• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), PRODUK DOMESTIK BRUTO

(PDB), DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 - 2015)

1I Gede Andi Suta Darmawan

1 Made Arie Wahyuni, 2 Anantawikrama Tungga Atmadja

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {andisuta94@gmail.com, wahyuni_arie@yahoo.com, Anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Sampel penelitian berjumlah 28 perusahaan perbankan, yang ditentukan dengan metode purposive sampling.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun 2013-2015. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 20.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (2) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (3) Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (4) Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (5) Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Kata kunci: CAR, NPL, PDB, ROA, dan penyaluran kredit.

Abstract

This study aimed at knowing the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Gross Domestic Product (GDP), and Return On Asset (ROA) on credit distribution of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The sample of this research was 28 banking companies determined by purposive sampling method. The type of data used was secondary data in the form of annual reports of banking companies for the period of 2013-2015. The data analysis technique used was multiple linear regression analysis with a help of SPSS program version 20.0.

The result showed that: (1) Capital Adequacy Ratio (CAR) had a negative and significant effect on credit distribution; (2) Non Performing Loan (NPL) had a negative and significant effect on credit distribution; (3) Gross Domestic Product (GDP) had a positive and significant effect on credit distribution; (4) Return On Assets (ROA) had a positive and significant effect on credit distribution; (5) Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Gross Domestic Product (GDP), and Return On Asset (ROA) simultaneously had a positive and significant effect on credit distribution.

Keywords: CAR, NPL, GDP, ROA, and credit distribution.

(2)

PENDAHULUAN

Saat ini keadaan ekonomi Indonesia penuh persaingan dengan kondisinya yang tidak menentu membuat bank-bank umum berlomba-lomba untuk meningkatkan sumber dana bank dikarenakan pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional.

Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian kredit.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998, mendefinisikan pengertian kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

Permodalan atau yang sering diukur menggunakan rasio capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya penyaluran kredit (Dendawijaya, 2003). Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan jumlah penyaluran kredit perbankan (Warjiyo, 2006).

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi struktur modall dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari berbagai aktivitas perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Brigham dan

Houston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang relatif kecil. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit.

Non Performing Loan (NPL) dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektibilitas. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank.

Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit.

Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit.

Badan Pusat Statistik Indonesia, menerangkan bahwa Produk Domestik Bruto yang disingkat PDB yaitu jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Pertumbuhan PDB menunjukkan peningkatan pendapatan individu dan perusahaan, sehingga kemampuan untuk membayar hutang (kredit) meningkat dan NPL mengalami penurunan.

Dari tingkat profitabilitas juga harus selalu menjadi perhatian bank. Bahwa bagaimana bank tersebut harus mampu mengoptimalkan aktiva yang dimiliki agar mampu menghasilkan pendapatan. Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah

(3)

profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998).

Bank Danamon Indonesia, Tbk pada 2015 terjadi peningkatan pada CAR sebesar 1,90%, sedangkan penyaluran kreditnya mengalami penurunan sebesar 9.690 atau 0,07%. Namun permasalahan Bank Capital Indonesia, Tbk pada 2015 terjadi peningkatan CAR sebesar 1,27%

dan penyaluran kreditnya juga mengalami peningkatan sebesar 1.311 atau 0,28%.

Data pada Bank Capital Indonesia, Tbk sesuai dengan hasil penelitian dari Maharani (2011) yang menemukan bahwa, Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sedangkan data Bank Danamon Indonesia, Tbk sesuai dengan hasil penelitian dari Pratama (2010), dimana CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan.

Bank Capital Indonesia, Tbk pada 2015 NPL bank mengalami peningkatan sebesar 0,45% diikuti dengan meningkatnya penyaluran kredit bank sebesar 1.311 atau 0,28%. Namun permasalahan Bank Danamon Indonesia, Tbk pada 2015 terjadi peningkatan NPL sebesar 0,60%, sedangkan penyaluran kreditnya mengalami penurunan sebesar 9.690 atau 0,07%. Data pada Bank Capital Indonesia, Tbk sesuai dengan hasil penelitian dari Soedarto (2004) yang menemukan bahwa, NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sedangkan data Bank Danamon Indonesia, Tbk sesuai dengan hasil penelitian dari Maharani (2011), dimana NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan.

