MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH
DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
(Studi DeskriptifAnalitik Tentang Partisipasi Masyarakat
Melalui Dewan Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas
Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar
NegeriKota Cirebon Tahun 2002)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Menempuh Gelar MagisterPendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
OLEH:
AGUNG PRABOWO NTM: 009762
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK
"UJIAN TAHAP II"
OLEH;
PEMBIMBING I
PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI; 5H
PEMBIMBING il
PROF. DR. H. TB. AHlN SYAMSUB0IN MAKMUNJMA
PROGRA PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DISETUJUI DAN DISAHKAN
Oleh
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROF. DR. H. TB. ABIN|SYAMSUDDlhrMAKMHM MA
PROGRAM PASCA SARJANA
ABSTRAK
Menuju Pemberdayaan Dewan Sekolah
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
(Studi Deskriptif Analitik Tentang Partisipasi Masyarakat melalui Dewan
Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Kota Cirebon Tahun 2002)
Dengan bergulirnya kebijakan tentang desentralisasi pendidikan pada
hakekatnya memberikan kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan di
tingkat sekolah , sehingga penyelenggaraan sekolah harus mandiri dan
efektifdalam rangka peningkatan layanan dan mutu pendidikan.
Untuk mewujudkan hal tersebut sejalan dengan Kepmen Diknas Rl
Nomor 044/U/2002, maka di setiap sekolah harus dibentuk adanya "Dewan
SekolalV'dan peran stakeholder pendidikan sangat penting.
Adapun masalah yang diteliti , yaitu : (1) Bagaimana langkah-langkah
yang dilakukan dalam rangka menuju pemberdayaan dewan sekolah untuk
meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah ?
(2) Bagaimana tingkat keterlibatan dewan sekolah dalam
peningkatan
kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan di sekolah ? (3) Seberapa jauh
persepsi peran, fungsi dan pendekatan secara menyeluruh yang digunakan
oleh
pihak-pihak yang
berkepentingan
mewujudkan
pendidikan yang
berkualitas ? (4) Seberapa jauh hasil yang dicapai atas upaya pemberdayaan
dewan
sekolah
dalam
peningkatan
kualitas
kinerja
manajemen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah ?.
Tujuan
penelitian ini.yaitu untuk mengetahui
pengaruh
langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menuju pemberdayaan dewan sekolah
terhadap
kualitas
kinerja
manajemen
penyelenggaraan
pendidikan
di
sekolah, pengaruh tingkat keterlibatan dewan sekolah terhadap peningkatan
kualitas kinerja manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah, persepsi
peran, fungsi dan
pendekatan yang digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, dan mengetahui hasil serta pengaruh atas upaya ke
arah pemberdayaan dewan sekolah dalam peningkatan kualitas kinerja
manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Metode yang digunakan adaiah deskriptif analitik, sampling yang
digunakan
adaiah
multistage
cluster sampling
dan
simple
random
sampling,dengan
jumlah sampel sebanyak 90 orang.Alat pengumpul data
adaiah kuesioner/angket.
Hasil penelitian menunjukkan masih dalam tingkat sedang untuk itu
DAFTARISI
Ha lama n
ABSTARAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Masalah Penelitian 21
C. Tujuan Penelitian
23
D. Manfaat Penelitian 24
E. Asumsi Penelitian 25
F. Kerangka Penelitian
26
G. Hipotesis
30
H. Definisi Operasional Variabel
30
I. Sistimatika Penelitian 35
J. Jadwal Penelitian 36
BAB n PELAKSANAAN KEBIJAKAN DISENTRALISASI
PENDIDIKAN 37
A. Tinjauan Teoritis
37
1. Konsepsi dan Peranan Administrasi Pendidikan 37
2. Konsepsi Pemberdayaan 45
3. Konsepsi Peranserta Masyarakat 55
4. Pemberdayaan Peranserta dalam Komite 55
B. Tinjauan Empiris
59
C. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan
65
BAB HI PROSEDUR PENELITIAN
„
68
A. Metode Penelitian
68
B. Populasi dan Sampel
70
C. Teknik Pengumpulan Data
72
D. Instrumen Penelitian 81
E. Teknik Analisa Data 81
BAB IV HASH, PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
85
A. Hasil Penelitian 85
1. Profil Lokasi Penelitian 85
2. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian
89
3. Pengujian Hipotesis
116
B. Pembahasan 126
BABV
KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN PENUTUP
133
A. Kesimpulan
133
B. Rekomendasi 138
C. Penutup
142
DAFTAR PUSTAKA 143
LAMPIRAN-LAMPIRAN 147
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.
Perkembangan Partisipasi Masyarakat
12
2.
Keadaan Sekolah Dasar/MI Negeri Cirebon/Swasta di Kota
Cirebon
18
3.
Keadaan
Penduduk Kota
Cirebon
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan
1"
4.
Jumlah Guru dan Murid/ MI KotaCirebon
20
5.
Standar Pelayanan Minimal SD
34
6.
Keadaan SD Negeri Di Kota Cirebon Tahun 2002
70
7.
Kisi-Kisi Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Rangka
Menuju Pemberdayaan Dewan Sekolah
75
8.
Kisi-Kisi Tingkat Keterlibatan Dewan Sekolah
77
9.
Kisi-Kisi
Dan Bagaimana Persepsi Peran, Fungsi, Dan
Pendekatan Secara Menyeluruh Yang Digunakan Oleh
Pihak-Pihak Berkepentingan Mewujudkan Peningkatan Kualitas
Kinerja Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah
78
10.
Kisi-Kisi Seberapa Jauh Hasil Yang Dicapai Atas Upaya Ke
Arah Pemberdayaan Dewan Sekolah Dalam Peningkatan
Kualitas Kinerja Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di
Sekolah 80
11.
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
84
12.
Persekolahan Di Kota CirebonNegeri, Swasta
86
13.
Sampel Penelitian
87
14.
Kecenderungan Jawaban Responden Variabel XI
90
15.
Kecenderungan Jawaban Responden Variabel X 3
99
16.
Kecenderungan-Kecenderungan Jawaban Responden Dalam
Persentase HO
17.
Kategori Variabel
136
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.
Paradigma Pengembangan Pendidikan Nasional
72. Kerangka Penelitian 28
Kerangka Pei/ikiran Statistik
294. Wilayah Kerjaadministrasi Pendidikan 39
5. Four Kids Of Paticipation
Analisis Fenomena Peramerta
53
6. 53
7. Rancangan Sampling 71
8. Konstelasi Model Penelitian 73
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Instrumen Langkah-Langkah Yang Dilakukan Menuju
Sekolah Dasar 147
2. InstrumenTingkat Keterlibatan Dewan Sekolah
149
3. Instrumen Prestasi Peran, Fungsi, Dan Pendekatan 151
4. Insrumen Hasil Yang Dicapai Atas Upaya Menuju
Pemberdayaan Dewan Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Kinerja Penyelenggaraan Pendidikan Di
Sekolah 152
5. Hasil Pengolahan Data X 1 - Y
156
6. Hasil Pengolahan Data X 2 - Y
158
7. Hasil Pengolahan Data X 3 - Y
160
8. Hasil Pengolahan Data X1,X2,X3-Y
162
9. Data Perhitungan Nilai Responden
164
f E N U A fl U L U ft N
A. Laiar Belakang Masalah
besuai dengan Keputusan Menten Pendidikan Nasional Ki Nomor
122/U/2001 tentang Rencans Strategis Kembangunan rondiQiKan .
Pemuda dan Olah Raga Tahun 2000 - 2004 , visi pendidikan nasional
adaiah :
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang oamai, demokratis , berahklak, beckeahl.an, berdaya saing, maju dan
seiantera oaiam waoan Negara nesatuan Hepuuiik inuonesta
yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat , mandiri ,
benman, bertaowa, berahklak muiis ctnta tanah air, berdasarkan
hukum dan lingkungan . menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiiiki etos kens yang tinggi serta berdisipiin.
sejaian aengan visi terseot
pembanyunan pendidikan diarankan pada peningkatan etisiensi
pengelolaan pendidikan balk di pusat maupun di daerah sehingga secara
efektlf dapat memacu peningkatan mutu dan reievansi pendidikan ,
pemerataan kesempatan belajar secara berkelanjutan serta penyeioiaan
u i u : HJI ! ! .
Menurut undang-Undang Nomor z tahun lb-89 lentang sisiem
Pendidikan Nasional bahwa penyelenggaraan pendidikan diiaksanakan
meiaiui 2 { dua } jalur, yaitufaiurpendidikan sekolah dan jaiur pendidikan
luar sekolah, Sedangkan pendidikan dasar merupakan pendidikan yang
diselenggsrakan seiama 6 ( ensm) tahun di Sekolah Dasar ( SD ) dan 3
(iiga) tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama { SLTP) atau satuan
rembangunan nasional menuju Indonesia oaru yang QiCiia-c-iiaK.an
menuntut agar pendidikan mampu rnenohasiiKan oumoer uaya Manusia
yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat.
