• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi Deskriptif Analitik Tentang Partisipasi Masyarakat Melalui Dewan Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Kota Cirebon Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi Deskriptif Analitik Tentang Partisipasi Masyarakat Melalui Dewan Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Kota Cirebon Tahun "

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH

DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

(Studi DeskriptifAnalitik Tentang Partisipasi Masyarakat

Melalui Dewan Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas

Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar

NegeriKota Cirebon Tahun 2002)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Menempuh Gelar MagisterPendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:

AGUNG PRABOWO NTM: 009762

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK

"UJIAN TAHAP II"

OLEH;

PEMBIMBING I

PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI; 5H

PEMBIMBING il

PROF. DR. H. TB. AHlN SYAMSUB0IN MAKMUNJMA

PROGRA PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

Oleh

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROF. DR. H. TB. ABIN|SYAMSUDDlhrMAKMHM MA

PROGRAM PASCA SARJANA

(4)

ABSTRAK

Menuju Pemberdayaan Dewan Sekolah

Dalam Penyelenggaraan Pendidikan

(Studi Deskriptif Analitik Tentang Partisipasi Masyarakat melalui Dewan

Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Kota Cirebon Tahun 2002)

Dengan bergulirnya kebijakan tentang desentralisasi pendidikan pada

hakekatnya memberikan kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan di

tingkat sekolah , sehingga penyelenggaraan sekolah harus mandiri dan

efektifdalam rangka peningkatan layanan dan mutu pendidikan.

Untuk mewujudkan hal tersebut sejalan dengan Kepmen Diknas Rl

Nomor 044/U/2002, maka di setiap sekolah harus dibentuk adanya "Dewan

SekolalV'dan peran stakeholder pendidikan sangat penting.

Adapun masalah yang diteliti , yaitu : (1) Bagaimana langkah-langkah

yang dilakukan dalam rangka menuju pemberdayaan dewan sekolah untuk

meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah ?

(2) Bagaimana tingkat keterlibatan dewan sekolah dalam

peningkatan

kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan di sekolah ? (3) Seberapa jauh

persepsi peran, fungsi dan pendekatan secara menyeluruh yang digunakan

oleh

pihak-pihak yang

berkepentingan

mewujudkan

pendidikan yang

berkualitas ? (4) Seberapa jauh hasil yang dicapai atas upaya pemberdayaan

dewan

sekolah

dalam

peningkatan

kualitas

kinerja

manajemen

penyelenggaraan pendidikan di sekolah ?.

Tujuan

penelitian ini.yaitu untuk mengetahui

pengaruh

langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menuju pemberdayaan dewan sekolah

terhadap

kualitas

kinerja

manajemen

penyelenggaraan

pendidikan

di

sekolah, pengaruh tingkat keterlibatan dewan sekolah terhadap peningkatan

kualitas kinerja manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah, persepsi

peran, fungsi dan

pendekatan yang digunakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, dan mengetahui hasil serta pengaruh atas upaya ke

arah pemberdayaan dewan sekolah dalam peningkatan kualitas kinerja

manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Metode yang digunakan adaiah deskriptif analitik, sampling yang

digunakan

adaiah

multistage

cluster sampling

dan

simple

random

sampling,dengan

jumlah sampel sebanyak 90 orang.Alat pengumpul data

adaiah kuesioner/angket.

Hasil penelitian menunjukkan masih dalam tingkat sedang untuk itu

(5)

DAFTARISI

Ha lama n

ABSTARAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Masalah Penelitian 21

C. Tujuan Penelitian

23

D. Manfaat Penelitian 24

E. Asumsi Penelitian 25

F. Kerangka Penelitian

26

G. Hipotesis

30

H. Definisi Operasional Variabel

30

I. Sistimatika Penelitian 35

J. Jadwal Penelitian 36

BAB n PELAKSANAAN KEBIJAKAN DISENTRALISASI

PENDIDIKAN 37

A. Tinjauan Teoritis

37

1. Konsepsi dan Peranan Administrasi Pendidikan 37

2. Konsepsi Pemberdayaan 45

3. Konsepsi Peranserta Masyarakat 55

4. Pemberdayaan Peranserta dalam Komite 55

B. Tinjauan Empiris

59

C. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan

65

(6)

BAB HI PROSEDUR PENELITIAN

68

A. Metode Penelitian

68

B. Populasi dan Sampel

70

C. Teknik Pengumpulan Data

72

D. Instrumen Penelitian 81

E. Teknik Analisa Data 81

BAB IV HASH, PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

85

A. Hasil Penelitian 85

1. Profil Lokasi Penelitian 85

2. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian

89

3. Pengujian Hipotesis

116

B. Pembahasan 126

BABV

KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN PENUTUP

133

A. Kesimpulan

133

B. Rekomendasi 138

C. Penutup

142

DAFTAR PUSTAKA 143

LAMPIRAN-LAMPIRAN 147

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1.