Data Bank Danamon Indonesia, Tbk menunjukkan PDB pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,23% dan untuk penyaluran kreditnya mengalami penurunan sebesar 9.690 atau 0,07%. Data ini sesuai dengan hasil penelitian dari Setiyati (2007) yang menemukan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit bank. Sedangkan data pada Bank Capital Indonesia, Tbk pada 2015 ditemukan ketidaksesuaian dengan hasil penelitian dari Setiyati (2007), dimana PDB mengalami penurunan sebesar 0,23%

dan pada penyaluran kredit bank

mengalami peningkatan sebesar 1.311 atau 0,28%.

Kemudian dapat juga dilihat pada permasalahan ROA, yang menunjukkan bahwa Bank Danamon Indonesia, Tbk pada 2015 mengalami penurunan sebesar 0,20%

diikuti dengan menurunnya penyaluran kredit bank sebesar 9.690 atau 0,07%. Data ini sesuai dengan hasil penelitian dari Trimulyanti (2014) yang menemukan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit bank. Namun data pada Bank Capital Indonesia, Tbk pada 2015 ditemukan ketidaksesuaian dengan hasil penelitian Trimulyanti (2013), dimana ROA mengalami penurunan sebesar 0,23% dan pada penyaluran kredit bank mengalami peningkatan sebesar 1.311 atau 0,28%.

Berdasarkan pada keragaman argumentasi (research gap) hasil penelitian yang ada mengenai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kredit perbankan dan adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada, maka penulis tertarik mengambil lima hipotesis yang akan dijabarkan sebagai berikut :

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit yang mengacu pada penelitian Soedarto (2004) dan Maharani (2011) membuktikan bahwa secara parsial CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Dari kajian diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:

H1: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit

Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit yang mengacu pada penelitian Pratama (2010) dan Maharani (2011), menyatakan bahwa secara parsial NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Dari kajian diatas hipotesis yang digunakan yaitu:

H2: NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap penyaluran kredit yang mengacu pada hasil penelitian Setiyati (2007) dan Susanti (2010) menyatakan bahwa secara parsial PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Dari kajian teori diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:

(4)

H3: PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit

Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap penyaluran kredit yang mengacu pada hasil penelitian Trimulyanti (2014) menyatakan bahwa secara parsial ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Dari kajian teori diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:

H4: ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Dalam penelitian ini juga akan melihat pengaruh secara simultan antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H6: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

Alasan peneliti ingin menguji kembali pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit adalah karena adanya keragaman argumentasi (research gap) hasil penelitian yang ada mengenai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kredit perbankan dan adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada.

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

(1) untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit; (2) untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit; (3) untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap penyaluran kredit; (4) untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit;

(5) untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif kausal. Desain kausalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) merumuskan masalah, (2) landasan teori, (3) merumuskan hipotesis, (4) melakukan penelitian, (5) mengumpulkan data dan analisis data, dan (6) menyusun laporan dan menyimpulkan.

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2007:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 43 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2010:122), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi laporan keuangan tahunan dalam bentuk neraca dan laba/rugi Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diteliti pada Periode 2013 - 2015.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui publikasi laporan keuangan tahunan dan data dari Badan Pusat Statistik dimana data ini dapat diakses dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat yang menggunakan data untuk suatu penelitiannya (Kuncoro, 2009: 148).

(5)

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data-data yang telah dipublikasi oleh lembaga pengumpul data, mengumpulkan, serta mengkaji data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan data dari Badan Pusat Statistik yang meliputi: (1) CAR, (2) NPL, (3) PDB, (4) ROA, (5) penyaluran kredit pada Periode 2013-2015.

Untuk mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan perbankan yang digunakan dalam penelitian ini, penulis melakukan pencarian data tersebut lewat browsing ke situs resmi Bursa Efek Indonesia dan Badan Pusat Statistik.

Apabila data yang dikumpulkan telah ada dan lengkap, peneliti kemudian mempelajari dan menganalisis dokumen-dokumen yang ada maupun catatan-catatan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di atas, diperoleh 28 perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini selama 3 tahun pengamatan. Dengan menggunakan metode purposive sampling maka penelitian ini memiliki 84 data observasi (28 perusahaan x 3 tahun)

Dalam penelitian diketahui bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (X1) memiliki nilai nilai terendah (minimun) sebesar 10,25 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 27,91, sehingga rata- rata (mean) untuk variabel Capital Adequacy Ratio (X1) adalah 17,68. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Capital Adequacy Ratio (X1) yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 3,32.

