• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AUDIT EKSTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III AUDIT EKSTERNAL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Profil Target Eksternal 3.1.1. Profil target pasar

Pasar sasaran dari SMILE photo studio adalah anak – anak remaja wanita yang memiliki hobi foto dan suka mencoba hal – hal baru, berusia diantara 12 tahun hingga 25 tahun, berpendidikan SMP, SMU dan universitas, berdomisili di Surabaya dan sekitarnya, mencakup berbagai jenjang penghasilan. Pada tahap ini, pasar sasaran mencoba untuk foto di SMILE dan selalu mengikuti perkembangan SMILE serta melakukan pemotretan setiap ada produk baru yang ditawarkan SMILE sehingga menjadi pelanggan tetap SMILE.

3.1.2. Profil Konsumen ( Consumer )

Pengertian konsumen menurut Wikipedia adalah consumers or individuals or household that consume goods and services generated within the economy, yang artinya konsumen adalah individu atau rumah tangga yang mengkonsumsi barang dan jasa dalam kegiatan perekonomian.

Konsumen dari SMILE ini datang dan mencoba foto di SMILE dikarenakan mendengar pendapat orang mengenai foto studio ini. Konsumen dari SMILE ini rata – rata memiliki usia 12 tahun sampai 20 tahun yang merupakan anak- anak remaja SMP dan SMU, konsumen dari SMILE ini banyak dari Surabaya mengingat saat ini SMILE telah pindah lokasi ke daerah Surabaya Timur maka konsumen terbesar saat ini adalah dari Surabaya Timur

3.1.3. Profil Influencer

Influencer (orang yang mempengaruhi) adalah seseorang yang memberikan pandangan dan nasehatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir. Influencer dari SMILE foto studio adalah orang - orang yang telah mencoba untuk foto studio maupun orang yang telah melihat hasil foto dari SMILE seperti orang tua dari konsumen yang pernah foto di SMILE. Jadi influencer ini biasanya memberikan pengaruh kepada konsumen yang ingin

(2)

mencoba foto di SMILE. Influencer dari SMILE ini biasanya berusia 12 tahun sampai 50 tahun dan memiliki pekerjaan sebagai pelajar SMP, SMU, Universitas, maupun ibu rumah tangga dimana sebagian besar dari influencer ini tinggal di Surabaya dan sekitarnya.

3.2. Analisis Pelanggan

3.2.1. Persepsi umum pelanggan

Dari sekian banyak pelanggan yang pernah foto di SMILE photo studio mempunyai persepsi bahwa saat ini SMILE memang memiliki teknik dan kostum - kostum menarik yang lain daripada yang lain tetapi dengan perkembangan teknologi yang dimiliki, hasil - hasil foto SMILE tidak lagi sebagus dulu, hal ini disebabkan karena SMILE tidak pernah menanggapi keluhan - keluhan dari pelanggan. Padahal seharusnya SMILE menanggapi dan mengintropeksi diri dengan keluhan - keluhan yang diberikan pelanggannya, bagaimanapun juga pelanggan dari SMILE ini merupakan salah satu aset yang dapat menambah income perusahaan. Karena jika konsumen puas dengan hasil yang diberikan maka pelanggan tersebut akan menyampaikan pada rekan - rekan yang lain, sehingga dengan begitu SMILE dapat menekan biaya promosi dan advertising.

3.2.2. Perilaku beli pelanggan

Kebanyakan pelanggan SMILE adalah anak - anak remaja kalangan SMP dan SMU yang sedang dalam proses pertumbuhan dimana dalam proses pertumbuhan tersebut para anak - anak remaja ini akan berusaha tampil beda dan menarik dan pada dasarnya kebanyakan dari mereka memiliki hobi foto, maka dari itu remaja - remaja ini sangat tertarik untuk mencoba foto di SMILE setiap ada program baru yang ditawarkan oleh SMILE seperti background, make up, maupun kostum baru yang disediakan. Hal ini yang membuat pelanggan tertarik untuk kembali foto di SMILE, sesuai dengan data yang didapatkan penulis dari pelanggan SMILE bahwa banyak sekali diantara mereka yang pernah foto lebih dari satu kali, tetapi pada saat ini banyak sekali pelanggan yang mengeluh dengan hasil foto yang dihasilkan karena menurut mereka hasil foto yang dihasilkan oleh SMILE tidak alami karena terlalu banyak yang di edit. Maka dari itu banyak

(3)

pelanggan SMILE saat ini yang lebih senang mencoba foto studio lain daripada mencoba program - program baru yang ditawarkan oleh SMILE photo studio.

3.2.3. Pengalaman pelanggan

Pengalaman yang dialami pelanggan pada saat foto di SMILE photo studio antara lain : banyak pelanggan yang mengeluh karena pada saat foto di SMILE banyak sekali waktu mereka terbuang karena dalam prosesnya untuk foto, pelanggan harus menunggu sampai ± 4 – 5 jam karena dalam 1 hari SMILE menerima ± 15 orang untuk di foto, hal ini menyebabkan pada saat proses foto pelanggan harus rebutan untuk masuk ke studio, belum lagi pada saat melihat hasil foto pelanggan harus antri untuk memilih foto mana yang akan dicetak, tetapi tidak semua pengalaman yang dialami pelanggan buruk, banyak juga pelanggan yang memiliki pengalaman baik antara lain : foto yang dihasilkan oleh SMILE sangat cepat dibandingkan foto studio lain, hasil foto dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan pelanggan lain yang tidak didapatkan di foto studio lain, SMILE memberikan kesempatan bagi pelanggannya untuk mengikuti pemilihan foto model yang diselenggarakan oleh SMILE photo studio dan Jtv untuk membuka peluang bagi para remaja berpotensi menjadi terkenal.

