KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul : “Pengaruh Implementasi Kebijakan E-PROCUREMENT dan Pelayanan Terhadap Efektivitas Kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung”
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat berjalan baik berkat bantuan dan tuntunan Allah Subhanahuwata’ala dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. H. Furqon, P.hD, selaku Direktur, Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed, selaku Asisten Direktur I dan Bapak Dr. H. Agus Rahayu, M.Si, selaku Asisten Direktur II Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang telah menerima, memberikan fasilitas dan membimbing penulis. 2. Bapak Dr. H. Yayat Achdiat, M.Pd, selaku ketua Program Magister Manajemen
Bisnis Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung atas segala dorongan, bantuan, kerjasama dan pengertiannya.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan sehingga membuka pikiran penulis dalam meneliti permasalahan tesis ini.
4. Bapak Dr. H. Suwatno, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk dan bimbingan yang amat berguna dalam penulisan tesis ini.
6. Seluruh Staf dan karyawan Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu terutama dalam proses administrasi selama masa perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.
7. Seluruh Staf dan karyawan Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya air yang telah bersedia menjadi responden serta banyak memberikan keterangan dan informasi yang amat berguna dalam penyusunan tesis ini.
8. Seluruh rekan-rekan Angkatan 2008, yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan serta perhatian kepada penulis.
9. Keluarga yang tercinta, Istri dan anak-anakku yang mendoakan serta memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan tesis ini.
Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Amin.
Bandung, Agustus 2010
DAFTAR ISI
ABSTRACT ………. i
ABSTRAK ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI .………. v
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang .……….……….. 1
1.2 Rumusan Masalah .……….………. 4
1.3 Tujuan Penelitian .……….………….. 5
1.3.1 Tujuan Penelitian .……….…. 5
1.3.2 Kegunaan Penelitian .………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1 Sistim Informasi Manajemen ………. 7
2.2 Manajemen Logistik ………..………. 9
2.3 Kebijakan Publik ……..………..…….. ……… 15
2.3.1 Implementasi Kebijakan Publik ……….. 17
2.3.2 Dimensi-Dimensi Implementasi Kebijakan Publik ... 20
2.4 Pelayanan Publik ... 25
2.5 E-Procurement ... 29
2.5.1 Dukungan Hardware, Software, Network, Organware ... 33
2.5.2 Dukungan Supliré ……….……….….... 58
2.5.3 Keberlangsungan E-Procurement ……….….... 34
2.6 Kualitas Pelayanan Publik ... ……… 39
2.6.1 Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan ... 43
2.7 Efektivitas Kerja ... 44
2.7.1 Dimensi-Dimensi Efektivitas Kerja ... 49
2.8 Kerangka Pemikiran ... 56
2.9 Hipotesis ... 62
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……… 63
3.1 Objek Penelitian ………. 63
3.2 Metode Penelitian ………... 63
3.3 Operasionalisasi Variabel ………. 64
3.4 Sumber dan Cara Penentuan Data ...………... 66
3.5 Teknik Pengumpulan Data ………. 67
3.6 Uji Validitas ……… 68
3.7 Uji Reliabilitas .……….. 71
3.8 Teknik Analisis Data ……… 73
3.8.1 Method of Successive Interval (MSI) ………. 73
3.8.2 Analisis Deskriptif Variable Implementasi Kebijakan E-Procurement, Pelayanan, dan Efektivitas Kerja …………... 75
3.8.3 Analisis Verifikatif ………... 76
3.8.4 Analisis Jalur ………. 76
3.9 Pengujian Hipotesis ……… 80
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ………. 83
4.1 Gambaran Umum Tentang E-Procurement di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air ... 83
4.2 Pengolahan Data ………. 85
4.2.1.1 Variabel Implementasi E-Procurement ………. 86
4.2.1.2 Variabel Pelayanan ... 91
4.2.1.3 Variabel Efektivitas Kerja ... ……… 99
4.3 Uji Asumsi Statistik ……….. 103
4.4 Analisa Jalur ... 105
4.4.1 Dekomposisi Pengaruh Antar Variable ………... 109
4.4.2 Pengaruh Secara Bersama Antara Implementasi E-Procurement dan Pelayanan Terhadap Efektivitas Kerja ... 110
4.5.3 Pengujian Hipotesis ... 111
4.6 Pembahasan ... 114
4.6.1 Gambaran Tingkat Implementasi Kebijakan E-Procurement Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air …. ... 114
4.6.2 Gambaran Tingkat Pelayanan Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air ... ... 115
4.6.3 Pengaruh Implementasi Kebijakan E-Procuremen dan Pelayanan Berpengaruh Terhadap Efektivitas Kerja Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air ... ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121
5.1 Kesimpulan ... 121
5.2 Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ……… 124
DAFTAR TABEL ………. 128
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Disadari atau tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian dari
kehidupan kita sehari-hari. Teknologi informasi ini memungkinkan perdagangan,
perniagaan, transaksi dilakukan melalui media elektronik. Termasuk di dalamnya
adalah aplikasi pengadaan barang dan jasa yang disebut e-procurement.