Perkembangan Partisipasi Masyarakat

12

2.

Keadaan Sekolah Dasar/MI Negeri Cirebon/Swasta di Kota

Cirebon

18

3.

Keadaan

Penduduk Kota

Cirebon

Berdasarkan

Tingkat

Pendidikan

1"

4.

Jumlah Guru dan Murid/ MI KotaCirebon

20

5.

Standar Pelayanan Minimal SD

34

6.

Keadaan SD Negeri Di Kota Cirebon Tahun 2002

70

7.

Kisi-Kisi Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Rangka

Menuju Pemberdayaan Dewan Sekolah

75

8.

Kisi-Kisi Tingkat Keterlibatan Dewan Sekolah

77

9.

Kisi-Kisi

Dan Bagaimana Persepsi Peran, Fungsi, Dan

Pendekatan Secara Menyeluruh Yang Digunakan Oleh

Pihak-Pihak Berkepentingan Mewujudkan Peningkatan Kualitas

Kinerja Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah

78

10.

Kisi-Kisi Seberapa Jauh Hasil Yang Dicapai Atas Upaya Ke

Arah Pemberdayaan Dewan Sekolah Dalam Peningkatan

Kualitas Kinerja Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di

Sekolah 80

11.

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

84

12.

Persekolahan Di Kota CirebonNegeri, Swasta

86

13.

Sampel Penelitian

87

14.

Kecenderungan Jawaban Responden Variabel XI

90

15.

Kecenderungan Jawaban Responden Variabel X 3

99

16.

Kecenderungan-Kecenderungan Jawaban Responden Dalam

Persentase HO

17.

Kategori Variabel

136

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.

Paradigma Pengembangan Pendidikan Nasional

7

2. Kerangka Penelitian 28

Kerangka Pei/ikiran Statistik

29

4. Wilayah Kerjaadministrasi Pendidikan 39

5. Four Kids Of Paticipation

Analisis Fenomena Peramerta

53

6. 53

7. Rancangan Sampling 71

8. Konstelasi Model Penelitian 73

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Instrumen Langkah-Langkah Yang Dilakukan Menuju

Sekolah Dasar 147

2. InstrumenTingkat Keterlibatan Dewan Sekolah

149

3. Instrumen Prestasi Peran, Fungsi, Dan Pendekatan 151

4. Insrumen Hasil Yang Dicapai Atas Upaya Menuju

Pemberdayaan Dewan Sekolah Dalam Meningkatkan

Kualitas Kinerja Penyelenggaraan Pendidikan Di

Sekolah 152

5. Hasil Pengolahan Data X 1 - Y

156

6. Hasil Pengolahan Data X 2 - Y

158

7. Hasil Pengolahan Data X 3 - Y

160

8. Hasil Pengolahan Data X1,X2,X3-Y

162

9. Data Perhitungan Nilai Responden

164

(10)

f E N U A fl U L U ft N

A. Laiar Belakang Masalah

besuai dengan Keputusan Menten Pendidikan Nasional Ki Nomor

122/U/2001 tentang Rencans Strategis Kembangunan rondiQiKan .

Pemuda dan Olah Raga Tahun 2000 - 2004 , visi pendidikan nasional

adaiah :

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang oamai, demokratis , berahklak, beckeahl.an, berdaya saing, maju dan

seiantera oaiam waoan Negara nesatuan Hepuuiik inuonesta

yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat , mandiri ,

benman, bertaowa, berahklak muiis ctnta tanah air, berdasarkan

hukum dan lingkungan . menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiiiki etos kens yang tinggi serta berdisipiin.

sejaian aengan visi terseot

pembanyunan pendidikan diarankan pada peningkatan etisiensi

pengelolaan pendidikan balk di pusat maupun di daerah sehingga secara

efektlf dapat memacu peningkatan mutu dan reievansi pendidikan ,

pemerataan kesempatan belajar secara berkelanjutan serta penyeioiaan

u i u : HJI ! ! .

