• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-PROCUREMENT DAN PELAYANAN TERHADAP EFFEKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PENGADAAN BARANG/JASA DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-PROCUREMENT DAN PELAYANAN TERHADAP EFFEKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PENGADAAN BARANG/JASA DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR BANDUNG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul : “Pengaruh Implementasi Kebijakan E-PROCUREMENT dan Pelayanan Terhadap Efektivitas Kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung”

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat berjalan baik berkat bantuan dan tuntunan Allah Subhanahuwata’ala dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. H. Furqon, P.hD, selaku Direktur, Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed, selaku Asisten Direktur I dan Bapak Dr. H. Agus Rahayu, M.Si, selaku Asisten Direktur II Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang telah menerima, memberikan fasilitas dan membimbing penulis. 2. Bapak Dr. H. Yayat Achdiat, M.Pd, selaku ketua Program Magister Manajemen

Bisnis Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung atas segala dorongan, bantuan, kerjasama dan pengertiannya.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan sehingga membuka pikiran penulis dalam meneliti permasalahan tesis ini.

4. Bapak Dr. H. Suwatno, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk dan bimbingan yang amat berguna dalam penulisan tesis ini.

(2)

6. Seluruh Staf dan karyawan Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu terutama dalam proses administrasi selama masa perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.

7. Seluruh Staf dan karyawan Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya air yang telah bersedia menjadi responden serta banyak memberikan keterangan dan informasi yang amat berguna dalam penyusunan tesis ini.

8. Seluruh rekan-rekan Angkatan 2008, yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan serta perhatian kepada penulis.

9. Keluarga yang tercinta, Istri dan anak-anakku yang mendoakan serta memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan tesis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Amin.

Bandung, Agustus 2010

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ………. i

ABSTRAK ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI .………. v

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang .……….……….. 1

1.2 Rumusan Masalah .……….………. 4

1.3 Tujuan Penelitian .……….………….. 5

1.3.1 Tujuan Penelitian .……….…. 5

1.3.2 Kegunaan Penelitian .………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Sistim Informasi Manajemen ………. 7

2.2 Manajemen Logistik ………..………. 9

2.3 Kebijakan Publik ……..………..…….. ……… 15

2.3.1 Implementasi Kebijakan Publik ……….. 17

2.3.2 Dimensi-Dimensi Implementasi Kebijakan Publik ... 20

2.4 Pelayanan Publik ... 25

2.5 E-Procurement ... 29

2.5.1 Dukungan Hardware, Software, Network, Organware ... 33

2.5.2 Dukungan Supliré ……….……….….... 58

2.5.3 Keberlangsungan E-Procurement ……….….... 34

(4)

2.6 Kualitas Pelayanan Publik ... ……… 39

2.6.1 Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan ... 43

2.7 Efektivitas Kerja ... 44

2.7.1 Dimensi-Dimensi Efektivitas Kerja ... 49

2.8 Kerangka Pemikiran ... 56

2.9 Hipotesis ... 62

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……… 63

3.1 Objek Penelitian ………. 63

3.2 Metode Penelitian ………... 63

3.3 Operasionalisasi Variabel ………. 64

3.4 Sumber dan Cara Penentuan Data ...………... 66

3.5 Teknik Pengumpulan Data ………. 67

3.6 Uji Validitas ……… 68

3.7 Uji Reliabilitas .……….. 71

3.8 Teknik Analisis Data ……… 73

3.8.1 Method of Successive Interval (MSI) ………. 73

3.8.2 Analisis Deskriptif Variable Implementasi Kebijakan E-Procurement, Pelayanan, dan Efektivitas Kerja …………... 75

3.8.3 Analisis Verifikatif ………... 76

3.8.4 Analisis Jalur ………. 76

3.9 Pengujian Hipotesis ……… 80

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ………. 83

4.1 Gambaran Umum Tentang E-Procurement di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air ... 83

4.2 Pengolahan Data ………. 85

(5)

4.2.1.1 Variabel Implementasi E-Procurement ………. 86

4.2.1.2 Variabel Pelayanan ... 91

4.2.1.3 Variabel Efektivitas Kerja ... ……… 99

4.3 Uji Asumsi Statistik ……….. 103

4.4 Analisa Jalur ... 105

4.4.1 Dekomposisi Pengaruh Antar Variable ………... 109

4.4.2 Pengaruh Secara Bersama Antara Implementasi E-Procurement dan Pelayanan Terhadap Efektivitas Kerja ... 110

4.5.3 Pengujian Hipotesis ... 111

4.6 Pembahasan ... 114

4.6.1 Gambaran Tingkat Implementasi Kebijakan E-Procurement Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air …. ... 114

4.6.2 Gambaran Tingkat Pelayanan Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air ... ... 115

4.6.3 Pengaruh Implementasi Kebijakan E-Procuremen dan Pelayanan Berpengaruh Terhadap Efektivitas Kerja Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air ... ... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ……… 124

DAFTAR TABEL ………. 128

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Disadari atau tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian dari

kehidupan kita sehari-hari. Teknologi informasi ini memungkinkan perdagangan,

perniagaan, transaksi dilakukan melalui media elektronik. Termasuk di dalamnya

adalah aplikasi pengadaan barang dan jasa yang disebut e-procurement.