Di Indonesia sendiri pelaksanaan e-procurement diatur melalui Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2006 dan mulai diterapkan sejak tahun 2007 dengan
berdirinya Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Konsep dan realisasi sistem elektronik procurement adalah dengan landasan
hukum yang kokoh dan sesuai dengan konvergensi teknologi informasi. Landasan
hukum itu berupa UU No.19/2002 Tentang E-Procurement, UU No.11/2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Keppres No 80/2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah. Sementara itu di
luar pemerintahan sudah ada beberapa perusahaan yang menerapkan
E-Procurement seperti misalnya Garuda Indonesia, PT Indonesia Power, dan
beberapa perusahaan lainnya.
Aplikasi teknologi informasi yang baik dapat menyebabkan data lebih
cepat diproses dan terjaga akurasinya. Sifat ini diinginkan untuk menjaga
transparansi. Namun aplikasi yang salah akan menyebabkan sistem tidak dapat
seperti adanya false sense of security. Salah satu penerapan kemajuan teknologi
telematika dalam mendukung proses bisnis adalah dalam proses pengadaan
barang/jasa, sehingga proses tersebut akan lebih transparan, efektif dan efisien.
Aplikasi electronic Procurement atau e-Procurement adalah suatu aplikasi
yang digunakan untuk mengelola pengadaan barang/jasa berbasis internet yang di
desain untuk mencapai suatu proses pengadaan barang/jasa yang efektif, efisien
dan terintegrasi. Aplikasi e-Procurement memiliki fasilitas transaksi antara Buyer
dan Supplier. Yang dimaksud dengan Buyer adalah pihak yang akan melakukan
proses pembelian barang/ jasa. Supplier adalah pihak-pihak yang berfungsi
sebagai pemasok barang/jasa yang dibutuhkan oleh Buyer. Pemanfaatan
E-Procurement menjadikan proses pengadaan dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang
adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan baik dari
segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah/
Perusahan.
Pengadaan barang/jasa pemerintah saat ini menghadapi masalah besar
berkaitan dengan antara lain:
• Pasar pengadaan yang tidak terbuka (terfragmen, hanya sebagian kecil pelaku
usaha yang mendapat akses pada pasar pengadaan, arisan tender sampai pada
dominasi pelaku usaha atau kelompok usaha pada pasar pengadaan dan
premanisme)
• Kurangnya kapasitas manajemen pengadaan oleh instansi pemerintah dari
• Bad governance (tidak transparan dan tidak akuntabel, penyalagunaan
wewenang untuk kepentingan tertentu sampai tindak pidana korupsi).
(Sumber. http://eproc.garuda-indonesia.com/vendor/index.php).
Mulai tahun 2003, telah digulirkan agenda pembenahan di bidang
pengadaan yang meliputi pembenahan aspek peraturan perundang-undangan
melalui terbitnya Keppres 80 Tahun 2003, pemberian pedoman-pedoman berupa
model dokumen pengadaan sampai pada penafsiran peraturan. Pembenahan juga
mencakup bidang kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberian
pelatihan dan bimbingan teknis kepada semua pelaku serta mengujinya untuk
mengukur tingkat pemahamannya pada satu elemen kompetensi.
Berdasarkan pengamatan awal menunjukkan bahwa di Bagian Pelelangan
dan Pengadaan Barang/Jasa Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Air Bandung terdapat beberapa masalah, diantaranya:
1. Belum tersedianya data yang akurat, kurangnya pendukung data
(perangkat aplikasi), kurang tersedia SOP (Standar Operation Prosedur
tentang aplikasi E-Procurement).