Menurut undang-Undang Nomor z tahun lb-89 lentang sisiem

Pendidikan Nasional bahwa penyelenggaraan pendidikan diiaksanakan

meiaiui 2 { dua } jalur, yaitufaiurpendidikan sekolah dan jaiur pendidikan

luar sekolah, Sedangkan pendidikan dasar merupakan pendidikan yang

diselenggsrakan seiama 6 ( ensm) tahun di Sekolah Dasar ( SD ) dan 3

(iiga) tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama { SLTP) atau satuan

(11)

rembangunan nasional menuju Indonesia oaru yang QiCiia-c-iiaK.an

menuntut agar pendidikan mampu rnenohasiiKan oumoer uaya Manusia

yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat.

M6nun.it Nanang rattan ( 2U00 : 13 ) yang dimaKSUu dengan

sumber daya manusia yang mengambil dan Setthy dan Vernon B.Butcher

( 1985 ) terkandung aspekkompetensi, keierampiian / skill, kemampuan

, sikap , periiaku , motivasi dan komiimen. Oleh karena Itu Pemerintan

meiaiui berbagai upaya selalu memberikan pematian terhadap pendidikan

dasar. yang dilaksanakan secara berkeslnambungan

Seiring dengan dlberiakukannya otonomi daeran yang tertuang

dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daeran

dan Peraturan Pemerintan No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintan dan Propinsi sebagal daeran otonom. Proa'uk hukum tersebut

mengisyaratkan terjadlnya pergeseran kewenangan dalam pengeioiaan

oenoioiKan

Desentralisasl pendidikan diartiKan seoagai reaiisasi pengaturan

dan penyeienggaraan pendidikan yang Quaksanakan tidak terpusst ,

secara utuh dan terpadu rnulai dari tingkat kebijakan , manajemen , dan

operasionai dalam berbagai aspek dan dimensi pendidikan.

Desentralisasl pendidikan rnempunyai makna pernberian

Kewenangan psnyeienggarasn penQiQiKan Kepaoa ungKsi yang leom

rendah baik daiam konteks penyelenggaraan pemerintahan maupun

(12)

kewenanoan oelaksanaan funasi — funasi manajemen pendidikan pada

daeran hinooa tinokat Instltuslonal dan Instrukslonal.

Operasionai pendidikan pada tingkatan mikro / lapis dasar (grass

root) adaiah di tingkat institusionai dan Instrukslonal , yaitu di tingkat

satuan pendidikan atau lembaga dan proses belajar mengajar. Pada

tinnkat Ini pendidikan berianasuno di front vana palino deoan , tempat dan

saat terjadinya interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik

daiam situasi pendidikan, serta pada posisi lain paling dekat dengan

pengguna jasa . yaitu orang tua dan masyarakat.

Pada hakekatnya desentraisasi pendidikan diantaranya merupakan

pelaksanaan pendidikan pada tingkat institusionai , sehingga

konsekuenslnya sekolah harus memperoleh kewenangan yang penuh

daiam melaksanakan manajemen pendidikan pada tingkat institusi.

Arah kApii^kan pendidikan yana teiah diamanatkan oleh GBHN

1999 -2004 , diantaranya adaiah :

1. Membudayakan lembaga pendidikan balk sekolah maupun iuar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai , sikap , dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana

memadai

2. Melakukan i^emhaharuan dan oemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan pnnsip desentralisasl, otonomi keilmuan dan manajemen

3. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan ,

teknolooi. dan seni.

(13)

indlkator kinenanya adaiah (1) iersusunnya konsep pendidikan

nasionai, termasuk konsep pembentukan Dewan Pendidikan di tingkat

Kabupaten / Kota ; (2) Teriaksananya pehntisan konsep Dewan

Pendidikan di tingkat Kabupaten / Kota (3) ivleningkatnya peran dan

fungsi Komiie/Dewan Sekolahdi seluruh sJu uan ivii serta SL1 Pdan fvi i s.

