• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam. Oleh: Afri Sofyan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam. Oleh: Afri Sofyan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK BERBASIS PENDEKATAN

SCIENTIFIC PADA MATERI MAKANAN DAN MINUMAN

YANG HALAL DAN HARAM MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VIII SEMESTER II MTS ADLANIYAH TAMPUS

UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Afri Sofyan

13 101 004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

2018 M / 1439H

(2)

i

(3)

ii

(4)
(5)

iv

dan Haram Mata Pelajaran Fikih Kelas VIII Semester II MTs Adlaniyah Tampus Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat” sebanyak 172 halaman, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institu Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar tahun 2018.

Pokok permasalaan dalam skripsi ini adalah penggunaan media pembelajaran di MTs Adlaniyah Tampus Ujung gading Kabupaten Pasaman barat yang minim, sehingga proses belajar menjadi membosankan dan kurang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan media komik berbasis pendekatan scientific yang memenuhi kriteria valid dan praktis.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model pengembangan 4D namun penelitian ini hanya sampai tiga tahap saja (Define Design dan Develop).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan lembar validasi.

Dari penelitian yang penulis lakukan, media komik berbasis scientific memenuhi kriteria valid dengan memperoleh nilai rata-rata 78,5%, dan media komik ini juga sudah memenuhi kriteria sangat praktis dengan memperoleh nilai rata-rata 98%. jadi hasil dari penelitian ini adalah bahwa media komik berbasis pendekatan scientific yang penulis kembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan praktis serta dapat digunakan dalam proses belajar dikelas ataupun secara mandiri oleh siswa.

Kata kunci : Media Komik, Pendekatan Scientific

(6)

v

PERSETUJUAN PEMBIMBING...i

PENGESAHAN TIM PENGUJI...ii

PERNYATAAN KEASLIAN...iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 7

C. Batasan masalah ... 7

D. Rumusan masalah... 8

E. Tujuan pengembangan ... 8

F. Asumsi dan fokus pengembangan ... 8

G. Spesifikasi produk ... 9

H. Manfaat pengembangan ... 10

I. Definisi operasional ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Media pembelajaran ... 13

B. Media komik ... 18

C. Media komik berbasis Scientific ... 20

D. Mata pelajaran fiqh ... 22

E. Materi kelas VIII semester II : Makanan dan minuman yang halal dan haram ... 25

F. Validitas dan praktikalitas ... 43

G. Kualitas hasil pengembangan ... 44

H. Kerangka berfikir ... 45

I. Penelitian yang relevan ... 46

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Rancangan Penelitian ... 48

C. Prosedur Penelitian... 48

D. Teknik pengumpulan data ... 53

E. Instrumen penilaian ... 53

F. Teknik analisis data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 66

C. Keterbatasan penelitian ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

vi

(8)

vii

Tabel 1. Analisis Validitas ... 54

Tabel 2. Analisis Praktikalitas... 54

Tabel 3. Hasil validasi media komik berbasis pendekatan scientific ... 62

Tabel 4. Rincian perbaikan media komik sebelum dan sesudah. ... 63

Tabel 5. Hasil validasi angket respon siswa...64

Tabel 6. Hasil angket respon siswa terhadap media komik berbasis pendekatan

scientific ... 65

(9)

viii

Gambar 1 Bagan kerangka berfikir dalam pembuatan media komik ... 46

Gambar 2 Tahap- tahap penelitian ... 52

(10)

1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Bagi manusia pendidikan adalah proses yang sangat penting, melalui pendidikan inilah semua orang melajar tentang apa yang belum mereka ketahui, melalui pendidikan akan lahir seseorang yang berilmu yang dapat menjadi abdi dan khalifah dimuka bumi sesuai kehendak sang pencipta. Dalam lintasan sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Dalam bahasa jawa pendidikan diartikan sebagai penggulawentah yang berarti mengolah, jadi mengolah kejiwaanya ialah mematangkan perasaan, pikitan, kemauan dan watak sang anak. Dalam bahasa yunani pendidikan dikenal dengan kata paedagogis yang artinya penuntun anak. Dalam bahasa arab pendidikan disebut dengan istilah tarbiyah dan ta’lim . tarbiyah mengandung artian pengarahan, ruhani dan hati. Sedangkan ta’lim mengarahkan kepada kecerdasan akal, pikiran dan hapalan (Fandi, 2011, p.

95-98).

Pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam rangka proses

pengembangan diri dan peningkatan ilmu serta kualitas seseorang. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(11)

Sejalan dengan pengertian diatas, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk itu, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Mulyasa, 2013, p.20).

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kemendiknas (renstra kemdiknas 2010-2014) mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif ( Insan Kamil/ Insan Paripurna).

Insane Indonesia cerdas adalah insane cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis (Mulyasa, 2013, p.19).

Dalam pendidikan, proses pembelajaran mempunyai banyak sarana dan materi yang secara representatif dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada setiap bidang studi. Media pembelajaran adalah salah satu hal terpenting yang digunakan demi tercapainya tujuan pembelajaran, semakin baik media yang digunakan semakin cepat pulalah pencapaian tujuan pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim kepenerima pesan (Sadiman, 1993, p.6).

Media pembelajaran adalah salah satu contoh faktor eksternal

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar. Hal

itu dapat tercapai karena media pembelajaran dapat mengatasi

berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan

ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang

seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak

memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang

terpencil dan sebagainya. Media pembelajaran menempati posisi

yang strategis dalam proses pembelajaran karena menjadi

perantara informasi pengetahuan dari guru kepada siswanya. Banyak

(12)

manfaat yang diberikan media pembelajaran kepada siswa.

Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media antara lain: menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar dan menjadi metode alternatif dalam belajar karena siswa tidak semata-mata mendapatkan pembelajaran dari satu sumber (Asmara, 2015, p.157).

Media komik digolongkan sebagai bahan cetak yang memerlukan proses pencetakan untuk memperbanyak media tersebut serta memerlukan proses editing sebelum mencetaknya. Sedangkan berdasarkan sifatnya media komik pembelajaran mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah untuk di- pahami oleh siswa. Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut Sudjana dan Rivai menyatakan media ko- mik dalam proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya. Peranan komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang dipandang efektif untuk membelajarkan dan mengembangkan kreativitas siswa. Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti dan debutan, yang disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum, komik berperan untuk menyampaikan informasi dan mencapai tanggapan estetis dari pembacanya (Wahyuningsih, 2012, p.20).

Media komik merupakan salah satu bentuk sumber belajar yang dapat membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar karna media komik memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik.

2. Membimbing minat baca pada peserta didik.

3. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.

4. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya.

(13)

5. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.

6. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain.

7. Seluruh jalan cerita komik menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain (Riska Dwi Novianti, 2010, 78).

Media komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Dari observasi di lapangan bahwa pembelajaran Keislaman dalam bentuk komik pembelajaran belum pernah dimanfaatkan. Sehingga kehadiran media pembelajaran dalam bentuk komik sangat diharapkan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas agar berjalan secara efektif dan efisien.

Komik sebagai media cetak, dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran Keislaman untuk siswa Sekolah/Madrasah, Karena dengan menggunakan media cetak yaitu media komik akan dapat menarik perhatian siswa bila dibandingkan dengan penggunaan buku teks, karena dalam komik gambar-gambar disajikan dan memiliki alur cerita yang berurutan sehingga memungkinkan siswa untuk membaca secara tuntas, sedangkan pada buku teks gambar yang disajikan hanyalah sebagai ilustrasi atau penjelasan materi yang disampaikan melalui kata-kata.

Sebagai media pembelajaran, komik memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik.

b. Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik.

c. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi

sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.

(14)

d. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya.

e. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.

f. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain.

g. Seluruh jalan cerita komik menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain (Riska Dwi Novianti, 2010, 78).

2. Kekurangan

a. Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku- buku komik, tetapi jangan berhenti hanya sampai disitu saja, apabila minat baca telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi bacaan film, gambar, tetap model (foto), percobaan serta berbagai kegiatan yang kreatif.

b. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar.

c. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku yang kurang baik (Riska Dwi Novianti, 2010, 76).

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan

kebudayaan masyarakat serta berkembangnya kebutuhan masyarakat akan

pendidikan, maka berkembang pulalah tugas dan kewajaiban guru dan

guru juga dituntut untuk bisa menggunakan dan mengembangkan media

yang dapat membantu proses transfer ilmu. Media komik yang akan

dihasilkan berbeda dengan penyajian komik secara umum yang sering

diambil dari cerita rakyat maupun hibura atau komedi. Hal itu karena

komponen penting yang dikaitkan dengan komik pembelajaran fiqh

adalah menyampaikan pesan gambar dari kalimat-kalimat yang

dilontarkan tokoh di dalam komik tersebut. Dari cerita tersebut siswa di

ajak untuk membaca secara visual, kemudian memahami maksud dari

(15)

cerita tersebut. Dari langkah-langkah yang sedemikian rupa maka siswa dapat memahami fiqh lebih baik.

Dari segi gambar, komik pembelajaran ditekankan pada kejelasan gambar, ketelitian pemakaian bahasa yang mudah difahami, kesinambungan antara pelafalan kalimat dengan ilustrasi gambar. Jadi, komik pembelajaran memiliki konsep yang simpel namun jelas pesan yang terkandung didalamnya sehingga akan memudahkan dalam proses transfer ilmu termasuk dalam materi makanan dan minuman yang halal dan haram, dalam mempelajari materi ini, siswa perlu media yang membuat mereka lebih mudah memahami materi, bisa berupa gambar, poster,miniatur, slide power point, video, CD pemelajaran dan benda asli.

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis pada hari sabtu tanggal 2 Agustus 2017 dengan beberapa siswa kelas IX MTs Adlaniyah Tampus Ujung gading Kabupaten Pasaman barat bahwa guru mata pelajaran fikih hanya menggunakan buku, spidol dan papan tulis dalam proses belajar materi makanan dan minuman yang halal dan haram. Kemudia penulis melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelasVIII bahwa guru terkait hanya menggunakan media konvensional berupa buku cetak, spidol dan papantulis saja dalam proses pembelajaran dikelas dan dengan itu guru menerangkan didepan kelas, sedangkan siswa hanya duduk di belakang.

