agar
sukses, sebuah brand harus melakukan diferensiasi dan menunjukkan bahwa
brand tersebut berbeda dan lebih baik dibandingkan brand pesaing. Situasi
persaingan bisnis pada saat ini sudah sangat ketat. Untuk memenangkan
persaingan ini, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat.
Terlebih pada kondisi sekarang. Persaingan produk minuman sari buah
kemasan semakin sengit. Dengan harga sekitar Rp 1000, pasar produk ini
cukup gemuk. Apalagi jenis kemasannya yang praktis membuat produk ini
diminati anak-anak maupun kaum dewasa. Minuman dalam kemasan mulai
menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat. Sebagian besar orang hanya
meminum air mineral didalam kemasan. Namun, tak sedikit pula orang yang
rutin menyedot minuman aneka rasa dalam kemasan gelas.
Tentu saja, rasa favorit setiap orang berbeda-beda ada yang hobi
menyeruput minuman teh, ada yang rutin menyedot minuman kopi, ada pula
Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia
Franky Sibarani mengakui, permintaan minuman dalam kemasan gelas
tumbuh cepat. Bahkan, pasarnya lebih stabil ketimbang produk makanan.
Tahun lalu, pasar minuman siap saji tumbuh 10%, sementara pasar makanan
hanya tumbuh 3%. Di sisi konsumen, harga yang murah menjadi alasan
mereka menyukai produk ini. “Kemasannya juga cukup fleksibel karena
sekali minum langsung buang,” kata franky.). Kemasan selain berfungsi
sebagai sarana untuk melindungi produk, juga dapat berfungsi sebagai daya
tarik untuk menarik konsumen agar memilih produk tersebut dibandingkan
dengan produk pesaing. Karena itulah kini, produsen berupaya untuk dapat
membuat tampilan kemasan yang semenarik mungkin. Produsen juga tak
banyak berinvestasi. Selain itu kemasan gelas plastik lebih menghemat biaya.
Gampangnya, yang diperlukan industri minuman hanya mesin sealer untuk
merekatkan penutup kemasan gelas. Ini sangat berbeda dengan kemasan tetra
pack yang membutuhkan peralatan lebih banyak. Salah satu pemain lama di
bisnis ini adalah PT Tang Mas, Sejak 2002 pemilik merek frutang ini telah
memperkenalkan minuman rasa jeruk dan asam jawa. General Marketing &
Sales PT tang Mas Sambas Winata bilang, dengan harga jual eceran Rp 1000,
produknya bias menjaring pasar lebih luas, yakni kalangan
menengah-bawah.(www.wordpress.com). Frutang diategorikan sebagai minuman sari
Berikut komposisi Frutang :
Sumber : Kemasan Frutang
Peranan merek dalam pemasaran sangatlah besar. Merek dibangun
dengan baik memiliki kekuatan untuk bersaing dengan merek lain.
Penggunaan merek yang terbangun dengan baik diyakini memiliki kekuatan
yang memudahkan penetrasi ke pasar. Merek yang kuat juga akan
menghasilkan harga yang menarik dan menjadi penghalang bagi masuknya
pesaing. Merek adalah nama penting bagi sebuah produk dan jasa. Merek
adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk
yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan
simbol satu bagi produk tersebut. Maka tidaklah mengherankan jika merek
sering kali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk. (Sumarwan,
2002 : 303) dalam Widyastuti 2011.
Informasi nilai gizi Jum lah per sajian % Akg
Frutang merupakan salah satu brand yang bermain di bisnis manisnya
minuman sari buah. Merek minuman yang dikeluarkan oleh PT. Tang Mas ini
dirilis ke pasar sejak 2002. Pelopor minuman kemasan jeruk ini menggunakan
kemasan model cup. Dari beberapa jenis kemasan minuman yang ada, seperti
botol, kaleng, sachet dan cup, kemasan cup dinilai yang paling cocok karena
biayanya lebih rendah. Sebagai pelopor, Frutang pernah mengalami masa
puncak penjualan hingga 2005-2006. Kala itu, pertumbuhan penjualan
Frutang gelas mencapai 30% setahun. Lima tahun terakhir, pasar menjanjikan
ini cepat menarik produsen lain. (www.wordpress.com). Minuman sari buah
Kemasan cup yang menonjolkan vitamin-c ini mulai menampakkan
kemerosotan prestasi pada awal 2009. Berikut ini adalah data peringkat
produk minuman sari buah.
Tabel 1.1 Data TBI Minuman Sari Buah 2009-2012
Merek TBI
2009 2010 2011 2012
Buahvita 31,1% 34,4% 34,7% 32,3%
Frutang 22,6% 15,8% 9,9% 7,3%
Ale-ale 21,8% 20,8% 28,9% 28,1%
Abc 13,7% 11,0% 10,4% 11,85%
Tabel 1.2 Data Penjualan Minuman Sari buah Frutang 2009-2012
penurunan penjualan selama 4 tahun diindikasikam bahwa Frutang tidak dapat
mempertahankan posisinya sebagai pelopor minuman sari buah, terbukti
semakin jarangnya kemunculan iklan di televisi sehingga ingatan konsumen
kurang mengena. Sedangkan para pesaingnya selalu memunculkan iklan di
televisi dengan mengusung endoser terkenal,sehingga konsumemn akan selalu
ingat terhadap produk tersebut. Itu yang tidak dilakukan oleh Frutang. Selain
itu, banyak bermunculan minuman sari buah sejenis seperti Frutang yang
memberikan promo hadiah-hadiah di dalam kemasan, seperti Ale-ale yang
memberikan program gosok berhadiah milyaran rupiah di dalam kemasan.
