• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRACT

Bandung as the capital of West Java has become one of the tourist destinations favored by the people of Indonesia. This causes Bandung became one of the cities in Indonesia that the field of tourism is growing rapidly. It is inevitable with so many sights and attractions in Bandung causes entertainment tax and parking tax can be one of the income-producing region that has an important role in improving Local Government Original Revenue in Bandung. The purpose of this research was to examine the effect of the entertainment tax and parking tax on Local Government Original Revenue in Bandung both partially and simultaneosly. This research was used the method of hypothesis testing. Data are analyzed using method of multiple linear regression analysis. The results of this research showed that simultaneously entertaiment tax and parking tax significantly affect Local Government Original Revenue in Bandung. Entertaiment tax partially significant effect on Local Government Original Revenue while parking tax has no effect.

(2)

viii ABSTRAK

Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang bidang pariwisatanya berkembang dengan pesat. Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya tempat wisata dan aneka tempat hiburan di Kota Bandung menyebabkan pajak hiburan dan pajak parkir dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung namun secara parsial hanya pajak hiburan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung.

(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...……….i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ...………..iii

KATA PENGANTAR …...………..………..iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK …...………viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ……….………..xvi

DAFTAR TABEL …..……….………xvii

DAFTAR LAMPIRAN …….………...……….xviii

BAB I PENDAHULUAN …...………1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...6

(4)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS ………...……….9

2.1 Pajak ………...9

2.1.4.3 Menurut Lembaga Pemungutnya ...12

(5)

xi

2.3.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan ………….…...22

2.3.3 Objek Pajak Hiburan ……….………..23

2.3.4 Bukan Objek Pajak Hiburan ……….………...24

2.3.5 Subjek dan Wajib Pajak Hiburan ……….………...24

2.3.6 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan ………...25

(6)

xii

2.5.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) ..………...32

2.6 Kerangka Pemikiran ………...………...35

2.7 Pengembangan Hipotesis ………...36

BAB III METODE PENELITIAN ...…….………....37

3.1 Objek Penelitian …………...37

3.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung …...…....37

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ...39

3.1.2.1 Visi ……..…………...……….39

3.1.2.2 Misi ……..………..…….40

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DISPENDA ..…...41

3.1.3.1 Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………...……...41

3.1.3.2 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ……….………42

3.1.3.3 Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung …………...………...42

3.1.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………..………42

(7)

xiii

3.1.4.2 Sasaran Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bandung ……….………...………….43

3.1.4.3 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran …...……...44

(8)

xiv

3.6.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial atau

Uji Parsial (Uji T Statistik) ...………...56

3.6.4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan atau Uji Simultan (Uji F Statistik) …………...58

3.6.4.3 Koefisien Determinasi ..……….…….59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..60

4.1 Tata Cara Penetapan dan Pemungutan Pajak Daerah …………...60

4.3.3.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial …..…...73

4.3.3.1.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah ….…..73

(9)

xv

4.3.3.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ...…75

4.3.3.3 Koefisien Korelasi Parsial ……….…………...76

4.3.3.4 Koefisien Determinasi Simultan …...………78

4.3.3.5 Analisis Deskriptif Jenis Pajak Hiburan .…………..79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..……….……….81

5.1 Simpulan …………...81

5.2 Saran ………...……….82

DAFTAR PUSTAKA ...85

LAMPIRAN ...88

(10)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ...35

(11)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I : Data Penerimaan Pajak Hiburan, Pajak Parkir, dan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Kota Bandung Periode 2010-2013 ……...………..……… 63

Tabel II : Hasil Uji Normalitas ……….…………....………...68

Tabel III : Nilai VIF Uji Multikolinierita …………...69

Tabel IV : Nilai VIF Uji Autokorelasi ...70

Tabel V : Hasil Uji Heterokedastisitas ………....71

Tabel VI : Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ...72

Tabel VII : Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ………...76

Tabel VIII : Koefisien Korelasi Parsial Variabel X1 dan X2 dengan Y ...77

Tabel IX : Koefisien Determinasi Simultan ………...78

(12)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Hasil Uji Normalitas …...………...……….…...89

Lampiran B : Hasil Uji Multikolinieritas ………..……….90

Lampiran C : Uji Heterokedastisitas ………..91

Lampiran D : Uji Autokorelasi ………...92

Lampiran E : Uji Statistik T …….………..……….……….. 93

Lampiran F : Uji Statistik F ……….. 95

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan aktivitas

pemerintahan. Pajak dipungut oleh pemerintah berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang telah ditetapkan. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani (Sugeng Wahono,

2012:2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

tergantung oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum

(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas

negara untuk menyelenggarakan pemerintah. Dasar Hukum Pajak yang tertinggi dan

menjadi landasan utama adalah pasal 23 A Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur

dengan undang-undang.