Variabel Non Performing Loan (X2) memiliki nilai nilai terendah (minimun) sebesar 0,21 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 8,90, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Non Performing Loan (X2) adalah 2,06. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Non

Performing Loan (X2) yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 1,43.

Variabel Produk Domestik Bruto (X3) memiliki nilai nilai terendah (minimun) sebesar 4,79 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 5,56, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Produk Domestik Bruto (X3) adalah 5,12. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Produk Domestik Bruto (X3) yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 0,33.

Variabel Return On Asset (X4) memiliki nilai nilai terendah (minimun) sebesar -0,93 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 5,14, sehingga rata- rata (mean) untuk variabel Return On Asset (X4) adalah 1,94. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Return On Asset (X4) yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 1,30.

Variabel Penyaluran Kredit (Y) memiliki nilai terendah (minimun) sebesar 14,76 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 20,20, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Penyaluran Kredit (Y) adalah 17,47. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Penyaluran Kredit (Y) yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 1,56.

Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah apabila keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Sebaliknya, apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) berada di bawah 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal atau data tidak memenuhi uji normalitas.

Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Data penelitian dikatakan menyebar normal atau memenuhi uji normalitas apabila nilai Asymp.Sig (2- tailed) berada di atas 0,05.

Hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,365 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal.

(6)

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Untuk nilai observasi (n) sebesar 84 dan variabel independen (k) sebanyak 4, pada tabel Durbin Watson (DW) diperoleh nilai dU=1,7462 dan dL=1,5472.

Hasil uji autokolerasi menunjukkan bahwa nilai Nilai Durbin Watson berada diantara du dan (4-dU) atau 1,7462 < 1,781

< 2,2538, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas, model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Uji multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

Hasil uji multikolinearitas bahwa nilai tolerace masing-masing variabel lebih besar dari 0,1. Demikian juga dengan VIF masing-masing variabel memiliki nilai lebih kecil dari 10. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas dan tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas digunakan uji glejser.

Metode ini dilakukan dengan meregresikan variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual.

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel bebas di atas 0,05 atau 5%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdeteksi gejala heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Capital Adequacy Ratio (X1), Non Performing Loan (X2), Produk Domestik Bruto (X3), dan Return On Asset (X4) terhadap penyaluran kredit (Y), yang disajikan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 23,213 2,623 8,851 0,000

CAR -0,133 0,045 -0,284 -2,936 0,004

NPL -0,963 0,474 -0,201 -2,032 0,045

PDB 0,449 0,190 0,233 2,363 0,021

ROA 0,699 0,123 0,582 5,669 0,000

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

(7)

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui besar konstanta (α) = 23,213, nilai koefisien regresi β1 = -0,133, nilai koefisien β2 = - 0,963, nilai koefisien β3 = 0,449, dan nilai koefisien β4 = 0,699.

1. Nilai konstanta sebesar 23,213 menyatakan bahwa apabila variabel Capital Adequacy Ratio (X1), Non Performing Loan (X2), Produk Domestik Bruto (X3), dan Return On Asset (X4) sama dengan nol, maka penyaluran kredit (Y) mengalami peningkatan sebesar 23,213.

2. Nilai koefisien β1 = -0,133 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel Capital Adequacy Ratio (X1) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar - 0,133. Hal ini berarti apabila variabel Capital Adequacy Ratio (X1) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) akan berkurang sebesar 0,133. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.

3. Nilai koefisien β2 = -0,963 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel Non Performing Loan (X2) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar - 0,963. Hal ini berarti apabila variabel Non Performing Loan (X2) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) akan berkurang sebesar 0,963. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.

4. Nilai koefisien β3 = 0,449 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Produk Domestik Bruto (X3) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar - 0,449. Hal ini berarti apabila variabel Produk Domestik Bruto (X3) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) akan bertambah sebesar 0,449. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.

5. Nilai koefisien β4 = 0,699 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Return On Asset (X4) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar 0,699. Hal ini berarti apabila variabel Return On Asset (X4) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) akan bertambah sebesar 0,699. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.

Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan tabel 1, juga dapat diketahui nilai signifikansi masing-masing variabel. Untuk mengetahui arah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, dapat diketahui melalui koefisien regresi dari masing-masing variabel independen.

Nilai koefisien Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,133 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, sehingga H1 ditolak.