Dengan harga yang sama yaitu Rp.1000 rupiah konsumen lebih memilih
ale daripada Frutang. Strategi seperti itu berhasil memastikan posisinya
menyingkirkan Frutang sang pelopor dikategori ini.
(www.beverages-solutions.com).
Hal yang paling ditakut oleh pemilik brand adalah rusaknya image dan
reputasi dari brand yang telah dibangun bertahun-tahun. Rusaknya image atau
reputasi brand mengakibatkan produk-produk menurun penjualannya, bahkan
bisa ditolak oleh masyarakat. Rusaknya brand bisa diakibatkan oleh hal
internal seperti menurunnya kualitas produk. Keinginan konsumen untuk
membeli suatu produk dengan merek tertentu didasarkan atas informasi yang
diberikan oleh produsen. Karena konsumen lebih banyak memberikan
pertimbangan pada informasi yang mereka terima secara bersamaan dengan
peningkatan keterlibatan dalam setiap pembelian.
Merek baru harus mampu mencapai kesadaran merek dan
mempertahankan. Tingkat kesadaran merek terdiri dari kenal akan merek
sebagai kesadaran yang cenderung dangkal dan mengingat merek sebagai
kesadaran yang lebih dalam (Suyanto,2008) dalam Devi (2011). Kesan
kualitas merupakan asosiasi merek yang ditinjau dari sudut pandang
konsumen, dimana sebuah merek dipersepsikan sebagai produk berkualitas
tinggi. Kerap kali dipandang sebagai ukuran “ kebaikan merek” yang dituntut
konsumen. Oleh karena itu, faktor ini berpengaruh besar tehadap kinerja
financial suatu merek dan bahkan sebuah perusahaan. (Tjiptono, 2000) dalam
semakin kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau
eksposur dengan merek spesifik.(Aaker 2005:40) dalam Devi (2011).
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap
dimilikinya (Sumarwan,2002:138). Sedangkan menurut Kotler (2003:218),
keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang
gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan
mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sebagian konsumen cenderung
memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang
sama dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, keyakinan pelanggan atas
keputusan pembelian mempresentasikan sejauh mana pelanggan memiliki
kepercayaan diri atas keputusannya dalam memilih suatu merek. (Prastijo dan
Ihalauw dalam Widyastuti 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil
judul: “Ekuitas Mer ek dan Keyakinan Konsumen Dalam Membeli
Minuman Sar i Buah Merek Fr utang” ( Studi Colombo Mar ket di
Sur abaya)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalahnya
1. Bagaimana kesadaran merek berpengaruh terhadap keyakinan konsumen
dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market
Surabaya ?
2. Bagaimana kesan kualitas berpengaruh terhadap keyakinan konsumen
dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market
Suarabaya ?
3. Bagaimana asosiasi merek berpengaruh terhadap keyakinan konsumen
dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market
Surabaya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keyakinan
konsumen dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo
Market Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh kesan kualitas terhadap keyakinan konsumen
dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market
Surabaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek terhadap keyakinan konsumen
dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
- Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan agar dapat
mengetahui masalah yang sejenis, sehingga dapat membantu mengatasi
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
Sebagai bahan acuan perbandingan dalam penelitian ini peneliti
mempunyai acuan yang relevan dengan penelitian ini,yaitu :
1. Diambil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wiwit Devi
Kurnia & Widyastuti (2011) yang berjudul “ Pengaruh Kesadaran
Merek, Kesan Kualitas, dan Asosiasi Merek terhadap keyakinan
pelanggan dalam membeli pasta gigi merek Pepsodent “. (Studi di
desa Sumberagung Bojonegoro). Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Apakah Kesadaran merek, kesan kualitas dan asosiasi
berpengaruh simultan dan parsial terhadap keyakinan pelanggan dalam
membeli pasta gigi merek Pepsodent di Sumberagung Bojonegoro.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi
merek terhadap keyakinan pelanggan dalam membeli pasta gigi.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Kesadaran
merek, kesan kualitas, dan asosiasi merek, berpengaruh terhadap
Ekuitas terbentuk melalui proses dimana adanya penggunaan pada
masa lampau dapat memperkuat kesadaran merek,kesan kualitas dan
asosiasi merek.
2. Diambil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Achmad Rofian
Djunaedi & Sri Setyo Iriani (2009) yang berjudul “ Penilaian
konsumen tentang Ekuitas Merek Shopping Mall di Surabaya“(Studi
pada Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza, dan Mall Galaxy). Rumusan
masalah ingin mengetahui bagaimana penilaian konsumen Surabaya
terhadap perkembangan bisnis shopping mall tersebut (Tunjungan
Plaza, Surabaya Plaza, dan Mall Galaxy). Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic deskriptif, uji
validitas, uji reliabilitas. Kesimpulan penilaian konsumen tentang
shopping mall yaitu Tunjungan Plaza merupakan shopping mall yang memiliki ekuitas merek terkuat di kota Surabaya. Diamana Tunjungan
mengungguli kedua kompetitornya.
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Penger tian Pemasar an
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan
perusahaan atau usaha bisnis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam mencapai tujuan tersebut bergantung kepada kemampuannya di bidang
pemasaran,keuangan,promosi,dan bidang lainnya.Pemasaran juga dapat
dikatakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
melalui proses pertukaran. Pemasaran juga merupakan suatu upaya untuk
menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Stanton (1985:7), pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun
konsumen potensial. Definisi ini mempunyai beberapa pengertian penting
sebagai berikut :
1. Ini adalah definisi sistem yang manajerial
2. Seluruh sistem dari kegiatan bisnis harus berorientasi ke pasar atau
konsumen. Keinginan konsumen harus diketahui dan dipuaskan secara
efektif.
3. Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis-sebuah proses integra yang
menyeluruh-bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang terurai.
Pemasaran bukan kegiatan tunggal atau kegiatan gabungan.
4. Program pemasaran dimulai dengan sebutir gagasan produk dan tidak
terhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan, mungkin
5. Untuk berhasil, pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang
menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi, pelanggan harus
benar-benar nerasa kebutuhannya dipenuhi agar supaya perusahaan memperoleh
kesinambungan usaha yang biasanya sangat vital bagi keberhasilan.
2.2.2 Penger tian Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi
merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini keberadaan sosial ekonomi bagi
suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan
tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada
pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga
penjual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk membeli suatu
produk.
Pengusaha yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor
penting untuk mencapai sukses usahanya,akan mengetahui adanya cara dan
falsafah yang baru terlibat didalamnya.Cara memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen.Seluruh kegiatan dalam
perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk
memenuhi tujuan tersebut,untuk itu dijelaskan mengenai definisi konsep
Menurut Stanton (1985:14), konsep pemasaran adalah sebuah final bisnis
yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar
kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan. Sudah
sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk
mengetahui, apa yang diinginkan oleh konsumen kemudian memuaskan
keinginan itu sudah tentu pada akhirnya perusahaan bertujuan memperoleh
laba.
Menurut Kottler (1997:20), konsep pemasaran berfokus pada kebutuhan
pembeli yang didasari untuk memuaskan kebutuhan melalui produk dan
hal-hal yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan, dan akhirnya
mengkonsumsikannya.
2.2.3 Penger tian Per ilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai berikut.“ The term consumer behavior refers to the
behavior that consumer display in searching for, purbashing, using,
evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy
their needs “. Istilah perilaku konsumen yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan mengahabiskan produk
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1993) mengartikannya sebagai
“ We define consumer behavior as those activities directly involved in
obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the
decision processes that precede and follow these action. “ Kami
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini “.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal
diatas atau kegiatan mengevaluasi.
2.2.4 Mer ek
2.2.4.1 Penger tian Merek
Menurut versi American Marketing Association (AMA) dalam Tjiptono
(2008:347) yang merumuskan merek sebagai “ nama, istilah, tanda, simbol
atau desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual
Menurut Keegan et al dalam Widyastuti 2011 berpendapat bahwa
merek adalah “ sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang
mengkomunikasikan manfaat yang dijadikan produk yang diproduksi oleh
perusahaan tertentu”.
“ Merek atau cap adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan
identitas suatu barang atau jasa yang dapat berupa kata-kata, gambar atau
kombinasi keduanya” (Alma 2007:147) dalam Widyastuti 2011.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol atau desain yang memberikan identitas terhadap
suatu produk atau jasa untuk membedakan dari produk atau jasa dari
pesaingnya.
2.2.4.2 Manfaat Mer ek
Menurut Aaker dan Joachimstahler dalam Widyastuti 2011, merek
memberikan banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu
konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas
produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu
daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa.
Merek menawarkan dua jenis manfaat yaitu manfaat fungsional mengacu
pada kemampuan fungsi prpoduk yang ditawarkan. Sedangkan manfaat
emosional adalah kemampuan merek untuk membuat penggunanya
Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat
simbolis ( Heggelson dan Suphelen) . Manfaat simbolis mengacu pada
dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan
merek tersebut artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan
apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek
tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen
akan membawa citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri.
2.2.5 Ekuitas Merek
2.2.5.1 Penger tian Ekuitas Mer ek
Dalam riset Qamariyah (2008) ekuitas merek (brand equity) adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek,
nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan
oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan
perusahaan .Simamora (2001) dalam Qamariyah 2008 berpendapat, ekuitas
merek adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai
kepada konsumen. Ekuitas mereka sangat berkaitan dengan seberapa banyak
pelanggan suatu merek merasa puasdan merasa rugi bila berganti merek,
menghargai merek itu dan menganggapnya sebagai teman, dan merasa terikat
kepada merek itu. Menurut Aaker (1997:23) menyatakan bahwa ekuitas
merek mampu mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan yang merupakan
pembelian , dengan demikian kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi
merek.
2.2.6 Dimensi Ekuitas Mer ek
Menurut Aaker (2005:40) dalam Devi (2011) menyiratkan bahwa brand
equity bisa bernilai bagi perusahaan ( Company based brand equity) dan bagi
konsumen ( Customer based brand equity). Elemen-elemen ekuitas merek
diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu brand awareness, perceived
quality, brand associations, brand loyalty, dan propiertary brand asset lainnya. Definisi dan elemen brand equity ini mengintegrasikan dimensi sikap dan perilaku, sementara kebanyakan operasionalisasi brand equity cenderung
hanya terfokus pada salah satu diantara dimensi persepsi konsumen ( brand
awareness, brand assotiations, perceived quality) dan dimensi perilaku
konsumen ( loyalitas merek, kesediaan untuk membayar harga yang lebih
mahal ). Sehingga dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel dari
lima dimensi ekuitas merek yaitu kesadaran merek (brand awareness), kesan
kualitas (perceived quality) dan asosiasi merek (brand associations). Adapun
loyalitas dan aset hak lain tidak digunakan dalam penelitian ini karena
loyalitas merek selain sebagai dimensi ekuitas merek juga merupakan sesuatu
yang dipengaruhi oleh ekuitas merek. Sedangkan aset hak milik lain tidak
dan berhubungan dengan aset perusahaan, (Aaker,1997:24) dalam Devi
(2011).
2.2.6.1 Kesadar an Mer ek (Br and Awar eness)
Konsumen cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena merasa
aman dengan sesuatu yang sudah dikenal. Dengan kata lain, sebuah merek
yang dikenal mempunyai kemungkinan bisa diandalkan, kemantapan dalam
bisnis, dan kualitas yang dipertanggung-jawabkan. Menurut Aaker (1997),
kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori
produk tertentu. Menurut Simamora (2001), dalam Devi (2011) peran
kesadaran merek tergantung pada sejauh mana kadar kesadaran yangdicapai
suatu merek. Definisi-definisi para ahli mengenai kesadaran merek dapat
ditarik kesimpulan bahwa kesadaran merek merupakan tujuan umum
komunikasi pemasaran, adanya kesadaran merek yang tinggi diharapkan
kapanpun kebutuhan kategori muncul, merek tersebut akan dimunculkan
kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai
alternatif dalam pengambilan keputusan. Kesadaran merek menunjukkan
pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu merek. Adapun tingkatan
kesadaran merek sebagai berikut :
merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
benak konsumen (Durianto et al. 2004).
2. Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah pengingatan kembali
merek tanpa bantuan (unaided recall).
3. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan
pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).
4. Unaware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari adanya
suatu merek walaupun sudah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan
(aided recall).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek
adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.
Kesadaran merek merupakan elemen ekuitas yang sangat penting karena
kesadaran merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap keyakinan..
Adapun indikator kesadaran merek sebagai berikut :
Menurut Aaker (1997:93) dalam Devi 2011 kesadaran merek dapat
diukur dengan menggunakan indikator brand recall dan top of mind
maupun unaided. Berdasarkan pendapat diatas, maka indikator yang
digunakan adalah :
1. Top of mind (Puncak pikiran)
2. Brand Recall (pengingat kembali merek)
3. Brand Recogniticon (pengenalan merek)
2.2.6.2 Kesan Kualitas (Per ceived Quality)
Menurut Simamora (2000:543) dalam Devi (2011) kesan kualitas adalah
bagian dari citra merek pembeli didasarkan pada kenyataan dan pengalaman
actual. sungguhpun demikian, bagian lainnya dari citra didaarkan pada
persepsi yang lahir dari reputasi sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media
dan sumber informasi tidak langsung lainnya.
Sedangkan menurut Tandjung (2004:64) dalam Devi (2011) kesan
kualitas dapat disefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas
produk dan jasa. Tentunya, persepsi kualitas dinilai oleh pelanggan harus
membandingkan dua atau lebih obyek yang setara. Kesan kualitas yaitu
bagaimana benak konsumen memandang sebuah merek. Bagaimana
keunggulan merek atau kelebihan secara keseluruhan yang didasarkan pada
evaluasi subyektif konsumen. Adapun dimensi kesan kualitas sebagai berikut :
Menurut Tjiptono (2008:68) dalam Devi (2011) kaitannya dengan
kepuasan pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, bergantung
1. Kinerja (Performance)
Karakteristik operasi dasar dari suatu produk.
2. Fitur (Feature)
Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman
pemakaian produk.
3. Keandalan (Reliability)
Probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode
waktu tertentu.Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin
andal produk andalan.
4. Konfrormasi (conformance)
Tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Daya Tahan (Durability)
Jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti.
6. Layanan (Servicebility)
Kecepatan dan kemudahan untuk direparasi serta kompetensi dan
keramahtamahan staf layanan.
7. Estetika (Aesthertics)
Menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera
(rasa, aroma, suara, dll)
8. Persepsi terhadap kualitas
Berdasarkan uraian diatas, adapun indikator yang digunakan penulis
dalam penelitian ini untuk mengukur kesan kualitas menggunakan 5 dimensi
karena disesuaikan dengan produk yaitu :
1. Kinerja(Performance)
Karakteristik operasi dasar dari suatu produk.
2. Fiture(Feature)
Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman
pemakaian produk
3. Keandalan(Reliability)
Probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode
waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan,
semakin andal produk andalan.
4. Estetika (Aesthertics)
Menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera
(rasa, aroma, suara, dll)
2.2.6.3 Asosiasi Merek (Br and Association)
Asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi perusahaan dan para
pelanggan, karena ia dapat mebantu proses penyusunan informasi untuk
membedakan merek yang satu dengan merek lainnya. Berbagai asosiasi yang
dapat diingat konsumen dapat menghasilkan suatu bentuk citra tentang merek
Menurut Durianto et al (2001:69) dalam Iriani, asosiasi adalah segala
kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya
mengenai sutau merek tertentu. Suatu merek telah mapan akan memiliki
posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh suatu jaringan dari
kaitan-kaitan lainnya.
Menurut Keller dalam Widyastuti 2011, Indikator yang digunakan untuk
mengukur asosiasi merek antara lain :
1. Atribut (attributes) adalah asosiasi yang dikaitkan dengan atribut-atribut dari merek baik yang berhubungan langsung terhadap produknya, ataupun
yang tidak berhubungan langsung terhadap produknya.
2. Manfaat (benefit) adalah aosiasi merek dikaitkan dengan manfaat secara
fungsional (fungsional benefit), manfaat secara simbolis dari pelanggan (symbolic benefit), dan pengalaman yang dirasakan dari pelanggan
(experiential benefit).
3. Perilaku (attitudes), adalah evaluasi kesukaan atas penggunaan merek.
2.2.7 Keyakinan Pelanggan
2.2.7.1 Penger tian Keyakinan Pelanggan
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang
gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek
mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Para pemasar sangat tertarik
mereka. Keyakinan merek ada dalam memori konsumen (Kotler 2003:218).
Keyakinan pembeli pada suatu merek merupakan tingkat kepastian pembeli
terhadap penilaian yang telah diberikan pada suatu merek yang sudah benar.
Keyakinan pelanggan atas keputusan pembelian mempresentasikan sejauh
mana pelanggan memiliki kepercayaan diri atas keputusannya dalam memilih
suatu merek dan mencerminkan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap suatu
merek. Pentingnya keyakinan dalam hal ini bahwa pelanggan yang membuat
keputusan pembelian dengan yakin dan percaya, yang berarti pelanggan tidak
ragu akan apa yang telah diputuskan dan dibeli (Prastijo dan Ihalaluw) dalam
Widyastuti 2011. Berdasarkan uraian diatas, adapun indikator keyakinan
pelanggan sebagai berikut :
kecenderungan melakukan sesuatu terhadap obyek sikap.
2.2.8 Pengar uh Kesadar an Mer ek Ter hadap Keyakinan Pelanggan
Sebenarnya merek sudah cukup beruntung jika sudah cukup memiliki
kemampuannya untuk lebih dikenal oleh konsumen, seberapa besar daya
tariknya untuk dibeli, dan seberapa besar tingkat keinginan konsumen untuk
membeli kembali. (Irawan,2009 dalam Devi ( 2011).
Menurut Broiless (2009) menyatakan bahwa kesadaran merek
berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen pada keputusan pembelian
merek. Kesadaran konsumen tinggi akan berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen pada produk tersebut, karena tujuan pembelian selanjutnya adalah
hasil dari keyakinan konsumen pada proses keputusan pembelian. Merek yang
sudah terkenal dan memiliki kredibilitas yang tinggi akan memberikan
keyakinan bagi pelanggan untuk memilih merek tersebut dalam keputusan
pembeliannya. Rohmawati (2008) dalam Devi (2011).
Sehingga kesadaran merek mewakili kemampuan merek untuk
memuaskan kebutuhan psikologis/sosial dan merasa suka untuk menggunakan
produk dan jasa tersebut. Jadi kesadaran merek berpengaruh positif terhadap
keyakinan pelanggan.
2.2.8.1 Pengar uh Kesan Kualitas Ter hadap Keyakinan Pelanggan
Menurut Engel dalam Devi (2011) yang menyatakan bahwa merek
dengan kualitas yang tinggi dievaluasi lebih positif oleh pelanggan atas dasar
keunggulan dan dimensi kualitas yang dimilikinya, sehingga semakin tinggi
dilandasi oleh keyakinan yang kuat atas keputusannya membeli merek yang
dinilai mampu memenuhi desired benefit yang diinginkan pelanggan.
Menurut Aaker (1997), menyatakan bahwa kesan kualitas dapat
mempengaruhi keyakinan pelanggan atas keputusan pembelian melalui
penonjolan superioritas kualitas produk terhadap pesaing. Produk dengan
kualitas tinggi mampu menciptakan alasan pembelian yang kuat bagi
pelanggan dalam membentuk keyakinan pelanggan atas keputusan
pembeliannya. .
Uraian tersebut menunjukkan pengaruh kesan kualitas suatu merek yang
merupakan persepsi pelanggan atas keseluruhan dimensi kesan kualitas suatu
merek dengan keyakinan pelanggan.
2.2.8.2 Pengar uh Asosiasi Merek Ter hadap Keyakinan Pelanggan
Menurut Keller (2005:41) dalam Devi (2011) mengatakan bahwa asosiasi
merek mempunyai pengaruh terbesar kedua setelah kesadaran merek. Hal ini
menunjukkan bahwa asosiasi merek berpengaruh terhadap keyakinan
pelanggan. Artinya bahwa keyakinan pelanggan akan meningkat apabila
asosiasi merek juga meningkat.
Menurut Aaker (1997) dalam Devi ,(2011) hubungan asosiasi merek
dengan keyakinan pelanggan atas keputusan pembelian, bahwa asosiasi merek
dapat mempengaruhi keyakinan pelanggan atas keputusan pembeliannya
baik menciptakan merek yang sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga
dapat menciptakan keyakinan pelanggan.
Asosiasi merek merupakan dimensi dari ekuitas merek yang berkaitan
dengan persepsi konsumen mampu mempengaruhi rasa percaya diri
pelanggan sehingga menimbulkan perasaan yakin atas keputusan dalam
membeli. Riset Aaker (1997:23) dalam Devi (2011). Jadi asosiasi
Sesuai dengan perumusan masalah dari landasan teori diatas maka
hipotesis yang diangkat pada penelitian ini sebagai berikut :
H2 : Diduga terdapat pengaruh positif kesan kualitas terhadap keyakinan
konsumen dalam membeli minuman sari buah merek Frutang. (Studi
Colombo Market di Surabaya)
H3 : Diduga terdapat pengaruh positif asosiasi merek terhadap keyakinan
konsumen dalam membeli minuman sari buah merek Frutang. (Studi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Oper asional Var iabel dan Pengukur an Var iabel
3.1.1 Definisi Oper asional Var iabel
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian
ini maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kesadaran Merek (X1)
merupakan kesangggupan seorang pelanggan mengenali atau mengingat
kembali bahwa merek Frutang merupakan bagian dari kategori minuman
sari buah dalam kemasan. Adapun indikator menurt Tjiptono (2005)
dalam Devi (2011) yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur
kesadaran merek adalah :
a. Puncak pikiran.
minuman sari buah merek Frutang yang disebut pertama kali oleh
pelanggan untuk kategori produk minuman sari buah.
b. Pengingat kembali.
mengingat kembali minuman sari buah merek Frutang untuk
c. Pengenalan merek.
mengenali minuman sari buah merek Frutang untuk kategori
produk minuman sari buah.