Berbagai kondisi siswa terdapat didalam kelas, ada yang memperhatikan

guru, bercerita dengan teman sebangku, mengganggu teman dan berbagai

kegiatan lain yang membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Dan

setelah melakukan wawancara tentang akademik siswa, penulis

mendapatkan hasil bahwa kemampuan belajar siswa terhantung

kemampuan masing-masing ada yang mendengarkan guru, ada juga yang

membaca sambil mendengarkan penjelasan guru dan ada pula yang suka

mengamati langsung, guru huga mengatakan bahwa kebanyakan siswa

lebih suka belajar dengan buku yang ada gambarnya, memiliki tampilan

yang menarik dan bermacam warna, guru juga mengatakan bahwa buku

yang dimiliki guru dan siswa terbatas dan kurang menarik sehingga proses

(16)

belajar menjadi membosankan. Ketika ditanya apakah bosan ketika proses belajar berlangsung, mereka tersenyum dan mengatakan “iya” disebabkan guru hanya ceramah saja dan buku yang mereka miliki kurang menarik dan membosankan. Ketika ditanya bagaimana menurut mereka jika belajar dengan media komik yang akan dirancang peneliti, mereka sangat tertarik dan berharap pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti mengusulkan suatu alternative solusi berupa komik yang disusun berdasarkan pendekatan Scientific yang diharapkan mampu menambah minat baca siswa dan meningkatkan hasil dari proses belajar. Maka dari itu penulis ingin mengangkat judul ”Pengembangan Media Komik Berbasis Pendekatan

Scientific Pada Materi Makanan dan Minuman Yang Halal dan

Haram Mata Pelajaran Fiqh Kelas VIII Semester II MTs Adlaniyah Tampus Ujung gading Pasaman barat”.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah masalah yang ada, yaitu

1. Kurangnya media yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

2. Kurangnya buku sumber belajar siswa.

C. Batasan masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, penulis membatasi penelitian ini

dengan pengembangan media komik berbasis pendekatan Scientific pada

materi makanan dan minuman yang halal dan haram mata pelajaran fiqih

kelas VIII semester II MTs Adlaniyah Tampus Ujung gading Kabupaten

Pasaman barat.

(17)

D. Rumusan masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dilihat bahwa rumusan masalahnya adalah

1. Bagaimanakah validitas media komik berbasis scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram?

2. Bagaimanakah praktikalitas media komik berbasis scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram?

E. Tujuan pengembangan

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah

1. Untuk menghasilkan media komik berbasis pendekatan scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram yang memenuhi kriteria valid.

2. Untuk mengetahui praktikalitas media komik berbasis pendekatan scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram.

F. Asumsi dan fokus pengembangan 1. Asumsi

Adapaun asumsi penulis yang melandasi pengembangan media komik berbasis scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram mata pelajaran fikih kelas VIII semester II MTs Adlaniyah Tampus Ujung gading Kabupaten Pasaman barat adalah:

a. Komik dengan gambar dapat menumbuhkan minat baca siswa karna secara umum anak-anak lebih suka buku bergambar dibandingkan buku tanpa gambar.

b. Komik ini dapat menyajikan materi makanan dan minuman

yang halal dan haram dengan jelas dan lebih mudah

difahami apalagi dengan menggunakan pendekatan

scientific.

(18)

c. Komik ini sangat menarik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk membaca lebih lanjut dan nantinya peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi makanan dan minuman yang halal dan haram.

2. Fokus pengembangan

Adapun yang menjadi fokus pengembangan dalam penelitian ini adalah Pengembangan media komik berbasis pendekatan scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram, sehingga komik yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 dan dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik dengan sebaik-baiknya.

G. Spesifikasi produk

1. Komik ini memuat materi yang sesuai dengan kurikulum 2013, yakni kelas VIII semester II dengan materi makanan dan minuman yang halal dan haram untuk satu kali tatap muka.

2. Komik ini memuat tiga KD, yaitu KD 1.3 mengamalkan ketentuan mengkonsumsi makanan yang halalan thoyyiban, KD 3.4 Menganalisis ketentuan makanan halal-haram, KD 3.5 Menganalisis ketentuan minuman halal-haram.

3. Komik ini disesuaikan dengan kurikulum 2013 dengan menggunakan langkah-langkah scientific yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

4. Komik ini akan di sesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan indikator ketuntasan, sehingga komik ini benar-benar akan membantu dalam proses belajar.

5. Dalam komik ini, materi makanan dan minuman yang halal dan haram akan di ajarkan melalui cerita bergambar dan dialog antar tokoh tentang kejadian yang berkaitan dengan makanan.

6. Dialog yang disajikan sesuai dengan gambar dan materi makanan

dan minuman yang halal dan haram.

(19)

7. Komik ini terdiri dari cover, kata pengantar, halaman pengenalan tokoh, isi (alur cerita bergambar tentang materi ajar yang sesuai dengan langkah-langkah scientific), daftar pustaka dan tentang penulis.

8. Media komik ini digambar sendiri dengan pensil, kemudian di scan dan di edit dengan komputer untuk memuat naskah dialog.