Di Indonesia sendiri pelaksanaan e-procurement diatur melalui Peraturan

Presiden Nomor 8 Tahun 2006 dan mulai diterapkan sejak tahun 2007 dengan

berdirinya Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Konsep dan realisasi sistem elektronik procurement adalah dengan landasan

hukum yang kokoh dan sesuai dengan konvergensi teknologi informasi. Landasan

hukum itu berupa UU No.19/2002 Tentang E-Procurement, UU No.11/2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Keppres No 80/2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah. Sementara itu di

luar pemerintahan sudah ada beberapa perusahaan yang menerapkan

E-Procurement seperti misalnya Garuda Indonesia, PT Indonesia Power, dan

beberapa perusahaan lainnya.

Aplikasi teknologi informasi yang baik dapat menyebabkan data lebih

cepat diproses dan terjaga akurasinya. Sifat ini diinginkan untuk menjaga

transparansi. Namun aplikasi yang salah akan menyebabkan sistem tidak dapat

(7)

seperti adanya false sense of security. Salah satu penerapan kemajuan teknologi

telematika dalam mendukung proses bisnis adalah dalam proses pengadaan

barang/jasa, sehingga proses tersebut akan lebih transparan, efektif dan efisien.

Aplikasi electronic Procurement atau e-Procurement adalah suatu aplikasi

yang digunakan untuk mengelola pengadaan barang/jasa berbasis internet yang di

desain untuk mencapai suatu proses pengadaan barang/jasa yang efektif, efisien

dan terintegrasi. Aplikasi e-Procurement memiliki fasilitas transaksi antara Buyer

dan Supplier. Yang dimaksud dengan Buyer adalah pihak yang akan melakukan

proses pembelian barang/ jasa. Supplier adalah pihak-pihak yang berfungsi

sebagai pemasok barang/jasa yang dibutuhkan oleh Buyer. Pemanfaatan

E-Procurement menjadikan proses pengadaan dapat dilaksanakan dengan efektif dan

efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang

adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan baik dari

segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah/

Perusahan.

Pengadaan barang/jasa pemerintah saat ini menghadapi masalah besar

berkaitan dengan antara lain:

• Pasar pengadaan yang tidak terbuka (terfragmen, hanya sebagian kecil pelaku

usaha yang mendapat akses pada pasar pengadaan, arisan tender sampai pada

dominasi pelaku usaha atau kelompok usaha pada pasar pengadaan dan

premanisme)

• Kurangnya kapasitas manajemen pengadaan oleh instansi pemerintah dari

(8)

Bad governance (tidak transparan dan tidak akuntabel, penyalagunaan

wewenang untuk kepentingan tertentu sampai tindak pidana korupsi).

(Sumber. http://eproc.garuda-indonesia.com/vendor/index.php).

Mulai tahun 2003, telah digulirkan agenda pembenahan di bidang

pengadaan yang meliputi pembenahan aspek peraturan perundang-undangan

melalui terbitnya Keppres 80 Tahun 2003, pemberian pedoman-pedoman berupa

model dokumen pengadaan sampai pada penafsiran peraturan. Pembenahan juga

mencakup bidang kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberian

pelatihan dan bimbingan teknis kepada semua pelaku serta mengujinya untuk

mengukur tingkat pemahamannya pada satu elemen kompetensi.

Berdasarkan pengamatan awal menunjukkan bahwa di Bagian Pelelangan

dan Pengadaan Barang/Jasa Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya

Air Bandung terdapat beberapa masalah, diantaranya:

1. Belum tersedianya data yang akurat, kurangnya pendukung data

(perangkat aplikasi), kurang tersedia SOP (Standar Operation Prosedur

tentang aplikasi E-Procurement).

2. Sumber daya manusia para pegawai yang ada di Bagian Pelelangan dan

Pengadaan Barang masih kurang dari segi kualitas dan kuantitas. Dari segi

kualitas belum pernah mengikuti diklat-diklat teknis teknologi

E-Procurement dan dari segi kuantitas jumlah petugas di E-Procurement dan

(9)

kerjanya belum tercapai dengan baik, pegawai kurang memperhatikan

masalah ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan hal ini terlihat

dari tidak tepatnya pegawai dalam meng-update data.

3. Masih banyaknya rumusan strategi implementasi yang perlu didiskusikan

berkaitan dengan komponen lainnya seperti penyediaan hardware,

software, jaringan, konsultasi, regulasi, operasionalisasi, pengorganisasian,

pelayanan kepada pengguna, bimbingan teknis dan sebagainya.

4. Kurangnya komitmen bersama di Pusat Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Air sehingga sistem E-Procurement yang sudah terbangun

tidak akan berguna apabila tidak dapat digunakan dengan baik oleh para

pegawainya.

(Sumber: Panitia Pengadaan Barang/jasa Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Air Bandung)

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil judul

penelitian : Pengaruh Implementasi Kebijakan E-procurement dan

Pelayanan terhadap Efektivitas Kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembang Sumber Daya Air Bandung ” .

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,

maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat implementasi kebijakan E-Procurement pada

Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan

(10)

2. Bagaimana gambaran tingkat pelayanan pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa

di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung ?

3. Adakah pengaruh implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan

terhadap efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat

Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung ? baik secara

parsial maupun simultan ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan tentang:

1. Tingkat implementasi kebijakan E-Procurement pada Bagian Pengadaan

Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air

Bandung.

2. Tingkat efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat

Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3. Pengaruh implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan terhadap

efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian

dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung baik secara parsial maupun

simultan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat berguna bagi berbagai

(11)

a. Kegunaan Teoritis. Upaya melakukan pengembangan teori-teori sumber daya manusia dapat dijadikan bahan untuk perbaikan implementasi

kebijakan

E-Procurement, pelayanan dan efektivitas kerja.

b. Kegunaan Praktis. Evaluasi terhadap implementasi kebijakan

E-Procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada Bagian

Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitan dan Pengembangan Sumber Daya

Air, sehingga temuannya dapat menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi

(12)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap Panitia, Tim Kerja dan Operator pada

Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Air Jalan Ir. H. Juanda No. 193 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang menunjukkan

gambaran tentang pengaruh implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan

terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitan

dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung. Atas pertimbangan tujuan

penelitian, maka penelitian ini bersifat verifikatif dan deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang

ciri-ciri variabel. Mengingat sifat penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode descriptive survey dan metode

explanatory survey (Sugiyono, 2007: 7). Tipe penelitian bersifat kausalitas,

dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah implementasi kebijakan

e-procurement dan pelayanan berpengaruh terhadap efektivitas kerja pada bagian

(13)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian yang menjadi variabel penelitian adalah implementasi

kebijakan e-procurement dan pelayanan sebagai variabel bebas (X) dan efektivitas

kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya Air Bandung sebagai variabel terikat (Y).

Berdasarkan kerangka pikiran yang telah dikemukakan, maka definisi

variabel penelitian ini adalah:

1. Implementasi kebijakan E-Procurement merupakan hubungan yang

memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik

diwujudkan sebagai “outcome” (hasil akhir) kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh pemerintah yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu Confidentiality,

Integrity, Availability, dan Non-Repudiation..

2. Pelayanan terdiri dari Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance,

Empaty dan transparancy.

3. Efektivitas kerja merupakan pencapaian sasaran yang telah disepakati atas

usaha bersama. Kriteria paling banyak dipakai untuk mengukur efektivitas

yaitu Produktivitas,Eefisiensi, dan Kepuasan kerja.

Operasionalisasi variabel dilakukan untuk dapat menentukan data yang

diperlukan dengan menganalisis variabel-variabel penelitian terhadap dimensi

dimensinya sampai pada indikator-indikator konkritnya seperti digambarkan

(14)

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Nomor

2. Tingkat keterjaminan keamanan data 1.Tingkat objektivitas data

2.Tingkat akurasi data 1.Ketersediaan data 2.Kemudahan mengakes data 1.Pelaku tidak dapat menyangkal

Ordinal 4. Tata letak ruangan 5.Kebersihan ruangan 1.Keterampilan pegawai 2.Keahlian pegawai 3.Kemudahan pelayanan 1 Pegawai menjawab ketersediaan 2.Menanggapi permintaan pegawai 3. Pegawai melayani dengan cepat 1.Pengetahuan pegawai

2.Pelayanan ramah 1. Memahami keluhan 2.Kesamaan pelayanan 3.Komunikasi yang baik 1.Kejelasan pelayanan 2.Standar pelayanan

2.Perbaikan keuntungan dan biaya 1. Sikap pegawai

2.Keterlambatan dan keluhan pelanggan

(15)

Indikator-indikator dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yang

diukur berdasarkan teknik skala likert. Menurut Soegiyono (2006:80) bahwa:

“Skala likert merupakan metode pengukuran sikap yang menyatakan setuju dan ketidak setujuannya terhadap obyek atau kejadian tertentu. Skala ini pada umumnya menggunakan lima angka penelitian, yaitu (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju”.

Teknik skala likert berguna untuk pengukuran atas jawaban dari pertanyaan

yang diajukan kepada responden dengan cara memberikan nilai skor pada setiap

item jawaban. Pemberian skor untuk setiap jawaban. Pemberian skor untuk setiap

jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada responden penelitian ini akan

mengacu pada pernyataan Sugiyono (2006:86-87) bahwa:

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa

kata-kata. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi

skor, misalnya:

1. Sangat setuju/selalu/sangat positif, diberi skor: 5 2. Setuju/sering/positf, diberi skor: 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral, diberi skor: 3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif, diberi skor: 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif, diberi skor: 1

3.4 Sumber dan Cara Penentuan Data

Dalam penelitian ini alat ukur yang akan digunakan berupa angket yang

terdiri dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbatas berikut pilihan

jawaban yang disediakan, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawahan

(16)

penelitian ini yaitu ordinal dengan kategori jawaban terdiri dari lima kategori

jawaban dengan skala perbedaan tidak jauh.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah secara keseluruhan

(sensus) yang berjumlah 43 orang terdiri dari 20 orang panitia pengadaan

barang/jasa, 20 orang Tim kerja, dan 3 orang operator.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian

ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Pustaka, dengan cara mempelajari buku-buku, artikel-artikel serta

mengumpulkan, meneliti dan menyeleksi teori-teori yang berhubungan dan

menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini,

antara lain implementasi kebijakan e-procurement, pelayanan dan efektivitas

kerja yang terjadi di dalamnya.

2. Studi lapangan, dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dengan cara :

a) Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan secara langsung terhadap

beberapa pihak yang terkait dengan proses penelitian ini dilingkup

pegawai khususnya unsur pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

b) Observasi, yaitu melihat langsung kondisi lapangan yang akan dijadikan

(17)

c) Kuisioner, dimana peneliti membuat daftar pertanyaan secara tertulis

yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan informasi mengenai

pengaruh implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan

terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan barang/jasa di Pusat

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3.6 Uji Validitas

Uji validitas ditujukan untuk menguji sejauhmana alat ukur dalam hal ini

kuesioner mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan

mengkorelasikan masing-masing item skor dengan total skor. Teknik analisis

yang digunakan adalah koefisien korelasi product-moment pearson, sebagai

berikut :

Keterangan:

ryx = koefisien korelasi.

x = jumlah skor item.

∑y = jumlah total/seluruh item.

n = jumlah responden.

Butir yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang

tinggi menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,3. jadi

kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen

(18)

tersebut tidak valid. (Sugiyono, 2007: 143). Adapun jumlah sampel dalam

melakukan uji validitas sebanyak 20 responden.

Tabel 3.2 Uji validitas variabel implementasi kebijakan E-Procurement

Item no r korelasi r kritis keterangan

1 0.540 0,3 Valid

2 0.636 0,3 Valid

3 0.574 0,3 Valid

4 0.462 0,3 Valid

5 0.303 0,3 Valid

6 0.595 0,3 Valid

7 0.699 0,3 Valid

8 0.412 0,3 valid

(19)

Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel

Implementasi Kebijakan E-Procurement semua item valid karena nilai r

korelasinya lebih besar dari 0,3 (0,540>0,30).

Tabel 3.3 Uji validitas variabel pelayanan

Item no R korelasi r kritis Keterangan

10 0.706 0,3 Valid

11 0.409 0,3 Valid

12 0.554 0,3 Valid

13 0.612 0,3 Valid

14 0.745 0,3 Valid

15 0.439 0,3 Valid

16 0.410 0,3 Valid

17 0.380 0,3 Valid

18 0.482 0,3 Valid

19 0.488 0,3 Valid

20 0.376 0,3 Valid

21 0.525 0,3 Valid

22 0.625 0,3 Valid

23 0.312 0,3 Valid

24 0.601 0,3 Valid

25 0.564 0,3 Valid

26 0.541 0,3 Valid

27 0.335 0,3 Valid

28 0.480 0,3 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel pelayanan

(20)

Tabel 3.4 Uji validitas efektivitas kerja

Item no r korelasi r kritis Keterangan

29 0.837 0,3 Valid

30 0.752 0,3 Valid

31 0.557 0,3 Valid

32 0.736 0,3 Valid

33 0.632 0,3 Valid

34 0.590 0,3 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel efektivitas

semua item valid karena nilai r korelasinya lebih besar dari 0,3 (0,837>0,30).

3.7 Uji Reliabilitas

Singarimbun, (1989: 140) menyatakan bahwa : “reliabilitas adalah indeks

yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat

dipercaya atau diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data. Jika suatu alat ukur

atau instrumen penelitian dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang

sama dengan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur

atau instrumen tersebut reliable.”

Analisis reliabilitas merupakan salah satu ciri utama instrumen pengukuran

yang baik. Reliabilitas sering disebut juga sebagai keterpercayaan, keandalan,

keajegan, konsisten dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas

adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditujukan oleh suatu angka

yang disebut koefesien reliabiltas, walaupun secara teoritis besarnya koefisien

(21)

Dalam hal reliabilitas, koefesien yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada

artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif.

Pada penelitian ini digunakan metode pengukuran reliabilitas Alpha

Cronbach, dengan kriteria besarnya koefisien reliabilitas minimal harus dipenuhi

oleh suatu alat ukur adalah 0,70 yang berarti bahwa secara keseluruhan alat ukur

telah memiliki konsistensi internal yang dapat diandalkan.

Metode uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan nilai atau cronbach’s

alpha dengan rumus :

Sedangkan rumus untuk varian total dari varian item adalah :

(22)

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai reliabilitasnya:

Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas

Variabel Koefisien Keterangan

Implementasi kebijakan

E-Procurement 0,705 Reliabel

Pelayanan 0,834 Reliabel

Efektivitas 0,853 Reliabel

Nilai reliabilitas memberikan indikasi bahwa keandalan kuesioner yang

digunakan sebagai alat pengukur termasuk pada kategori berkorelasi kuat untuk

tiap variabel pada tabel di atas karena nilainya lebih besar dari 0,7 (mis:

0,705>0,7).

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Method of Successive Interval (MSI)

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, hipotesis

penelitian yang diajukan akan diuji melalui analisis jalur. Asumsi yang harus

dipenuhi pada saat melakukan analisis jalur data pengamatan minimal memiliki

skala pengukuran interval.

Oleh karena data pengamatan yang diperoleh memiliki skala pengukuran

ordinal, agar dapat menggunakan analisis jalur maka dilakukan proses

transformasi data dari skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval

melalui suatu metode yang dikenal sebagai method of successive interval, yang

(23)

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil jawaban responden, untuk setiap pernyataan, hitung

frekuensi setiap pilihan jawaban.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z untuk setiap pilihan

jawaban.

5. Hitung nilai numerik penskalaan (skala value) untuk setiap pilihan jawaban

melalui persamaan berikut:

Scale Value = Density at Lower limit - Density at Uper Limit

Area Under Upper Limit - Area Under Lower Limit

Dimana:

Density at Lower limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas

Area Under Upper Limit = Daerah dibawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah

6. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan

(24)

3.8.2 Analisis Deskriptif Variabel Implementasi Kebijakan E-procurement, Pelayanan, dan Efektivitas Kerja

Untuk mengungkapkan gambaran variabel implementasi kebijakan

E-Procurement, pelayanan, dan efektivitas kerja digunakan pendekatan statistik

secara deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan skor ukuran

proporsi atau prosentase. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa

instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat daftar

pertanyaan yang bersifat terbatas dengan lima alternatif jawaban. Untuk

mengetahui kategori skor yang diperoleh maka perlu ditentukan intervalnya.

Penentuan skor terbesar (maksimal), skor terkecil (minimal), median,

kuartil I dan kuartil III dilakukan melalui cara sebagai berikut:

Skor maksimal = Skor tertinggi (5) x jumlah item x jumlah responden

Skor minimal = Skor tertinggi (1) x jumlah item x jumlah responden

Median = Skor minimal + Skor maksimal : 2

Kuartil I = Skor minimal + Median : 2

Kuartil III = Skor minimal + Skor maksimal : 2

Jika dikonversi dalam bentuk gambar maka nilai interval dari skor

minimal sampai skor maksimal akan tampak gambar sebagai berikut:

Skor min Kuartil I Median Kuartil III Skor Mak

Setelah mengetahui nilai skor maksimal, minimal, median, kuartil I, dan kuartil

(25)

Menurut Al-Rasyid, (1993: 128), batasan skor itu jika:

>Kuartil III, disebut sikap sangat positif >Median, disebut sikap positif

<Median s.d Kuartil I, disebut sikap negatif <Kuartil I, disebut sikap sangat negatif

3.8.3 Analisis Verifikatif

Untuk mengukur dan menguji antar variabel penelitian digunakan

pendekatan statistik secara verifikatif yang digunakan untuk mengukur dan

menguji implementasi kebijakan e-procuremnet dan pelayanan berpengaruh

terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian

dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3.8.4 Analisis Jalur

Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penulisan dan hipotesis, maka

metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (path analysis).

Analisis ini bertujuan untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel

terhadap variabel lainya, baik itu pengaruh yang sifatnya secara langsung atau

tidak langsung serta mengukur besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab ke

variabel akibat yang disebut dengan koofesien jalur. Untuk memperjelas tentang

penggunaan analisa jalur (path analysis) maka berikut ini ditampilkan dalam tabel

(26)

Tabel 3.6 Model Analisis Jalur

Peninjauan Model Analisis Jalur

Tujuan Menganalisis pola hubungan kausal antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung, tidak langsung maupun serempak beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat.

Terminologi untuk variabel yang diteliti

Variabel penyebab (eksogen) dan variabel akibat (endogen).

Isu

(2) Berapa pengaruh langsung, tidak langsung , total dan serempak, variabel eksogen X1, X2,…..Xk terhadap variabel Y (endogen).

Jenis dan input data

Metrik, minimal interval atau mendekati interval, data yang dinyatakan dalam satuan baku Z score.

Hubungan yang dianalisis

Bisa tunggal, tetapi kebanyakan multiple : Y1 = F (X1, X2,…..Xk)

……… Yk = F (X1, X2,…..Xk).

Asumsi Sama dengan model regresi, dengan tambahan tiga asumsi :

(1) Tidak ada arah kausalitas yang berbalik (non reciprocal

causation) atau hubungan antar variable bersifat rekursif.

(2) Model yang diuji dibangun atas dasar kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang diteliti.

(3) Variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.

(27)

Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan

menggunakan skala ordinal. Nilai yang digunakan variabel independen (X) yang

terdiri dari yaitu X1 dan X2 serta variabel terikat (Y) yang diasumsikan linier,

seperti yang tergambar dalam diagram jalur berikut ini :

Gambar 3.1 Struktur Path Analisis

ε

Pyx1 Pyε rx1x2

Pyx2

Keterangan:

Y = Efektivitas kerja

X2 = Pelayanan

X1 = Implementasi kebijakan E-Procuremnet

ε = Variabel lain yang tidak diteliti

rx1x2 = Parameter strtuktural, menunjukkan hubungan korelasi antara variabel X1 dan X2

Pyxl = Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X1 terhadap Y.

Pyx2 = Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X2 terhadap Y.

Pye = Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh variabel lain terhadap Y

Berdasarkan diagram jalur diatas dapat dinyatakan dalam persamaan

tunggal sebagai berikut :

Y = ρYX1+ ρYX2 + ρYee

Langkah–langkah perhitungan untuk analisis jalur adalah sebagai berikut :

X

1

Y

(28)

1. Gambarkan terlebih dahulu diagram jalurnya sebagai langkah

menterjemahkan hipotesis penelitian ke dalam diagram jalur sehingga tampak

jelas variabel apa saja yang merupakan variabel penyebab (eksogenus) dan

variable akibat (endogenus).

2. Hitung matrik korelasi antar variabel

R =

Dengan rumus kolerasi sebagai berikut :

j

3. Hitung invers matriks koefisien kolerasi untuk variabel eksogenusnya

R -1 =

4. Hitung koefisien jalur dengan rumus :

(29)

5. Hitung R y(x1x2....xy)

3.9 Pengujian Hipotesis

Setelah dihitung koefisien jalurnya maka langkah berikutnya adalah

menguji keberartian koefisien jalur tersebut. Terdapat dua tahapan pengujian

dalam analisis jalur yaitu pengujian keseluruhan dan pengujian individual.

Langkah – langkah pengujian keseluruhan adalah sebagai berikut :

1. Tentukan hipotesisnya :

H0 : ρyx1 = ρyx2 = 0

H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah ρyxj ≠0

2. Hitung statistik ujinya dengan rumus :

(30)

Statistik uji diatas mengikuti distribusi F dengan derajat bebas

v1 = k dan v2 = n – k – 1. Kriteria penolakannya adalah “Tolak Ho yang

menyatakan bahwa ρyx1=ρyx2=0jika Fhitung > Ftabel”.

Kaidah keputusan:

• Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara variabel implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa secara simultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.

• Apabila F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa secara simultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.

• Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut: 1. Tentukan Hipotesis uji yaitu :

H0 : ρyxi = 0 versus H1 : ρyxi ≠ 0 dimana i = 1, 2,3

2. Hitung statistik uji individual dengan rumus sebagai berikut :

t i =

(31)

4. Kriteria pengujian:

• thitung > t tabel, maka: Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara

variabel implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan terhadap

efektivitas kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa secara simultan

di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.

• thitung < t tabel, maka: Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara

variabel implementasi kebijakan e-procuremnet dan pelayanan terhadap

efektivitas kerja secara simultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh implementasi kebijakan

e-procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan

barang/jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung,

maka dapat diambil kesimpulan serta memberikan saran yang dapat berguna bagi

pihak Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung umumnya

dan khususnya bagian pengadaan barang/jasa maupun pihak yang membutuhkan.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat implementasi kebijakan E-Procurement pada Bagian Pengadaan

Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air

Bandung termasuk dalam ketegori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa skor rata-rata

terendah dari indikator implementasi kebijakan e-procurement adalah non

repudiation dan skor rata-rata tertinggi adalah confidentially. Secara

keseluruhan implementasi kebijakan e-procurement pada bagian pengadaan

barang/jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

berkategori tinggi yang berarti bahwa aplikasi yang digunakan untuk

(33)

mencapai suatu proses pengadaan barang/jasa yang efektif, efisien dan

terintegrasi dapat dilaksanakan oleh bagian pengadaan barang/jasa.

2. Tingkat efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat

Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung termasuk dalam

ketegori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa skor rata-rata

terendah dari indikator efektivitas kerja adalah kepuasan dan skor rata-rata

tertinggi adalah efisiensi. Secara keseluruhan efektivitas kerja pada bagian

pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya

Air berkategori tinggi yang berarti bahwa sasaran yang telah disepakati atau

usaha bersama harus dipertahankan.

3. Implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan pada bagian pengadaan

barang/jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja baik secara

parsial maupun simultan.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, sebagai saran untuk

meningkatkan efektivitas kerja pada bagian Pengadaan Barang/jasa di Pusat

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air dengan meningkatkan kerjasama

yang relatif kurang sebagai salah satu indikator dari non repudiation ,

(34)

1. Penyedia jasa masih belum percaya terhadap kinerja Bagian pengadaan

barang/jasa, Hal ini dapat diwujudkan dengan sosialisasi pelaksanaan

e-procurement.

2. Kerja sama antara panitia, operator dan tim kerja (Bagian pengadaan

barang/jasa) dalam hal memberikan informasi, sehingga informasi yang

diberikan ke penyedia jasa sama.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Sy., (1988), Perkembangan Penerapan Studi Implementasi (Action

research and Case Studies), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Adam I, Indrawijaya, (2000), Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algasindo, Bandung.

---, (2000), Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algasindo, Bandung.

Anderson, Jarnes E., (1978) ,David W.Brady, Charles S.Bullcok III,& Joseph Stewart,Jr. Public Policy and Politics In America. California: Cole Publishing Company.

Dunn,William N., (1999), Public Policy Analysis: An Introduction. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc, Englewood Cliffs.

Edwards III, George C., (1980), Implementing Public Policy. Washington, D.C. Congressional Quarterly Inc.

Gaspersz, Vincent, (1997), Manajemen Bisnis Total, Alfabeta, Bandung.

Gibson, James et al., (1986), Organisasi, Perilaku, Struktur, Bina Aksara, Jakarta.

Hair, Yosef, (1998), Multivariate Data Analysis, Prentice Hali Int. Fifth edition.

Hasibuan, Melayu S.P., (1990),Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, PT.

Gunung Agung, Jakarta.

---, (2000), Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas, Sinar Grafika Offset, Jakarta.

---, (2001), Manajemen Sumber Daya Manausia, Edisi Revisi Bumi Aksara, Jakarta.

Handayaningrat, Soewarno, (1995), Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan

Manajemen, PT. Gunung Agung, Jakarta.

Heidjrachman dan Suad Husnan, (2002), Manajemen Personalia, BPFE,

(36)

Indrajit, Eko R. (2006), Sistem Informasi Manajemen dan Teknologi Informasi, PT. Elex Media Komputondo, Jakarta.

Kumorotomo, Wahyudi, (2005), Birokrasi Publik Dalam Sistem Politik

Semi-Parlementer, Gava Media, Yogyakarta.

Lukman, Sampara, (2000), Manajemen Kualitas Pelayanan, STIA-LAN, Jakarta.

Martoyo, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.

Muchdarsah, Sinungan, (2000), Produktivitas Apa dan bagaimana, Angkasa

Persada, jakarta.

Mustikasari, (2007), Kuliah Manajemen Sumber Daya manusia, Tidak di

Publikasikan.

Mustopadidjadja, A.R.,(2002), Perkembangan dan Penerapan Studi

Kebijaksanaan dilihat dalam kaitan disiplin dan sistem administrasi dan

manajemen, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Nasution, M.N., (2001), Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia, Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu, (1997), Budaya Organisasi, Rineka Cipta, Jakarta.

---, (1999), Teori Budaya Organisasi, BKU Ilmu Pemerintahan Kerjasama IIP-UNPAD, Jakarta.

---, (2000), Ilmu Pemerintahan (kybernology), Rineka Cipta, Jakarta.

Pamudji, (1994), Profesionalisme Aparatur Negara Dalam Rangka Meningkatkan

Pelayanan Publik, Widyapraja, Jakarta.

Rahardjo, Budi, Triwidada, Andika dan Sutarman, Maman “ Security Evaluation

Checklist “. Proceedings of INA-CISC 2005: Indonesian Cryptology and

Information security Conference. March 30-31, 2005, pp. 135-138.

Rasyid, Harun Al., (1997), Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala,

Program Ilmu-ilmu Sosial, Program Pasca Sarjana UNPAD, Bandung.

Robbins, P. Stephen, (1996), Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, PT. Prenhallindo, Jakarta.

(37)

Saefullah, A. Djadja, (1999), Pemikiran Kontemporer Administrasi Publik :Perspektif Manajemen Sumber daya Manusia Dalam Era Desentralisasi, Bandung: LP3AN Fisip UNPAD.

Sedarmayanti, (2001), Sumber Daya manusia dan ProduktivitasSumber Daya

manusia dan Produktivitas Kerja. Penerbit Bandar, Bandung.

Sarwoko, (2005), Dasar-dasar Ekonometrika, Andi, Yogyakarta.

Schermerhorn, John K., (1998), Manajemen, Endi Offset, Yogyakarta.

Siagian, Sondang P. (1998), Manajemen Strateji, Bumi Aksara, Jakarta.

Singarimbun, Masri, (1989), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.

---, (1995), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.

Sitepu, Nirwana K, (1994), Path Analisis, Unpad, Bandung.

Subagya, M.S., (1994) “ Manajemen Logistik” cetakan keempat, PT. Gunung Agung, Jakarta .

Sugiyono, (2003), Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.

---, (2007). Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Sumardjo, (2005), Manajemen Logistik Peralatan Kerja dan Alat Berat, Panca Usaha, Jakarta.

Sutarto, (1978), Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia, Jakarta.

Steer, Richard M, (1985), Efetivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta.

Tjiptono, Parasuraman (1997), Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta.

---, (2000), Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta.

Triguno, (1997), Budaya Kerja, Meningkatkan Lingkungan yang Kondusif untuk

Meningkatkan Produktivitas Kerja, Golden Terayon Press.

Umar, Husen (1998), Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(38)

Perundang-undangan

• Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang E-Procurement, Undang

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

• Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah.

• Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 dan mulai diterapkan sejak tahun

2007 dengan berdirinya LKPP.

• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang

peningkatan kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat

• Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel penelitian
Tabel 3.2 Uji validitas variabel implementasi kebijakan E-Procurement
Tabel 3.3  Uji validitas variabel pelayanan
Tabel 3.4 Uji validitas efektivitas kerja
+4

Referensi

Dokumen terkait

Siti Nurkhoyah Pelatun, Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta, (jakarta: FITK, 2014),

Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik dan Elemen..

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon : 0274-5861682. fostering-responsibility-underserved-youth

Dengan demikian salah satu faktor pendorong atau motivasi yang mendasari terjadinya interaksi sosial masyarakat dalam ruang warung kopi diantaranya adalah warung kopi

Bupati sebagai alat birokrasi negara modern dan di sisi lain juga sebagai ketua LAD yang menjalankan fungsi Sombayya dapat dengan mudah menguasai segala macam gaukang

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pelaku tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain dalam kecelakaan lalu lintas dipidana

Musrengbangdes merupakan sebuah perencanaan pembangunan di tingkat yang paling bawah, dimana setiap wilayah kelurahan maupun desa yang ada di Indonesia diharuskan merumuskan

program aplikasi pengarsipan surat dan mengelompokkan dokumen surat menggunakan metode Naïve Bayes Classifier dengan melakukan preprosising terlebih dahulu yaitu proses