• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mereka sendiri, memiliki merek yang kuat telah menjadi penting bagi bisnis untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mereka sendiri, memiliki merek yang kuat telah menjadi penting bagi bisnis untuk"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya sebuah identitas nama bagi perusahaan, untuk membedakan antara satu dengan perusahaan lainnya di bidang yang sama. Perusahaan perlu menentukan bagaimana nama dan visual yang sesuai untuk menggambarkan perusahaan yang di kelola. Jutaan perusahaan mencoba membuat nama untuk mereka sendiri, memiliki merek yang kuat telah menjadi penting bagi bisnis untuk membedakan diri dari pesaing mereka (Wheeler, 2020).

Perusahaan- perusahaan bergerak di berbagai bidang, sehingga dengan adanya identitas dapat membedakan melalui bentuk visual dan dapat menarik perhatian.

Perusahaan yang baik akan memiliki karakter masing-masing meskipun terdapat kesamaan dalam bidangnya, maka disitulah mereka berlomba dalam menggait konsumennya. Identitas perusahaan (Corporate Identity) menurut M.Linggar Anggoro (2000:280) merupakan suatu cara upaya dalam memperkenalkan dan membedakan dengan perusahaan lain maka di ciptakan sebuah design khusus yang dirancang unik dengan ciri khas perusahaan yang bersangkutan secara fisik.

Setidaknya dalam Visual corporate identity, melibatkan visi dan misi sebuah perusahaan itu.

NGO (Non Governmental Organization) merupakan sebuah organisasi yang bergerak atas partisipasi masyarakat. Namun NGO lebih mendunia atau berskala internasional. Indonesia sendiri menyebutnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Partisipasi yang di lakukan yakni pengajuan tuntutan, dukungan dan pengawasan warga negara atas berjalannya penyelenggaraan pemerintah yang bersih, baik dan benar (good and clean governance) (Hanapiah, 2001). Terdapat

(2)

2

sebuah tempat konservasi yang merupakan tempat dimana makhluk hidup di rawat dan dijaga populasinya. WWF (World Wide Fund) merupakan organisasi non-pemerintah internasional yang memiliki misi untuk melestarikan alam dan mengurangi ancaman paling mendesak bagi keanekaragaman kehidupan bumi.

Organisasi ini bergerak untuk melindungi lingkungan dunia, namun keahlian untuk melindungi perlu adanya dukungan finansial untuk mencapai perlindungan.

Maka di putuskan bahwa menetapkan WWF sebagai organisasi penggalangan dana internasional untuk bekerja sama dengan kelompok konservasi yang ada dan memberikan dukungan finansial yang substansial bagi gerakan konservasi dalam skala dunia (WWF).

BSTC (Bajulmati Sea Turtle Conservation) merupakan suatu tempat konservasi yang bergerak untuk melestarikan habitat penyu yang berada di Kawasan pantai Bajulmati Malang Selatan. Kawasan pantai malang selatan yang paling banyak titik mendaratnya penyu, sebanyak 23 titik pendaratan penyu untuk bertelur (Nasvian & Novin, 2019). BSTC didirikan oleh masyarakat sekitar.

Berawal dari inisiatif masyarakat yang bergerak berkat adanya pelopor yakni Pak Sutar, masyarakat melakukan konservasi dengan keadaan dan tempat yang seadanya. Berbagai jenis penyu terdapat di tempat konservasi ini, seperti Penyu Lekang, Penyu Blimbing dan Penyu Hijau. Tempat konservasi tersebut beberapa penyu di rawat dan di kembangbiakkan, ketika penyu menepi kemudian bertelur maka masyarakat tersebut mengambilnya dan kemudian di pindahkan ke tempat konservasi agar jumlah penetasan telur tersebut dapat meningkat dan tidak di curi oleh hewan maupun manusia. Kegiatan ini di nilai positif oleh perangkat desa dan mulai berkembang hingga beberapa pemerintahan mulai memberdayakan

(3)

3

konservasi ini. Bantuan-bantuan berupa pembangunan di laksanakan dan salah satunya yakni program CSR (Corporate Social Responsibility) dari Pertamina lebih tepatnya Terminal BBM Malang dan UMM sebagai tim lapang. Program yang sudah berjalan dua tahun terakhir ini telah di resmikan pada tanggal 10 September 2020 oleh Bupati Malang.

Sebelumnya, dalam proses memperoleh target Program CSR (Corporate Social Responsibility) yang tepat, Pertamina bekerjasama dengan UMM untuk melakukan sosial mapping. Melihat tempat yang masih belum mendukung namun memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sehingga, Bajulmati menjadi salah satu program CSR. Potensi yang dimiliki pantai Bajulmati di Malang Selatan sebagai tempat wisata dan menjadi satu satunya tempat berlabuhnya penyu di Malang. Tahun 2010 di bentuk Pokmaswas Pilar Harapan (Kelompok Masyarakat Pengawas). Kelompok ini merupakan gerakan pengawasan berbasis masyarakat di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Tugas dari kelompok ini mengawasi, menetaskan dan melepaskan penyu.