2. Sumber daya manusia para pegawai yang ada di Bagian Pelelangan dan
Pengadaan Barang masih kurang dari segi kualitas dan kuantitas. Dari segi
kualitas belum pernah mengikuti diklat-diklat teknis teknologi
E-Procurement dan dari segi kuantitas jumlah petugas di E-Procurement dan
kerjanya belum tercapai dengan baik, pegawai kurang memperhatikan
masalah ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan hal ini terlihat
dari tidak tepatnya pegawai dalam meng-update data.
3. Masih banyaknya rumusan strategi implementasi yang perlu didiskusikan
berkaitan dengan komponen lainnya seperti penyediaan hardware,
software, jaringan, konsultasi, regulasi, operasionalisasi, pengorganisasian,
pelayanan kepada pengguna, bimbingan teknis dan sebagainya.
4. Kurangnya komitmen bersama di Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air sehingga sistem E-Procurement yang sudah terbangun
tidak akan berguna apabila tidak dapat digunakan dengan baik oleh para
pegawainya.
(Sumber: Panitia Pengadaan Barang/jasa Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air Bandung)
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil judul
penelitian : ” Pengaruh Implementasi Kebijakan E-procurement dan
Pelayanan terhadap Efektivitas Kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembang Sumber Daya Air Bandung ” .
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat implementasi kebijakan E-Procurement pada
Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan
2. Bagaimana gambaran tingkat pelayanan pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa
di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung ?
3. Adakah pengaruh implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan
terhadap efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat
Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung ? baik secara
parsial maupun simultan ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan tentang:
1. Tingkat implementasi kebijakan E-Procurement pada Bagian Pengadaan
Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air
Bandung.
2. Tingkat efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat
Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung.
3. Pengaruh implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan terhadap
efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian
dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung baik secara parsial maupun
simultan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat berguna bagi berbagai
a. Kegunaan Teoritis. Upaya melakukan pengembangan teori-teori sumber daya manusia dapat dijadikan bahan untuk perbaikan implementasi
kebijakan
E-Procurement, pelayanan dan efektivitas kerja.
b. Kegunaan Praktis. Evaluasi terhadap implementasi kebijakan
E-Procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada Bagian
Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitan dan Pengembangan Sumber Daya
Air, sehingga temuannya dapat menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap Panitia, Tim Kerja dan Operator pada
Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air Jalan Ir. H. Juanda No. 193 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang menunjukkan
gambaran tentang pengaruh implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan
terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitan
dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung. Atas pertimbangan tujuan
penelitian, maka penelitian ini bersifat verifikatif dan deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang
ciri-ciri variabel. Mengingat sifat penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif
yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode descriptive survey dan metode
explanatory survey (Sugiyono, 2007: 7). Tipe penelitian bersifat kausalitas,
dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah implementasi kebijakan
e-procurement dan pelayanan berpengaruh terhadap efektivitas kerja pada bagian
3.3 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian yang menjadi variabel penelitian adalah implementasi
kebijakan e-procurement dan pelayanan sebagai variabel bebas (X) dan efektivitas
kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air Bandung sebagai variabel terikat (Y).
Berdasarkan kerangka pikiran yang telah dikemukakan, maka definisi
variabel penelitian ini adalah:
1. Implementasi kebijakan E-Procurement merupakan hubungan yang
memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik
diwujudkan sebagai “outcome” (hasil akhir) kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu Confidentiality,
Integrity, Availability, dan Non-Repudiation..
2. Pelayanan terdiri dari Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance,
Empaty dan transparancy.
3. Efektivitas kerja merupakan pencapaian sasaran yang telah disepakati atas
usaha bersama. Kriteria paling banyak dipakai untuk mengukur efektivitas
yaitu Produktivitas,Eefisiensi, dan Kepuasan kerja.