M6nun.it Nanang rattan ( 2U00 : 13 ) yang dimaKSUu dengan
sumber daya manusia yang mengambil dan Setthy dan Vernon B.Butcher
( 1985 ) terkandung aspekkompetensi, keierampiian / skill, kemampuan
, sikap , periiaku , motivasi dan komiimen. Oleh karena Itu Pemerintan
meiaiui berbagai upaya selalu memberikan pematian terhadap pendidikan
dasar. yang dilaksanakan secara berkeslnambungan
Seiring dengan dlberiakukannya otonomi daeran yang tertuang
dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daeran
dan Peraturan Pemerintan No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintan dan Propinsi sebagal daeran otonom. Proa'uk hukum tersebut
mengisyaratkan terjadlnya pergeseran kewenangan dalam pengeioiaan
oenoioiKan
Desentralisasl pendidikan diartiKan seoagai reaiisasi pengaturan
dan penyeienggaraan pendidikan yang Quaksanakan tidak terpusst ,
secara utuh dan terpadu rnulai dari tingkat kebijakan , manajemen , dan
operasionai dalam berbagai aspek dan dimensi pendidikan.
Desentralisasl pendidikan rnempunyai makna pernberian
Kewenangan psnyeienggarasn penQiQiKan Kepaoa ungKsi yang leom
rendah baik daiam konteks penyelenggaraan pemerintahan maupun
kewenanoan oelaksanaan funasi — funasi manajemen pendidikan pada
daeran hinooa tinokat Instltuslonal dan Instrukslonal.
Operasionai pendidikan pada tingkatan mikro / lapis dasar (grass
root) adaiah di tingkat institusionai dan Instrukslonal , yaitu di tingkat
satuan pendidikan atau lembaga dan proses belajar mengajar. Pada
tinnkat Ini pendidikan berianasuno di front vana palino deoan , tempat dan
saat terjadinya interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik
daiam situasi pendidikan, serta pada posisi lain paling dekat dengan
pengguna jasa . yaitu orang tua dan masyarakat.
Pada hakekatnya desentraisasi pendidikan diantaranya merupakan
pelaksanaan pendidikan pada tingkat institusionai , sehingga
konsekuenslnya sekolah harus memperoleh kewenangan yang penuh
daiam melaksanakan manajemen pendidikan pada tingkat institusi.
Arah kApii^kan pendidikan yana teiah diamanatkan oleh GBHN
1999 -2004 , diantaranya adaiah :
1. Membudayakan lembaga pendidikan balk sekolah maupun iuar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai , sikap , dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana
memadai
2. Melakukan i^emhaharuan dan oemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan pnnsip desentralisasl, otonomi keilmuan dan manajemen
3. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan ,
teknolooi. dan seni.
indlkator kinenanya adaiah (1) iersusunnya konsep pendidikan
nasionai, termasuk konsep pembentukan Dewan Pendidikan di tingkat
Kabupaten / Kota ; (2) Teriaksananya pehntisan konsep Dewan
Pendidikan di tingkat Kabupaten / Kota (3) ivleningkatnya peran dan
fungsi Komiie/Dewan Sekolahdi seluruh sJu uan ivii serta SL1 Pdan fvi i s.
( GBHN 1999 -2002 : 246 )
Menyimak amanat Garis-Garis BesarHaluan Negara (GBHN) 1999
— 2004 bahwa peningkatan peranserta masyarakat harus diupayakan
semaksimai mungkm mengmgat keberhasiian pendiaiKan yang
berkuahtas pada jenjang pendidikan dasar akan dicapai salah satunya
apablla masyarakat meiaiui Dewan Sekolah peran dan fungsinya
ditingkaikan. Ujaman oaton , mengemukaKan osnwa \ QGSsrsiranSasi
pengelolaan pendidikan di sekolah , berarti adanya pelimpahan
wewenang kepada masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan untuk ikut serta bertanggungiawab daiam memajukan
seKoian.
berdasarkan Keputusan ivlemen Henoidikan i\3sionai ki iNomor
044/U/2002 , tanggal 2 Apni 2002 . Lampiran ii Acuan Pembentukan
Komite/Dewan Sekolah atau nama lain dlsesualkan dengan kondisi aan
kebutunan maslng-masing satuan pendidikan yang disepakati , bertujuan
untuk :
1. Mewadahi dan menyaiurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat aaiam
penaiaiK.an ;
£L. iVi^! !!!iU?S.3US.3
pGnysi8nyg8.f8.sn pondidikun di sstusn p8ndidik8n ;
v . !Vf™! !*i*fMi-C3T\^} j ^v*CS^«! iG v4G) ! rVvf S'vii^s i.; CSS i^Mwf mJ ! , CSj\vlf il.5Sr-.JCi . v*53i i
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan penaiaikan yang
beimutu gi satuan penaioiKan .
Adapun peran dewan sekolah adaiah sebagal berikut;
1. Pemberi pertlmbangan ( advisory agency ) daiam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan ;
2. Pendudkung ('supporting agency ) , balk yang berwujud finanslal ,
pernlkiran , maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di
9CUUCII ! penU!U5*\C3i i ,
3. Pengontrol { controlling agency ) dalam rangka transparansi dan
akuntabiiitas penyelenggaraan dan keiuaran pendidikan di satuan
pc: ;u;uir\d!! ,
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan
pendidikan.
Menghadapi perubahan penyelenggaraan pendidikan seperti yang
dlgambarkan dl atas, maka pendidikan mempunyai peran yang sangat
penting, menurut Soebagio Atmodlwirio ( 2000 : 31 ) sekurang-kurangnya
memiilki empat fungsi, yaitu :
(1) fungsi sosial, memerangi segata keterbelakangan dan kebodohan; (2)
fungsi pembaharuan dan inovasi, meningkatkan kenidupan dan martabat
berdasankan kebudayaan bangsa : (4) fungsi seleksi mengembangkan kemampuan manusia Indonesia.
Disisi lain, Suwarma AI Muchtar ( 2001 : 2-4 } berpendapat bahwa
pendidikan memiiiki posisi yang sangat strategis uaiam pemuentukan
masyarakat terdidik mampu mengembangkan poiensinys dalam
mencerdaskan kenidupan bermasyarakat dan berbangsa. dan mampu
menciptakan buoaya beiaiar berkelanjutan daiam mewujudKan
kesejahteraan,
Sedangkan menurut Wardiman Djojonegoro ( 1S^o ) , penoiaiKan
paling kurang memiiiki tiga fungsi. yaitu :
! 1) mencerdaskan seiunjn rakyat,
(2) menyiapkan tenaoa kerja ,
iJ> m m n u i n a v a n ;;--f-w a a i n :j i
luhur budaya bangsa.
Dari Denoertlan dl atas menlelaskan bahwa oendidlkan bagi suatu
bangsa pada situasi apapun sangatlah penting, terlebih lag! pada saat
terjadinya perubahan yang mendasar dan cepat , sebagal konsekuensi
logis dari reformasi dan otonomi daerah yang beriaku mulai Januari 2001.
Denaan demlkian lelaslah bahwa pendidikan harus tetap eksls dan tampil
seirama dengan nuansa kenidupan masyarakat yang sedang menata
meiaiui reformasi untuk menuju kenidupan yang iebih menlngkat akses
masyarakat dalam berperanserta diberbagai aspek kenidupan.
Paradiama Penaembanaan Pendidikan Nasionai. scbagai bcnkut:
uaniDar i
riiosofi Tata "niiiai
Linakunaan Strategis
Masa Lampau dan Sekarsna J3j:yr*cs res iucr-| jesi iyr.es ivici :^=i,™au Jangks Panjang
i Psrsncanaan program
(**• -•*
Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 ( UU
No.2 Th.1989 } merupakan suatu sistem yaitu keseiuru'nan yang terpadu
dari semua satuan dan keglatan pendidikan yang berkaltan satu dengan
lainnya untuK mengussnaKan tercapainya tujuan penuiuiKan nasional ,
seianjutnya PP Rl No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 27
menvebutkan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan dapat bekerjasama
dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan , untuk
memperoieh dana daiam rangka periuasan kesempatan beiajar dan
pemnqKatan rnutu penGiuiKan,
Kaitannya dengan nal tersebut maka Kepala sekolah sebagas
orana vana mendudukl oosisi jabatan penting dan tertinggi di sekolah
Oleh karena itu Kepala Sekolah narus mampu mem
kepemimplnannya di sekolah daiam rangka mencapai tujua
dlharapkan , hadari Nawawi ( lytsi' ". 81 s rnengemukakan uanwa ;
Kepemimpinan pada dasamya berarti kemampuan menggerakkan
memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tmdakan yang terarah pada pencapaian
tujuan meiaiui keberanian mengambit keoutusan tentang kegiaian
yang harus dilakukan. Kemampuan mengambil keputusan itu mengandung arti mampu menetapkan :
a, Apa ( What) yang harus dilakukan
u. bagaimdna { how ) meiaKukaiinya
dengan demikian kepala sekolah harus mampu dan beram mengambil
keputusan dalam rangka me.malukan sekolannya. Daiam hai untuk
memajukan sekoiah dan menanggulangi kesulitan-kesuiltan yang dialami
sekoiah , kepala sekolah tidak hanya bekerjasama dengan guru-gurunya
saja . melainkan harus melakukan hubungan kena sama yang balk dan
proaktif dengan masyarakat.
