vii ABSTRACT
Bandung as the capital of West Java has become one of the tourist destinations favored by the people of Indonesia. This causes Bandung became one of the cities in Indonesia that the field of tourism is growing rapidly. It is inevitable with so many sights and attractions in Bandung causes entertainment tax and parking tax can be one of the income-producing region that has an important role in improving Local Government Original Revenue in Bandung. The purpose of this research was to examine the effect of the entertainment tax and parking tax on Local Government Original Revenue in Bandung both partially and simultaneosly. This research was used the method of hypothesis testing. Data are analyzed using method of multiple linear regression analysis. The results of this research showed that simultaneously entertaiment tax and parking tax significantly affect Local Government Original Revenue in Bandung. Entertaiment tax partially significant effect on Local Government Original Revenue while parking tax has no effect.
viii ABSTRAK
Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang bidang pariwisatanya berkembang dengan pesat. Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya tempat wisata dan aneka tempat hiburan di Kota Bandung menyebabkan pajak hiburan dan pajak parkir dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung namun secara parsial hanya pajak hiburan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...……….i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ...………..iii
KATA PENGANTAR …...………..………..iv
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK …...………viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ……….………..xvi
DAFTAR TABEL …..……….………xvii
DAFTAR LAMPIRAN …….………...……….xviii
BAB I PENDAHULUAN …...………1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...6
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ………...……….9
2.1 Pajak ………...9
2.1.4.3 Menurut Lembaga Pemungutnya ...12
xi
2.3.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan ………….…...22
2.3.3 Objek Pajak Hiburan ……….………..23
2.3.4 Bukan Objek Pajak Hiburan ……….………...24
2.3.5 Subjek dan Wajib Pajak Hiburan ……….………...24
2.3.6 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan ………...25
xii
2.5.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) ..………...32
2.6 Kerangka Pemikiran ………...………...35
2.7 Pengembangan Hipotesis ………...36
BAB III METODE PENELITIAN ...…….………....37
3.1 Objek Penelitian …………...37
3.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung …...…....37
3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ...39
3.1.2.1 Visi ……..…………...……….39
3.1.2.2 Misi ……..………..…….40
3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DISPENDA ..…...41
3.1.3.1 Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………...……...41
3.1.3.2 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ……….………42
3.1.3.3 Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung …………...………...42
3.1.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………..………42
xiii
3.1.4.2 Sasaran Dinas Pendapatan Daerah
Kota Bandung ……….………...………….43
3.1.4.3 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran …...……...44
xiv
3.6.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial atau
Uji Parsial (Uji T Statistik) ...………...56
3.6.4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan atau Uji Simultan (Uji F Statistik) …………...58
3.6.4.3 Koefisien Determinasi ..……….…….59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..60
4.1 Tata Cara Penetapan dan Pemungutan Pajak Daerah …………...60
4.3.3.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial …..…...73
4.3.3.1.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah ….…..73
xv
4.3.3.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ...…75
4.3.3.3 Koefisien Korelasi Parsial ……….…………...76
4.3.3.4 Koefisien Determinasi Simultan …...………78
4.3.3.5 Analisis Deskriptif Jenis Pajak Hiburan .…………..79
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..……….……….81
5.1 Simpulan …………...81
5.2 Saran ………...……….82
DAFTAR PUSTAKA ...85
LAMPIRAN ...88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ...35
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I : Data Penerimaan Pajak Hiburan, Pajak Parkir, dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Bandung Periode 2010-2013 ……...………..……… 63
Tabel II : Hasil Uji Normalitas ……….…………....………...68
Tabel III : Nilai VIF Uji Multikolinierita …………...69
Tabel IV : Nilai VIF Uji Autokorelasi ...70
Tabel V : Hasil Uji Heterokedastisitas ………....71
Tabel VI : Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ...72
Tabel VII : Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ………...76
Tabel VIII : Koefisien Korelasi Parsial Variabel X1 dan X2 dengan Y ...77
Tabel IX : Koefisien Determinasi Simultan ………...78
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Hasil Uji Normalitas …...………...……….…...89
Lampiran B : Hasil Uji Multikolinieritas ………..……….90
Lampiran C : Uji Heterokedastisitas ………..91
Lampiran D : Uji Autokorelasi ………...92
Lampiran E : Uji Statistik T …….………..……….……….. 93
Lampiran F : Uji Statistik F ……….. 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan aktivitas
pemerintahan. Pajak dipungut oleh pemerintah berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani (Sugeng Wahono,
2012:2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
tergantung oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintah. Dasar Hukum Pajak yang tertinggi dan
menjadi landasan utama adalah pasal 23 A Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,
bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dengan undang-undang.
