• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Manajemen Operasi

Menurut Heizer dan Reinder (2012), Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi.

Menurut Subagyo (Hidayat, 2013), manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien. Kemudian menurut Eddy Herjanto dalam Hidayat (2013), manajemen operasi diartikan sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan

Fungsi manajemen operasi:

a. Fungsi pemasaran: menghasilkan permintaan atau menerima pemesanan untuk sebuah barang atau jasa (tidak akan ada aktivitas jika tidak ada penjualan).

(2)

b. Fungsi produksi atau operasi: berkaitan dengan penciptaan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Fungsi keuangan atau akuntansi: mengelola berbagai urusan keuangan didalam perusahaan maupun perusahaan dengan pihak luar perusahaan.

Alasan mempelajari manajemen operasi:

a. Untuk mengetahui bagaimana orang mengorganisasikan diri mereka untuk mendapatkan perusahaan yang produktif.

b. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi.

c. Untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajemen operasi.

d. Karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi.

2. Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah suatu pengetahuan tentang aplikasi, keahlian, perangkat dan teknik untuk memimpin suatu aktivitas proyek dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan oleh proyek (Widjaya, 2013).

Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah

aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan proyek.

(3)

Berdasarkan pengertian proyek di atas, ciri-ciri proyek antara lain:

1. Memiliki tujuan tertentu berupa hasil kerja akhir.

2. Sifatnya sementara karena siklus proyek relatif pendek.

3. Dalam proses pelaksanaannya, proyek dibatasi oleh jadwal, anggaran biaya, dan mutu hasil akhir.

4. Merupakan kegiatan nonrutin, tidak berulang-ulang.

5. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya.

Menurut Siswanto (2007), dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencanaan yang lain, yaitu:

1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.

2. Proses pengendalian (controlling). Manajemen Proyek meliputi tiga fase yaitu:

a) Perencanaan. Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek, dan organisasi tim-nya.

b) Penjadwalan. Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang lainnya.

c) Pengendalian. Perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan

(4)

menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.

3. Penjadwalan

Penjadwalan atau scheduling merupakan salah satu kegiatan penting dalam suatu perusahaan. Penjadwalan diperlukan untuk mengalokasi tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material,dan sebagainya.

Menurut Morton dan Pentico (Ajieb,2013), dalam penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output seperti yang diharapkan dalam waktu yang diharapkan pula. Sementara menurut Kennent R. Baker dalam Sinaga (2012), penjadwalan didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.

Penjadwalan proyek meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan antara lain :

a) Bagi pemilik :

1. Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek.

2. Merencanakan aliran kas.

(5)

3. Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.

b) Bagi kontraktor:

1. Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.

2. Merencanakan kebutuhan material, peralalan, dan tenaga kerja.

3. Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.

4. Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.

5. Merencanakan aliran kas.

6. Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.

4. Evaluasi Program

4.1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan tersebut mempengaruhi evaluasi suatu program atau kegiatan. Mengenal pandangan- pandangan yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua evaluator setuju pada pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi suatu program atau kegiatan adalah penting.

Suchman (Arikunto dan Jabar,2010:1) didalam evaluasi program memandang bahwa, “evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan”. Defenisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010:2) mengatakan bahwa, “evaluasi merupakan

(6)

bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatife keputusan”.

Evaluasi program adalah upaya penelitian yang dilakukan secara sistematis dan objektif dengan tujuan mengkaji proses dan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan sejauh mana hasil atau nilai yang telah dicapai program.

Ada empat langkah yang dilakukan dalam proses evaluasi yaitu :

1. Persiapan, tahap ini untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan 2. Mengumpulkan informasi, yaitu memilih teknik untuk mengumpulkan

bermacam-macam informasi seakurat mungkin,

3. Membuat penilaian, membandingkan informasi dengan kriteria yang telah ditentukan untuk membuat penilaian,

4. Membuat keputusan, mengambil kesimpulan berdasarkan pada penilaian yang telah dibentuk.

4.2. Jenis-jenis Evaluasi

Secara umum, evaluasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Evaluasi pada Tahap Perencanaan

Kata evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan dalam rangka mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai altenatif dan kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal yang patut dipertimbangkan dalam

(7)

kaitan ini adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda menurut hakekat dari permasalahannya sendiri.

b) Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, evaluasi adalah suatu kegiatan dengan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara evaluasi menurut pengertian ini dengan mentoring. Mentoring menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Mentoring melihat apakah pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan. Sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut sudah berubah, apakah pencapaian hasil program tersebut akan memecahkan masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi juga mempertimbangkan faktor-faktor luar yang mempengaruhi keberhasilan proyek tersebut, baik membantu atau menghambat.

c) Evaluasi pada Tahap Paska Pelaksanaan

Dari sini pengertian evaluasi hampir sama dengan pengertian pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaanya yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibadingkan dengan rencana yakni apakah dampak yang

(8)

dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009:537).

