• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN

2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

(Studi Di Kabupaten Samosir)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

Lona Oktavia Rajagukguk 130200514

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN

2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

(Studi Di Kabupaten Samosir)

Oleh

Lona Oktavia Rajagukguk NIM : 130200514

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disetujui/Diketahui Oleh

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

Dr. Agusmidah, SH.,M.HUM NIP. 196002141987032002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Suria Ningsih, SH., M.Hum Hemat Tarigan, SH.,M.Hum NIP. 196002141987032002 NIP.195601211979031005

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

ABSTRAK

PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN

2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU (Studi Di Kabupaten Samosir)

*Lona Oktavia Rajagukguk

**Suria Ningsih, SH.,M.HUM

***Hemat Tarigan, SH.,M.HUM

Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan yang mampu meningkatkaan penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengenalan, dan pemasaran produk nasional, perluasan lapangan kerja dan kesempatn berusaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tnh air dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Adapun permasalahan dalam penelitian skripsi ini ialah : Bagaimana pengaturan hukum dan persyaratan memperoleh izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir, Bagaimana pengawasan dalam penyelenggaraan izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir, serta Bagaimana penegakan hukum izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir dan apa hambatan yang ditemukan dalam penegakan hukum tersebut.

Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis permasalahan ialah jenis penelitian yuridis normatif, penelitian normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum atau peraturan perundang-undangan diperpustakaan dengan pendekatan yuridis empiris, dan data atau sumber data primer bersumber dari penelitian lapangan dengan teknik melakukan wawancara.

Pengaturan hukum izin pariwisata di Kabupaten Samosir terdiri atas : a) Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, b) Permen Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 85/97 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jasa Usaha Pariwisata, c) Peraturan Bupati Samosir No.39 Tahun 2008 Tentang Perubahan Peraturan Bupati Daerah Kabupaten Samosir Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Samosir, d) Peraturan Daerah Kabupaten Samosir No.14 Tahun 2011 Tentang Perizinan Tertentu. Persyaratan untuk memperoleh izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir dengan cara mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada Bupati Samosir melalui SKPD dan melengkapi lampiran sebanyak 10 jenis, kemudian di kantor BPMPT prosedur/mekanisme ada sebanyak 14 proses sampai surat izin tersebut dikeluarkan. Pengawasan terhadap penyelenggaraan izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir dilakukan oleh Tim Pengawas Usaha Pariwisata, bekerja hanya menggunakan Program Kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga pengawasan izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir belum dapat dilaksanakan secara maksimum/lemah,

(4)

dikarenakan TPUP ini bekerja tanpa SOP/Juklak/Juknis sebagai payung hukum pelaksanaannya. Hambatan berasal dari dua faktor yaitu internal dan eksternal.

Kata Kunci : Pengawasan, Izin, Usaha Pariwisata.

*Mahasiswi

**Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum USU

*** Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum USU KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU (STUDI DI KABUPATEN SAMOSIR)”

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan bantuan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. DR. Runtung Sitepu, SH.,M.Hum selaku Rektor dan Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Budiman Ginting, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Bapak DR. Saidin, SH.,M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH.,M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak DR. Jelly Leviza, SH.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu DR. Agusmidah, SH.,M.Hum selaku Ketua departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

7. Ibu Suria Ningsih, SH.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing I Penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Bapak Hemat Tarigan, SH.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing II penulis yang telah banyak membantu, memberikan saran, arahan, dan petunjuk kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini dan tidak pernah sekalipun menyulitkan penulis dari mulai pengerjaan skripsi sampai dengan terselesaikan nya skripsi ini. Terima kasih banyak pak atas waktu dan semua bantuan yang bapak berikan.

9. Seluruh Dosen pengajar dan Staf di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu, nasehat dan juga bantuan selama proses perkuliahan yang bermanfaat sebagai bekal ilmu kepada penulis, khususnya dalam bidang Hukum.

10. Ibu Sinta Uli, SH.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak memberikan saran dan membantu penulis selama berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(6)

11. Seluruh Pegawai Administrasi yang telah banyak melayani dan sangat banyak membantu penulis sejak mulai mendaftar sampai dengan semua urusan wisuda penulis.

12. My huge thanks goes to the Heavenly Father whose blessings have made this Thesis possible. Thanks Jesus, i am feeling so grateful for all your blessings.

13. To my Mama, Albine Siahaan I love you so much and you are my pillar, my stronghold, my role model all in one. Thank you mak because you taught me not to worry about things where control is not mine, you taught me to fight harder for my stand, tolerating my mood swings and my food cravings everytime, reminding me to love myself everyday and keep telling me that i am good enough. Thank you thank you thank you so much for your hardwork and because of you i am what i am today. You are my treasured precious, i love you so much to the moon and back and beyond.

14. To my dearest Bapak M.P. Rajagukguk in heaven i wish you were here, thank you for loving me unconditionlly, i miss you so much and you are (will always) my number one man.

15. To my Sisters, dr.Shendy Lastiur Rajagukguk and Dora Melina Rajagukguk you both are my rocks and my problems, but i love you! Keep looking cool and amazing sis.

16. To my amazing fiance, Julien Patrick Damien Bonnin, Honestly, i can’t believe it’s true sometimes but i wanna thank God for bringing such a wonderful person like you into my life. Thank you for being my number one supporters through ups and downs, because nobody has ever given me the

(7)

love that you have given to me and you are the only one that i could ever love me this way and you always make me feel that i am worth something.

You push me when i need it, hold me when i want it, love me no matter what and work so hard for us.

Merci beaucoup pour votre amour inconditionel, the way you love me it changes who i am. I am so blessed that God aligned our paths at the time He did. Tu es la meilleure que j’ai jamais eu et tu es ma plus belle aventure de ma vie. Peu importe comment, je serais toujours dans ton coeur, je partirais jamais. Je vois l’avenir avec toi mais le temps s'arrête quand je suis avec toi.

Je me sens comme si je marchais sur l’eau depuis le jours où tu ma demander de t'épouser. Je ne peux pas attendre de vivre avec toi et vieillir ensemble. Je suis la plus heureuse des femmes du monde. Je t’aime tellement.

17. To my little candle, my twin , and my soulmate, Agustina Rebeka Sitinjak, cak you are like my whiskey fine and my addiction bad. You know me so well more than me, i don’t know how to thank you but i’m lucky to have you in my life even i don’t get to see you very often and we don’t talk everyday now but when we do we eat richeese rolls lol. Twenty years from now i will look back and remember you were my person that could turn every frown into a smile in just a few words, you are the one who lifted my head when i was losing faith, you are my shoulder to cry on in my every break and death.

I may not be able to solve your problem but you know i always love you and i miss you so badly. Thank you for always be there for me. Please stay healty.

(8)

18. To Ira Karlina Situmorang, my another sisters, yes you are just like my sister to me, you taught me what is the meaning of “Stay Strong, Live and Let Live”, and you know i’m beyond proud of you. You are my inspiration. I miss you so much and can’t hardly wait to see you as soon as possible.

19. To Ulfa Widya Alfira, I love you more daily. You are my shoulder to cry on and you make everything better. Thank you for always standing by my side when times get hard, we laugh at the randomnest, when i’m sad you were always there to make sure i’m okay. Love, love, love, and love.

20. To my Partner in crime, Sarah Dominica Purba i wanna thank God because you are the only one my closest friend in college and the one who always understand and help me to solve my problem, and i know now because of you i know that friendship is not about who you’ve known the longest. It’s about who walked into your life and said “i’m here for you”. I am so gratefull for our friendship, your kind soul, and the nonstop laughter we made. Thanks for everything you do and thanks for being my rock sticking by my side through no matter what.

21. To Sri July Marpaung, Nia Lavenia Pasaribu, Angelia Herera, Esi Agnes Pencawan, I miss you guys like the dessert miss the rain. Yes, we may not have much time for each other, but when we do we have lots of fun. I wish we can reunite soon. Can’t wait to spend summer with you all and love you guys lots and lots xxx stay safe.

22. To Rizki Veronika Situmorang and Sri Erliani Gurning, you are my kind of goals and my best gossiping partners. Thank you for joining in my weirdness and because of you both i laugh a little harder and smile alot more today.

(9)

You two will be my forever dates, day and night. And i love you love you love you to the train stop and back x infinity, if you know what i mean. Unch n Xo.

23. I would like to share a basket full of thanks to my (STL Group) , Edelin Patricia, Valentina Candora, Fawwaz Ghina Muhana, Anike Putri Barus, and Giani Anes H. Sitompul, and also Sarah Dominica Purba. We’ve been through so much times together and i wanna thank you for the help, support, and all jokes that we made together . Thank you for the four years we passed together guys. I can’t imagine how my campus life without you all lol, and by the way when and where we will go for holiday xp? Kiss.

24. Teman-Teman stambuk 2013 yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis meminta maaf kepada pembaca skripsi apabila masih banyak kekurangan oleh karena keterbatasan pengetahuan dari penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi pembelajaran selanjutnya untuk kedepan dan bisa memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi ilmu Hukum.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya dan semoga doa yang telah diberikan mendapatkan berkah dari Tuhan YME.

Medan, 2017 Hormat saya

Lona Oktavia Rajagukguk

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

D. Keaslian Penulisan ... 15

E. Tinjauan Kepustakaan ... 16

F. Metode Penelitian ... 21

G. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II PENGATURAN HUKUM IZIN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR SESUAI DENGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERZINAN TERTENTU ... 28

A. Pengertian Usaha Pariwisata ... 28

B. Pengertian Izin Dan Izin Usaha Pariwisata ... 35

C. Syarat-syarat Untuk Memperoleh Izin Usaha Pariwisata Sesuai Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu ... 38

(11)

BAB III PENGAWASAN DALAM IZIN USAHA PARIWISATA ... 47

A. Pengertian Dan Fungsi Pengawasan ... 47

B. Instansi Terkait Yang Melakukan Pengawasan Terhadap Objek Izin Usaha Pariwisata ... 61

C. Peyelenggaraan Objek Pariwisata yang diawasi di Kabupaten Samosir ... 65

BAB IV PENEGAKAN HUKUM DALAM IZIN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR ... 69

A. Pengertian Penegakan Hukum ... 69

B. Pengertian Dan Pelaksanaan Penegakan Hukum Terhadap Izin Usaha Pariwisata Di Kabupaten Samosir Sesuai Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu ... 74

C. Hambatan Dan Upaya Mengatasi Sanksi Dalam Pelaksanaan Penegakan Hukum Izin Usaha Pariwisata ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terkuat dan terbesar dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata sendiri telah menjadi salah satu pendorong utama pada perekonomian suatu negara, dikarenakan sektor pariwisata adalah sektor yang berkembang cukup pesat dan telah menjadi salah satu industri yang mengglobal. Selain itu, terutama di negara- negara berkembang pariwisata memiliki peran besar dalam mengurangi kemiskinan, memberikan dampak ekonomi yang positif pada komunitas dan masyarakat yang paling terpinggirkan dalam masalah ekonomi.

Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai Negara. Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga sebagai nusantara atau Negara Maritim.

Indonesia telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia, dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia.1

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat indah dan beranekaragam budaya. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia, Indonesia dianugrahi keunikan pariwisata tersendiri yang membuatnya menjadi salah satu destinasi penting dalam

1 Soebagyo ”Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia”, Jurnal Liquidity Vol.1, No.2, Jakarta, Juli-Desember , 2012 , hlm.153-158.

(13)

kunjungan pariwisata di kawasan Asia Tenggara maupun dunia. Hal ini terbukti dengan tersedianya destinasi pariwisata di setiap provinsi diseluruh wilayah Indonesia.2

Masyarakat Indonesia memanfaatkan keadaan dari kekayaan alam dan keanekaragaman budaya tersebut untuk menarik kunjungan wisatawan, terutama wisatawan-wisatawan dari berbagai belahan di dunia. Selain sebagai sumber devisa, kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah di Indonesia.