Sekolah merupakan bagian dari sistem masyarakat dan berada dl
bawah pengaruh masyarakat . Sekoiah juga sebagai pranata sosiai
merupakan suatu sistem terbuka sA school is an open system to degree
that it interacts with its environment and the larger of wich it is pan" ( Tye
and Novotnye, daiam Manap, 1999 : 24),
Seianjutnya Fasli Jala! dan Dedi Supriadi, ( 2001 : 213 )
rnengemukakan bahwa demikian pentingnya pendidikan bagi masyarakat.
sehingga kemudlan muncul institusi-institusi khusus yang dipersiapkan
oenangsung dengan efektif. Dengan demikian sekoiah sebagal baaian
aan masyaraKat mempunya! fungsi dan membantu memenuhl tuntutan
kebutuhan rnasyarakat seperti:
1. Fungsi ekonomis sekolah adaiah memberikan bekal kepada sisvva
agar dapat hidup sejahtera .
2. Fungsi soslal sekolah adalan . sebagal media bagi slswa untuk
beradaptasi dengan kehldupan rnasyarakat,
3. Fungsi politik sekolah adaiah , sebagal wahana untuk memperoleh
pengetahuan tentang hak dan kewajlban sebagal warga negara ,
4. Fungsi budaya adaiah sebagal media untuk melakukan transmisl dan
transforrnasl budaya , dan
5. Fungsi pendidikan , sekoiah sebagal wahana proses pendewasaan
dan pembentukan kepribadian slswa.
Menurut Peraturan Pemerintan Republik Indonesia Nomor 39
i anun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalarn Pendidikan Nasional ,
pasal 2 menyebutkan bahwa peranserta masyarakat hetfungsi ikui
memelihara , menumbuhkan , meningkatkan , dan mengembangkan
pendidikan nasional.
Beranjak dari hal di atas ternyata bentuk dan sifat peranserta
rnasyarakat daiam penyelenggaraan pendidikan dl sekolah terbatas
nanya memberikan bantuan. Hal Ini makin rumit dan unik. terlebih lagi
dihadapkan dengan
terbatasnya berbagai sumber pendukung dari
yang memadai. Sesuai dengan tanggung jawab pendidikan ti
pada oemerintah. tetaoi luaa teramasuk keluarga dan masyaraki
untuk dapat mewujudkan konoisl yang memadai E.Muiyana ( 2001 ; 38 )
rnengemukakan bahwa tanggung jawab masyarakat mengandung
pengertlan masyarakat harus :
a. membantu tenaksananya pendidikan diselenggarakan oleh
pemerintan;
b. berpartisipasi secara aktifdaiam penyelenggaraan pendidikan; dan
c. menciptakan kondisi beiajar untuk mewujudkan pendidikan seumur
hidup
Berkenaan dengan hai terseout dan sejalan dengan berguhrnya
desentralisasl pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah , maka kepala
sekolah harus mampu meningkatkan peranserta masyarakat dan orang
tua murid daiam rangka memaiukan sekolannya. Hal ini sejaian dengan
tekao Pernerintah Daerah Propinsl Jawa Barat untuk menjadlkan Jawa
Barat sebagai " Propinsi termaju dan rnitra terdepan ibukota negara
pada tahun 2010 . dengan salah satu kegiatan yang diyakini memiiiki nilai
tambah dalam mengakseierasl program pendidikan adaiah meiaiui
ImDiementasi Manalemen Berbssis Sekoiah dan Pembentukan Dewan
Sekolah.
Sekolah Dasar ( SD ) merupakan satuan pendidikan dasar yang
sangat strategls yang bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan
sebaaai pribadi. anggota masyarakat , warga negara dan anggoxa umat
manusia serta memperslapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah ( pasal 3 PP No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan dasar) ,
sedangkan Sekoiah Dasar ( SD ) bertujuan memberika! bekal
kemampuan dasar" Baca Tulls Hitung " . pengetahuan dan keterampilan
dasar yang bermantaat bagi slswa sesuai dengan tingkat perkembangan
serta mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di SLTP.
Keberhasllan proses pembelajaran pada tataran berikutnya akan
sangat ditentukan
oieh pengalaman pembelajaran
pada jenjang
pendidikan dasar. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan pendidikan di
tingkat SD agar dapat mewujudkan keberhasilannya sesuai dengan
harapan masyarakat.
maka
salah satunya dipenukan
adanya
pemberdayaan partisipasi masyarakat meiaiui Dewan Sekoiah. Hal ini
periu dlsadari dan dimaknai oief. semua pihak yang berkepentingan ,
sehingoa keberadaan Dewan Sekoiah dapat berperan dan berfungsi
sebagalmana yang dlharapkan.
Melihat kondisl yang demikian maka kepemlmplnan kepala sekolah
hendaknya dikembangkan sesuai dengan sistem pendidikan nasional
dan arah kebijakan daiam GBHN 1999 - 2004 agar menctptakan situasi
belajar yang kondusif bagl tercapainya hasil beiajar yang optimal ,
sehingga akan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dad- Permadi( 1998 :
33 ) rnengemukakan bahwa ketidakberhasiian seorang pemlmpin senng
atau mungkin dapat disediakan di samping menonjolnya penlaku
kepemlmpinan tradisional yang kurang mengembangkan imsiatit dan
kreatifitas, Dalam pandangan "
enterpreneurial administration ll
kepaia
sekoiah hendaknya leblh dari sekedar sebagai agen pembaharu .
Menurut Rongers ( 1983 ) . agen pembaharu adalan "
an individual 'who
influences clients innovation decision in a direction deemed desirable by a
change agency
Sebagai pembaharu kepala sekolah menempatkan dirinya mulal
dari bagaimana Inovasi itu sendlri diperoleh . dirancang
. dan
dliaksanakan , serta dievaiuasl.
Dltinjau dari perspek.tif seiarah persekoianan paoa tingKat
SD.SLTP,Sfv1U/SMK di Indonesia , khususnya orang tua slswa telah
memerankan fungsinya dalam membantu penyelenggaraan pendidikan .
perkem'oangannya sebagai berikut:
Tabel 1
PERKEMBANGAN PARTiSiPASi MASYARAKAT
I No ! Tahun ! Qraanlsas! ; uasar Hukum
aebeium
Tahun 197'
•'? \ \vi7A —2001 • Ep 3 a. SK Bersama Mendikbud dan Mendagri
i^—T^r-;.-^It:: lie?!S\j i - ' ^ m n c n r i s t a r .. V!.)UV!llVt^UH w s . T c nt-.U«UI I i - ' i m r . a r t r j ;i &HWU!Hl>
Penyeienggara Pendidikan
h Kso.Gubsrnur Kep.Dasrah i K I Jabar,
IzZfliiiiSff
i s n u n
PSiajaicafi
Dewan
CjSt\<Jian
3 i it i pjr> 2 i ahun 1989
d iiiI Ri No 25 Tshun 2000
di Jawa Barat
Mendiknas RI
ientar
T. f^.sputussn
tx\« n ,1a r. \;~
beK0i8ii;u«Wan oeRu;ai
Seiama
Ini
organisasi
POMG
/
Br3
daiam
keglatannya
menghimpun partisspasl rnasyarakat ( orang tua rnurld ) terbatas paaa
bantuan
dana
dan
fasilitas
sekolah
Selaln dari pada
Itu
,
keterlibatannyapun balk orang tua murid dan pengurus BP3, terhadap
kemajuan
pendidikan
di sekolah
sangatlah
terbatas.
Ini
periu
dlkembangkan
peran dan fungslnya
daiam
rangka
peiaksanaan
desentralisasl pendidikan
di tingkat sekoiah
Kondlsi ini salah satu
kekuatan yang dimiliki.
Seirina denaan oerkembangan tuntutan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah , dan
perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan
dari sistem
sentraiisasi ke arah desentralisasl , sehingga Kepala Dinas Propinsisi
Jawa Barat pada acara pembinaan person!! Kepala Sekolah dari TK
sampai SLTA di Kota Cirebon Kamis , 19 Jul! 2001 menyampaikan
himbauan agar paling lambat bulan Desember 2001 di setiap sekoiah
sudah terbentuk Dewan Sekolah . yang sebeiumnya pada tahun peiajaran
Negeri untuk melaksanakan MBS
Betaoa pentinanya peran kepala sekoiah dan dewan sekolah untuk
meningkatkan
peran
serta
rnasyarakat
dalam
penyelenggaraan
pendidikan khususnya di jalur sekolah. Beranjak dari otonomi sekolah
tersebut maka sekoiah harus mampu untuk menyelenggarakan
pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya secara maksimai
bersama Dewan Sekoiah.
Dewan
Sekolah
menurut
Kep.Mendiknas
No.044/U/2002
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Mendorong iumbuhnya pematian dan komitmen masyarakat
terhadao oenvelenaaaraan pendidikan yang bermutu ;
2) Melakukan kenasama dengan masyarakat ( perorangan /
orqanisasii / dunia usaha i duma moustn ) can pemenntan
berkenaan dengan. penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
3} Menamoung dan menganaiiSss aspirasi , ide , tuntuian , dan
berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;
4) Memberikan masukan . pertimbangan , dan rekomendasi
kepada satuan pendidikan mengenai:
a. kebiiakan dan program pendidikan;
b. Rencana Anggaran Pendidikan dan Beianja Sekolah
c. Kntena Kineija satuan penuiuiKan ;
d. Kriteria tenaga kependioikan; e. Kriteria tasiiitas pendidikan oan;
f. Hai-hallain yang terkaii dengan pendidikan
5) Mendorong orang tua dan masyarakat herpariisipass daiam
pendidikan
guna
mendukung
peningkatan
mutu
dan
pemerataan pendidikan;6) Menggaiang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan penuiuiKan qi satuan penoiutKan ,
7) Melakukan evaiuasi dan pengawasan tethadap kebijakan
,
program . penveienggaraan , dan keiuaran pendtoiKan di
satuan pendidikan.
pendidikan forma! yang periu mendapat sentuhan dan pengeiosaan yang
ieblh balk suoava anak dldlk daoat dibekaii dengan berbagai ilmu
pengetahuan , dan keterampllan untuk meianjutkan kejenjang yang ieblh
tsngni serta memiiiki sikap dan perilaku yang mencerminkan nllal-nllal budl
oekertl luhur.
Sehubungan denaan hal itu dewan sekolah diperiukan
keberadaannya di setiap sekolah. Ungkapan tersebut memberikan rnakna
bahwa proveksi dewan sekolah untuk meningkatkan kualitas dan layanan
pendidikan kepada masyarakat . sehingga akan terjadi hubungan yang
harmonis dan saiing memertukan antara Kepala Sekolah-Dewan Sekoiah
Upaya peningkatan dan layanan pendidikan kepada masyarakat
merupakan. tugas yang sangat berat. Pemerintan telah berusana meiaiui
pembaharuan kurikulum dan metode mengajar, peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan , peningkatan pengadaan buku-buku pelajaran ,
penataran guru serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
indicator peningkatan mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan
yang merata.
Ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak
mengaiami peningkatan secara merata ( Umaedl: 2000 ):
Pertama , kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan
menggunakan pendekatan bahwa aoabiia input pendidikan seperti
peiatihan guru , pengadaan gum dan alat pelajaran , perbaikan sarana
( output ! akan terjadi. Dalam kenyataan , mutu pendidikan yang
dharaokan tidak terjadi
karena seiama ini dalam menerapkan
pendekatan education production function tenaiu memusatKan pada input
kurang memperhatikan pada output pendidikan
Kedua . oenvelenooaraan pendidikan nasional secara seniraisstiK .
sehinaaa menempatkan sekoiah sebagai penyelenggara pendidikan yang
tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyar jalur yang cukup
panlang . Bahkan kadang-kadang kebijakan yang dikeiuarkan tidak
sesuai dengan kondisi sekolah setempat , sehingga sekoiah kehiiangan
kemandirian motivasi , dan inisiatif untuk mengembangkan sekoiah dan
memaiukan peningkatan mutu pendidikan,
Ketiga
,
peranserta
masyarakat
daiam
penyelenggaraan
pendidikan seiama ini minim dan umumnya bersifat dukungan input
i' dana ) , bukan pada proses pendidikan ( pengambllan keputusan ,
menitoring , evaluasi dan akuntabllttas ). Berkaitan dengan akuntabiiitas
sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil
pendidikan kepada masyarakat khususnya orang tua slswa , sebagai
salah satu plhak utama yang berkepentingan dengan
pendidikan
(stakeholder)
Senada dengan ha! tersebut di atas maka upaya peningkatan mutu
pendidikan harus melibatkan semua stakeholder pendidikan yang
memiiiki komitmen bersama terhadap mutu pendidikan. Oleh karena itu
sehinaaa sekolah dapat menunjukkan tingkat kinerjanya sesuai dengan
indikator sebagal berikut: (1)
layanan beiajar hagi siswa; (2) pengeioiaan
dan layanan siswa; (3) sarana dan prasarana sekoiah ; (4) program dan
oembiayaan: (5) partisipasi masyarakat; dan (6) budaya
sekolah.
Diaman Satori (1999 : 10-11 ) cara lain yang strategis untuk
meningkatkan kualitas hasil dari suatu sistem antara lain meiaiui
Manajemen Berbasis Sekolah.
Berdasarkan
studi penjagjagan
diperoieh
informasi
bahwa
Sekoiah
Dasar
Negeri
di
Kota
Cirebon
seluruhnya
telah
mengimpiementasikan konsep MBS , salah satu indikatomya adalan telah
terbentuk Dewan Sekoiah dl setiap sekolah, Namun demikian Dewan
Sekolah yana telah terbentuk belum mem.enuhi narapan daiam rangka
peiaksanaan desentraiisasi pendidikan di tingkat sekoiah . rial mi
dlsebabkan, diantaranya :
1
Proses pembentukan Dewan Sekolah hanya sekedar merubah
nama dari BP3 menjadi Dewan Sekolah.
2. Kurangnya sosialisasi tentang peran dan fungsi Dewan Sekoiah
( Kepmen Diknas Ri Nomor 044/U/2002 ) kepada semua
stakeholder pendidikan di tingkat sekoiah.
3. Kurang mantapnya perencanaan dalam rangka implementasi MBS
dan Dewan Sekoiah.
4. Kurana dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak yang terkatt
Sehingga daiam kenyataan di iapangan
terjadi kondisi yang tidak
menguntungkan. , diantaranya: 1) betum berfungsi dan berperannya
dewan sekoiah ; 2) terjadi pemahaman yang berbeda ; 3) masih terjadi
praktek-praktek seperti pada saat Bp3.
Sehubunaan dengan ha! tersebut , penuiis memandang penu
untuk meneiiti masalah yang berkenaan dengan : !i Menuju
Pemberdayaan
Dewan
Sekolah
daiam
Peningkatan
Kualitas
Manajemen
Pendidikan
di Sekoiah" * dengan
menggunakan
pendekatan studi deskriptif analitik . Penelitian Ini memiiih pada jenjang
Sekoiah Dasar Negeri di Kota Cirebon.
Tabel 2
KEADAAN SEKOLAH DASAR/ Mi NEGERJ/SWASTA
DI KOTA CIREBON
NO ^ n Ml
3^ N 3 Isirr^l^n j
A
\ Kejaksan 29
A
i t -
-Lemahwungkuk z : b i
-3 rtansmuKu - - w
A R
5
Kesambl
Pekalipan
•3/
12 ^ 18
jumiah -* --to 18 "i 17 174
'
Sumber : Dinas Kendidlkan Kota Cirebon
Adaoun Kondisi obiektif pendidikan dl Kota Cirebon tahun 2002
adaiah sebagal berikut ni.
T. Keadaan Penduduk Kota Cirebon
ekonomi dan perdagangan yang sangat berpengarun khususnya
terhadap mobiiisasl penduduk. Setiap harinya hamplr ratusan nbu
pada pagi dan slang harl dlslnggahi oleh penduduk iuar Kota Cirebon.
Jumlah penduduk kota Cirebon kurang Ieblh sebanyak 245.000 orang
yang tersebar di lima kecamatan dengan berbagai KaraktenstiK. , oaiK
ditiniau dari tlnckat sosiai . ekonomi , pendidikan , mata pencahanan
dan budaya. Hal ini mewamai kompleksitas perrnasaiahan yang
dlhadapi.
2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ( hasil Sensus
Pendidikan tahun 2002 oleh Dewan Pendidikan ) , seperti pada
Eia.iaman La.wiH us ua.vva.!i mi.
Tabel 3
PENDUDUK KOTA CIREBON BERDASARKAN TINGKAT
PENDIDIKAN
NO USiA /PENDIDIKAN SEKOLAH DO TDK.SEK
i C i w i A u i i w
19" AJ-jtjfSJ Kh ATAK
SLTP
SLT A
E-a -L,' i
O 2
S I
S 2
O w*
^P\ ocp\>JL^n
Jumlah: 244.S43
A ^ A i r s
0C"O
•use t i t
*?R "J1?*?