4.3.Tujuan Evaluasi Program

Seperti disebutkan oleh Sudjana (2006: 48), tujuan khusus evaluasi program terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk :

a) Memberikan masukan bagi perencanaan program.

b) Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program.

c) Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program.

d) Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program.

e) Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan, supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program.

f) Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan luar sekolah.

5. CPM (Critical Path Method) 5.1. Pengertian CPM

Menurut Heizer dan Reinder (2010), CPM (Critical Path Method) adalah teknik menajemen proyek yang menggunakan hanya satu factor waktu per kegiatan. Merupakan jalur tercepat untuk mengerjakan suatu proyek, dimana setiap proyek yang termasuk pada jalur ini tidak diberikan

(9)

waktu jeda atau istirahat untuk pengerjaannya. Dengan asumsi bahwa estimasi waktu tahapan kegiatan proyek dan ketergantungannya secara logis sudah benar. Jalur kritis berkonsentrasi pada timbal balik waktu dan biaya.

Menurut (Siswanto,2007) CPM adalah model manajemen proyek yang mengutamakan biaya sebagai objek yang dianalisis. CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

Jalur kritis memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut :

1. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi itu.

2. Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan waktu mulainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi itu.

Rumus yang digunakan adalah (Render dan Heizer, 2009:102-109) :

ES : Max (EF semua pendahuluan langsung)

EF : ES + t

LF : Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikuti)

LS : LF – waktu aktivitas

S : LS – ES / LF – EF

(10)

Pengertian sebagai berikut :

ES (Earliest Start) : waktu mulai paling awal dari suatu pekerjaan.

LS (Later Start) : waktu mulai paling akhir dari suatuvpekerjaan.

EF (Earliest Finish) : waktu penyelesaian paling awal dari suatu pekerjaan.

LF (Latest Finish) : waktu paling akhir untuk menyelesaikan pekerjaan.

S (Slack) : waktu mundur aktivitas.

Slack adalah waktu luang yang dimiliki sebuah aktivitas untuk dapat diundur pelaksanaannya tanpa menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

5.2.Jaringan Kerja

Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah hubungan

ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan atau divisualisasikan dalam network diagram (Render dan Heizer, 2009). Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar melakukan pekerjaan selanjutnya dan dapat dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan.

6. PERT

PERT atau Project Evaluation and Review Technique adalah sebuah model Management Science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek

(11)

(Siswanto, 2007). Teknik PERT (Project Evaluation and Review Technique) adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

PERT merupakan teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga dimensi estimasi waktu yaitu waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis untuk setiap aktivitasnya (Render dan Heizer, 2009:112). Adapun kerangka kerja untuk membuat PERT adalah :

d) Menetapkan proyek dan menyiapkan struktur penguraian kerja.

e) Membangun hubungan antara aktivitas-aktivitasnya.

f) Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan aktivitas.

g) Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk setiap aktivitas.

h) Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan (jalur kritis).

i) Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Estimasi waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan, dengan rumus :

   

6 4 m b t a

ET  

(12)

ET : waktu kegiatan bila berjalan sesuai yang diharapkan.

a : waktu optimis, waktu kegiatan bila semua berjalan dengan baik.

m : waktu realistis, waktu kegiatan terjadi bila dalam kondisi normal.

b : waktu pesimis, waktu bila terjadi hambatan.

Gambar 2.1 Distribusi Peluang Beta dengan Tiga Perkiraan Waktu

Sumber: Heizer dan Render, (2006)

Untuk menghitung disperse (dispersion) atau varians waktu penyelesaian kegiatan (variance of activity completion time), menggunakan rumus :

=

 

2

6 

WaktuPesimisWaktuOptimis

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis :

P

2 = Varians Proyek = ∑ (Varians Kegiatan Pada Jalur Kritis)

(13)

Untuk menentukan deviasi standard proyek dari varians kegiatan kritis dengan menggunakan rumus:

(

P

) =

Untuk menganalisis Probabilitas Jaringan Proyek yaitu dengan menggunakan distribusi normal, probabilitas dapat ditentukan dengan mengitung jumlah standard deviasi (Z) dari rata-rata, seperti diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Distribusi Normal pada Panjangnya Jaringan Sumber : Bernard W Taylor III, 2006.

