• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan Kerja, Konflik Peran dan Kelelahan Emosional terhadap Keinginan Pindah Kerja yang Dimediasi oleh Komitmen Organisasi (Studi Empiris pada Auditor di KAP Wilayah Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepuasan Kerja, Konflik Peran dan Kelelahan Emosional terhadap Keinginan Pindah Kerja yang Dimediasi oleh Komitmen Organisasi (Studi Empiris pada Auditor di KAP Wilayah Bandung)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effects of job satisfaction, role conflict and emotional exhaustion on turnover intention which mediated by organizational commitment. This study used primary data from the questionnaires that were conducted in Bandung, the respondents were auditors who work in the public accounting firm, the auditors consisted of 34 people and the hypothesis test was conducted using path analysis. The results show that job satisfaction, role conflict, and emotional exhaustion influence the organizational commitments. Moreover, job satisfaction, role conflict, emotional exhaustion, and organizational commitment are directly affect the turnover intention

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh kepuasan kerja, konflik peran dan kelelahan emosional terhadap keinginan pindah kerja yang dimediasi oleh komitmen organisasi. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam penyebaran kuesioner yang dilakukan di Bandung dengan responden auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik, yang terdiri dari 34 orang dan tes hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis path. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan kerja, konflik peran, dan kelelahan emosional berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Selain itu kepuasan kerja, konflik peran, kelelahan emosional, dan komitmen organisasi berpengaruh langsung terhadap keinginan pindah kerja.

Kata kunci: kepuasan kerja, konflik peran, kelelahan emosi, komitmen organisasi dan keinginan

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

(4)

2.1.1. Teori Peran (Role Theory) ... 9

2.1.2. Tekanan Kerja... 10

2.1.3. Konflik Peran ... 11

2.1.4. Kepuasan Kerja... 14

2.1.5. Kelelahan Emosional ... 18

2.1.6. Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intention)... 19

2.1.7. Komitmen Organisasi ... 22

2.2. Kerangka Pemikiran ... 24

2.3. Pengembangan Hipotesis ... 29

2.3.1. Pengaruh antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi ... 29

2.3.2. Pengaruh antara Konflik Peran dengan Komitmen Organisasi ... 29

2.3.3. Pengaruh antara Kelelahan Emosional dengan Komitmen Organisasi ... 30

2.3.4. Pengaruh antara Kepuasan Kerja dengan Keinginan Pindah Kerja ... 30

2.3.5. Pengaruh antara Konflik Peran dengan Keinginan Pindah Kerja ... 31

2.3.6. Pengaruh antara Kelelahan Emosional dengan Keinginan Pindah Kerja ... 31

2.3.7. Pengaruh antara Komitmen Organisasi dengan Keinginan Pindah Kerja ... 31

(5)

3.2. Jenis Penelitian ... 36

3.3. Populasi dan Sampel ... 37

3.4. Teknik Pengambilan Sampel ... 38

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

3.6. Metode Pengumpulan Data... 45

3.7. Metode Analisis Data ... 46

3.7.1. Uji Kualitas Data ... 46

3.7.1.1. Uji Validitas ... 46

3.7.1.2. Uji Reliabilitas ... 47

3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 48

3.7.2.1. Uji Normalitas ... 49

3.7.2.2. Uji Multikolinieritas ... 50

3.7.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 51

3.7.3. Pengujian Hipotesis ... 51

3.7.3.1. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Uji Statistik Deskriptif ... 54

4.1.2. Uji Kualitas Data ... 55

4.1.2.1. Uji Validitas ... 55

4.1.2.2. Uji Reliabilitas ... 59

(6)