Nilai koefisien Non Performing Loan (NPL) sebesar -0,963 dan nilai signifikansi sebesar 0,045 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit, sehingga H2

diterima.

Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,499 dan nilai signifikansi sebesar 0,021 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit, sehingga H3 diterima.

Nilai Return On Asset (ROA) sebesar 0,699 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit, sehingga H4 diterima.

Uji Simultan (Uji F)

Hasil uji simultan menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 9,230 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam uji ini menunjukkan lebih kecil dari 0,05 maka keputusanya H0 ditolak dan H5

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015.

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Adjusted R Square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel

(8)

independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square berada diantara 0-1. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen, dalam artian variabel- variabel independen yang digunakan dapat juga memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,284. Hal ini berarti bahwa Penyaluran Kredit dapat dijelaskan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) sebesar 28,4%. Sedangkan sisanya sebesar 71,6% Penyaluran Kredit dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit

Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,133 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini tidak membuktikan pernyataan Soedarto (2004) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan, dimana apabila CAR meningkat, maka kredit perbankan juga akan semakin meningkat. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2011) yang menyatakan bahwa bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Pratama (2010) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.

Kemungkinan CAR berpengaruh negatif dikarenakan ketika suatu bank banyak memberikan pinjaman atau ekspansi kredit kepada masyarakat. Perlu untuk diingat bahwa kredit memiliki risiko

yaitu risiko tidak tertagih. Semakin besar kredit yang diberikan, maka risiko kredit yang dihadapi bank akan semakin besar yang dapat membuat nilai ATMR akan mengalami kenaikan. Ketika nilai ATMR tinggi, nilai pembagi dalam rasio CAR akan semakin tinggi sehingga nilai CAR bank dapat menurun (kecil). Sebaliknya, jika CAR tinggi dapat menunjukkan bahwa ATMR rendah atau risiko kredit yang rendah. Jadi, dalam posisi ATMR yang rendah mengindikasikan bank sedang tidak banyak memberikan kredit kepada masyarakat sehingga kredit rendah.

Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit

Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,963 dan nilai signifikansi sebesar 0,045 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya hubungan negatif antara Non Performing Loan (NPL) dengan penyaluran kredit maka semakin besar tingkat NPL yang diperoleh perbankan maka kredit perbankan akan semakin menurun. Begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat NPL yang diperoleh perbankan maka semakin tinggi penyaluran kredit perbankan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori yaitu Teori Penawaran Uang Dalam Teori Penawaran Uang yang dikemukakan oleh Warjiyo (2004) menyatakan bahwa perilaku penawaran kredit perbankan dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri, seperti jumlah kredit macet (NPL). Teori ini menjelaskan meskipun kebutuhan masyarakat menjadi penentu penawaran uang dan suku bunga bukan menjadi faktor penentu utamanya, tidak serta merta bank dapat memenuhi kebutuhan kredit dari masyarakat.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Pratama (2010) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan pada Bank Umum di Indonesia periode 2005 - 2009, membuktikan bahwa NPL berpengaruh

(9)

negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2011) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Jumlah Kredit PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

Cab. Makassar, yang membuktikan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan.

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Terhadap Penyaluran Kredit

Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,449 dan nilai signifikansi sebesar 0,021 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya hubungan positif antara PDB dengan penyaluran kredit maka semakin besar tingkat PDB perbankan maka kredit perbankan akan semakin meningkat. Begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat PDB perbankan maka semakin rendah penyaluran kredit perbankan.

Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan output yang dihasilkan dalam perekonomian, artinya ketika PDB dalam suatu sektor mengalami peningkatan maka terlihat adanya pergerakan usaha disektor tersebut. Pergerakan usaha ini akan meningkatkan permintaan kredit sehingga penyaluran kredit disektor tersebut akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Setiyati (2007) tentang Analisis pengaruh suku bunga kredit, dana pihak ketiga, dan produk domestik bruto terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Indonesia, membuktikan bahwa PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan.

Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit

Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,699 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya hubungan positif antara

Return On Asset (ROA) dengan penyaluran kredit maka semakin besar tingkat ROA perbankan maka kredit perbankan akan semakin meningkat. Begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat NPL perbankan maka semakin rendah penyaluran kredit perbankan.

Hasil penelitian ini sesuai juga dengan landasan Teori Penawaran Uang.