Operasionalisasi variabel dilakukan untuk dapat menentukan data yang
diperlukan dengan menganalisis variabel-variabel penelitian terhadap dimensi
dimensinya sampai pada indikator-indikator konkritnya seperti digambarkan
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Item
Nomor
2. Tingkat keterjaminan keamanan data 1.Tingkat objektivitas data
2.Tingkat akurasi data 1.Ketersediaan data 2.Kemudahan mengakes data 1.Pelaku tidak dapat menyangkal
Ordinal 4. Tata letak ruangan 5.Kebersihan ruangan 1.Keterampilan pegawai 2.Keahlian pegawai 3.Kemudahan pelayanan 1 Pegawai menjawab ketersediaan 2.Menanggapi permintaan pegawai 3. Pegawai melayani dengan cepat 1.Pengetahuan pegawai
2.Pelayanan ramah 1. Memahami keluhan 2.Kesamaan pelayanan 3.Komunikasi yang baik 1.Kejelasan pelayanan 2.Standar pelayanan
2.Perbaikan keuntungan dan biaya 1. Sikap pegawai
2.Keterlambatan dan keluhan pelanggan
Indikator-indikator dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yang
diukur berdasarkan teknik skala likert. Menurut Soegiyono (2006:80) bahwa:
“Skala likert merupakan metode pengukuran sikap yang menyatakan setuju dan ketidak setujuannya terhadap obyek atau kejadian tertentu. Skala ini pada umumnya menggunakan lima angka penelitian, yaitu (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak setuju dan (5) sangat tidak setuju”.
Teknik skala likert berguna untuk pengukuran atas jawaban dari pertanyaan
yang diajukan kepada responden dengan cara memberikan nilai skor pada setiap
item jawaban. Pemberian skor untuk setiap jawaban. Pemberian skor untuk setiap
jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada responden penelitian ini akan
mengacu pada pernyataan Sugiyono (2006:86-87) bahwa:
Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa
kata-kata. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi
skor, misalnya:
1. Sangat setuju/selalu/sangat positif, diberi skor: 5 2. Setuju/sering/positf, diberi skor: 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral, diberi skor: 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif, diberi skor: 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif, diberi skor: 1
3.4 Sumber dan Cara Penentuan Data
Dalam penelitian ini alat ukur yang akan digunakan berupa angket yang
terdiri dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbatas berikut pilihan
jawaban yang disediakan, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawahan
penelitian ini yaitu ordinal dengan kategori jawaban terdiri dari lima kategori
jawaban dengan skala perbedaan tidak jauh.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah secara keseluruhan
(sensus) yang berjumlah 43 orang terdiri dari 20 orang panitia pengadaan
barang/jasa, 20 orang Tim kerja, dan 3 orang operator.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian
ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi Pustaka, dengan cara mempelajari buku-buku, artikel-artikel serta
mengumpulkan, meneliti dan menyeleksi teori-teori yang berhubungan dan
menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini,
antara lain implementasi kebijakan e-procurement, pelayanan dan efektivitas
kerja yang terjadi di dalamnya.
2. Studi lapangan, dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dengan cara :
a) Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan secara langsung terhadap
beberapa pihak yang terkait dengan proses penelitian ini dilingkup
pegawai khususnya unsur pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.
b) Observasi, yaitu melihat langsung kondisi lapangan yang akan dijadikan
c) Kuisioner, dimana peneliti membuat daftar pertanyaan secara tertulis
yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan informasi mengenai
pengaruh implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan
terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan barang/jasa di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.
3.6 Uji Validitas
Uji validitas ditujukan untuk menguji sejauhmana alat ukur dalam hal ini
kuesioner mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan masing-masing item skor dengan total skor. Teknik analisis
yang digunakan adalah koefisien korelasi product-moment pearson, sebagai
berikut :
Keterangan:
ryx = koefisien korelasi.
∑x = jumlah skor item.
∑y = jumlah total/seluruh item.
n = jumlah responden.
Butir yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang
tinggi menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,3. jadi
kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen
tersebut tidak valid. (Sugiyono, 2007: 143). Adapun jumlah sampel dalam
melakukan uji validitas sebanyak 20 responden.
Tabel 3.2 Uji validitas variabel implementasi kebijakan E-Procurement
Item no r korelasi r kritis keterangan
1 0.540 0,3 Valid
2 0.636 0,3 Valid
3 0.574 0,3 Valid
4 0.462 0,3 Valid
5 0.303 0,3 Valid
6 0.595 0,3 Valid
7 0.699 0,3 Valid
8 0.412 0,3 valid
Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel
Implementasi Kebijakan E-Procurement semua item valid karena nilai r
korelasinya lebih besar dari 0,3 (0,540>0,30).