Nilai tersebut, Z dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Z = (X - µ) /P Keterangan : Z = Probabilitas

P = Deviasi Standard Proyek X = Batas Waktu

µ = Waktu Penyelesaian yang Diharapkan

(14)

Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu :

1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone) Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.

2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.

3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram)

Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan (serial) atau secara bersamaan (paralel).

Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.

4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.

Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan dan tahun.

(15)

5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path)

Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.

6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Pada PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur probability. Dalam Siswanto (2007), disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi beta, menggunakan taksiran-taksiran waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik.

7. Teknik Manajemen Proyek: PERT dan CPM

PERT (Program Evaluation and Review Technique) atau teknik evaluasi dan ulasan program adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. CPM (Critical Path Method) adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu factor waktu per kegiatan.

(16)

Metode tersebut untuk membantu para manajer membuat penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan kompleks.

a. Rangka Pikiran PERT dan CPM

PERT dan CPM keduanya mengikuti enam langkah dasar yaitu : 1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja.

2. Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan kegiatan mana yang harus lebih dahulu dan mana yang harus mengikuti yang lain.

3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan.

4. Menetapkan perkiraan waktu dan biaya untuk tiap kegiatan.

5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis.

6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan , penjadwalan, dan pengendalian proyek.

b. Diagram Jaringan dan Pendekatan

Langkah pertama dalam jaringan PERT dan CPM adalah membagi keseluruhan proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang berarti menurut struktur pecahan kerja. Kegiatan tersebut sebagai berikut :

1. Kegiatan-pada-Titik (activity-on-node-AON) adalah diagram jaringan dengan titik menunjukkan kegiatan.

2. Kegiatan-pada-Panah (activity-on-arrow-AOA) adalah diagram jaringan dengan panah menunjukkan kegiatan.

(17)

3. Kegiatan dummy (dummy activities) adalah kegiatan yang tidak mempunyai waktu, yang diselipkan ke dalam jaringan untuk menjaga logika pada jaringan.

Table 2.1 Pendekatan AOA dengan AON

No Kegiatan-padaTitik (AON)

Arti dari Kegiatan

Kegiatan-pada-Panah (AOA)

1 A datang sebelum

B, yang datang sebelum C

2 A dan B keduanya

harus diselesaikan sebelum C dapat

dimulai

3 B dan C tidak dapat

dimulai hingga A selesai

4 C dan D tidak dapat

dimulai hingga A dan B keduanya selesai

5 C tidak dapat

dimulai hingga A dan B keduanya selesai

D tidak dapat dimulai hingga B selesai. Kegiatan dummy ditunjukkan pada AOA.

A B C

A B C

A B

C

A

B C

B C A

B A C

A C

B D

C

D A B

A C

B D

C

D A

B

Dummy

(18)

6 B dan C tidak dapat dimulai hingga A selesai. D dapat dimulai hingga B dan C keduanya selesai.

Kegiatan dummy ditunjukan pada AOA

Sumber : Manajemen Operasi, Jay Heizer, Barry Render, edisi ke tujuh, 2006

8. Durasi Proyek

Durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek (Maharany dan Fajarwati, 2006). Maharany dan Fajarwati (2006) menjelaskan bahwa faktor yang berpengaruh dalam menentukan durasi pekerjaan adalah volume pekerjaan, metode kerja (construction method), keadaan lapangan, serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan proyek.

9. Crashing Project

Dapat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi merupakan pengurangan waktu normal aktivitas. Akselerasi diperoleh dengan menyediakan lebih banyak sumber daya (diukur dalam satuan mata uang), bagi aktivitas yang akan dikurangi waktunya.

Crashing Project merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya

waktu proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas proyek yang penting menjadi kurang dari waktu normal aktivitas.

Crashing Project merupakan tindakan untuk mengurangi durasi keseluruhan proyek setelah menganalisa alternatif-alternatif yang ada (dari

A D

C B

D

C

A B

Dummy

(19)

jaringan kerja). Bertujuan untuk mengoptimalisasikan waktu kerja dengan biaya terendah.

Seringkali dalam crashing terjadi “trade-off”, yaitu pertukaran waktu dengan biaya.

9.1 Pertukaran (Trade-Off) waktu dan biaya

Dapat digambarkan dalam bentuk grafik waktu–biaya (seperti pada Gambar 2.4). Digunakan untuk membandingkan alternatif tambahan biaya untuk manfaatnya. Yang paling sulit untuk membuat grafik ini adalah mencari total biaya langsung untuk lama proyek tertentu dalam jangka waktu yang relevan.

