• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKUITAS MEREK DAN KEYAKINAN KONSUMEN DALAM MEMBELI MINUMAN SARI BUAH MEREK FRUTANG ( Studi di Colombo Market Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKUITAS MEREK DAN KEYAKINAN KONSUMEN DALAM MEMBELI MINUMAN SARI BUAH MEREK FRUTANG ( Studi di Colombo Market Surabaya)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Inda Sabirina

0912010156/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

(Studi di Colombo Market Surabaya)

Disusun Oleh :

Inda Sabirina 0912010156

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 03 Mei 2013

Pembimbing : Tim Penguji

Pembimbing Utama : Ketua :

Dra.Ec. Nuruni Ika KW,MM Dra.Ec. Suhartuti, MM

Sekertaris:

Dr. Muhadjir Anwar, MM Anggota:

Dra.Ec. Nuruni Ika KW,MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt, atas Rahmat dan

Hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusunan sehingga skripsi yang berjudul “ EKUITAS

MEREK DAN KEYAKINAN KONSUMEN DALAM MEMBELI MINUMAN

SARI BUAH MEREK FRUTANG “ (Studi di Colombo Market Surabaya) dapat

diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dmaksudkan umtuk memenuhi satu syarat penyelesaian

Program Studi Pendidikan Strata Satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan bimbingan, petunjuk serta bantuan baik materiil

maupun spiritual, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN "Veteran" Jawa

Timur

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN

"Veteran" Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen UPN

(4)

4. Ibu Dra.Ec.Nuruni Ika K,MM, selaku dosen Pembimbing Utama yang senantiasa

membimbing dengan sabar dan bijaksana dalam membantu pembuatan dan

penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Staf Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

6. Yang tercinta Papa Mama ku yang selalu memberikan doa dan dukungan yang

tidak dapat disebutkan.

7. Yang tercinta mbak Hera, mas Irham, mas Dharta yang telah memberikan

dukungan moril dan material serta doa sehingga skripsi dapat diselesaikan.

8. Yang tersayang Anugrah Tri Laksamana yang selalu menemani dan mengajarkan

aku tentang banyak hal, untuk bersikap lebih dewasa dan merubah pola berpikir,

serta tak kenal lelah untuk memberikan dorongan motivasi sekaligus bertukar

pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Sahabat ku Anita yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

10. Serta berbagai pihak yang turut membantu dan meyediakan waktunya demi

terselesaiinya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam skripsi ini be;um merupakan

tulisan yang sempurna. Karena itu ide serta saran yang konstruktif demi

pengembangan karya tulis ini sangat terbuka luas.

Surabaya,April 2013

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ...7

1.3. Tujuan Penelitian... 8

1.4. Manfaat Penelitian... 9

(6)

2.2.2. Pengertian Konsep Pemasaran...13

2.2.3. Pengertian Perilaku Konsumen... 14

2.2.4. Merek...15

2.2.4.1. Pengertian Merek...15

2.2.4.2. Manfaat Merek ...16

2.2.5. Ekuitas Merek...17

2.2.5.1.Pengertian Ekuitas Merek...17

2.2.6 Dimensi Ekuitas Merek...18

2.2.6.1. Kesadaran Merek ( Brand Awareness)...19

2.2.6.2. Kesan Kualitas (Perceived Quality)...21

2.2.6.3. Asosiasi Merek (Brand Associations)...23

2.2.7 Keyakinan Pelanggan...24

2.2.7.1. Pengertian Keyakinan Pelanggan...24

(7)

2.3 Hipotesis………...…...28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasiaonal dan Pengukuran Variabel...30

3.1.2. Pengukuran Variabel...33

3.2. Teknik Penentuan Sampel...34

3.2.1 Sampel...34

3.3. Teknik Pengumpulan Data...35

3.3.1. Jenis Data...35

3.3.2. Pengumpulan Data...36

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis...36

3.4.1. Confirmation factor Analysis... 37

3.4.1.2 Asumsi Model (Partial LeastSquare...40

3.4.1.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal...41

(8)

4.1. Deskripsi Objek Penelitian...47

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan...47

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian...47

4.2.1. Penyebaran Kuesioner....47

4.2.2. Karakteristik Responden...48

4.2.3. Frekuensi Jawaban Responden...51

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis...58

4.3.1. Uji Outlier...58

4.4. Evaluasi Model Pengukuran atau Outer Model………..….59

4.4.1. Convergent Validity...60

4.4.2. Outer Weight...64

4.4.3. Uji Validitas atau Discriminant Validity...66

4.4.4. Composite Reability...66

(9)

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian...71

4.5.1. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keyakinan …...71

4.5.2. Pengaruh Kesan Kualitas Terhadap Keyakinan………..72

4.5.3. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keyakinan……….73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan...74

5.2 Saran...75

DAFTAR PUSTAKA

(10)

1.1 Data TBI...4

1.2 Data Penjualan Frutang...4

3.1. Kriteria Penilaian PLS...45

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...48

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...49

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...50

4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden ... 51

4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden...53

4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden...55

4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden TerhadapKeyakinan ...57

4.3.1. Residuals Statistic (a)...59

4.4.2. Hasil Uji Outher Weight……….…...65

(11)
(12)

2.2.9. Kerangka konseptual...28

3.1. Contoh model pengukuranKesadaran Merek....37

3.2. Analisis full model...38

4.4.1.1. Convergent Validity untuk Konstruk Kesadaran Merek...61

4.4.1.2. Convergent Validity untuk konstruk Kesan Kualitas...62

4.4.1.3. Convergent Validity untuk konstruk Asosiasi Merek...63

4.4.1.4. Convergent Validity untuk konstruk Keyakinan Pelanggan……..……64

(13)

Lampiran 1. Kuisioner

(14)

Oleh :

Inda Sabir ina

ABSTRAK

Frutang merupakan pelopor minuman sari buah yang mempunyai kemasan unik dan praktis serta varian rasa. Fenomena yang terjadi adalah menurunnya penjualan dikarenakan banyak bermunculan pesaing baru yang memberikan promo hadiah langsung di dalam kemasananya. Kesadaran merek sangat dibutuhkan untuk mengingat suatu produk. Kesan kualitas mempengaruhi keyakinan melalui kualitas produk yang menonjol dan asosiasi merek dapat mempengaruhi keyakinan melalui penciptaan kredibilitas yang baik dibenak pelanggan. Dengan adanya keyakinan yang kuat maka konsumen akan yakin dalam melakukan pembelian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi merek terhadap keyakinan konsumen dalam membeli minuman sari buah Frutang.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Kesadaran merek (X1), Kesan Kualitas (X2), dan Asosiasi merek (X3) terhadap Keyakinan konsumen (Y). Skala pengukuran variabel menggunakkan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli minuman sari buah Frutang. Sampel penelitian ini menggunakkan teknik accidental sampling yaitu konsumen yang membeli minuman sari buah Frutang di Colombo Market Surabaya. Jenis data penelitian adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh sebagai tanggapan dari kuesioner yang disebarkan kepada responden. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam

penelitian ini adalah PLS (Partial Least Square)

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kesadaran merek,kesan kualitas,dan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada kondisi pasar saat ini, konsumen dihadapkan pada pilihan produk

yang semakin beragam, identitas brand akan membuat proses pemilihan

produk menjadi lebih mudah, karena membantu konsumen untuk memutuskan

produk yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, agar

sukses, sebuah brand harus melakukan diferensiasi dan menunjukkan bahwa

brand tersebut berbeda dan lebih baik dibandingkan brand pesaing. Situasi

persaingan bisnis pada saat ini sudah sangat ketat. Untuk memenangkan

persaingan ini, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat.

