• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISERTASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi. Oleh: ANTONIUS BUDISUSILA NIM: T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DISERTASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi. Oleh: ANTONIUS BUDISUSILA NIM: T"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ARANSEMEN TATA KELOLA DESTINASI WISATA BERBASIS KOMUNITAS YANG BERKELANJUTAN

Studi Kasus Pengelolaan Wisata Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

DISERTASI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

ANTONIUS BUDISUSILA NIM: T401508002

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020 commit to user

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PROMOTOR DAN KO-PROMOTOR

commit to user

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PARA PENGUJI

ARANSEMEN TATA KELOLA DESTINASI WISATA BERBASIS KOMUNITAS YANG BERKELANJUTAN:

Studi Kasus Pengelolaan Wisata Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

DISERTASI Disusun oleh:

ANTONIUS BUDISUSILA NIM: T401508002

Telah diuji melalui Ujian Terbuka pada tanggal 17 November 2020 dan telah sesuai arahan, saran dan masukan para komisi promotor dan penguji.

KOMISI PROMOTOR

Promotor : Prof. Dr. JJ. Sarungu, MS ………..

Ko-Promotor : Dr. Albertus Magnus Soesilo, M.Sc. .………..

Ko-Promotor : Dr. Vinc. Hadi Wiyono WS, MA ………..

TIM PENGUJI Ketua Dewan Penguji

: Prof. Dr. Ahmad Yunus, MS

………

Sekretaris Dewan Penguji

: Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D.

………

Penguji Eksternal

: Prof. Munawar, SE, DEA, Ph.D ………

Anggota Penguji I

: Prof. Djoko Suhardjanto, M. Com (Hons), Ph.D, Ak.

……….

Anggota Penguji II

: Prof. Dr. Hj. Rahmawati, M,Si.,Ak ……….

Anggota Penguji III

: Dr. Akhmad Daerobi, MS ……….

Anggota Penguji IV

: Bhimo Rizky Samudro, SE,

M.Si,Ph.D ……….

WAKTU UJIAN TERBUKA

Hari/Tanggal : Selasa, 17 November 2020 SK Penguji : 362/UN.27.04.8.1/PP/2020 commit to user

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Disertasi berjudul: “Aransemen Tata Kelola Destinasi Wisata Berbasis Komunitas Berkelanjutan: Studi Kasus Pengelolaan Wisata Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Disertasi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi, baik disertasi beserta gelar Doktor saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Disertasi pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim pembimbing sebagai author dan Pascasarjana UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 5 November 2020 Mahasiswa,

Antonius Budisusila T-401508002

commit to user

(5)

v

MOTTO HIDUP

“When I find new information, I change my mind; What do you do?” (JM Keynes)

Everything will fall into place when you stick to being yourself (Anonym)

Tunggak jati semi, tunggak jarak mrajak (Mbah Jo Pindul)

Beneficia non obtruduntur: beneficium invito non datur

(Karya kebaikan tidak dapat dipaksakan, pelayanan yang dipaksaan tidak bernilai)

commit to user

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Untuk Ibu Coleta Suyatmi yang telah bersama Bapa di surga:

“One good mother is worth one hundred schoolteachers, and that is only you, Mom.

Untuk istri tercinta, Victoria Sundari Handoko, anak-anakku Abi dan Agni, terima kasih telah mendukung dengan ikhlas dan penuh perhatian, Aku bangga pada kalian.

“Donat kentang itu paling lezat, menemani penulisan karya ini”

Untukmu Ayah, Budi Santosa dan Ibu mertua, Jati Suprapto:

Kesetianmu pada pasangan menjadi contoh terbaik bagi kehidupan ini dan semesta. Mohon maaf belum memberikan perhatian yang terbaik.

commit to user

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Halaman Pengesahan ii

Pernyataan Keaslian dan Persyaratan Publikasi iii

Motto iv

Persembahan v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar dan Bagan xiii

Kata Pengantar xv

Abstrak xxi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Pengantar 1

B. Latar Belakang 2

C. Rumusan Masalah 13

D. Pertanyaan Penelitian 21

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 24

E.1. Tujuan Penelitian 24

E.2. Manfaat Penelitian 25

BAB II TATA-KELOLA EKONOMI DESTINASI PARIWISATA BERBASIS KOMUNITAS

27

A. Pengantar 27

B. Pembangunan Pariwisata Berbasis Komunitas 28 B.1. Pengertian Pariwisata Berbasis Komunitas 28 B.2. Filosofi Dasar Pembangunan Komunitas 33 B.3. Sejarah dan Praktik Pembangunan Berbasis Komunitas 36 B.4. Keterpaduan Proses dan Hasil Pembangunan

Komunitas

40

C. Tata-Kelola Destinasi Wisata 44

C.1. Pengertian Aransemen Tata-Kelola 44

C.2. Pengertian Tata-Kelola 47

C.3. Tata-Kelola Destinasi Wisata 51

D. Perubahan Kelembagaan Tata-Kelola 56

D.1. Pengertian Perubahan Kelembagaan 56 D.2. Perspektif Perubahan Kelembagaan, Tata Kelola 58 D.3. Arah Perubahan Kelembagaan: Inklusif atau Ekstraktif 60 D.4. Kerangka Konseptual Perubahan Kelembagaan 63 BAB III STUDI KASUS SEBAGAI METODE PENELITIAN 66

A. Pengantar 66

B. Strategi Penelitian 66

C. Studi Kasus 71

C.1. Studi Kasus Sebagai Metode 71

C.2. Protokol Studi Kasus 74

C.3. Unit Analisis Studi commit to user 75

(8)

viii

D. Teknik Pengambilan Data 75

D.1. Proses Pengambilan 75

D.2. Hasil Perolehan Data 80

E. Prinsip Trustworthiness dan Trianggulasi 83

F. Analisis Data Penelitian 84

BAB IV DESA BEJIHARJO: KAWASAN KARST SEBAGAI SUMBERDAYA WISATA DAN PENGEMBANGANNYA

88

A. Pengantar 88

B. Desa Bejiharjo sebagai Kawasan Goa Karst 89

C. Penduduk Desa Bejiharjo 94

D Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bejiharjo 95

E. Potensi Sumberdaya Wisata 96

E.1. Kekayaan Alam 96

E.2. Kekayaan Sejarah 98

E.2.1. Situs Sokoliman 99

E.2.2. Kawasan “Sengkeran” Keramat Gedong 100

E.2.3. Tonggka Jati Semi 101

E.2.4. Museum Gerilya Jendral Sudirman 102

E.3. Kekayaan Budaya 103

F. Hak-Hak Properti di Kawasan 106

G. Pergeseran Hak-Hak Properti 110

H. Dilema Hak-Hak Pengelolaan dan Pemnfaatan Sumber Daya Karst

111

I. Kesimpulan 114

BAB V

DINAMIKA PERKEMBANGAN DAN

PERSAINGAN KELOMPOK USAHA WISATA BERBASIS KOMUNITAS

118

A. Pengantar 118

B. Sejarah dan Dinamika Perkembangan Pokdarwis 119

C. Pokdarwis Perintis (Pengelola) 125

C.1. Berdirinya Pokdarwis Dewa Bejo (DB) 125

C.1.1. Pembentukan Kelompok 125

C.1.2. Mandat dan Visi Pokdarwis 129

C.1.3. Program dan Kegiatan Pokdarwis 130 . C.2. Pokdarwis Wira Wisata: “Respon Bludak Kunjungan” 131

C.3.Pokdarwis Panca Wisata: “Respon Kecemburuan Sosial”

134 C.4.Pokdarwis Karya Wisata (KW): “Mengembangkan

Goa Sriti”

137 C.5.Pokdarwis Tunas Wisata (TW): “Klaim Pemilik

Tanah”

138

D. Kelompok Pokdarwis Gagal Masuk 140

D.1. Klaim Atas Hak Kepemilikan Tanah Berlanjut 140 D.2. Persekongkolan: Taruna Wisata (TAW) Gagal Berdiri 140 D.3. Kepentingan Diri: Panji Wisata (PAW) Gagal Masuk commit to user 144

(9)

ix

E. Kelompok Pokdarwis Agen (Operator): Mitra Kerja Perintis

145

E.1. Pokdarwis Mriwis Putih (MP) 146

E.2. Pokdarwis Dewitaliman Wisata (DW) 147

E.3. Pokdarwis Gelaran Indah (GI) 148

E.4. Pokdarwis Sumber Banyu Moto (SBM) 149 F. Kelompok Pokdarwis Terintrusi Modal Privat 151 F.1. Pokdarwis Kedung Gupit Adventure (KGA) 151

F.2. Pokdarwis Ngancar Wisata (NW) 152

F.3. Pokdarwis Sadam Wisata (SW) 153

F.4. Pokdarwis Sekar Sejati Wisata (SSW) 156 G. Pengelolaan Pokdarwis dan Pelayanan Wisata 157

G.1. Partisipasi Warga: Pokdarwis Baru Semakin Menurun

157 G.2. Legalitas Badan Usaha Pokdarwis: Dari Sosial ke

Komersial

158 G.3. Pengembangan Objek: Dari Sungguhan, ke Akal-

Akalan

161 G.4 Penyesuaian Struktur Kelembagaan Pokdarwis:

Pengurus Semakin Dominan

163 G.5 Pengelolaan Kawasan Kantor: Dari Distribusi ke

Konsentrasi

168 G.6. Perubahan Kepemilikan Modal: Dari Kolektif Ke

Privat

170 G.7. Penggunaan Teknologi Media Sosial Komunitas 172 G.8. Manajemen “Bakso” Keuangan Pokdarwis 174

H. Kemunculan Kelompok Agen Pemasaran 177

H.1. Pelaku Pemasaran Daring 177

H.2. Taman Pemsaran Daring: Epidemi Agen 178

H.3. Pelaku Jongki Wisata 181

H.4. Forum Komunikasi Perpolisian Masyarakat: Wabah Jongki Wisata

182 I. Pemerintah Sebagai Pengelola Usaha Wisata 184 I.1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 184 I.2. Polemik BUMDes: Proses Seleksi Diragukan 185 J. Bentuk Persaingan/Kerjasama: dari Koopetisi menuju

Kompetisi Bebas

188

K. Kesimpulan 192

BAB VI PERUBAHAN KELEMBAGAAN PENGATURAN SEBAGAI PEMICU TRILEMA TATA-KELOLA DESTINASI WISATA

199

A. Pengantar 199

B. Institusi-Institusi Pengaturan dalam Pengembangan Destinasi

203 B.1. Dinamika dan Perkembangan Pengaturan Formal 203 B.2. Perubahan Kelembagaan Pengaturan Formal 209

commit to user

(10)

x

C. Kesepakatan-Kesepakatan Perubahan Kelembagaan Informal

211 C.1. Partisipasi Sebagai Kesepakatan 211 C.2. Demit dadi Duit: Kesepakatan Perintis untuk

Kesejahteraan Bersama

212 C.3. Kesepakatan Mengembangkan Destinasi 214 C.4. Mengepung Destinasi Goa Pindul: Kesepakatan

Membagi Jalan Masuk

215 C.5. Kesepakatan Pengelola dan Operator: Sistem

Ngesub

217 C.6. Pengembangan Goa Tanding: Modal Privat

Mendominasi

219 C.7. Kesepakatan POW dan Pemerintah Desa 220 D. Keseimbangan/Ketidakseimbangan Kelembagaan: Dari

Harmonis ke Disharmonis

220 E. Arah Perubahan Kelembagaan: dari Inklusif menuju

Eksploitatif

225

E.1. Kelembagaan Inklusif 226

E.2. Menuju Kelembagaan Ekploitatif 229 F. Ketiadaan Institusi Penegakan atas Wabah Agen 233 G. Trilema Tata-Kelola Destinasi Wisata: Menguatnya

Eksploitasi

235

H. Kesimpulan 238

BAB VII PERFORMA KELEMBAGAAN DAN TANTANGAN

KEBERLANJUTAN TATAKELOLA DESTINASI WISATA

242

A. Pengantar 242

B. Performa Ekonomi Wisata 245

B.1. Jumlah Wisatawan yang Dilayani Pokdarwis 245 B.2. Nilai Kunjungan Wisata Pokdarwis 250 B.3. Beban Biaya Transaksi Pokdarwis 256 B.3.1. Analisis Beban Biaya Transaksi 257 B.3.2. Pembebanan Biaya Transaksi Pokdarwis 259 B.4. Beban Biaya Kawasan: Retribusi, Tiketing dan Agen

Wisata

262

B.4.1. Retribusi Wisata 262

B.4.2. Beban Tarif Tinggi Retribusi 263 B.4.3. Beban Pungutan Retribusi Meningkat 264

B.5. Sistem Tiketing BUMDes 265

B.5.1. Kebijakan Ticketing BUMDes 265

B.5.2. Sistem Tiketing Beban Merugikan 266 B.5.3. Beban Biaya Kawasan Pokdarwis 269 B.6. Perkiraan Pendapatan, Biaya Transaksi dan Beban

Kawasan

270

B.7. Mengecewakan Pengunjung 273

C. Performa Sosial Wisata 275

C.1. Tanggungjawab Sosial Pokdarwis Semakin Melemah commit to user 275

(11)

xi

C.2. Perubahan Gaya Hidup 278

C.3. Kohesi Sosial Melemah: Ngemut Gulo Legi, Karo Dulur iso Lali

279 D. Performa Lingkungan Hidup 281 D.1. Perubahan Spasial: Marginalisasi Pertanian 281 D.2. Menurunnya Usaha Penambangan Ekstraktif 283 E. Redefinisi Tentang “Keberlanjutan” 284

F. Kesimpulan 286

BAB VIII EPILOG: TERHEMPASNYA INSTITUSI EKONOMI INKLUSIF DAN KEBUTUHAN TATAKELOLA BARU ATAS HAK-HAK KEPEMILIKAN BERSAMA

293

A. Pengantar 293

B. Temuan-Temuan Pokok dalam Kajian 306

C. Re-Konseptualisasi Aransemen Baru Tatakelola Destinasi Wisata Berbasis Komunitas yang Berkelanjutan

306 C.1. CBT sebagai Institusi Ekonomi Inklusif 318 C.2. Trilema Tata-Kelola: Institusi Ekonomi Inklusi yang

Terhempas

318 C.2.1. Perubahan Keseimbangan Kelembagaan 319 C.2.2. Kecelakaan Sejarah Pengaturan Hak-Hak

Pengelolaan dan Pemanfatan atas Sumber Daya Milik Bersama

320

C.2.3. Proses Pelembagaan “Mimesis-Mimikri”, Disertai Perbedaan Strategi Pensumberdayaan

322 C.2.4. Kegagalan Persaingan: Dominansi Menjadi

Resistensi

322 C.2.5. Ketiadaan Supreme Leader: Menguatkan

Persaingan Antar Koalisi Institusi Ekonomi

325 C.2.6. Ketiadaan Penegakan Wabah Agen 327 C.2.7. Meluasnya Wabah Agen: Mekanisme Pasar Tidak

Efisien

329

C.3. Implikasi Trilema Tata-Kelola 330

BAB IX KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 333

A. Kesimpulan 333

B. Saran-saran 343

C. Rekomendasi 346

REFERENSI 347

LAMPIRAN-LAMPIRAN 378

commit to user

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Dana PNPM Mandiri Pariwisata untuk Pengembangan Desa Tahun 2009-2014 dan Insentif Dana Desa Tahun 2015-2018

7

Tabel 1.2 Jumlah Penelitian dan Penulisan Tentang Desa Bejiharjo Tahun 2013-2018

16 Tabel 2.1. Prinsip-Prinsip Filosofis Model Bisnis, Liberalis.

Komunitas dan Sosialis

35 Tabel 2.2. Pilar Keberlanjutan dalam Penelitian Pariwisata Berbasis

Komunitas

41 Tabel 2.3. Pendekatan dan Cakupan Area Tata-Kelola dan

Penjelasannya

52 Tabel 3.1. Jumlah Informan untuk Wawancara Mendalam di

Komunitas

82 Tabel 4.1. Pedukuhan, Luas, Jumlah Kepala Keluarga dan Penduduk

(dlm Jiwa) Tahun 2018

94 Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2018

96 Tabel 4.3. Kekayaan dan Potensi Alam untuk Wisata Desa Bejiharjo 97 Tabel 4.4. Peristiwa dan Perayaan Adat Terkait Budaya Tani 104 Tabel 4.5. Peristiwa dan Perayaan Adat Terkait Terkait Siklus Hidup

Manusia

105 Tabel 4.6. Produk Seni dan Budaya di Desa Bejiharjo Tahun 2018 106 Tabel 4.7. Neraca Kepemilikan dan Penggunaan Tanah Tahun 2018 107 Tabel 5.1. Kronologi Konflik Antarkelompok dan Kegagalan Pendirian

Pokdarwis TAW

142

Tabel 5.2. Pokdarwis Berdasarkan Legalitas Badan Usaha Pendirian dan Sekarang

160 Tabel 5.3. Pendirian Pokdarwis dan Inovasi Destinasi Desa Bejiharjo

Tahun 2010-2018

162 Tabel 5.4. Praktik Strukturisasi Kelembagaan dan Organisasi

Pokdarwis

167 Tabel 5.5. Praktik Pengelolaan Kawasan Kantor dan Unit Usaha

Pokdarwis

169

Tabel 5.6. Perubahan Kepemilikan Permodalan pada Pendirian dan Tahun 2018

170 Tabel 5.7. Penggunaan Internet untuk Promosi Wisata di Desa

Bejiharjo dari Tahun 2010-2018

173 Tabel 5.8. Perkembangan Bentuk Kerjasama dan Persaingan di bawah

Pegeseran Hak-Hak Kepemilikan dan Keragaman Kelompok Usaha Wisata Tahun 2010-2018

190

commit to user

(13)

xiii

Tabel 6.1. Perubahan Kelembagaan Pengaturan Wisata, Daerah Swatantra dan Otonomi Desa

210

Tabel 6.2. Kesepakatan dan Lingkungan Kelembagaan Harmonis dan Disharmonis Tahun 2010-2018

222

Tabel 7.1. Ketidaksamaan Biaya Transaksi pada Kategori Pokdarwis 260 Tabel 7.2. Tarif Retribusi Kawasan Goa Pindul Tahun 2014 (Des)-

2018

263

Tabel 7.3. Jumlah Retribusi dan Efektivitas Pungutan Retribusi Tahun 2014 (Des)-2018

264

Tabel 7.4. Nilai Penjualan Tiket dan Efektivitas Pungutan Tahun 2017 (April)-2018

265 Tabel 7.5. Biaya Kawasan Objek Wisata Goa Pindul pada Pokdarwis 270 Tabel 7.6. Pendapatan Wisata, Biaya Kawasan dan Biaya Transaksi

Tahun 2010-2018

272 Tabel 7.7. Usaha Wisata dan Beban Biaya Sosial dan Lingkungan 276 Tabel 7.8. Konversi Lahan Pertanian ke Usaha Wisata di Desa Wisata

Bejiharjo Tahun 2010-2018

282

commit to user

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Letak Kawasan Wisata Goa Pindul, Desa Bejiharjo, Kecamatan

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul

14

Gambar 2.1. Kronologi dan Penggunaan Strategi Pembangunan Komunitas dalam Pembangunan Pedesaan di Indonesia

38

Gambar 2.2. Analisis Sosial Kelembagaan dan Aransemen Tata- Kelola Kelembagaan

45

Gambar 2.3. Pendekatan Konseptual Aransemen Tata-Kelola Destinasi Wisata Berbasis Komunitas

64 Gambar 3.1. Bawang Penelitian (Saunders, Lewis & Thornhill, 2008) 67 Gambar 3.2. Data Pemberitaan Media Massa Tentang Desa Bejiharjo

Tahun 2010-2018

80 Gambar 4.1. Lanskap Kawasan Karst Desa Bejiharjo: Sumber Daya

Goa dan Mata Air

91 Gambar 4.2. Zona Akuifer Goa Pindul: Zona Akuifer Conduit dan

Zona Akuifer Diffuse

92 Gambar 4.3. Situs Megalitikum Dusun Sokoliman Desa Bejiharjo 99 Gambar 4.4. Sengketa Lahan Dan Dilema Pengelolaan dan

Pemanfaatan Sumber Daya Bersama

113 Gambar 5.1. Dinamika Pengembangan Destinasi dan Pertumbuhan

Pokdarwis Desa Bejiharjo Tahun 2010-2018

121 Gambar 5.2. Partisipasi Kerja pada Pokdarwis Tahun 2010-2018 157 Gambar 5.3. Organisasi dan Kelembagaan Pokdarwis Menurut

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

165 Gambar 5.4. Praktik Strukturisasi Kelembagaan dan Organisasi

Pokdarwis

165 Gambar 5.5. Contoh Paket Wisata Goa Pindul dengan Pemasaran

Daring

177 Gambar 5.6. Wabah Agen Pemasaran Wisata Daring di Desa

Bejiharjo Tahun 2018

179 Gambar 5.7. Posko Agen Wisata Goa Pindul Desa Bejiharjo Tahun

2018

183 Gambar 6.1. Lembaga-Lembaga Pengaturan dan Produk Aturan

Selama Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas Tahun 2010-2018

205

Gambar 6.2. Empat Pokdarwis Menyepakati Pengelolaan Destinasi Secara Bersama Untuk Menutup Jalan “Orang Luar”

Masuk

216

Gambar 6.3. Prosedur Operasi Pelayanan Wisatawan: Operator Melalui Pengelola

218 commit to user

(15)

xv

Gambar 6.4. Arah Perubahan Kelembagaan Wisata dari Inklusif Menuju Eksplotatif

228 Gambar 6.5. Trillema Tata-Kelola Destinasi Wisata 236 Gambar 7.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Menurut Kategori

Pokdarwis di Desa Bejiharjo Tahun 2010-2018 (dalam ribu Jiwa)

247

Gambar 7.2. Nilai Kunjungan Wisatawan Menurut Kategori Pokdarwis di Desa Bejiharjo Tahun 2010-2018 (dalam ribu Jiwa)

252

Gambar 7.3. Biaya Transaksi dan Kawasan yang Ditimbulkan oleh Institusi Pengaturan Formal

258 Gambar 7.4. Contoh Nota Kunjungan dan Penentuan Harga Tiket

oleh Pokdarwis

267 Gambar 7.5. Contoh Sistem Tiketing yang dikeluarkan BUMDes 268 Gambar 7.6. Wisatawan Goa Pindul: Manusia atau Cendol? 274 Gambar 7.7. Menurunnya Nilai Rata-rata Pengeluaran Tanggungjawab

Sosial Per tahun Pokdarwis Tahun 2010-2018 (dalam Juta Rupiah)

277

Gambar 7.8. Penambangan Berskala Rumah Tangga di Dusun Kulwo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karanngmojo Gunungkidul

283 Gambar 8.1 Kerangka Kerja Skematik Institusi Politik dan Ekonomi

Inklusif

312 Gambar 8.2 Implikasi Trilema Tata-Kelola Destinasi pada Struktur

Tata-kelola/Manajemen, Mode, Kualitas dan Performa Wisata Berkelanjutan

331

commit to user

(16)

xvi

KATA PENGANTAR

Studi ini merupakan kegelisahan pada nasib kelompok usaha-usaha kecil yang tumbuh dan berkembang berhadapan dengan kelompok usaha lain sekelasnya, usaha privat atau swasta dan usaha negara yang hadir dalam pengembangan multi- destinasi wisata. Sejak reformasi, strategi pembangunan komunitas pada sektor pariwisata merupakan pendekatan yang dikenal paling demokratis. Warga komunitas diberikan kewenangan untuk memulai dan mengusahakan usaha jasa wisata untuk mewujudkan tujuan dan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan bagi diri dan komunitasnya. Pembangunan komunitas pernah dijalankan sejak kolonial sampai reformasi sekarang ini. Hampir semua sektor telah menggunakannya, seperti; pertanian, perhutanan, perkebunan, industri, infrastruktur, dan teknologi informasi. Strategi ini sejatinya bukan pendekatan yang baru dan telah banyak para ahli memberikan perhatian sepenuhnya. Pembangunan komunitas tersebut pada dasarnya mampu memberdayakan komunitas, namun tidak banyak yang mampu tumbuh berkembang, bertahan, bahkan melemah dan hilang dari ruang komunitas.

Tentu, penelitian ini mempunyai relevansi dan signifikan untuk menjawab persoalan serius bangsa ini, yaitu ketidakadilan sosial. Hal ini dikarenakan kemiskinan dan ketimpangan masih menghantui perekonomian dan bertolak belakang dengan prinsip-prinsip kebangsaan. Persoalan kemanusiaan ini sering bersifat manusiawi, tetapi bukankah kesejahteraan bersama juga manusiawi. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan dan diselesaikan.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan berkah dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi ini. Disertasi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Doktor Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Karya ini dapat diselesaikan dengan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

Yang pertama kepada Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Dr.

Jamal Wiwoho. SH, M. Hum.; Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir.

Ahmad Yunus, MS; Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Bandi, M.Si. commit to user

(17)

xvii

Ak.; Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Almuni, Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, M.T.; Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Prof. Dr.Rer.Nat.

Sajidan, M.Si. Terima kasih telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menempuh studi di kampus yang memiliki cita-cita kebangsaan dan nilai-nilai luhur budaya nasional melalui pengembangan ilmu, teknologi dan seni yang unggul di tingkat internasional.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Pascasarjana, Prof.

Drs. Sutarno, M.Sc., Ph. D; Asisten Direktur I, Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M. Pd;

Asisten Direktur II, Dr. Dwi Purnanto, M. Hum yang telah membantu kelancaran proses belajar mengajar di Kampus “Benteng dan Pelopor Pancasila”.

Tak terlupakan, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com.(Hons)., Ph.D., Ak beserta para Wakil Dekan FEB UNS yang tidak disebutkan satu persatu.

Terima kasih telah memberikan ruang kebebasan akademik melalui diskusi, seminar dan konferensi yang berkelanjutan di tengah menghadapi liberalisasi dan komersialisasi pendidikan yang mengkawatirkan.

Yang berharga dari proses penyelesaian studi ini, kepemimpinan Prof.

Tulus Haryono, M.Ek. dan digantikan Prof. Hj. Dr. Rachmawati, MSi.Ak. sebagai pengelola Program Doktor Ilmu Ekonomi, suatu proses dan pendekatan yang humanis untuk menguatkan para mahasiswa melalui komunikasi intensif, memberi contoh berkarya dan berprestasi dalam tiga dharma kehidupan intelektualitas akademisi. Terima kasih juga bagi para pendidik Program Doktor Ilmu Ekonomi yang telah memberikan fasilitas, ruang, materi kuliah, arahan, dan dukungan melalui diskusi bersama membentuk pemikiran kritis dalam menemukan kebenaran atas fenomena kehidupan yang semakin kompleks.

Secara khusus dan paling berharga dalam proses belajar ini, rasa terima kasih yang tiada habisnya untuk para beliau: Prof. Dr. JJ. Sarungu, MS; Dr. AM Soesilo, M.Sc. dan Dr. Vinc. Hadi Wiyono, MA yang senantiasa bersedia meluangkan waktu, mengingatkan, mengkritisi dan memfasilitasi literatur untuk memahami ilmu pengetahuan dengan tetap rendah hati dan memegang prinsip- prinsip logis saintifik. Peneliti menyadari penuh keterbatasan dan kekurangan dalam proses ini, tanpa para beliau penulisan ini tidak mungkin diselesaikan. Tak commit to user

(18)

xviii

lupa, teruntuk Prof. Munawar, SE, Ph.D., Bhimo Rizky Samudro, S.E., M.Si., Ph.

D, dan Dr. Akhmad Daerobi, MS yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan bagi perbaikan proposal, sampai dengan penulisan disertasi ini terwujud.

Teruntuk para sesepuh, tokoh dan warga masyarakat Desa Bejiharjo, penulis mohon maaf atas segala kelemahan memahami masalah yang dihadapi saat ini. Karya ini bisa jadi tidak akan cukup mampu untuk menyelesaikan kompleksitas itu, namun sepantasnya menyadari kehidupan itu selalu menghadapi masalah yang menguji dan mencerdaskan pikiran dan hati. Terima kasih untuk Mas Bagyo, Ratmin, Ristianto, Budihar, Trigun, Gito, Sariyanto, Guntur, Tikno, Agung, Haris, Sriyanto, Arie, para karyawan pokdarwis dan warga komunitas Gelaran I, Gelaran II, Banyubening, Karanglor, Sukoliman dan Karangmojo yang telah membantu penelitian ini. “Cerita itu telah membolehkan penulis memahami sebagian kecil dari cerita besar”. Tidak terlupakan para kepala dusun, terutama Pak Husien, Pardiyo, Tugi, Kardi, Yadi dan Rismanta, para perangkat desa Pak Yanto dan Jumiyo, serta bendahara BUMDes, Murni Kurnia yang telah membantu menyediakan data bagi penelitian ini. Terima kasih juga untuk Atik dan Zipo yang menceritakan proses perjalanan memasuki dunia bisnis wisata. Penelitian ini semakin terkuatkan dan sekaligus penulis merasa berhutang budi kepada Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi, Hari Sukmono dan Bidang Pendataan dan Penetapan Pajak yang diwakili Mas Zidni.

Terima kasih atas pelayanan.

Di Universitas Sanata Dharma, saya mengucapkan banyak terima kasih untuk Pimpinan Yayasan dan Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, beserta para kolega di Kampus Fakultas Ekonomi USD. Terutama, Romo Dr.

Albertus Budi Susanto, SJ sebagai Ketua Yayasan, Dr. Yohanes Eka Priyatma, M.Sc. selaku Rektor USD, Albertus Yudi Yuniarto, SE, MBA yang sedang menjabat Dekan FE USD, serta tidak terlupakan para kolega yang telah memberikan tempat mangkal untuk mengobrol dan diskusi, Direktur dan Wakil Direktur Program Magister Manajemen, T. Handono Eka Prabowo, MBA, Ph. D dan Dr. Titus Odong Kusumajati, MA, serta Dekan Pascasarjana, Romo Dr. G. Budi Subanar, SJ. Terima kasih atas pemberian kesempatan studi ini, semoga berguna bagi kemajuan bersama di masa-masa yang akan datang. commit to user

(19)

xix

Terima kasih juga saya alamatkan untuk Mbak Esti, Mas Nur, Mas Widi, Bro Eko dan Bro Holog yang telah memperkaya wawasan dan wacana perubahan tentang kesejahteraan rakyat. Kesempatan berdiskusi tentang politik kekuasaan, demokrasi dan ekonomi rakyat dalam pengalaman sehari-hari penyelenggaraan negara membantu meneguhkan bahwa tulisan ini “berguna” dan perlu kerja keras untuk membenahi kelembagaannya. Sayangnya, masih terlalu sedikit yang benar dikerjakan. Semua itu harus terus diperjuangkan, terlebih hari ini “semua pihak bersaing ingin memperoleh hasil ekonomi, meskipun anggaran publik telah membayarnya”.

Tidak ketinggalan, penuh rasa cinta untuk Ibu Coleta Suyatmi yang melahirkan, mengasuh dan membesarkanku. Ibu, aku merasa sangat kehilangan, semoga engkau telah bersama Bapamu di surga. Engkau telah menggenapi: “One good mother is worth a hundred schoolmasters”. Bersama Bapak Budi Santosa, engkau telah memperjuangkan kehidupan yang pantas diteladani, sehingga keenam anakmu telah menjadi orang-orang yang bermanfaat. Bapak, semoga engkau tetap menjaga kesehatanmu, umur panjang dan terus setia menemani anak anakmu.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan perhatian selama ini. Tidak terlupakan, terima kasih kepada bapak mertua almarhum, Yohanes Suprapto yang telah mengajarkan dan meletakkan semangat dan hasrat meneliti, serta menyuarakan kebenaran. Untuk ibu mertua, Ibu Sri Mardjati yang penuh perhatian dan kasih sayang, terima kasih untuk semua itu.

Rasa syukur dan terima kasih, penulis sampaikan untuk dukungan dan tambahan kekuatan dan tenaga dari teman-teman direksi dan karyawan dari PT Trisaksi Pilar Persada yang dengan rela membantu penuh keikhlasan, terutama Mas Widi, Andre, Gerson, dan Bowo; terkhusus Kamamas, Agung dan Diah yang membantu wawancara, transkrip dan berdiskusi intensif untuk temuan penelitian ini.

Terima kasih yang tak berkesudahan untuk kakak dan adik, Mbak Ning, Mas Sulis, Om AB, Om Yebe, Denok Rina, Dik Tiwi, Dik Ririn dan bersama keluarga masing-masing, serta saudara-saudara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan doa. Tanpa dukungan semua itu, karya ini tidak mungkin diselesaikan. Semoga karya ini berguna bagi sesama. commit to user

(20)

xx

Akhirnya, terima kasih sedalam-dalamnya untuk istri tercinta, Victoria Sundari Handoko, yang setia mendampingi perjalanan hidup ini, menjadi teman diskusi “lintas ilmu”, menguatkan keluarga dan pemikiran-pemikiran. Ia telah melahirkan, mengasuh dan mengasah anak-anak kami, Abi dan Agni yang semakin mandiri dan sangat membantu dalam setiap kesempatan. Kalian anugerah terindah dalam hidupku.

Surakarta, 5 Nopember 2020 Salam Hormat dan Hangat

Antonius Budisusila

commit to user

(21)

xxi ABSTRAK

Studi ini menyelidiki strategi pembangunan yang dianggap paling demokratis setelah reformasi, yaitu pariwisata berbasis komunitas (CBT). Penelitian ini memfokuskan pada pengaturan tata kelola destinasi wisata berbasis komunitas, karena aspek kelembagaan belum diperhitungkan. Tujuan utamanya adalah menggambarkan kronologi historis pengembangan CBT, menjelaskan perubahan keseimbangan kelembagaan destinasi, dan dampaknya pada performa keberlanjutan pembangunan selama satu dekade terakhir. Desa Bejiharjo dipilih sebagai kasus karena memiliki praktik pengembangan CBT dan menampilkan

‘hippy model” atau model pertengkaran dalam pengelolaannya. Metode studi kasus tunggal diadopsi untuk mengidentifikasi pola interaksi, proses dan kategori secara mendalam dalam mengenali kekhasan dan keunikan kasus.

Desa kajian mempunyai sumber daya alam karst, kekayaan budaya dan sejarah yang sangat mendukung pariwisata. Praktik pengembangan pariwisata melalui CBT dikenal sebagai Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Pokdarwis didesain sebagai institusi ekonomi yang inklusif dan partisipatif. Desain institusi tersebut sepenuhnya diadopsi dalam praktik, namun berangsur-angsur institusi ekonomi dan institusi pengaturan formal berubah karakter dan perilaku.

Perubahan tersebut berlangsung dari institusi inklusif ke ekstraktif. Pada awalnya, terdapat institusi ekonomi inklusif, institusi pengaturan formal harmonis, sehingga kualitas tata-kelola baik, efektif dan efisien, disertai performa wisata yang inklusif. Hal tersebut dikenal sebagai tata-kelola hibrid (suatu mekanisme ideal ala Williamson) atau institusi inklusif ala Acemoglu dan Robinson. Pada tahap berikutnya, institusi ekonomi dan pengaturan berubah menjadi medioker. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya proses mimesis, konflik agraria, wabah dan dualisme agen, inti versus kulit dalam permainan, disertai institusi pengaturan formal yang tidak harmonis dan lemahnya penegakan aturan. Posisi ini membentuk koalisi minimum (dua koalisi) ala Ostrom. Keduanya bersaing kepentingan pada ranah pasar, sosial dan politik secara tidak sehat, saling menjatuhkan dan blockade suara mayoritas.

Tahap terakhir adalah temuan baru penelitian ini. Tata-kelola trinitas menciptakan trilema tata-kelola yang merupakan bentuk de-institusionalisasi inklusif. Institusi ekonomi inklusif mengalami keterhempasan ditandai peran institusi pengaturan formal menguat, tidak harmonis mengambil-alih tata kelola destinasi, memburu rente, meningkatkan biaya transaksi dan kawasan. Penelitian ini menyarankan perlunya aransemen tata kelola baru dengan sembilan prinsip tata- kelola untuk mencapai CBT berkelanjutan.

Kata Kunci: Pembangunan Komunitas, Aransemen Tata Kelola Destinasi, Insitusi Inklusif dan Ekstraktif dan Performa Pembangunan Berkelanjutan

commit to user

(22)

xxii ABSTRACT

This study investigates Community-Based Tourism (CBT) as a development strategy that was considered as the most democratic organization following the reformation era. It focuses on the governance of community-based tourism destination because the institutional aspects have not been yet considered. The main purpose of this study is to describe the historical development of CBT, to explain the changes in the institutional balance of the destinations, and their impact on the performance of sustainable development over the last decade. Bejiharjo Village was chosen for the case study because it had developed CBT that represented “hippy model” or fighting model in its governance. We applied the method of single case to identify the patterns of interaction, processes, and its categories. This would help recognizing the peculiarities and uniqueness of the case.

The village under study is a rich area with karst natural resources, cultural and historical treasures that are supporting the development of tourism. Pokdarwis (Tourism Awareness Group) is a form of Community-Based Tourism. Pokdarwis was designed as an inclusive and participatory economic institution. This institutional design was fully adopted in practice, but gradually the economic institutions and formal regulatory institutions changed the organization characteristics and its behavior.

The previous inclusive institutions evolved to extractive institutions. Initially, there were inclusive economic institutions, harmonical formal setting institutions and formal arrangements that were harmonious, as a result the quality of governance was good, effective, and efficient, accompanied by inclusive tourism performance. This is called hybrid governance as Williamson’s ideal mechanism or Acemoglu and Robinson's inclusive institution. In the next stage, economic institutions and regulation turn into mediocre. This stage marked by the occurrence of mimesis processes, agrarian conflicts, epidemics and dualism of agents, core versus skin in the game, accompanied by disharmonious formal regulatory institutions and weak rule enforcement. This position forms the minimum coalition (two coalitions) by Ostrom. Both compete unfairly with their interests in the market, social and political spheres, overthrow each other and blockade the majority vote.

The final stage is the new findings of this research. Trinity governance creates governance trilemma that is the form of inclusive de-institutionalization. Inclusive economic institutions have experienced downturn, marked by the strengthening of the role of formal regulatory institutions, taking over destination governance, seeking rents, increasing the cost of transaction and the area costs. This study indicates the need for a new governance arrangement with nine governance principles to achieve sustainable CBT.

Keywords: CBT, Destination Governance Arrangement, Inclusive and Extractive Institutions and Sustainable Development Performance

commit to user

Gambar

Tabel 1.1.  Dana PNPM Mandiri Pariwisata untuk Pengembangan  Desa Tahun 2009-2014 dan Insentif Dana Desa Tahun  2015-2018
Tabel 6.1.  Perubahan  Kelembagaan  Pengaturan  Wisata,  Daerah  Swatantra dan Otonomi Desa
Gambar 1.1.  Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Letak Kawasan  Wisata Goa Pindul, Desa Bejiharjo, Kecamatan
Gambar 6.4.  Arah  Perubahan  Kelembagaan  Wisata  dari  Inklusif  Menuju Eksplotatif

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan diatas yang pasti ada dampak yang terjadi baik terhadap ummat islam itu sendiri dan terutama pada Dari beberapa faktor

Satu pelan tanah dan kawasan terletak yang dinyatakan itu boleh diperiksa semasa waktu kerja biasa di Pejabat tanah bagi Daerah dimana terletaknya tanah dan

Hasil penelitian pada tahap: 1) eksplorasi menunjukkan bahwa model pembelajaran MKDU Bahasa Indonesia belum sesuai kebutuhan mahasiswa dan dosen; 2) pengembangan menghasilkan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan LQ 45

6. M enjalin sebuah hubungan yang baik. M engembangkan hubungan yang jujur, saling mendukung dan berkualitas bagi kehidupan atau memiliki role model yang sehat. Inisiatif

Although the Hotelling's T2 control chart can accurately depict the out of control condition, it lacks the ability to detect which characteristic(s) is

Proceedings of the International Conference on 'Cities, People and Places'- October 31st – November 02nd, 2014, Colombo, Sri.. 161 According to both descriptions, many temple

Penelitian yoghurt umbi ganyong ini menggunakan susu skim sebagai sumber laktosa, yang mana susu skim yang akan digunakan dengan perbandingan konsentrasi yang