3.2.4. Harapan Pelanggan

Walaupun banyak sekali pelanggan yang tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh SMILE photo studio, tetapi pelanggan masih mengharapkan agar dalam perkembangannya SMILE dapat lebih memperhatikan pelanggannya, karena menurut para pelanggan seharusnya dengan kekuatan yang dimiliki oleh SMILE yaitu sebagai foto studio digital yang pertama di Surabaya seharusnya SMILE lebih baik dalam pelayanannya, banyak sekali yang bisa didapat oleh SMILE jika lebih memperhatikan pelanggan dari pada membuat banyak program baru tetapi tidak menanggapi kepuasan dari pelanggannya. Harapan yang diinginkan oleh pelanggan antara lain; make up lebih natural, jangan terlalu menor, kostum yang disediakan lebih bagus, jangan terlalu aneh, hasil editing lebih diminimalkan karena banyak pelanggan mengatakan bahwa proses editing yang dilakukan SMILE terlalu berlebihan sehingga membuat hasil foto tidak

(4)

natural dan lain dari orang aslinya, dan sebaiknya SMILE lebih mementingkan kepuasan pelanggannya.

3.3. Analisis konsumen

3.3.1. Persepsi umum konsumen

Menurut konsumen keberadaan dari SMILE photo studio tidak ada yang menonjol, meskipun SMILE adalah foto studio digital yang pertama di Surabaya tetapi tidak ada keistimewaan yang diberikan oleh SMILE. Menurut beberapa konsumen, saat muncul pertama kali memang SMILE begitu terkenal dimana - mana karena pada saat itu memang belum ada foto studio yang menggunakan teknik digital, tetapi sesuai dengan perkembangan jaman pada saat ini banyak sekali foto studio yang bermunculan dengan menggunakan teknik sama tetapi mereka memiliki keunikan tersendiri sehingga mereka berhasil merebut pangsa pasar SMILE. Hal ini disebabkan banyaknya foto studio lainnya yang menawarkan produknya dengan berbagai macam konsep sehingga membuat konsumen tertarik untuk mencoba produk yang ditawarkan.

3.3.2. Perilaku beli konsumen

Kebanyakan dari konsumen memilih untuk mendengar dan melihat dulu foto studio mana yang bagus, sehingga ketika mereka memutuskan untuk foto studio dan mendapatkan hasilnya mereka tidak akan kecewa. Ini membuat perusahaan berusaha untuk mengembangkan produknya terus menerus agar konsumen tertarik untuk mencoba produk baru. Menurut penelitian kebanyakan dari konsumen hanya menyoba sekali dan mereka cenderung untuk membandingkan dengan studio foto lainnya karena mereka tidak selalu puas dengan hasil yang didapatkan.

3.3.3. Pengalaman konsumen

Disini dapat dilihat bahwa keramahan dan tanggung jawab dari SMILE kurang memuaskan kerena mereka kurang cepat dalam menangani masalah yang terjadi dalam pemotretan atau sebelumnya. Perusahaan cenderung melakukan gaya pemotretan sesuai dengan ide mereka bukan melalui ekspresi yang spontan

(5)

dari konsumen. Dalam hal style rambut, make up dan asesoris juga diatur sesuai dengan keinginan SMILE meskipun kurang senada dengan pakaian yang dikenakan oleh konsumen. Hal ini membuat konsumen menjadi tidak puas dan tidak menikmati kreatifitas yang ada didalam diri mereka sendiri.

3.3.4. Harapan konsumen

Dengan adanya kritik dan saran serta komentar yang dilakukan konsumen terhadap SMILE membuat konsumen menjadi peduli terhadap kekurangan yang ada apa perusahaan. Hal ini dapat membuat peusahaan bisa menjadi lebih baik dalam melayani hingga proses pemotretan agar hasil yang didapat sama dengan hasil yang diinginkan konsumen. Keinginan dan kepuasan konsumen adalah hal yang paling utama sehingga konsumen menginginkan agar SMILE bisa menjadi lebih baik dalam hal mutu dan kualitas serta mengutamakan kepuasan konsumen.

3.4. Analisis Influencer

3.4.1. Persepsi umum influencer

Menurut para influencer yang pernah mencoba foto studio di SMILE memiliki persepsi bahwa sampai saat ini SMILE tidak memiliki banyak perubahan. Perubahan yang dilakukan SMILE hanya dari cara pengambilan fotonya saja dan background yang mulai bervariasi. Tetapi dari make up dan kostum yang ditawarkan kadang - kadang tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Selain itu manajemen dari SMILE kurang menunjukkan sikap yang profesional dalam pengambilan keputusan.

3.4.2. Perilaku beli influencer

Banyak dari para influencer ini hanya melakukan foto studio di SMILE tidak lebih dari satu kali, hal ini dikarenakan mereka tidak puas dengan hasil yang diberikan oleh SMILE foto studio. Maka dari itu para influencer ini tidak pernah kembali lagi ke SMILE walaupun banyak program dan paket - paket baru yang ditawarkan oleh SMILE karena mereka menganggap tidak ada perubahan yang menonjol dari SMILE. Influencer yang tidak puas ini yang akan membuat konsumen yang belum pernah mencoba untuk tidak foto di SMILE karena mereka

(6)

mendengar dari para influencer bahwa hasil dari foto studio SMILE tidak memuaskan.

3.4.3. Pengalaman influencer

Pengalaman influencer mengenai SMILE foto studio adalah tidak adanya ketepatan waktu, banyak waktu yang dibuang sia - sia saat melakukan foto studio di SMILE baik dari proses make up sampai selesai melakukan pengambilan foto studio konsumen harus menunggu dalam waktu yang lama untuk melihat hasil foto begitu juga pada waktu proses pengambilan foto konsumen harus menunggu lama karena harus bergantian dengan konsumen yang lain, selain itu foto yang dihasilkan terlalu banyak proses pengeditan sehingga ketika konsumen menerima foto tersebut hasilnya menjadi tidak natural.

3.4.4. Harapan influencer

Para influencer ini mengharapkan agar SMILE memiliki perubahan yang lebih spesifik, memberikan kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan kemauan konsumen, mengikuti trend saat ini,memberikan layanan yang memuaskan dan sesuai dengan jadwal yang sesuai dengan perjanjian. Jadi dengan harapan - harapan yang diberikan ini diharapkan SMILE lebih dapat memperhatikan kemauan dan kepuasan konsumennya karena para influencer inilah yang juga memiliki peranan untuk menarik konsumen dalam mengembangkan perusahaan di masa depan.

3.5. Gambaran Pasar dan Persaingan 3.5.1. Deskripsi industri

Dengan adanya perkembangan jaman, persaingan sesama foto studio sangat ketat sehingga membuat perusahaan untuk berusaha mengembangkan produknya dengan berbagai cara yaitu dengan promosi, diskon serta pameran yang diadakan pada waktu tertentu. Dilihat dari cara pengambilan foto serta konsep yang ditawarkan juga berbeda, hal inilah yang membuat setiap foto studio menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. Ini dapat memotivasikan perusahaan

(7)

untuk membuat ide – ide baru serta kreatifitas yang tinggi sehingga konsumen dapat aware dan loyal.

3.5.2. Peta persaingan

Gambar 3.1.

Peta Persaingan Baik

Kualitas

Buruk

Murah Mahal

Harga Keterangan :

: SMILE : Indigo : Portrait

Sumber: hasil kuesioner dalam lampiran

Pada saat ini persaingan di dunia fotografi sangatlah ketat, SMILE sebagai pendiri foto studio digital yang pertama di Surabaya saat ini memiliki banyak sekali brand competitor yang bergerak di bidang yang sama. Bahkan banyak dari para brand competitor ini dianggap lebih baik dan lebih sukses dibandingkan SMILE. Para pesaing dari SMILE yang memiliki target pasar yang sama antara lain: portrait studio, MagaZine photo boutique, Gracia foto studio, Click On, Blur.

Sedangkan pesaing SMILE dalam memasarkan foto weddingnya adalah:

Singapore Focus, indigo, Taipei Wedding studio, Milan Wedding studio, dan Mahkota. Dari sekian banyak pesaing dari SMILE ini, yang menjadi pesaing kunci dari SMILE adalah portrait dan indigo, selain memiliki target konsumen

(8)

yang sama, kedua foto studio ini belum lama didirikan tetapi mampu menarik pangsa pasar dari SMILE.

3.6. Analis Pesaing Kunci ( Key Competitor ) 3.6.1. Pesaing 1

3.6.1.1. Profil Singkat Pesaing 1 Nama Merek : portrait Bidang Usaha : Foto Studio Alamat : Klampis Jaya 37 F

Pemilik Perusahaan : Bapak Leo dan Bapak Donny kurniawan Lama Usaha : 1 Tahun

Foto studio portrait ini didirikan dari hasil kerjasama bapak Leo dan Bapak Donny Kurniawan, nama portrait sendiri dipilih oleh bapak Donny karena arti dari portrait adalah refleksi dari diri seseorang, pemberian nama ini digunakan untuk menekankan bahwa usaha ini bergerak di bidang fotografi.

Bapak Donny sebagai Direktur fotografi ini mempunyai latar belakang lulusan fotografi desain dari Australia dan pernah bekerja di Amerika sebagai fotografer.

Ide pendirian foto studio ini didapatkan ketika bapak Donny pulang dari Australia dan melihat kalau di Surabaya ini pengetahuan masyarakat tentang fotografi sangat kurang dan foto studio yang ada di Surabaya pada saat itu sangat jauh tertinggal dibandingkan negara- negara lain. Maka dari itu bapak Donny mengajak rekannya, bapak Leo untuk mendirikan foto studio yang berkonsep di tengah- tengah masyarakat agar masyarakat dapat mengerti tentang fotografi.

Foto studio portrait ini memiliki dua jenis produk yang ditawarkan yaitu foto produk seperti fashion, beauty, dan still life, sedangkan produk kedua adalah Foto Wedding.

3.6.1.2. Strategi Manajemen Merek Pesaing 1

• Organization

Di dalam perusahaan ini pembagian tugas berdasarkan jabatannya masing- masing dimana dalam studio ini dipimpin oleh bapak Donny

(9)

Kurniawan sebagai Direktur fotografi, Glenn sebagai Fotografy Departement, dan Hanchen sebagai Design Departement dan Beauty Styling. Setiap karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya masing - masing agar dapat dipertanggung jawabkan pada atasannya sesuai dengan departement bagiannya. Untuk pengambilan foto biasanya bapak Donny juga ikut menangani sendiri, seperti foto wedding biasanya bapak Donny yang mengambil alih agar foto yang dihasilkan lebih bagus mengingat bapak Donny adalah seorang fotografer profesional.

• Customer Service

Di perusahaan ini terdapat 3 customer service yang tugasnya menerima saran dan kritik dari pelanggan agar perusahaan mengetahui dimana kekurangan dari perusahaan sehingga dapat memotivasikan mereka untuk bekerja lebih baik. Selain itu juga ditugaskan untuk menghubungi klien sebelum waktunya untuk mengingatkan jadwal foto yang telah disetujui, dan memberitahu jika ada produk baru yang ditawarkan sehingga membuat konsumen ingin mencoba produk baru yang ditawarkan oleh mereka.

• Budget

Logo dan merek dari perusahaan ini dibuat sendiri oleh adik kandung bapak Donny yang merupakan Desainer grafik dari Design House di San Francisco, sehingga bapak Donny tidak mengeluarkan budget khusus untuk membuat merek dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini dapat membantu mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam mendirikan portrait dan membantu mereka untuk berkreasi akan produknya dan juga menandakan bahwa mereka penuh dengan kreatifitas dengan membuat logo dan merek portrait.

• Continuity

Dalam mengembangkan bisnis ini agar tetap bertahan, portrait studio memiliki beberapa rencana ke depan yaitu menciptakan inovasi baru karena di Surabaya bidang fotografi masih jauh tertinggal, membuka cabang tetapi lebih dikhususkan untuk pembuatan Video agar lebih fokus dalam memproduksi produknya, yang terakhir adalah bapak Donny menginginkan agar portrait di masa depan akan menjadi suatu nama atau merek yang benar - benar dikenal

(10)

oleh masyarakat dan dapat memberikan yang terbaik melalui kualitas dari foto serta hasil yang memuaskan.

• Brand Standards

Perusahaan ini tidak memiliki brand standards karena perusahaan ini mendirikan brandnya sendiri tanpa bantuan orang lain sehingga ketentuan merek tersebut dapat dilakukan sesuai selera perusahaan. Ini memudahkan mereka untuk membuat brosur karena tidak menggunakan brand standart.

• Brand Education

Dalam perusahaan ini staf dari perusahaan diajarkan untuk mengerti brand education agar karyawan dapat melakukan tugasnya sesuai dengan produk yang tawarkan di dalam suatu perusahaan tersebut. Karyawan juga diajarkan bagaimana membuat suatu foto yang berkonsep dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan konsumen. Portrait berusaha untuk menjadi profesional, karena itu karyawan juga diajarkan bagaimana cara menjadi profesional dalam menjalankan tugasnya. Staf dari perusahaan ini harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai foto studio yang memiliki konsep agar pada saat diadakan rapat, para staf dapat memberi masukan - masukan kepada atasannya, begitu juga dengan para atasan yang selalu memberi ide dan mengajarkan pada karyawannya agar karyawannya dapat memahami dan mengerti sehingga hasil yang si buat oleh karyawan tersebut menjadi lebih maksimal

3.6.1.3. Strategi Positioning Merek Pesaing 1

Foto studio portrait ini memposisikan dirinya sebagai conceptual fotografy dimana kalangan yang dituju oleh portrait ini adalah kalangan anak SMU yang berkelas menengah ke atas. Berdirinya portrait ini adalah memberikan konsep baru bagi remaja di Surabaya yang memiliki hobi foto dan senang untuk mencoba hal - hal baru. Dengan segmen anak SMU yang beranjak dewasa ini portrait menawarkan suatu conceptual fotografi yang menawarkan foto yang elegan dan glamour.

(11)

3.6.1.4. Struktur Merek

Pada saat ini portrait hanya bergerak di bidang photography art fashion dan wedding. Portrait tidak mempunyai rencana untuk melanjutkan mereknya ke bidang lain pada saat ini. Pemilik berencana untuk mengembangkan produknya dengan merek lain tetapi hal tersebut masih dalam jangka waktu yang lama karena banyak hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan agar hasil yang didapat dari produk tersebut mendapatkan hasil yang maksimal. Portrait mempunyai suatu visi misi yang kuat sehingga mereka lebih memfokuskan visi misi tersebut dibandingkan membuat produk dengan merek yang berbeda.

3.6.1.5. Kepribadian merek

Nama : portrait

Logo :

Slogan : The First Conceptual Photography Style : The Art Photography fashion

Character : Tulisan nama menggunakan huruf kecil dan mempunyai lambang mata dan lensa

Packaging : Menggunakan album yang simpel

Advertising : Koran Jawa pos dan Majalah shop n shop Promotional Material : Tidak menggunakan promosi material

Promotions : Menyebarkan brosur, mengikuti pameran, bazaar di universitas seperti Petra dan Ubaya, memberikan diskon khusus.

(12)

3.6.1.6. Strategi komunikasi merek pesaing

• Internal

Portrait menggunakan berbagai macam cara untuk mengkomunikasikan mereknya kepada karyawannya agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan motto mereka. Banyak hal yang dilakukan oleh manager untuk mengembangkan kreatifitas karyawannya dengan mengadakan meeting selama seminggu sekali dan juga memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mengutarakan pendapat mereka sehingga mereka merasa leluasa untuk menjalankan tugas mereka sebagai karyawan portrait.

• Eksternal

Pada saat ini portrait berencana akan mengadakan event yang dimana di lakukan secara besar – besaran agar dapat membuat konsumen semakin mengenal portrait dan tetap loyal sehingga konsumen merasa dihargai.

3.6.1.7. Audit visual merek pesaing

• Warna : Putih dan hitam

• Bentuk : Mata dan lensa

• Typography : Menggunakan Computer generated

3.6.2 Indigo ( pesaing 2 ) 3.6.2.1. Profil singkat indigo Nama merek : Indigo Bidang usaha : Foto studio

Alamat : Klampis jaya no A9 Pemilik perusahaan : Ibu Lily dan Bapak Nico Lama usaha : 1 tahun

Indigo didirikan pada juni 2005. pemilihan nama indigo ini dikarenakan indigo mempunyai arti yang unik yaitu seorang anak yang mempunyai kekuatan supranatural. Maka dari itu dipilihnya nama indigo ini bisa mempunyai arti ingin

(13)

memiliki sesuatu agar bisa mempengaruhi semua yang ada di sekelilingnya karena itu indigo studio diharapkan juga dapat mempengaruhi pangsa pasar agar bisa menjadi terkenal dan dapat dikenal oleh masyarakat selain itu nama indigo dalam arti lain adalah warna biru yang keungu - unguan maka dari itu background yang digunakan indigo berunsur warna biru keungu - unguan.

Indigo studio ini merupakan hasil kerjasama yang dilakukan oleh Ibu Lili sebagai pemilik dan juga manajer dan Bapak Nico sebagai silent partner yang dalam hal ini bapak Nico hanya sebagai penanam modal di indigo. Hal ini dilakukan oleh Ibu Lili karena indigo masih dalam tahap pengembangan serta karyawan yang tersedia juga terbatas sebab itu Ibu Lili merangkap semua pekerjaan. Ibu Lili mempunyai pengalaman cukup banyak yang didapat dari pekerjaannya di perusahaan lain.

Sebelum indigo didirikan, Ibu Lili mempunyai usaha franchise foto studio yaitu Singapore Focus yang kemudian tidak melanjutkan usaha franchisenya dan membuat perusahaan baru yang bernama indigo. Hal ini dilakukan Ibu Lili karena beliau melihat adanya peluang dan keuntungan yang didapatkannya bila mendirikan usaha baru.

Karena itu Ibu Lili bertekad untuk mendatangkan seorang fotografer tidak perlu diragukan lagi dan pernah melakukan pemotretran di Singapura terhadap salah satu merek pakaian yang terkenal dikalangan masyarakat yaitu Aigner dalam acara Wedding Fashion. Selain itu indigo juga bekerja sama dengan majalah Herworld Wedding untuk hasil foto yang dihasilkan atas kerjasama antara fotografer dan indigo sehingga konsumen mengetahui hasil foto yang ditawarkan oleh indigo.

3.6.2.2. Strategi manajemen merek pesaing

• Organization

Indigo mempunyai suatu organisasi yang dimana Ibu Lili selain menjadi pemilik studio juga merupakan manajer yang bertugas memberi ide - ide dan masukan - masukan tentang trend dan mode terbaru yang dapat diterapkan dalam foto studio ini, Bapak Nico sebagai presiden direktur yang mengawasi jalannya perusahaan melalui laporan - laporan yang diberikan oleh

(14)

manajer. Proses pemotretan dilakukan oleh fotografer profesional yang berasal dari Jakarta. Selain itu di dalam perusahaan ini terdapat desain grafis, make up artist, administrasi serta assistent fotografer.

• Customer Service

Pada pekerjaan ini, karyawan diberikan tugas untuk membuat jadwal yang telah disetujui oleh pihak konsumen untuk melakukan jadwal pemotretan dan juga mengingatkan konsumen untuk melakukan pemotretan sehari sebelumnya agar konsumen tidak lupa dan juga melayani konsumen dalam mempromosikan produknya serta memberitahukan paket yang tersedia dan juga harga yang ditawarkan melalui via telepon.

• Budget

Penciptaan nama indigo sebagai merek ini tidak menggunakan biaya apa pun karena telah ditangani oleh pemiliknya sendiri sehingga mereka tidak mempunyai budget. Ini dapat menunjukkan kreatifitas dari perusahaan sehingga konsumen tidak ragu lagi akan kualitas hasil produknya.

• Continuity

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat maka indigo berusaha untuk mengembangkan imajinasinya untuk melakukan foto teenager agar indigo dapat mencapai semua kalangan konsumen baik untuk orang dewasa maupun anak muda. Indigo juga berusaha mengembangkan produk jasanya tidak hanya melalui iklan tetapi juga menggunakan website agar konsumen dapat melihat langsung kualitas dan hasil foto yang dilakukan oleh indigo serta meningkatkan service agar membantu untuk lebih maju karena kepuasan konsumen adalah salah satu asset yang penting.

• Brand standart

Pada tahap ini, indigo mengalami kesulitan dalam menentukan warna dari indigo karena tidak semua warna yang diinginkan oleh indigo dapat dilakukan oleh percetakan karena itu indigo memutuskan untuk tidak melakukan brand standart karena yang mereka utamakan adalah tulisan dan mutu serta kualitas produk yang mereka tawarkan. Perusahaan akan berusaha untuk membuat suatu brand standart dimasa yang akan datang.

(15)

• Brand education

Brand education sangat diperlukan oleh indigo karena dapat membantu dalam hal memperkenalkan dan mengajarkan kepada bahwa indigo mempunyai suatu karakter yang berbeda pada bidang foto studio. Indigo berfokus pada foto wedding fashion sehingga karyawan diajarkan untuk mengerti akan fashion dan foto yang dihasilkan juga mengandung unsur foto fashion.

Peluang ini didapat karena indigo melihat kurangnya foto fashion untuk wedding sehingga indigo berharap karyawannya mengerti dan menjalankan tugasnya sesuai dengan style indigo, serta meluangkan ide – idenya kepada karyawannya agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.

Dalam hal ini, karyawan dan pemilik memiliki suatu hubungan yang erat sehingga ide serta kritik juga di bahas dalam suatu meeting yang dimana ini dapat membantu indigo mengerti kekurangannya.

3.6.2.3. Strategi positioning merek pesaing

Indigo ini memposisikan dirinya sebagai produk wedding fashion.

Pemiliknya ingin memperkenalkan bahwa perusahaan mereka mempunyai produk yang berbeda dari perusahaan lainnya. Segmen yang ingin dicapai adalah kalangan menegah keatas dan mencakup anak muda yang akan melakukan foto wedding. Indigo mempunyai unsur yang menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan adalah produk yang unik dan dapat membuat konsumen yang lain untuk mencoba karena dilihat dari arti indigo sendiri yaitu adalah warna biru keunguan yang menandakan warna yang unik dan mempunyai warna 3 dimensi yang dapat menunjukkan produknya sangat spesial.

3.6.2.4. Struktur merek

Pada saat ini, indigo tidak mempunyai rencana dalam mengembangkan produknya kebidang lain karena perusahaan belum siap untuk memunculkan produk baru. Hal ini disebabkan karena indigo masih fokus untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya mengingat indigo baru didirikan setahun. Rencana yang dinginkan sangat bayak tetapi tidak dapat

(16)

diwujudkan dalam jangka pendek sehingga pemiliknya menunda untuk membuat produk dengan merek lain.

3.6.2.5. Kepribadian merek

Nama : Indigo

Logo :

Style : Wedding fashion

Character : Penulisan nama yang menggunakan huruf kecil yang sejajar

Packaging : Menggunakan box serta tas untuk foto dan dibungkus pita yang bertanda tulisan indigo.

Advertising : Majalah herworld brides dan Koran Jawa Pos Promotional material : Make up bag

Promotions : Pre wedding get candid dan diskon- diskon special

Publicity : Pameran Wong hang, Wedding Expo di Tunjungan Plaza dan pameran Wedding di Shangrila

3.6.2.6. Strategi komunikasi merek

• Internal

Perusahaan mengunakan strategi komunikasi dalam bentuk training kepada karyawan agar mereka mengerti apa yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu pekerjaan serta berusaha meningkatkan minat dan kepuasan konsumen. Sehingga pada saat konsumen telah melakukan proses foto studio mereka akan sangat puas baik dari hasil foto maupun layanan dan kenyamanan selama mereka berada disana. Hal ini akan membuat konsumen akan kembali lagi dan memberitahukan pada kerabat - kerabat yang lain untuk mencoba foto di indigo karena layanan dan hasilnya memuaskan.

(17)

• Eksternal

Indigo pada saat ini akan mengikuti show yang diadakan oleh Tinara dan show Arva pada bulan Agustus. Dengan adanya acara ini dapat membantu indigo dalam memperkenalkan produknya serta memberikan hasil contoh produk yang mereka hasilkan. Sehingga indigo tidak perlu mengeluarkan budget yang tinggi untuk melakukan promosi - promosi sendiri.

3.6.2.7. Audit visual merek

• Warna : Hitam dan Silver

• Bentuk : Tulisan indigo dengan huruf kecil yang menggunakan bold

• Typography : Font indigo menggunakan Miamibeach-light yang bergaya minimalis dan klasik sedangkan font studio menggunakan Hanzel yang bergaya post modern.

3.7. Analisis Lingkungan Makro ( Trend ) - Lingkungan Ekonomi

Pada saat ini trend yang sedang terjadi di dalam lingkungan makro di Surabaya adalah mulai berkembangnya industri foto studio, walaupun saat ini keadaan perekonomian di Indonesia menurun, tetapi dalam perkembangannya banyak para investor yang menanam modal untuk menjalankan usaha ini.

Khususnya di Surabaya yang dalam 3 tahun terakhir ini banyak sekali orang yang mendirikan foto studio untuk bidang usahanya, baik foto fashion maupun foto wedding.

Banyak pemilik dari foto studio di Surabaya mengatakan bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia akhir- akhir ini tidak terlalu mempengaruhi jalannya perusahaan yang bergerak di bidang fotografi ini. Karena usaha ini hanya bergerak di bidang seni dan berusaha memuaskan keinginan konsumen, jadi selama tidak ada hukum yang membatasi perkembangan dunia seni maka fotografi ini akan berjalan stabil dan mengikuti perkembangan jaman dan teknologi.

Sebelum krisis ekonomi usaha foto studio ini bisa dikatakan berjalan kurang baik, kebanyakan dari foto studio yang berada di Surabaya tidak

(18)

berkembang. Tetapi saat ini ketika kondisi perekonomian sedang tidak stabil, usaha foto studio ini bertumbuh pesat, hal ini bisa jadi dikarenakan trend dan teknologi dari luar negeri serta bertambahnya wawasan orang Indonesia untuk membuat lapangan kerja baru.

- Lingkungan Budaya

Dengan pertumbuhan usaha foto studio yang berkembang sangat pesat di Surabaya ini bisa disebabkan karena saat ini ada pergeseran budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, karena seperti yang diketahui teknik dan trend yang saat ini berkembang di Indonesia selalu mengikuti luar negeri, asalkan masih bisa diterapkan dan tidak melewati batas- batas budaya Indonesia.

- Lingkungan Hukum

Pada saat ini di Indonesia akan ditetapkannya RUU anti pornografi dan pornoaksi, dengan ditetapkannya RUU ini akan menyebabkan terbatasnya kreatifitas untuk mengembangkan seni dari dunia fotografi.

Karena untuk mengembangkan kreatifitasnya, mereka harus hati- hati agar apa yang akan mereka lakukan tidak melanggar adanya RUU tersebut.

- Lingkungan Teknologi

Saat ini banyak dari foto studio yang tidak lagi monoton dengan make up yang tebal agar tampil cantik dan sempurna saat di foto, yang saat ini sedang menjadi trend adalah foto studio yang menggunakan background berkonsep, hasil foto yang natural tanpa banyak proses editing, dan foto 3 dimensi. Dengan adanya trend ini seharusnya SMILE foto studio harus mulai mengikuti trend dan melakukan perubahan untuk kembali menarik pangsa pasar. Karena saat ini yang dicari oleh konsumen adalah foto studio yang berkonsep dan mengikuti trend.

Konsumen tidak menginginkan lagi make up yang tebal, tetapi yang diinginkan oleh konsumen adalah tampil senatural mungkin karena seperti yang diketahui foto - foto yang dihasilkan fotografer ternama baik internasional maupun lokal saat ini sedang trend foto yang natural dengan menggunakan background outdoor sehingga hasil cahaya yang didapat juga alami karena mendapatkan pencahayaan langsung dari matahari, meskipun

(19)

dengan sedikit bantuan cahaya tetapi hasil yang didapat lebih bagus dan alami.

3.8. Ringkasan Audit Eksternal

3.8.1. Ringkasan Pasar, Pesaing, dan Lingkungan Makro

Dalam hal ini pasar yang dituju oleh kebanyakan foto studio di Surabaya memiliki banyak kesamaan yaitu para remaja wanita yang memiliki hobi foto oleh karena itu dalam menarik pasar para pemilik foto studio ini harus bersaing untuk terus melakukan inovasi agar tidak kalah dengan pesaing lainnya dan tidak ditinggal oleh konsumennya. Maka dari itu dalam hal ini sebaiknya para pemilik foto studio harus terus mengikuti trend yang saat ini sedang terjadi di pasar agar tidak tertinggal dengan foto studio lainnya. Karena foto studio yang berada di Surabaya ini sudah jauh tertinggal dibandingkan oleh foto studio yang berada di Jakarta yang saat ini sudah mulai mengikuti trend yang ada di luar negeri.

Oleh karena itu saat ini sebaiknya para pemilik foto studio mulai belajar untuk membuka diri dan memperluas wawasan mengenai dunia fotografi karena dunia fotografi ini selalu berubah - ubah sesuai dengan keinginan konsumen dan trend yang terjadi di pasar, hal ini menyebakan pemilik foto studio harus sensitif dengan apa yang diinginkan konsumen, karena jika pemilik foto studio hanya melakukan foto sesuai dengan keinginannya sendiri dan tidak memberikan konsumen untuk menyampaikan pendapat yang mereka inginkan maka yang akan terjadi adalah konsumen akan dengan cepat meninggalkan foto studio tersebut dan berpindah ke foto studio lain meskipun harga yang dikeluarkan lebih mahal tetapi konsumen merasakan kepuasannya.

Pesaing yang saat ini menjadi pesaing terdekat bagi SMILE photo studio adalah foto studio portrait karena foto studio ini mulai menerapkan dan mengenalkan pada masyarakat mengenai art fotografi yang sebelumnya belum pernah ada di Surabaya, walaupun harga yang dikeluarkan cukup mahal tetapi konsumen tetap memilih untuk foto studio di tempat ini dikarenakan hasil yang didapat lebih bagus selain itu foto yang dihasilkan sesuai dengan yang dijanjikan oleh portrait yaitu foto studio yang berkonsep yang klasik dan elegan.

(20)

Sedangkan pesaing lainnya adalah indigo studio yang lebih mengarah ke foto studio wedding, meskipun pendirian foto studio ini masih tergolong baru tetapi foto studio ini mampu menarik perhatian konsumen karena hasil foto yang diberikan oleh indigo studio ini sudah profesional, maka dari itu SMILE yang saat ini mulai memperluas mereknya untuk mulai fokus dalam menjalankan foto wedding yang saat ini mulai dipromosikan oleh SMILE harus memiliki keunikan yang dapat ditawarkan pada konsumen, karena jika SMILE tetap berjalan pada tempatnya dan tidak melakukan perubahan dalam foto studionya maka SMILE akan dengan cepat ditinggalkan oleh konsumennya.

3.8.1.1. Kekuatan dan Kelemahan masing - masing pesaing

• Portrait studio Kekuatan :

o Pemilik dari portrait studio ini sudah memiliki banyak pengalaman yang telah didapatkan dari luar negeri.

o Ide dan kreatifitas yang diterapkan di perusahaannya sangat unik dan klasik

o Memberikan kebebasan pada konsumen untuk memilih sendiri konsep yang diinginkan

Kelemahan :

o Harga kurang terjangkau

o Kurang memasarkan foto studionya

o Lokasi kurang strategis dan kurang nyaman

• Indigo studio Kekuatan :

o Memiliki fotografer yang profesional dan cukup terkenal

o Memasarkan foto studionya dengan menggunakan majalah yang mempunyai pangsa pasar menengah ke atas

o Sebelumnya pemilik pernah melakukan hubungan kerjasama dengan Singapore Focus jadi pengalaman yang dimiliki lebih banyak dan berkelas internasional

o Teknik pengambilan foto yang profesional o Lokasi yang strategis

(21)

Kelemahan :

o Logo yang kurang menarik

o Tempatnya kurang nyaman dan terkesan biasa sehingga membuat orang ragu untuk mencoba

o Manajemen yang kurang teratur karena saat ini lebih memfokuskan kepada penjualan.

o Kurangnya karyawan dalam perusahaan.

3.8.1.2. Trend yang terjadi di pasar

Trend yang terjadi di pasar saat ini adalah foto studio digital yang menggunakan konsep dan menghasilkan foto yang 3 dimensi, seperti yang diketahui saat ini konsumen lebih menginginkan foto studio yang dapat menampilkan wajah mereka dengan make up dan background yang natural, konsumen sudah bosan dengan foto studio yang masih menggunakan make up tebal dan hasil foto yang banyak proses pengeditan, hal ini disampaikan oleh konsumen karena konsumen merasa dengan hasil foto yang melalui banyak proses pengeditan menyebabkan wajah mereka berubah dan tidak seperti diri mereka sendiri, memang pada dasarnya mereka ingin tampil cantik dengan riasan yang diberikan tetapi mereka tidak ingin kalau sampai wajah mereka berubah sampai mereka sendiri tidak mengenali wajahnya karena terlalu banyak yang di edit.

Pada saat ini konsumen lebih ingin di foto dengan background outdoor yang terlihat lebih alami karena trend yang saat ini sedang menjadi style di luar negeri adalah foto yang natural dengan make up yang tipis dan menggunakan unsur - unsur alam akan menjadikan foto menjadi lebih bagus dan alami.

Sedangkan sampai saat ini belum ada foto studio yang berada di Surabaya mengikuti trend tersebut, karena kebanyakan foto studio di Surabaya hanya mengikuti trend dari foto studio lain yang ada di sekitarnya, mereka belum berani untuk memberikan nuansa baru untuk konsumen. Hal inilah yang menyebabkan foto studio di Surabaya masih tertinggal jauh dibandingkan oleh Jakarta yang mulai mengikuti trend dari luar negeri.

Referensi

Dokumen terkait

Syarat bahwa item-item tersebut valid adalah nilai korelasi (r hitung harus positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dimana untuk subyek ketentuan df = N-2 pada penelitian

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Langsung untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan

Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian dari MI Darul Huda Pojok Ngantru

Pengaruh Kepatuhan Pengobatan, Koping Keluarga Internal dan Koping Keluarga Eksternal terhadap Pencegahan Kekambuhan Penderita Skizofrenia Paranoid di Rumah sakit Jiwa

Hasil analisis didapatkan OR dari variabel penghargaan adalah 10, artinya responden yang menganggap mendapat penghargaan berpeluang 10 kali memiliki kinerja yang

IHSG adalah indeks harga saham gabungan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Data IHSG diperoleh langsung dari Bursa Efek

lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosive.. apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa5. muskularis. Gastritis akut berasal dari makan

1) Partisipasi siswa di dalam menetapkan tujuan kegiatan belajar mengajar. 2) Tekanan pada aspek afektif dalam pengajaran. 3) Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.