• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior National Geographic Indonesia di Bandung dengan Penerapan Konsep Touch and Feel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior National Geographic Indonesia di Bandung dengan Penerapan Konsep Touch and Feel."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sebuah ilmu pengetahuan akan selalu ada di manapun dan kapanpun. Begitu pentingnya sebuah ilmu pengetahuan bagi semua orang agar bisa menjalani kehidupan. Banyak cara bagaimana orang mempelajari ilmu pengetahuan dan dengan berbagai metode yang telah dipatenkan. Di indonesia terdapat berbagai sarana edukasi, pada perancangan ini penulis memilih sebuah lembaga yang memiliki kepentingan didalam ilmu pengetahuan yang bersifat explore yaitu National Geographic. Dengan menggunakan karakteristik explore penulis menggunakan konsep indra manusia yaitu “touch and feel”. Dalam proses belajar sangat diperlukan teknik belajar yang tidak kaku agar menimbulkan antusias. National Geographic Indonesia ini merupakan salah satu saran edukasi yang dilengkapi fasilitas lainnya. Fasilitas tersebut berupa retail store, cafe, office dan meeting room. Melalui konsep “touch and feel” diharapkan user bisa mendapat kan ilmu pengetahuan melalui ruang.

(2)

ABSTRACT

Science will always comes up wherever and whenever. Thats how important science for everyone to be able to live your life. Theres many ways how people learn science with the various methods that have been patented. In Indonesia there are many various of education of science, in this design the author choose one of the institution that has an interest in science, that is the National Geographic explorer. By using the characteristics of the human sense, author using concept named "touch and feel". Indispensable in the learning process the techniques that is not rigid, in order to create enthusiasm. National Geographic Indonesia is one of the educational suggestions include other facilities. The other facilities is a retail store, cafe, office and meeting room. Through the concept of "touch and feel" author hope that user can get a science through space.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide / Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Tujuan Perancangan... 4

1.5 Manfaat Perancangan... 4

1.6 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

(4)

BAB II NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA

2.1 National Geographic Indonesia ... 7

2.1.1 National Geographic Indonesia... 8

2.2 Definisi Museum ... 9

2.3 Jenis – Jenis Museum ... 9

2.4 Fungsi Museum ... 9

2.5 Standar Ukuran ... 10

2.6 Efek Warna Pada Ruangan ... 11

2.7 Tipe – Tipe Penerangan Ruang ... 12

2.8 Tehnik Penerangan ... 13

2.9 Definisi Restoran ... 14

2.10 Standar Restoran ... 14

2.11 Standar Display ... 16

2.12 Meaningful Education ... 17

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Proyek ... 18

3.2 Deskripsi Site ... 19

3.2.1 Analisa Fungsi ... 19

3.2.2 Analisis Site dan Building ... 19

3.2.3 Foto Kondisi Bangunan ... 22

(5)

3.4 Flow Activities, Kebutuhan Ruang, Zoning dan Blocking ... 23

3.4.1 Flow Activities ... 23

3.4.2 Kebutuhan Ruang ... 24

3.4.3 Zoning dan Blocking ... 25

3.5 Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi ... 26

3.5.1 Penjelasan Konsep dan Tema ... 26

3.5.2 Implementasi Konsep dan Tema ... 27

3.5.3 Konsep Bentuk, Pola, Warna, Tekstur, Pencahayaan dan Penghawaan ... 27

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA 4.1 Penataan Layout Ruang ... 33

4.1.1 Bangunan Utama ... 34

4.1.2 Bangunan Sayap ... 36

4.1.3 Bangunan Bale Tonggoh ... 36

4.2 Penerapan Desain ... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... xiv LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gambar Standar Data Arsitek Jilid 2 ... 10

Gambar 2.2 Gambar Standar Data Arsitek Jilid 2 ... 10

Gambar 2.3 Gambar Standar Data Arsitek Jilid 2 ... 11

Gambar 2.4 Gambar Standar Restoran ... 14

Gambar 2.5 Gambar Standar Restoran ... 15

Gambar 2.6 Gambar Standar Restoran ... 15

Gambar 2.7 Gambar Standar Display ... 16

Gambar 3.1 Foto Site dari Peta ... 20

Gambar 3.2 Foto Bangunan Selasar Sunaryo ... 22

Gambar 3.3 Denah Lantai Dasar ... 25

Gambar 3.4 Denah Lantai Satu ... 25

Gambar 3.5 Denah Lantai Dua ... 26

Gambar 3.6 Bentuk dan Pola ... 27

Gambar 3.7 Bentuk dan Pola Ceiling dan Dinding ... 28

Gambar 3.8 Bentuk dan Pola Furniture ... 28

Gambar 3.9 Warna pada Konsep ... 29

Gambar 3.10 Foto Material ... 29

Gambar 3.11 Foto Karpet ... 30

Gambar 3.12 Foto Marmoleum ... 30

Gambar 3.13 Contoh Lampu Spot ... 31

Gambar 3.14 Foto AC General ... 32

Gambar 4.1 Layout Bangunan Keseluruhan ... 34

Gambar 4.2 Layout Bangunan Utama ... 35

Gambar 4.3 Layout Bangunan Bale Tonggoh... 36

(7)

Gambar 4.5 Perspektif Retail Store ... 38 Gambar 4.6 Perspektif Lounge ... 39 Gambar 4.7 Perspektif Kantor ... 39

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

National Geographic merupakan sebuah lembaga internasional

yang peduli terhadap bidang ilmu pengetahuan yang ada di dunia. National Geographic berdiri pada 28 Januari 1888 di Amerika Serikat. Lembaga ini

memiliki beberapa pembagian kategori yaitu, National Geographic Channel, National Geographic Magazine, National Geographic Traveler, National

Geographic Kids, National Geographic Education, National Geographic

Museum, National Geographic Live dan National Geographic Maps. "Inspiring

people to care about the planet" merupakan sebuah motto National Geographic

yang berusaha mengajak dan memperkenalkan ilmu pengetahuan kepada seluruh orang di dunia.

(9)

2

setiap orang. Hal itu juga yang membuat orang terinspirasi akan hal yang sebelumnya tidak pernah mereka ketahui dan tidak pernah mereka lihat. Pada saat ini di Indonesia hanya memiliki National Geographic Magazine yang merupakan kategori yang menangani khusus bagian majalah, yang berlokasi di Jakarta Barat dan telah di resmikan oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Maret 2005.

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah kehidupan. Sebuah elemen yang dimana pada saat ini menjadi korban efek langsung dari perkembangan dunia yang semakin modern. Maka dari itu ilmu pengetahuan mulai dipandang sebelah mata karena dirasa tidak penting. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka diperlukan sebuah sarana yang menunjang kebutuhan masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan, berupa National Geographic Center Indonesia. Bertujuan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan cara National Geographic kepada orang melalui pengalaman sebuah ruang. Sebuah pendekatan yang menggunakan indera manusia sebagai pendekatan “ meaningful education”. National Geographic Center Indonesia memiliki fasilitas lain berupa yaitu cafe, retail store, kantor, meeting room dan mini auditorium. Dalam perancangan National Geographic Center Indonesia, edukasi yang menggunakan indra manusia diaplikasikan kedalam ruang dalam bentuk bagian penjelasan dan bagian penerapan.

1.2 Identifikasi Masalah

(10)

3

menjadi salah satu penyebab. Akibatnya tingkat kejenuhan yang tinggi terhadap proses edukasi menimbulkan sikap tidak peduli dan kurangnya rasa ingin tahu. Maka dari itu perlu adanya pendekatan edukasi yang bersifat meaningful education untuk meningkatkan kualitas dan minat masyarakat terhadap ilmu

pengetahuan dan kebudayaan yang ada.

Dalam hal ini sebuah lembaga ternama yaitu National Geographic menerapkan pendekatan edukasi yang dikemas menarik. Melalui National Geographic masyarakat bisa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang ada

disekitarnya bahkan di dunia.

1.3 Gagasan Perancangan

Membangun sebuah sarana edukasi yang didukung oleh brand lembaga edukasi yaitu National Geographic. Melalui National Geographic penulis merancang sebuah museum beserta fasilitas lainnya dengam pendekatan yang bersifat meaningful education. Proses edukasi meaningful education menggunakan pendekatan melalui indra manusia yang dimana pengunjung atau masyarakat bisa mengalami ilmu pengetahuan melalui ruang.

Memberikan fasilitas lain bagi pengunjung berupa cafe, retail store, kantor dan meeting room yang bisa diakses oleh semua pengunjung atau masyarakat. Dengan seluruh fasilitas yang ada maka penulis merancang sebuah museum dengan pendekatan edukasi meaningful education. Terdiri dari beberapa kebudayaan indonesia yang direalisasikan kedalam desain interior. Melalui hal tersebut maka akan muncul ketertarikan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Rumusan Masalah

1.4.1 Bagaimana merancang sebuah National Geographic Indonesia yang bisa mengedukasi pengunjung dengan pendekatan indra manusia? 1.4.2 Bagaimana merancang sebuah wadah bagi komunitas pecinta

(11)

4

1.4 Tujuan Perancangan

1.4.1 Menciptakan sebuah National Geographic Indonesia yang mengedukasi pengunjung dengan pendekatan indra manusia 1.4.2 Menciptakan sebuah wadah bagi komunitas pecinta ilmu

pengetahuan khususnya komunitas National Geographic

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat bagi penulis adalah menambah wawasan dalam mendesain serta dapat menganalisa lebih mendalamsebuah proyek khususnya sebuah National Geographic Indonesia.

Manfaat bagi Universitas Kristen Maranatha adalah menambah referensi perancangan National Geographic Indonesia dan dapat menjadi panduan bagi yang mempelajari National Geographic Indonesia.

Manfaat bagi pembaca adalah menambah sumber wawasan atau inspirasi tentang National Geographic Indonesia.

1.6 Ruang Lingkup Perancangan

Dalam perancangan National Geographic Indonesia, memiliki ruang lingkup perancangan bagi pengunjung serta para staff yang datang ke National Geographic Indonesia.

1.7 Sistematika Penulisan

(12)

5 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangaan, ruang lingkup perancangan, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan studi literatur yang menjelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah National Geographic Indonesia secara teoritis dan lebih terperinci, dan mengenai fungsi-fungsi ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut yang berkaitan dengan pembahasan bidang desain interior.

BAB 3 DESKRIPSI OBYEK STUDI

Bab ini mendeskripsikan mengenai informasi-informasi yang didapatkan di lapangan, mencangkup analisis site, menganalisa fungsi ruang yang dibutuhkan, mengidentifikasi user beserta aktivitasnya, flow activities, zoning serta blocking dan hal-hal tersebut dikaitkan pada konsep yang akan diterapkan dalam perancangan.

BAB 4 PERANCANGAN NATIONAL GEOGRAPHIC CENTER INDONESIA

(13)

6 BAB 5 PENUTUP

(14)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Terdapat beberapa simpulan yang dapat diambil dari hasil perancangan National Geographic Indonesia ini, yaitu:

1. Dalam merancang bangunan National Geographic Indonesia, banyak hal yang harus diperhatikan disamping hal-hal utama atau hal dasar. Contohnya sebuah rancangan alat musik pukul yaitu kolintang yang bukan hanya menampilkan kolintangnya saja, tetapi memberi kesan berupa gubahan ruang seperti kolintang agar user bisa mengambil informasi dari sebuah ruang melalui indra.

(15)

41

tertentu meberikan efek privasi dan lebih menonjol. Hal tersebut di pengaruhi oleh beberapa indra manusia.

3. Penggunaan sifat furniture modular yang diambil dari bentuk geometri memberi kesan fleksibel. Dengan menggunakan beberapa material bertekstur.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat diambil dari hasil perancangan National Geographic Indonesia ini, yaitu:

1. Sifat karakter National Geographic yang cukup luas perlu adanya fokus dalam sebuah gagasan agar tujuan yang ingin disampaikan bisa sesuai.

(16)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernest. DATA ARSITEK jilid 2. Akmal, Imelda. Lighting.

Panero, Julius ; Zelnik, Martin 1979. Human Dimension and Interior Space. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Garder. James ; Heller. Caroline . 1960. Exibition and Display. F. Pile, John. 2007. Interior Design.

Bielefeld, Bert. 2007. Ide-Ide Desain.

Karlen, Mark. Dasar-Dasar Desain Pencahayaan. Matthews, Geoff. Museum and Art Galleries.

A. Ashburn, Elizabeth ; E. Floden, Robert. Meaningful Learning Using Technology.

Website

Referensi

Dokumen terkait

Setelah selesai menuliskannya, maka hasil dari tiap-tiap kelompok akan ditanggapi oleh kelompok lain yang ditentukan oleh dosen dengan menempelkan kertas kecil

Kelainan dari fungsi jantung seseorang dapat dilihat dari rekaman sinyal EKG ini. Seorang ahli jantung menilai rekaman sinyal EKG dari bentuk gelombang,

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan hasil wawancara..

Keadaan selama ini anak-anak hanya menghabiskan waktu di pengungsian tanpa kegiatan yang bemakna, anak-anak hanya bermain dan tidak terkondisikan dengan baik untuk

[r]

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Disajikan dalam

terhadap keputusan petani dalam menetukan luas tanam bawang merah. Untuk menjelaskan pengaruh dari faktor umur, pendidikan formal

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,