• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. H.M SAMPOERNA, Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. H.M SAMPOERNA, Tbk."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT.

H.M SAMPOERNA, Tbk.

ANTONI

Fakultas Ekonomi, Jurusan Mnajemen Universitas Gunadarma (antoni@staff.gunadarma.ac.id)

ABSTRAK

Kata Kunci : Analisis Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan, (ix + 51 halaman)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kinerja keuangan PT. H.M Sampoerna,Tbk ditinjau dari laporan keuangan perusahaaan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, profitabilitas, dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk periode 2014-2016. Teknik analisis data melalui analisis deskriptif dengan menggunakan analisis rasio. Data penelitian berupa data sekunder kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk periode 2014-2016 yang telah diaudit.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas pada PT. H.M Sampoerna, Tbk bisa dikatakan dalam keadaan yang baik.

(Daftar pustaka 2008 – 2016)

PENDAHULUAN

Kinerja kuangan merupakan ukuran prestasi perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer (Van Horne, 2012:24). Kinerja keuangan juga akan memberikan gambaran efisiensi atas pengunaan dana mengenai hasil akan memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak. Kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan modal dengan cara yang efektif dan efisien (Irham, 2011:12).

Dengan melihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dalam mengunakan modal secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan.

Suatu kinerja keuangan yang seringkali dipakai dan diketahui oleh umum adalah analisis laporan keuangan dengan menghitung tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas suatu perusahaan (Irham, 2011:12). Mengukur kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis lainnya. Hal ini tentu saja sangat berguna bagi investor dalam mengetahui kondisi perusahaan- perusahaan pada kelompok industri tertentu untuk menentukan mana yang terbaik

(2)

dan lebih menguntungkan dilihat dari perbandingan kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan cara analisis yang sangat efektif dan lebih mudah saat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan jika dibandingkan dengan alat analisis yang lainnya karena akan sangat membantu perusahaan dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang.

Dengan melakukan analisis rasio keuangan, dapat diketahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode, selain itu dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan, kekuatan-kekuatan yang dimiliki, mengetahui langkah- langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisis keuangan perusahaan saat ini, dan juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Karena itu penelitian ini lebih memilih menggunakan analisis rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan keuangan. Analisis rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Ada empat rasio yang dipakai dalam penelitian ini yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan juga rasio profitabilitas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur apakah perusahaan tersebut masih dalam kategori likuid atau tidak, sedangkan rasio aktivitas digunakan untuk menilai seberapa baik perusahaan tersebut dalam mengelola piutang, persediaan dan total aktivanya. Selain itu juga ada rasio solvabilitas yang menunjukkan seberapa besar utang dan ekuitas pada perusahaan tersebut. Dan yang terakhir ada rasio profitabilitas yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut.

Salah satu hal yang penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya (Martono dan Agus, 2010:46). Peranan manajemen keuangan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Penilaian kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang berguna bagi perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang serta merupakan persoalan yang kompleks dan sulit karena menyangkut masalah efektivitas dan pemanfaatan modal, efisiensi serta rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhirnya dari proses akuntansi, laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan (Kasmir, 2011:21). Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan informasi yang dapat membantu investor dan para pelaku pasar modal dalam menginterpretasikan keadaan suatu perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perhitungan lebih lanjut atas analisis yang tepat pada laporan keuangan tersebut.

(3)

3 Industri rokok merupakan salah satu jenis usaha yang mengalami kemajuan pesat dan merupakan penyumbang pendapatan Negara yang cukup besar di Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan ini, mengalami kondisi yang cukup dilematis, khususnya di Indonesia. Pemerintah memperketat peraturan tentang rokok, seperti pembatasan dalam beriklan, adanya pembatasan merokok ditempat - tempat umum, peringatan kesehatan pada setiap kemasannnya, percantuman kadar nikotin dan tar, kebijakan harga jual eceran dan tarif yang meningkat setiap tahunnya membuat industri rokok di Indonesia semakin tertekan.

Kondisi persaingan yang cukup ketat antar industri rokok serta kebijakan pemerintah berdampak pada tuntutan perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan produk yang dihasilkan, serta meningkatkan nilai ekonomis perusahaan melalui penggunaan dana yang tersedia. Dengan semakin banyaknya pilihan di pasar, konsumen dan pemodal (investor) mempunyai kemampuan daya tawar yang lebih tinggi dalam memilih produk atau berinvestasi sesuai dengan kebutuhannya. Persaingan ini menuntut perusahaan untuk mencari strategi agar mampu memenangkan persaingan tersebut.

Di Indonesia sendiri, pertumbuhan dunia bisnis dan industri terbukti dengan terus meningkatnya jumlah perusahaan dari berbagai sektor. Salah satunya yaitu industri rokok. Dari data yang diperoleh untuk perusahaan rokok di Indonesia pada tahun 2015, PT. H.M. Sampoerna, Tbk, mempunyai prospek yang sangat cerah dan saat ini mengalami perkembangan dilihat dari semakin banyaknya perusahaan rokok baru, PT. H.M. Sampoerna, Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, bisa dilihat dari tingkat penjualan rokok pada gambar 1.1 berikut :

Gambar 1.1 Pangsa Pasar Penjualan Rokok Nasional 2015 Sumber : http://databoks.katadata.co.id (di akses 23 oktober 2017)

35%

21.50%

19.30%

7%

24.20%

Pangsa Pasar Penjualan Rokok Nasional 2015

PT. H.M. Sampoerna, Tbk

PT. Gudang Garam

PT. Djarum, Tbk

PT Bentoel International investama, Tbk,

Lainnya

(4)

PT HM Sampoerna Tbk, perusahaan rokok terkemuka di Indonesia, melaporkan pendapatan bersih (di luar cukai) sebesar Rp. 11,6 triliun pada kuartal ke-4 2015, mengalami kenaikan sebesar 11,5% dari Rp. 10,4 triliun pada kuartal ke-4 tahun 2014. Di sepanjang tahun 2015, Sampoerna mencatatkan pendapatan bersih (di luar cukai) sebesar Rp. 42,1 triliun, mengalami kenaikan sebesar 8,9%

dari Rp. 38,7 triliun pada tahun 2014. Pada kuartal ke-4 tahun 2015, Perusahaan mencatatkan total laba bersih sebesar Rp. 2,8 triliun, naik sebesar 9,6% dari Rp.

2,5 triliun pada kuartal ke-4 tahun 2014. Di sepanjang tahun 2015, total laba bersih Perusahaan mencapai Rp. 10,4 triliun, naik sebesar 1,8% dari Rp. 10,2 triliun pada tahun 2014.

Pasar rokok Indonesia tidak menunjukkan pertumbuhan volume di tahun 2015, sejalan dengan melambatnya kondisi perekonomian Indonesia. Sampoerna mempertahankan posisi kepemimpinan di pasar rokok Indonesia, dengan peningkatan pangsa pasar sebesar 0,1 poin menjadi 35,0% pada tahun 2015.

TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:27) pengertian dari laporan keuangan adalah ”laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”.

Laporan Keuangan menurut Munawir (2010:5) pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama peride tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Laporan Keuangan menurut Fahmi (2014:31) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:17) laporan keuangan yang terdiri atas komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca

Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos sebagi berikut : aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestimasi,

(5)

5 kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal saham dan pos ekuitas lainnya.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan, bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut : pendapatan, laba rugi perusahaan, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan filitas dan asosiaso yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak mioritas, laba rugi bersih dan periode berjalan.

3. Laporan perubahan ekuitas

Perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan bedasarkan prinsip pengukuran yang dianut.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas selama periode tertentu. Arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

5. Catatan laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan negative atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban komitmen.

Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua bagian kata, yaitu ”analisis” dan

”laporan keuangan”. Analisis adalah penguraian suatu persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian-bagian yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan.

Sedangan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entias.

Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masimg pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.

(6)

Menurut Munawir (2010:35), analisa laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi seta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan merupakan perhitungan yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini merupakan cara yang saat ini masih paling efektif dalam mengukur tingkat kinerja serta prestasi keuangan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:104) rasio adalah sebagai berikut:”analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”.

Sedangkan menurut Munawir (2010:37) menyatakan bahwa:”analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau lapora laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.

Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan menurut Fahmi (2014: 53) meliputi:

a) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja keuangan dan prestasi perusahaan

b) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

c) Analisi rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari pespektif keuangan.

d) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

e) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagi penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi dibidang keuangan uang unsur-unsurnya berkaitan dengan pendapatan, operasional secara menyeluruh, struktur hutang dan hasil investasi. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi keua ngan serta hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan.

Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perlu dilaksanakannya analisis laporan keuangan. Oleh karena itu agar laporan keuangan mampu memberikan informasi

(7)

7 sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisis dan interprestasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan serta potensi perusahan dalam menjalankan usahannya secara financial ditunjukkan dalam laporan keuangan.

Menurut Munawir (2010:67), selain membandingkan rasio keuangan dengan standar rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keangan pada beberapa tahun- tahun sebelumnya. Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya :

a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.

b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

c) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.

d) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan Penelitian Terdahulu

Tabel 1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti/

Tahun

Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

(8)

1. Recly Bima (2016)

Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. H.M Sampoerna, Tbk

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian

kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif, yaitu penelitian yang merumuskan dan menafsiran data yang ada

Rasio Likuiditas Mengalami

Fluktuasi, dan untuk Rasio Solvabilitas, Profabilitas, dan Aktivitas dalam kinerja yang baik

Peneliti sebelumnya melakukan penelitian terhadap factor yang sama yaitu tentang Analisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan Obyek yang sama

Peneliti melakukan penelitian pada periode yang berbeda

2. Juy Pulloh (2016)

Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi kasus pada PT. HM

Sampoerna Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

metode penelitian yang dipakai adalah kuantitatif, dikatakan kuantitatif karena terdapat angka dan perhitungan menggunakan rumus

Di lihat rasio likuiditas secara keseluruhan masih dibawah standar industri, Hal ini menujukan perusahaan belum aman dalam jangka pendek. Rasio leverage secara keseluruhan sudah memenuhi standar industri, hal ini menunjukan peusahaan mampu mengelola aktiva dengan baik serta menekan pendanaan menggunakan hutang. Rasio aktivitas secara keseluruhan perusahaan sudah di atas standar, namun pada inventory turn over masih di bawah standar. hal ini disebabkan oleh penyimpanan persediaan yang terlalu besar

Peneliti sebelumnya membahas tentang analisis kinerja keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk

Peneliti melakukan penelitian pada periode yang berbeda

(9)

9 sehingga perusahaan

dinyatakan tidak produktif, namun pada pengecualian pada perusahaan rokok sebab bahan baku pada

perusahaan rokok perlu difermentasi terlebih dahulu.

Rasio profitabilitas secara keseluruhan sudah di atas standar. Namun net profit margin masih di bawah standar, hal ini menunjukan pendapatan perusahaan atas penjualan belum maksimal 3. Nur Mahmudi

(2007)

Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Rokok (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta)

Menggunakan metode lintas waktu (time series) yaitu metode yang dilakukan dengan cara

membandingkan suatu rasio keuangan perusahaan dari suatu periode tertentu dengan periode sebelumnya.

Kedua, metode lintas seksi/industri (cross section) adalah

perbandingan rasio keuangan

perusahaan dengan rasio keuangan perusahaan lainnya yang sejenis

Berdasarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya Bentoel Internasional Investama Tbk merupakan perusahaan yang likuid dan solvabel apabila di

bandingkan dengan perusahaan rokok lainnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja paling baik di dalam memanfaatkan sumber daya diantaranya piutang, persediaan, aktiva tetap, dan total aktiva untuk meningkatkan tingkat penjualan yaitu dimiliki oleh HM. Sampoerna Tbk. Di samping itu HM. Sampoerna Tbk juga memiliki kinerja yang paling baik di dalam menghasilkan laba.

Peneliti sebelumnya membahas tentang Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Rokok

Peneliti melakukan penelitian pada obyek yang lebih luas

(10)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama lima periode yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 perusahaan HM.

Sampoerna Tbk merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang paling baik diantara PT. BAT Indonesia Tbk, Gudang Garam Tbk, Bentoel

Internasional Investama Tbk

METODOLOGI PENELITIAN

Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu, PT HM Sampoerna, Tbk, dengan menggunakan analisis rasio sebagai dasar penilaian kinerja keuangan dan menggunakan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laba rugi periode tiga tahun terakhir yaitu tahun 2014 – 2016.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dokumenter yang merupakan sejenis data berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian. Data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder adalah”data yang dikumpulkan oleh pihak lain” (Kuncoro, 2009 : 148). Data tersebut berupa laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi selama periode pengamatan tahun 2014 sampai dengan 2016.

Memilih cara dan alat pengumpulan data yang tepat adalah sangat penting.

Pada metode pengumpulan data ini penulis berusaha untuk mendapatkan data yang lengkap, dan sesuai dengan objek penelitian. Dan dalam usaha mendapatkan data-data yang diperlukan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data tertulis seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan.

Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu analisis data yang menggunakan angka-angka ke dalam analisis rasio untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan satu dengan yang lain yang sejenis.

1. Menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari :

(11)

11 a) Rasio Likuiditas, yang meliputi :

Aktiva Lancar

Current Ratio = --- Hutang Lancar

Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = ---

Hutang Lancar

Kas + Setara kas

Cash Ratio = --- x 100%

Hutang Lancar

Tabel 2

Standar Industri Rasio Likuiditas

No Jenis Rasio Standar Industri

1 Current Ratio 2 kali

2 Quick Ratio 1,5 kali

3 Cash Ratio 50 %

Sumber : Kasmir (2008:143)

b) Rasio Solvabilitas, yang meliputi :

Total Hutang

Debt to Assets Ratio = --- x 100%

Total Aktiva

Total Hutang

Debt to Equity Ratio = --- x 100%

Total Modal

Tabel 3.2

Standar Industri Rasio Solvabilitas

No Jenis Rasio Standar Industri

(12)

1 Debt to Asset Ratio 35%

2 Debt to Equity Ratio 90%

Sumber : Kasmir (2008:164)

c) Rasio Profitabilitas, yang meliputi :

Laba Bersih setelah Pajak

Net Profit Margin = --- x 100%

Penjualan Bersih

EAT

ROA = --- x 100%

Total Aktiva

Laba Bersih setelah Pajak

ROE = --- x 100%

Ekuitas

Tabel 3

Standar Industri Rasio Profitabilitas

No Jenis Rasio Standar Industri

1 Net Profit Margin 20%

2 Return On Assets 30%

3 Return On Equity 40%

Sumber : Kasmir (2008:208)

d) Rasio Aktivitas, yang meliputi :

Penjualan

Perputaran Total Aktiva = --- Total Aktiva

Penjualan

Perputaran Aktiva Tetap = --- Aktiva Tetap

(13)

13 Penjualan Bersih

Perputaran Piutang = --- Rata – rata Piutang Dagang

Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = ---

Rata – rata Persediaan

Tabel 4

Standar Industri Rasio Aktivitas

No Jenis Rasio Standar Industri

1 Receivable Turnover 15 kali

2 Inventory Turnover 20 kali

3 Fixed Assets Turnover 5 kali

4 Total Assets Turnover 2 kali

Sumber : Kasmir (2008:186)

2. Menggunakan Analisis Timer Series

Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan Analisis Time Series yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi kinerja keuangan

Dari hasil analisis diatas dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas maka dapat dinilai kinerja keuangan yang ada pada PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014 – 2016 secara keseluruhan sebagai berikut :

Tabel 14

Kondisi Kinerja Keuangan PT. H.M Sampoerna Tbk Selama Tahun 2014-2016

Keterangan Tahun Rata

Rata Rasio

Standar industri

Kondisi

(14)

2014 2015 2016 Likuiditas

CR 1,52x 6,56x 5,23x 4,43x 2x Baik

QR 0,24x 2,36x 2,20x 1,6x 1,5x Baik

Cash Ratio 0,47% 37,86% 78,65% 39% 50% Kurang Baik

Solvabilitas

DAR 52,44% 15,77% 19,60% 29,27% 35% Baik

DER 110,2% 18,72% 24,38% 51,12% 90% Baik

Profitabilitas

NPM 12,62% 11,64% 13,37% 12,54% 20% Kurang Baik

ROA 35,87% 27,26% 30,02% 31,05% 30% Baik

ROE 75,43% 32,37% 37,34% 48,38% 40% Baik

Aktivitas

TATO 2,84x 2,34x 2,24x 2,47x 2x Baik

FATO 13,63x 14,18x 13,84x 13,88x 5x Baik

RTR 73,49x 17,57x 19,10x 36,72x 15x Baik

ITR 3,45x 3,53x 3,68x 10,66x 20x Kurang Baik

Kondisi kinerja keuangan dilihat dari rasio likuiditas : 1. Current Ratio

Secara keseluruhan rata-rata current ratio PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 4,43 kali. Dengan demikian current ratio PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata-rata angka standar, Hal ini didukung dengan teori menurut Kasmir (2011 : 135) dalam praktiknya standar yang dipakai sebesar 2 kali oleh karena itu perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek.