Terlebih pada kondisi sekarang. Persaingan produk minuman sari buah

kemasan semakin sengit. Dengan harga sekitar Rp 1000, pasar produk ini

cukup gemuk. Apalagi jenis kemasannya yang praktis membuat produk ini

diminati anak-anak maupun kaum dewasa. Minuman dalam kemasan mulai

menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat. Sebagian besar orang hanya

meminum air mineral didalam kemasan. Namun, tak sedikit pula orang yang

rutin menyedot minuman aneka rasa dalam kemasan gelas.

Tentu saja, rasa favorit setiap orang berbeda-beda ada yang hobi

menyeruput minuman teh, ada yang rutin menyedot minuman kopi, ada pula

(16)

Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia

Franky Sibarani mengakui, permintaan minuman dalam kemasan gelas

tumbuh cepat. Bahkan, pasarnya lebih stabil ketimbang produk makanan.

Tahun lalu, pasar minuman siap saji tumbuh 10%, sementara pasar makanan

hanya tumbuh 3%. Di sisi konsumen, harga yang murah menjadi alasan

mereka menyukai produk ini. “Kemasannya juga cukup fleksibel karena

sekali minum langsung buang,” kata franky.). Kemasan selain berfungsi

sebagai sarana untuk melindungi produk, juga dapat berfungsi sebagai daya

tarik untuk menarik konsumen agar memilih produk tersebut dibandingkan

dengan produk pesaing. Karena itulah kini, produsen berupaya untuk dapat

membuat tampilan kemasan yang semenarik mungkin. Produsen juga tak

banyak berinvestasi. Selain itu kemasan gelas plastik lebih menghemat biaya.

Gampangnya, yang diperlukan industri minuman hanya mesin sealer untuk

merekatkan penutup kemasan gelas. Ini sangat berbeda dengan kemasan tetra

pack yang membutuhkan peralatan lebih banyak. Salah satu pemain lama di

bisnis ini adalah PT Tang Mas, Sejak 2002 pemilik merek frutang ini telah

memperkenalkan minuman rasa jeruk dan asam jawa. General Marketing &

Sales PT tang Mas Sambas Winata bilang, dengan harga jual eceran Rp 1000,

produknya bias menjaring pasar lebih luas, yakni kalangan

menengah-bawah.(www.wordpress.com). Frutang diategorikan sebagai minuman sari

(17)

Berikut komposisi Frutang :

Sumber : Kemasan Frutang

Peranan merek dalam pemasaran sangatlah besar. Merek dibangun

dengan baik memiliki kekuatan untuk bersaing dengan merek lain.

Penggunaan merek yang terbangun dengan baik diyakini memiliki kekuatan

yang memudahkan penetrasi ke pasar. Merek yang kuat juga akan

menghasilkan harga yang menarik dan menjadi penghalang bagi masuknya

pesaing. Merek adalah nama penting bagi sebuah produk dan jasa. Merek

adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk

yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan

simbol satu bagi produk tersebut. Maka tidaklah mengherankan jika merek

sering kali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk. (Sumarwan,

2002 : 303) dalam Widyastuti 2011.

Informasi nilai gizi Jum lah per sajian % Akg

(18)

Frutang merupakan salah satu brand yang bermain di bisnis manisnya

minuman sari buah. Merek minuman yang dikeluarkan oleh PT. Tang Mas ini

dirilis ke pasar sejak 2002. Pelopor minuman kemasan jeruk ini menggunakan

kemasan model cup. Dari beberapa jenis kemasan minuman yang ada, seperti

botol, kaleng, sachet dan cup, kemasan cup dinilai yang paling cocok karena

biayanya lebih rendah. Sebagai pelopor, Frutang pernah mengalami masa

puncak penjualan hingga 2005-2006. Kala itu, pertumbuhan penjualan

Frutang gelas mencapai 30% setahun. Lima tahun terakhir, pasar menjanjikan

ini cepat menarik produsen lain. (www.wordpress.com). Minuman sari buah

Kemasan cup yang menonjolkan vitamin-c ini mulai menampakkan

kemerosotan prestasi pada awal 2009. Berikut ini adalah data peringkat

produk minuman sari buah.

Tabel 1.1 Data TBI Minuman Sari Buah 2009-2012

Merek TBI

2009 2010 2011 2012

Buahvita 31,1% 34,4% 34,7% 32,3%

Frutang 22,6% 15,8% 9,9% 7,3%

Ale-ale 21,8% 20,8% 28,9% 28,1%

Abc 13,7% 11,0% 10,4% 11,85%

(19)

Tabel 1.2 Data Penjualan Minuman Sari buah Frutang 2009-2012

penurunan penjualan selama 4 tahun diindikasikam bahwa Frutang tidak dapat

mempertahankan posisinya sebagai pelopor minuman sari buah, terbukti

semakin jarangnya kemunculan iklan di televisi sehingga ingatan konsumen

kurang mengena. Sedangkan para pesaingnya selalu memunculkan iklan di

televisi dengan mengusung endoser terkenal,sehingga konsumemn akan selalu

ingat terhadap produk tersebut. Itu yang tidak dilakukan oleh Frutang. Selain

itu, banyak bermunculan minuman sari buah sejenis seperti Frutang yang

memberikan promo hadiah-hadiah di dalam kemasan, seperti Ale-ale yang

memberikan program gosok berhadiah milyaran rupiah di dalam kemasan.

Dengan harga yang sama yaitu Rp.1000 rupiah konsumen lebih memilih

ale daripada Frutang. Strategi seperti itu berhasil memastikan posisinya

(20)

menyingkirkan Frutang sang pelopor dikategori ini.

(www.beverages-solutions.com).

Hal yang paling ditakut oleh pemilik brand adalah rusaknya image dan

reputasi dari brand yang telah dibangun bertahun-tahun. Rusaknya image atau

reputasi brand mengakibatkan produk-produk menurun penjualannya, bahkan

bisa ditolak oleh masyarakat. Rusaknya brand bisa diakibatkan oleh hal

internal seperti menurunnya kualitas produk. Keinginan konsumen untuk

membeli suatu produk dengan merek tertentu didasarkan atas informasi yang

diberikan oleh produsen. Karena konsumen lebih banyak memberikan

pertimbangan pada informasi yang mereka terima secara bersamaan dengan

peningkatan keterlibatan dalam setiap pembelian.