( GBHN 1999 -2002 : 246 )

Menyimak amanat Garis-Garis BesarHaluan Negara (GBHN) 1999

— 2004 bahwa peningkatan peranserta masyarakat harus diupayakan

semaksimai mungkm mengmgat keberhasiian pendiaiKan yang

berkuahtas pada jenjang pendidikan dasar akan dicapai salah satunya

apablla masyarakat meiaiui Dewan Sekolah peran dan fungsinya

ditingkaikan. Ujaman oaton , mengemukaKan osnwa \ QGSsrsiranSasi

pengelolaan pendidikan di sekolah , berarti adanya pelimpahan

wewenang kepada masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan

dengan pendidikan untuk ikut serta bertanggungiawab daiam memajukan

seKoian.

berdasarkan Keputusan ivlemen Henoidikan i\3sionai ki iNomor

044/U/2002 , tanggal 2 Apni 2002 . Lampiran ii Acuan Pembentukan

Komite/Dewan Sekolah atau nama lain dlsesualkan dengan kondisi aan

kebutunan maslng-masing satuan pendidikan yang disepakati , bertujuan

untuk :

1. Mewadahi dan menyaiurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat aaiam

(14)

penaiaiK.an ;

£L. iVi^! !!!iU?S.3US.3

pGnysi8nyg8.f8.sn pondidikun di sstusn p8ndidik8n ;

v . !Vf™! !*i*fMi-C3T\^} j ^v*CS^«! iG v4G) ! rVvf S'vii^s i.; CSS i^Mwf mJ ! , CSj\vlf il.5Sr-.JCi . v*53i i

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan penaiaikan yang

beimutu gi satuan penaioiKan .

Adapun peran dewan sekolah adaiah sebagal berikut;

1. Pemberi pertlmbangan ( advisory agency ) daiam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan ;

2. Pendudkung ('supporting agency ) , balk yang berwujud finanslal ,

pernlkiran , maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di

9CUUCII ! penU!U5*\C3i i ,

3. Pengontrol { controlling agency ) dalam rangka transparansi dan

akuntabiiitas penyelenggaraan dan keiuaran pendidikan di satuan

pc: ;u;uir\d!! ,

4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan

pendidikan.

Menghadapi perubahan penyelenggaraan pendidikan seperti yang

dlgambarkan dl atas, maka pendidikan mempunyai peran yang sangat

penting, menurut Soebagio Atmodlwirio ( 2000 : 31 ) sekurang-kurangnya

memiilki empat fungsi, yaitu :

(1) fungsi sosial, memerangi segata keterbelakangan dan kebodohan; (2)

fungsi pembaharuan dan inovasi, meningkatkan kenidupan dan martabat

(15)

berdasankan kebudayaan bangsa : (4) fungsi seleksi mengembangkan kemampuan manusia Indonesia.

Disisi lain, Suwarma AI Muchtar ( 2001 : 2-4 } berpendapat bahwa

pendidikan memiiiki posisi yang sangat strategis uaiam pemuentukan

masyarakat terdidik mampu mengembangkan poiensinys dalam

mencerdaskan kenidupan bermasyarakat dan berbangsa. dan mampu

menciptakan buoaya beiaiar berkelanjutan daiam mewujudKan

kesejahteraan,

Sedangkan menurut Wardiman Djojonegoro ( 1S^o ) , penoiaiKan

paling kurang memiiiki tiga fungsi. yaitu :

! 1) mencerdaskan seiunjn rakyat,

(2) menyiapkan tenaoa kerja ,

iJ> m m n u i n a v a n ;;--f-w a a i n :j i

luhur budaya bangsa.

Dari Denoertlan dl atas menlelaskan bahwa oendidlkan bagi suatu

bangsa pada situasi apapun sangatlah penting, terlebih lag! pada saat

terjadinya perubahan yang mendasar dan cepat , sebagal konsekuensi

logis dari reformasi dan otonomi daerah yang beriaku mulai Januari 2001.

Denaan demlkian lelaslah bahwa pendidikan harus tetap eksls dan tampil

seirama dengan nuansa kenidupan masyarakat yang sedang menata

meiaiui reformasi untuk menuju kenidupan yang iebih menlngkat akses

masyarakat dalam berperanserta diberbagai aspek kenidupan.