4.1.3.1. Uji Normalitas ... 60

4.1.3.2. Uji Multikolinieritas ... 61

4.1.3.3. Uji Heterokedastisitas ... 62

4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 63

4.1.4.1. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 63

4.2. Pembahasan ... 67

4.2.1. Pengaruh antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi ... 67

4.2.2. Pengaruh antara Konflik Peran dengan Komitmen Organisasi ... 68

4.2.3. Pengaruh antara Kelelahan Emosional dengan Komitmen Organisasi ... 69

4.2.4. Pengaruh antara Kepuasan Kerja dengan Keinginan Pindah Kerja ... 70

4.2.5. Pengaruh antara Konflik Peran dengan Keinginan Pindah Kerja ... 71

4.2.6. Pengaruh antara Kelelahan Emosional dengan Keinginan Pindah Kerja ... 71

4.2.7. Pengaruh antara Komitmen Organisasi dengan Keinginan Pindah Kerja ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Saran ... 76

(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 82

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Model Penelitian ... 28

Gambar 2 Alur Persamaan Regresi... 52

Gambar 3 Model Analisis Jalur Persamaan 1 ... 65

Gambar 4 Model Analisis Jalur Persamaan 2 ... 67

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Daftar KAP serta Distribusi Kuesioner ... 54

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 55

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ... 56

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Konflik Peran ... 56

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kelelahan Emosional ... 57

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi .... 57

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Keinginan Pindah Kerja . 58 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

Tabel 4.11 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 63

Tabel 4.12 Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Konflik Peran dan Kelelahan emosional terhadap Komitmen pada Organisasi ... 64

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuisioner Penelitian ... 82

Lampiran B Hasil Uji Kualitas Data ... 89

Lampiran C Hasil Uji Asumsi klasik ... 98

(11)

BAB I Pendahuluan | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia saat ini terjadi scarcity (kelangkaan) akuntan publik. Berdasarkan

data IAPI per 25 Maret 2008, Akuntan Publik (pemegang Izin Praktek) di Indonesia

adalah 877 orang. Data dari Departemen Keuangan menunjukkan bahwa potensi

entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik kurang lebih 150.000 entitas. Total

klien yang dilaporkan ke Depkeu per 2008 adalah 13.848 dengan jumlah akuntan

publik adalah 877 orang, sehingga rasio klien dibanding Akuntan Publik adalah 16:1.

Jika dibandingkan dengan negara ASEAN, jumlah akuntan publik di Indonesia masih

sangat kurang. Jumlah CPA Indonesia yang ideal berdasarkan rata-rata ASEAN

adalah 2.942 orang. Dengan kata lain, seharusnya akuntan publik di Indonesia

berjumlah 2.942 orang, bukannya 877 orang. Data-data tersebut diatas

mengindikasikan bahwa di Indonesia telah terjadi scarcity pada profesi akuntan

publik. Salah satu penyebab utama dari scarcity ini adalah adanya masalah yang

lazim dihadapi oleh profesi akuntan publik yaitu tingkat turnover karyawan yang

sangat tinggi. Adalah hal yang umum jika seorang akuntan hanya bertahan 1 sampai

2 tahun bekerja di KAP (Fitriany dkk, 2010).

Siklus yang mengatakan perpindahan auditor dalam kantor akuntan publik

(12)

BAB I Pendahuluan | 2

hanya satu perusahaan saja, biasanya dua atau lebih perusahaan dalam sekali tempo.

Loyalitas auditor terhadap kantor akuntan publik merupakan sesuatu yang penting

untuk dipertahankan. Karena dengan loyalitas tersebut auditor merasa memiliki

kantor akuntan publik sehingga masalah kantor juga menjadi masalah dia juga.

Penting bagi kantor akuntan publik mempertahankan auditor yang bekerja sekarang

karena nantinya mereka akan menjadi asset kantor akuntan publik atas pengalaman

mereka mengaudit berbagai macam jenis perusahaan. Konflik peran juga dapat

menyebabkan auditor memiliki keinginan untuk berpindah. Peran yang harus

terlaksana dalam waktu bersamaan maupun hal yang tidak sesuai dengan naluri

membuat auditor memikirkan kembali apakah akan tetap bekerja pada kantor

akuntan publik atau berpindah (Danar, 2010)

Menurut Pasewark dan Strawser (1996) dalam Fitriany dkk. (2010), keinginan

berpindah kerja adalah keinginan karyawan untuk mencari alternatif pekerjaan lain

yang belum diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata. Menurut Komariah dkk,

(2015), setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk

meningkatkan kinerja karyawannya, dengan harapan apa yang menjadi tujuan

perusahaan akan tercapai. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek

penting yang menentukan keefektifan suatu perusahaan. Perusahaan perlu melakukan

investasi untuk merekrut, menyeleksi dan mempertahankan sumber daya

manusianya. Di sisi lain, perusahaan berusaha untuk mempertahankan sumber daya

yang potensial agar tidak berdampak pada perpindahan karyawan (employee

(13)

BAB I Pendahuluan | 3

terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya manusia. Hal

tersebut menjadikan perusahaan tidak efektif karena perusahaan kehilangan

karyawan yang berpengalaman dan perlu melatih kembali karyawan baru. Beberapa

faktor yang memepengaruhi niat karyawan untuk keluar (turnover intention) yaitu

adanya konflik peran, kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan Inuk Wahyuni (2008), mengungkapkan bahwa

kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja.

Menurut Blau & Boal (1986) dalam Inuk (2008) Komitmen organisasional

didefinisikan sebagai keadaan dimana individu memihak pada suatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaannya dalam

organisasi tersebut. Menurut Panggabean (2004) dalam Sintya dkk. (2015), dalam

rangka pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien, maka organisasi

membutuhkan sumber daya manusia atau karyawan dengan tingkat loyalitas yang

tinggi sebagai wujud komitmen pada organisasi. Komitmen merupakan hal yang

berlaku umum, tanpa memandang umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, gaji,

status sosial, dan lain-lain. Komitmen organisasi mengacu pada tingkat keterlibatan

individu dengan organisasinya yang dikarakteristikan dengan 3 faktor, yaitu

penerimaan dan kepercayaan akan tujuan dan nilai yang dianut organisasi, kesediaan

untuk menggunakan seluruh kemampuan guna kemajuan organisasi, dan keinginan

untuk tetap berada atau bekerja dalam organisasi.

Konflik peran merupakan suatu situasi di mana seorang individu dihadapakan

pada pengharapan peran yang berlainan. Konflik peran tersebut akan muncul apabila

(14)

BAB I Pendahuluan | 4

kesulitan mematuhi tuntutan peran lainnya (Robbin, 2006 dalam Devi, 2012).

Menurut Sintya dkk. (2015), konflik peran muncul karena selain sebagai anggota

organisasi, seorang karyawan profesional juga merupakan anggota suatu profesi yang

diatur oleh kode etik dan standar kinerja profesi. Sedangkan sebagai anggota

organisasi, ia harus patuh pada norma peraturan yang berlaku, memiliki kesetiaan

kepada organisasi serta tunduk pada wewenang dan pengawasan hirarkis. Konflik

terjadi karena dalam tenaga kerja profesional memiliki norma dan sistem nilai yang

diperolehnya dalam proses pendidikan berbenturan dengan norma, aturan, dan sistem

nilai yang berlaku di perusahaan tempatnya bekerja. Konflik peran mengacu pada

munculnya ketidaksesuaian tekanan peran. Konflik peran adalah kejadian yang

simultan dari dia tekanan atau lebih seperti ketaatan pada satu hal akan membuat

sulit atau tidak mungkin yang diterima secara berbarengan dan pelaksanaan satu

perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sintya dkk (2015) menyimpulkan bahwa:

(i) konflik peran berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasi; (ii) kelelahan

emosional berpengauh negatif terhadap komitmen organisasi; (iii) kepuasan kerja

berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi; (iv) konflik peran, kelelahan

emosional, dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap komitmen

organisasi. Adanya persamaan dengan hasil penelitian Devi Permatasari (2012), yang

melaporkan bahwa konflik peran berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasi.

Namun terdapat perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Madziatul

(15)

BAB I Pendahuluan | 5

Hasil lain didukung oleh Devi Permatasari (2012), yang mengungkapkan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Kepuasan

kerja penting diperhatikan untuk aktualisasi diri karyawan. Karyawan yang tidak

memperoleh kepuasan kerja maka tidak akan pernah mencapai kematangan

psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi (Handoko dalam Sintya, 2015).

Davis et.al (1989) dalam Ferdiansyah dan Fitri (2013), mendefinisikan kepuasan

kerja sebagai perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan

mereka merupakan hasil persepsi pengalaman selama masa kerjanya. Menurut

Robbins (2003) dalam Novita dan Meily (2011), seseorang dengan tingkat kepuasan

kerja yang tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan tersebut.

Sebaliknya, jika seseorang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang

negatif terhadap pekerjaannya itu. Menurut Madziatul Chriyah (2011), kepuasan

kerja merupakan dambaan setiap individu yang sudah bekerja. Masing-masing

karyawan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan nilai yang

dianutnya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan karyawan tersebut maka semakin tinggi pula kepuasan

yang dirasakan, demikian pula sebaliknya.

Hasil penelitian yang dilakukan sintya dkk. (2015), mengungkapkan adanya

pengaruh negatif antara kelelahan emosional terhadap komitmen organisasi. Namun

Madziatul Churiyah (2011) menyatakan bahwa kelelahan emosional tidak

berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Kelelahan emosional adalah

respon individual yang unik terhadap kelelahan yang dialami di luar kelaziman pada

(16)

BAB I Pendahuluan | 6

seakan-akan tidak ada orang yang membantunya, depresi, perasaan terbelenggu dan

putus asa (Turnipseed dan Moore, dalam Abdul Latif Zagladi, 2005 dalam Sintya

dkk, 2015). Kelelahan emosional selalu didahului oleh satu gejala umum, yaitu

timbulnya rasa cemas setiap ingin memulai bekerja. Kebiasaan buruk ini mengubah

individu menjadi frustasi atau marah pada diri sendiri. Rasa cemas setiap ingin

memulai bekerja merupakan suatu proses kelelahan emosional sebagai dimensi

sentral proses lain yaitu yang menjelaskan perilaku dalam menyikapi perasaan

kelelahan yang tinggi pada diri seorang karyawan (Bebakus, dalam Abdul Latif

Zagladi, 2005 dalam Sintya dkk, 2015).

Penelitian ini mengambil obyek pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Bandung dengan menggunakan responden yaitu auditor yang berkerja di KAP di

Bandung. Alasan pemilihan obyek penelitian karena beban tugas yang banyak yang

dihadapi auditor dengan jam kerja yang panjang dalam setiap hari kerja sehingga

menunjukan kelelahan emosional yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan, dan

belum lagi auditor yang memiliki peran di keluarganya, di lingkungannya, dan

lain-lain. Kondisi tersebut dapat menyebabkan auditor mengalami rasa tertekan, bosan

terhadap pekerjaan, dan terbelenggu oleh tugas tersebut. Selain itu dapat

menyebabkan para auditor memiliki komitmen yang rendah yang dapat berpengaruh

terhadap keinginan pindah kerja. Atas latar belakang di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai "Pengaruh Kepuasan Kerja, Konflik Peran,

dan Kelelahan Emosional terhadap Keinginan Pindah Kerja yang dimediasi

(17)

BAB I Pendahuluan | 7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka rumusan masalah

penelitian adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi?

2. Apakah terdapat pengaruh konflik peran terhadap komitmen organisasi?

3. Apakah terdapat pengaruh kelelahan emosional terhadap komitmen organisasi?

4. Apakah terdapat pengaruh secara langsung kepuasan kerja terhadap keinginan

pindah kerja?

5. Apakah terdapat pengaruh secara langsung konflik peran terhadap keinginan

pindah kerja?

6. Apakah terdapat pengaruh secara langsung kelelahan emosional terhadap

keinginan pindah kerja?

7. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap keinginan pindah kerja?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasi.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh konflik peran terhadap komitmen

organisasi.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kelelahan emosional terhadap

(18)

BAB I Pendahuluan | 8

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap

keinginan pindah kerja.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung konflik peran terhadap

keinginan pindah kerja.

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung kelelahan emosional

terhadap keinginan pindah kerja.

7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja, konflik peran, dan

kelelahan emosional terhadap keinginan pindah kerja dengan dimediasi oleh

komitmen organisasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori dan sebagai referensi bagi pembaca atau peneliti

selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pertimbangan

organisasi khususnya Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam mengelola sumber

(19)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja, konflik

peran dan kelelahan emosional terhadap keinginan pindah kerja yang dimediasi oleh

komitmen organisasi. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi.Berdasarkan hasil

pengolahan data dapat diketahui bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh

terhadap variabel komitmen organisasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig

yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,025 yang artinya kepuasan kerja

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi dan nilai t

hitung sebesar 2,355 lebih besar dari nilai t tabel 1,67. Nilai beta yang positif

yaitu sebesar 0,472 menandakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif

terhadap komitmen organisasi.

2. Konflik peran berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Dapat diketahui dari

(20)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 75

tabel 1,67. Nilai beta yang negatif yaitu sebesar -0,471 menandakan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh berbanding terbalik dengan komitmen organisasi.

3. Kelelahan emosional berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Hal ini dapat

dibuktikan dengan nilai sig kelelahan emosional yang kurang dari 0,05 yaitu

sebesar 0,024 yang artinya kelelahan emosional mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap komitmen organisasi dan nilai t hitung sebesar 2,377 yang

lebih besar dari nilai t hitung sebesar 1,67. Nilai beta yang negatif yaitu sebesar

-0,010 menandakan bahwa kelelahan emosional mempunyai pengaruh

berbanding terbalik dengan komitmen organisasi.

4. Kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap keinginan pindah kerja. Ini

dibuktikan dengan nilai sig variabel kepuasan kerja yang kurang dari 0,05 yaitu

sebesar 0,02 yang artinya kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keinginan pindahkerja dan nilai t hitung 3,364 yang lebih besar dari t

tabel yaitu 1,67. Nilai beta dari varibel kepuasan kerja yang bernilai negatif

yaitu sebesar -0,474 yang menandakan bahwa kepuasan kerja mempunyai

pengaruh yang berbanding terbalik dengan keinginan pindah kerja

5. Konflik peran berpengaruh langsung terhadap keinginan pindah kerja.

Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai sig variabel konflik peran yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,26 yang artinya konflik peran berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan pindah kerja dan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2,355. Dengan nilai beta yang positif sebesar 0,352 menandakan bahwa pengaruh konflik peran berubah searah dengan keinginan pindah kerja.

(21)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 76

emosional sebesar 0,011 yang kurang dari 0,05 yang artinya kelelahan

emosional berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan pindah kerja dan

nilai t tabel sebesar 2,717 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,67. Dengan

nilai beta yang positif yaitu sebesar 0,389 menandakan bahwa perubahan

pengaruh kelelahan emosional bergerak searah dengan keinginan pindah kerja.

7. Komitmen organisasi berpengaruh langsung terhadap keinginan pindah kerja.

Berdarkan hasil pengolahan data dapat diketahui nilai sig komitmen organisasi yang lebih rendah dari 0,05 yaitu sebesar 0,003 yang artinya komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan pindah kerja dan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2,903. Dengan nilai beta negatif yaitu -0,463 maka ini menandakan komitmen organisasi berpengaruh berbanding terbalik dengan keinginan pindah kerja.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan populasi yang lebih luas

dan sampel yang lebih besar sehingga generalisasinya akan lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian

seperti good governance dan budaya organisasai, maupun indikator penelitian

agar penelitian semakin lengkap dan lebih baik.

3. Kelelahan emosional auditor serta konflik peran perlu mendapatkan perhatian

(22)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 77

5.3 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan peneliti dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel pada beberapa Kantor Akuntan

Publik karena keterbatasan waktu penelitian sehingga tidak dapat digeneralisasi

untuk sampel yang lain dan memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian

dan kesimpulan apabila penelitian dilakukan pada obyek penelitian yang

berbeda.

2. Penelitian ini terbatas pada variabel kepuasan kerja, konflik peran, dan

kelelahan emosional, sedangkan variabel lain yang dimungkinkan untuk

dilakukan analisis lebih lanjut terkait dengan keinginan pindah kerja antara lain

perbedaan gender dan tingkat fee yang masih dimungkinkan untuk dilakukan

penelitian lanjutan, dan selanjutnya peneliti memperluas atau mengembangkan

variabel agar komitmen organisasi meningkat dan keinginan pindah kerja dapat

(23)

Daftar Pustaka | 78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bhakti, Septa J W. 2005. Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Konflik Peran, Dan Ambiguitas Peran Terhadap Turnover Intention. Semarang.

Boynton, William C., Walter G. Kell., 1996, “Modern Auditing”, 6th Edition, New York: John Wiley&Sons, Inc.

Cartwright, Susan dan Cooper, Cary L. 2009. The Oxford Handbook of Personnel Psychology. United Kingdom.

Churiyah, M. 2011. Pengaruh Konflik Peran, Kelelahan Emosional terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Malang.

Cooper, D. R., dan Schindler, P. S. 2011. Business Research Methods. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc

Endro, Veronica. 2005. Pengaruh Kepuasan Kerja, Masa Kerja, Job Insecurity dan Komitmen Organisasi terhadap Keingina Berpindah Karyawan. Semarang.

Febrianty. (2012). Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, dan Work-Family Conflict terhadap Komitmen Organisasi. Vol. 2. No.3.

Fitriany, Lindawati G., Silvia V.N.P.S., Arywarti M., dan Viska A. 2010. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Job Satisfaction Auditor dan Hubungannya Dengan Performance dan Keinginan Berpidah Kerja Auditor (Perbandingan

Pada KAP Besar, KAP Menengah, dan KAP Kecil)”. Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokwerto 2010. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Hatmoko, T. (2006). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi Dan Pembedaannya terhadap Karakteristik Demografik (Studi kasus di PDAM Kabupaten Karanganyar). Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Hopwood, A.G. 1973. An Accounting System and Managerial Behavior. Westmead : Saxon House.

(24)

Daftar Pustaka | 79

http://www.iapi.or.id/ diakses tanggal 30 maret 2015

http://www.kemenkeu.go.id/ diakses tanggal 30 maret 2015

Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2012. “Indonesia Kekurangan Tenaga Akuntan Publik”.

Istiqamah, Inuk Wahyuni. 2005. “Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen

Organisasional dan Komitmen Profesional Terhadap Auditor Pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Jawa Timur”. Mojokerto.

Ivancevich, John. M, R. Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Behavior and

Organization Management. Pearson Education, Inc.

Jaramillo, F., J.P. Mulki and P. Salomon. 2006. “The Role of Ethical Climate on

Salesperson’s Role Stress, Job Attitudes, Turnover Intentions, and Job

Performance”. Journal of Personal Selling and Sales Management. Vol. 24.

No. 3 (summer). pp. 271-282.

Jogianto.H.M. 2012.Metodelogi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Kennis, I. 1979. “Effects of Budgetary Goal Characteristicin Managerial Attitudes and Performance”. The Accounting Review 54 (4): 702-721.

Khan dkk,. 2014. Effect Of Emotional Exhaustion On Organizational Commitment

Among Academicians. Malaysia.

Komariah, dkk. 2015. Pengaruh Konflik Peran, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Turnover Intention Pada Cv. Bartec Semarang. Semarang.

Locke, E.A. 1969. “What Job Satisfaction”. Organizational Behaviour and Human

Performance. Vol. 4. pp. 309-336.

_________. 1976. “The Nature and Causes of Job Satisfaction in M.D. Dunnette”.

Handbook of Industrial and Organizational Psychology. Chicago: Rand Mc.Nally College Publishing Company. pp. 1297-1349.

Luthans, F., 1995, Organizational Behaviour, Mc. Graw-Hill

Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan 4, Bandung : Refika Aditama.

(25)

Daftar Pustaka | 80

Meyer, Allen, & Smith, C.A, 1993. ”Commitment to Organizations and Occupation

Extent and Test Of Three Component Conceptualization”.Journal of Applied

Psychology, 78 (4) : 538-551.

Panggabean, M. S. 2006. Hubungan diantara keterlibatan kerja, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Organisasi 1 (1), 1-34.

Pasewark, W. R., and J.R. Strawser. 1996. “The Determinants and Outcomes Associated with Job Insecurity A Professional Accounting Enviroment,

Behavioural Research in Accounting”. Vol.8, pp.91-113.

Permatasari, Devi. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keinginan Berpindah Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. Vol. 14. No. 1

Purwaningsih & Suprapti. (2009). Pengaruh Konflik Keluarga-Pekerjaan terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja.

Rehman et all,. 2012. The mediating role of organizational commitment between

emotional exhaustion and turnover intention among customer service representatives in Pakistan. Pakistan. Vol.6 (34).

Riandini dkk,. 2015. Effect Of Role Conflict , Fatigue Emotional And Job

Satisfaction Commitment To The Organization PT . Nyonya Meneer

Semarang. Semarang.

Ricki, Dwi BH, 2003, Manajemen Konflik, LKMM Fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata.

Ritonga, F., dan Zein, F. A. 2013. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dengan Intensi Keluar Auditor Yang Bekerja Di Kantor Akuntan Publik. Jakarta.

Robbins, S. P. 2001. Organizational Behavior: 9th Edition. Upple Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall, Inc.

Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta : Indek Kelompok Gramedia.

Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.

Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan

Kerja dam Keinginan Berpindah Kerja. Vol. 4. No. 1.

(26)

Daftar Pustaka | 81

Sijabat, J,. 2009. KOMITMEN ORGANISASI AUDITOR Studi Empiris pada KAP Besar di Jakarta yang Berafiliasi dengan KAP Asing (The Big Four ). Medan. Vol. 1 No. 2

Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional, PT. Andi Offset, Yogyakarta.

Steers, R.M. & Porter L.W. 1983. Motivation and Work Behavior. Administrative

Science Quarterly. March. pp. 46-56.

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatf dan Research and Development. Bandung: Alfabeta.

Suwandi & Indriantoro, 1999, “Model Turnover Pasewark & Strawser: Studi Empiris pada Lingkungan Akuntan Publik.” JRAI, Vol. 2.

Trisnaningsih, S., 2002, “Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening.” Thesis, Undip, Semarang.

Turnipseed dan Moore, 1997.The Emotional Exhaustion and Stress of Health Care

Professional : An Exploratory Study. Journal.

Vossel, G., and W.D. Froehlich. 1979. “Life Stress, Job Tension, and Subjective

Report of Task Performance Effectiveness, in I.J. Sarason, and C.D.

Spielberger (eds)”. Stress and Anxiety. New York: Willey.

Yessica. 2004. Pengaruh Kepuasan Kerja, Jenis Kelamin, Masa Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap Keinginan Pindah Kerja Pada Staf Kantor Akuntan Publik Semarang. Semarang.

Zhen, Yau Ai. 2013. The Impact of Communication Satisfaction and Emotional

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari persoalan posisi strategis pimpinan sekolah di Yayasan Tarakanita serta pentingnya memastikan engagement mereka terhadap organisasi, maka melakukan diagnosa

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen organisasi pada Supir Taksi

dan password yang dimasukkan user sesuai dengan data yang ada atau tidak. Jika sesuai maka user bisa masuk dalam halaman MainForm. Jika tidak, user akan tetap

Penelitian ini bermaksud untuk membandingkan performa pemodelan FH dengan asumsi varian diketahui dengan model HB yang lain dengan asumsi varian tidak diketahui dalam

Indonesia lebih dikaitkan dengan intensitas curah hujan, sehingga dari uraian-uraian tersebut kajian yang dibahas pada penelitian ini adalah Pemodelan Kekeringan pada Data SPI

Adapun Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi kasus penyakit ISPA adalah adanya industri dan usaha peternakan yang diperkirakan dapat berpengaruh karena

Pada penulisan Ilmiah ini Penulis mencoba untuk membuat suatu aplikasi multimedia pemasaran perumahan dengan menggunakan Macromedia Flash MX untuk membantu bagian

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode yanbu‟a dapat meningkatkan hasil belajar al- Qur‟an dan al -Hadits materi membaca surat al-Kafirun pada