Merek baru harus mampu mencapai kesadaran merek dan

mempertahankan. Tingkat kesadaran merek terdiri dari kenal akan merek

sebagai kesadaran yang cenderung dangkal dan mengingat merek sebagai

kesadaran yang lebih dalam (Suyanto,2008) dalam Devi (2011). Kesan

kualitas merupakan asosiasi merek yang ditinjau dari sudut pandang

konsumen, dimana sebuah merek dipersepsikan sebagai produk berkualitas

tinggi. Kerap kali dipandang sebagai ukuran “ kebaikan merek” yang dituntut

konsumen. Oleh karena itu, faktor ini berpengaruh besar tehadap kinerja

financial suatu merek dan bahkan sebuah perusahaan. (Tjiptono, 2000) dalam

(21)

semakin kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau

eksposur dengan merek spesifik.(Aaker 2005:40) dalam Devi (2011).

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap

dimilikinya (Sumarwan,2002:138). Sedangkan menurut Kotler (2003:218),

keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang

gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan

mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sebagian konsumen cenderung

memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang

sama dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, keyakinan pelanggan atas

keputusan pembelian mempresentasikan sejauh mana pelanggan memiliki

kepercayaan diri atas keputusannya dalam memilih suatu merek. (Prastijo dan

Ihalauw dalam Widyastuti 2011).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil

judul: “Ekuitas Mer ek dan Keyakinan Konsumen Dalam Membeli

Minuman Sar i Buah Merek Fr utang” ( Studi Colombo Mar ket di

Sur abaya)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalahnya

(22)

1. Bagaimana kesadaran merek berpengaruh terhadap keyakinan konsumen

dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market

Surabaya ?

2. Bagaimana kesan kualitas berpengaruh terhadap keyakinan konsumen

dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market

Suarabaya ?

3. Bagaimana asosiasi merek berpengaruh terhadap keyakinan konsumen

dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market

Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keyakinan

konsumen dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo

Market Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh kesan kualitas terhadap keyakinan konsumen

dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market

Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek terhadap keyakinan konsumen

dalam membeli minuman sari buah merek Frutang di Colombo Market

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

- Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan agar dapat

mengetahui masalah yang sejenis, sehingga dapat membantu mengatasi

(24)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

Sebagai bahan acuan perbandingan dalam penelitian ini peneliti

mempunyai acuan yang relevan dengan penelitian ini,yaitu :

1. Diambil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wiwit Devi

Kurnia & Widyastuti (2011) yang berjudul “ Pengaruh Kesadaran

Merek, Kesan Kualitas, dan Asosiasi Merek terhadap keyakinan

pelanggan dalam membeli pasta gigi merek Pepsodent “. (Studi di

desa Sumberagung Bojonegoro). Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Apakah Kesadaran merek, kesan kualitas dan asosiasi

berpengaruh simultan dan parsial terhadap keyakinan pelanggan dalam

membeli pasta gigi merek Pepsodent di Sumberagung Bojonegoro.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi

merek terhadap keyakinan pelanggan dalam membeli pasta gigi.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Kesadaran

merek, kesan kualitas, dan asosiasi merek, berpengaruh terhadap

(25)

Ekuitas terbentuk melalui proses dimana adanya penggunaan pada

masa lampau dapat memperkuat kesadaran merek,kesan kualitas dan

asosiasi merek.

2. Diambil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Achmad Rofian

Djunaedi & Sri Setyo Iriani (2009) yang berjudul “ Penilaian

konsumen tentang Ekuitas Merek Shopping Mall di Surabaya“(Studi

pada Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza, dan Mall Galaxy). Rumusan

masalah ingin mengetahui bagaimana penilaian konsumen Surabaya

terhadap perkembangan bisnis shopping mall tersebut (Tunjungan

Plaza, Surabaya Plaza, dan Mall Galaxy). Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic deskriptif, uji

validitas, uji reliabilitas. Kesimpulan penilaian konsumen tentang

shopping mall yaitu Tunjungan Plaza merupakan shopping mall yang memiliki ekuitas merek terkuat di kota Surabaya. Diamana Tunjungan

mengungguli kedua kompetitornya.

2.2 Landasan Teor i

2.2.1 Penger tian Pemasar an

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan

perusahaan atau usaha bisnis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

(26)

dalam mencapai tujuan tersebut bergantung kepada kemampuannya di bidang

pemasaran,keuangan,promosi,dan bidang lainnya.Pemasaran juga dapat

dikatakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

melalui proses pertukaran. Pemasaran juga merupakan suatu upaya untuk

menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Stanton (1985:7), pemasaran adalah suatu sistem total dari

kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat

memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun

konsumen potensial. Definisi ini mempunyai beberapa pengertian penting

sebagai berikut :

1. Ini adalah definisi sistem yang manajerial

2. Seluruh sistem dari kegiatan bisnis harus berorientasi ke pasar atau

konsumen. Keinginan konsumen harus diketahui dan dipuaskan secara

efektif.

3. Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis-sebuah proses integra yang

menyeluruh-bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang terurai.

Pemasaran bukan kegiatan tunggal atau kegiatan gabungan.

4. Program pemasaran dimulai dengan sebutir gagasan produk dan tidak

terhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan, mungkin

(27)

5. Untuk berhasil, pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang

menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi, pelanggan harus

benar-benar nerasa kebutuhannya dipenuhi agar supaya perusahaan memperoleh

kesinambungan usaha yang biasanya sangat vital bagi keberhasilan.

2.2.2 Penger tian Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi

merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini keberadaan sosial ekonomi bagi

suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan

tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada

pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga

penjual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk membeli suatu

produk.

Pengusaha yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor

penting untuk mencapai sukses usahanya,akan mengetahui adanya cara dan

falsafah yang baru terlibat didalamnya.Cara memberikan kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen.Seluruh kegiatan dalam

perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk

memenuhi tujuan tersebut,untuk itu dijelaskan mengenai definisi konsep

(28)

Menurut Stanton (1985:14), konsep pemasaran adalah sebuah final bisnis

yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar

kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan. Sudah

sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk

mengetahui, apa yang diinginkan oleh konsumen kemudian memuaskan

keinginan itu sudah tentu pada akhirnya perusahaan bertujuan memperoleh

laba.

Menurut Kottler (1997:20), konsep pemasaran berfokus pada kebutuhan

pembeli yang didasari untuk memuaskan kebutuhan melalui produk dan

hal-hal yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan, dan akhirnya

mengkonsumsikannya.