Tabel 3.3 Uji validitas variabel pelayanan
Item no R korelasi r kritis Keterangan
10 0.706 0,3 Valid
11 0.409 0,3 Valid
12 0.554 0,3 Valid
13 0.612 0,3 Valid
14 0.745 0,3 Valid
15 0.439 0,3 Valid
16 0.410 0,3 Valid
17 0.380 0,3 Valid
18 0.482 0,3 Valid
19 0.488 0,3 Valid
20 0.376 0,3 Valid
21 0.525 0,3 Valid
22 0.625 0,3 Valid
23 0.312 0,3 Valid
24 0.601 0,3 Valid
25 0.564 0,3 Valid
26 0.541 0,3 Valid
27 0.335 0,3 Valid
28 0.480 0,3 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel pelayanan
Tabel 3.4 Uji validitas efektivitas kerja
Item no r korelasi r kritis Keterangan
29 0.837 0,3 Valid
30 0.752 0,3 Valid
31 0.557 0,3 Valid
32 0.736 0,3 Valid
33 0.632 0,3 Valid
34 0.590 0,3 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel efektivitas
semua item valid karena nilai r korelasinya lebih besar dari 0,3 (0,837>0,30).
3.7 Uji Reliabilitas
Singarimbun, (1989: 140) menyatakan bahwa : “reliabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat
dipercaya atau diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data. Jika suatu alat ukur
atau instrumen penelitian dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dengan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur
atau instrumen tersebut reliable.”
Analisis reliabilitas merupakan salah satu ciri utama instrumen pengukuran
yang baik. Reliabilitas sering disebut juga sebagai keterpercayaan, keandalan,
keajegan, konsisten dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas
adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditujukan oleh suatu angka
yang disebut koefesien reliabiltas, walaupun secara teoritis besarnya koefisien
Dalam hal reliabilitas, koefesien yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada
artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif.
Pada penelitian ini digunakan metode pengukuran reliabilitas Alpha
Cronbach, dengan kriteria besarnya koefisien reliabilitas minimal harus dipenuhi
oleh suatu alat ukur adalah 0,70 yang berarti bahwa secara keseluruhan alat ukur
telah memiliki konsistensi internal yang dapat diandalkan.
Metode uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan nilai atau cronbach’s
alpha dengan rumus :
Sedangkan rumus untuk varian total dari varian item adalah :
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai reliabilitasnya:
Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas
Variabel Koefisien Keterangan
Implementasi kebijakan
E-Procurement 0,705 Reliabel
Pelayanan 0,834 Reliabel
Efektivitas 0,853 Reliabel
Nilai reliabilitas memberikan indikasi bahwa keandalan kuesioner yang
digunakan sebagai alat pengukur termasuk pada kategori berkorelasi kuat untuk
tiap variabel pada tabel di atas karena nilainya lebih besar dari 0,7 (mis:
0,705>0,7).
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Method of Successive Interval (MSI)
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, hipotesis
penelitian yang diajukan akan diuji melalui analisis jalur. Asumsi yang harus
dipenuhi pada saat melakukan analisis jalur data pengamatan minimal memiliki
skala pengukuran interval.
Oleh karena data pengamatan yang diperoleh memiliki skala pengukuran
ordinal, agar dapat menggunakan analisis jalur maka dilakukan proses
transformasi data dari skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval
melalui suatu metode yang dikenal sebagai method of successive interval, yang
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil jawaban responden, untuk setiap pernyataan, hitung
frekuensi setiap pilihan jawaban.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z untuk setiap pilihan
jawaban.
5. Hitung nilai numerik penskalaan (skala value) untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan berikut:
Scale Value = Density at Lower limit - Density at Uper Limit
Area Under Upper Limit - Area Under Lower Limit
Dimana:
Density at Lower limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas
Area Under Upper Limit = Daerah dibawah batas atas
Area Under Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah
6. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan
3.8.2 Analisis Deskriptif Variabel Implementasi Kebijakan E-procurement, Pelayanan, dan Efektivitas Kerja
Untuk mengungkapkan gambaran variabel implementasi kebijakan
E-Procurement, pelayanan, dan efektivitas kerja digunakan pendekatan statistik
secara deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan skor ukuran
proporsi atau prosentase. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa
instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat daftar
pertanyaan yang bersifat terbatas dengan lima alternatif jawaban. Untuk
mengetahui kategori skor yang diperoleh maka perlu ditentukan intervalnya.
Penentuan skor terbesar (maksimal), skor terkecil (minimal), median,
kuartil I dan kuartil III dilakukan melalui cara sebagai berikut:
Skor maksimal = Skor tertinggi (5) x jumlah item x jumlah responden
Skor minimal = Skor tertinggi (1) x jumlah item x jumlah responden
Median = Skor minimal + Skor maksimal : 2
Kuartil I = Skor minimal + Median : 2
Kuartil III = Skor minimal + Skor maksimal : 2
Jika dikonversi dalam bentuk gambar maka nilai interval dari skor
minimal sampai skor maksimal akan tampak gambar sebagai berikut:
Skor min Kuartil I Median Kuartil III Skor Mak
Setelah mengetahui nilai skor maksimal, minimal, median, kuartil I, dan kuartil
Menurut Al-Rasyid, (1993: 128), batasan skor itu jika:
>Kuartil III, disebut sikap sangat positif >Median, disebut sikap positif
<Median s.d Kuartil I, disebut sikap negatif <Kuartil I, disebut sikap sangat negatif
3.8.3 Analisis Verifikatif
Untuk mengukur dan menguji antar variabel penelitian digunakan
pendekatan statistik secara verifikatif yang digunakan untuk mengukur dan
menguji implementasi kebijakan e-procuremnet dan pelayanan berpengaruh
terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.
3.8.4 Analisis Jalur
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penulisan dan hipotesis, maka
metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (path analysis).
Analisis ini bertujuan untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lainya, baik itu pengaruh yang sifatnya secara langsung atau
tidak langsung serta mengukur besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab ke
variabel akibat yang disebut dengan koofesien jalur. Untuk memperjelas tentang
penggunaan analisa jalur (path analysis) maka berikut ini ditampilkan dalam tabel
Tabel 3.6 Model Analisis Jalur
Peninjauan Model Analisis Jalur
Tujuan Menganalisis pola hubungan kausal antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung, tidak langsung maupun serempak beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat.
Terminologi untuk variabel yang diteliti
Variabel penyebab (eksogen) dan variabel akibat (endogen).
Isu
(2) Berapa pengaruh langsung, tidak langsung , total dan serempak, variabel eksogen X1, X2,…..Xk terhadap variabel Y (endogen).
Jenis dan input data
Metrik, minimal interval atau mendekati interval, data yang dinyatakan dalam satuan baku Z score.
Hubungan yang dianalisis
Bisa tunggal, tetapi kebanyakan multiple : Y1 = F (X1, X2,…..Xk)
……… Yk = F (X1, X2,…..Xk).
Asumsi Sama dengan model regresi, dengan tambahan tiga asumsi :
(1) Tidak ada arah kausalitas yang berbalik (non reciprocal
causation) atau hubungan antar variable bersifat rekursif.
(2) Model yang diuji dibangun atas dasar kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang diteliti.
(3) Variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.
Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan
menggunakan skala ordinal. Nilai yang digunakan variabel independen (X) yang
terdiri dari yaitu X1 dan X2 serta variabel terikat (Y) yang diasumsikan linier,
seperti yang tergambar dalam diagram jalur berikut ini :
Gambar 3.1 Struktur Path Analisis
ε
Pyx1 Pyε rx1x2
Pyx2
Keterangan:
Y = Efektivitas kerja
X2 = Pelayanan
X1 = Implementasi kebijakan E-Procuremnet
ε = Variabel lain yang tidak diteliti
rx1x2 = Parameter strtuktural, menunjukkan hubungan korelasi antara variabel X1 dan X2
Pyxl = Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X1 terhadap Y.
Pyx2 = Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh X2 terhadap Y.
Pye = Parameter struktural, menunjukkan besarnya pengaruh variabel lain terhadap Y
Berdasarkan diagram jalur diatas dapat dinyatakan dalam persamaan
tunggal sebagai berikut :
Y = ρYX1+ ρYX2 + ρYee
Langkah–langkah perhitungan untuk analisis jalur adalah sebagai berikut :
X
1Y
1. Gambarkan terlebih dahulu diagram jalurnya sebagai langkah
menterjemahkan hipotesis penelitian ke dalam diagram jalur sehingga tampak
jelas variabel apa saja yang merupakan variabel penyebab (eksogenus) dan
variable akibat (endogenus).
2. Hitung matrik korelasi antar variabel
R =
Dengan rumus kolerasi sebagai berikut :
j
3. Hitung invers matriks koefisien kolerasi untuk variabel eksogenusnya
R -1 =
4. Hitung koefisien jalur dengan rumus :
5. Hitung R y(x1x2....xy)
3.9 Pengujian Hipotesis
Setelah dihitung koefisien jalurnya maka langkah berikutnya adalah
menguji keberartian koefisien jalur tersebut. Terdapat dua tahapan pengujian
dalam analisis jalur yaitu pengujian keseluruhan dan pengujian individual.
Langkah – langkah pengujian keseluruhan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan hipotesisnya :
H0 : ρyx1 = ρyx2 = 0
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah ρyxj ≠0
2. Hitung statistik ujinya dengan rumus :
Statistik uji diatas mengikuti distribusi F dengan derajat bebas
v1 = k dan v2 = n – k – 1. Kriteria penolakannya adalah “Tolak Ho yang
menyatakan bahwa ρyx1=ρyx2=0jika Fhitung > Ftabel”.
Kaidah keputusan:
• Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara variabel implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa secara simultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
• Apabila F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel implementasi kebijakan E-Procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa secara simultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
• Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut: 1. Tentukan Hipotesis uji yaitu :
H0 : ρyxi = 0 versus H1 : ρyxi ≠ 0 dimana i = 1, 2,3
2. Hitung statistik uji individual dengan rumus sebagai berikut :
t i =
4. Kriteria pengujian:
• thitung > t tabel, maka: Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara
variabel implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan terhadap
efektivitas kerja pada bagian panitia pengadaan barang/jasa secara simultan
di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
• thitung < t tabel, maka: Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara
variabel implementasi kebijakan e-procuremnet dan pelayanan terhadap
efektivitas kerja secara simultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh implementasi kebijakan
e-procurement dan pelayanan terhadap efektivitas kerja pada bagian pengadaan
barang/jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung,
maka dapat diambil kesimpulan serta memberikan saran yang dapat berguna bagi
pihak Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung umumnya
dan khususnya bagian pengadaan barang/jasa maupun pihak yang membutuhkan.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat implementasi kebijakan E-Procurement pada Bagian Pengadaan
Barang/Jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air
Bandung termasuk dalam ketegori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa skor rata-rata
terendah dari indikator implementasi kebijakan e-procurement adalah non
repudiation dan skor rata-rata tertinggi adalah confidentially. Secara
keseluruhan implementasi kebijakan e-procurement pada bagian pengadaan
barang/jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
berkategori tinggi yang berarti bahwa aplikasi yang digunakan untuk
mencapai suatu proses pengadaan barang/jasa yang efektif, efisien dan
terintegrasi dapat dilaksanakan oleh bagian pengadaan barang/jasa.
2. Tingkat efektivitas kerja pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Pusat
Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung termasuk dalam
ketegori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa skor rata-rata
terendah dari indikator efektivitas kerja adalah kepuasan dan skor rata-rata
tertinggi adalah efisiensi. Secara keseluruhan efektivitas kerja pada bagian
pengadaan barang/jasa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Air berkategori tinggi yang berarti bahwa sasaran yang telah disepakati atau
usaha bersama harus dipertahankan.
3. Implementasi kebijakan e-procurement dan pelayanan pada bagian pengadaan
barang/jasa di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air Bandung
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja baik secara
parsial maupun simultan.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, sebagai saran untuk
meningkatkan efektivitas kerja pada bagian Pengadaan Barang/jasa di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air dengan meningkatkan kerjasama
yang relatif kurang sebagai salah satu indikator dari non repudiation ,
1. Penyedia jasa masih belum percaya terhadap kinerja Bagian pengadaan
barang/jasa, Hal ini dapat diwujudkan dengan sosialisasi pelaksanaan
e-procurement.
2. Kerja sama antara panitia, operator dan tim kerja (Bagian pengadaan
barang/jasa) dalam hal memberikan informasi, sehingga informasi yang
diberikan ke penyedia jasa sama.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Sy., (1988), Perkembangan Penerapan Studi Implementasi (Action
research and Case Studies), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Adam I, Indrawijaya, (2000), Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algasindo, Bandung.
---, (2000), Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algasindo, Bandung.
Anderson, Jarnes E., (1978) ,David W.Brady, Charles S.Bullcok III,& Joseph Stewart,Jr. Public Policy and Politics In America. California: Cole Publishing Company.
Dunn,William N., (1999), Public Policy Analysis: An Introduction. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc, Englewood Cliffs.
Edwards III, George C., (1980), Implementing Public Policy. Washington, D.C. Congressional Quarterly Inc.
Gaspersz, Vincent, (1997), Manajemen Bisnis Total, Alfabeta, Bandung.
Gibson, James et al., (1986), Organisasi, Perilaku, Struktur, Bina Aksara, Jakarta.
Hair, Yosef, (1998), Multivariate Data Analysis, Prentice Hali Int. Fifth edition.
Hasibuan, Melayu S.P., (1990),Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, PT.
Gunung Agung, Jakarta.
---, (2000), Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas, Sinar Grafika Offset, Jakarta.
---, (2001), Manajemen Sumber Daya Manausia, Edisi Revisi Bumi Aksara, Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno, (1995), Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan
Manajemen, PT. Gunung Agung, Jakarta.
Heidjrachman dan Suad Husnan, (2002), Manajemen Personalia, BPFE,
Indrajit, Eko R. (2006), Sistem Informasi Manajemen dan Teknologi Informasi, PT. Elex Media Komputondo, Jakarta.
Kumorotomo, Wahyudi, (2005), Birokrasi Publik Dalam Sistem Politik
Semi-Parlementer, Gava Media, Yogyakarta.
Lukman, Sampara, (2000), Manajemen Kualitas Pelayanan, STIA-LAN, Jakarta.
Martoyo, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Muchdarsah, Sinungan, (2000), Produktivitas Apa dan bagaimana, Angkasa
Persada, jakarta.
Mustikasari, (2007), Kuliah Manajemen Sumber Daya manusia, Tidak di
Publikasikan.
Mustopadidjadja, A.R.,(2002), Perkembangan dan Penerapan Studi
Kebijaksanaan dilihat dalam kaitan disiplin dan sistem administrasi dan
manajemen, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Nasution, M.N., (2001), Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia, Jakarta.
Ndraha, Taliziduhu, (1997), Budaya Organisasi, Rineka Cipta, Jakarta.
---, (1999), Teori Budaya Organisasi, BKU Ilmu Pemerintahan Kerjasama IIP-UNPAD, Jakarta.
---, (2000), Ilmu Pemerintahan (kybernology), Rineka Cipta, Jakarta.
Pamudji, (1994), Profesionalisme Aparatur Negara Dalam Rangka Meningkatkan
Pelayanan Publik, Widyapraja, Jakarta.
Rahardjo, Budi, Triwidada, Andika dan Sutarman, Maman “ Security Evaluation
Checklist “. Proceedings of INA-CISC 2005: Indonesian Cryptology and
Information security Conference. March 30-31, 2005, pp. 135-138.
Rasyid, Harun Al., (1997), Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala,
Program Ilmu-ilmu Sosial, Program Pasca Sarjana UNPAD, Bandung.
Robbins, P. Stephen, (1996), Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Saefullah, A. Djadja, (1999), Pemikiran Kontemporer Administrasi Publik :Perspektif Manajemen Sumber daya Manusia Dalam Era Desentralisasi, Bandung: LP3AN Fisip UNPAD.
Sedarmayanti, (2001), Sumber Daya manusia dan ProduktivitasSumber Daya
manusia dan Produktivitas Kerja. Penerbit Bandar, Bandung.
Sarwoko, (2005), Dasar-dasar Ekonometrika, Andi, Yogyakarta.
Schermerhorn, John K., (1998), Manajemen, Endi Offset, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. (1998), Manajemen Strateji, Bumi Aksara, Jakarta.
Singarimbun, Masri, (1989), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.
---, (1995), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.
Sitepu, Nirwana K, (1994), Path Analisis, Unpad, Bandung.
Subagya, M.S., (1994) “ Manajemen Logistik” cetakan keempat, PT. Gunung Agung, Jakarta .
Sugiyono, (2003), Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
---, (2007). Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sumardjo, (2005), Manajemen Logistik Peralatan Kerja dan Alat Berat, Panca Usaha, Jakarta.
Sutarto, (1978), Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia, Jakarta.
Steer, Richard M, (1985), Efetivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta.
Tjiptono, Parasuraman (1997), Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta.
---, (2000), Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta.
Triguno, (1997), Budaya Kerja, Meningkatkan Lingkungan yang Kondusif untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja, Golden Terayon Press.
Umar, Husen (1998), Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Perundang-undangan
• Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang E-Procurement, Undang
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
• Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah.
• Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 dan mulai diterapkan sejak tahun
2007 dengan berdirinya LKPP.
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang
peningkatan kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat
• Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun