• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan secara berkala sehingga data yang diperlukan tersedia lengkap dan mudah untuk diakses. Sektor pertambangan merupakan bagian dari perusahaan penghasil bahan baku dan merupakan sektor yang berpengaruh terhadap siklus perekonomian Indonesia. Sektor pertambangan terdiri dari empat sub sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa. Sub sektor tersebut terdiri dari sub sektor pertambangan batubara yang jumlahnya 24 perushaan, Sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang jumlahnya 11 perusahaan, Sub sektor pertambangan logam dan mineral lainnya yang jumlahnya 11 perusahaan dan sub sektor pertambangan batu-batuan yang jumlahnya 3 perusahaan (www.idnfinancials.com).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara, usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta pascatambang. Pertambangan adalah salah satu penunjang kegiatan ekonomi di suatu negara, karena berkontribusi sebagai pemasok atau penyedia sumber daya energi dan penyumbang pajak yang dibutuhkan bagi pertumbuhan perekonomian negara.

Meskipun perusahaan pertambangan berkontribusi dalam pertumbuhan perekonomian negara, harga saham dari perusahaan pertambangan tidak begitu memuaskan dibandingkan dengan perusahaan yang ada di sektor-sektor lainnya.

Pertambangan merupakan salah satu sektor yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terendah.

Dalam Penelitian ini produk domestik bruto dijadikan sebuah indikator untuk mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan alat ukur dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode tertentu. Kaitannya

(2)

2

dengan nilai perusahaan adalah jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat pun meningkat, dan hal ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Meningkatnya penjualan ini menandakan kinerja perusahaan yang baik dan hal tersebut akan meningkatkan harga saham.

Gambar 1. 1 Laju Petumbuhan dan Distribusi menurut Lapang Usaha Tahun 2015-2019

Sumber: Badan Pusat Statistik 2020

Tabel di atas menunjukan bahwa pertumbuhan Laju Pertumbuhan dan Distribusi menurut Lapang Usaha sektor pertambangan pada tahun 2015 sampai 2019 mengalami keadaan yang tidak stabil, yaitu pada tahun 2015 sebesar -3,42%, pada tahun 2016 naik sebesar 0,95%, pada tahun 2017 menurun sebesar 0,66%, pada tahun 2018 kembali naik sebesar 2,16% lalu pada tahun 2019 mengalami penurunan kembali sebesar 1,22%. Dapat disimpulkan bahwa hanya pada tahun 2016, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tabel dibawah merupakan daftar perusahaan sub sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

-6.00%

-4.00%

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Jasa Keuangan Asuransi

Real Estate Produk Domestik Bruto (PDB)

Chart Title

2015 2016 2017 2018 2019

(3)

3

Tabel 1. 1 Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2019

No Sub Sektor Jumlah Emiten

1. Pertambangan Batubara 24

2. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 13

3. Perambangan Logam dan Mineral 11

4. Pertambangan Batu batuan 1

TOTAL 49

Sektor pertambangan terdiri dari beberapa subsektor, diantaranya Pertambangan Batubara (Coal Mining), Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Crude Petroleum & Natural Gas), Pertambangan Logam dan Mineral (Metal and Mineral Mining), dan Pertambangan Batu-batuan (Land / Stone Quarrying) (www.idx.co.id).) Berdasarkan pada Tabel diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil Perusahaan Sektor Pertambangan sebagai objek penelitian ini.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau pemegang saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan maka tujuan tersebut akan terwujud. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait dengan harga sahamnya. Nilai perusahaan akan tergambar dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukan kesejahteraan pemegang saham yang tinggi sehingga pemilik dari suatu perusahaan mempercayakan perusahaannya kepada manajer (Irayanti & Tumbel, 2014).

Nilai Perusahaan merupakan informasi yang dapat menentukan persepsi investor mengenai perusahaan bisa didapatkan dari teori sinyal. Teori sinyal adalah informasi positif kepada investor yang potensial melalui pengungkapan di dalam sebuah laporan keuangan perusahaan, sinyal yang positif dari sebuah organisasi diharapkan mendapatkan respon yang positif pula dari pasar, hal itu dapat memberikan sebuah keuntungan yang kompetitif bagi sebuah perusahaan, serta dapat memberikan nilai yang cukup tinggi bagi perusahaan tersebut. (Lestari & Sapitri, 2016)

Fenomena yang berhubungan dengan Nilai Perusahaan yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Contohnya pada tahun 2017 indeks sektor pertambangan mengalami

(4)

4

penurunan sebesar 4,45% ke level 1.454,32. Indeks sektor pertambangan mengalami penurunan tajam dibandingkan sektor lainnya. Pelemahan indeks sektor pertambangan dan turunnya harga saham yang besar emiten pertambangan disebabkan adanya pemberitaan terkait rencana pemerintah yang akan melakukan pengaturan harga penjualan batu bara untuk pembangkit listrik.