Seperti yang kita ketahui, berdasarkan lembaga pemungutnya pajak di Indonesia

terbagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak

yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh

Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian Keuangan. Sedangkan pajak daerah adalah

pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun

(14)

2 Bab I Pendahuluan

Adanya pajak daerah membuat pemerintah pusat berharap agar setiap daerah bisa

mengurangi seminimal mungkin ketergantungan keuangan kepada pemerintah pusat,

sehingga setiap daerah harus bisa dan mampu membiayai rumah tangganya sendiri

(Marihot Siahaan, 2010:9). Setiap daerah selalu berusaha agar pendapatan asli

daerahnya meningkat. Sumber pokok dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terdiri atas :

1. Pendapatan Pajak Daerah.

2. Pendapatan Retribusi Daerah.

3. Pendapatan Bagian Laba BUMN dan Investasi Lainnya.

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pemerintah daerah diberi wewenang

untuk dapat menggunakan dan mengelola sumber daya serta potensi dalam daerahnya

sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah serta pajak dan

retribusi daerah yang telah ditetapkan dapat dikembangkan sesuai kondisi daerah.

Jenis pajak di Indonesia yang memegang peranan penting dalam menjalankan

otonomi daerah dan menjadi sumber pendapatan daerah adalah pajak daerah. Pajak

daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga daerah. Jenis pajak yang masuk dalam jenis pajak daerah

adalah pajak hiburan dan pajak parkir. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak dan retribusi Daerah, pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan

(15)

3 Bab I Pendahuluan

keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Pajak parkir adalah pajak atas

penyelenggaraan tempat parkir.

Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat telah menjadi salah satu tempat tujuan

wisata yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Kota

Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang bidang pariwisatanya berkembang

dengan pesat. Bukan hanya karena udara Kota Bandung yang sejuk tetapi banyaknya

tempat wisata, tempat rekreasi, mall, klub, bioskop, acara pagelaran seni dan lainnya

menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas.

Tingginya jumlah wisatawan yang bertambah dari tahun ke tahun memberikan

kesempatan pada para pengusaha untuk mendirikan tempat rekreasi atau tempat hiburan

yang menarik minat pengunjung ke Kota Bandung. Mendirikan tempat-tempat rekreasi

atau tempat hiburan memang saat ini sangat digemari oleh para pengusaha karena

dianggap sangat menguntungkan. Dengan dibukanya banyak tempat rekreasi atau tempat

hiburan maka secara otomatis akan bertambahnya jumlah area parkir yang disediakan

penyelenggara untuk para pengunjung.

Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya tempat wisata dan aneka tempat

hiburan di Kota Bandung menyebabkan pajak hiburan dan pajak parkir dapat menjadi

salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Namun akibat pemungutan serta

pengelolaan yang kurang baik, pajak hiburan maupun pajak parkir belum dapat

(16)

4 Bab I Pendahuluan

Pemerintah telah melakukan perubahan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000

tentang pajak dan retribusi daerah yang tertuang dalam undang-undang tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 selain menambah jenis pajak

daerah, juga dikembangkan dalam perluasan basis pajak. Perubahan tersebut salah

satunya mengakibatkan perubahan tarif pajak hiburan. Tiga kelompok tarif pajak

hiburan yang diperkenankan bagi pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut: pertama,

tarif maksimal 35% (tiga puluh lima persen), antara lain untuk pertunjukan sirkus,

akrobat, sulap, dan tontonan film. Kedua, tarif maksimal 10% (sepuluh persen) khusus

untuk hiburan kesenian rakyat dan tradisional. Ketiga, bertarif maksimal 75% (tujuh

puluh lima persen), yakni untuk permainan ketangkasan, diskotek, klub malam, karaoke,

mandi uap, panti pijat, pagelaran busana, dan kontes kecantikan.

