• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP TEKANAN DARAH TENAGA KERJA PADA PENGECORAN LOGAM DI KOPERASI BATUR JAYA CEPER- Pengaruh Tekanan Panas Terhadap Tekanan Darah Tenaga Kerja Pada Pengecoran Logam Di Koperasi Batur Jaya Ceper- Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP TEKANAN DARAH TENAGA KERJA PADA PENGECORAN LOGAM DI KOPERASI BATUR JAYA CEPER- Pengaruh Tekanan Panas Terhadap Tekanan Darah Tenaga Kerja Pada Pengecoran Logam Di Koperasi Batur Jaya Ceper- Klaten."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP TEKANAN DARAH TENAGA

KERJA PADA PENGECORAN LOGAM DI KOPERASI BATUR JAYA CEPER-

KLATEN

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

TEGUH AMIN MUSTHOFA

J 410 080 021

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP TEKANAN DARAH TENAGA

KERJA PADA PENGECORAN LOGAM DI KOPERASI BATUR JAYA CEPER-

KLATEN

Teguh Amin Musthofa, Tarwaka, Dwi Astuti

Prodi Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Temperatur pada tubuh manusia selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit fluktuasi sekitar 37

derajat celcius terdapat pada otak, jantung dan bagian dalam perut yang disebut dengan suhu

tubuh

core temperature

Iklim kerja yang panas atau tekanan panas dapat menyebabkan beban

tambahan pada sirkulasi darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ada dan

tidaknya pengaruh tekanan panas terhadap tekanan darah tenaga kerja pada pengecoran

logam di Koperasi Batur Jaya Ceper-Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan metode survei menggunakan pendekatan

cross sectional.

Sampel dalam penelitian ini

bagian pengecoran sebanyak 15 orang dan produksi sebanyak 15 orang. Pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik

purposive sampling

. Uji statistik yang digunakan untuk

menganalisis data penelitian ini adalah

Uji Mann-Whitney

dengan program SPSS 21. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh iklim kerja yang melebihi NAB terhadap

tekanan darah pada bagian pengecoran diketahui bahwa nilai sistol 0,041 (p < 0,05) dan

diastol 0,029 (p < 0,05) maka di bagian pengecoran terdapat perbedaan. Bagian produksi

diketahui bahwa nilai sistol 0,935 (p > 0,05) dan diastol 1,000 (p > 0,05) maka di bagian

produksi tidak ada perbedaan. Sedangkan di bagian pengecoran dan produksi diketahui nilai

sistol 0,325 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan dan diastol 0,000 < 0,05 berarti ada perbedaan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan tekanan

darah setelah terpapar tekanan panas.

Kata kunci

: Tekanan panas, tekanan darah tenaga kerja

ABSTRACT

(4)

PENDAHULUAN

Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

guna mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan

merata baik materil maupun spiritual. Pembangunan ketenagakerjaan ditujukan untuk

peningkatan, pembentukan, dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan

produktif. Kebijakan yang mendorong tercapainya pembangunan ketenagakerjaan adalah

perlindungan tenaga kerja (Budiono,dkk, 2003).

Temperatur pada tubuh manusia selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit fluktuasi

sekitar 37 derajat celcius terdapat pada otak, jantung dan bagian dalam perut yang disebut

dengan suhu tubuh

core temperature

. Suhu inti ini diperlukan agar alat-alat itu dapat

berfungsi normal. Sebaliknya, lawan dari

core temperature

adalah

shell temperature

,

yang terdapat pada otot, tangan, kaki dan seluruh bagian kulit yang menunjukan variasi

tertentu (Nurmianto, 2003).

Iklim kerja yang panas atau tekanan panas dapat menyebabkan beban tambahan

pada sirkulasi darah. Suatu kekuatan yang dibangkitkan oleh sistole vetrikel pada darah

dan melalui darah menekan pada dinding pembuluh dimana darah berada. Tekanan darah

dipengaruhi oleh sisitole dan diastole ventrikel dalam ukuran paling tinggi pada akhir

sistole ventrikel, tekanan dalam ventrikel praktis 0 mmHg. Maka tekanan atrium pada

waktu itu menjadi kekuatan yang mendesak katup antrio ventrikuler sampai terbuka

sehingga darah yang telah terkumpul dalam atrium dapat mengalir masuk ventrikel

(Kertohoesodo, 1987).

(5)

semakin banyak. Berdasarkan survei pada lokasi di bagian pengecoran dan produksi di

Koperasi Batur Jaya. Tekanan panas yang bersumber dari alat pemanas untuk peleburan

besi, alat mesin untuk proses peleburan besi, lingkungan ditempat kerja, pada survei awal

untuk pengukuran tekanan darah di ambil 11 tenaga kerja meliputi bagian peleburan 6

orang tenaga kerja mengalami peningkatan tekanan darah, sedangkan di bagian produksi

yang berjumlah 6 orang tenaga kerja, 5 diantaranya tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul mengenai

”Pengaruh Tekanan Panas Terhadap Tekanan Darah Tenaga Kerja pada pengecoran

Logam Di Koperasi Batur Jaya Ceper-

Klaten”.

METODE

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil

[image:6.595.71.489.259.463.2]

Batur Jaya adalah sebuah koperasi yang bergerak di bidang pengecoran logam,

berlokasi di Desa Batur, Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Jawa Tengah

berdiri pada tanggal 23 Juli 1976 yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Indonesia

Bapak M. Yusuf. berikut adalah hasil pengukuran iklim kerja yang kami lakukan:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Tekanan Panas bagian Produksi dan Pengecoran di

Koperasi Batur Jaya klaten

No

Waktu

Pengukuran

ISBB/(WGBT IN)

(°C)

Kategori

Beban Kerja

Hasil

Keterangan

Bagian Pengecoran

1

Jam 09.00 WIB

30,9

Beban Kerja

Sedang

Tidak

Sesuai

standar

2

Jam 13.00 WIB

31,9

Beban Kerja

Sedang

Tidak

Sesuai

standar

3

Jam 15.00 WIB

32,5

Beban Kerja

Sedang

Tidak

Sesuai

standar

Bagian Produksi

1

Jam 09.00 WIB

29,6

Beban Kerja

Ringan

Sesuai

Standar

2

Jam 13.00 WIB

29,2

Beban Kerja

Ringan

Sesuai

Standar

3

Jam 15.00 WIB

30,5

Beban Kerja

Ringan

(7)

Hasil pengukuran tekanan darah di bagian Pengecoran terhadap 15 tenaga kerja di

Koperasi Batur Jaya Ceper-Klaten.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Tekanan Darah di Bagian Pengecoran Koperasi Batur

Jaya Ceper-Klaten

NO

Nama

Umur

(Thn)

Sistolik

Diastolik

Sebelum

Kerja

(mmHg)

Sesudah

Kerja

(mmHg)

Selisih

(mmHg)

Sebelum

Kerja

(mmHg)

Sesudah

Kerja

(mmHg)

Selisih

(mmHg)

1 Samino

55

135

145

10

90

90

0

2 Warsito

35

100

115

15

80

90

0

3 Sukarno

50

115

128

13

80

90

10

4 Lasio

45

120

130

10

90

90

0

5 Marhaban

30

110

120

10

80

90

10

6 Yuli

40

120

120

0

90

90

0

7 Riyadi

35

115

125

10

90

90

0

8 Mukido

50

100

115

15

80

90

10

9 Tedo

26

115

120

5

80

90

10

10 Triyanto

39

120

127

7

90

90

0

11 Anggoro

21

120

125

5

90

90

0

12 Wahdi

44

120

130

10

80

90

10

13 Sapangat

42

135

135

0

90

90

0

14 Yanto

44

130

138

8

90

90

0

15 Juarto

42

130

140

10

80

90

10

Jumlah

598

1785

1908

128

1280

1350

60

Rata-rata

[image:7.595.76.485.198.552.2]
(8)
[image:8.595.78.499.179.523.2]

Pengukuran tekanan darah di Bagian Produksi terhadap 15 tenaga kerja di koperasi

Batur Jaya Ceper-Klaten.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Tekanan Darah di Bagian Produksi Koperasi Batur Jaya

Ceper-Klaten Tahun 2012

NO

Nama

Umur

(Thn)

Sistolik

Diastolik

Sebelum

Kerja

(mmHg)

Sesudah

Kerja

(mmHg)

Selisih

(mmHg)

Sebelum

Kerja

(mmHg)

Sesudah

Kerja

(mmHg)

Selisih

(mmHg)

1 Sunaryo

47

115

115

0

90

90

0

2 Slamet W.

55

180

180

0

90

90

0

3 Tunggal R.

57

130

130

0

80

80

0

4 Sunaryo

41

115

115

0

80

80

0

5 Margono

32

135

130

-5

90

80

-10

6 Sukamto

30

120

120

0

80

80

0

7 Suparman

43

125

125

0

80

80

0

8 Mashudi

53

110

110

0

80

80

0

9 Zainudi

50

110

110

0

80

80

0

10 Sartono

30

125

125

0

80

80

0

11 Rio

19

115

115

0

80

80

0

12 Moh. Sujoko

59

135

130

-5

90

90

0

13 Sihmohono

53

135

130

-5

90

80

-10

14 Sugeng W.

40

120

120

0

80

90

-10

15 Sarjadi

50

140

130

-5

90

80

-10

Jumlah

629

1910

1890

-25

1270

1240

-20

Rata-rata

41,9

127,3

126

-1,6

84,6

82,6

-1,3

Analisis Univariat

1.

Masa Kerja

(9)
[image:9.595.94.449.123.235.2]

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Tenaga Kerja

Bagian Pengecoran dan Produksi

No

Masa kerja

(tahun)

Jumlah

Persentase

(%)

1

< 55 thn

<5

9

30

2

6

10

15

50

3

11 -15

6

20

Jumlah

30

100

2.

Umur

Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja bagian pengecoran dan produksi di

Koperasi Batur Jaya Klaten diperoleh umur sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur pada Tenaga Kerja

Bagian Pengecoran dan Produksi.

No

Umur

(tahun)

Jumlah

Persentase

(%)

1

19

35

9

30

2

36

45

10

33,3

3

46

59

11

36,7

Jumlah

30

33,3

Analisis Bivariat

Hasil uji statistik tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar panas dengan uji

Mann-Whitney Test.

Tabel 6. Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Kerja Bagian Pengecoran

Mann-Whitney Test

Test Statisticsb

Sistol Diastol

Mann-Whitney U 63.500 60.000

Wilcoxon W 183.500 180.000

Z -2.060 -2.971

Asymp. Sig. (2-tailed) .039 .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

[image:9.595.93.333.641.763.2]
(10)

Dari hasil pada Tabel 6, data tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar panas

bagian pengecoran dengan uji

Mann-Whitney Test

yaitu:

1.

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.) )

sistol=0,041 < 0,05, maka Ho ditolak berarti ada

perbedaan sebelum kerja dan sesudah kerja terpapar panas di bagian peleburan.

2.

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.) )

diastol

= 0,029 < 0,05,

maka Ho ditolak berarti ada

[image:10.595.100.341.321.443.2]

perbedaan sebelum kerja dan sesudah kerja terpapar panas di bagian peleburan.

Tabel 7. Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Bagian Produksi

Mann-Whitney Test

Test Statisticsb

Sistol Diastol

Mann-Whitney U 110.000 112.500

Wilcoxon W 230.000 232.500

Z -.106 .000

Asymp. Sig. (2-tailed) .916 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.935a 1.000a

Dari hasil pada Tabel 7, data tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar panas

bagian produksi dengan uji

Mann-Whitney Test

yaitu:

1.

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.) )

sistol=0,935 > 0,05, maka Ho diterima berarti tidak ada

perbedaan sebelum kerja dan sesudah kerja terpapar panas di bagian produksi.

(11)

Tabel 8. Uji Statistik Sistolik Sesudah Kerja dan Diastolik Sesudah Kerja Pada

Bagian Pengecoran dan Produksi

Mann-Whitney Test

Test Statisticsb

Sisitol

(sesudah)

Diastol

(sesudah)

Mann-Whitney U 88.500 30.000

Wilcoxon W 208.500 150.000

Z -1.005 -4.097

Asymp. Sig. (2-tailed) .315 .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.325a .000a

Dari hasil pada Tabel 8, data tekanan darah sistolik sesudah kerja dan diastolik

sesudah kerja terpapar panas bagian pengecoran dan produksi dengan uji

Mann-Whitney Test

yaitu:

1.

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.) )

sistol=0,325 > 0,05, maka Ho diterima berarti tidak

ada perbedaan sesudah kerja terpapar panas di bagian pengecoran dan produksi.

2.

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)

) diastol

=

0,000 < 0,05, maka Ho ditolak berarti ada

perbedaan sesudah kerja terpapar panas di bagian pengecoran dan produksi.

B.

Pembahasan

[image:11.595.70.362.194.390.2]
(12)

Dari hasil pengukuran tekanan darah bagian pengecoran

di Koperasi Batur Jaya

Klaten diperoleh rata-rata umur 39,8 dan tekanan darah

sistolik sebelum terpapar tekanan

panas adalah 199 mmHg dan sesudah

terpapar tekanan panas adalah 127,2 mmHg

dengan selisih sebelum dan

sesudah terpapar tekanan panas sebesar 8,53 mmHg.

Sedangkan rata-rata

tekanan darah diastolik sebelum terpapar tekanan panas adalah 85,3

mmHg dan sesudah terpapar tekanan panas adalah 90 mmHg. Dengan selisih sebelum

dan sesudah terpapar tekanan panas sebesar 4 mmHg.

Sedangkan dari hasil pengukuran tekanan darah bagian produksi

di Koperasi

Batur Jaya Klaten diperoleh rata-rata umur 41,9 dan tekanan darah

sistolik sebelum

terpapar tekanan panas adalah 127,3 mmHg dan sesudah

terpapar tekanan panas adalah

126 mmHg dengan selisih sebelum dan

sesudah terpapar tekanan panas sebesar -1,6

mmHg. Sedangkan rata-rata

tekanan darah diastolik sebelum terpapar tekanan panas

adalah 84,6

mmHg dan sesudah terpapar tekanan panas adalah 82,6 mmHg. Dengan

selisih sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas sebesar -1,3 mmHg dan pada nilai

tekanan darah rata-rata darah normal orang dewasa (30-50 tahun) sistolik 110-140 mm

Hg dan diastolik 60-90 mm Hg (Kozier, 1995).

(13)

Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di

ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir (

end diastilic volume

,EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. Karena sistol lebih panjang daripada

diastol, tekanan rata-rata kurang dari setengah tekanan sistol ditambah diastol.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

bahwa:

1.

Penentuan beban kerja dilakukan dengan menghitung denyut nadi tenaga kerja, di

bagian pengecoran adalah 130,2 denyut nadi termasuk kategori beban kerja sedang

dan di bagian produksi adalah 90,13 denyut nadi termasuk kategori beban kerja

ringan.

2.

Rata-rata hasil pengukuran ISBB pada bagian produksi adalah sebesar 29,6 ºC,

termasuk kategori “Beban Kerja Ringan”.

3.

Rata-rata hasil pengukuran ISBB pada bagian pengecoran adalah sebesar 31,7 ºC,

termasuk kategori “Beban Kerja Sedang”.

4.

Ada perbedaan tekanan darah tenaga kerja pada bagian pengecoran sebelum dan

sesudah terpapar panas adalah sistol P: 0,041 (signifikan), dan diastol P: 0,029

(signifikan).

(14)

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut

1.

Bagi Perusahaan

a.

Pihak perusahaan agar melakukan pengukuran kerja secara rutin dan bekerja

sama dengan instansi terkait terutama pada lingkungan kerja agar tidak melebihi

NAB.

b.

Pihak perusahaan dianjurkan untuk pengaturan peralatan dan mesin dilakukan

secara lebih teratur misalnya: mulai dari tahap persiapan, pemotongan dan

seterusnya.

2.

Bagi Tenaga Kerja

a.

Tenaga kerja dapat menggunakan pakaian kerja dari bahan yang tidak

menyebabkan panas karena dapat menyerap keringat seperti pakaian yang bersifat

isolatif terhadap panas adalah: wool, katun, asbes (tahan sampai 500 ºC), kaca

(tahan sampai 450 ºC) dan bahan sistetis lainnya.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Agati., 2003.

Analisis Penanggulangan Heat Streas oleh Perusahaan dan Pengembangan Modul Intervensi Penanggulangannya di PT. Cakra Compact Tahun 2003,

Medan:

Karya Akhir Profesional Program Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.

Anis Siswatiningsih., 2010.

Perbedaan Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Bekerja Pada Iklim Kerja Panas di Unit Workshop PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat Karanganyar

. [Skripsi]. Universitas Negri Sebelas maret Surakarta.

http://eprints.uns.ac.id/115/1/167200309201011291.pdf

Basha, A. 1994.

Obesitas pada Hipertensi Regulasi Sistem Kardiovaskuler

. Kardiologi

Indonesia: Jakarta.

Balai Hiperkes, 2011.

Praktikum Laboratorium Hiperkes Bagi Mahasisiwa. Yogyakarta

:

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY Balai Hiperkes dan Keselamatan

Kerja.

Budiono S, dkk, 2003

. Bunga Rampai Hyperkes dan Keselamatan Kerja

. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Gabriel J.F. 1988.

Fisika Kedokteran

. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC

Heru Subaris, Haryono. 2008.

Hygiene Lingkungan Kerja

. Jogjakarta: Mitra

Cendikia Press, pp:43-44,47.

Jnc VII.2003.

Prevention,Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

. U .

S . Department Of Health and Human Services.

Kaplan, N. M, Stamler J. 1996

. Penyakit Pencegahan Jantung Koroner

. Alih Bahasa

Handali, S. Editor Andrianto P. Jakarta: EGC.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51.MEN/2011 tentang Nilai Ambang Batas

Faktor Fisika Di Tempat Kerja. 1999. Jakarta :Depertemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI.

Kertohoesodo, S. 1987.

Pengantar Kardiologi

. UI Press.

Kozier B. 1995.

Fundamentals Of Nursing. Buffer Wors Publisher

. New Jersey.

(16)

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Undang-Undang No. 13 tahun

2003.

Mutalazimah. 2002.

Metode penelitian

. Surakarta. UMS

Nurmianto, E. 2003.

Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya

. Guna Widya. Surabaya.

Pearce, E. 1997.

Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis

. Jakarta: PT Gramedia Utama.

Santosa, G. 2004.

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

. Surabaya: Prestasi

pustaka.

Suma’mur P. K. 1996.

Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

. Jakarta: PT.

Toko

Gunung Agung.

Suma’mur P. K. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

. Jakarta: PT.

Toko

Gunung Agung.

Sunyoto D. 2012.

Statistik Non Parametrik Kesehatan

. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suswardany, D. L. 2004.

Higene keselamatan dan kesehatan kerja. Surakarta

: UMS.

Tambayong, Jan.1999.

Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan

. Jakarta: Penerbit

Kedokteran. EGC.

Tarwaka, Bakri, S., dan Sudiajen, L., 2004.

Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.

Surakarta: Uniba Press.l.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengukuran Tekanan Panas bagian Produksi dan Pengecoran di Koperasi Batur Jaya klaten
Tabel 2. Hasil Pengukuran Tekanan Darah di Bagian Pengecoran Koperasi Batur Jaya Ceper-Klaten
Tabel 3. Hasil Pengukuran Tekanan Darah di Bagian Produksi Koperasi Batur Jaya Ceper-Klaten Tahun 2012
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Pengecoran dan Produksi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar siswa SMP Negeri 3 Minasatene masih menganggap bahwa pelajaran matematika susah, membosankan sehingga beberapa diantara mereka hanya datang, duduk

Bersama ini kami laporkan kepada Bapak tentang penggunaan dana kegiatan Masa Orientasi Sekolah tahun pelajaran 2016/2017 SMP Negeri ... Adapun rincian penggunaan

Tanpa pengetahuan yang cukup semua yang dilakukan tidak akan mempunyai dasar ilmu yang benar, selain itu bila seorang bidan tidak mempunyai keterampilan yang

Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan/ treatment (kelas yang mendapatkan penerapan multimedia interaktif berbasis Game Puzzle pada mata pelajaran jaringan

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang diangkat pada penelitian ini yaitu bagaimana pelanggaran Etika Pariwara Indonesia (EPI) yang terjadi pada iklan televisi di

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja, Iklim organiasasi berpengaruh signifikan terhadap

Selain itu, Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul, masih terdapat kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, namun masalah yang timbul adalah kepadatan penduduk yang sudah

Sampel yang digunakan adalah masing-masing Bentet Kelabu sebanyak 3 sampel, Kacamata Biasa sebanyak 2 sampel, Cekakak Jawa sebanyak 2 sampel, Cikrak Daun sebanyak