Besarnya return, yang berhasil didapatkan oleh bank juga menentukan dalam penawaran uang. Menurut Suseno dan Piter A. (dalam Meydianawathi, 2007), menambahkan bahwa indikator lain yang juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit kepada debitur adalah faktor rentabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam Return On Assets (ROA). Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank, dan artinya semakin baik pula posisi dana tersebut dari segi penggunaan asset.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Trimulyanti (2014) tentang Analisis Faktor-Faktor Internal terhadap Pertumbuhan Penyaluran Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Semarang periode 2009 - 2012, membuktikan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan.

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit Berdasarkan hasil uji simultan F, menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 9,230 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05. Hal ini berarti bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

Apabila kelima variabel independen tersebut, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) meningkat secara bersamaan

(10)

maka akan meningkatkan penyaluran kredit perbankan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbankan memperhatikan kelima variabel bebas tersebut dalam menentukan penyaluran kreditnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar -0,133 dan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05.

2. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013- 2015. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar -0,963 dan nilai signifikansi sebesar 0,045 < 0,05.

3. Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,449 dan nilai signifikansi sebesar 0,021 < 0,05.

4. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,699 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

5. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013- 2015. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 9,230 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

6. Hasil uji Adjusted R2 pada penelitian ini sebesar 0,284. Hal ini berarti bahwa Penyaluran Kredit dapat dijelaskan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) sebesar 28,4%.

Sedangkan sisanya sebesar 71,6%

Penyaluran Kredit dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini..

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dalam pemberian kredit, pihak perbankan perlu memperhatikan nilai CAR, NPL, PDB, dan ROA. Hal tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan perbankan serta tetap menjaga tingkat likuiditasnya.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan jumlah sampel dan waktu penelitian yang lebih lama.

Peneliti juga dapat menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi struktur modal seperti suku bunga, dana pihak ketiga, sertifikat bank indonesia, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 1993. Surat Edaran Bank Indonesia No.26/ 5./BPPP tanggal 29 Mei 1993. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS.

Semarang: UNDIP.

(11)

Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Maharani, Anita. 2011. Analisis Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Jumlah Kredit Pada Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Makassar. Skripsi. Program Strata Satu Manajemen UNHAS.

Meydianawathi, Luh Gede. 2007. Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006). Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, No. 12, Hal: 134-137.

Pratama, Billy Arma. 2010. Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum Indonesia Periode 2005-2009). Tesis. Program pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.

Republik Indonesia. 1998. Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan.

Jakarta.

Setiyati, Tatik. 2007. Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Dana Pihak Ketiga, dan Produk Domestik Bruto terhadap Penyaluran Kredit pada Perbankan di Indonesia. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Susanti, Luh Rahmi. 2010. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Pertumbuhan Kredit pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2002-2009. Tesis. Program Studi Magister Akuntansi Universitas Indonesia.

Suta, I P. G. A. dan S. Musa. 2003.

Membedah Krisis Perbangkan:

Anatomi Krisis dan Penyehatan

Perbankan. Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti.

Taswan. 2005. Akuntansi Perbankan.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UUP) AMP YKPN.

Trimulyanti, Iseh. 2014. Analisis Faktor- Faktor Internal terhadap Pertumbuhan Penyaluran Kredit (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Semarang Periode 2009-2012). Skripsi. Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro.

Warjiyo, Perry. 2006. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia.

Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.

Yulita, Anatia. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Tingkat Kredit Bermasalah Pada Bank Umum di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Anak dan remaja dapat mengembangkan iman mereka dengan mengikuti aneka macam kegiatan bina iman; dengan membaca buku-buku rohani, dengan berdoa dan ikut serta dalam ibadat

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah. dalam

 Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan

Dalam rangka penganekaragaman produk cokelat, telah dilakukan penelitian tentang kemungkinan pembuatan effervescent cokelat.Dengan harapan dapat diperoleh suatu produk

semacam ini ditolerir, kemudian diikuti oleh kejadian-ke- jadian serupa berikutnya dengan peraecahan yang sama pula; maka bukanlah suatu kemustahilan lama kelamaan jalan pe -

Bertambahnya bangunan militer di Demak dan Ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI, selain karena keperluan yang sangat mendesak, disebabkan juga oleh pengaruh tradisi kepahlawanan

Menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik peserta didik untuk mata pelajaran PPKn dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara

Identifikasi Isolat Bakteri Penghasil Zat Antibakteri Dari Cairan Kantung Tanaman Kantung Semar (Nepenthes ampullaria, Jack).. Bandung: