• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH Ni(II) PADA TRANSPOR Co(II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH DENGAN ZAT PEMBAWA β-NAFTOL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH Ni(II) PADA TRANSPOR Co(II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH DENGAN ZAT PEMBAWA β-NAFTOL."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH Ni(II) PADA TRANSPOR Co(II) MELALUI TEKNIK

MEMBRAN CAIR FASA RUAH DENGAN ZAT PEMBAWA β

-NAFTOL

Skripsi Sarjana Kimia

Oleh

NINDY VORINDA PUTRI

BP : 1010412016

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

vi INTISARI

Pengaruh Ni(II) pada Transpor Co(II) Melalui Teknik Membran

Cair Fasa Ruah dengan Zat Pembawa β

-naftol

Oleh:

Nindy Vorinda Putri (1010412016)

Dibimbing Oleh Djufri Mustafa, M.Sc dan Refinel, M.Si

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh Ni(II) terhadap persentase transpor Co(II) menggunakan metoda membran cair fasa ruah dengan zat pembawa β-naftol karena logam Co dan Ni terletak pada golongan dan perioda yang sama. Transpor Co(II) dari fasa sumber ke fasa penerima telah diteliti dengan menggunakan β-naftol sebagai zat pembawa melalui membran cair fasa ruah yang terdiri dari 12 mL larutan Co(II) 3,389x10-4 M sebagai fasa sumber, 24 mL HNO3 sebagai fasa penerima, dan 30 mL kloroform di fasa membran. Teknis operasi percobaan dibantu dengan pengadukan magnetik stirrer dengan kecepatan 340 rpm dengan waktu kesetimbangan 15 menit. Konsentrasi Co(II) yang tertranspor ke fasa penerima dan sisa di fasa sumber ditentukan dengan spektrofotometer serapan atom pada λmaks 240,7 nm. Hasil penelitian diperoleh bahwa transpor optimum Co(II) adalah pada pH 8 di fasa sumber, konsentrasi β-naftol 6,8x10-4 M di fasa membran, konsentrasi HNO3 0,05 M di fasa penerima, lama pengadukan 60 menit. Pada kondisi ini didapatkan persentase transpor Co(II) di fasa penerima 77 % dan sisa di fasa sumber 20,17 %. Dilihat dari pengaruh Ni(II) terhadap transpor Co(II) dapat disimpulkan bahwa kedua logam tersebut sukar untuk dipisahkan dengan menggunakan kondisi optimum dari Co(II), tetapi Ni(II) tidak mempengaruhi jumlah persentase transpor Co(II) ke fasa penerima.

(3)

ABSTRACT

Effect of Ni (II) on the Transport Co (II) Through Bulk Liquid

Membrane Technique with β

-naphthol as Carrier

By:

Nindy Vorinda Putri (1010412016)

Advised Djufri Mustafa, M.Sc and Refinel, M.Si

This study was conducted to see the effect of N(ii) on percentage transport Co (II)

using the method of bulk liquid membrane phase with β-naphthol as carrier because Co and Ni is in group and the same period. Transport Co (II) from the feed phase to the stripping phase was examined using β-naphthol as a carrier through bulk liquid membrane consisted of a 12 mL solution of Co (II) 3.389 x10-4 M as the source phase, 24 mL of HNO3 as phase recipients, and 30 ml of chloroform in the membrane phase. Technical trial operation assisted by stirring with a magnetic stirrer speed of 340 rpm with an equilibrium time of 15 minutes. The concentration of Co (II) whic transported to stripping phase and the rest in the feed phase was determined by atomic absorption

spectrophotometer at 240.7 nm λmaks. The result showed that the optimum transport

of Co (II) is at pH 8 in the feed phase, the concentration of β-naphthol 6.8 x10-4 M in the membrane phase, 0.05 M HNO3 concentration in the stripping phase, stirring 60 minutes long. In this condition the percentage obtained transport Co (II) in the stripping phase and the remaining 77% and 20.17% feed phase. Judging from the effect of Ni (II) on the transport of Co (II) can be concluded that the two metals are difficult to separate using optimum conditions of Co (II), but Ni (II) did not affect the percentage of transport of Co (II) to the receiving phase.

(4)

xiii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan perindustrian berkembang semakin pesat oleh karena itu semakin banyak pula hasil sampingan yang diproduksi sebagai limbah. Salah satu limbah tersebut adalah limbah logam berat seperti kobalt, nikel dan logam lainnya yang akan menyebabkan pencemaran serius terhadap lingkungan, jika kandungan logam berat yang terdapat di dalamnya melebihi ambang batas serta mempunyai sifat racun yang sangat berbahaya maka akan menyebabkan penyakit serius bagi manusia.[1] Konsentrasi maksimum berbagai unsur dan senyawa dalam limbah cair diatur dalam keputusan mentri lingkungan hidup No.51/MENLH/II/1995. Berdasarkan peraturan ini, konsentrasi maksimum kobalt yang diperoleh adalah sebesar 0,4 mg/L sedangkan untuk nikel adalah 0,2 mg/L.[2] Beberapa laporan studi membicarakan tentang penggunaan teknologi membran cair sebagai pilihan yang tepat untuk perlakuan limbah, kontaminasi lingkungan dan rekoveri logam dari larutan sisa yang disebabkan oleh aktivitas manusia ataupun industri. Oleh karena itu, dilakukan pemanfaatan membran cair untuk proses pemisahan dan pemurnian spesi kimia dalam campuran sebagai solusi dalam pemecahan masalah tersebut.[3]

Proses pemurnian dan pemisahan logam dari limbah tersebut diharapkan dapat memberi keuntungan lebih, selain dapat mencegah pencemaran juga bisa untuk mendapatkan logam dalam bentuk murni yang berarti keuntungan ekonomis karena logam merupakan komoditi yang berharga. Sebelumnya sudah banyak peneliti melalukan pemisahan logam ini dengan menggunakan metoda penukaran ion dan dengan kromatografi kolom. Pemisahan logam juga telah dilakukan dengan metoda ektraksi cair-cair, tapi seperti yang kita ketahui pada proses ekstraksi cair-cair ini membutuhkan banyak sekali pelarut yang juga memakan biaya yang cukup besar.

(5)

unsur yang terdapat pada satu golongan sulit untuk dipisahkan karena cenderung memiliki sifat fisika dan sifat kimia yang hampir sama. Selain itu metoda membran cair dipilih karena merupakan pilihan handal yang dapat digunakan untuk pemisahan spesi kimia tertentu karena bersifat selektif permiabel dengan cara memanfaatkan pelarut organik ataupun anorganik tertentu yang berfungsi sebagai lintasan transpor dari komponen kimia yang akan dipisahkan.[4] Membran cair dikembangkan ke dalam teknik membran cair fasa ruah untuk sistem pemisahan dimana teknik ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain cara pembuatan yang mudah dan praktis bahkan lebih mudah bila dibandingkan dengan teknik emulsi membran cair. Selain itu membran dapat digunakan kembali dengan cara mendaur ulang membran tersebut menggunakan proses ekstraksi dan ekstraksi balik (stripping), pemakaian membran pada metoda membran cair fasa ruah ini tidak banyak karena proses transpor berlangsung dalam satu tahap secara kontinu sehingga memungkinkan sistem proses ekstraksi dengan teknik membran cair fasa ruah ini lebih praktis dibandingkan dengan teknik ekstraksi pelarut yang dilakukan secara berulang-ulang.[5]

Proses pemisahan ion logam dalam campuran dengan menggunakan membran cair telah banyak dipublikasikan. Sebagian besar laporan studi literatur membicarakan penggunaan zat pembawa berupa turunan eter, aza-crown eter, oksin, campuran makrosiklik dan lain-lain.[6,7,8,9,10,11] Berbagai macam zat pembawa yang ditambahkan ke dalam membran cair sebagai mediator untuk memacu proses transpor ion logam tersebut dalam pemisahan telah banyak diuji keakuratannya, diantaranya untuk transpor ion Co(II) dengan menggunakan APDC sebagai zat pembawa telah dilakukan oleh Boy Chandra (2012) dan ini memberikan hasil optimum transpor sebesar 94% [11] dan transpor Co(II) dengan menggunakan oksin sebagai zat pembawa mancapai hasil optimum sebesar 97,83%.[7] .

(6)

xv

mengantarkannya ke fasa lain berdasarkan perbedaan kelarutan ion pada antar muka dan kompetisinya dalam pembentukan kompleks.[4]

Dalam penelitian ini akan digunakan β-naftol sebagai zat pembawa, β

-naftol dipilih karena merupakan reagen spesifik untuk logam kobalt dan dapat membentuk komplek dengan kobalt.[12]

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah yang telah disampaikan tersebut, penelitian yang akan dilakukan untuk pengkajian apakah metoda membran cair fasa ruah dapat digunakan untuk proses pemurnian Co(Il) dari campuran dengan Ni(II) serta batasan maksimal berapa pemisahan yang dapat dilakukan dengan kondisi optimum Co(II) dengan metoda membran cair fasa ruah

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi transpor logam kobalt

melalui membran cair fasa ruah menggunakan β-naftol sebagai zat pembawa

dan untuk menguji pengaruh logam nikel sebagai logam segolongan dalam

proses transpor membran cair fasa ruah menggunakan β-naftol sebagai zat

pembawa, dengan melakukan variasi pH pada fasa sumber, konsentrasi β -naftol dalam kloroform (fasa membran), jenis fasa penerima, konsentrasi fasa penerima, dan waktu transpor.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang efisiensi transpor logam kobalt dengan adanya logam nikel sebagai logam segolongan

dalam proses transpor membran cair fasa ruah menggunakan β-naftol sebagai

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perancanga aplikasi model 3 dimensi pada brosur bukit violan jaya pada tugas akhir ini, merupakan sebuah mekanisme yang memungkinkan penghematan biaya pembuatan market

Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa!. Universitas Pendidikan Indonesia |

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor fundamental yang terdiri dari ROE, EPS, PER, PBV, dan tingkat suku bunga serta pengaruhnya terhadap return saham

Langkah menguji validitas instrumen variabel "adaptabilitas santri di pondok pesantren” dan variabel “religiusitas santri” dilakukan mulai dari mendefinisikan

Dari hasil penelitian ini dapat ditelaah kecenderungan-kecenderungan terhadap matematika dan pembelajaran matematika melalui pendekatan metakognitif berorientasi

Hasil penilaian modul pengecoran oleh Guru pengampu pada aspek cakupan materi memperoleh persentase sebesar 91,66% yang berdasarkan skala persentase pencapaian

Virus flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus unfluenza yang. ditularkan