2.2.3 Penger tian Per ilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai berikut.“ The term consumer behavior refers to the

behavior that consumer display in searching for, purbashing, using,

evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy

their needs “. Istilah perilaku konsumen yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan mengahabiskan produk

(29)

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1993) mengartikannya sebagai

“ We define consumer behavior as those activities directly involved in

obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the

decision processes that precede and follow these action. “ Kami

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat

dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini “.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang

mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal

diatas atau kegiatan mengevaluasi.

2.2.4 Mer ek

2.2.4.1 Penger tian Merek

Menurut versi American Marketing Association (AMA) dalam Tjiptono

(2008:347) yang merumuskan merek sebagai “ nama, istilah, tanda, simbol

atau desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual

(30)

Menurut Keegan et al dalam Widyastuti 2011 berpendapat bahwa

merek adalah “ sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang

mengkomunikasikan manfaat yang dijadikan produk yang diproduksi oleh

perusahaan tertentu”.

“ Merek atau cap adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan

identitas suatu barang atau jasa yang dapat berupa kata-kata, gambar atau

kombinasi keduanya” (Alma 2007:147) dalam Widyastuti 2011.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek adalah

nama, istilah, tanda, simbol atau desain yang memberikan identitas terhadap

suatu produk atau jasa untuk membedakan dari produk atau jasa dari

pesaingnya.

2.2.4.2 Manfaat Mer ek

Menurut Aaker dan Joachimstahler dalam Widyastuti 2011, merek

memberikan banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu

konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas

produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu

daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa.

Merek menawarkan dua jenis manfaat yaitu manfaat fungsional mengacu

pada kemampuan fungsi prpoduk yang ditawarkan. Sedangkan manfaat

emosional adalah kemampuan merek untuk membuat penggunanya

(31)

Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat

simbolis ( Heggelson dan Suphelen) . Manfaat simbolis mengacu pada

dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan

merek tersebut artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan

apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek

tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen

akan membawa citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri.

2.2.5 Ekuitas Merek

2.2.5.1 Penger tian Ekuitas Mer ek

Dalam riset Qamariyah (2008) ekuitas merek (brand equity) adalah

seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek,

nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan

oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan

perusahaan .Simamora (2001) dalam Qamariyah 2008 berpendapat, ekuitas

merek adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai

kepada konsumen. Ekuitas mereka sangat berkaitan dengan seberapa banyak

pelanggan suatu merek merasa puasdan merasa rugi bila berganti merek,

menghargai merek itu dan menganggapnya sebagai teman, dan merasa terikat

kepada merek itu. Menurut Aaker (1997:23) menyatakan bahwa ekuitas

merek mampu mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan yang merupakan

(32)

pembelian , dengan demikian kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi

merek.

2.2.6 Dimensi Ekuitas Mer ek

Menurut Aaker (2005:40) dalam Devi (2011) menyiratkan bahwa brand

equity bisa bernilai bagi perusahaan ( Company based brand equity) dan bagi

konsumen ( Customer based brand equity). Elemen-elemen ekuitas merek

diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu brand awareness, perceived

quality, brand associations, brand loyalty, dan propiertary brand asset lainnya. Definisi dan elemen brand equity ini mengintegrasikan dimensi sikap dan perilaku, sementara kebanyakan operasionalisasi brand equity cenderung

hanya terfokus pada salah satu diantara dimensi persepsi konsumen ( brand

awareness, brand assotiations, perceived quality) dan dimensi perilaku

konsumen ( loyalitas merek, kesediaan untuk membayar harga yang lebih

mahal ). Sehingga dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel dari

lima dimensi ekuitas merek yaitu kesadaran merek (brand awareness), kesan

kualitas (perceived quality) dan asosiasi merek (brand associations). Adapun

loyalitas dan aset hak lain tidak digunakan dalam penelitian ini karena

loyalitas merek selain sebagai dimensi ekuitas merek juga merupakan sesuatu

yang dipengaruhi oleh ekuitas merek. Sedangkan aset hak milik lain tidak

(33)

dan berhubungan dengan aset perusahaan, (Aaker,1997:24) dalam Devi

(2011).

2.2.6.1 Kesadar an Mer ek (Br and Awar eness)

Konsumen cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena merasa

aman dengan sesuatu yang sudah dikenal. Dengan kata lain, sebuah merek

yang dikenal mempunyai kemungkinan bisa diandalkan, kemantapan dalam

bisnis, dan kualitas yang dipertanggung-jawabkan. Menurut Aaker (1997),

kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali

atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

produk tertentu. Menurut Simamora (2001), dalam Devi (2011) peran

kesadaran merek tergantung pada sejauh mana kadar kesadaran yangdicapai

suatu merek. Definisi-definisi para ahli mengenai kesadaran merek dapat

ditarik kesimpulan bahwa kesadaran merek merupakan tujuan umum

komunikasi pemasaran, adanya kesadaran merek yang tinggi diharapkan

kapanpun kebutuhan kategori muncul, merek tersebut akan dimunculkan

kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai

alternatif dalam pengambilan keputusan. Kesadaran merek menunjukkan

pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu merek. Adapun tingkatan

kesadaran merek sebagai berikut :

(34)

merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam

benak konsumen (Durianto et al. 2004).

2. Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah pengingatan kembali

merek tanpa bantuan (unaided recall).

3. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan

pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

4. Unaware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari adanya

suatu merek walaupun sudah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan

(aided recall).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek

adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat

kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.

Kesadaran merek merupakan elemen ekuitas yang sangat penting karena

kesadaran merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap keyakinan..

Adapun indikator kesadaran merek sebagai berikut :

Menurut Aaker (1997:93) dalam Devi 2011 kesadaran merek dapat

diukur dengan menggunakan indikator brand recall dan top of mind

(35)

maupun unaided. Berdasarkan pendapat diatas, maka indikator yang

digunakan adalah :

1. Top of mind (Puncak pikiran)

2. Brand Recall (pengingat kembali merek)

3. Brand Recogniticon (pengenalan merek)

2.2.6.2 Kesan Kualitas (Per ceived Quality)

Menurut Simamora (2000:543) dalam Devi (2011) kesan kualitas adalah

bagian dari citra merek pembeli didasarkan pada kenyataan dan pengalaman

actual. sungguhpun demikian, bagian lainnya dari citra didaarkan pada

persepsi yang lahir dari reputasi sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media

dan sumber informasi tidak langsung lainnya.

Sedangkan menurut Tandjung (2004:64) dalam Devi (2011) kesan

kualitas dapat disefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas

produk dan jasa. Tentunya, persepsi kualitas dinilai oleh pelanggan harus

membandingkan dua atau lebih obyek yang setara. Kesan kualitas yaitu

bagaimana benak konsumen memandang sebuah merek. Bagaimana

keunggulan merek atau kelebihan secara keseluruhan yang didasarkan pada

evaluasi subyektif konsumen. Adapun dimensi kesan kualitas sebagai berikut :

Menurut Tjiptono (2008:68) dalam Devi (2011) kaitannya dengan

kepuasan pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, bergantung

(36)

1. Kinerja (Performance)

Karakteristik operasi dasar dari suatu produk.