-.".A
3. Keadaan Sarana dan Prasarana i-'endidikan
Keadaan sarana dan prasarana pendidikan tingkat sekolan dasar ai
Kota Cirebon yang jumiahnya 138 SD Negeri dan 18 SD Swasta
kondlsinya harus ditingkatkan balk dart segi kuantitas maupun
kualitasnva.
4. Keadaan Guru dan Siswa SD / Ml
Tafoei 4
JUMLAH GURU DAN MURID SD / Ml
KOTA CIREBON
Jumlah Guru Ket
1
i t . 5 s f
A 7 7 R ""1 £v
2 &£| Mgi;-*fS fj *i CQ •i *i
Mi Qut/aeta £ . . V V v>
; ^ A' J : i * t O
Sumber: Dinas Pendidikan Kota uireoon
.QgQgrti telah diuraikan terdahulu bahwa kebemasuan
penvelenQoaraan pendidikan di sekoian dasar yang eteKtif oan manain
ditentukan oleh keiengkapan sumber daya pendidiKan. oalan satu saKior
penentunya adaiah terpenuhinya guru, balk kuantitas maupun kuaiitasnya
di setiap sekolah. Oleh karena Itu peningkatan partlslpasl masyarakat
meiaiui Dewan Sekolah sangat uipenuK.an.
Partisioasi masyarakat dalam konteks MBS adalan K.esaaaran aan
kepedullan masvarakat melakukan aktivitas-aktivitas untuk turut serta
suatu proaram pendidikan d! sekolah secara proposionai yang di!
keseoakatan ( Tim Pokia SBM Dinas Pendidikan Propinsl Jawa Barat
Pendekatan manajemen partisipatif dalam kepemimplnan kepala sekolah
sepertl yana dlkemukan oleh Keith dan Girting ( 1991 ) menyatakan
bahwa " Karakteristik dari manajemen partisipatif adaiah perencanaan
vang dibuat di sekolah ( school based planning ).
Seianjutnya dinyatakan bahwa kepala sekolah di samping
berperan sebagai manajer juga berperan sebagal pendidik , fasiiitator,
komunikator, pejabat forma!. nara sumber di iingkungan sekolahnya dan
sebaaai staf. Oleh karena Itu mewujudkan nasi! pendidikan yang bermutu
maka dlperiukan kornrtrnen pan semua elemen dan stokenoiuer
B. Masalah Peneiitian
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah dasar
sanqat ditentukan oleh berbagai faktor , diantaranya adaiah kurikuium ,
auru , alat peraga/'media pendidikan , kepala sekoiah , manajemen
sekolah sarana prasarana dan hubungan antara sekolah dan
masyarakat. Hubungan antara sekolah dan. masyarakat ini didasarkan
kemitra sejajaran atas kepentingan bersama untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualltas, sehingga hubungan ini terwujud meniadi
hubungan kenasama. Agar hubungan kenasama lebih sinergi maka
Ukuran keberhasiian kenasama antara sekoian aan uewan
Sekolah manakaia dapat mewujudkan peningkatan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang pada gilirannya akan
berdampak terhadap kemandirlan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan mengacu pada standar
peiayanan minimal di sekoiah.
Kehadiran Dewan Sekolah merupakan hal baru yang
oembentukannya dldasarkan
atas
SK.
Mendiknas
No.044/U/2002
TANGGAL 2 April 2002 , oleh karena itu agar dewan sekoiah dapat
berperan dan berfungsl sebagaimana mestinya maka periu ada upaya
menuju pemberdayaan dewan sekoiah. Kaltannya dengan penelitian ini
difokuskan
pada
upaya
pemberdayaan
dewan
sekoiah
dalam
peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan
Bertitik toiak dari perrnasaiahan dl atas yang menyangkut tentang
penveienooaraan pendidikan di sekoiah dasar negeri Kota Cireoon ,
maka sebagai kendali penelitian supaya terfokus pada pokok persoaian ,
di bawah ini dikemukakan pertanyaan-pertanyaan penelitian , sebagai
berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menuju
pemberdayaan Dewan Sekolah untuk meningkatkan kualitas kinerja
penveienaaaraan pendidikan.?
kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan di sekolan /
3. Menaetanui ners6DSi peran . fungsi aan pendekatan secara
menyeluruh yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
mewujudkanpendidikan yang berkualiatas ?
4. Mengetahui hasil yang diharapkan atas upaya pemberdayaan Dewan
Sekoiah daiam peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan
pendidikan di sekolah ?
C,Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adaiah untuk memperoieh
gambaran yang ieias mengenal upaya menuiu pemberdayaan Dewan
Sekoiah daiam penyelenggaraan pendidikan dl SD Negeri Kota Cirebon
terhadap fenomena perrnasaiahan yang difokuskan. Penuiis berusana
mem.ahami, menghayati makna apa yang ada dibalik realitas empiris dari
interaksi sekolah dan masyarakat, dillhat dalam konteks pemberdayaan
dewan sekolah.
Secara khusus tujuan penelitian ini adaiah untuk memperoieh
gambaran tentang :
1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menuju
pemberdayaan Dewan Sekolah guna meningkatkan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan dl sekolah.
2. Identifikas! tingkat partis!pasi masyarakat meiaiui dewan sekolan
sekoiah.
3. Perseosi oeran . tunosl dan DenoeKatan secara menveiurun vano
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mewujudkan
pendidikan yang berkualltas di sekolah.
4. Has!! yang diharapkan atas upaya menuju pemberdayaan Dewan
Sekoiah daiam peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan
pendidikan dl sekoiah.
D. Manfaai Penelitian
Penelitian ini sangat penting dilakukan karena mengandung unsur
manfaat yang balk secara teorltis maupun praktis.
Manfaat secara teorltis, hasil peneiitlan ini diharapkan dapat
memberikan konstribusi terhadap perkembangan Ilmu pendidikan pada
umumnya serta daiam spesiaiisasi administrasi pendidikan pada
khususnya.
Pemberdayaan Dewan Sekoiah merupakan bentuk partlslpasl
masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan . sehingga kualitas
dan peiayanan pendidikan kepada masyarakat akan meningkat .
Partisipasi masyarakat terhadap sekoiah seialan dengan perkembangan
dan kemajuan masyarakat sangat diperiukan. kehadirannya di sekolah.
Makin tinggi perhatian dan partisipasi masyarakat terhadap
sekoish maka akan makin tinggi puis layanan dan kuahtas
aaaian apaDiic s~Ko!an can oewan seKoia'n melaksanakan runasi aan
perannya secara efektif.
Pemberdayaan dewan sekolah periu diupayakan oleh
berbagai pihak ( stokehoider ) pendidikan. Dewan Sekolah merupakan
masalah yang aktua! dan sangat pentina pada masa perubahan
paradigma pendidikan saat sekarang, karena mengandung implikasi
yang iuas terhadap masaiah-masalah praktis dalam bidang pendidikan .
Mengatasi masalah merosotnya mutu pendidikan dan tuntutan
masyarakat dewasa ini saiah satunya ditentukan oleh peranserta
masyarakat secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan balk di
sekolah , masyarakat maupun dl rumah,
Peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sangat ditentukan oleh peran kepala sekolahnya . sehingga
kepala sekolah mampu untuk menggal! sumber daya yang tersedia
•3t^W.C!l CS OfJtSi ! Id!,
Administrator pendidikan yang merupakan peranan kepala sekolah
pada tingkat mlkro , messo , serta makro mempunyai manfaat yang
penting dalam merumuskan serta menentukan kebljakan sistem
pendidikan. Dengan demikian hasil penelitian ini dalam bidang
administrasi pendidikan merupakan sumbangan yang bermantaat bagi
para kepala seKOian.
Asumsi daiam penelitian ini merupakan pegangan aan iiiik lOiaK
Demikiran untuk memDreoiksi dan memapanxan , seoagai osriKut:
1 Unas/a menuiu oemberdavaan Dewan Sekoiah oaiam peningKatari
kinerja penyelenggaraan pendidikan di sekolah periu dilakukan
langkah-langkah yang efektii.
2. Partisif'as! masvarakat meiaiui keterlibatan Dewan oekolah daoat
mewujudkan peningkatkan kinerja peRyeienggaraan pendidikan di
sekolah
3. Makin banyak masyarakat yang ikut beroartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan maka akan makin cepat terwujuanya
kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan yang berkuaiitas.
4. Pemberdayaan Dewan Sekolah dapat mewujudkan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan di sekoian .
F. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ( paradigma penelitian ) diartikan sebagai
suatu kesatuan persepsi, gagassn konsep dan miai-miai yang
menentukan poia bernklrdan berperiiaku maRusiadalam kurun waktu dart
temoat tertentu. Dengan pengertlan ini maka pendidikan di masa depan
harus melakukan adaptas; poia bemkir aan bertindak dengan
menQ^unakan oaradiama vano dipanosng sssusi oengsn tuntutan oan
perkembangan
masyarakat
global,
Kerangka
berfikir
tentang
pe; •!peraayaan aevvan seKOian caiam penyelenggaraan penoiaiKan uhiuk
meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan
Di bawah ini penuiis gambarkan tentang kerangka penelitian Ini,
sehagaimana tertera pada halaman 28.
Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan di
crWicsi i divai i bdi iyai wcipci iydius s s i i iQydy iicuii pcliUiUiSvaii , UicU
karena itu semua pihak yang berkepentingan ( para stakeholder )
pendidikan harus mampu mengupayakan pemberdayaan dewan sekolah
secara efektif dan mandiri. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap
jjciiidudli liia&yettetf\cii, aydpui i piuscs oueUcyi Uciic ;! iilciiih^tvciilvai I
partisipasi masyarakat meiaiui Dewan Sekoiah adaiah sebagai berikut:
a. input terain aan :
1. Masyarakat / orang tua siswa
£ . , 1 C I I I C I I I I U I I I
3. Dunia Usaha
4. Kepala seK.oian
5. Guru
b. Proses berisi tentang ,
1. Motivasi untuk saling memiiiki
z. Semangat untuK membangun
3. Peranserta masyarakat
3s-iuaas vana narus ctiic KERANuKA PENELITIAN Bontuk/Format Pemberdayaan 1. Membuat ETlaiTipU 2. Mernperiancar 3. Berkonsultasi MfimbirnblnG MsndukunQ PERSYARATAN a, M k Arr-j(3
1 Tsrwuiw'~*b'i/rf
partisipasi nasyarakat
ni0>3!U! UcWof] C^[ff-.J^K rv-.^jij-ij if; • a. Psrtlslpasi dalam
pengambiian KBpUlu'SSn ; b. PaftiSJDaSi pesaKsanaao : c r-'srtiSipssi merriDarC'leh keunturiQan
o. Partisipasi uaiam
rrvannawaii sj3^i
2. Terwujudnya
sekoiah yang msndiri
dan efektlf
kepala sskolan
- v i U l l l S a i lUE3! I !\Li£2{!'.!f\l2C
ouru -Sarana oan prasarana HhNYELENGGA RAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH YANG EFEKT1F DAM MANHIRI INTERVENSi UNTUK
s i r i : ; i ; . ^ | / 4 T ! . ' « t i iV"CiNil'-j'Ot\A ! fsMI^
PARTlSiPAS! MASYARAKAT Dewan Sekolah :, Peningkatan p3fUSip3Si p6fYySi6ngG3rS i. Taroet peningkatan kemandinan SSKGsSn STAKEHOLDER PENDIDIKAN Masyarakai/orang tUS SiSWS
I_J?\tvi£, nrt t•-iK
setempat
Dunia Usaha
Kepais Sekolah
Gum
PROFiL SD NEGERI
YANG EFEKTIF DAN
MANDiRI Upaya rxOvSrsOuiaHnnyn prasarana pendidikan di ssKOian ysno ["iiernadai
z. Mooei partisipasi
mssyaraKat yany
efektlf
3. Caoaian orsstasi
4. Kemandinan
sekoiah
5. Mutu layanan
c. output
1. Terbentuknya Dewan Sekoiah
2. Berperan aktit daiam melaksanakan tugas-tugas Dewan Sekolah
3. Tercipta budaya berkualitas
4. Kemandirian sekoiah
5. Mutu layanan pembelajaran
Berdasarkan kerangka penelitian di atas , maka disusun kerangka
pemikiran statistik yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3
V-i
X 1 : langkah-langkah menuju ke arah pemberdayaan dewan
X 2 : tingkat keterlibatan dewan sekolah
X 3 : Persepsi, peran , fungsi dan pendekatan
•o, HiputeSIS
bemtiK toiaK aan kerangka Dsrfikir sebsgaimsna dikemukan ai
Quaes, pc;i!«ito f i ici iyajuf\C! i iilputcsib scuayoi mci it\ui .
pemberdayaan dewan sekolah oengan peningkatan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan di sekoiah :
(2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat
keterlibatan dewan sekolah dengan peningkatan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan di sekoiah :
(3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi peran ,
fungsi dan pendekatan yang digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan peningkatan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan di sekoiah ;
(4) Secara bersama-sama hal di Lias terdapat pengaruh positif dan
signifikan dengan peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan
pendidikan dl sekolah,
H. Definisi Operasionai Variabel
Penelitian ini terdiri atas empat variabei yang dapat ddefinisikan
sebagai berikut:
1. Dewan Sekoiah , adaiah badan mandlri yang mewadahi peranserta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu. pemerataan, dan
laiur penaidikan pras—K.olan. sekoian, mapun pendidikan siiar
sekolah. Dewan Sekoiah / Komite Sekolah / Majehs Madrasah atau
nama lain yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi ,
• Fife;'UMCi-vCSi! uduci! i C58.su icmuesyej mvjii miwih U3.m tnjit pifiilio,
dibentuk uerdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para
stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
2. Pemberdayaan Dewan Sekoiah
Daiam konteks manajemen Aileen Mitchell ( 1998 : 22 )
rnengemukakan bahwa pemberdayaan adaiah merupakan cara yang
amat praktis dan produktJf untuk mendapatkan yang terbaik dari dirl
kita sendlri dani staf kita. Defmisi ini biia dikaitkan dengan kajian
penelitian ini , daiam art! menggaii potensi sumberdaya kemampuan
dan potensi yang ada di masyarakat secara praktis dan proaktif untuk
membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Hal ini berarti
bahwa pemberdayaan berkaitan erat dengan fungsi-fungsi manajer,
Seianjutnya Aileen Mitchei Stewart ( 1998 ) mempersyaratkan
kecakapan khusus untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
(empowehng people), yaitu :
(1) Membuat mampu (enabling); (2) Memperiancar (facilitating); (3) Berkonsuitasi (consulting ) :
/ A\ £j s*,i, ,-.*•%** ********* / n A | l A i \ A m t m A I >
[tj ua\eij3zsaitics i\suliauviauny ) ,
(5) Membimbing (mentoring); (6) Mendukung (supporting).
mengemukan apa yang dimaksud dengan Dewan Sekoiah adalan
keiompok yang mempunyai tanggung jawab untuk menentukan
sasaran dan arah yang akan diarnbi! oleh pihak sekolan diwaktu
cnuatcsny . U—Vvcui ml iTiCiHyunyal pcuan MSmhiy uaia<n i • scs i laouKesn
bahvv'a seluruh keiompok terlibat dalam pengambilan keputusan
penting oieh pihak sekoiah. Sedangkan Tim Pokja School Based
Management Dinas Pendidikan Propinsl Jawa Barat ( 2001 : 49 )
rnengemukakan bahwa Dewan Sekoiah merupakan suatu badan atau
lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan
musyawarah yang demokratis oleh para stakeholders pendidikan di
tingkat sekoiah sebagal representasi dari berbagai unsur yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil
pendidikan. yang unsur-unsurnya terdiri dari orang tua siswa. wakil
siswa, wakil guru, wakil tokoh masyarakat setempat , wakil
masyarakat terinstitusi, kepala sekolah dan utusan pejabat
pendidikan.Komite. Sekolah / Dewan Sekolah adaiah badan mandlri
yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka peningkatan
mutu , pemerataan , , dan efisiensi pengeloiaan pendidikan di satuan
pendidikan , baik pada pendidikan pra sekoiah , jalur pendidikan
sekoiah maupun jalur pendidikan iuar sekolah
3. Keterlibatan Dewan Sekolah , yaitu suatu upaya untuk
memperankan dan memfungsikan dewan sekolah dalam menuju ke
dengan terwujudnya partisipasi masyarakat melalul dewan sekolah ,
menputu partisipasi dalam pengambiian keputusan , partisipasi dalam
peiaksanaan , partisipasi daiam memperoieh keuntungan , dan
partisipasi daiam mengevaiuasi serta partisipasi daiam mewujudkan
seKOian yang mandin dan efektlf.
4. Persepsi peran . fungsi dan pendekatan secara menyuluruh , yaitu
cara yang digunakan oleh pihak - pihak yang berkepentingan
( stakeholder ) mewujudkan pendidikan yang berkualitas meiaiui
peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan dl sekolah ,
yang meiipufj : (1) masyarakat/orang tua siswa ; (2) pemerintan ; (3)
Dunla usaha : (4) kepala sekolah : (5) guru
5. Kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan , yaitu suatu kondisi
yang diharapan daiam pelavanan pendidikan dl sekoiah dengan
mengacu pada standar pelavanan minimal, yang meiiputi:
cs, r \ u i iiNuiun i
c. Ketenagaan
d. Sarana / prasarana
e. Organisasi
f. Pembiayaan
g. ivianajemen sekoiah
h. Peranserta Masyarakat
mengacu pada Standar Pelavanan Minimal SD . seperti pada table d
DdWdli H
: q s J c s sj
STANDAR RELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR
Mo ; Indikatof Ukursn
KotsrcsosiBn
1 ; Kurikulum
a. r\si6rs6Qiaan KunKUium nasiona!
| b. Tersebarnya kurikulum lokai
; a. Keterlaksanaan kurikulum nasional
i v. twXkhtets\«c*i i«an KunKUiUm ?oKai
iq Pfo&snt.3s« daya P.aran kunkylurn nations!