9. Tokoh atau karakter yang ada dalam komik dikarang sendiri oleh penulis.

10. Tokoh atau karakter memiliki sifat yang berbeda, sehingga pembaca akan lebih mudah untuk mengenali tokoh.

H. Manfaat pengembangan

Manfaat pengembangan ini adalah 1. Bagi penulis

Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan agama islam.

2. Bagi lembaga pendidikan

Dapat dijadikan bahan dan acuan belajar khususnya untuk materi makanan dan minuman yang halal dan haram demi tercapainya ketuntasan belajar siswa dan menciptakan generasi yang dapat mengamalkankan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram.

3. Bagi guru

a. Memudahkan dalam proses belajar dan mengajar, karrna komik ini dapat dijadikan alat bantu sebagai media pembelajaran terutama materi makanan dan minuman yang halal dan haram.

b. Menambah buku pegangan dan bahan ajar, sehingga dapat

mengembangkan wawasan guru.

(20)

4. Bagi siswa

a. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar karna komik ini di desain sangat menarik.

b. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Membuat proses belajar lebih menarik dan menyenangkan.

d. Memudahkan siswa dalam menyerap materi pembelajaran.

I. Definisi operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahfahaman maka perlu di jelaskan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan media komik berbasis scientific pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram mata pelajaran fiqh, adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. (Setiawan, 2016)

2. Media komik berbasis pendekatan scientific

Media komik merupakan media grafis yang dapat menyajikan gambar visual, yang memuat langkah-langkah Scientific dan dapat membantu proses belajar secara efektif dan efisien.

3. Materi makanan dan minuman yang halal dan haram

Materi makanan dan minuman yang halal dan haram adalah

salah satu materi yang wajib dikuasai oleh siswa kelas VIII

Semester II. Adapun materi ini terdapat dalam mata pelajaran fiqh

yang merupakan salah satu pelajaran yang ada dalam kurikulum

madrasah.

(21)

4. Valid

Valid berarti sahih, dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pembuktian untuk media pembelajaran yang dikembangkan apakah sudah sesuai dengan yang akan diajakan kepada siswa, dengan melihat kegiatan atau pengajaran yang di ajarkan dan untuk membuktikan apakah media pembelajaran sudah dapat membantu dan di gunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Erfansyah, 2013, Desember 12).

5. Praktis

Praktis berarti bisa dipakai dengan mudah, produk yang

dikembangkan dikatakan praktis jika dapat diterapkan oleh guru

sesuai dengan yang direncanakan dan mudah digunakan oleh siswa

(Tofa, 2015, November 09).

(22)

13

KAJIAN TEORI

A. Media pembelajaran

Salah satu yang berperan penting pada pencapaian hasil dalam proses pembelajaran adalah media, media yang tepat akan membantu proses transfer ilmu secara efektif dan efisien.

Media berasal dari kata mediun yang artinya penghantar, Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yaitu segala bentuk yang digunakan untuk suatu proses penyaluran informasi (AECT dalam Asnawir). Sedangkan NEA (National Education and Assosiation) dalam Asnawir mendefiisikan media adalah benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional (Adripen, 2007, p.67).

Sedangkan gerlach & Ely dalam Azhar mendefinisikan media kedalam dua hal yaitu dala arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam arti sempit media adalah alat-alat grafis, photografis atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Adripen, 2007, p.69).

Selanjudnya dikemukakan beberapa pengertian tentang media pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:

1. Menurut Santoso S Hamijaya adalah segala bentuk perantara yang digunakan penyebar ide, sehingga ide yang disampaikan sampai kepada penerima.

2. Media adalah chanel (saluran) karna pada hakikatnya manusia telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu. Dengan bantuan media, batas-batas itu menjadi hampir tidak ada (MC Luahan)

3. Media adalah medium yang digunakan untuk membawa

ataumenyampaikan pesan, dimana medium ini merupakan jalan

(23)

atau alat dengan satu pesan berjalan antara satu komunikator dan komunikasi (Blake and Haralsen)

4. AECT media adalah segala bentuk yang diperlukan dalam menyalurkan informasi.

5. NEA (National Education Assosiation) berpendapat bahwa media adlah segala usaha yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan melalui instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.

6. Menurut Brigg, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang yang sesuai untuk belajar, misalnya: media cetak, media elektronik (film, video) (Abhanda Amra, 2010).

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah adalah perantara atau penghantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara (wasail)atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2005, p.3).

Media pembelajaran adalah salah satu contoh faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar. Hal itu dapat tercapai karena media pembelajaran dapat mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan sebagainya. Media pembelajaran menempati posisi yang strategis dalam proses pembelajaran karena menjadi perantara informasi pengetahuan dari guru kepada siswanya. Banyak manfaat yang diberikan media pembelajaran kepada siswa.

Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media antara lain: menarik

perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

dan menjadi metode alternatif dalam belajar karena siswa tidak

(24)

semata-mata mendapatkan pembelajaran dari satu sumber (Wahyuningsih, 2012, p.20).

Jadi, media pembelajaran adalah segala bentuk benda, baik audio ataupun visual yang dapat menjadi perantara atau penghubung antara pendidik dan peserta didik. Sehingga dengan terhubungnya pendidik dan peserta didik akan menambah efektufitas dalam proses belajar mengajar.

Adapun media yang perlu di sediakan untuk kepentingan efektifitas proses belajar mengajar dikelas dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.

1. Media pandang diproyeksikan, seperti projector opaque, overhead projector slide dan projektorfilmstrip.

2. Media pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis, model dan benda asli.

3. Media dengar, seperti piringan hitam, open reel tape, pita kaset, dan grafik batang.

4. Media pandang dengar, seperti televisi dan film (Ibrahim bafadal, 2003).

Adapun manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga dapat mengurangi verbalisme. Misalnya dengan menggunakan gambar, skema, grafik, model, dan sebagainya.

2. Membangkitkan motivasi, sehingga dapat memperbesar perhatian individual siswa untuk seluruh anggota kelompok belajar sebab jalannya pelajaran tidak membosankan dan tidak monoton.

3. Memfungsikan seluruh indera siswa, sehingga kelemahan dalam salah satu indera (misal: mata atau telinga) dapat diimbangi dengan kekuatan indera lainnya.

4. Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita yang sukar diperoleh dengan cara-cara lain selain menggunakan media pembelajaran. Misalnya untuk memberikan pengetahuan tentang pola bumi, anak tidak mungkin memperoleh pengalaman secara langsung. Maka dibuatlah globe sebagai model dari bola bumi.

Demikian juga benda-benda lain yang terlalu besar atau terlalu

(25)

kecil, gejala-gejala yang gerakannya terlalu cepat atau terlalu lambat, gejala-gejala/objek yang berbahaya maupun sukar didapat, hal-hal yang terlalu kompleks dan sebagainya, semuanya dapat diperjelas menggunakan media pembelajaran.

5. Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antar siswa dengan lingkungannya. Misalnya dengan menggunakan rekaman, eksperimen, karyawisata, dan sebagainya.

6. Memberikan uniformitas atau keseragaman dalam pengamatan, sebab daya tangkap setiap siswa akan berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta intelegensi masing-masing siswa.

Misalnya persepsi tentang gajah, dapat diperoleh uniformitas dalam pengamatan kalau binatang itu diamati langsung atau tiruannya saja dibawa kedepan kelas.

7. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Misalnya berupa rekaman, film, slide, gambar, foto, modul, dan sebagainya (Muhson, 2010, p.4).

Adapun landasan media pendidikan adalah sebagai berikut:

1. QS.Al-Maidah :31





















































Artinya: kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak

menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya

(26)

(Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.

2. Ali-imran :190-191





































































Artinya: 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,

dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

3. Al-Alaq :1-5

(27)



















































Artinya :Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

B. Media komik

Komik berasal dari kata bahasa Inggris Comic yang diartikan sebagai hal yang bersifat lucu. Pada mulanya komik hanya berkembang di negeri barat dan hanya disiarkan di surat kabar dengan gaya lukisan kartun yang mengandungi unsur- unsur humor dan juga kritikan, namun kemudian komik-komik berunsur aksi mula diterbitkan seperti Superman, Batman dan Captain America. Komik didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca (Mulyani, 2009).

Komik merupakan suatu bentuk bacaan membacanya peserta didik

tanpa harus dibujuk, melalui bimbingan dari guru, komik komik dapat

berfungsi sebagai jembatan untuk meningkatkan minat baca. Guru harus

membantu murid dalam menemukan komik yang baik (edukatif) dan

bermanfaat, juga mengajar mereka mengajar mereka memilih komik yang

baik, karna dewasa ini banyak komik yang tidak baik beredar dipasaran

(Drs. Abhanda Amra, 2010).

(28)

Komik merupakan media komunikasi yang kuat, fungsi-fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh komik antara lain adalah komik untuk informasi pendidikan, komik untuk advertising, maupun komik sebagai sarana hiburan. Komik sebagai sarana hiburan merupakan komik yang paling umum dinaca oleh anak-anak remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun komik dapat memiliki muatan yang baik, seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan semangat pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca. Komik merupakan salah satu bacaan yang digemari peserta didik karna menggunakan kata-kata dan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, komik juga disertai dengan gambar-gambar menarik sehingga peserta didik tidak cepat bosan dalam membacanya. Disamping itu, komik juga efisien, mudah untuk dibawa dan dapat digunakan kapan saja tanpa menggunakan tambahan alat yang lainnya (Awaliya, 2015).

Media komik merupakan salah satu bentuk sumber belajar yang dapat membantu siswa dan dapat mengantikan posisi guru dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Media komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Dari observasi di lapangan bahwa pembelajaran Keislaman dalam bentuk komik pembelajaran belum pernah dimanfaatkan. Sehingga kehadiran media pembelajaran dalam bentuk komik sangat diharapkan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas agar berjalan secara efektif dan efisien (Saputro, 2016, p. 113).

Komik sebagai media cetak, dapat dikembangkan sebagai media

pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran Keislaman untuk

siswa Sekolah/Madrasah, Karena dengan menggunakan media cetak yaitu

media komik akan dapat menarik perhatian siswa bila dibandingkan dengan

penggunaan buku teks, karena dalam komik gambar-gambar disajikan dan

memiliki alur cerita yang berurutan sehingga memungkinkan siswa untuk

membaca secara tuntas, sedangkan pada buku teks gambar yang disajikan

(29)

hanyalah sebagai ilustrasi atau penjelasan materi yang disampaikan melalui kata-kata (verbal) (Saputro, 2016, p. 114) .

Sebelum komik dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, komik harus dikembangkan secara benar apakah karekteristik komik tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dari siswa tersebut dan bagaimana karekteristik siswa tersebut. Penyampaian pesan-pesan pendidikan melalui media komik dapat menarik minat belajar siswa. Soejono Trimo yang dikutip oleh Anip dwi saputro bahwa komik memiliki sifat yang khas sehingga mampu merangsang perhatian sebagian masyarakat, baik ditinjau dari jenjang pendidikan, status sosial ekonomi dan lain sebagainya. Sifat komik yang dimaksud adalah: banyak mengandung unsur humor yang sehat, berisi unsur kegairahan, mengandung elemen hiburan, handy, berfokus pada manusia. Sejalan dengan itu Ahmad Rivai berpendapat bahwa “komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar yang dirancang untuk memberikan hiburan dan pengetahuan kepada para pembaca” (Saputro, 2016, p. 115 ).

C. Media komik berbasis Scientific

Media komik berbasis scientific adalah seperangkat media yang dikembangkan untuk membantu pendidika dan peserta didik dalam proses belajar, media komiK ini di sesuaikan dengan pendekatan scientific agar dapat mempermudah guru dalam proses transfer ilmu.

Media komik berbasis scientific merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan, hal ini dilakukan dengan adanya langkah- langkah scientific dalam alur komik tersebut, sehingga peserta didik yang membacanya aman, nyaman dan menyenangkan serta dapat menyerap materi pembelajaran dengan mudah, dikarenakan ketersediaan gambar dan dialog yang sesuai dengan pendekatan scientific.

Adapun alur yang akan dilakukan dalam komik ini sesuai dengan

pendekatan Scientific yang sesuai dengan petunjuk teknis pendekatan

(30)

Scientific Kurikulum 2013 Permendikbud 81 A Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Mengamati, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Menanya, melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ada.

3. Mengumpulkan informasi, yakni tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti.

4. Mengasosiasi, yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

5. Mengkomunikasikan yaitu kegiatan menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Dalam mengembangkan media komik ini akan melalui proses antara lain meliputi menggambar sketsa dan proses penghitaman agar gambar lebih fokus (manual), gambar di scan, editing dengan program komputer untuk menambah teks dialog. Setelah selesai dengan beberapa proses tersebut, maka media komik akan melalui proses pencetakan.

Media Komik digolongkan sebagai bahan cetak yang memerlukan proses

(31)

pencetakan untuk memperbanyak media tersebut serta memerlukan proses editing sebelum mencetaknya.

Media komik ini dapat dijadikan alternatif media dalam pembelajaran fikih di MTS Adlaniyah Tampus Ujung gading Kabupaten Pasaman barat pada materi makanan dan minuman yang halal dan haram.

Salah satu media grafis ini akan menampilkan gambar atas materi yang perlu dibarengi dengan contoh. Keberadaan komik dapat dijadikan solusi terhadap adanya resiko kegagalan dalam suatu proses pembelajaran.

Komik ini menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif dan sejalan dengan langkah-langkah scientific. Perpaduan inilah yang membuat komik ini mudah untuk dipahami oleh semua orang dari segala usia. Sehingga komik dapat menarik perhatian dan minat baca siswa.

Materi dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya bahwa materi dalam bentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh yang dimaksud dalam materi.

Sebelum komik ini dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, komik harus dikembangkan secara benar apakah komik tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dari siswa, tujuan pembelajaran dan indikator ketuntasan sehingga media komik berbasis Sciantific ini benar-benar berguna sesuai fungsinya. Selain itu, dalam pengembangannya komik ini harus melalui tahap penting yaitu tahap validitas dan tahap praktikalitas, setelah melalui dua tahap ini maka komik ini sudah bisa dimanfaatkan sebagai mestinya karna sudah menjadi media komik berbasis Scientific dengan kriteria valid dan praktis.

D. Mata pelajaran fiqh

1. Fiqh

(32)

Fikih (Bahasa Arab: ﻪﻘﻓ ; transliterasi: Fiqh) adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.

Fikih membahas tentang cara bagaimana cara tentang beribadah, tentang prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

Dalam Islam, terdapat 4 mazhab dari Sunni, 1 mazhab dari Syiah, dan Khawarij yang mempelajari tentang fikih. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fikih disebut Fakih (Wikipedia).

Dalam bahasa Arab, secara harfiah fikih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fikih secara terminologi yaitu fikih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur'an dan Sunnah. Selain itu fikih merupakan ilmu yang juga membahas hukum syar'iyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah.

Dalam ungkapan lain, sebagaimana dijelaskan dalam sekian banyak literatur, bahwa fiqh adalah "al-ilmu bil-ahkam asy-syar'iyyah al- amaliyyah al-muktasab min adillatiha at-tafshiliyyah", ilmu tentang hukum-hukum syari'ah praktis yang digali dari dalil-dalilnya secara terperinci". Terdapat sejumlah pengecualian terkait pendefinisian ini.

Dari "asy-syar'iyyah" (bersifat syari'at), dikecualikan ilmu tentang hukum-hukum selain syariat, seperti ilmu tentang hukum alam, seperti gaya gravitasi bumi. Dari "al-amaliyyah" (bersifat praktis, diamalkan), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang bersifat keyakinan atau akidah, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu kalam atau ilmu tauhid.

Dari "at-tafshiliyyah" (bersifat terperinci), ilmu tentang hukum-hukum

(33)

syari'at yang didapat dari dalil-dalilnya yang "ijmali" (global), misalkan tentang bahwasanya kalimat perintah mengandung muatan kewajiban, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu ushul fiqh (Wikipedia).

2. Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam- meminjam.

3. Tujuan pembelajaran fiqih

Mata pelajaran Fiqih di MTs. bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

a. mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, sebagai pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosial; dan b. melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya (Yototaryoto, 2013, Januari 07).

4. Fungsi pembelajaran fiqih

Mata pelajaran Fiqih di MTs. berfungsi untuk:

a. penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik

kepada Allah SWT., sebagai pedoman mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat;

(34)

b. penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat;

c. pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat;

d. pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga;

e. pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah;

f. perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari; dan

g. pembelakalan peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Yototaryoto, 2013, Januari 07).

5. Ruang lingkup pembelajaran fiqih

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah itu meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungannya.

Adapun fokus mata pelajaran Fiqih adalah Fiqih ibadah, Fiqih Mu’amalah dan Fiqih Jinayah.

E. Materi kelas VIII semester II : Makanan dan minuman yang halal dan haram

1. Makanan atha’imah

Kata atha’imah adalah bentuk plural kata tha’am yang artinya segala ssuatu yang dimakan dan dikosumsi oleh manusia, baik makanan pokok maupun tidak (Syabiq,2009, p.330), Allah berfirman,

































(35)

















































Artinya: Katakanlah: "Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha penyayang".(Q.S. Al - An’am : 145)

Makanan yang dihalalkan adalah yang baik-baik, sesuai firman Allah,

































































(36)

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang Telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu;

kamu mengajarnya menurut apa yang Telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

Makanan ada yang berupa benda mati dan ada yang berasal dari binatang, semua benda padat halal kecuali yang bersentuhan dengan najis, bercampur dengan najis, yang berbahaya, yang memabukkan, dan yang padanya tergantung hak orang lain (Syabiq, 2009, p331).

Contoh benda yang najis adalah darah, contoh benda yang terkena najis adalah mentega yang terdapat tikus mati didalamnya, contoh benda yang berbahaya adalah racun dan sejenisnya, racun yang diperoleh dari binatang baik dari kalajengking, ular, dan binatang beracun lainnya. Racun diharamkan karna berbahaya, selain racun benda berbahaya lainnya adalah arang, kayu, tanah, batu dan kaca.

Contoh benda yang memabukkan adalah khamar dan benda- benda lainnya yang dapat menghilangkan kesadaran. Contoh benda yang menjadi hak milik orang lain adalah barang curian dan barang rampasan. Semua benda yang telah disebutkan tidak halal dikonsumsi.

Adapun binatang diantaranya ada yang hidup di laut dan di darat. Semua binatang yang hidup di laut halal, sementara binatang yang hidup di darat adayang halal dimakan dan ada yang haram dimakan.

2. Ketentuan makanan dan minuman yang halal

(37)

Pada hakekatnya semua makanan di muka bumi ini disediakan untuk manusia, tetapi ada kriteria tertentu yang menjadikan makanan atau minuman tertentu boleh dinikmati ataupun dilarang.

a. Makanan yang halal

Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan syari’at Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang mengharamkannya (Abdul Khadir Ahmad, 2014, p.98).

Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi mengandung mudharat atau bahaya bagi kehidupan manusia.

Allah swt berfirman:

















Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, (QS. Al- Baqarah: 168).













Artinya :“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan kepadamu.” (QS. Al- Maidah: 88)

Dari dua ayat di atas maka jelaslah bahwa makanan yang dimakan oleh seorang Muslim hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:

1) Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan

tidak dilarang oleh hukum syara’

(38)

2) Baik/thayyib, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan (Abdul Khadir Ahmad, 2014).

Makanan dan minuman harus halal. halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:

1) Halal cara mendapatkannya.

Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka menjadi haramlah ia.

Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.

2) Halal karena proses/cara pengolahannya.

Artinya selain sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka dagingnya menjadi haram.

3) Halal karena dzatnya.

Artinya, Makanan itu terbuat dari bahan yang halal, tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan menurut syariat, seperti nasi, susu, telur, dan lain-lain. Makanan yang haram tercantum dalam ayat berikut ini :























(39)































Artinya:” Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.

Al Baqarah : 173)

Makanan dan minuman harus tayyib artinya baik bagi tubuh dan kesehatan. Makanan yang membahayakan kesehatan misalnya mengandung formalin, mengandung pewarna untuk tekstil, makanan berlemak yang berlebihan, dan lain-lain dikatakan tidak tayyib (Abdul Khadir Ahmad, 2014, p.98).

Adapun jenis makanan atau binatang yang halal dimakan, Secara garis besar yaitu:

1) Semua makanan dan minuman yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Artinya semua makanan minuman adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang menyatakan haramnya. Allah -Ta’ala- berfirman;

















Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang

ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al-Baqarah: 29)

(40)

نَع ملسو هيلع للها ىلص للها لْوُسَر َلِئُس ِمَسلا اَم ُل َلََلحا : َلاَقَ ف ِءاَرفْلاَو بنْلْاَو ِن

ِفِ ُللها َمَّرَح اَم ُماَرَلحاَو ِهِباَتِك ِفِ ُللها َّلَحَأ ْمُكَل افَع اَِّمِ َوُهَ ف ُهْنَع تَكس اَمَو ،ِهِباَتِك )ىذمترلاو هج ام نبا هاور(

Artinya :Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”.(HR. Ibnu Majah dan Turmudzi).

2) Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.

















Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al- Baqarah: 168)

3) Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.











Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah:

195)

4) Binatang ternak, seperti: kerbau, sapi, unta, kambing,

domba dan lain-lain.

(41)

Firman Allah :









Artinya: “Telah dihalalkan bagi kamu memakan binatang ternak (seperti: Unta, Sapi, Kerbau dan Kambing)”. (QS. Al-Maidah : 1)

5) Sebangsa belalang juga halal, bahkan bangkainyapun boleh dimakan walaupun tanpa disembelih, nabi Saw bersabda:

)هجام نبا هاور( ُداَرَْلْاَو ُتْوُْلحا ِناَتَتْيَم اَنَل َّلِحُأ

Artinya :“Dihalalkan kepada kita kita dua bangkai, yaitu ikan dan belalang”. (HR. Ibnu Majah)

6) Binatang hasil buruan yang diperoleh dari hutan seperti kijang, kancil atau ayam hutan halal dimakan dagingnya, sebagaimana firman Allah Swt surat Al Maidah ayat 4 :

ِحِراَوَْلْا َنِم ْمُتْمَّلَع اَمَو ُتاَبِّيَّطلا ُمُكَل َّلِحُأ ْلُق َِّمِ اوُلُكَف ُهَّللا ُمُكَمَّلَع اَِّمِ َّنُهَ نوُمِّلَعُ ت َينِبِّلَكُم َنْكَسْمَأ ا

َهَّللا َّنِإ َهَّللا اوُقَّ تاَو ِهْيَلَع ِهَّللا َمْسا اوُرُكْذاَو ْمُكْيَلَع ِباَسِْلحا ُعيِرَس

Artinya: “Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik- baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu”. (QS. Al-Maidah : 4)

7) Binatang yang Hidup di Laut/Air

Semua binatang yang hidup di laut atau di air adalah

halal untuk dimakan baik yang ditangkap maupun yang

ditemukan dalam keadaan mati (bangkai), kecuali

binatang itu mengandung racun atau membahayakan

(42)

kehidupan manusia. Halalnya binatang laut ini berdasarkan dalil-dalil berikut :

Allah swt berfirman:















Artinya: ”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, (Q.S. Al- Maidah:96)

8) Kuda

Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr -radhiallahu

‘anhuma-

هيلع للها ىلص للها لوسر ِدْهَع ىَلَع اًسَرَ ف اَنْرََنَ

ُهاَنْلَكَأَف ملسو

Artinya: “Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah saw. lalu kamipun memakannya”. (HR. Al- Bukhary dan Muslim)

b. Makanan yang haram

Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan . Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :

1) Haram Lidzatihi (makanan yang haram karena dzatnya).

Maksudnya hukum asal dari makanan itu sendiri memang sudah haram. Haram bentuk ini ada beberapa, diantaranya:

a) Daging babi

Gambar

Gambar 1 Bagan kerangka berfikir dalam pembuatan media komik  I.  Penelitian yang relevan
Gambar 2 Tahap- tahap penelitian
Tabel 3. Hasil validasi media komik berbasis pendekatan scientific  Tabel  diatas  menunjukkan    hasil  validasi  media  komik  berbasis  scientific  untuk  setiap  aspek  berkisar  72%
Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  format  angket,  bahasa  yang  digunakan  dan  butir  pernyataan  angket  telah  valid,  dengan  keseluruhan  validasi  angket  respon  siswa  dengan  presentase  77,7%,  untuk  lebih  jelasnya  lihat  Lampiran7
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada industri penggergajian kayu Akasia Kecamatan landasan ulin kotamadya Banjarbaru Kalimantan Selatan ini, bahan baku yang digunakan sangat baik dan bagus (cacat yang ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman orang tua berada pada kategori paham dengan jumlah 48 orang tua (98.0%), yang terlihat dari hasil masing-masing

Berdasarkan rancangan penelitian, langkah-langkah dan pertimbangan guru PAI maka dalam penetapan sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kemandirian sosial dan emosional merupakan langkah yang besar bagi anak yang sudah siap usianya untuk terjun kelingkungan luar rumah. Mereka akan menghadapi banyak

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Shoimin dalam Nasruddin (2015:18) menyatakan bahwa reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan berhitung anak pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan berhitung anak

Dengan dibuatnya laporan biaya kualitas secara khusus dan berkala diharapkan pihak manajemen perusahaan dapat melakukan pengendalian atas kualitas produk serta

Salah satu hikmat utama Rasul diutus, untuk menyempurnakan akhlak tentulah tidak mungkin ditinggalkan oleh setiap pendidik maupun peserta didik, terutamanya kepada