Pariwisata mempunyai beberapa peranan penting dalam pembangunan nasional, seperti misalnya; meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa.

. Kemudian, sektor pariwisata juga berfungsi sebagai upaya ekonomi, bukan saja padat modal, tetapi juga padat karya. Selain itu, sektor pariwisata juga mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang otomatis membantu masalah pengangguran di Indonesia. Penyerapan tenaga kerja ini sangat berhubungan dengan peningkatan pariwisata dalam menggalakkan sektor-sektor lain yang juga berhubungan dengan Pariwisata.

Pemerintah dan masyarakat menyadari bahwa wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat dilokasi objek wisata, karena sektor pariwisata

2etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71446/potongan/S1-2014-296255-chapter1.pdf Diakses 27 Januari 2017.

(14)

Indonesia sendiri merupakan penyumbang devisa yang signifikan bagi Indonesia.

Secara keseluruhan sektor pariwisata berada pada posisi ke 4 (empat) penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan urutan pertama adalah Oil dan Gas (32.633), Coal (24.501), Crude Palm Oil (15.839), dan selanjutnya Tourism dengan jumlah (10.054).3

Sejak dahulu, pemerintah selalu berusaha mengembangkan sektor Pariwisata untuk meningkatkan penerimaan devisa, sebagaimana dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1998 “Pembangunan pariwisata diarahkan pada pemantapan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu meningkatkan penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengenalan dan pemasaran produk nasional, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa dengan meningkatkan dan memperluas objek dan daya tarik wisata, promosi, sarana dan prasarana, keterjangkauan, kualitas sumber daya manusia, mutu pelayanan kepariwisataan, dan peran serta aktif masyarakat serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap mempertahankan kepribadian bangsa, nilai agama, dan nilai luhur budaya bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup”

Pengembangan pariwisata yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta telah meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan dari suatu daerah ke daerah lain. Kunjungan wisatawan akan merangsang interaksi sosial dengan penduduk di sekitar tempat wisata dan merangsang tanggapan masyarakat

3 https://www.bps.go.id/ Diakses tanggal 27 Januari 2017.

(15)

sekitarnya sesuai dengan kemampuan mereka dalam beradaptasi baik di bidang perekonomian, kemasyarakatan maupun kebudayaan mereka.4

Di Indonesia sendiri, peraturan mengenai pariwisata diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara Wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.5 Undang-undang ini juga menegaskan bahwa pembangunan dan kwalitas pariwisata di Indonesia perlu untuk semakin ditingkatkan guna untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha untuk masyarakat, peningkatan penerimaan devisa, sekaligus memperkenalkan alam dan kebudayaan bangsa Indonesia di mata dunia. Hal tersebut membutuhkan perhatian dan peran serta Pemerintah maupun masyarakat, dimana peningkatan pembangunan tersebut harus di fokuskan pada keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai poin utama sebagaimana ciri khas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai negara yang menganut desentralisasi yang mengandung arti bahwa urusan pemerintahan itu terdiri atas urusan pemerintahan pusat dan urusan pemerintahan daerah. Artinya ada perangkat pemerintah pusat dan ada perangkat pemerintah daerah, yang diberi otonomi yaitu kebebasan dan kemandirian untuk mengatur dan mengurus sendiri urusn rumah tangga daerah

4Op.Cit, Soebagyo, hlm.159.

5 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisatan, Pasal 1 ayat 4.

(16)

Pada pelaksaanaan otonomi daerah, sebagaimana dituangkan dalam UU No.23 Tahun 2014 Pasal 1 angka 6 dan 12 tentang pemerintahan daerah menyebutkan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan Daerah Otonom sendiri adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.6 Di dalam pasal 18 UUD 1945, dikatakan bahwa daerah diberikan keleluasaan kepada daerah untuk menjalankan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggungjawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sangat cocok dengan keadaan negara yang mempunyai aneka ragam suku bangsa dan potensi daerah dan dengan adanya otonomi daerah, diharapkan dapat memaksimalkan segala kemampuan yang dimiliki daerah.

Pemberian otonomi kepada daerah pada hakikatnya adalah agar suatu daerah mampu mengurus rumah tangganya sendiri dan bertanggungjawab melaksanakan pembangunan dan pelayanan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan fisik, ketentraman, dan ketertiban umum. Tujuan yang ingin dicapai dalam penyerahan urusan ini adalah antara lain menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah dalam proses

6 Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1 angka 1,6, dan 12.

(17)

pertumbuhan.7 Dengan otonomi, daerah dituntut untuk mencari sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian dari Pemerintah pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat. Oleh sebab itu, peran pemerintah dalam era otonomi daerah sangat besar, karena Pemerintah Daerah dituntut kemandiriannya dalam menjalankan fungsinya dan melakukan pembiayaan seluruh kegiatan daerahnya.8

Dapat disimpulkan, bahwa tujuan utama pelaksanaan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Ukuran keberhasilannya adalah dengan terwujudnya kehidupan yang lebih baik, adil dalam hal pendapatan dan terciptanya rasa aman. Salah satu aspek penting lain adalah pemberdayaan masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta penyelenggaraan layanan publik.

Selanjutnya, otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Dengan demikian daerah memiliki kewenangan dalam membuat kebijakan dalam memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan.9

Jadi pada intinya otonomi daerah adalah penyerahan kewenangan kepada daerah Kabupaten / Kota dengan tujuan untuk mengurus sendiri segala kebutuhannya, dimana Pemerintah Kabupaten/ Kota harus berusaha keras untuk

7 HAW.Widjaya, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004 , hlm.21-22.

8 Amsali.S.Sembiring, Sari Kuliah Hukum Administrasi Daerah, hlm.19.

9 Juniarso Ridwan & Achmad Sodik Sudrajat, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, Nuansa, Bandung, 2009, hlm.129-130.

(18)

meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya. Salah satu hal diantaranya adalah pemberlakuan Izin Usaha Pariwisata. Sejak ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pariwisata maka dari itu kepengurusan perizinan yang selama ini ditangani oleh Pemerintah Pusat diserahkan kepada daerah agar dapat dikelola Pemerintah Daerah. Pemerintah terlibat dalam penertiban dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan termasuk sitem perizinan. Melalui pengaturan tersebut, pemerintah mengendalikan masyarakat melalui pengaturan izin yang mengandung larangan dan kewajiban. Salah satu sektor penting yang perlu diatur adalah sektor pariwisata.

Pariwisata sendiri adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh Masyarakat, Pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.10 Dan kegiatan kepariwisataan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi dan multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.11

Pariwisata yang pada dasarnya merupakan suatu kegiatan seseorang ataupun sekelompok orang mengunjungi suatu tempat atau daerah untuk rekreasi, dimana dalam kegiatan tersebut pasti ada interaksi antara wisatawan dengan penduduk setempat. Adanya interaksi wisatawan dengan penduduk setempat tentunya rawan akan terjadinya permasalahan atau konflik, hal ini dapat

10 Op.Cit , Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 3.

11 Ibid, Pasal 1 ayat 4.

(19)

disebabkan oleh adanya perbedaan adat-istiadat, nilai, dan budaya wisatawan dengan daerah yang dikunjungi. Selain itu kegiatan pariwisata juga memerlukan fasilitas-fasilitas penunjang yang memberikan kemudahan bagi wisatawan, misalnya dengan adanya kegiatan usaha pariwisata seperti Hotel, Restaurant, Bioskop, Tempat Hiburan Karaoke, Biro Jasa Perjalanan, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya permasalahan dan konflik tersebut serta untuk menjaga ketertiban, keteraturan dan memberikan landasan hukum pada sektor pariwisata, maka fungsi Izin Usaha Pariwisata sangatlah penting.

Pelaksanaan Otonomi daerah Indonesia yang didasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan bagi pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahan daerahnya. Otonomi daerah menciptakan ruang gerak yang lebih bebas dalam membuat kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait yang sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan masyarakat masing-masing daerah tersebut, tidak terkecuali sektor kepariwisataan. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial.

Pariwisata telah menjadi industri yang mampu mendatangkan Devisa Negara dan penerimaan asli daerah yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Samosir sangat prospektif dan obyek wisata adalah salah satu mata rantai yang sangat penting di dalam rangkaian industri pariwisata dan diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten sebagai penambah pendapatan daerah dalam meningkatkan perekonomian. Walaupun pariwisata di Kabupaten Samosir masih dalam tahap kawasan pariwisata berkembang dan masih kalah jauh jika dibandingkan dengan

(20)

tempat pariwisata di daerah lain seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, Malang, dll, namun Pemerintah Pusat dan Daerah percaya bahwa Kabupaten Samosir mempunyai potensi yang sangat besar apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik . Beberapa tahun belakangan ini, Kabupaten Samosir sangat diperhatikan perkembangannya oleh pemerintah, dimana seperti yang sudah banyak diketahui masyarakat, pemerintah pusat sangat ingin menjadikan Kabupaten Samosir terutama kawasan di sekitaran Danau Toba menjadi Monaco Of Asia karena melihat keunikan dan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Samosir untuk bisa lebih maju dan lebih dikenal lagi, baik di dalam maupun di luar negeri.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah bekerjasama demi kemajuan pariwisata Kabupaten Samosir, dimana telah terlihat beberapa kemajuan dan perkembangan di kawasan Kabupaten Samosir, seperti perbaikan jalan, perbaikan infrastruktur dan kebersihan danau yang semakin di perhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir yang juga dibantu oleh para aktivis lingkungan dan badan/organisasi masyarakat. Tempat-tempat bersejarah, wisata alam, merupakan beberapa sumber pendapatan untuk menambah devisa melalui kunjungan Wisatawan Mancanegara.

Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang terdiri atas 25 Kabupaten yang salah satu diantaranya adalah Kabupaten Samosir yang beribukotakan Pangururan. Kabupaten Samosir, sebagai asal muasal etnis suku bangsa Batak, dengan nilai budaya adat istiadat yang unik (Kekerabatan Dalihan Natolu), ditambah kekayaan sejarah, potensi sumber daya dan keindahan alam yang luar biasa yang berada di tengah Danau Toba, dan adanya kesempatan membangun kerja sama dengan pemangku kebijakan sekawasan Danau Toba,

(21)

memiliki modal yang kuat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir untuk mengembangkan industri pariwisata. Kabupaten Samosir memiliki kekayaan yang sangat potensial untuk dimanfaatkan guna untuk menambah kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu sektor yang sangat potensial dari Kabupaten ini adalah sektor pariwisatanya.

Kabupaten Samosir sebenarnya merupakan salah satu kawasan wisata yang sudah cukup lama dikenal oleh wisatawan karena memiliki keindahan alam yang memukau dari Danau Toba dan juga sejumlah situs budaya tradisional khas Batak dan merupakan salah satu Kabupaten yang paling sering dikunjungi di Indonesia, baik wisatawan Lokal maupun mancanegara, hal tersebut sangat di dukung oleh perkembangan atau kemajuan di bidang pariwisata sehingga banyak pelaku usaha yang mengadakan usaha penginapan yang diperuntukan kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan. Salah satu usaha yang diminati oleh pelaku usaha di Kabupaten Samosir adalah kegiatan usaha pariwisata dengan menyediakan berbagai jenis fasilitas pariwisata yang ada. Usaha ini selain memberikan keuntungan bagi pelaku usaha juga dapat meningkatkan pendapatan Pemerintah Kabupaten Samosir. Lokasi Kabupaten Samosir yang strategis, di tengah-tengah Danau Toba ditambah lagi dengan banyaknya daya tarik wisata alam dan budaya yang terdapat di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sejak dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir pada Tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Samosir mulai mandiri dan memiliki sitem pengelolaan sendiri untuk berbagai sektor yang ada dan salah satu diantaranya adalah pariwisata. Dengan

(22)

luas wilayah 1.419,5 km² yang pada saat ini telah berkembang menjadi 9 kecamatan yakni : Kecamatan Harian, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Palipi, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Simanindo dan Kecamatan Sitiotio.

Terletak di posisi yang srategis yaitu berada ditengah-tengah perairan Danau Toba merupakan keunggulan bagi Kabupten Samosir untuk mempromosikan sektor pariwisatanya. Pariwisata unggulan Samosir adalah memiliki panorama alam yang indah yang terletak diseluruh Kecamatan dan didukung oleh budaya Batak..

Kabupaten Samosir memiliki tagline yang mengatakan bahwa Samosir adalah

“Negeri Indah Kepingan Surga” yang dimaknai bahwa Samosir memiliki keindahan yang istimewa sehingga dikatakan layaknya kepingan surga seperti keindahan alam, keunikan budaya dan keramahtamahan masyarakat setempat. Hal itu dilakukan untuk mendukung Visi Kabupaten Samosir yaitu menjadi daerah tujuan wisata lingkungan yang inovatif dengan mengandalkan objek-objek wisata yang ada di Samosir.12 Peluang yang dimiliki oleh sektor industri pariwisata dalam pembangunan cukup besar. Maka perhatian dan komitmen serta kebijakan dalam mewujudkan berbagai konservasi terhadap lingkungan maupun budaya dalam pengelolaan Pulau Samosir sebagai Kabupaten Pariwisata sangat dibutuhkan.

Sebagai kabupaten yang baru dimekarkan sejak tahun 2003, Kabupaten Samosir kini menjadi kabupaten yang lebih maju dengan keunggulan objek wisatanya disekitaran Danau Toba. Dimana pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat sejahtera yang semakin cepat membuka peluang bagi

12 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Samosir, Diakses 28 Januari 2017.

(23)

pengembangan pariwisata di Kabupaten Samosir. Potensi pengembangan pariwisatanya antara lain terdapat pada warisan budaya yang kaya, dan bentang alam yang indah dan mempesona. Keanekaragaman dan kekhasan seni budaya serta kekayaan alam yang berupa hutan, danau, sumber air panas dan yang lainnya merupakan modal utama bagi Kabupaten Samosir untuk membangun dan mengembangkan sektor kepariwisataan demi meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Dalam hal Perizinan, yang berwenang mengeluarkan izin adalah Pejabat Administratif, kaitannya adalah dengan tugas pemerintah dalam hal memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Di dalam pelayanan publik, izin merupakan bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik. Izin dapat berbentuk tertulis atau tidak tertulis, namun dalam Hukum Administrasi Negara izin harus dalam bentuk tertulis, kaitannya apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, maka izin yang berbentuk suatu keputusan adminstrasi negara (beschicking) dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam pengadilan. Izin yang berbentuk (beschiking), sudah tentu mempunyai sifat konkrit (objeknya tidak abstrak, melainkan berwujud, tertentu dan ditentukan), individual (siapa yang diberikan izin), final (seseorang yang telah mempunyai hak untuk melakukan suatu perbuatan hukum sesuai dengan isinya yang secara definitif dapat menimbulkan akibat hukum tertentu). 13

Kewenangan memberikan izin biasanya ditentukan dalam Peraturan Perizinan, yaitu Organ/Pejabat yang paling terkait dengan materi yang

13 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.23-24.

(24)

dimohonkan izin. Hal ini merupakan prinsip yang mendasar dalam Hukum Perizinan. Pemberian izin didasarkan atas permohonan dengan memenuhi syarat- syarat yang diwajibkan. Sebelum pelaku usaha pariwisata baik perorangan maupun badan hukum yang mengadakan kegiatan usaha pariwisata, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengajukan permohonan izin usaha kepada Pemerintah atau Kepala Instansi atau Dinas tertentu dalam hal ini adalah Kepala Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Kabupaten Samosir. Dalam upaya penegakan Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Pemerintah daerah Kabupaten Samosir perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kabupaten Samosir, khususnya kepada pelaku usaha pariwisata atau kepada pelaku usaha yang akan membuka Usaha pariwisata berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Dengan demikian diharapkan dapat menegakkan peraturan yang berlaku, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah berupa Pajak dan Retribusi dari sektor pariwisata. Pengawasan mendorong agar obyek pemeriksaan dapat mengoptimalkan pencapaian target. Dalam suatu negara, terlebih dalam negara yang sedang membangun, pengawasan itu sangat penting, agar maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Lemahnya pengawasan berarti mendekatkannya kepada pelaksanaan kerja yang tidak sempurna, sehingga menjauhkannya dari tujuan yang hendak dicapai dan semakin kerjanya sehingga tujuan dapat diraih dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan, yang pada akhirnya hak asasi rakyat dapat terwujud.

(25)

Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan diperoleh secara berdaya guna dan berhasil guna, sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, penulis akan membahas dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu ( Studi di Kabupaten Samosir )

A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yakni :

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Dan Persyaratan Memperoleh Izin Usaha Pariwisata Di Kabupaten Samosir ?

2. Bagaimana Pengawasan Dalam Penyelenggaraan Izin Usaha Pariwisata Di Kabupaten Samosir ?

3. Bagaimana Penegakan Hukum Izin Usaha Pariwisata Di Kabupaten Samosir Dan Apa Hambatan Yang Dikemukakan Dalam Penegakan Hukum Tersebut?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Ada pun yang menjadi tujuan dibuatnya skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaturan izin usaha pariwisata berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu

b. Untuk mengetahui pengawasan dalam penyelenggaraan usaha pariwisata.

(26)

c. Untuk mengetahui pelaksanaan penegakan hukum izin usaha pariwisata di Kabupaten Samosir dan apa hambatan yang ditemui dalam penegakan hukum tersebut.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian ini antara lain adalah : a. Manfaat Teoritis

Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya dalam bidang Hukum Administrasi Negara.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan memberikan umpan balik kepada Pemerintah Kabupaten Samosir beserta elemen-elemen yang terkait sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir lebih membuka diri dan mau bermitra dengan berbagai pihak baik peneliti dari kalangan Perguruan Tinggi, DPRD, Tokoh Masyarakat, LSM dan Pengusaha dalam rangka mencari format kebijakan yang diperlukan untuk model kegiatan pemerintahan dalam pelayanan yang lebih efisien, responsif dan akuntanbel.

C. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis baik di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, maka penulis memilih judul Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Studi Kabupaten Samosir). Judul penelitian ini belum diteliti oleh peneliti yang lain maka penulis tertarik untuk mengambil judul ini sebagai skripsi,

(27)

maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum.

D. Tinjauan Kepustakaan 1. Perizinan

Pembukaan UUD 1945 menetapkan dengan tegas tujuan kehidupan bernegara yang berdasarkan hukum, hal ini berarti bahwa Hukum merupakan supremasi atau tiada kekuasaan lain yang lebih tinggi selain Hukum. Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara maka Hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk masyarakat Hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Dalam perspektif Hukum penyelenggaraan perizinan berbasis pada teori Negara Hukum Modern (Negara Hukum Demokrasi) yang merupakan perpaduan antara konsep Negara Hukum (rechstaat) dan konsep negara kesejahteraan (welfare). Negara Hukum secara sederhana adalah negara yang menempatkan

Hukum sebagai acuan tertinggi dalam penyelenggaran Negara atau Pemerintah (Supremasi Hukum)14

Perizinan merupakan instrumen kebijakan Pemerintah/Pemda untuk melakukan pengendalian atas eksternalitas negatif yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas sosial maupun ekonomi. Izin juga merupakan instrumen untuk perlindungan hukum atas kepemilikan atau penyelenggaraan kegiatan. Sebagai

14 www.hukumpedia.com , diakses 12 Februari 2017.

(28)

instrumen pengendalian perizinan memerlukan rasionalitas yang jelas dan tertuang dalam bentuk kebijakan Pemerintah sebagai sebuah acuan tanpa rasionalitas dan desain instrumen untuk membela kepentingan atas tindakan yang berdasarkan kepentingan individu.15

Dalam pengertian yang luas, izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan Perundang-Undangan sedangkan dalam pengertian sempit, izin pada umumnya berdasarkan pada keinginan pembuat Undang-Undang mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk, tercela, tidak diinginkan Pemerintah dengan diharapkan pemerintah dapat melakukan pengawasan.16

Menurut pendapat Prayudi Atmosoedirjo yang dikutip oleh Philipus M Hadjon,17 “dispensasi atas suatu larangan’ izin beranjak dari ketentuan yang ada pada dasarnya tidak melarang suatu perbuatan tetapi untuk melakukan suatu perbuatan dibutuhkan suatu perosedur tertentu untuk dilalui.

Jenis-jenis izin berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah :

a. Izin adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas permohonan Warga Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15 Adrian, Op.Cit, hlm.7.

16 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2003, hlm.7.

17 Ibid.

(29)

b. Konsesi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan dari kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan selain Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

c. Dispensasi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas permohonan Warga Masyarakat yang merupakan pengecualian terhadap suatu larangan atau perintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.18

Jenis-jenis perizinan yang umum dikenal dan sering diterapkan oleh Pemerintah,antara lain :

a. Izin dalam arti sempit (Vergunning)

Pada dasarnya diciptakan tentang izin adalah untuk mengikat tindakan masyarakat dalam suatu tatanan tertentu. Pada dasarnya izin didirikan adalah memperbolehkan keadaan-keadaan tertentu dan melakukan tindakan-tinakan tertentu dengan cara yang telah ditentukan.

b. Pelepasan dan pembebasan (dispensasi)

Dispensasi adalah suatu pengecualian dari ketentuan umum, dalam hal mana pembuat Undang-Undang pada prinsipnya tidak berminat untuk mengadakan pengeculian. Tujuan diberikan dispensasi ini adalah agar seseorang dapat melakukan perbuatan hukum dengan menyimpang dari sebagian syarat yang ditentukan peraturan perundang-undangan

18 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, Pasal 1 angka 19,20, dan 21.

(30)

yang berlaku. Sebagai contoh dalam Undng-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam Pasal 7 ayat 1 (1) bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Atas peraturan ini dpat diberikan dispensasi yaitu dapat diberikan pengecualian umur yang mengajukan permohonan kepada pengadilan setempat oleh orang tua atau walinya. Pada umumnya demi kepastian hukum bahwa pembuat Undang-Undang telah memasukkan sistem dispensasi dalam Undang- Undang yang dibuatnya.

c. Konsesi

Dalam menyelenggarakan kesejahteraan umum (bestuursjorg) Pemerintah menyerahkan pelaksanaanya sebagian kepada pihak swasta dengan syarat-syarat tertentu. Penyerahan tersebut kepada pihak swasta dengan syarat-syarat tertentu. Penyerahan tersebut kepada pihak swasta adalah dalam bentuk konsesi. Latar belakang pemberian konsesi adalah karena dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat tersebut pemerintah tidak dapat melaksanakannya sendiri, misalnya kurangnya tenaga ahli dari pemerintah dalam melaksanakan suatu proyek pembangunan Pemerintah. Dalam pemberian konsesi tersebut, Pemerintah telah menentukan aktivitas yang harus dilakukan pemegang konsesi dengan membebankan kewajiban-kewajiban dan disisi lain harus ditetapkan hak-hak dari pemegang konsesi. Pada umumnya konsesi berkaitan dengan jangka waktu yang lebih panjang

(31)

sehingga ditetapkan dalam suatu persetujuan antara Pemerintah dan pemegang konsesi. Misalnya :

1. Konsesi bagi perusahaan swasta melakukan eksploitasi di bidang pertambangan.

2. Konsesi untuk mendirikan radio swasta.

3. Konsesi untuk angkutan umum.19

Disamping ketiga kategori perizinan tersebut diatas, juga termasuk kategori perizinan adalah lisensi. Menrut W.F Prins “Lisensi adalah suatu izin untuk menjalankan sesuatu perusahaan dengan leluasa. Dengan penetapan lisensi bahwa hal-hal yang diliputi oleh lisensi diletakkan dibawah pengawasan Pemerintah, sehingga dapat dicegah gangguan-gangguan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitasnya.20

2. Pengawasan

Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya Visi dan Misi Organisasi. Pengawasan secara umum juga diartikan sebagai suatu kegiatan administrasi yang bertujuan mengandalkan evaluasi terhadap pekerjan yang sudah diselesaikan apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Karena itu bukanlah dimaksudkan untuk mencari siapa yang salah satu yang benar tetapi lebih diarahkan kepada upaya untuk melakukan koresi terhadap hasil kegiatan.

19 Bachsan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1995, hlm.10

20 Ibid, hlm.12.

(32)

Menurut Sondang P. Siagian dalam Manullang dikatakan bahwa:

“Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjaga agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya".21

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan Organisasi dan Management tercapai.22

Menurut Manullang, “Pengawasan adalah penilaian akan pekerjaan bawahan, baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah selesai dengan maksud mengadakan tindakan perbaikan bila perlu agar benar- benar dapat dihasilkan tujuan yang telah digariskan".23

Dari definisi-definisi tersebut di atas penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan melihat, memeriksa, dan menguji apakah pekerjaan itu terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kemudian dengan pengawasan ini akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari pada pelaksanaan rencana tersebut sehingga tindakan perbaikan segera dilakukan demi tercapainya tujuan tersebut.

Jadi jelaslah bahwa pekerjaan pengawasan itu merupakan fungsi pimpinan, semakin rendah tingkat pimpinan maka semakin rendah pula pekerjaan pegawai mengawasi, begitu pula sebaliknya jika semakin tinggi tingkat pimpinan maka semakin tinggi pula tugasnya untuk melaksanakan pengawasan.

E. Metode Penelitian

Untuk memperoleh, mengumpulkan serta menganalisa setiap data maupun informasi yang sifatnya ilmiah, diperlukan metode agar skripsi mempunyai

21 M. Manullang, Dasar-Dasar Management, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001, hlm.43.

22 Ibid.

23 Ibid, hlm.44.

(33)

susunan yang sistematis dan konsisten. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif, penelitian hukum normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum, taraf sinkronisasi hukum, sejarah hukum, dan perbandingan hukum.24 Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris atau biasa disebut penelitian yuridis empiris. Dalam penelitian ini, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan nyata.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-empiris untuk menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis hukum yang dilihat sebagai perilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan masyarakat yang selalu berinteraksi dan berhubungan dalam aspek kemasyarakatan.25

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dari skripsi ini lebih mengarah kepada sifat penelitian deskriptif yakni penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian

ilmu hukum, penelitian deskriptif bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran secara tepat mengenai Pengawasan

24 Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Bandung, 2001, hlm.13-14.

25 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm.36.

(34)

Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Studi Kabupaten Samosir) menggunakan sifat penelitian deskriptif dikarenakan sudah terdapatnya ketentuan peraturan perundang-undangan, literatur maupun jurnal yang cukup memadai mengenai permasalahan yang diangkat.

3. Data dan Sumber

Data maupun sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu dengan melakukan wawancara langsung terhadap pihak terkait dalam hal ini yaitu dengan Bapak Ombang Siboro, selaku Kepala Dinas Pariwisata, Kesenian Dan Budaya Kabupaten Samosir

b. Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum. Adapun data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari instrumen hukum nasional, terdiri dari :

a) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

c) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;

(35)

e) Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu;

f) Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir;

g) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

h) Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor 85-97 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyelenggara Jasa Usaha Pariwisata;

2) Bahan Hukum sekunder dari penelitian ini yakni bahan Hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan Hukum primer Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Studi Kabupaten Samosir) bahan Hukum sekunder yang digunakan antara lain:

pendapat para Pakar Hukum, Karya Tulis Hukum yang termuat dalam Media massa, Buku-buku Hukum (text book), Buku-buku online, serta Jurnal-jurnal Hukum yang membahas mengenai Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Studi Kabupaten Samosir)

3) Bahan Hukum tersier yang digunakan berupa kamus hukum dan ensiklopedia.

(36)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan dan teknik wawancara. Studi Dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian ilmu hukum, karena penelitian hukum selalu berawal dari premis atau pernyataan normatif berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Mengenai studi kepustakaan dilakukan atas bahan-bahan Hukum yang relevan dengan permasalahan peneliti. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Dinas Kepariwisataan Kabupaten Samosir maupun informan yang dirancang atau yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dan mendukung permasalahan yang diajukan dalam penelitian mengenai Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Studi Kabupaten Samosir) Dari jawaban ini diadakan pencatatan sederhana yang kemudian diolah dan dianalisis menjadi sebuah laporan yang runtun dan terperinci.

5. Analisis Data

Dalam penelitian ilmu hukum dikenal dua model analisis yakni, analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian Hukum normatif dengan jenis pendekatan empiris, maka teknis analisis data yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah teknis analisis data kualitatif atau disebut deskriptif kualitatif. Keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data secara sistimatis, digolongkan dalam pola dan tema,

(37)

dikatagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data.

Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini agar permasalahan yang diangkat dengan pembahasan skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan pengantar. Didalamnya termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang penulisan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II PENGATURAN HUKUM IZIN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR SESUAI DENGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

(38)

Bab ini berisikan Pengertian Usaha Pariwisata, Pengertian Izin Dan Izin Usaha Pariwisata, Syarat-syarat Untuk Memperoleh Izin Usaha Pariwisata Sesuai Dengan Peraturn Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu, Pengaturan Hukum Tentang Izin Usaha Pariwisata dan Hak Dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Pariwisata.

BAB III PENGAWASAN DALAM IZIN USAHA PARIWISATA

Bab ini berisikan tentang Pengertian Dan Fungsi Pengawasan, Instansi Terkait Yang Melakukan Pengawasan Terhadap Objek Ijin Usaha Pariwisata dan Peyelenggaraan Objek Pariwisata yang diawasi di Kabupaten Samosir.

BAB IV PENEGAKAN HUKUM DALAM IZIN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR

Bab ini akan membahas Pengertian Penegakan Hukum, Pelaksanaan Penegakan Hukum Terhadap Izin Usaha Pariwisata Di Kabupaten Samosir Sesuai Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu , Hambatan Dan Upaya Mengatasi Sanksi Dalam Pelaksanaan Penegakan Hukum Izin Usaha Pariwisata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna berdaya guna.

(39)

BAB II

PENGATURAN HUKUM IZIN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR SESUAI DENGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN

TERTENTU

A. Pengertian Usaha Pariwisata

Kata pariwisata diambil dari bahasa Sansakerta yaitu “Pari” yang artinya lengkap atau banyak/berkeliling/berputar-putar dan kata “Wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian/pergi. Yang secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain. Didalam kamus besar indonesia, pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.26

Menurut Damanik dan Weber, ”Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari

26 www.pesonawisataindonesia.com, diakses 12 Februari 2017

(40)

tempat kediamannya. Aktifitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.27

Pengertian pariwisata menurut Happy Marpaung adalah “Perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktifitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.28

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan disuatu tempat ke tempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanannya dilakukan lebih dari 24 jam.29

Pengertian pariwisata menurut WTO (World Tourism Organization) adalah berbagai aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis, dan keperluan lain.30

Menurut Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

27 Janinton Damanik & Helmut Weber, Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi, Puspar UGM, Yogyakarta, 2006, hlm.10.

28 Happy Marpaung , Pengetahuan Pariwisata, Alpabeta, Bandung, 2002, hlm.21.

29 Oka Yoeti, Tours and Travel Marketing, Pradnya Paramita, Jakarta, 2006, hlm.101.

30 www.worldtourismorganization.com, diakses 12 Februari 2017.

(41)

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Sedangkan usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.31

Pariwisata menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 Bab I Pasal 1 butir tiga menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Pariwisata mencakup 3 (tiga) komponen, yakni wisata, pengusahaan objek, dan daya tarik wisata, serta usaha- usaha lain diluar bidang tersebut namun masih terkait dengan pariwisata. Dalam mengembangkan suatu potensi pariwisata, setiap daerah memiliki upaya dan kebijakan yang harus dilakukan demi terwujudnya tujuan bersama khususnya di

31 Ismayanti, Pengantar Pariwisata, Grasindo, Jakarta, 2016, hlm.12-13.

(42)

bidang pariwisata yang meliputi beberapa aspek seperti aspek ekonomi perdagangan, aspek kebudayaan, aspek lingkungan hidup, aspek hukum.32

Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sekali daerah wisata yang sudah terkenal sampai mancanegara. Selain pariwisata merupakan salah satu pemasukan atau devisa negara, pariwisata juga membawa nama Negara Indonesia hingga terkenal sampai ke mancanegara. Oleh karena itu Pemerintah wajib untuk memperhatikan dan menjaga kelestarian daerah wisata yang ada di Indonesia melalui instansi- instansi yang telah dibentuk oleh setiap Pemerintah Kabupaten yang ditugaskan untuk menangani permasalahan- permasalahan khususnya di bidang pariwisata.

Kabupaten Samosir mempunyai objek wisata yang masih asri dan natural dan tersebar di daerah ini yang sangat berpeluang untuk memberikan kontribusi terhadap PAD. Banyak objek wisata yang berpotensi layak dikunjungi dan juga masih dalam tahap pengembangan. Samosir juga memiliki kondisi geografis yang sangat potensial dimana daerah ini mempunyai potensi alam yang sangat strategis yang tidak banyak dimiliki oleh daerah lain. Potensi alam ini dapat kita lihat pada Danau Toba dan puncak/ pegunungan yang mengelilinginya yang dapat dinikmati secara bersamaan dari satu tempat. Melihat kenyataan ini, maka sangatlah wajar apabila Pemerintahan Daerah Samosir melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam aspek ekonomi yaitu, dalam menambah pemasukan kas daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat yang didukung dengan visi yang telah ditetapkan oleh dinas ini yaitu

32 Ditjen Pariwisata, Pengantar Pariwisata Indonesia, Direktorat Jendral Pariwisata, Jakarta, 2014 hlm.3.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kelas kesalahan lain adalah dalam kaitan dengan tindakan yang sengaja oleh penyalin, yang mungkin telah memutuskan bahwa suatu kata di dalam teks aslinya tidak

Dia-lah yang senantiasa menemani penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaru Latihan Konvisional dan Modifikasi Terhadap Hasil Kecepatan

nilai signifikan untuk uji F sebesar 0,000 karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima sehingga dikatakan Store Atmosphere dan Peer

Mengungkapkan latar belakang masalah yaitu agar anak-anak di Bekasi dapat mendapatkan kebugaran.Rumusan masalah, tujuan merancang pusat kebugaran yang terpadu

Adapun konsep pengetahuan tertinggi yang disampaikan dalam film tersebut adalah pengetahuan yang bukan pengetahuan, tapi bukan berarti tidak memiliki pengetahuan,

Mural sering kali dikaitkan dengan Street art (Seni jalanan) karena lokasinya yang terkadang berada di jalan-jalan umum. Perbedaannya dengan coret-coretan cat

KU3 mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan

Penyimpangan diatas ada dikarenakan sikap etis seorang akuntan yang tidak sesuai dengan prinsip yang berlaku umum. Padahal sudah jelas terdapat kode etik akuntan yang menjelaskan