Tujuannya yaitu untuk menjaga habitat dari penyu agar tetap terlestarikan.

Pokmaswas ini bersifat swadaya sehingga rentan terhadap komitmen anggota yang terlibat dalam kegiatan (Nasvian & Novin, 2019)

Pertamina yang pada saat itu di kepalai oleh Bapak Zaini dan perwakilan dari UMM yaitu Novin Farid Styo Wibowo, menjalin sebuah kerjasama agar terealisasikan Program CSR dari Pertamina tersebut. Beberapa program telah berjalan yakni pembangunan area konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Dengan adanya pembangunan tersebut dapat meningkatkan potensi perkembangan habitat penyu. Penambahan fasilitas penunjang bagi pengunjung

(4)

4

seperti aula pertemuan dan tempat outdoor. Proses yang sedang berjalan hingga saat ini ialah pembangunan Menara pantau yang digunakan untuk memantau penyu yang akan bertelur ataupun terdampar.

Kebutuhan Visual Identity dari BSTC sesuai dengan observasi awal yang di lakukan oleh tim lapang dari pihak UMM yakni di antaranya, pertama melihat dari tempat dan tujuan di bangunnya tempat konservasi ini yang diperlukan tentunya adalah Logo. Kedua adalah poster informasi mengenai penyu sehingga perlu di buat beberapa konten pada poster yang nantinya akan di tampilkan di beberapa sudut. Ketiga yaitu konten media sosial yang dapat menjangkau audience yang lebih banyak dan memberikan informasi kampanye terhadap lingkungan. Media digital sejumlah 70,4% di akses oleh kaum millennial, karena mudahnya akses yang bersifat multitasking dan kecepatan memperoleh informasi menjadi alasan utama memilih media digital (IDN Times, 2019). Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa generasi millennial menjadi generasi mayoritas di dalam demografi di Indonesia (BPS) dalam (IDN Times, 2019). Dari data di atas diketahui bahwa media sosial akan menjadi promosi yang tepat untuk menjangkau wisatawan. Keempat, dibutuhkan beberapa design lain yang dapat menunjang kebutuhan konservasi seperti denah lokasi, merchandise dan baliho pendukung.

Penggunaan media Sosial dalam branding BSTC di lakukan dengan menggunakan Media Sosial Instagram. Maka di perlukan Manajemen dalam membuat konten konten media sosial. Layanan layanan yang ada di Media Sosial sangat membantu dalam menyebarluaskan informasi. Menurut Supradono (2011), Pembuat konten dapat membuat feed atau memposting konten dan pengguna lain

(5)

5

dapat menikmati dan memberikan kontribusi terhadap konten tersebut. Menurut Eril dalam Qwords.com, Manajemen Media Sosial merupakan proses membuat konten konten yang mempresentasikan perusahaan atau barang jualan.

Pembuatannya dibuat menarik dengan menentukan target audien, target market yang tepat sasaran, sehingga informasi yang di sampaikan dapat sampai menjangkau tepat sasaran. Dengan adanya Media Sosial Manajemen maka dapat meningkatkan di berbagai aspek seperti meningkatkan Brand Awareness, meningkatkan penjualan, dikenal secara luas dan mendapatkan interaksi yang tepat sasaran.

Konservasi Penyu yang berada di Bajulmati merupakan potensi yang sangat baik bagi kelestarian alam dan menarik wisatawan yang datang. Masyarakat Malang Sebagian besar bekerja sebagai TKI. Dalam pencatatan pemerintah kabupaten Malang edisi 2012 tercatat bahwa 2.564 dari 3.572 jumlah TKI di kabupaten Malang berasal dari Malang Selatan (Ayundasari, 2017). Melihat kondisi tersebut, artinya kondisi ekonomi masyarakat di malang selatan masih minim. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadikan masyarakat lebih memilih bekerja sebagai TKI daripada bekerja di daerah asal mereka. Daerah pesisir memiliki peruntukan yang beragam antara lain dimanfaatkan sebagai pemukiman, industri, pelabuhan, dan bahkan Kawasan konservasi. Faktanya berbagai lapangan pekerjaan sebenarnya dapat dilakukan seperti menjadi tourguide, bisnis penginapan, transportasi dan wisata kuliner (Nasvian & Novin, 2019).