2. Fitur (Feature)

Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman

pemakaian produk.

3. Keandalan (Reliability)

Probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode

waktu tertentu.Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin

andal produk andalan.

4. Konfrormasi (conformance)

Tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan.

5. Daya Tahan (Durability)

Jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti.

6. Layanan (Servicebility)

Kecepatan dan kemudahan untuk direparasi serta kompetensi dan

keramahtamahan staf layanan.

7. Estetika (Aesthertics)

Menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera

(rasa, aroma, suara, dll)

8. Persepsi terhadap kualitas

(37)

Berdasarkan uraian diatas, adapun indikator yang digunakan penulis

dalam penelitian ini untuk mengukur kesan kualitas menggunakan 5 dimensi

karena disesuaikan dengan produk yaitu :

1. Kinerja(Performance)

Karakteristik operasi dasar dari suatu produk.

2. Fiture(Feature)

Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman

pemakaian produk

3. Keandalan(Reliability)

Probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode

waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan,

semakin andal produk andalan.

4. Estetika (Aesthertics)

Menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera

(rasa, aroma, suara, dll)

2.2.6.3 Asosiasi Merek (Br and Association)

Asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi perusahaan dan para

pelanggan, karena ia dapat mebantu proses penyusunan informasi untuk

membedakan merek yang satu dengan merek lainnya. Berbagai asosiasi yang

dapat diingat konsumen dapat menghasilkan suatu bentuk citra tentang merek

(38)

Menurut Durianto et al (2001:69) dalam Iriani, asosiasi adalah segala

kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya

mengenai sutau merek tertentu. Suatu merek telah mapan akan memiliki

posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh suatu jaringan dari

kaitan-kaitan lainnya.

Menurut Keller dalam Widyastuti 2011, Indikator yang digunakan untuk

mengukur asosiasi merek antara lain :

1. Atribut (attributes) adalah asosiasi yang dikaitkan dengan atribut-atribut dari merek baik yang berhubungan langsung terhadap produknya, ataupun

yang tidak berhubungan langsung terhadap produknya.

2. Manfaat (benefit) adalah aosiasi merek dikaitkan dengan manfaat secara

fungsional (fungsional benefit), manfaat secara simbolis dari pelanggan (symbolic benefit), dan pengalaman yang dirasakan dari pelanggan

(experiential benefit).

3. Perilaku (attitudes), adalah evaluasi kesukaan atas penggunaan merek.

2.2.7 Keyakinan Pelanggan

2.2.7.1 Penger tian Keyakinan Pelanggan

Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang

gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek

mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Para pemasar sangat tertarik

(39)

mereka. Keyakinan merek ada dalam memori konsumen (Kotler 2003:218).

Keyakinan pembeli pada suatu merek merupakan tingkat kepastian pembeli

terhadap penilaian yang telah diberikan pada suatu merek yang sudah benar.

Keyakinan pelanggan atas keputusan pembelian mempresentasikan sejauh

mana pelanggan memiliki kepercayaan diri atas keputusannya dalam memilih

suatu merek dan mencerminkan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap suatu

merek. Pentingnya keyakinan dalam hal ini bahwa pelanggan yang membuat

keputusan pembelian dengan yakin dan percaya, yang berarti pelanggan tidak

ragu akan apa yang telah diputuskan dan dibeli (Prastijo dan Ihalaluw) dalam

Widyastuti 2011. Berdasarkan uraian diatas, adapun indikator keyakinan

pelanggan sebagai berikut :

kecenderungan melakukan sesuatu terhadap obyek sikap.

2.2.8 Pengar uh Kesadar an Mer ek Ter hadap Keyakinan Pelanggan

Sebenarnya merek sudah cukup beruntung jika sudah cukup memiliki

(40)

kemampuannya untuk lebih dikenal oleh konsumen, seberapa besar daya

tariknya untuk dibeli, dan seberapa besar tingkat keinginan konsumen untuk

membeli kembali. (Irawan,2009 dalam Devi ( 2011).

Menurut Broiless (2009) menyatakan bahwa kesadaran merek

berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen pada keputusan pembelian

merek. Kesadaran konsumen tinggi akan berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen pada produk tersebut, karena tujuan pembelian selanjutnya adalah

hasil dari keyakinan konsumen pada proses keputusan pembelian. Merek yang

sudah terkenal dan memiliki kredibilitas yang tinggi akan memberikan

keyakinan bagi pelanggan untuk memilih merek tersebut dalam keputusan

pembeliannya. Rohmawati (2008) dalam Devi (2011).

Sehingga kesadaran merek mewakili kemampuan merek untuk

memuaskan kebutuhan psikologis/sosial dan merasa suka untuk menggunakan

produk dan jasa tersebut. Jadi kesadaran merek berpengaruh positif terhadap

keyakinan pelanggan.

2.2.8.1 Pengar uh Kesan Kualitas Ter hadap Keyakinan Pelanggan

Menurut Engel dalam Devi (2011) yang menyatakan bahwa merek

dengan kualitas yang tinggi dievaluasi lebih positif oleh pelanggan atas dasar

keunggulan dan dimensi kualitas yang dimilikinya, sehingga semakin tinggi

(41)

dilandasi oleh keyakinan yang kuat atas keputusannya membeli merek yang

dinilai mampu memenuhi desired benefit yang diinginkan pelanggan.

Menurut Aaker (1997), menyatakan bahwa kesan kualitas dapat

mempengaruhi keyakinan pelanggan atas keputusan pembelian melalui

penonjolan superioritas kualitas produk terhadap pesaing. Produk dengan

kualitas tinggi mampu menciptakan alasan pembelian yang kuat bagi

pelanggan dalam membentuk keyakinan pelanggan atas keputusan

pembeliannya. .

Uraian tersebut menunjukkan pengaruh kesan kualitas suatu merek yang

merupakan persepsi pelanggan atas keseluruhan dimensi kesan kualitas suatu

merek dengan keyakinan pelanggan.

2.2.8.2 Pengar uh Asosiasi Merek Ter hadap Keyakinan Pelanggan

Menurut Keller (2005:41) dalam Devi (2011) mengatakan bahwa asosiasi

merek mempunyai pengaruh terbesar kedua setelah kesadaran merek. Hal ini

menunjukkan bahwa asosiasi merek berpengaruh terhadap keyakinan

pelanggan. Artinya bahwa keyakinan pelanggan akan meningkat apabila

asosiasi merek juga meningkat.

Menurut Aaker (1997) dalam Devi ,(2011) hubungan asosiasi merek

dengan keyakinan pelanggan atas keputusan pembelian, bahwa asosiasi merek

dapat mempengaruhi keyakinan pelanggan atas keputusan pembeliannya

(42)

baik menciptakan merek yang sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga

dapat menciptakan keyakinan pelanggan.

Asosiasi merek merupakan dimensi dari ekuitas merek yang berkaitan

dengan persepsi konsumen mampu mempengaruhi rasa percaya diri

pelanggan sehingga menimbulkan perasaan yakin atas keputusan dalam

membeli. Riset Aaker (1997:23) dalam Devi (2011). Jadi asosiasi

Sesuai dengan perumusan masalah dari landasan teori diatas maka

hipotesis yang diangkat pada penelitian ini sebagai berikut :

(43)

H2 : Diduga terdapat pengaruh positif kesan kualitas terhadap keyakinan

konsumen dalam membeli minuman sari buah merek Frutang. (Studi

Colombo Market di Surabaya)

H3 : Diduga terdapat pengaruh positif asosiasi merek terhadap keyakinan

konsumen dalam membeli minuman sari buah merek Frutang. (Studi

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Oper asional Var iabel dan Pengukur an Var iabel

3.1.1 Definisi Oper asional Var iabel

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian

ini maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kesadaran Merek (X1)

merupakan kesangggupan seorang pelanggan mengenali atau mengingat

kembali bahwa merek Frutang merupakan bagian dari kategori minuman

sari buah dalam kemasan. Adapun indikator menurt Tjiptono (2005)

dalam Devi (2011) yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

kesadaran merek adalah :

a. Puncak pikiran.

minuman sari buah merek Frutang yang disebut pertama kali oleh

pelanggan untuk kategori produk minuman sari buah.

b. Pengingat kembali.

mengingat kembali minuman sari buah merek Frutang untuk

(45)

c. Pengenalan merek.

mengenali minuman sari buah merek Frutang untuk kategori

produk minuman sari buah.

2. Kesan Kualitas (X2)

merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan produk secara

keseluruhan dari minuman sari buah merek Frutang. Adapun indikator

menurut Tjiptono (2008:68) dalam Devi (2011) yang digunakan dalam

penelitian ini untuk mengukur persepsi kualitas adalah :.

a. Kinerja.

karakteristik operasi dasar dari minuman sari buah merek Frutang.

b. Fitur.

karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman

pemakaian produk minuman sari buah merek Frutang.

c. Keandalan.

probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan minuman sari

buah merek Frutang.

d. Estetika.

menyangkut penampilan produk (rasa) minuman sari buah merek

(46)

3. Asosiasi Merek (X3)

merupakan segala sesuatu yang terkait dengan ingatan konsumen terhadap

merek Frutang.Adapun indikator menurut Keller (2009) dalam Devi

(2011) asosiasi sebagai berikut :

a. Atribut.

segala sesuatu yang dianggap penting oleh konsumen mengenai

minuman sari buah merek Frutang.

b. Manfaat.

segala sesuatu yang dikaitkan dengan manfaat minuman sari buah

merek Frutang.

c. Perilaku.

evaluasi kesukaan atas penggunaan minuman sari buah merek

Frutang.

b. Variabel Keyakinan (Y)

Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang

gambaran sesuatu. Adapun indikator menurut Simamora (2004:155)

dalam Devi (2011) sebagai berikut :

a. Komponen kognitif

pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai sesuatu yang

(47)

b. Komponen afektif

perasaan terhadap obyek sikap.

c Komponen konatif

kecenderungan melakukan sesuatu terhadap obyek sikap.

3.1.2 Pengukur an Var iabel

Skala pengukuran yang dipergunakan adalah skala likert. Skala likert

merupakan skala pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar

antara “ sangat setuju hingga “ sangat tidak setuju” yang mengharuskan

responden menentukkan derajat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka

terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai objek.

Jawaban atas pertanyaan dan pernyataan akan diberi skor penilaian dari 1

sampai dengan 5, karena skala tersebut dipandang sebagai penilaian yang

mudah dipahami dan dilakukan oleh masyarakat khususnya masyarakat

Indonesia. Jawaban yang paling positif (maksimal) diberi nilai paling besar

atau 5 dan jawaban yang paling negatif (minimal) diberi nilai yang paling

kecil atau 1. Pola skala likert dengan 5 point sebagai berikut :

1 5

3

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Keterangan :

- angka 1 : Sangat tidak setuju (STS) - angka 2 : Tidak Setuju (TS)

(48)

3.2 Teknik penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli minuman sari

buah Frutang di Colombo Market Surabaya.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian obyek populasi yang memiliki karakteristik

sama dengan karakteristik populasi yang ingin diketahui besaran

karakteristiknya. Sampel penelitian ini ditentukan secara non probalititas,

yaitu setiap elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas yang sama

untuk dipilih menjadi sample atau pemilihan anggota sample dilakukan

dengan tidak acak dan bersifat subyektif (Sekaran, 1992, h.235-244). Tehnik

penentuan sample menggunakan tehnik Accidental sampling adalah teknik

pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang bertemu

dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data dapat dijadikan

sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli

minuman sari buah Frutang di Colombo Market Surabaya.

Menurut Ferdinand (2002:48) :

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100-200

(49)

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah

5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

- Karena terdapat 13 indikator ( 13x9 = 117) maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah minimal sebesar 117 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder :

a. Data Primer

Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen yang

membeli minuman sari buah Frutang di Colombo Market Surabaya yang

telah diisi oleh responden.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan

maupun literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya

melengkapi atau mendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian

ini adalah Data TBI (Top Brand Index) dan Data penjualan minuman sari

(50)

3.3.2 Pengumpulan data

a. Kuesioner

pengumpulan data dengan menyediakan daftar pertanyaan secara tertulis

(kuesioner) kepada responden tentang minuman sari buah merek

Frutang.

b Wawancara

yaitu pengumpulan data atau bahan – bahan keterangan dilakukan dengan

melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan informasi mengenai variabel

penelitian secara langsung terhadap pihak – pihak yang bersangkutan

yaitu konsumen Colombo Market di Surabaya.

c. Dokumentasi

pengumpulan data, mengumpulkan data, menggali data dokumen atau

arsip-arsip aturan yang disepakati.

3.4 Teknik analisis Data dan Uji hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Partial Least Square (PLS). PLS dikembangkan pertama kali oleh Wolf sebagai

metode umum untuk mengistemasi parth model yang menggunakan konstruk

(51)

3.4.1 Confirmation factor Analysis

Least Square (PLS). Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam

penelitian ini, menggunakan Confirmation factor Analysis dengan program

SPSS dengan perintah rotasi Varimax. Peneksiran pengaruh masing – masing

variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

Langkah – langkah dalam analisis PLS model pengukuran dengan contoh

inisiatif individu dilakukan sebagai berikut :

Persamaan Dimensi Kesadaran merek :

X1 = λ 1 Kesadaran merek+ er_1

X2 = λ 2 Kesadaran merek + er_2

X3 = λ 3 Kesadaran merek + er_3

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji

unidemensionalisasnya melalui confirmatory faktor analysis, maka model

pengukuran dengan contoh Kesadaran merek akan nampak sebagai berikut :

(52)

Keterangan :

X1 = Pertanyaan tentang merek Frutang yang pertama kali disebut untuk

kategori minuman sari buah.

X2 = Pertanyaan tentang mengingat kembali produk minuman sari buah merek

Frutang untuk kategori minuman sari buah.

X3 = Pertanyaan tentang pengenalan produk minuman sari buah merek Frutang

(53)

Keterangan :

X1 = Kesadar an mer ek

X1.1 = Puncak pikiran

X1.2 = Pengingat kembali merek

X1.3 = Pengenalan merek

X2 = Kesan kualitas

X2.1 = Kinerja

X2.2 = Fitur

X2.3 = Keandalan

X2.4 = Estetika

X3 = Asosiasi merek

X3.1 = Atribut

X3.2 = Manfaat

X3.3 = Perilaku

Y = Keyakinan

(54)

Y2 =Komponen Afektif

Y3 = Komponen Konatif

3.4.1.2 Asumsi Model ( Pa r tial Least Squar e )

PLS merupakan factor identerminacy metode analisis yang powerfull

oleh karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala tertentu,

jumlah sampel kecil.

Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance

adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan

untuk mengistemasi veriabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari

indikator maka menghindarkan masalah identerminabcy dan memberikan

definisi yang pasti dari komponen skor (Wold, 1982).

Oleh karena PLS menggunakan iterasi alogaritma yang terdiri dari seri

analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak

menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk

distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel

dapat kecil dengan perkiraan kasar yaitu (1) sepuluh kali skala dengan jumlah

terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang

(55)

jumlah terbesar struktural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dengan model struktural.

3.4.1.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set

hubungan: (1) inner model yang menspesifikasikan hubungan antara variabel

laten (struktural model), (2) outer model yang menspesifikasikan hubungan

antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya

(measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generalisasinya, dapat

diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala

zero means dan unit variance (nilai standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model.

1. Inner Model

Inner model yang kadang juga disebut dengan (inner relation, struktural

model dan subtantive theory ) menggambarkan hubungan antara veriabel

laten berdasarkan pada substantive theory. Model persamaannya dapat ditulis

seperti dibawah ini.

(56)

Dimana η menggambarkan vektor endogen (dependen) variabel laten, ξ adalah vektor variabel laten exogen, dan ζ adalah vektor variabel residual (unexpalined variance). Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antara variabel laten, setiap veriabel laten dependen η, atau

sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan

sebagai berikut.

ηj = Σi βji ηi + Σi γjb ξb + ζj (2)

Dimana βji dan γjb adalah koefisien jalur yang menghubungkan predikator

endogen dengan variabel laten exogen ξ dan η sepanjang range indeks i dan b

dan ζj adalah inner residual variable.

2. Outer model

Outher model sering juga disebut (outler relation, atau measurement model)

mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel

latennya.

Blok dengan indikator reflektif dapat ditulis dengan persamaannya sebagai

berikut.

X = xξ + Ɛ x

(57)

Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variabel laten

exogen dan endogen ξ dan η, sedangkan x dan y merupakan matrik

loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang

menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur

dengan ɛ x dan ɛ y dapat diinterpresentasikan sebagai kesalahan pengukuran

atau noise.

Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.

ξ = Πξ x + δξ

ηi = Πη y + δη (4)

Dimana ξ, η, x dan y sama dengan yang digunakan pada persamaan (3). Πx

dan Πy adalah koefisiensi regresi berganda dari variabel laten dan blok

indikator dan δx dan δy adalah residual dari regresi.

3. Weight Relation

Inner dan outler model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi

alogaritma PLS, kita memerlukan definisi weight relation. Nilai kasus untuk

setiap variabel laten diestimasi dalam PLS berikut.

ξb = Σkb wkb xkb

(58)

Dimana wkb dan Wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk

estimasi variabel laten ξb dan ηi. estimasi variabel laten adalah linier agregat

dari indikator yang dinilai weightnya didapat dengan prosedur estimasi PLS

seperti dispesifikasi oleh inner dan outer model dimana η adalah vektor

variabel laten endogen (dependen) dan ξ adalah vektor variabel latel exogen

(independen), ζ merupakan vektor residual dan β serta Γ adalah matrik

koefisien jalur (path coefficient).

3.4.1.4 Evaluasi Model

Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk

estimasi parameter, maka teknik perametrik untuk menguji signifikansi

parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS berdasarkan

pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non-parametrik. Model

pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan

convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indikator. Sedangkan outer model dengan formatif

indikator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan

membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran

weight tersebut (Chin, 1998).

Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase

(59)

dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geisser Q square test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya.

Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang

didapat lewat prosedur boostraping

3.4.1.5 Kr iter ia Penilaian PLS

Berikut ini merupakan kriteria penilaian model Partial Least Square yang

diajukan oleh Chin (1998).

Tabel 3.1 Kr iter ia Penilaian PLS

Kr iter ia Penjelasan

Evaluasi Model Str uktur al

R2untuk variabel laten

endogen

Hasil R2 sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk

variabel laten endogen dalam model

struktural mengidentifikasikan bahwa model “baik”, “moderat” dan “lemah”

Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam

model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping.

F2 untuk effect sice Nilai f2 sebesar 0.02, 0.15 dan 0.35 dapat

diinterpresentasikan apakah predikator

variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, madium ataukah besar pada tingkat struktural.

Relevansi prediksi(Q2 dan

q2)

(60)

memiliki predictive relevance (Q2 dibawah

nol mengidentifikasikan model kurang

memiliki predictive relevance. Dalam

kaitannya denga f2. dampak relatif model

struktural terhadap pengukuran variabel dependen laten dapat dinilai dengan

q2 = Q2included– Q2excluded

1 – Q2included

Evaluasi model Pengukur an Refleksif

Loading factor Nilai loading faktor harus diatas 0.70

Composite Reability Composite reability mengukur internal

consistency dan nilainya harus diatas 0.60 Average Variance

Extracted

Nilai Average Variance Extracted (AVE) harus diatas 0.50

Validitas Diskriminan Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih

besar dari pada nilai kolerasi antar variabel laten

Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validasi

diskriminan. Diharapkan setiap blok

indikator memiliki loading lebih tinggi untuk

setiap variabel laten yang diukut

dibandingkan dengan indikator untuk laten variabel lainnya.

Evaluasi Model Pengukur an For matif

Signifikansi nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran

formatif harus signifikan. Tingkat

signifikansi ini dinilai dengan prosedur bootstrapping

Multikolonieritas Variabel manifest dalam blok harus diuji

apakah terdapat multikolonieritas. Nilai

variance inflation faktor (VIF) dapat

digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF

diatas 10 mengindikasikan terdapat

multikolonieritas.

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskr ipsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambar an Umum Per usahaan

Colombo Market adalah tempat perbelanjaan yang meyediakan kebutuhan

pokok dan kebutuhan sehari-hari yang didirikan oleh Bernadus Satar. A pada

tahun 2000. Colombo Market terletak di Jalan Perak Barat 53 Surabaya. Lokasi

Colombo Market sangat strategis sehingga dapat dijangkau. Sasaran pemasaran

Colombo adalah konsumen semua kalangan masyarakat. Sistem distribusi

dirancang seefisien mungkin dengan jaringan pemasok yang handal dalam

menyediakan produk terkenal dan berkualitas serta sumber daya manusia yang

kompeten, menjadikan Colombo memberikan pelayanan terbaik bagi

konsumen.

4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1 Penyebaran kuesioner

Kuesioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakkan

teknik accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan

(62)

sebagai sumber data dapat dijadikan sebagai sampel, diolah dengan

menggunakkan Partial Least Square (PLS).

4.2.2 Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan

umum kuesioner yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut

diketahui hal-hal seperti dibawah ini.

4.2.3 Ka r akter istik Responden

Karakteristik Responden berdasarkan hasil perolehan dapat di

distibusikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.

a. Usia

Dari 117 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden pada tabel dibawah ini.

(63)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden berusia 16-20 tahun

sebanyak 20 orang (17,09%), responden berusia 21-25 tahun sebanyak 35

orang (29,91%), responden berusia 26-30 tahun sebanyak 30 orang (25,64%),

responden berusia 31-35 tahun sebanyak 25 orang (21,36%), responden

berusia >36 tahun sebanyak 17 orang (14,52%).

b. Jenis Kelamin

Dari 117 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin para responden pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 : Karakter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin

J enis kelamin J umlah (or ang) Per sentase (% )

Pria 67 57,26

Wanita 50 42,73

Total 117 100

Sumber : data diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin

pria sebanyak 67 orang (57,26%) sedangkan responden yang berjenis kelamin

(64)

c. Pekerjaan

Dari 117 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui pekerjaan para responden pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 : Kar akter istik Responden Ber dasar kan Peker jaan

Peker jaan J umlah (or ang) Per sentase (% )

Pelajar/Mahasiswa 55 47

Pegawai Negeri 17 14,52

Pegawai Swasta 20 17,09

Wiraswasta 25 21,36

Total 117 100

Sumber : data diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden pelajar/mahasiswa

sebanyak 55 orang (47%), responden pegawai swasta sebanyak 37 orang

(31,62%), responden wiraswasta sebanyak 25 orang (21,36%).

4.2.4 Fr ekuensi J awaban Responden

1. Per nyataan mengenai Kesadaran Mer ek (X1)

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai kesadaran merek,

(65)

Tabel 4.4 Per nyataan mengenai Kesadar an Mer ek (X1)

orang menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 17 orang menjawab tidak setuju,

28 orang menjawab netral, 46 orang menjawab setuju dan 25 orang menjawab

sangat setuju.Untuk pernyataan kedua “ Minuman sari buah merek Frutang

pilihan utama konsumen”, dari 117 responden terdapat 5 orang yang menjawab

sangat tidak setuju, 17 orang yang menjawab tidak setuju, 25 orang menjawab

netral, 49 orang menjawab setuju, dan 21 orang menjawab sangat setuju. Untuk

(66)

sangat tidak setuju, 11 orang menjawab tidak setuju, 21 orang menjawab netral,

50 orang menjawab setuju, dan 30 orang menjawab sangat setuju.

2. Per nyataan mengenai Kesan Kualitas (X2)

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai kesadaran merek,

dapat dilihat pada tabel 4.5, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5 Per nyataan mengenai Kesan Kualitas (X2)

(67)

Untuk pernyataan pertama yaitu “ Minuman sari buah merek Frutang

merupakan minuman penghilang rasa dahaga”, dari 117 responden terdapat 1

orang menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 3 orang menjawab tidak setuju,

39 orang menjawab netral, 52 orang menjawab setuju dan 22 orang menjawab

sangat setuju. Untuk pernyataan kedua “ Minuman sari buah merek Frutang

mempunyai tampilan yang sesuai dengan minuman sari buah pada umumnya,

yaitu kemasan menarik,berwarna”, dari 117 responden terdapat 3 orang yang

menjawab sangat tidak setuju, 7 orang yang menjawab tidak setuju, 25 orang

menjawab netral, 48 orang menjawab setuju, dan 34 orang menjawab sangat

setuju. Untuk penyataan ketiga “ Anda merasakan bahwa minuman sari buah

merek Frutang memiliki keandalan”, dari 117 responden terdapat 3 orang

yang menjawab sangat tidak setuju, 8 orang menjawab tidak setuju, 30 orang

menjawab netral, 44 orang menjawab setuju, dan 32 orang menjawab sangat

setuju.

3. Per nyataan mengenai Asosiasi Merek (X3)

Berdasarkan dari hasill jawaban kuesioner mengenai kesadaran merek,

(68)

Tabel 4.6 Per nyataan mengenai Asosiasi Mer ek (X3)

Untuk pernyataan pertama yaitu “ Minuman sari buah merek Frutang

memiliki atribut produk yang unik yaitu satu-satunya minuman sari buah

Gambar

Tabel 1.1 Data TBI Minuman Sari Buah 2009-2012
Tabel 1.2 Data Penjualan Minuman Sari buah Frutang 2009-2012
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Kesadaran merek
Gambar 3.2. Analisis Full Model
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaiakan Tesis ini yang berjudul

Dari proses di atas diperoleh data, bahwa setelah dilakukannya penelitian adanya pengaruh model pembelajaran discovery learning pada kemampuan menulis kreatif cerita

Dari hasil data pada tabel 4.10 di atas bahwa dari 25 orang atau 83,33% responden menjawab “ya” bahwa terdapat perubahan dalam acara peningsetan karena mereka

Suatu analisa yang menggunakan lebih dari satu kasus yang dapat dilakukan secara statistik maupun secara kualitatif, akan tetapi tidak semua analisa statistik dan analisa

Sehingga, makanan tersebut memiliki bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi dan diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan (diet) khusus

Ibu =ruli widayati Anakke satu= tita Anakke dua= adhi. Anakke

Perdebatan ini terjadi karena 2 alasan : ada stasiun TV lain yang menayang- kan program impor yang kurang lebih sama banyaknya, seperti Global TV, namun tidak dikenakan hal

This was followed by group work where the groups considered the essential criteria for the evaluation of any vaccine for inclusion into national immunization programmes, and