Gambar 2.3 Grafik Waktu-Biaya

Terdapat 3 (tiga) langkah yang diperlukan untuk mengkonstruksikan grafik waktu–biaya, yaitu:

1) Cari total biaya langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh: biaya pegawai dan peralatan.

2) Cari total biaya tidak langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh: biaya konsultansi dan administrasi.

(20)

3) Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk lama proyek yang telah dipilih tersebut.

9.2 Komponen Waktu

Dalam crashing project, terdapat dua komponen waktu, yaitu:

1) Waktu Normal (Normal Time), yaitu penyelesaian aktivitas dalam kondisi normal.

2) Waktu Akselerasi (Crash Time), yaitu waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas.

Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Waktu Akselerasi, dengan persamaan:

= −

9.3 Komponen Biaya

Dalam crashing project, terdapat tiga komponen biaya, yaitu:

1) Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi normal.

2) Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi atau crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas).

Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Biaya Akselerasi, dengan persamaan:

= −

(21)

3) Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi atau crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas) dalam satuan waktu terkecil yang ditentukan, dengan menggunakan persamaan:

( ) =

9.4.Grafik Linear Waktu dan Biaya

Dari komponen waktu dan biaya tersebut terdapat hubungan linear seperti yang digambarkan dalam grafik berikut ini.

Gambar 2.4 Grafik Linear Waktu-Biaya

10. Efisiensi Waktu dan Biaya

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya waktu atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan efisiensi waktu pelaksanaan proyek.

(22)

a) Untuk Mengetahui efisiensi waktu pengerjaan proyek dapat dihitung dengan rumus :

Waktu Normal − Waktu Dipercepat

Waktu Normal 100%

b) Efisiensi biaya pelaksanaan proyek

Untuk mengetahui berapa besar biaya yang akan terjadi apabila adanya waktu di percepat, dengan rumus :

Biaya Normal − Biaya Dipercepat

Biaya Normal 100%

11. Manajemen Mutu Proyek

Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas dari fungsi manajemen keseluruhan yang menentukan kebijakan mutu, tujuan, dan tanggung jawab dan menerapkan mereka dengan cara seperti perencanaan mutu, jaminan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas, dalam sistem mutu" (1). gambaran tentang proses manajemen mutu proyek utama berikut:

1. Kualitas Perencanaan, mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek dan menentukan bagaimana memuaskan mereka.

2. Penjaminan Kualitas, mengevaluasi kinerja proyek secara keseluruhan secara teratur untuk memberikan keyakinan bahwa proyek akan memenuhi standar kualitas yang relevan.

(23)

Kontrol kualitas (Quality Control) pemantauan proyek tertentu untuk menentukan apakah mereka sesuai dengan standar mutu yang relevan dan mengidentifikasi cara untuk menghilangkan penyebab kinerja yang tidak memuaskan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan atas adanya kejadian yang telah terjadi sebelumnya, diantaranya:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Nama Penulis Tahun Judul Penelitian Keterangan

Amyarta 2006 Perencanaan dan

Pengendalian

Penjadwalan Proyek dengan Menerapkan Metode Algoritma Project Crashing

Penelitian tersebut dilakukan untuk merancang perencanaan dengan metode Algoratitma

Project Crashing

mengoptimalkan dari penjadwalan untuk bertujuan akhir memperoleh alternatif biaya minimum dan waktu optimal dengan melakukan percepatan proyek.

Denny Permana

2015 Analisa Penjadwalan

Waktu Proyek

Contruction Civil Foundation Alfa Mart Dengan Critical Path Method (CPM)

Tujuan penelitian ini yang adalah untuk mempercepat proses penyampaian informasi yang diinginkan, dan membuat data proyek menjadi terintegrasi sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisien dalam pengolahan data proyek. Metode jalur kritis membuat durasi pekerjaan menjadi lebih cepat dari sebelumnya karena aktivitas pekerjaan

diurutkan dan dirangkai menjadi sebuah network atau jaringan kerja yang tidak boleh mengalami penundaan yang berakibat penundaan proyek

(24)

Muhamad Kasroniyanto

2015 Analisis Perbaikan Penjadwalan Proyek Konstruksi Satu Unit Cluster Aristoteles Dua Lantai Dengan Critical Path Methode (CPM) Pada Proyek CV. Putri Tunggal

Menganalisis Penjadwalan proyek yang telah di buat untuk mencapai percepatan waktu pada 3 kegiatan lintasan kritis yang mencakup 14 aktifitas kegiatan proyek yang aktivitasnya termasuk dalam aktivitas lintasan kritis.