Kawasan yang memilki potensi di bidang perikanan dan juga pariwisata dapat membantu perekonomian masyarakat kawasan pantai selatan Malang. Adanya potensi konservasi ini bisa terjadi kerjasama antara penduduk sekitar dengan

(6)

6

pemerintah, pengelola BSTC, dan memperbaiki masalah ekonomi. Perlu dilakukan promosi dan branding agar BSTC mampu menarik lebih banyak wisatawan dan di kenal masyarakat lebih luas sehingga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar Bajulmati.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membangun visual identity dan membangun instagram Bajulmati Sea Turtle Conservation ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan perancangan Social Media BSTC yang dilakukan, berikut adalah Melakukan membangun Visual Identity dan manajemen instagram guna untuk meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian penyu dan dapat menarik perhatian wisatawan.

1.4 Manfaat

Manfaat bagi Mahasiswa

1. Dengan adanya Tugas Akhir Karya Client Centered ini, memberikan wawasan mengenai Visual Identity dan Manajemen Media Sosial dapat di lakukan melalui Design Visual.

2. Memberikan inspirasi Mahasiswa lain tentang Design Visual dan Manajemen Media Sosial kedepannya demi memperoleh kesempurnaan dalam penelitian ini.

Manfaat bagi Masyarakat

1. Dengan adanya kegiatan ini maka diharapkan mendapatkan antusiasme masyarakat tentang Kelestarian Penyu dan Lingkungan. Selain itu juga dapat mendatangkan wisatawan lebih banyak, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat daerah Bajulmati.

(7)

7

2. Secara tidak langsung dapat menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan.

Manfaat bagi Institusi

1. Sebagai sumber referensi baru bagi Prodi Ilmu Komunikasi UMM tentang Strategi Promosi dan Kampanye Lingkungan dengan Design Visual.

2. Sebagai pelopor barunya Tugas Akhir Karya berbasis Client Centered sebagai syarat memperoleh gelar sarjana dan menjadi referensi perancang perancang selanjutnya agar penelitian ini mengalami penyempurnaan.

1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Corporate Identity

Menurut Rustan dalam Darmadi (4 : 2015) menjelaskan bahwa Corporate Identity merupakan konsistensi identitas yang dapat di pegang dan di atur. Artian lain adalah untuk memvisualkan citra perusahaan di hadapan khalayak.

Kemudian menurut Cenadi (5 : 1999) Corporate Identity merupakan suatu bentuk grafis dan intensitas suatu perusahaan sebagai identitas perusahaan.

Menggambarkan dan menunjukan citra dengan di wakilkan sebuah visual.

Keterlibatan visi dan misi akan tergambarkan dalam bentuk visual tersebut. Setiap perusahaan memiliki sebuah identitas ciri khas tersendiri guna mendapatkan perbedaan dengan perusahaan lainnya. Selain menjadikan sebuah identitas, corporate identity juga menjadi sebuah unjuk citra di dalam perusahaan agar dapat dilihat dan dapat meyakinkan konsumen.

Corporate Identity yang baik, dapat memberikan suatu pencitraan yang merepresentasikan bahwa perusahaan tersebut baik. Ditunjukan dengan salah satu identitas yaitu sebuah logo. Di dalam sebuah logo terdapat bentuk visual yang

(8)

8

meggambarkan perusahaan tersebut. Sehingga nantinya orang dapat mempersepsikan sesuai dengan kebutuhannya. Terdapat tahapan ideal ketika berproses identifikasi Corporate Identity. Menurut Setiawati (2008 : 9) terdapat tahapan tahapan, Corporate Identity yang di lakukan pertama kali adalah riset dan analisa dengan mengumpulkan informasi, memperjelas permasalahan, dan menentukan tujuan. Kemudian briefing, wawancara, kuisioner, audit kegiatan perusahaan, audit komunikasi grafis, analisa temuan data dan presentasi.

Memvisualkan dan di kembangkan melalui desain yang berisi background perusahaan, struktur organisasi, aktifitas kompetisi, rencana marketing dan advertising, keperluan teknis, hasil riset terhadap pemakai, kemungkinan arah gambar. Graphic identity di kembangkan berdasarkan hasil riset dan analisa yang di lakukan di lapangan. Kemudian perbaikan desain berisi arah desain yang sudah di setujui, rekomendasi desain, merancang bentuk desain prototype atau mock up dan menjelaskan hasil rancangan sesuai dengan riset dan analisa yang di dapat.

Implementasi kedalam corporate identity manual (saat solusi standart dan patokan dari aplikasi desain yang nyata).

Dari pemaparan diatas dapat di ketahui beberapa aspek aspek atau tahapan tahapan ketika mengidentifikasi proses corporate identity. Untuk mendapatkan identitas perusahaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.

Riset merupakan hal terpenting dalam melakukan proses membuat corporate identity. Riset yang kuat dapat mempertahankan identitas yang kuat pula.