2. Kesan Kualitas (X2)
merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan produk secara
keseluruhan dari minuman sari buah merek Frutang. Adapun indikator
menurut Tjiptono (2008:68) dalam Devi (2011) yang digunakan dalam
penelitian ini untuk mengukur persepsi kualitas adalah :.
a. Kinerja.
karakteristik operasi dasar dari minuman sari buah merek Frutang.
b. Fitur.
karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman
pemakaian produk minuman sari buah merek Frutang.
c. Keandalan.
probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan minuman sari
buah merek Frutang.
d. Estetika.
menyangkut penampilan produk (rasa) minuman sari buah merek
3. Asosiasi Merek (X3)
merupakan segala sesuatu yang terkait dengan ingatan konsumen terhadap
merek Frutang.Adapun indikator menurut Keller (2009) dalam Devi
(2011) asosiasi sebagai berikut :
a. Atribut.
segala sesuatu yang dianggap penting oleh konsumen mengenai
minuman sari buah merek Frutang.
b. Manfaat.
segala sesuatu yang dikaitkan dengan manfaat minuman sari buah
merek Frutang.
c. Perilaku.
evaluasi kesukaan atas penggunaan minuman sari buah merek
Frutang.
b. Variabel Keyakinan (Y)
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang
gambaran sesuatu. Adapun indikator menurut Simamora (2004:155)
dalam Devi (2011) sebagai berikut :
a. Komponen kognitif
pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai sesuatu yang
b. Komponen afektif
perasaan terhadap obyek sikap.
c Komponen konatif
kecenderungan melakukan sesuatu terhadap obyek sikap.
3.1.2 Pengukur an Var iabel
Skala pengukuran yang dipergunakan adalah skala likert. Skala likert
merupakan skala pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar
antara “ sangat setuju hingga “ sangat tidak setuju” yang mengharuskan
responden menentukkan derajat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka
terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai objek.
Jawaban atas pertanyaan dan pernyataan akan diberi skor penilaian dari 1
sampai dengan 5, karena skala tersebut dipandang sebagai penilaian yang
mudah dipahami dan dilakukan oleh masyarakat khususnya masyarakat
Indonesia. Jawaban yang paling positif (maksimal) diberi nilai paling besar
atau 5 dan jawaban yang paling negatif (minimal) diberi nilai yang paling
kecil atau 1. Pola skala likert dengan 5 point sebagai berikut :
1 5
3
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Keterangan :
- angka 1 : Sangat tidak setuju (STS) - angka 2 : Tidak Setuju (TS)
3.2 Teknik penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli minuman sari
buah Frutang di Colombo Market Surabaya.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian obyek populasi yang memiliki karakteristik
sama dengan karakteristik populasi yang ingin diketahui besaran
karakteristiknya. Sampel penelitian ini ditentukan secara non probalititas,
yaitu setiap elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas yang sama
untuk dipilih menjadi sample atau pemilihan anggota sample dilakukan
dengan tidak acak dan bersifat subyektif (Sekaran, 1992, h.235-244). Tehnik
penentuan sample menggunakan tehnik Accidental sampling adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang bertemu
dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data dapat dijadikan
sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli
minuman sari buah Frutang di Colombo Market Surabaya.
Menurut Ferdinand (2002:48) :
- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100-200
- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah
5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
- Karena terdapat 13 indikator ( 13x9 = 117) maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah minimal sebesar 117 responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder :
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen yang
membeli minuman sari buah Frutang di Colombo Market Surabaya yang
telah diisi oleh responden.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan
maupun literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya
melengkapi atau mendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian
ini adalah Data TBI (Top Brand Index) dan Data penjualan minuman sari
3.3.2 Pengumpulan data
a. Kuesioner
pengumpulan data dengan menyediakan daftar pertanyaan secara tertulis
(kuesioner) kepada responden tentang minuman sari buah merek
Frutang.
b Wawancara
yaitu pengumpulan data atau bahan – bahan keterangan dilakukan dengan
melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan informasi mengenai variabel
penelitian secara langsung terhadap pihak – pihak yang bersangkutan
yaitu konsumen Colombo Market di Surabaya.
c. Dokumentasi
pengumpulan data, mengumpulkan data, menggali data dokumen atau
arsip-arsip aturan yang disepakati.
3.4 Teknik analisis Data dan Uji hipotesis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
Partial Least Square (PLS). PLS dikembangkan pertama kali oleh Wolf sebagai
metode umum untuk mengistemasi parth model yang menggunakan konstruk
3.4.1 Confirmation factor Analysis
Least Square (PLS). Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam
penelitian ini, menggunakan Confirmation factor Analysis dengan program
SPSS dengan perintah rotasi Varimax. Peneksiran pengaruh masing – masing
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.
Langkah – langkah dalam analisis PLS model pengukuran dengan contoh
inisiatif individu dilakukan sebagai berikut :
Persamaan Dimensi Kesadaran merek :
X1 = λ 1 Kesadaran merek+ er_1
X2 = λ 2 Kesadaran merek + er_2
X3 = λ 3 Kesadaran merek + er_3
Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji
unidemensionalisasnya melalui confirmatory faktor analysis, maka model
pengukuran dengan contoh Kesadaran merek akan nampak sebagai berikut :
Keterangan :
X1 = Pertanyaan tentang merek Frutang yang pertama kali disebut untuk
kategori minuman sari buah.
X2 = Pertanyaan tentang mengingat kembali produk minuman sari buah merek
Frutang untuk kategori minuman sari buah.