Perbedaan waktu pengerjaan proyek pada saat kondisi awal dan kondisi percepatan adalah 34 hari. Pada percepatan anggaran biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 993.135.294,- dari harga normal sebesar Rp 983.776.001,- dengan turun 1% dari waktu percepatan.

Dian Alfianto 2012 Evaluasi Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode CPM dan Analisis Kurva “S” pada Proyek Studi Detail Desain Pantai Les Tejakula di Kab Baleleng Bali

Penelitian tersebut pada proyek

studi pengembangan

pemanfaatan mata air mateum terhambat kegiatan agama selama 2 minggu (14 hari) dari waktu sebenarnya yaitu 135 hari menjadi 149 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp 68.910.000,- dari biaya normal sebesar Rp 498.480.000.- menjadi Rp 567.390.000.

(sumber: bagian staf keuangan PT. GAHARU SEMPANA).

Dari penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan jaringan kerja, waktu dan baiya penyelesaian proyek dan perkiraan biaya percepatan setelah dilakukan percepatan penyelesaian proyek.

Agus Somantri

2008 Studi Tentang Perencanaan Waktu Dan Biaya Proyek Penambahan Ruang Kelas Di Politeknik Manufaktur Pada PT.

Haryang Kuning

Penelitian tersebut menganalisis waktu dan biaya dalam mencapai biaya yang optimal dalam pelaksanaan penambahan ruang kelas di Politeknik Manufaktur pada PT.

Haryang Kuning. Dengan menggunakan CPM (Critical Patch Methode) memiliki keuntungan dari sehi waktu dan biaya. Waktu proyek mempunyai efisiensi 8 hari atau

(25)

sebesar 7,07 %, dan biaya proyek mempunyai efisiensi sebesar Rp. 4.795.118,140 atau sama dengan 0,349 %.

Sumber: Internet

C. Rerangka Pemikiran

Dari indentifikasi masalah awal yang dilakukan adanya permasalahan yang terjadi yaitu pemasangan Safety Fance, Support, Rail, Conveyor, dan Trial yang di lakukan di lokasi proyek.

Berdasarkan kajian teori dan informasi yang relevan terlihat bahwa perencanaan sebagai bagian yang mempunyai pengaruh besar terhadap perolehan kesuksesan dalam proyek. Suatu proyek akan di katakan berhasil apabila proyek tersebut memiliki keuntungan bagi perusahaan dengan waktu dan biaya optimal, dari mulai kegiatan sampai akhir kegiatan dalam pelaksanaan proyek.

Berdasarkan uraian di atas peneiliti mengemkembangkan kerangka pemikiran sebegai berikut :

(26)

Gambar 2.5 Rerangka Pemikiran Waktu dan Biaya

Optimal

Pengendalian Proyek

Penjadwalan Jaringan Kerja

Keterlambatan Proyek

Pelaksanaan Proyek Tahapan Pembuatan

Penjadwalan

Ya

Tidak

Pembuatan Jaringan Kerja baru dan Perhitungan Waktu dan Biaya Crashing

Evaluasi Jaringan Kerja dengan Menghitung jalur

kritis

Gambar

Gambar 2.1 Distribusi Peluang Beta dengan Tiga Perkiraan Waktu
Gambar 2.2 Distribusi Normal pada Panjangnya Jaringan  Sumber : Bernard W Taylor III, 2006
Table 2.1 Pendekatan AOA dengan AON
Gambar 2.3 Grafik Waktu-Biaya
+4

Referensi

Dokumen terkait

(In an Elixir project, we ’ d put the files in the lib directory, but you don ’ t need to worry about it now; you ’ ll see how to build a proper project in Chapter 6, Designing

Pada contoh diatas adalah contoh tampilan hasil dari query kombinasi nilai dari kolom manager_id dan kolom department_id untuk masung-asing baris pada table

Konteks orangan terdapat dalam slogan iklan makanan ringan Twistko, Tango, Gery Salut Malkist Cheese ; konteks situasi terdapat dalam iklan makanan ringan Cheetos,

a. Membawa sebarang alat yang terdapat catatan bertulis, alat yang boleh diprogramkan atau alat komunikasi termasuk telefon bimbit, ipad, tablet tetapi tidak terhad

Sedangkan yang jarak kelahiran anak yang sebelumnya dengan anak yang sekarang > 2 tahun dari hasil penelitian yang didapatkan malah banyak ibu yang

Untuk matriks berikut ini, masing-masing carilah vektor-vektor yang membangun ruang baris dan

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan

Selama ini proses pencatatan, penyusunan dan penyimpanan data-data transaksi pemesanan masih menggunakan sistem konvensional, yaitu menggunakan buku besar, sehingga