\d. Prossntsse dava ssrao kurikulum local
AG 3
Ada
90 %
55\J ~/0
75 %
2 j Anak Didik
a. Angka Partisipasi Kasar ( APK)
b. Angka Partisipasi Murni (APM )
c. Angka pendaftara siswa
ci. AnQKa putus ssKoian
a Anoks rnsnoulano kslas
f. Survival Rate
g. h'rosentase kelulusan
3 : Ketenagaan
a. Kinerja Kepala Sekoiah
b. Proseniase guru berkuallfikssi
c. Prosentasi guru berkeahllan
1 d. Raslo Quru denoan slswa
75% Meningkat MerangKat mSuunjn! Menurun ^J|p*r.ini^lcj5t
r - . r \r . f
a u vo
Ada 90 % CA 0.'. W ,'U 1 :40 4 Sarana a. Lahan
G . r C ! { 3 ! a i S i ! ; L . w w i ' i J ' w ' J f C
b. Buku teks siswa
Ada
AGS
Ada
HSSIO 1 \ "\
A_ J _
MU3
5 1 OrQanisasI
a. Struktur
u. r ' e r s o n a n s
c. Uraian tugas
Ada
Ada
6 ; Pembiayaan
a . rvt t u ^ o : a i t m*=m tot ii h.cjs i
b Anon.^rsn sw3d3v.3
AWg
7 [ Manajemen Sekolah
3. i iHQKSt KsiisQirsn CjUfU
j Ssinnys
g. Klnsrls sskolsh
dy '/o
90 %
ianjuian
Peranserta Masyarakat
ci. UuKungafi Badan reran
i'flrancp.-t AHn
I. Sistimatika Penulisan
Laporan peneiitian ini terdiri atas lima bab disusun dengan
sistimatika sebagal berikut ini.
Bab I . Pendahuiuan meiiputi jatar beiakang masalah , masalah
penelitian , tujuan penelitian . manfaat penelitian . asumsi penelitian .
kerangka penelitian , hlpotesis , definis! operasionai variabel , dan
sistimatika penulisan.
Bab ii. Peiaksanaan Kebijakan Desentralisasl Pendidikan ,
bagian
pertama
Tinjauan Teorltis , yang meiiputi : konsepsi dan peranan
administrasi
pendidikan
konsepsi pemberdayaan
pemberdayaan
peranserta dalam komlte ;
bagian keoua
; tinjauan emplrls ; dan
bagian
ketiga: kesimpulan hasil studi kepustakaan
Bab ill. Prosedur penelitian meiiputi , metode penelitian , populasi
dan sampel , teknik pengumpulan data , instrumen penelitian , dan teknik
anailsa data.
Bab IV.
Hasil penelitian dan pembahasan meiiputi profll lokasi
penelitian , deskripsi dan analisis has!! peneiitian, pengujian hipotesis dan
Bab V. Kesimpulan . rekomendasl
Daftar pustaka
Lampiran - lamplran
Jadwai Penelitian
1
2
KEGIATAN
Persiapan
Operasiona iisasi di Lapangan
i^ngiisa clata
dan
penyusunan
laporan
LJ r \rtr* r* *-, n .-*i-t
an laporan
Mei
xx
Juni ; Juli : Aat Seo
X X X X !
X X X X X X X X X X X X X X
BAB II!
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Peneiitian
Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa
tentang menuju pemberdayaan dewan sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan . Hasil peneiitian ini diharapkan meniadi masukan yang
bermantaat bagi sekolah dan para stakeholder pendidikan di tingkat
sekoiah dalam meningkatkan kuaiitas kinerja manajemen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Fokus kalian peneiitian Ini yaitu perilaku manusia daiam organisasi
maka metode yang dianggap tepat untuk penelitian ini adaiah metode
analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif bermaksud membuat rancangan untuk
memperoieh informasi tentang status gejaia pada saat peneiitian
dilaksanakan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu
situasi pada waktu penyelidikan itu diiaksanakan . untuk meiukiskan
variabel atau kondisi :apa yang ada dalam suatu situasi (Winarno,1980 )
Menurut Nasir ( 1983 : 64 ) bahwa ciri metode deskriptif adaiah
penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian ;
memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena , tetapi juga
ov
mendapatkan makna dan impiikasi dari suatu masalah
yang ingin
dipecahkan. Metode deskriptif mencakup metode penelitian yang Iebih
luas dan secara Iebih umum seeing diberi nama metode survei.
Seianjutnya Winarno ( 1980 } dan Jalaludin Rachmat ( 1989 )
rnengemukakan bahwa :
a. Peneiitian deskriptif menuturkan sesuatu secara sistimatis tentang
data atau karaktenstik populasi tertentu atau bidang tertentu secara
faktual dan cermat, menganaiisa ( karena metoda ini sering disebut
metoda analitik) dan menginterpretasikan data yang ada.
b. Penelitian deskriptif iebih menekankan pada observasi dan suasana
aiamiah ia mencari teori dan menguji teori , oleh karena itu peneiitian
deskriptif sangat berguna untuk meiahirkan teori-teori tentatif.
c. Terdapat beberapa jenis peneiitian deskriptif, antara lain : studi kasus,
survei, studi perkembangan , studi tindak ianjut, anaiisa dokumenter,
analisa kecenderungan , anaiisa tingkah iaku , studi waktu dan gerak ,
dan studi korelasional.
Peneiitian deskriptif ini menggunakan jenis metode survei , yaitu
penyelidikan yang diadakan untuk memperoieh fakta-fakta dari
gejaia-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik
tentang situasi sosial , ekonomi, atau politik dari suatu keiompok ataupun
suatu daerah yang terjadi pada saat peneiitian dilaksanakan. Survei juga
dipandang sesuai untuk mengumpulkan informasi atau data yang dipakai
/'.,'
B. Populasi dan Sampe!
1. Popuiasi
Populasi dalam peneiitian ini adaiah kepaia sekoiah , guru dan
ketua dewan sekolah yang berada di SD Negeri Kota Cirebon.
Adapun keadaan SD Negeri di Kota Cirebon sebagai berikut
Tabei 6
KEADAAN SD NEGERI Dl KOTA CIREBON
TAHUN 2002
No Kecamatan Jml.SD Neaeri Jmi Kepsek Jm!, Guru Jmi.Dewan Sekoiah 1
t Kejaksan 29 29 207 " ) 0
2 Lemahwungkuk 21 18 136 21
3 ••i *"5
78 i i
4 5 Kesambi Harjamukti 38 39 38 39 277 272 38 39
Jumiah 139 135 970 138
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cirebon
2. Sampe!
Sedangkan sampel yang ditetapkan sebanyak 90 orang yang
terdiri dari 30 orang kepaia sekolah , 30 orang guru dan 30 orang ketua
dewan sekolah. Rancangan sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adaiah multistage cluster sampling . Pada tahap pertama menentukan
semua kecamatan sebagai sampe! , kemudian memilih SD Negeri di
setiap kecamatan yang berada di wilayah kurang, sedang , dan balk.
kecamatan di setiap wilayah diambil dua SD Negeri . Kemudian terakhir
menentukan kepala sekolah , guru dan dewan sekolah di setiap sekolah
yang sudah ditentukan Hai ini dilakukan dengan tetap memperhatikan
aspek representasi dan dari kesamaan karakteristik popuiasi. Dilihat dari
sudut kefahaman kepala sekolah , guru , dan dewan sekolah dalam
pengisian instrumen . ternyata umumnya terisi dengan baik dan
seiuruhnya kembali dengan iengkap yang jumiahnya mencapai 100 % ,
sehingga data yang diperoieh dari sampei penelitian dapat diteruskan
untuk diolah dan dianalisis iebih ianjut
Rancangan sampling tersebut dapat dijelaskan pada gambar
berikut:
Gambar 7
\ K.BC
IKeiaksan
i c n r . s
- » . „
1 1Kebc-baru'
I 2Kartin! 2
jj 3Kebon Mlt 1
1 4Sukapura 1
KecLemah 1 wunakuk I SON 1Pengs~p.c--2 2Pegambir3n1 S.Peslsir 4.Csn3KO!1 S.Kesunean 1 6.Api-Aoi
SDN NEGER! Di KOTA CIREBON
Kec.Peks
n a n
t.Kulasare" 1
3.Pogaj3.K.3n 1
4.