Seperti yang kita ketahui, berdasarkan lembaga pemungutnya pajak di Indonesia
terbagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak
yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian Keuangan. Sedangkan pajak daerah adalah
pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun
2 Bab I Pendahuluan
Adanya pajak daerah membuat pemerintah pusat berharap agar setiap daerah bisa
mengurangi seminimal mungkin ketergantungan keuangan kepada pemerintah pusat,
sehingga setiap daerah harus bisa dan mampu membiayai rumah tangganya sendiri
(Marihot Siahaan, 2010:9). Setiap daerah selalu berusaha agar pendapatan asli
daerahnya meningkat. Sumber pokok dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terdiri atas :
1. Pendapatan Pajak Daerah.
2. Pendapatan Retribusi Daerah.
3. Pendapatan Bagian Laba BUMN dan Investasi Lainnya.
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pemerintah daerah diberi wewenang
untuk dapat menggunakan dan mengelola sumber daya serta potensi dalam daerahnya
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah serta pajak dan
retribusi daerah yang telah ditetapkan dapat dikembangkan sesuai kondisi daerah.
Jenis pajak di Indonesia yang memegang peranan penting dalam menjalankan
otonomi daerah dan menjadi sumber pendapatan daerah adalah pajak daerah. Pajak
daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah. Jenis pajak yang masuk dalam jenis pajak daerah
adalah pajak hiburan dan pajak parkir. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang pajak dan retribusi Daerah, pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan
3 Bab I Pendahuluan
keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Pajak parkir adalah pajak atas
penyelenggaraan tempat parkir.
Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat telah menjadi salah satu tempat tujuan
wisata yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Kota
Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang bidang pariwisatanya berkembang
dengan pesat. Bukan hanya karena udara Kota Bandung yang sejuk tetapi banyaknya
tempat wisata, tempat rekreasi, mall, klub, bioskop, acara pagelaran seni dan lainnya
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas.
Tingginya jumlah wisatawan yang bertambah dari tahun ke tahun memberikan
kesempatan pada para pengusaha untuk mendirikan tempat rekreasi atau tempat hiburan
yang menarik minat pengunjung ke Kota Bandung. Mendirikan tempat-tempat rekreasi
atau tempat hiburan memang saat ini sangat digemari oleh para pengusaha karena
dianggap sangat menguntungkan. Dengan dibukanya banyak tempat rekreasi atau tempat
hiburan maka secara otomatis akan bertambahnya jumlah area parkir yang disediakan
penyelenggara untuk para pengunjung.
Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya tempat wisata dan aneka tempat
hiburan di Kota Bandung menyebabkan pajak hiburan dan pajak parkir dapat menjadi
salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Namun akibat pemungutan serta
pengelolaan yang kurang baik, pajak hiburan maupun pajak parkir belum dapat
4 Bab I Pendahuluan
Pemerintah telah melakukan perubahan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000
tentang pajak dan retribusi daerah yang tertuang dalam undang-undang tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 selain menambah jenis pajak
daerah, juga dikembangkan dalam perluasan basis pajak. Perubahan tersebut salah
satunya mengakibatkan perubahan tarif pajak hiburan. Tiga kelompok tarif pajak
hiburan yang diperkenankan bagi pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut: pertama,
tarif maksimal 35% (tiga puluh lima persen), antara lain untuk pertunjukan sirkus,
akrobat, sulap, dan tontonan film. Kedua, tarif maksimal 10% (sepuluh persen) khusus
untuk hiburan kesenian rakyat dan tradisional. Ketiga, bertarif maksimal 75% (tujuh
puluh lima persen), yakni untuk permainan ketangkasan, diskotek, klub malam, karaoke,
mandi uap, panti pijat, pagelaran busana, dan kontes kecantikan.
Pajak parkir setiap tahunnya dipungut dari pengelola gedung parkir yang
memiliki izin pengelola tempat parkir (IPTP). Dasar pengenaan pajak parkir adalah
jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir
yang diperoleh dari sewa/tarif parkir yang dikumpulkan. Jumlah yang seharusnya
dibayar termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada
penerima jasa parkir. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh
persen). Tarif Pajak Parkir ditetapkan berdasarkan peraturan daerah.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir)
Pemerintah Kota Bandung dapat mulai membuat dan melaksanakan
program-program yang telah dirancang agar tempat wisata ataupun pagelaran seni di Kota
5 Bab I Pendahuluan
dan pengelolaan pajak hiburan dan pajak parkir dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan peraturan undang-undang yang berlaku dengan tarif baru yang telah ditentukan
dan sepenuhnya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar
bermanfaat untuk membiayai rumah tangga daerah serta melakukan pembangunan Kota
Bandung ke depannya.
Di Indonesia, berbagai penelitian telah dilakukan mengenai pajak hiburan dan
pajak parkir. Menurut Thomas Sanjaya (2012) dengan penelitian berjudul “Pengaruh
Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pajak Daerah Kota Bandung”
dengan kesimpulan bahwa pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh simultan
terhadap penerimaan pajak daerah di Bandung sebesar 29,482% dan berpengaruh secara
parsial sebesar 2,714%.
Menurut Lusy Noor Arsy (2013) dengan penelitian berjudul “Pengaruh
Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung” dari tahun
2008 sampai 2012 dengan kesimpulan bahwa pajak hiburan mempunyai hubungan yang
sangat kuat terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 93,8% sedangkan besarnya
kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah adalah 45,52%
mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan.
Adapun pengembangan yang dilakukan terhadap penelitian terdahulu dimana
penulis menggunakan dua variabel independen yaitu pajak hiburan dan pajak parkir
sedangkan variabel dependennya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.
Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendapatan Kota Bandung dan data yang digunakan
6 Bab I Pendahuluan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan
Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013”
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial?
2. Apakah penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan?
3. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial?
4. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan?
5. Jenis pajak hiburan apa yang paling besar memberikan pendapatan bagi Kota
Bandung ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap
7 Bab I Pendahuluan
2. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak
parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013
secara parsial.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak
parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013
secara simultan.
5. Untuk mengetahui jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan
bagi Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan
mengenai perpajakan.
2. Bagi peneliti / akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran dalam
penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama serta dapat menambah
pengetahuan mahasiswa tentang sistem perpajakan di Indonesia, terlebih lagi
8 Bab I Pendahuluan
3. Bagi masyarakat luas
Sebagai bahan informasi dan pengetahuan agar dapat melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan sebaik-baiknya.
4. Bagi Dinas Pendapatan Daerah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan sebagai
pertimbangan dalam menyusun aturan-aturan baru menyangkut pajak hiburan
81
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Bandung Tahun 2010-2013”, dengan menggunakan metode regresi berganda dan uji
asumsi klasik yang dilakukan menggunakan aplikasi software SPSS 16.0 for windows
untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini maka dapat disimpulkan :
1. Pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pendapatan asli
daerah Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.
a. Berdasarkan uji-t, dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak hiburan memiliki
pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun
2010-2013.
b. Berdasarkan uji-t, dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak parkir tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung
tahun 2010-2013.
2. Pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir secara simultan terhadap
pendapatan asli daerah yaitu berdasarkan Uji F dapat disimpulkan bahwa variabel
pajak hiburan dan pajak parkir bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
82 Bab V Simpulan dan Saran
3. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.
a. Besarnya pengaruh pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung
yaitu sebesar 23,33%.
b. Besarnya pengaruh pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung
yaitu sebesar 2,1%.
4. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pedapatan asli
daerah di Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan dilihat dari hasil
pengolahan data yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh sebanyak 26,4%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu pajak hiburan dan pajak parkir
memberikan pengaruh simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung pada
tahun 2010-2013 sebesar 26,4% dan sisanya 73,6% merupakan pengaruh dari faktor
lain diluar penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir.
5. Setelah menjumlahkan setiap jenis pajak hiburan dari tahun 2010-2013 maka dapat
diketahui bahwa jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan bagi
Kota Bandung adalah pajak karaoke yaitu sebesar Rp 45.544.982.208.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian serta kesimpulan yang di dapat, penulis mengajukan
beberapa masukan atau saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
83 Bab V Simpulan dan Saran
1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan Pemerintah Daerah
Jika dilihat dari pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap
pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang signifikan, sebaiknya dinas
pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan pajak hiburan dan pajak
parkir di Kota Bandung dengan melakukan pendataan ulang yang lebih lengkap
terhadap subjek dan objek pajak baik pajak hiburan maupun pajak parkir sehingga
dapat meningkatkan pendapatan asli daerah kedepannya. Sedangkan untuk
pemerintah daerah diharapkan menyediakan area parkir yang memadai bagi para
wisatawaan yang berkujung ke Kota Bandung dan memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mendukung serta menunjang program-program wisata dan seni di Kota
Bandung yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap penerimaan pajak
khususnya pajak hiburan dan pajak parkir.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian menjadi lebih
dari 4 (empat) tahun agar pengaruh pajak hiburan dan pajak parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat lebih terlihat serta dapat menambah variabel
penelitian dimana tidak hanya dua variabel dependen akan tetapi dapat
dikombinasikan dengan variabel dependen lainnya seperti pajak restoran, pajak hotel
ataupun pajak daerah lainnya dengan data atau tarif yang terbaru.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar semua masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak harus
84 Bab V Simpulan dan Saran
adalah sebagai pengguna atau konsumen berbagai macam hiburan dan pengguna jasa
area parkir. Jika semua masyarakat dapat memenuhi kewajiban sebagai Wajib Pajak
yang baik kemungkinan besar pembangunan didaerah akan semakin meningkat. Hal
85
DAFTAR PUSTAKA
Arsy, Lusy Noor. (2013). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Widyatama.
Bandung.
Ghozali, H.Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harianti, Asni. (2012). Statistika II, Andi, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir (diakses pada tanggal 29 September 2014).
http://www.bandung.go.id/index.php?fa=pemerintah.detail&id=1 ( diakses pada tanggal 5 Oktober 2014).
http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014).
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Kaho, Josef Riwu. (2005). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia :
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro. (2003). Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan
86
Mamesa, DJ. (1995). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
Mardiasmo. (2006). Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Offset, Yogyakarta.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pajak Parkir.
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Peraturan Daerah Kota Badung Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pajak Hiburan.
Resmi, Siti. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Sanjaya, Thomas. (2012). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir
terhadap Pajak Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas
Kristen Maranatha. Bandung.
Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat, PT Gramedia, Jakarta.
Sekaran. (2003). Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Siahaan, Marihot P.(2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta.
Sunjoyo. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, Alfabeta, Bandung.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A tentang Dasar Hukum Pajak.
87
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Wahono, Sugeng. (2012). Teori dan Aplikasi : Mengurus Pajak Itu Mudah, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Warsito. (2001). Hukum Pajak, PT Rajawali Grafindo Persada, Bandung.