1.5.2 Bentuk Bentuk Corporate Identity

Corporate Identity merupakan bentuk sebuah identitas dimana di dalamnya terdapat bentuk komunikasi dengan cara berekspresi melalui bentuk

(9)

9

visual dan grafis yang menyampaikan pesan identitas perusahaan. Maka dari itu corporate identity merupakan bagian dari design komunikasi visual. Corporate Identity terdapat dua jenis yakni :

a. Corporate Design

Corporate Design merupakan identitas dengan menampilkan dari bentuk visual. Logo adalah bentuk visual dari corporate identity kemudian di tempat di berbagai media dan menyesuaika dengan bentuk visual logo tersebut. Media media tersebut seperti seragam dan berbagai macam media mendukung untuk menampilkan visual yang seirama dengan perusahaan.

b. Corporate Communication

Corporate Communication merupakan sebuah tempat atau perantara komunikasi antara konsumen maupun klien. Bertugas sebagai pusat menyebarkan informasi. Bentuk dari corporate communication adalah iklan, public relations dan informasi.

1.5.3 Fungsi Corporate Identity

Berfungsi sebagai identitas perusahaan, Corporate Identity juga memiliki fungsi fungsi lainnya menurut Cenadi (1999 : 6). Berikut fungsi fungsinya :

1. Sebagai alat menyatukan strategi perusahaan.

Sebuah corporate identity yang baik perlu adanya sebuah konsisten dan kekompakan dalam menjalankan rencana. Maka dengan corporate identity perlu dan dapat mencerminkan apa yang mereka produksi dan penerapan jasa.

(10)

10

2. Sebagai pemacu system operasional suatu perusahaan.

Alasan utama dalam pembentukan corporate identity adalah bagaimana agar perusahaan dapat di lihat oleh publik. Secara tidak langsung struktural di dalamnya akan membenahi dan mengevaluasi system yang ada di dalam perusahaan agar tetap baik dan lebih baik.

3. Sebagai pendiri jaringan yang baik.

Identitas perusahaan yang menjaga imagenya positif, stabil, dan dapat di percaya, maka dapat mengundang dan menarik perhatian investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut. Sehingga memudahkan juga ketika membutuhkan modal dari bank.

4. Sebagai alat jual dan promosi.

Dengan image yang positif maka dapat berpeluang besar mengembangkan produk dan jasa yang baru. Ketika dapat mempertahankan imagenya di hadapan masyarakat dengan produk sebelumnya, maka akan dapat di percaya kembali ketika perusahaan berinovasi menciptakan produk dan jasa baru. Sehingga dapat mengurangi rasa ragu konsumen terhadap produk dan jasa baru perusahaan.

1.5.4 Jenis Corporate Identity

Corporate identity merupakan sebuah identitas dimana kita dapat melihat secara visual maupun melalui bentuk berupa suara. Berikut merupakan jenis jenis corporate identity :

1. Logo

(11)

11

Logo adalah elemen gambar ataupun symbol pada identitas visual.

gunanya adalah untuk membedakan identitas dengan kepemilikan orang lain dan mencegah peniruan tanda jaminan kualitas kepemilikan (Rustan 2013 : 13). Sebuah logo seharusnya mempertimbangkan beberapa kriterian yang harus dimiliki di dalam logo tersebut menurut David E Carter, Pakar Corporate Identity. Berikut kriteria logo yang baik.

2. Maskot

Hampir sama halnya dengan logo, namun maskot merupakan bentuk identitas dengan visual makhluk hidup sebagai lambang lembaga atau event tertentu. Maskot sering di gunakan di olahraga atau maskot dari sebuah tempat wisata (Harto 2005 : 137)

3. Slogan

Merupakan sebuah teks yang bermakna di dalam sebuah perusahaan tersebut. Layaknya pembuatan sebuah logo slogan juga perlu riset yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Istilah slogan atau tagline menjadi sebuah personality brand. Efektifitas slogan atau taline akan menjadi sebuah fungsi yang baik di benak public mejadi brand image tersendiri, bukan tambahan ataupun pemanis (Rustan 2009 : 70)

4. Label

Sering kita ketahui label merupakan tanda dalam sebuah produk atau jasa. Biasanya berbentuk kertas, plastik dan kain. Label biasanya sering langsung di tempelkan di produk kemasan namun saat ini langsung di cetak pada kemasan (Harto 2005 :131).

(12)

12 5. Merek

Merek gabungan dari logo dan label. Merek merupakan susunan dari nama, warna dan kombinasi warna warna. Unsur itu di miliki guna untuk mendapatkan pembedaan dengan produk lain. Biasanya di gunakan dan di tempatkan dalam kegiatan perdagangan barang maupun jasa (Tjiptono 2005 : 2).

1.5.5 Jenis Jenis Logo

Logo memiliki berbagai jenis dan tujuan di setiap jenisnya. Hal ini bergantung kepada perusahaan yang di produksi baik jasa maupun produk yang di konsumsi oleh masyarakat. Umumnya logo di bagi menjadi tiga kriteria yakni logo berupa tulisan, logo berupa gambar dan logo kombinasi. Ketiga kriteria di bagi lebih detail, berikut adalah jenis jenis logo tsb.

a. Logo berupa Tulisan

Logo ini merupakan logo yang memakai tulisan/font yang di pakai untuk sebuah logo, biasanya terdapat tulisan perusahaan itu sendiri atau inisial dari perusahaan. berikut jenis logo berupa tulisan.

• Logotype / Wordmark Logo

Logo ini mengandalkan font yang bertuliskan nama dari perusahaan itu sendiri. Namun dalam menggunakan Logotype tentunya harus dapat menjadi pembeda dan terdapat makna yang sesuai dengan perusahaan.

Kelebihan dari Logotype ketika mengganti Logo akan tetap mudah mengetahui dari bacaan logo tulisan tersebut.

• Geometric Wordmark Logo

(13)

13

Sama halnya dengan Wordmark logo sebelumnya, namun pembedanya adalah terdapat bentuk geometris sebagai latar belakang pendukungnya, yakni berupa lingkaran, persegi, segitiga dan bentuk geometris lainnya.

• Lettermark / Initials Logo

Logo berupa teks atau font namun terdapat singkatan atau inisial dari nama perusahaan sendiri yang diambil untuk di jadikan sebuah logo.

Inisial tersebut kemudian di design dan di modifikasi sedemikian rupa agar terhindar dari kesamaan dengan logo lain. Karena dengan memakai inisial banyak dari kesamaan dengan logo lain, karena dengan memakai inisial banyak perusahaan yang berbeda namun bisa saja terdapat kesamaan inisial.

Logo berupa teks atau font namun terdapat singkatan atau inisial dari nama perusahaan sendiri yang diambil untuk di jadikan sebuah logo.

Inisial tersebut kemudian di design dan di modifikasi sedemikian rupa agar terhindar dari kesamaan dengan logo lain. Karena dengan memakai inisial banyak perusahaan yang berbeda namun bisa saja terdapat kesamaan inisial.

b. Logo berupa Gambar

Logo yang mengedepankan visual dengan memaknai isi filosofi di dalamnya. Logo berupa gambar di bagi menjadi tiga jenis yakni:

• Pictorial logo

Logo Pictorial merupakan logo yang berupa visual icon. Logo ini tidak memiliki teks atau type di dalamnya hanya berupa icon yang menggambarkan sebuah perusaan itu sendiri. Namun dalam

(14)

14

menentukan logo ini di bagi menjadi dua jenis yakni Allusive Logo, merupakan logo yang memiliki hubungan langsung antara dan logo.

Associative Logo, memiliki asosiasi langsung dengan nama produk atau wilayah aktifitasnya.

• Abstract Logo

Bentuk visual yang abstrak sehingga menjadi sulit orang untuk memahami. Bentuk yang kompleks dan organis ini tidak mudah dalam membuatnya. Meskipun dengan bentuk yang abstrak tetap harus mewakili dari perusahaan baik dari visi misi, filosofi dan tujuannya.

• Mascots Logo

Maskot logo memiliki visual berupa karakter yang menggambarkan produk yang di hasilkan atau karakter dari pemilik perusahaan.

Maskot dapat berupa hewan, tumbuhan, benda atau alat dan produk yag di hasilkan yang tentunya relevan dengan perusahaan. Maskot tersebut di buat menjadi layaknya makhluk hidup.

c. Logo berupa Teks dan Gambar

Logo ini menggabungkan icon dan teks. Logo ini biasanya di pakai ketika perusahaan masih baru dan ingin menekankan pada icon.

Bantuan teks akan lebih mudah seseorang dalam mengenali perusahaan tersebut. Bahkan ada juga logo yang sudah menjadikan ciri khas dan tidak ingin menghilangkan dari keduanya. Berikut jenis jenis logo berupa teks dan gambar.

• Emblem Logo

(15)

15

Logo ini sering di gunakan sebagai logo tim olahraga yakni bentuk visual seperti tameng yang menggambarkan kekuatan atau pertahanan. Bentuk lingkaran atau tameng yang sering di gunakan yang tentunya mengikuti brief yang ingin di capai dalam perusahaan.

• Combination Logo

Kombinasi logo yakni antara ikon dan teks. Kedua elemen tersebut tidak dapat di pisahkan karena memiliki peran yang sama sama penting dalam mendukung visual identity.

1.5.6 Element Logo

Logo merupakan sebuah simbol yang tentunya di tujukan bagi yang melihatnya. Namun banyak designer hanya bisa mendesign tetapi tidak bisa mendesign dengan tepat. Design dapat di katakan sukses ketika design itu dapat memenuhi Creative Brief. Maka dalam mendesign tentunya kita sudah memikirkan bagaimana Creative Brief menuju. Biasanya di dalam proses pengerjaan membutuhkan waktu yang lama ketika Creative Brief yang di dapat kurang. Sebaliknya jika Creative Brief yang di dapat terpenuhi maka dalam proses pengerjaan akan menjadi cepat dan tepat. Berikut elemen-elemen Logo tersebut.

Materi ini saya dapat saat menjadi instruktur design grafis pada waktu itu.

a. Keep it Simple

Kesederhanaan dapat membuat logo akan mudah di ingat dan juga menjadi fleksibel. Sehingga membuat logo dapat di tempatkan berbagai media.

b. Make it Relevan

(16)

16

Logo merupakan sebuah identitas. Maka dari itu design harus sesuai dengan bidang perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk itu di perlukan investasi waktu di awal dengan client agar dapat mengetahui detail client.

c. Incorporate Tradition

Tentunya dengan investasi waktu dengan client kita dapat mengetahui bagaimana suatu tradisi dalam perusahaan ataupun organisasi, hal ini dapat menemukan ciri khas didalamnya.

d. Aim for Distinction

Memiliki kualitas ataupun gaya yang kuat, unik dan akurat agar dapat menyesuaikan visual dengan perspektif dari perusahaan maupun organisasi. Bentuk menjadikan peran utama kemudian warna sebagai pembantu dalam memfokuskan sebuah visual.

e. Commit to Memory

Visual yang simple dapat menjadikan logo akan mudah di ingat bahkan hanya dengan sekali pandang. Dapat di analisis ketika membuat sebuah logo, referensi akan membantu peran kita sebagai designer untuk membantu dalam menentukan ide konsep yang baik dari logo logo yang sudah ada dan sukses menjadi perhatian.

f. Think Small

Sebuah ukuran menjadi pertimbangan ketika logo di tempatkan di berbagai media. Berpikirlah bagaimana logo dapat tetap sempurna ketika di tempatkan di media yang sangat kecil.

(17)

17 g. Focus on One Thing

Fokus terhadap satu ide besar client. Kesalahan seorang designer tidak mengarahkan client agar focus pada satu ide yang akan di tampilkan dalam sebuah logo. Semua unsur akan di masukan dalam sebuah logo pada akhirnya logo tidak sederhana, akan banyak unsur di dalamnya sehingga sulit untuk menempatkan logo di berbagai bidang.

1.5.7 Kesatuan/Unity

Kesatuan merupakan pengorganisasian dari unsur visual dan komposisi dalam karya seni yang sedemikian rupa sehingga mencapai nilai unity. (Dharsono Sony Kartika, 2004 : 59). Ketika menyusun sebuah kesatuan maka unsur-unsur tersebut adalah :

a. Ukuran, merupakan intensitas bentuk terhadap media agar mendapatkan perhatian dari pengamat.

b. Intensitas Warna, pengaruh warna perlu di munculkan agar menjadi intensitas untuk menyesuaikan dari arti yang di inginkan.

c. Penempatan, dalam konsep hirearki maka dimana hal yang terpenting menjadi posisi utama agar lebih terlihat. Begitulah fungsi penempatan 1.5.8 Warna

Warna dalam psikologi merupakan sebuah mood dari seseorang.

Perbedaan warna akan mempengaruhi dan menjadi pembeda di bidangnya. Warna dapat menjadi efek yang bisa mempengaruhi seseorang ketika melihatnya, menciptakan daya tarik dalam pembuatan design grafis yang memiliki nilai jual (Heningtyas Widowati, 2007:187). Warna mempunyai tujuan komunikasi untuk mencapai targetnya. Berikut adalah beberapa tujuan warna dalam perspektif komunikasi :

(18)

18

a. Identifikasi, warna dapat membedakan suatu identitas dari produk satu dengan produk lainnya.

b. Menarik Perhatian, warna di terapkan dalam unsur unsur design guna untuk mandapatkan perhatian dan membantu dalam promosi dan penjualan produk.

c. Pengaruh Psikologis, warna dapat mempengaruhi psikologi seseorang dan membantu mengungkapkan perasaan dan emosi seseorang.

d. Mengembangkan Asosiasi, menciptakan pemahaman pribadi akan sesuatu yang pernah dilihat sehingga menjadikan mudah di ingat.

e. Membangun Ketahanan Minat, warna dapat menjadikan pengingat apa yang menjadi kenangan.

f. Menciptakan Suasana, secara psikologi terdapat warna yang menyesuaikan suasana hati seseorang. Produk yang di hasilkan akan mengikuti psikologi warna yang menjadi mood dari seseorang. Penerapan warna bermanfaat untuk memberikan perusahaan citra, sebagai daya tarik tersendiri dan sebagai gambaran. Sebagai contoh warna kuning merupakan warna identik untuk makanan, dalam psikologi warna kuning diartikan cerah, bijaksana, Bahagia, dan hangat.

Pemilihan warna dalam project ini di lakukan sesuai dengan creative brief yang ada. Proses pemilihan warna di lakukan dengan skema warna agar mendapatkan warna yang harmoni. Proses ini agar menciptakan keselarasan sehingga perpaduan warna yang di hasilkan selaras meskipun berbeda warna, maka dari itu disebut harmoni. Warna terdiri dari dua kelompok warna yakni

(19)

19

Warm Color dan Cool Color. Warm Color terkesan hangat kemudian Cool Color terkesan dingin.

Menciptakan Color Harmony terdapat berbagai Teknik cara dalam memadukan warna. Kombinasi ini di lakukan agar terciptanya warna yang seirama. Berikut beberapa aturan dalam menciptakan Color Harmony :

a. Monochromatic

Menciptakan hanya dengan satu warna namun dari warna tersebut menciptakan warna pudarnya.

b. Analogous

Menggunakan warna yang bersebelahan. Analogous memberikan warna yang terasa senada.

c. Complementary

Menggunakan kombinasi warna bersebrangan. Dapat mengubah kontras agar bisa menhindari warna yang terlalu sederhana.

d. Split Complemntary

Kombinasi warna yang bersifat kontras dan lebih banyak variasi.

e. Triadic

Menggunakan segitiga sama sisi. Menciptakan kombinasi yang sifatnya mencolok, terutama pada warna primer dan sekunder.

f. Tetradic

Menggunakan persegi Panjang yang menciptakan empat warna. Teknik ini efektif di gunakan saat mendesign dimana satu warna menjadi dominasi warna lainnya sebagai pendukung atau aksen.

(20)

20 1.5.9 Sosial Media Management

Media sosial saat ini berkembang dengan pesat di seluruh dunia maupun di Indonesia. Menurut Whiting dan Williaws dalam jurnal (Moriansyah,2015) Motivasi pengguna media sosial adalah mencari hiburan, mencari informasi, berbagi informasi dan interaksi sosial. Selain itu Media Sosial menjadi wadah manusia modern untuk saling bertukar informasi, menjadi sumber informasi dan menjadi sarana untuk membujuk calon konsumen (Hermawan, 2012). Didalam proses media sosial terdapat beberapa aspek aspek kreatif. Mulai dari strategi pemasaran, strategi design dan media planning. Hal ini di lakukan agar mendapatkan peminat konsumen untuk bisa berinteraksi bahkan dapat menikmati apa yang di jual.

Luttrel dalam jurnal Hajati,dkk (2018) menyebutkan dalam proses mengelola media sosial perlu di perhatikan beberapa aspek yakni, 1) share, dalam hal ini komunikator harus memiliki strategi dan dapat menentukan media sosial agar efisien dan efektif terhadap komunikan. 2) optimize, mengoptimalkan pesan yang ingin di sampaikan. 3) manage, bagaimana mengatur media sosial agar tepat sasaran dan menyesuaikan konten terhadap audiens. 4) engage, dalam mengelola media sosial tujuan utama adalah bagaimana komunikasi dengan audiens harus terjalin dengan baik. Melibatkan audiens dan influenser merupakan strategi yang penting dalam memanajemen media sosial.

1.5.10 Instagram

Saat ini instagram di jadikan sebagai salah satu channel untuk menaikkan penjualan atau meningkatkan branding. Fitur fitur instagram yang mendukung, sehingga banyak di gunakan oleh pelaku bisnis dan influencer. Untuk dapat memanfaatkan instagram terdapat strategi yang harus di ketahui sebelum

(21)

21

memakainya. Pemakaian fitur fitur instagram terdapat alur yang bekerja setelah melakukan posting suatu konten baik Story, Feed, Reels dan IGTV atau biasa di sebut dengan Algoritma Instagram.

Algoritma Instagram dimana konten yang kamu buat dapat sampai di banyak akun instagram lainnya. Beberapa indikasi jika algoritma yang kamu lakukan berhasil adalah dengan melihat konten kamu mendapatkan interaksi, seperti Save, Sends, Comments, Likes dan Views. Konten yang di post harus cukup bisa mendapatkan semua indikasi tersebut. Konten dengan interaksi tersebut maka akan dapat lebih mudah masuk di akun akun instagram lainnya.

Konten dengan tingkat yang paling tinggi engagementnya dapat mengambil hati orang yang melihat dengan melakukan interaksi. Berikut tingkatan indikasi yang terpenting :

• Tertinggi adalah Save, ketika seseorang menyimpan postingan, maka konten tersebut mendapatkan apresiasi yang tinggi.

• Kedua yang tertinggi adalah Share, ketika seseorang melihat postingan kemudian melakukan tindakan menyebarkan postingan tersebut, maka pengaruh dari postinga terhadap insight akan lebih meningkat.

• Ketiga adalah Like, ketika seseorang melihat postingan kemudian melakukan tindakan yakni dengan menekan tombol like, maka dapat dilihat konten yang seperti apa dan bagaimana konten yang memiliki tingkat lebih disukai oleh seseorang.

1.6 Metode

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Tugas Akhir Karya ini, dalam melakukan pengumpulan data melihat dari insight pada instagram. Insight merupakan fitur dari instagram untuk melihat

(22)

22

pertumbuhan atau kinerja dari sebuah postingan. Fitur ini dapat menampilkan jumlah dari interaksi postingan yang terjadi di instagram, gambaran audiens, hingga perkembangan dari audience.

1.6.2 Metode Perencanaan Perancangan Manajemen Sosial Media BSTC.

Metode yang dilakukan dalam perancangan manajemen Sosial Media dapat di lakukan sebagai berikut :

1. Perancangan Observasi – Differensiasi

Hasil dari observasi, maka akan diketahui kebutuhan maupun kekurangan yang dihadapi pengelola. Dapat di lakukan dengan cara melakukan analisis SWOT dengan perbandingan dengan pantai sekitar Malang Selatan. Menggunakan perbandingan Pantai Malang Selatan di karenakan Bajulmati merupakan satu satunya pantai yang memiliki konservasi penyu. Permasalahan utama yakni belum memiliki suatu identitas yang resmi seperti logo dan media sosial yang informatif yang menarik. Selain itu dokumen dokumen sebelumnya merupakan data yang dapat diambil untuk di jadikan perbandingan untuk mengetahui kekurangan apa yang perlu diketahui. Dokumen tersebut yakni ada Logo atau Branding Visual sebelumnya dan tampilan feed instagram sebelumnya.

Kemudian dilakukan differensiasi yakni memperbaiki kekurangan dan melengkapi kebutuhan klien. Metode yang dilakukan adalah membuat identitas berupa logo yang sesuai dengan objek klien dan membuat konten manajemen yang baru. Merancang keduanya maka di perlukan riset audien yakni melakukan pengamatan pengikut BSTC di Sosial

(23)

23

Media Instagram, sehingga dapat diketahui dari segi psikografis, demografis, behavioral kemudian menyusun Emphaty Map.

2. Pengumpulan Informasi

Pengumpulan Informasi yakni dapat dilakukan dengan memperoleh dokumen identity sebelumnya dan dokumen promosi sebelumnya atau konten Instagram sebelumnya. Selain itu terdapat pengumpulan informasi secara langsung dari pengelola yang ada di BSTC.

3. Produksi Konten

Memproduksi konten dilakukan dari Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi.

a. Pra Produksi

Melakukan Riset untuk membuat dan menentukan design konten yang tepat sasaran, yakni dengan melakukan Riset audiens dan dilanjutkan membuat jadwal unggah konten tersebut.

b. Produksi

Produksi dilakukan dengan hasil riset yang sudah di tentukan kemudian di design dengan menggunakan aplikasi Corel Draw.

c. Pasca Produksi

Setelah melakukan produksi dilakukan evaluasi dari hasil unggahan konten dengan melihat insight di setiap konten, sehingga dapat diketahui konten apa dan di hari apa konten tersebut efektif.

(24)

24 4. Evaluasi

Melakukan perbandingan dengan promosi yang dilakukan sebelumnya. Melihat dari segi interaksi audien terhadap konten seperti like, comment, share dan konten disimpan.

5. Optimalisasi

Menganalisa hasil dari evaluasi untuk menjadikan bahan pertimbangan dengan melihat kelebihan dan kekurangan, kemudian melakukan optimalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari sisi Akhlak: alhamdulillah sudah baik, artinya memang kalo di sekolah ini yang saya rasakan anak-anak disini itu seakan-akan dari rumah itu malampiaskan diri disini

empat area yang layak untuk dibangun fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yaitu pada area sekitar gerbang kedua Pontianak Mall berupa pelican crossing, area di

Dapat di simpulkan bahwa dari hasil kuisioner setelah di adakan pengabdian masyarakat mengenai “Peningkatan Kreativitas Siswa SMA Institut Indonesia Dengan

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon dan Pasangan Calon Perseorangan melaporkan hanya 1 (satu) Nomor Rekening Khusus Dana

Tesis dengan judul Proses Komunikasi dan Perubahan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Melayu Pontianak (Studi Kasus : Tradisi Pantang Larang) disusun sebagai salah satu syarat

Hasil penelitian memberi kesimpulan bahwa substitusi konsentrat oleh daun kering Kaliandra sampai 20% dalam ransum mempengaruhi kuantitas produksi susu 4% FCM tetapi

(2) Industri Makanan, Minuman dan Pakan Ternak dalam negeri dapat menggunakan barang impor dari Perancis, Belanda dan Jerman sebagai bahan baku dalam proses produksinya

Ha : Melapor atas sistem self assessment tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Orang