Pelemahan tersebut memang lebih disebabkan oleh rencana pengaturan harga batu bara oleh pemerintah. Meskipun harga batu bara di pasar global juga mengalami pelemahan (Hendra, 2017).

Pada tahun 2017 harga saham pada sektor pertambangan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya pengalihan dana dalam saham-saham berkapitalisasi besar oleh investor di pasar modal. Misalnya, harga saham PT Delta Makmur Tbk (DOID) turun sebesar 2,5% ke lever Rp 785 per saham dari sebelumnya Rp 805 per saham. Sementara itu, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) turun sebesar 1,09% ke level Rp 362 per saham. Saham PT Energi Mega Persada Tbk ( ENRG) juga turun sebesar 1,08%. Selanjutnya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 0,79%, PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 0,75%, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 0,73% dan PT Batubara Buki Asam Tbk (PTBA) turun 0,45% (Kurniawan, 2017)

Selain itu, pada tahun 2015 kinerja saham sektor pertambangan masih terpuruk. Beberapa masalah mendasar seperti anjloknya harga komoditas pertambangan ditambah aturan hilirisasi yang memberatkan dunia usaha, menjadi faktor yang membuat kinerja harga saham sektor pertambangan masih mengalami keterpurukan. Pada tahun ini indeks saham sektor pertambangan terus menurun dan sempat menyentuh level terendahnya di posisi 855, sedangkan sebelumnya berada di level 1.368, dan terakhir indeks harga saham sektor pertambangan berada di posisi 941,74. Sementara itu, sejumlah saham perusahaan pertambangan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami penurunan. Harga saham PT Tambang Batubara (PTBA) menurun tajam. Harga saham PTBA di awal tahun Rp 13.275 per lembar, saat ini menjadi Rp 5.625 per lembar atau anjlok sekitar 57%. Banyak saham sektor tambang batubara lain yang mengalami keterpurukan. Diantaranya PT Harum Energy (HRUM) yang terpuruk dari level Rp 1.715 per lembar di awal tahun, menjadi Rp 840/lembar saat ini atau terpuruk 51%. Harga saham BUMI juga mengalami keterpurukan dari level Rp 87/lembar saham, menjadi Rp 50 per lembarnya. Harga saham Rp 50 per lembar merupakan kuotasi harga paling murah dalam sistem fraksi harga pasar normal. Saham lainnya yang mengalami keterpurukan yakni ADARO Energy (ADRO), Indika Energy (INDY) dan sejumlah perusahaan lainnya (Simamora, 2015).

(5)

5

Berdasarkan pada fenomena diatas menunjukan bahwa sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang memiliki kinerja yang kurang baik. Pada dua kasus diatas menunjukan bahwa harga saham sektor pertambangan mengalami penurunan. Hal ini akan menyebabkan keraguan kepada calon investor dalam menentukan keputusan untuk kegiatan investasi di sektor tersebut.

Oleh karena itu manajemen harus berupaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat menumbuhkan rasa kepercayaan kepada calon investor yang akan menanamkan sahamnya di perusahaan sektor pertambangan tersebut.

Menurut Stewart dalam (Ulum, 2015, hal. 67) mendefinsikan intellectual capital sebagai jumlah dari segala sesuatu yang ada di perusahaan yang dapat membantu perusahaan untuk berkompetisi di pasar, meliputi Intellectual material, pengetahuan, informasi, pengelaman, dan properti intelektual yang dapat digunakan untuk menciptakan kesejahteraan.

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak manajemen atau dengan kata lain manajemen tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Rasio kepemilikan manajerial dihitung dengan membagi saham yang dimiliki oleh manajemen, direksi dan komisaris yang aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan dengan jumlah saham yang beredar (Oktoriza, 2018).

Menurut Aida dan Rahmawati (2015) menyatakan bahwa modal intelektual mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menciptakan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Memiliki modal intelektual lebih menambah daya saing dan menjadi nilai tambah bagi investor terhadap perusahaan tersebut.

Intellectual Capital dihitung menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) yang terdiri dari tiga input perusahaan yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan (Handayani, 2015) tentang hubungan intellectual capital dengan nilai perusahaan menemukan bahwa value added capital employed, value added human capital, dan structural capital value added berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh (Subaida & Mardiati, 2018) dan (Suhendra , 2015) menemukan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian teori dan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial

(6)

6

terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019).”

1.3 Perumusan Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama untuk memaksimalkan kesejahteraan perusahaannya atau pemegang saham. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mampu memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan bisa dilakukan dengan melihat laba perusahaan yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, perusahaan yang baik akan mencerminkan laba yang stabil dalam arti laba dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan atau kerugian. Namun, pada kenyataannya nilai perusahaan pada perusahaan manapun belum dapat diketahui bahwa akan meningkat atau menurun di setiap tahunnya, artinya perusahaan akan terus berusaha untuk dapat memaksimalkan laba perusahaan sehingga nantinya tidak akan berdampak pada kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, dapat disimpulkan pernyataan penelitian yang akan diteliti oleh penulis sebagai berikut:

1. Bagaimana Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019?

2. Apakah terdapat pengaruh simultan yang signifikan terhadap Intelletual Capital dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019?

3. Apakah terdapat pengaruh Parsial yang signifikan dari:

a. Value Added Capital Employed terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019?

b. Value Added Human Capital terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019?

c. Structural Capital Value Added terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019?

d. Kepemilikan Manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019?

(7)

7 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, dapat disimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Intellectual Capital, Kepemilikan manajerial dan Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan dari Intellectual capital dan Kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial dari:

a. Value Added Capital Employed terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

b. Value Added Human Capital terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

c. Structural Capital Value Added terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

d. Kepemilikan Manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi masukan, bahan kajian dan acuan ilmiah untuk mengembangkan penelitian mendatang mengenai pengaruh Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan.

1.5.2 Aspek Praktis a. Bagi Investor

Sebagai informasi tambahan yang berguna bagi investor maupun calon investor dalam pengambilan keputusan dalam investasi dan menilai perusahaan yang sesuai dengan performanya.

b. Bagi Perusahaan

(8)

8

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam meningkatkan nilai perusahaan, serta dapat memberi masukan untuk perusahaan kedepannya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan tugas akhir terdiri dari lima bab yaitu:

a. BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang menyangkut fenomena, perumusan masalah berdasarkan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian ini secara teoritis maupun praktis, ruang lingkup, serta sistematika penulisan penelitian.

b. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan. Selain itu, bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian ini, kerangka pikir teoritis serta hipotesis.

c. BAB III: METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, variabel operasional, tahapan dan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, jenis data, serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

d. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil dari penelitian secara deskriptif dari data yang telah diolah, analisis hipotesis serta pembahasan mengenai pengaruh Intellectual Capital dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, berisi tentang kesimpulan penelitian, serta saran untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1. 1 Laju Petumbuhan dan Distribusi menurut Lapang Usaha  Tahun 2015-2019
Tabel 1. 1 Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2019

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan mampu memperkuat karakter tanggung jawab pada peserta didik melalui kegiatan ektrakurikuler drumband di SMK Negeri 1 Pacitan.. Penguatan

Desa Mattampa Bulu Rp.. Desa Turu Cinnae

Jika timbul kemungkinan besar bahwa diperlukan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan suatu unsur yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai kewajiban kontinjensi, maka

Berdasarkan paparan pada paragraf-paragraf sebelumnya, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara

Lapisan pembawa air tanah atau akuifer adalah lapisan tanah di dalam permukaan bumi yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah dengan jumlah yang cukup.. Pada

Nama : Amroh Mustaidah, 2011, Pengaruh Pendidikan Agana Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. Pendidikan Agam Islam adalah usaha yang sistematis

Bunga modal tetap adalah nilai bunga modal dari biaya tetap yang dihitung berdasarkan bunga bank (bunga pinjaman) yang berlaku pada saat penelitian, dinilai dalam

Laporan ini dibuat untuk menginformasikan hasil audit mengenai adanya praktik penyelesaian pekerjaan yang tidak benar karena adanya kelemahan kebijakan operasional