• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan bimbinganNya, bahwa Kementerian Kesehatan telah memiliki data status gizi balita tahun 2015 yang diperoleh melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) di seluruh Indonesia.

Pemantauan Status Gizi ini memberikan informasi tentang status gizi balita secara berkesinambungan, yang diharapkan dapat dipergunakan dalam penentuan arah kebijakan perbaikan gizi masyarakat agar lebih efektif, esisien dan tepat sasaran.

Sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Saya sampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PSG. Kontribusi anda akan bermanfaat untuk memperbaiki perencanaan perbaikan status gizi masyarakat dan percepatan pembangunan nasional bidang kesehatan.

Jakarta, 22 Maret 2016

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

(2)

2

Pemantauan Status Gizi (PSG) merupakan kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita yang dilaksanakan setiap tahun secara berkesinambungan untuk memberikan gambaran tentang kondisi status gizi balita. PSG tahun 2015 telah dilaksanakan di 34 Provinsi dan 496

Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan PSG bertujuan untuk mengawal upaya perbaikan gizi masyarakat agar lebih efektif dan efisien, melalui monitoring perubahan status gizi maupun kinerja program dari waktu ke waktu, sehingga kita dapat dengan tepat menetapkan upaya tindakan, perubahan formulasi kebijakan dan perencanaan program.

Hasil akhir PSG tahun 2015 ini disajikan dalam bentuk buku saku dan laporan lengkap. Buku saku PSG memberikan gambaran tentang status gizi balita yang disajikan menurut indeks BB/U, TB/U dan BB/TB dalam bentuk grafik dan narasi singkat agar lebih mudah dimengerti.

Ucapan terimakasih yang tulus saya sampaikan kepada Kadinkes Provinsi, Kadinkes

Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas dan Direktur Politeknik Kesehatan di seluruh Indonesia serta penanggung jawab operasional ditingkat pusat yang telah membantu pelaksanaan PSG. Harapan kami, agar pada tahun berikutnya dapat berjalan semakin baik dan berkualitas.

Semoga buku saku PSG ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 22 Maret 2016 Direktur Gizi Masyarakat,

Ir. Doddy Izwardy, MA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Tujuan c. Manfaat

d. Pengertian Kategori Status Gizi Balita e. Kategori Masalah Gizi Masyarakat 2. METODE

a. Desain

b. Populasi dan Sampel c. Data yang dikumpulkan d. Cara pengumpulan data e. Pengendalian mutu

f. Pengolahan dan analisis data

... 6

... 6

... 6

... 11

... 7

... 8

...10

...11

...11

...13

...15

...16

...16

(3)

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Tujuan c. Manfaat

d. Pengertian Kategori Status Gizi Balita e. Kategori Masalah Gizi Masyarakat 2. METODE

a. Desain

b. Populasi dan Sampel c. Data yang dikumpulkan d. Cara pengumpulan data e. Pengendalian mutu

f. Pengolahan dan analisis data

... 6

... 6

... 6

... 11

... 7

... 8

...10

...11

...11

...13

...15

...16

...16

(4)

4

3. HASIL

Bagian I: Status Gizi Balita

A. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U B. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks TB/U C. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/TB D. Karakteristik Masalah Gizi

Bagian II: Indikator Kinerja Gizi

a. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD

b. Persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif c. Persentase balita 6-11 bulan mendapat kapsul Vitamin A d. Persentase balita 12-59 bulan mendapat kapsul Vitamin A e. Persentase balita ditimbang dalam 6 bulan terakhir f. Persentase balita mempunyai Buku KIA/KMS

g. Persentase balita sangat kurus mendapat makanan tambahan h. Persentase balita sangat kurus yang mendapat makanan

tambahan menurut jenis makanan

...17

... 20

... 40

... 57

...77

... 85

... 87

... 87

... 88

... 88

... 89

... 89

... 90

... 90

... 17 i. Persentase ibu hamil yang berisiko KEK j. Persentase ibu hamil yang mendapat TTD k. Persentase ibu hamil yang mendapat makanan tambahan l. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A m. Persentase remaja puteri yang mendapat TTD n. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium KESIMPULAN a. Status Gizi Balita b. Indikator Kinerja Gizi REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KONTRIBUTOR ...92

... 93

... 93

... 96

... 91

... 92

... 94

... 95

... 95

... 97

... 99

... 101

... 242

(5)

3. HASIL

Bagian I: Status Gizi Balita

A. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U B. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks TB/U C. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/TB D. Karakteristik Masalah Gizi

Bagian II: Indikator Kinerja Gizi

a. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD

b. Persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif c. Persentase balita 6-11 bulan mendapat kapsul Vitamin A d. Persentase balita 12-59 bulan mendapat kapsul Vitamin A e. Persentase balita ditimbang dalam 6 bulan terakhir f. Persentase balita mempunyai Buku KIA/KMS

g. Persentase balita sangat kurus mendapat makanan tambahan h. Persentase balita sangat kurus yang mendapat makanan

tambahan menurut jenis makanan

...17

... 20

... 40

... 57

...77

... 85

... 87

... 87

... 88

... 88

... 89

... 89

... 90

... 17 i. Persentase ibu hamil yang berisiko KEK j. Persentase ibu hamil yang mendapat TTD k. Persentase ibu hamil yang mendapat makanan tambahan l. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A m. Persentase remaja puteri yang mendapat TTD n. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium KESIMPULAN a. Status Gizi Balita b. Indikator Kinerja Gizi REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KONTRIBUTOR ...92

... 93

... 93

... 96

... 91

... 92

... 94

... 95

... 95

... 97

... 99

... 101

... 242

(6)

6

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Salah satu arah kebijakan perbaikan gizi sesuai Perpres No. 2 tahun 2015 tentang RPJMN adalah peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan. Oleh karena itu, dalam rangka mendapatkan informasi tentang permasalahan gizi di Indonesia baik melalui data rutin maupun data survey maka diperlukan Pemantauan Status Gizi setiap tahun untuk mengukur kinerja program gizi di tingkat nasional, tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten/kota.

b. Tujuan

Memantau status gizi penduduk secara teratur setiap tahun

dan faktor-faktor yang terkait, dalam rangka mengawal upaya

perbaikan gizi agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan

(7)

c. Manfaat:

1. Sebagai sumber informasi yang cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan untuk:

• perencanaan, penentuan kebijakan dan evaluasi.

• penetapan tindakan intervensi yang tepat sasaran berdasarkan informasi yang dihasilkan.

2. Memenuhi kebutuhan data dan informasi berbasis bukti dan spesifik wilayah untuk daerah dan pusat.

PENDAHULUAN

(8)

8

d. Pengertian Kategori Status Gizi Balita

Indikator Status Gizi Z-Score

BB/U Gizi Buruk < -3,0 SD

Gizi Kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD Gizi Lebih > 2,0 SD

TB/U Sangat Pendek < -3,0 SD

Pendek -3,0 SD s/d < -2,0 SD

Normal ≥ -2,0 SD

BB/TB Sangat Kurus < -3,0 SD

Kurus -3,0 SD s/d < -2,0 SD

Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD

Gemuk > 2,0 SD

Sumber: Kepmenkes No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak

(9)

a. Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB).

1) BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu.

2) TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.

3) BB/TB adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai.

Ketiga nilai indeks status gizi diatas dibandingkan dengan baku pertumbuhan WHO.

b. Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal menurut baku pertumbuhan WHO.

c. Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB anak – BB standar)/standar deviasi BB standar

d. Batasan untuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO dapat dilihat pada tabel “pengertian kategori

(10)

10

e. Pengertian Kategori Masalah Gizi Masyarakat

Masalah Gizi Masyarakat Prevalensi Pendek Prevalensi Kurus

Tidak ada masalah Kurang dari 20% Kurang dari 5%

Akut kurang dari 20% 5% atau lebih

Kronis 20% atau lebih Kurang dari 5%

Akut + Kronis 20% atau lebih 5% atau lebih

Sumber: WHO, 1997

• Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikatakan tidak ada masalah gizi bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus kurang dari 5%.

• Suatu wilayah dikatakan mengalami masalah gizi akut bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus 5% atau lebih.

(11)

METODE

a. Desain

Potong lintang (Cross Sectional Survey) b. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyai balita usia 0-59 bulan

2. Sampel adalah RT yang terpilih dari populasi tersebut.

3. Rumah tangga dipilih melalui 2 tahap:

• Penentuan klaster

• Pemilihan Rumah tangga dalam klaster

4. Jumlah klaster di setiap Kabupaten/Kota ditetapkan

sebanyak 30 klaster

(12)

12

METODE

5. Penentuan klaster dilakukan berdasarkan Probability

Proportional to size (PPS)

6. Untuk setiap klaster dipilih 10 rumah tangga

7. Responden adalah ibu balita atau seseorang anggota rumah tangga lainnya yang bisa mewakili rumah tangga sampel

8. Sampel anak Sekolah Dasar/MI, remaja, ibu hamil/WUS,

dewasa adalah hanya yang ditemukan dalam klaster saja

(13)

c. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan terdiri dari: identitas sampel, data status gizi balita dan data untuk indikator kinerja gizi.

1. Identitas sampel yang dikumpulkan terdiri dari:

• Provinsi

• Kabupaten

• No klaster

• No urut rumah tangga

• No urut anggota rumah tangga

2. Data status gizi balita yang dikumpulkan terdiri dari:

• Berat badan

• Panjang/Tinggi badan

• Tanggal lahir

METODE

(14)

14

3. Data untuk indikator kinerja gizi yang dikumpulkan terdiri dari:

• Lingkar Lengan Atas (LiLA) ibu hamil

• Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium

• Praktek Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

• Praktek ASI Eksklusif

• Frekuensi penimbangan balita

• Jumlah remaja putri dan ibu hamil yang mendapat TTD

• Jumlah balita 6-59 bulan dan ibu nifas yang mendapat kapsul Vitamin A

• Jumlah ibu hamil mendapat PMT

METODE

(15)

METODE

d. Cara Pengumpulan Data

1. Berat badan ditimbang menggunakan timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,1kg

2. Panjang badan diukur menggunakan

length board dengan tingkat ketelitian

0,1cm

3. Tinggi badan diukur menggunakan

microtoise dengan tingkat ketelitian 0,1 cm

Timbangan digital

Microtoise

(16)

16

e. Pengendalian Mutu 1. Uji coba kuesioner

2. Penyediaan Pedoman pengumpulan data 3. Standarisasi dan kalibrasi peralatan 4. Enumerator minimal D3 Kesehatan

5. Pelatihan bagi enumerator, supervisor dan pengelola 6. Supervisi lapangan

7. Standarisasi software pengolah data

8. Editing dan cleaning data

f. Pengolahan dan analisis Data

1. Menggunakan software PSG, SPSS versi 20 dan MS Excel 2. Hasil disajikan dalam bentuk tabulasi, grafik dan narasi

METODE

(17)

H A S I L

Bagian I: Status Gizi Balita

(18)

18

Dilaporkan

Dianalisis

a. Respons Rate

• Dari 509 kab/kota yang ada di 34 provinsi, sebanyak 496 yang berpartisipasi dalam pelaksanaan PSG 2015 (97,4%)

• Dari target 152.700 balita, berhasil dikumpulkan sebanyak 172.918 balita (113,2%) dan sebanyak 165.523 balita yang dapat dianalisis (108,4%)

Target Balita n= 509 kab * 300 = 152.700

Data Balita yang ada n=172.918 Respon Rate (113,2%)

Data Balita yang dapat dianalisis dari data balita

yang ada n=165.523

(19)

PERSENTASE BALITA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN UMUR b. Gambaran umum sampel

51,4 48,6 50,8 49,2 51,1 48,9

0 10 20 30 40 50 60

0-23 bulan 24-59 bulan 0-59 bulan

Persen Laki-laki

Perempuan

Persentase balita menurut jenis kelamin dan kelompok umur

(20)

20

A. STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BERAT

BADAN MENURUT UMUR (BB/U)

(21)

PERSENTASE BALITA USIA 0-23 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/U

BERDASARKAN PROVINSI

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia

(22)

22

PERSENTASE BALITA GIZI BURUK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

4,6 4,8 2,5 3,9 2,3 1,2 0,8 2,2 1,1 2,9 3,3 2,8 2,0 1,4 1,5 2,9 1,8 2,3 5,0 5,5 3,2 4,9 3,1 3,9 1,0 6,3 3,7 1,6 4,6 3,4 5,2 3,7 4,7 5,7

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI… JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONT… SULBAR MALUKU MALUT PAPUA… PAPUA

Persen

Indonesia 3.2%

(23)

PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

12,5 12,5 11,6 12,1 10,0 9,5 3,3 10,4 11,5 10,5 11,0 11,4 10,0 9,2 12,9 10,8 6,0 9,7 13,9 15,6 14,9 14,9 13,9 14,5 8,5 16,7 13,6 12,8 13,1 14,3 15,4 10,2 13,1 12,4

- 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 18,0 20,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 11.9%

(24)

24

PERSENTASE BALITA GIZI BAIK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

80,3 80,5 84,5 82,6 85,9 87,7 94,8 85,2 86,4 84,5 83,5 84,8 86,4 87,8 83,8 84,7 89,8 86,9 79,9 77,7 80,8 79,4 81,7 80,8 87,7 75,6 82,0 84,3 80,9 81,3 77,5 83,9 80,2 78,9

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 83.3%

(25)

PERSENTASE BALITA GIZI LEBIH USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

2,6 2,2 1,5 1,4 1,8 1,6 1,1 2,2 1,0 2,1 2,2 1,0 1,6 1,6 1,8 1,7 2,5 1,1 1,2 1,3 1,1 0,7 1,3 0,8 2,8 1,3 0,7 1,3 1,4 1,0 1,9 2,2 2,0 3,1

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 1.6%

(26)

26

PETA PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-23 BULAN BERDASARKAN PROVINSI

BalitaGizi Kurang <10 % BalitaGizi Kurang 10 s/d <20 % Balita Gizi Kurang 20 s/d <30 % Balita Gizi Kurang ≥30 %

(27)

PERSENTASE BALITA USIA 24-59 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/U

BERDASARKAN PROVINSI

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT

KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia

Persen

(28)

28

PERSENTASE BALITA GIZI BURUK USIA 24-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

0,4

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 4.5%

7,7 5,3 3,1 4,1 3,0 2,3 2,8 1,6 3,5 3,5 3,3 3,9 1,2 2,2 5,5 1,4 4,2 9,1 6,9 5,8 8,4 4,4 5,5 0,9 7,9 6,6 3,9 6,5 7,4 6,1 5,8 5,8 5,2

(29)

PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 24-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

20,4 16,7 17,2 15,7 13,7 15,8 4,6 17,6 11,9 16,5 16,4 16,5 16,2 12,1 19,5 18,9 8,7 19,2 24,0 22,5 23,1 23,0 16,7 17,9 13,0 24,7 21,8 22,3 23,5 23,9 24,1 18,1 16,6 16,2

- 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 18.1%

(30)

30

PERSENTASE BALITA GIZI BAIK USIA 24-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

71,5 76,9 78,8 78,5 81,0 80,8 94,1 78,6 81,8 76,3 75,8 78,4 78,5 84,9 76,2 73,4 85,9 76,4 66,4 68,7 68,6 66,8 76,5 75,1 84,7 66,7 70,8 72,5 69,3 68,5 68,8 75,3 76,7 76,3

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 75.9%

(31)

PERSENTASE BALITA GIZI LEBIH USIA 24-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

0,4 1,2 1,0 1,8 2,3 1,2 0,8 1,0 4,7 3,7 4,3 1,8 1,4 1,8 2,2 2,2 4,0 0,2 0,5 1,8 2,5 1,8 2,4 1,4 1,4 0,8 0,8 1,3 0,8 0,2 0,9 0,8 0,8 2,3

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 1.5%

(32)

32

PETA PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 24-59 BULAN MENURUT PROVINSI

BalitaGizi Kurang <10 % BalitaGizi Kurang 10 s/d <20 % Balita Gizi Kurang 20 s/d <30 % Balita Gizi Kurang ≥30 %

(33)

PERSENTASE BALITA USIA 0-59 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/U

BERDASARKAN PROVINSI

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesai

Persen

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

(34)

34

PERSENTASE BALITA GIZI BURUK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 3.9%

6,0 5,0 2,8 4,0 2,6 1,7 0,6 2,5 1,3 3,2 3,4 3,0 2,9 1,3 1,8 3,9 1,6 3,3 7,0 6,2 4,5 6,7 3,8 4,6 1,0 7,0 5,0 2,8 5,6 5,5 5,7 4,6 5,3 5,4

(35)

PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

16,3 14,5 14,5 13,8 11,7 12,4 4,0 13,6 11,7 13,7 13,8 13,9 13,1 11,0 16,0 14,0 7,4 14,5 18,6 19,1 18,9 18,9 15,4 16,0 10,6 20,3 17,1 17,6 18,8 19,2 19,8 13,6 14,9 14,2

- 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 14.9%

(36)

36

PERSENTASE BALITA GIZI BAIK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

76,1 78,8 81,5 80,6 83,7 84,5 94,4 82,2 84,3 80,1 79,5 81,7 82,4 86,0 80,2 80,2 87,8 81,6 73,5 73,2 74,9 73,1 79,0 78,3 86,3 71,7 77,2 78,3 74,5 74,7 73,1 80,3 78,4 77,6

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 79.7%

(37)

PERSENTASE BALITA GIZI LEBIH USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI

1,5 1,7 1,2 1,6 2,0 1,4 1,0 1,6 2,7 3,0 3,3 1,4 1,5 1,7 2,0 1,9 3,3 0,7 0,9 1,5 1,8 1,3 1,9 1,1 2,1 1,1 0,8 1,3 1,1 0,6 1,4 1,6 1,4 2,7

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 1.6%

(38)

38

PETA PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-59 BULAN BERDASARKAN PROVINSI

BalitaGizi Kurang <10 % BalitaGizi Kurang 10 s/d <20 % Balita Gizi Kurang 20 s/d <30 % Balita Gizi Kurang ≥30 %

(39)

PERSENTASE STATUS GIZI BALITA DENGAN INDEKS BB/U BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI INDONESIA

3,2 4,5 3,9

11,9 18,1 14,9

83,3

75,9 79,7

1,6 1,5 1,6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0-23 bulan 24-59 bulan 0-59 bulan

Persen

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih n balita= 165.523

Indonesia masih memiliki masalah gizi masyarakat, baik pada kelompok umur 0-23 bulan maupun 24-59 bulan

(40)

40

B. STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS TINGGI

BADAN MENURUT UMUR (TB/U)

(41)

PERSENTASE BALITA USIA 0-23 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS TB/U

BERDASARKAN PROVINSI

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia

Sangat pendek pendek normal

(42)

42

PERSENTASE BALITA SANGAT PENDEK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI

8,9 13,4 5,5 6,4 7,6 3,2 5,2 5,2 4,0 6,5 6,6 4,2 5,3 4,1 8,7 4,5 5,5 10,3 14,4 10,7 10,0 13,9 7,5 10,2 6,5 8,3 8,1 5,9 12,1 9,7 12,0 7,7 11,0 13,8

- 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 18,0 20,0

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA

Persen

Indonesia 8.4%

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skor APRI dengan derajat keparahan sirosis hati yang diukur berdasarkan skor Child Turcotte di RSUD

Permasalahan yang muncul berkaitan dengan perlindungan terhadap benda bersejarah diatas adalah masalah pelaksanaan Peraturan Daerah kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun

Calon-calon mesti mengikuti kursus ijazah Doktor Perubatan tidak melebihi tujuh (7) sesi di mana pengajian Tahun 1 dan 2 ditetapkan tidak melebihi 3 sesi dan Peperiksaan

Misalnya kita ingin mencari dengan topik agama local, nanti hasil pencarian adalah beberapa artikel yang sudah diterbitkan di jurnal dengan judul atau tema

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas kelancaran dan kemudahan yang diberikan selama proses pengerjaan hingga penyelesaian skripsi yang berjudul : Perilaku

control-group pretest-posttest design”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Angket, berisi pertanyaan tertulis yang diajukan untuk memperoleh

Guru membagikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari informasi berdasarkan gambar dan teks yang telah dibagikan.. Setiap kelompok memiliki topik yang berbeda

menyelesaikan tugas tepat waktu dengan kwalitas baik Nilai 90 Jika 4 soal dijawab siswa dengan benar Nilai 90 Jika siswa menemukan 4 informasi dari bacaan Nilai