SKRIPSI
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU
PENISTAAN AGAMA DALAM MEDIA SOSIAL
BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA
ALEXANDER IMANUEL KORASSA SONBAI
1203005065
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
SKRIPSI
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU
PENISTAAN AGAMA DALAM MEDIA SOSIAL
BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA
ALEXANDER IMANUEL KORASSA SONBAI
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU
PENISTAAN AGAMA DALAM MEDIA SOSIAL
BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA
Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana
OLEH
ALEXANDER IMANUEL KORASSA SONBAI
1203005065
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL : 23 JUNI 2016
Panitia Penguji Skripsi
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana
Nomor:1662/UN14.1.11.1/PP.05.02/2016 Tanggal : 06 JUNI 2016
Ketua : Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH., MS NIP. 195309141979031002
Sekertaris : I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti, SH., MH NIP. 198007142003122033
Anggota : 1. Dr. Ida Bagus Surya Dharma Jaya, SH., MH NIP. 196206051988031020
2. A.A Ngurah Yusa Darmadi, SH., MH NIP. 195805141986021001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Penistaan Agama Dalam Media Sosial
Berdasarkan Hukum Positif Di Indonesia”
Penulis menyadari bahwa aa yang tersusun dalam skripsi ini jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. maka dari itu, kritik, saran, bimbingan serta petunjuk-petunjuk dari semua pihak sangat penulis harapkan guna kelengkapan dan penyempurnaan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan dorongan motivasi dari berbagai pihak secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, SH., MH selaku Pembantu Dekan I 3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH.,MH selaku Pembantu Dekan II
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH.,MH selaku Pembantu Dekan III.
6. Bapak I Ketut Keneng SH.,MH, selaku Pembimbing Akademis yang membimbing dan menuntun penulis sejak awal kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
7. Prof. I Ketut Rai Setiabudhi SH.,M.SI, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.
8. Ibu I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti SH.,MH, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana yang selama ini telah mendidik dan membimbing penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
10. Bapak/Ibu Staf Pegawai Administrasi di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Udayana.
11. Bapak/Ibu Pegawai Perpustakaan Universitas Udayana yang telah membantu penulis dalam memeroleh literatur yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
12. Keluarga, Bapak, Ibu, Adik, Sodara sepupu, yang telah memberikan perhatian, motivasi, semangat serta doa yang dipanjatkan setiap hari untuk penulis selama ini.
Akhir kata, semooga karya tulis ilmiah dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi perkembangan ilmu hukum pada khususnya.
Denpasar, Mei 2016
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah / Penulisan Hukum/ Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila Karya Ilmiah / Penulisan Hukum / Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dan hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini penullis buat sebagai pertanggungjawaban ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
Denpasar, Mei 2016 Yang menyatakan,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii
PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PENETAPAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ix
DAFTAR ISI ... x
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ………. xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 7
1.8.1 Jenis Penelitian ... 17
1.8.2 Jenis Pendekatan... 17
1.8.3 Bahan Hukum ... 18
1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 19
1.8.5 Teknik Analisis ... 19
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENISTAAN AGAMA DALAM MEDIA SOSIAL ... 21
2.1 Pengertian Pertanggungjawaban Pidana ... 21
2.2 Pengertian Penistaan Agama ... 24
2.3 Pengertian Media Sosial ... 26
BAB III PENGATURAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PENISTAAN AGAMA DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA ... 28
3.1 Pengaturan Penistaan Agama dalam Hukum Positif di Indonesia. ... 28
3.1.1 Pengaturan Penistan Agama di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ... 28
3.1.2 Pengaturan Penistaan Agama di dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ... 29
3.2 Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Penistaan Agama. ... 30
3.2.2 Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Penistaan Agama dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ... 31 3.2.3 Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Penistaan
Agama dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) ... 34
BAB IV HARMONISASI PENGATURAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PENISTAAN AGAMA DALAM
HUKUM PIDANA DI MASA DATANG. ... 40
4.1 Kebijakan Hukum Pidana Tentang Penistaan Agama Saat Ini ... 40 4.1.1 Fakta Dalam Masyarakat Saat Ini Tentang Penistaan
Agama ... 40 4.1.2 Masalah Yuridis Tentang Penistaan Agama dalam
Peraturan Perundang-undangan saat ini. ... 41 4.1.2.1 Masalah Yuridis Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana ... 41 4.1.2.2 Masalah Yuridis Undang-Undang Informasi
dan Transaksi Elektronik... 42 4.1.2.3 Kebijakan Hukum Pidana Tentang
Penistaan Agama ... 44 4.2 Kajian Perbandingan Hukum Pidana Tentang Penistaan
Agama di Beberapa Negara. ... 45 4.2.1 Kajian Perbandingan Tentang Penistaan Agama di
4.3.1 Usulan-Usulan Terkait Penistaan Agama dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Indonesia di Masa yang Akan Datang ... 48
4.3.2 Usulan-Usulan Terkait Penistaan Agama dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). ... 50
BAB V PENUTUP ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
ABSTRAK
Saat ini sering terlihat terjadi pensitaan agama baik di dunia nyata atau maya yang dapat berupa perkataan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang berhubungan dengan unsur SARA yang dapat menimbulkan rasa kebencian. Pada hari raya nyepi tahun baru saka 1937 di Bali dinodai oleh Nando Irwansyah M’Ali yang membuat postingan penghinaan terhadap pelaksanaan hari raya nyepi. Kekaburan norma terjadi pada Pasal 156a huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal dan Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang-Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka didapatkan rumusan masalah yaitu :1) Bagaimanakah pertanggungjawaban pidana mengenai penistaan agama dalam hukum positif di Indonesia 2) Bagaimanakah sebaliknya pengaturan pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku penistaan agama dalam hukum pidana di masa datang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan analisis konsep hukum dan pendekatan perbandingan. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan system kartu. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan adalah teknik deskripsi, teknik evaluasi, dan teknik argumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat masalah yuridis dalam Pasal 156a huruf a KUHP dan Pasal 28 ayat (2) UU ITE. Agar pelaku yang melakukan penistaan agama dapat dipidana maka yang harus dipenuhi antara lain adanya perbuatan dan sikap batin, adanya kesalahan, dan tidak adanya alasan pemaaf. Saat ini kedua pasal tersebut tidak tepat digunakan dan perlu dilakukan pengkajian dengan metode perbandingan hukum terhadap kalimat yang kabur serta dalam media apa perbuatan itu dilakukan serta dibuatkan bab khusus tentang kehidupan beragama.
ABSTRACT
The current is often seen going blasphemy in both the real world or the virtual can be either words or insults to individuals or groups associated with the element of SARA that may give rise to a sense of resentment. On Nyepi holiday saka new year 1937 in Bali tainted by Nando Irwansyah M’Ali that makes posting insults towards the implementation of the Nyepi holiday. The haze of the norm occurs on article 156a letters a book of criminal law and article 28 paragraph (2) of the law number 11 year 2008 of the Information and electronic transactions. Then the problem formulation is obtained as follows : 1) How is the criminal liability about the blasphemy in the positive law in Indonesia 2) How should the setting of the criminal liability for the perpetrators of the blasphemy in the Penal code in the future.
This research is normative legal research approach to The Statue Approach, Analytical & Conseptual Approach and Comparative Approach. Legal materials used in the study include legal materials of primary and secondary legal
materials.legal materials techniques used is with a card system. Analysis
techniques of materials used is the legal description technique, evaluation technique and argumentation technique.
The results of this research indicates there is a juridical problems in the Article 156a of the penal code and Article 28 paragraph ( 2 ) act ite. To make the perpetrators of the blasphemy can be imprisoned, the criteria that should be fulfilled such as there is a actus reus and mens rea, there is a mistake, and there is no reason of forgiving. At this moment, those two articles are not appropriate to be used and it is need to do the assessment using the comparative law method to the sentences that still unclear and also in what kind of media that act committed and it need to made a specific chapter about religious life.