2. Quick Ratio

Secara keseluruhan rata-rata quick ratio PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 1,6 kali. Dengan demikian quick ratio PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata-rata angka standar, Hal ini didukung dengan teori menurut Kasmir (2011 : 138) jika standar industri 1,5 kali, maka keadaan perusahaan sudah lebih baik, karena perusahaan tidak perlu menjual persediannya untuk melunasi hutang jangka pendeknya.

3. Cash Ratio

Secara keseluruhan rata-rata cash ratio PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 39%. Dengan demikian cash ratio PT. H.M

(15)

15 Sampoerna Tbk dikatakan kurang baik karena di bawah rata-rata angka standar, Hal ini didukung dengan teori menurut Kasmir (2012 : 138) yaitu standar industri 50%, apabila perusahaan berada dibawah angka tersebut maka kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan kas kurang baik.

Kondisi kinerja keuangan dilihat dari rasio solvabilitas : 1. Debt to Total Asset Ratio

Secara keseluruhan rata-rata debt to total asset ratio PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 29,27%. Dengan demikian debt to total asset ratio PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di bawah rata-rata angka standar, Hal ini didukung oleh teori menurut Kasmir (2011 : 157) jika standar industri debt to asset rasio sebesar 35% kemudian perusahaan dibawah standar tersebut, akan mudah bagi perusahaan memperoleh pinjaman. Selain itu kondisi tersebut menunjukan seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

2. Debt to Total Equity Ratio

Secara keseluruhan rata-rata debt to total equity ratio PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 51,72%. Dengan demikian debt to equity ratio PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di bawah rata-rata angka standar, Hal ini didukung dengan teori menurut Kasmir (2011 : 158) semakin rendah tingkat rasio ini maka berdampak semakin rendah tingkat pembayaran bunga.

Kondisi kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas : 1. Net Profit Margin

Secara keseluruhan rata – rata net profit margin PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014 – 2016 sebesar 12,54%. Dengan demikian net profit margin PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan kurang baik karena dibawah rata – rata angka standart, hal ini didukung teori menurut Kasmir (2011 : 201) apabila nilai rasio dibawah standar berarti perusahaan belum memaksimalkan pendapatan atas penjualan.

2. Return On Assets

Secara keseluruhan rata-rata return on assets PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 31,05%. Dengan demikian return on assets PT.

H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata-rata angka standart. hal ini didukung teori menurut Kasmir (2011:202) rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

3. Return On Equity

(16)

Secara keseluruhan rata-rata return on equity PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014 - 2016 sebesar 48,38%. Dengan demikian return on equity PT.

H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata-rata angka standart, hal ini didukung teori menurut Kasmir (2011:204) rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik pemilik perusahaan semakin kuat.

Kondisi kinerja keuangan dilihat dari rasio aktivitas : 1. Total Assets Turn Over

Secara keseluruhan rata-rata total assets turn over PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 2,47 kali. Dengan demikian total assets turn over PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata-rata angka standar, Hal ini didukung teori menurut Kasmir (2011:186) apabila nilai rasio di bawah standar berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki.

2. Fixed Assetd Turn Over

Secara keseluruhan rata-rata fixed assets turn over PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 13,88 kali. Dengan demikian fixed assets turn over PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata -rata angka standar, hal ini didukung teori menurut Kasmir (2011:185) apabila nalai rasio masih dibawah standar berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva tetap yang dimiliki.

3. Receivable Turn Over

Secara keseluruhan rata-rata receivable turn over PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 36,72 kali. Dengan demikian receivable turnover PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan baik karena di atas rata -rata angka standar, Hal ini didukung dengan teori menurut Kasmir (2011 : 176) semakin tinggi rasio menunjukan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya kondisi ini baik bagi perusahaan.

4. Inventory Turn Over

Secara keseluruhan rata-rata inventory turnover PT. H.M Sampoerna Tbk pada periode 2014-2016 sebesar 10,66 kali. Dengan demikian inventory turnover PT. H.M Sampoerna Tbk dikatakan kurang baik karena di bawah rata-rata angka standar, hal ini didukung teori menurut Kasmir (2011:182) apabila nilai di bawah standar maka perusahaan dinyatakan kurang baik karena perusahaan menahan persediaan dalam jumlah yang berlebih atau tidak produktif. Namun standar industri ini tidak berlaku pada perusahaan rokok,kopi dan perusahaan yang membutuhkan fermentasi pada bahan bakunya.

Kesimpulan

(17)

17 Berdasarkan dari hasil perhitungan dan analisis diatas dengan menggunakan analisis rasio keuangan, maka dapat diketahui kinerja keuangan pada PT. H.M Sampoerna Tbk dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas pada periode tahun 2014-2016 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Rasio Likuiditas PT. H.M Sampoerna Tbk periode 2014 – 2016, Jika dililhat dari Current ratio dan Quick ratio yang berada diatas rata – rata angka standar industri, namun untuk Cash ratio masih belum bisa dikatakan dalam keadaan yang baik, karena masih berada dibawah angka standar industri. Bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban- kewajiban finansial jangka pendek.

Rasio Solvabilitas PT. H.M Sampoerna Tbk periode 2014 – 2016 Debt to total assets ratio dan Debt to total Equity bisa dikatakan dalam keadaan yang baik.

Artinya kinerja perusahaan mampu mengelola aktiva dengan baik serta menekan pendanaan menggunakan modal sendiri.

Rasio Profitabilitas PT. H.M Sampoerna Tbk periode 2014 – 2016 untuk Net profit margin masih di bawah angka standar industri, sedangkan untuk Return On Assets dan Return on Equity sudah dikatakan baik karena berada diatas angka standar industri. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya cukup baik.

Rasio Aktivitas PT. H.M Sampoerna Tbk periode 2014 – 2016 untuk Inventory turnover masih berada dibawah angka standar industri, sedangkan untuk Total assets turnover, Fixed assets turnover dan Receivable turnover sudah berada diatas angka rata – rata standar industri. Manajamen perusahaan sudah cukup efektif dalam mengelola asset – asset nya.

Saran

Setelah memberikan beberapa kesimpulan, sebagai hasil akhir pembahasan ini peneliti akan memberikan saran-saran sebagai berikut :

1) PT. H.M Sampoerna, Tbk hendaknya dapat meningkatkan lagi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan cara memperbaiki jumlah kas yang tersedia, sehingga dapat optimal dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2) PT. H.M Sampoerna Tbk hendaknya dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi kemampuannya dalam memperoleh laba bersih setelah pajak sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih banyak lagi.

3) PT. H.M Sampoerna Tbk seharusnya lebih baik lagi dalam memberikan harga pokok pada penjualan sehingga tercapainya efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan tingkat penjualan yang tinggi.

4) Diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor dan variable yang berbeda

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan Kesatu. Alfabeta.

Bandung.

________. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Harahap, S. S. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama.

PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hendry Andres Maith. 2013. Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.

Irham Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan. (Edisi 1). Bandung : Alfabeta.

Joy Pulloh, M.G., Wi Endang NP., dan Zahroh. Z. A. 2016. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi kasus pada PT. H.M Sampoerna, Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 1.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga.

Jakarta.

Martono dan D. A. Harjito. 2010. Manajemen keuangan. Ekonisia. Yogyakarta.

Munawir. S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Empat. Liberty.

Yogyakarta.

Recly Bima Rhamadana. 2016. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT. H.M Sampoerna, Tbk. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, No 7.

Van Horne, James C dan Wachowicz Jr, John M. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba Empat.

Yehezkiel Tesar Janaloka. 2016. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 4, No 1.

Referensi

Dokumen terkait

2. Untuk mengetahui hasil-hasil yang dicapai para santri putri dari proses menghafal Al-Qur’an santri putrid pondok pesantren Daar Al-Furqon Janggalan Kota Kudus.

Rata-rata Return On Equity dengan rata-rata tingkat suku bunga di atas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT Berlina Tbk (BRNA) sebelum stock split kurang baik

Namun apabila dilihat dari uji statistik (uji beda t) dengan tingkat significance 0,05 bahwa pada analisis rasio kinerja keuangan PT. Sampoerna Argo, Tbk diperoleh t hitung

Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan

Sehingga dapat diketahui kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk tahun 2016 – 2020 jika di nilai dari return on asset menunjukan kinerja yang tidak baik karena berada di

Karena dalam peristiwa kayak gitu, kamu nggak boleh motret sendiri, karena kalau ada apa-apa kamu nggak ada orang yang nolongin kamu.”.. Tantangan

Dalam pemodelan matematik bahwa masalah nyata yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari perlu disusun dalam suatu model matematik sehingga mudah dicari solusinya.

Beban gempa terjadi akibat pergerakan tanah dasar ke arah horizontal atau vertikal secara tiba-tiba. Umumnya pergerakan arah horizontal memiliki guncangan yang lebih besar.