Pajak parkir setiap tahunnya dipungut dari pengelola gedung parkir yang

memiliki izin pengelola tempat parkir (IPTP). Dasar pengenaan pajak parkir adalah

jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir

yang diperoleh dari sewa/tarif parkir yang dikumpulkan. Jumlah yang seharusnya

dibayar termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada

penerima jasa parkir. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh

persen). Tarif Pajak Parkir ditetapkan berdasarkan peraturan daerah.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir)

Pemerintah Kota Bandung dapat mulai membuat dan melaksanakan

program-program yang telah dirancang agar tempat wisata ataupun pagelaran seni di Kota

(17)

5 Bab I Pendahuluan

dan pengelolaan pajak hiburan dan pajak parkir dapat berjalan dengan baik sesuai

dengan peraturan undang-undang yang berlaku dengan tarif baru yang telah ditentukan

dan sepenuhnya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar

bermanfaat untuk membiayai rumah tangga daerah serta melakukan pembangunan Kota

Bandung ke depannya.

Di Indonesia, berbagai penelitian telah dilakukan mengenai pajak hiburan dan

pajak parkir. Menurut Thomas Sanjaya (2012) dengan penelitian berjudul “Pengaruh

Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pajak Daerah Kota Bandung”

dengan kesimpulan bahwa pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh simultan

terhadap penerimaan pajak daerah di Bandung sebesar 29,482% dan berpengaruh secara

parsial sebesar 2,714%.

Menurut Lusy Noor Arsy (2013) dengan penelitian berjudul “Pengaruh

Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung” dari tahun

2008 sampai 2012 dengan kesimpulan bahwa pajak hiburan mempunyai hubungan yang

sangat kuat terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 93,8% sedangkan besarnya

kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah adalah 45,52%

mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan.

Adapun pengembangan yang dilakukan terhadap penelitian terdahulu dimana

penulis menggunakan dua variabel independen yaitu pajak hiburan dan pajak parkir

sedangkan variabel dependennya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendapatan Kota Bandung dan data yang digunakan

(18)

6 Bab I Pendahuluan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan

Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial?

2. Apakah penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan?

3. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial?

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan?

5. Jenis pajak hiburan apa yang paling besar memberikan pendapatan bagi Kota

Bandung ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

(19)

7 Bab I Pendahuluan

2. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak

parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013

secara parsial.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak

parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013

secara simultan.

5. Untuk mengetahui jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan

bagi Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan

mengenai perpajakan.

2. Bagi peneliti / akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran dalam

penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama serta dapat menambah

pengetahuan mahasiswa tentang sistem perpajakan di Indonesia, terlebih lagi

(20)

8 Bab I Pendahuluan

3. Bagi masyarakat luas

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan agar dapat melaksanakan kewajiban

perpajakan dengan sebaik-baiknya.

4. Bagi Dinas Pendapatan Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan sebagai

pertimbangan dalam menyusun aturan-aturan baru menyangkut pajak hiburan

(21)

81

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis penelitian yang berjudul “Pengaruh

Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Bandung Tahun 2010-2013”, dengan menggunakan metode regresi berganda dan uji

asumsi klasik yang dilakukan menggunakan aplikasi software SPSS 16.0 for windows

untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini maka dapat disimpulkan :

1. Pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pendapatan asli

daerah Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.

a. Berdasarkan uji-t, dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak hiburan memiliki

pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun

2010-2013.

b. Berdasarkan uji-t, dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak parkir tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung

tahun 2010-2013.

2. Pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir secara simultan terhadap

pendapatan asli daerah yaitu berdasarkan Uji F dapat disimpulkan bahwa variabel

pajak hiburan dan pajak parkir bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

(22)

82 Bab V Simpulan dan Saran

3. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.

a. Besarnya pengaruh pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung

yaitu sebesar 23,33%.

b. Besarnya pengaruh pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung

yaitu sebesar 2,1%.

4. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pedapatan asli

daerah di Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan dilihat dari hasil

pengolahan data yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh sebanyak 26,4%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu pajak hiburan dan pajak parkir

memberikan pengaruh simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung pada

tahun 2010-2013 sebesar 26,4% dan sisanya 73,6% merupakan pengaruh dari faktor

lain diluar penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir.

5. Setelah menjumlahkan setiap jenis pajak hiburan dari tahun 2010-2013 maka dapat

diketahui bahwa jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan bagi

Kota Bandung adalah pajak karaoke yaitu sebesar Rp 45.544.982.208.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian serta kesimpulan yang di dapat, penulis mengajukan

beberapa masukan atau saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

(23)

83 Bab V Simpulan dan Saran

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan Pemerintah Daerah

Jika dilihat dari pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang signifikan, sebaiknya dinas

pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan pajak hiburan dan pajak

parkir di Kota Bandung dengan melakukan pendataan ulang yang lebih lengkap

terhadap subjek dan objek pajak baik pajak hiburan maupun pajak parkir sehingga

dapat meningkatkan pendapatan asli daerah kedepannya. Sedangkan untuk

pemerintah daerah diharapkan menyediakan area parkir yang memadai bagi para

wisatawaan yang berkujung ke Kota Bandung dan memperhatikan faktor-faktor yang

dapat mendukung serta menunjang program-program wisata dan seni di Kota

Bandung yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap penerimaan pajak

khususnya pajak hiburan dan pajak parkir.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian menjadi lebih

dari 4 (empat) tahun agar pengaruh pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat lebih terlihat serta dapat menambah variabel

penelitian dimana tidak hanya dua variabel dependen akan tetapi dapat

dikombinasikan dengan variabel dependen lainnya seperti pajak restoran, pajak hotel

ataupun pajak daerah lainnya dengan data atau tarif yang terbaru.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar semua masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak harus

(24)

84 Bab V Simpulan dan Saran

adalah sebagai pengguna atau konsumen berbagai macam hiburan dan pengguna jasa

area parkir. Jika semua masyarakat dapat memenuhi kewajiban sebagai Wajib Pajak

yang baik kemungkinan besar pembangunan didaerah akan semakin meningkat. Hal

(25)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arsy, Lusy Noor. (2013). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Widyatama.

Bandung.

Ghozali, H.Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harianti, Asni. (2012). Statistika II, Andi, Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir (diakses pada tanggal 29 September 2014).

http://www.bandung.go.id/index.php?fa=pemerintah.detail&id=1 ( diakses pada tanggal 5 Oktober 2014).

http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014).

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kaho, Josef Riwu. (2005). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia :

Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro. (2003). Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan

(26)

86

Mamesa, DJ. (1995). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Mardiasmo. (2006). Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Offset, Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pajak Parkir.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Daerah Kota Badung Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pajak Hiburan.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Sanjaya, Thomas. (2012). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir

terhadap Pajak Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas

Kristen Maranatha. Bandung.

Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat, PT Gramedia, Jakarta.

Sekaran. (2003). Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Siahaan, Marihot P.(2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta.

Sunjoyo. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A tentang Dasar Hukum Pajak.

(27)

87

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Wahono, Sugeng. (2012). Teori dan Aplikasi : Mengurus Pajak Itu Mudah, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Warsito. (2001). Hukum Pajak, PT Rajawali Grafindo Persada, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah yang disempurnakan ini telah diakomodasi pengakuan terhadap karakteristik operasional masing-masing bank,

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

[r]

Menurut Neufert (1996:33) “Putih adalah warna kesucian, kebersihan dan keadaan teratur yang mutlak“. Putih merupakan warna.. Warna ini membuat efek ruang menjadi bersih, selain itu

Sebagai  badan  usaha  perseorangan,   SeLfa’s  Beauty  Care  &  Cosmetics  Center,  Wilayah  Distribusi  Boyolai ,  masih  menggunakan  cara  manual 

Adanya hubungan antara jarak kehamilan sebelumnya dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin kota Padang pada tahun

Sebelum dilakukan modifikasi pada sistem pengendalian, pergeseran stopper harus dilakukan secara manual dan harus dilakukan pengujian dengan benda kerja untuk memastikan

faktor air semen terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur beton ringan. yang menggunakan agregat batu apung (pumice) dengan penambahan