X3 = Pertanyaan tentang pengenalan produk minuman sari buah merek Frutang
Keterangan :
X1 = Kesadar an mer ek
X1.1 = Puncak pikiran
X1.2 = Pengingat kembali merek
X1.3 = Pengenalan merek
X2 = Kesan kualitas
X2.1 = Kinerja
X2.2 = Fitur
X2.3 = Keandalan
X2.4 = Estetika
X3 = Asosiasi merek
X3.1 = Atribut
X3.2 = Manfaat
X3.3 = Perilaku
Y = Keyakinan
Y2 =Komponen Afektif
Y3 = Komponen Konatif
3.4.1.2 Asumsi Model ( Pa r tial Least Squar e )
PLS merupakan factor identerminacy metode analisis yang powerfull
oleh karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala tertentu,
jumlah sampel kecil.
Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance
adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan
untuk mengistemasi veriabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari
indikator maka menghindarkan masalah identerminabcy dan memberikan
definisi yang pasti dari komponen skor (Wold, 1982).
Oleh karena PLS menggunakan iterasi alogaritma yang terdiri dari seri
analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak
menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk
distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel
dapat kecil dengan perkiraan kasar yaitu (1) sepuluh kali skala dengan jumlah
terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang
jumlah terbesar struktural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dengan model struktural.
3.4.1.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set
hubungan: (1) inner model yang menspesifikasikan hubungan antara variabel
laten (struktural model), (2) outer model yang menspesifikasikan hubungan
antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya
(measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generalisasinya, dapat
diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala
zero means dan unit variance (nilai standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model.
1. Inner Model
Inner model yang kadang juga disebut dengan (inner relation, struktural
model dan subtantive theory ) menggambarkan hubungan antara veriabel
laten berdasarkan pada substantive theory. Model persamaannya dapat ditulis
seperti dibawah ini.
Dimana η menggambarkan vektor endogen (dependen) variabel laten, ξ adalah vektor variabel laten exogen, dan ζ adalah vektor variabel residual (unexpalined variance). Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antara variabel laten, setiap veriabel laten dependen η, atau
sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan
sebagai berikut.
ηj = Σi βji ηi + Σi γjb ξb + ζj (2)
Dimana βji dan γjb adalah koefisien jalur yang menghubungkan predikator
endogen dengan variabel laten exogen ξ dan η sepanjang range indeks i dan b
dan ζj adalah inner residual variable.
2. Outer model
Outher model sering juga disebut (outler relation, atau measurement model)
mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel
latennya.
Blok dengan indikator reflektif dapat ditulis dengan persamaannya sebagai
berikut.
X = xξ + Ɛ x
Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variabel laten
exogen dan endogen ξ dan η, sedangkan x dan y merupakan matrik
loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang
menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur
dengan ɛ x dan ɛ y dapat diinterpresentasikan sebagai kesalahan pengukuran
atau noise.
Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.
ξ = Πξ x + δξ
ηi = Πη y + δη (4)
Dimana ξ, η, x dan y sama dengan yang digunakan pada persamaan (3). Πx
dan Πy adalah koefisiensi regresi berganda dari variabel laten dan blok
indikator dan δx dan δy adalah residual dari regresi.
3. Weight Relation
Inner dan outler model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi
alogaritma PLS, kita memerlukan definisi weight relation. Nilai kasus untuk
setiap variabel laten diestimasi dalam PLS berikut.
ξb = Σkb wkb xkb
Dimana wkb dan Wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk
estimasi variabel laten ξb dan ηi. estimasi variabel laten adalah linier agregat
dari indikator yang dinilai weightnya didapat dengan prosedur estimasi PLS
seperti dispesifikasi oleh inner dan outer model dimana η adalah vektor
variabel laten endogen (dependen) dan ξ adalah vektor variabel latel exogen
(independen), ζ merupakan vektor residual dan β serta Γ adalah matrik
koefisien jalur (path coefficient).
3.4.1.4 Evaluasi Model
Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk
estimasi parameter, maka teknik perametrik untuk menguji signifikansi
parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS berdasarkan
pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non-parametrik. Model
pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan
convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indikator. Sedangkan outer model dengan formatif
indikator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan
membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran
weight tersebut (Chin, 1998).
Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase
dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geisser Q square test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya.
Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang
didapat lewat prosedur boostraping
3.4.1.5 Kr iter ia Penilaian PLS
Berikut ini merupakan kriteria penilaian model Partial Least Square yang
diajukan oleh Chin (1998).
Tabel 3.1 Kr iter ia Penilaian PLS
Kr iter ia Penjelasan
Evaluasi Model Str uktur al
R2untuk variabel laten
endogen
Hasil R2 sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk
variabel laten endogen dalam model
struktural mengidentifikasikan bahwa model “baik”, “moderat” dan “lemah”
Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam
model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping.
F2 untuk effect sice Nilai f2 sebesar 0.02, 0.15 dan 0.35 dapat
diinterpresentasikan apakah predikator
variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, madium ataukah besar pada tingkat struktural.
Relevansi prediksi(Q2 dan
q2)
memiliki predictive relevance (Q2 dibawah
nol mengidentifikasikan model kurang
memiliki predictive relevance. Dalam
kaitannya denga f2. dampak relatif model
struktural terhadap pengukuran variabel dependen laten dapat dinilai dengan
q2 = Q2included– Q2excluded
1 – Q2included
Evaluasi model Pengukur an Refleksif
Loading factor Nilai loading faktor harus diatas 0.70
Composite Reability Composite reability mengukur internal
consistency dan nilainya harus diatas 0.60 Average Variance
Extracted
Nilai Average Variance Extracted (AVE) harus diatas 0.50
Validitas Diskriminan Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih
besar dari pada nilai kolerasi antar variabel laten
Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validasi
diskriminan. Diharapkan setiap blok
indikator memiliki loading lebih tinggi untuk
setiap variabel laten yang diukut
dibandingkan dengan indikator untuk laten variabel lainnya.
Evaluasi Model Pengukur an For matif
Signifikansi nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran
formatif harus signifikan. Tingkat
signifikansi ini dinilai dengan prosedur bootstrapping
Multikolonieritas Variabel manifest dalam blok harus diuji
apakah terdapat multikolonieritas. Nilai
variance inflation faktor (VIF) dapat
digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF
diatas 10 mengindikasikan terdapat
multikolonieritas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskr ipsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambar an Umum Per usahaan
Colombo Market adalah tempat perbelanjaan yang meyediakan kebutuhan
pokok dan kebutuhan sehari-hari yang didirikan oleh Bernadus Satar. A pada
tahun 2000. Colombo Market terletak di Jalan Perak Barat 53 Surabaya. Lokasi
Colombo Market sangat strategis sehingga dapat dijangkau. Sasaran pemasaran
Colombo adalah konsumen semua kalangan masyarakat. Sistem distribusi
dirancang seefisien mungkin dengan jaringan pemasok yang handal dalam
menyediakan produk terkenal dan berkualitas serta sumber daya manusia yang
kompeten, menjadikan Colombo memberikan pelayanan terbaik bagi
konsumen.
4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1 Penyebaran kuesioner
Kuesioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakkan
teknik accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
sebagai sumber data dapat dijadikan sebagai sampel, diolah dengan
menggunakkan Partial Least Square (PLS).
4.2.2 Keadaan Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan
umum kuesioner yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut
diketahui hal-hal seperti dibawah ini.
4.2.3 Ka r akter istik Responden
Karakteristik Responden berdasarkan hasil perolehan dapat di
distibusikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.
a. Usia
Dari 117 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui usia para responden pada tabel dibawah ini.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden berusia 16-20 tahun
sebanyak 20 orang (17,09%), responden berusia 21-25 tahun sebanyak 35
orang (29,91%), responden berusia 26-30 tahun sebanyak 30 orang (25,64%),
responden berusia 31-35 tahun sebanyak 25 orang (21,36%), responden
berusia >36 tahun sebanyak 17 orang (14,52%).
b. Jenis Kelamin
Dari 117 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin para responden pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 : Karakter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin
J enis kelamin J umlah (or ang) Per sentase (% )
Pria 67 57,26
Wanita 50 42,73
Total 117 100
Sumber : data diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin
pria sebanyak 67 orang (57,26%) sedangkan responden yang berjenis kelamin
c. Pekerjaan
Dari 117 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui pekerjaan para responden pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 : Kar akter istik Responden Ber dasar kan Peker jaan
Peker jaan J umlah (or ang) Per sentase (% )
Pelajar/Mahasiswa 55 47
Pegawai Negeri 17 14,52
Pegawai Swasta 20 17,09
Wiraswasta 25 21,36
Total 117 100
Sumber : data diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden pelajar/mahasiswa
sebanyak 55 orang (47%), responden pegawai swasta sebanyak 37 orang
(31,62%), responden wiraswasta sebanyak 25 orang (21,36%).
4.2.4 Fr ekuensi J awaban Responden
1. Per nyataan mengenai Kesadaran Mer ek (X1)
Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai kesadaran merek,
Tabel 4.4 Per nyataan mengenai Kesadar an Mer ek (X1)
orang menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 17 orang menjawab tidak setuju,
28 orang menjawab netral, 46 orang menjawab setuju dan 25 orang menjawab
sangat setuju.Untuk pernyataan kedua “ Minuman sari buah merek Frutang
pilihan utama konsumen”, dari 117 responden terdapat 5 orang yang menjawab
sangat tidak setuju, 17 orang yang menjawab tidak setuju, 25 orang menjawab
netral, 49 orang menjawab setuju, dan 21 orang menjawab sangat setuju. Untuk
sangat tidak setuju, 11 orang menjawab tidak setuju, 21 orang menjawab netral,
50 orang menjawab setuju, dan 30 orang menjawab sangat setuju.
2. Per nyataan mengenai Kesan Kualitas (X2)
Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai kesadaran merek,
dapat dilihat pada tabel 4.5, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5 Per nyataan mengenai Kesan Kualitas (X2)
Untuk pernyataan pertama yaitu “ Minuman sari buah merek Frutang
merupakan minuman penghilang rasa dahaga”, dari 117 responden terdapat 1
orang menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 3 orang menjawab tidak setuju,
39 orang menjawab netral, 52 orang menjawab setuju dan 22 orang menjawab
sangat setuju. Untuk pernyataan kedua “ Minuman sari buah merek Frutang
mempunyai tampilan yang sesuai dengan minuman sari buah pada umumnya,
yaitu kemasan menarik,berwarna”, dari 117 responden terdapat 3 orang yang
menjawab sangat tidak setuju, 7 orang yang menjawab tidak setuju, 25 orang
menjawab netral, 48 orang menjawab setuju, dan 34 orang menjawab sangat
setuju. Untuk penyataan ketiga “ Anda merasakan bahwa minuman sari buah
merek Frutang memiliki keandalan”, dari 117 responden terdapat 3 orang
yang menjawab sangat tidak setuju, 8 orang menjawab tidak setuju, 30 orang
menjawab netral, 44 orang menjawab setuju, dan 32 orang menjawab sangat
setuju.
3. Per nyataan mengenai Asosiasi Merek (X3)
Berdasarkan dari hasill jawaban kuesioner mengenai kesadaran merek,
Tabel 4.6 Per nyataan mengenai Asosiasi Mer ek (X3)
Untuk pernyataan pertama yaitu “ Minuman sari buah merek Frutang
memiliki atribut produk yang unik yaitu satu-satunya minuman sari buah