JaQSSs*"-§ K.rno Anv=r\
"" =t —:
l KgcKsssm
I hi
I
| ISadagori 1
s 3Gussds
ji 4.Ciu6ndsrig
f 5Jafcang bay!
5 fi Tanah'harj
^
Kec.
Harjamuk
ti
!
| SDN :
| LGuntur
i 2.K. Perms
j SRinjani
II 4.Lawu As in | S.Nusantara S e.Kd.Krisik
t I
I 1.6 org KS
! 3.6orgDS
s
1. 6 ora KS !
2. 6 oraaam !
3. 6 org DS !
1. 6 org KS j..q 0. y
S-'-3. 6 org DS
! i
| 1.6 org KS
j
I 3. 6 ora D6 1
, . — i
j
1 1. 6oraKS
f 3. 6 op DS
J . +
i
' £
i " I
C, Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adaiah sebagai berikut:
1. Observasi , yaitu dengan cara pengamatan iangsung ke iokasi
penelitian untuk memperoieh informasi yang berhubungan dengan
masalah peneiitian.
2. Wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yang dipiiih daiam
hai ini adaiah para KCD Pendidikan Kecamatan se Kota Cirebon ,
Pengawas TK/SD , Camat , Dewan Pendidikan , dan Kepaia Dinas
Kota Cirebon yaitu dengan mengajukan pertanyaan untuk
memperoieh informasi yang aktuai berkaitan dengan masaiah
penelitian.
3. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap 30
orang Kepaia SDN, 30 orang guru SDN , dan 30 orang Ketua Dewan
Sekolah SDN yang dijadikan responden penelitian.
4. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan mengkaji dokumen-dokumen yang
ada relevansinya dengan masaiah yang diteliti.
Data atau informasi yang diperiukan dalam peneiitian ini dibagi ke
dalam empat jenis data , yaitu (1) skor yang berhubungan dengan
iangkah-iangkah yang diiakukan dalam menuju pemberdayaan dewan
sekolah , (2) skor tingkat keterlibatan dewan sekoiah daiam
meningkatkan kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan , (3) skor
73
pihak-pihak
yang
berkepentingan
mewujudkan pendidikan yang
berkualitas (4) skor tentang peningkatan kualitas kinerja
penyelenggaraan pendidikan di sekoiah
D. Instrumen Penelitian
Dalam peneiitian ini terdapat empat variabel yang diteiiti atau
diukur , yaitu ; (1) iangkah - langkah yang dilakukan daiam rangka
menuju
pemberdayaan dewan sekoiah sebagai variabel bebas pertama
( X1 ) ; (2) tingkat keterlibatan dewan sekolah sebagai variabel bebas
kedua ( X2) ; (3) persepsi peran , fungsi dan pendekatan
sebagai
variabel bebas ketiga { X3 ) ; (4) kuaiitas kinerja menajemen
penyelenggaraan pendidikan variabei terikat (Y }. Modei konsteiasi
perrnasaiahan penelitian dapat diiihat pada gambar berikut:
Gambar 8
Konsteiasi Modei Peneiitian
dibangun dengan mengacu pada klsi-kisi yang disusun berdasarkan
konstruk yang disenteslskan dari jumlah teori yang mendasari:
a, Variabei langkah-langkah yang diiakukan daiam rangka menuju
pemberdayaan dewan sekolah ( XI ) , diukur dengan menggunakan
butir-butir pernyataan yang mengacu kepada kisi-kisi yang yang
dibangun dari sejumlah teori.. Rentang skor tiap butir yang
dikembanakan yaitu 1 dan 5.
Butir pernyataan yang dikembangkan sebagaimana maksud di atas ,
adaiah seperti daiam tabei pada halaman 75.
Penyusunan instrumen yang berbentuk skala dua sejumlah 34 butir
yang mengacu kepada dimensi dan indikator-indikator , seperti
terdapat pada kisi-kisi di atas , disebut sebagai konsep instrument.
Kalibrasi diiakukan bertolak dari data yang dikumpulkan pada saat uji
coba instrumen untuk menguji validitas instrumen , dalam hai ini
vaiiditas butir , yaitu validitas internal atau validitas kriteria dengan
menggunakan koreiasi antar skor butir dengan skor totai instrumen.
Statistik yang digunakan adaiah koefisien product moment dari
Pearson(rtt)
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalat rtabei =
0,361 dengan @ = 0,05 dan derajat dk = 29 , artinya jika rtt Iebih besar
daripada rtabei , maka butir dianggap valid , sebaliknya jika rtt Iebih
kecil atau sama dengan rtabei , maka butir dianggap tidak valid dan
Berdasarkan perhitungan dari data uji coba , untuk melihat vaiiditas
Tabel 7
KiSi-KiSi LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKA MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH
Sub Varla
bet/Fokus :indikator
a.Pemaha : 1.Kegiatan sosialisasi
man i 2.Tingkat penyelenggaraan
igntang i kegiatan sosialisasi
lyianBlsm i -Tingkat Pusat
en ; -Tingkat Prop.
Berbasis ! -Tinakat Kota
Sekoiah i -Tingkat Kec.
dan i 3.Pihak yang teriibat dalam
Dewan i sosialisasi
I-Pemkot
: -Djsdik Kota
I -Dewan Pend,
I -Camat
]-KCD Pend.Kec.
• -Pengawas TK/SD
; J ! r t t . . f lj|-*v,
I 4.Cara yang digunakan
• 5. Pihak vanes dlllbatkan
\daiam pembentukan ! Dewan Sekoiah
b.Mekanis i i.Pembentukan Pamiia
me : Pei'Siapaii
Pembentu • 2.Sosialisasi pembentukan DS
kan 3 PcndHftiiriin cslon aminota
Dewan ; DS
Sekolah -t.Calon anggota DS
5.Kreteria calon DS
6 Forum pemiiihan
7.Ketenvakilan penyurus DS
S.pCTKukuhan pcntmrus DS
Meto Da Survei Survei Respon den 1. Kepsek 2.Guru 3 Qsvvan Sekoiah Instru Men -Angket -Wawan vCJ! v! -Obser vasi -Doku mentasi
1. Kepsek Angket
3. Dewan Sekolah
-*H O H Q ) I
cara -Obser vasi -Doku mentasi Nomor Butir 1,2 3,4.5.6 7,8,9,10 .11.12 13.14 20 21 22 23.24 25.26 273 ? a -in
" 1 " 9
konstruks terhadap instrumen pengukur ( Xi ) , dari 34 butir
pertanyaan yang diuji coba diperoieh empat butir di antaranya
dinyatakan drop , dan 30 iainnya dinyatakan valid.
rumus koefisien alpha (
alpha cronbach ) .
Berdasarkan pemttufclB^
.MS/(§
J>
diperoieh koefisien reiiabiiitas rtt =0,89 . Dengan demikian instrarf^^JV^.^
dinyatakan reliabel dan dapat diterima. Seianjutnya instrumen yang
berjumiah 30 butir ini disebut instrumen finai untuk mengukur (Xi).
b. Variabei tingkat keteriibatan dewan sekoiah daiam meningkatkan
kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan { X 2 ) . Skor ini
menggunakan instrumen berbentuk skaia 5 yang terdiri atas 25 butir
Rentangan skor setiap butir yang dikembangkan , yaitu skor satu
merupakan skor terendah dan 5 untuk skor tertinggi. Butir pertanyaan
yang dikembangkan sebagaimana dimaksud di atas , adaiah seperti
daiam tabei pada halaman 77,
Berdasarkan hasi! perhitungan dari data uji coba , untuk meiihat
vaiiditas konstruks terhadap instrumen X2 , dari 25 butir pernyataan
yang diuji cobakan diperoieh lima butir diantaranya dinyatakan drop ,
dan 20 iainnya dinyatakan valid.
Berikutnya berdasarkan hasii perhitungan reiiabiiitas diperoieh
koefisien reiiabiiitas r tt = 0.89. Artinya instrumen dinyatakan reliabei
dan dapat diterima.
instrumen yang berjumiah 20 butir disebut instrumen final untuk
Dokumen terkait
sebagai Raja Sunda serta larangan menangkap ikan di daerah tertentu yang disebut Sunda Sembawa serta kutukan bagi yang melanggarnya.
PeneliUan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasis,wa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Eahasa dan kni Universitas Negeri YogyakarG.. Penelitian ini
Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
Operator Perguruan tinggi wajib melakukan registrasi daring data personal peserta dan mengunggah foto profil berwarna (maksimum 1 MB) untuk ketua dan anggota
siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru juga kembali penekanan pada.. siswa bahwa materi yang telah dipelajari ini akan sangat berhubungan dengan materi. selanjutnya
41 Pengurusan Badan Beruniform dan Kelab/Persatuan MBK Tiada perancangan Murid berkeperluan khas tidak terlibat dalam aktiviti kokurikulum Jawatankuasa Program
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, dan (5) memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya. Terakhir adalah penilaian yaitu suatu usaha