• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMP NEGERI 4 MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMP NEGERI 4 MANADO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

64

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMP NEGERI 4 MANADO

Mariani Momongan*, Franckie R.R. Maramis*, Ardiansa A.T. Tucunan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Salah satu sasaran kesehatan reproduksi yaitu remaja. Pada masa remaja perubahan emosi menjadi sensitif dan perilaku ingin mencoba-coba hal yang baru. Perilaku ini jika didorong oleh rangsangan seksual yang tidak didasari dengan pengetahuan yang benar serta sumber informasi yang memberikan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat merugikan remaja itu sendiri, seperti perilaku seksual pranikah beresiko terhadap kehamilan remaja yang dapat berlanjut pada aborsi dan pernikahan remaja serta penularan penyakit menular seksual. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah survei analitik menggunakan rancangan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Manado, pada bulan Mei-Juli 2016.

Populasi semua siswa kelas VII dan kelas VIII berjumlah 647 siswa. Jumlah sampel 100 siswa dengan menggunakan teknik pengambilan sampel multistage random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI = 95%, α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seksual pranikah (P value 0,008) dan tidak terdapat hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seksual pranikah (P value 0,054).

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Perilaku Seksual Pranikah

ABSTRACT

Adolescents are one of the targets of Reproduction Health. In adolescence, the emotional change becomes very sensitive and more likely to behave like they always want to try new things. This behavior if driven by sexual stimulation that is not based on right knowledge, and on sources that provide unaccountable information can be a detriment to the teens themselves, such as premarital sexual behavior that could cause the risk of teenage pregnancy that would lead to abortion, early- age marriage, and the transmission of sexually transmitted diseases. The purpose of this study is to determine the correlation between knowledge and sources of information about reproductive health with premarital sexual behavior on 4 Junior High School Manado. The type of research conducted is an analytical survey that used cross sectional research that held at SMP 4 on Mei to July 2016. The total of population consisted of the students of VII and VIII graders are 647 students. The total of sample was 100 students by using the multistage random sampling technique. The data was collected by distributing questionnaires. Bivariate analysis using chi- square test with CI = 95%, α = 0.05. The results showed that there was a correlation between knowledge and premarital sexual behavior (P value 0.008) and there was no correlation between the resources and premarital sexual behavior (P value 0.054).

Keywords: Knowledge, Resources, Premarital Sexual Behavior

PENDAHULUAN

Salah satu sasaran kesehatan reproduksi yaitu remaja. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, yang akan memasuki angkatan kerja dan memasuki

umur reproduksi, apabila tidak dipersiapkan dengan baik remaja sangat beresiko terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi yaitu salah satunya perilaku seksual pranikah (BKKBN, 2011). Pemahaman tentang kesehatan reproduksi termasuk tentang perilaku

(2)

65 seksual remaja merupakan hal yang amat penting untuk dipahami oleh kalangan remaja. Perilaku seksual yang dilakukan sebelum waktunya dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, agresi bahkan sampai pada kematian (Hakim, 2014). Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi menjadi salah satu faktor timbulnya perilaku seksual seksual remaja.

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku seksual remaja juga dipengaruhi oleh sumber informasi.

Salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan perilaku remaja yakni faktor isyarat bertindak berupa kampanye media massa dimana media massa menjadi salah satu sumber informasi kesehatan. Sumber informasi yang didapatkan remaja tidak diimbangi dengan adanya pendidikan kesehatan terkait kesehatan reproduksi oleh guru

maupun orang tua sehingga tidak sedikit remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah (Adnani dalam Alfarista, 2015).

Seks aktif pranikah pada remaja beresiko terhadap kehamilan remaja dan penularan penyakit menular seksual.

Kehamilan yang tidak direncanakan pada remaja perempuan dapat berlanjut pada aborsi dan penikahan remaja.

Keduanya akan berdampak pada masa depan remaja tersebut, janin yang dikandung dan keluarganya. Pernikahan dini merupakan gambaran rendahnya kualitas kependudukan dan menjadi fenomena tersendiri di masyarakat.

Pernikahan dini secara frekuen merefleksikan pernikahan yang telah diatur atau karena kehamilan di luar nikah. Jumlah pernikahan dini di Indonesia masih sangat tinggi. Data dari BKKBN (2012), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda tinggi di dunia yang menempati ranking 37, dimana tertinggi kedua di Asean setelah Kamboja.

Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0.2

% atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah. Jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 tahun yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun dengan perbandingan 11,7% P : 1,6 % L.

(3)

66 Diantara kelompok umur perempuan 10- 19 tahun, 46,7% sudah menikah (Riskesdas, 2010). Hasil Survei Komisi Nasional Perlindungan anak tahun 2008 menunjukkan bahwa di 33 Provinsi di Indonesia terdapat 62,7% remaja SMP tidak perawan, sedangkan menurut Syarif terdapat 22,6% remaja yang melakukan seks bebas (Alfaritsa dkk, 2013).

Dalam menghadapi masalah kesehatan reproduksi remaja beberapa kebijakan telah dibuat oleh pemerintah seperti Pasal 47 UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang menegaskan bahwa Pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dimana peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Selain itu UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mencantumkan tentang Kesehatan Reproduksi pada Bagian Keenam pasal 71 sampai dengan pasal 74. Pada pasal 71 ayat 3 mengamanatkan bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap orang (termasuk remaja) berhak memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang

benar dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal 72). Oleh sebab itu Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana (pasal 73).

Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan (pasal 74). Secara jelas PP Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dimana pasal 11 pelayanan kesehatan reproduksi remaja.

Hasil penelitian Maryatun dan Purwaningsih (2012) di Surakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan di Kota Surakarta. Penelitian oleh Syamsiah (2015), memperlihatkan ada hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi siswa tentang kesehatan reproduksi remaja dengan sikap siswa terhadap seks bebas.

Penelitian Alfarista, dkk (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seksual berisiko remaja di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Yang paling dominanan mempengaruhi

(4)

67 kecenderungan melakukan seks pranikah adalah peran media berdasarkan hasil penelitian Astuti (2009).

SMP Negeri 4 Manado adalah salah satu sekolah yang cukup terkemuka di Kota Manado. Pergaulan sebagian siswa di Kota Manado cenderung bebas. Banyak siswa yang datang dari luar daerah ataupun dari pedesaan untuk menimba ilmu di SMP Negeri 4 Manado harus tinggal jauh dari keluarga dan tinggal di tempat kos.

Dampak positifnya adalah mereka menjadi mandiri dan bisa mengambil keputusan dan tindakan sendiri. Disisi lain, lemahnya kontrol dari pihak orang tua dan juga pemilik rumah kos dapat memicu perilaku seksual pranikah beresiko di kalangan remaja usia sekolah. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa adanya informasi ada siswa yang harus berhenti sekolah tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena hamil diluar nikah dan terpaksa menikah di usia dini. Penelitian tentang masalah kesehatan reproduksi ataupun perilaku seksual siswa belum pernah diadakan di SMP Negeri 4 Manado. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Manado untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah dalam hal ini pada para pelajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat survei analitik, menggunakan rancangan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Manado, pada bulan Mei sampai dengan Juli 2016. Populasi semua siswa kelas VII dan kelas VIII yang berjumlah 647 siswa. Jumlah sampel minimal pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, dan diperoleh sampel sebanyak 100 siswa. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Instrumen pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sumber informasi sebagai variabel bebas dan perilaku seksual pranikah sebagai variabel terikat. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI = 95%, α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4 Manado pada kelas VII dan kelas VIII, maka diperoleh sampel 100 siswa dari populasi 647 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden laki-laki berjumlah 40 orang (40%) dan responden perempuan berjumlah 60 orang (60%). Berdasarkan karakteristik tempat tinggal, umumnya responden tinggal dengan oran tua yakni

(5)

68 berjumlah 95 orang (95%0 dan tinggal di kost/sendiri hanya 5 orang (5%).

Berdasarkan status pacaran, responden yang mengaku sementara pacaran 22 siswa (22%), pernah pacaran 38 siswa (38%) dan belum pernah pacaran ada 40 siswa (40%).

Responden yang memiliki perilaku seksual pranikah beresiko berjumlah 32 siswa (32%) dan responden yang memiliki perilaku seksual pranikah tidak beresiko berjumlah 68 siswa (68%).

Tabel 1 Distribusi responden berasarkan perilaku seksual pranikah beresiko

Perilaku Seksual n % Beresiko

Tidak beresiko

32 68

32 68

jumlah 100 100

Untuk meilhat apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi dengan perilaku seksual pranikah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Continuity Correction.

Hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2 Hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado

Pengetahuan

Perilaku Seksual

Beresiko Tidak p

beresiko

n % n %

Kurang Baik Baik

18 14

18 14

18 50

18 50

0,008

*Continuity Correction

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa sebnayak 18% pengetahuan siswa kurang baik tentang kesehatan reproduksi dan berperilaku seksual pranikah beresiko, sedangan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi tapi memiliki perilaku seksual pranikah beresiko berjumlah 14%..

Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado (p value = 0,008). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purpitasari (2015) yang menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMP 1 Paparang Kab. Magetan. Penelitian ini juga didukung oleh Maryatun (2012) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penegtahuan dan

(6)

69 perilaku seksual pranikah pada anak jalanan di Kota Surakarta. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik, maka akan memiliki perilaku yang baik pula (Ariani, 2014).

Fasilitas yang tersedia saat ini mendukung pergaulan remaja semakin luas dan semakin bebas. Hal ini tentu saja mempengaruhi pengetahuan dan wawasan remaja, termasuk di bidang kesehatan reproduksi (Laksmiwati dalam Pontoh 2012). Kecenderungan remaja melakukan hubungan seksual pranikah secara umum disebabkan oleh adanya kematangan organ seksual primer dan sekunder pada remaja menyebabkan munculnya minat dan keingintahuan remaja tentang seksual semakin besar. Perubahan fisik dan fisiologis juga menyebabkan remaja mulai tertarik pada lawan jenis yang merupakan timbulnya dorongan- dorongan seksual. Dorongan seksual pada remaja sangat dipengaruhi oleh berfungsinya hormon seksual (testosterone) pada laki-laki dan estrogen pada wanita. Kondisi ini menyebabkan remaja semakin peka terhadap stimulus seksual (sentuhan, visual maupun audio visual) sehingga cenderung munculnya perilaku-perilaku

seksual (Astuti, 2009). Remaja dapat melakukan seks pranikah karena didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Pengetahuan yang hanya setengah-setengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tetapi juga bisa menimbulkan salah persepsi (Fitriana, 2013). Terjadinya perilaku seksual atau tidak tergantung dari wawasan remaja tentang perilaku tersebut. Pengetahuan adalah domain yang penting dalam pembentukan tindakan seseorang karena pengetahuan merupakan awal terjadinya sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2011). Adalah suatu keharusan bagi remaja untuk memperoleh informasi tentang reproduksi dan pendidikan, karena terdapat banyak bukti bahwa banyak kehidupan remaja dapat diselamatkan jika hal ini tersedia bagi mereka (Soetjiningsih, 2004).

Tabel 3 Hubungan antara sumber informasi tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado

Sumber Informasi

Perilaku Seksual

Beresiko Tidak p beresiko

n % n %

Kurang berperan Berperan banyak

11

21 11

21 39

39 39

18

0,054

(7)

70 Tabel 3 menunjukkan responden yang memiliki sumber informasi kurang berperan berjumlah 50 siswa (50%) tetapi memiliki perilaku seksual pranikah beresiko sebanyak 11%, dan yang memiliki sumber informasi berperan banyak berjumlah 50 siswa (50%) tetapi memiliki perilaku seksual beresiko 21%. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber informasi tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado, dengan p value 0,054. Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian Saputri (2015) bahwa tidak ada pengaruh antara sumber informasi terhadap perilaku seksual pranikah pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Bantul. Hasil penelitian Lisnawati dan Lestari (2015) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seksual remaja di Cirebon. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja seperti hasil penelitian yang menunjukkan pengetahuan mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado ataupun faktor lingkungan yang terdiri dari tradisi budaya dan keyakinan, serta faktor psikologis yaitu

broken home dan depresi (Notoatmodjo, 2011).

Remaja yang mengakses sumber informasi terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi seringkali menyalahgunakan sumber informasi tersebut sehingga informasi yang didapatkan remaja tidak tepat dan tidak benar. Pengaruh informasi yang tidak benar dapat memberikan dampak buruk bila tidak diimbangi dengan informasi yang tepat dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Adanya informasi yang salah membuat remaja mudah mengeksploitasi dan menyalurkan hasrat seksualnya sehingga remaja terjerumus untuk melakukan hubungan seksual pranikah (Santrock dalam Alfarista, 2013). Kecenderungan saat ini adalah remaja sekarang cenderung makin mudah melakukan hubungan seksual pertama kali.

Gencarnya tarhadap tayangan yang mengandung unsur seksualitas berkaitan dengan sikap yang lebih permisif terhadap hubungan seks pranikah dan hubungan seks yang bersifat rekreasi (Hakim, 2014).

Meskipun dalam penelitian ini secara statis sumber informasi tentang kesehatan reproduksi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual, namun kurangnya informasi tentang seks juga merupakan faktor yang dianggap berperan dalam

(8)

71 munculnya permasalahan seksual pada remaja terutama perilaku seksual mereka (Sarwono dalam Pontoh, 2012)

Memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi tidak berarti memberikan kesempatan untuk melakukan seks bebas. Seks telah banyak dikenal orang, namun belum banyak yang memahaminya. Hal ini bisa dimengerti karena norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat kita belum memungkinkan untuk membicarakan secara terbuka karena pendidikan seks masih dianggap tabu dan itu merupakan urusan orang dewasa (Miqdad dalam Mentari 2011). Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku seksual berisiko remaja yakni dengan melakukan pencegahan promotif dan preventif. Tindakan promotif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja misalnya menganjurkan remaja untuk melakukan olahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan yang bergizi atau suplemen, mengikuti kegiatan keagamaan, sedangkan tindakan kedua yakni tindakan preventif yang berfungsi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit atau kejadian yang tidak diinginkan misalnya dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya seks pranikah, konsep perilaku seksual berisiko remaja, dampak aborsi dan sebagainya (Stanhope dalam Alfarista, 2013).

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado

2. Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMP Negeri 4 Manado

DAFTAR PUSTAKA

Alfarista, dkk. 2013. Hubungan Sumber Informasi Dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jember:

Program Sudi Ilmu Keperawatan

Universitas Jember

(http://repository.unej.ac.id/bitstre am/handle/123456789/60783/Dina

%20Aprillia.pdf?sequence=1).

Diakses pada tanggal 4 Juni 2016 Fitriana Nur, 2013. Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Tentang Seks Pranikah Dengan Perilaku Seksual Pada Siswa SMK XX Semarang.(http://e-

journal.akbidpurworejo.ac.id/inde x.php/jkk4/article/view/59).

Diakses pada tanggal 12 Juni 2016 Lisnawati dan Lestari, 2015. Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Remaja

(9)

72 di Cirebon. 3(1): 4.

(https://www.google.co.id/url?sa=

t&rct=j&q=&esrc=s&source=web

&cd=4&ved=0ahUKEwj0puOnY DOAhUKpY8KHX0wAGwQFgg 3MAM&url=http%3A%2F%2Fjur nal.unitri.ac.id%2Findex.php%2F care%2Farticle%2Fdownload%2F 297%2F298&usg=AFQjCNGOg WA4IEdQwwEmT4rHKDIKBd2 7iA). Diakses pada tanggal 20 Juli 2016

Maryatun dan Purwaningsih, 2012.

Hubungan Pengetahuan dan Peran Keluarga dengan Perilaku Seksual Pra Nikah pada Remaja Anak Jalanan di Kota Surakarta. 9(1): 22.( http://www.j urnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.ph p/gaster/article/view/31/28).

Diakses pada tanggal 13 Mei 2016 Mentari Wahyu, 2011. Hubungan Sumber Informasi dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta tahun 2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(http://eprints.ums.ac.id/12578/1/F ile_2._Cover_dan_BAB_I.pdf).Di akses pada tanggal 6 Juni 2016

Pontoh Reki, 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Pranikah Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Skripsi. Manado:

Universitas Sam Ratulangi

Purpitasari Rima, 2015. Hubungan Antara Pengetahuan, Peran Keluarga dan Sumber Informasi (Media) dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah di SMP 1 Parang Kabupaten Magetan.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.(http://eprints.ums.ac.id/

38458/31/HALAMAN%20DEPA N.pdf) Diakses pada tanggal 6 Juni 2016

Saputri Novi, 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bantul Yogyakarta.

(http://opac.unisayogya.ac.id/663/

1/NASKAH%20PUBLIKASI%20 Novi%20Dewi%20Saputri_20141 0104171.pdfDiakses pada tanggal 20 Juli 2016

Syamsiah Siti, 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sumber Informasi Siswa Tentang Kespro Remaja Dengan Sikap Siswa

(10)

73 Terhadap Seks Bebas. Jakarta: 05 (3):206. (http://journal.stikim.ac.id /journal/pdf/JURNAL%20BIDAN

%202015/Vol.5,%20No.3,%20Se pt%202015/4%20%20SITI%20S YAMSIAH%20%20Hubungan%2 0Pengetahuan%20dan%20Sumber

%20Informasi%20Siswa%20Tent ang%20Kespro%20Remaja%20D engan%20%20Sikap%20Siswa%2 0Terhadap%20Seks%20Bebas).

Diakses pada tanggal 4 Juni 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Perihal : Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk paket pekerjaan Pengadaan Konsultan Perencanaan Pembangunan Dermaga Pelabuhan Kumaligonl Tahun Anggaran 2013.. Dengan

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat

Adalah benar anak kandung kami dan menyetujui mengajukan permohonan bantuan dana beasiswa akhir studi yang di selenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang

Skema ini terdiri dari dua algoritme, dimana algoritme pertama dapat dilakukan dengan m partisipan yang ikut serta pada tahap rekonstruksi rahasia; sedangkan

Berdasarkan hasil simulasi, untuk mendapatkan kondisi pembangkit yang optimum di lokasi tersebut diperlukan fraksi campuran ammonia-air sebesar 87% dengan tekanan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 52 TAHUN 2012 TANGGAL 20 JULI

3 Anak secara individual membuat gambar sesuai dengan keinginannya 4 Anak menceritakan gambar yang dibuatnya dengan bahasa yang sederhana 5 Guru membantu menulis cerita