(16)

Paradiama Penaembanaan Pendidikan Nasionai. scbagai bcnkut:

uaniDar i

riiosofi Tata "niiiai

Linakunaan Strategis

Masa Lampau dan Sekarsna J3j:yr*cs res iucr-| jesi iyr.es ivici :^=i,™au Jangks Panjang

i Psrsncanaan program

(**• -•*

Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 ( UU

No.2 Th.1989 } merupakan suatu sistem yaitu keseiuru'nan yang terpadu

dari semua satuan dan keglatan pendidikan yang berkaltan satu dengan

lainnya untuK mengussnaKan tercapainya tujuan penuiuiKan nasional ,

seianjutnya PP Rl No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 27

menvebutkan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan dapat bekerjasama

dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan , untuk

memperoieh dana daiam rangka periuasan kesempatan beiajar dan

pemnqKatan rnutu penGiuiKan,

Kaitannya dengan nal tersebut maka Kepala sekolah sebagas

orana vana mendudukl oosisi jabatan penting dan tertinggi di sekolah

(17)

Oleh karena itu Kepala Sekolah narus mampu mem

kepemimplnannya di sekolah daiam rangka mencapai tujua

dlharapkan , hadari Nawawi ( lytsi' ". 81 s rnengemukakan uanwa ;

Kepemimpinan pada dasamya berarti kemampuan menggerakkan

memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tmdakan yang terarah pada pencapaian

tujuan meiaiui keberanian mengambit keoutusan tentang kegiaian

yang harus dilakukan. Kemampuan mengambil keputusan itu mengandung arti mampu menetapkan :

a, Apa ( What) yang harus dilakukan

u. bagaimdna { how ) meiaKukaiinya

dengan demikian kepala sekolah harus mampu dan beram mengambil

keputusan dalam rangka me.malukan sekolannya. Daiam hai untuk

memajukan sekoiah dan menanggulangi kesulitan-kesuiltan yang dialami

sekoiah , kepala sekolah tidak hanya bekerjasama dengan guru-gurunya

saja . melainkan harus melakukan hubungan kena sama yang balk dan

proaktif dengan masyarakat.

Sekolah merupakan bagian dari sistem masyarakat dan berada dl

bawah pengaruh masyarakat . Sekoiah juga sebagai pranata sosiai

merupakan suatu sistem terbuka sA school is an open system to degree

that it interacts with its environment and the larger of wich it is pan" ( Tye

and Novotnye, daiam Manap, 1999 : 24),

Seianjutnya Fasli Jala! dan Dedi Supriadi, ( 2001 : 213 )

rnengemukakan bahwa demikian pentingnya pendidikan bagi masyarakat.

sehingga kemudlan muncul institusi-institusi khusus yang dipersiapkan

(18)

oenangsung dengan efektif. Dengan demikian sekoiah sebagal baaian

aan masyaraKat mempunya! fungsi dan membantu memenuhl tuntutan

kebutuhan rnasyarakat seperti:

1. Fungsi ekonomis sekolah adaiah memberikan bekal kepada sisvva

agar dapat hidup sejahtera .

2. Fungsi soslal sekolah adalan . sebagal media bagi slswa untuk

beradaptasi dengan kehldupan rnasyarakat,

3. Fungsi politik sekolah adaiah , sebagal wahana untuk memperoleh

pengetahuan tentang hak dan kewajlban sebagal warga negara ,

4. Fungsi budaya adaiah sebagal media untuk melakukan transmisl dan

transforrnasl budaya , dan

5. Fungsi pendidikan , sekoiah sebagal wahana proses pendewasaan

dan pembentukan kepribadian slswa.

Menurut Peraturan Pemerintan Republik Indonesia Nomor 39

i anun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalarn Pendidikan Nasional ,

pasal 2 menyebutkan bahwa peranserta masyarakat hetfungsi ikui

memelihara , menumbuhkan , meningkatkan , dan mengembangkan

pendidikan nasional.

Beranjak dari hal di atas ternyata bentuk dan sifat peranserta

rnasyarakat daiam penyelenggaraan pendidikan dl sekolah terbatas

nanya memberikan bantuan. Hal Ini makin rumit dan unik. terlebih lagi

dihadapkan dengan

terbatasnya berbagai sumber pendukung dari

(19)

yang memadai. Sesuai dengan tanggung jawab pendidikan ti

pada oemerintah. tetaoi luaa teramasuk keluarga dan masyaraki

untuk dapat mewujudkan konoisl yang memadai E.Muiyana ( 2001 ; 38 )

rnengemukakan bahwa tanggung jawab masyarakat mengandung

pengertlan masyarakat harus :

a. membantu tenaksananya pendidikan diselenggarakan oleh

pemerintan;

b. berpartisipasi secara aktifdaiam penyelenggaraan pendidikan; dan

c. menciptakan kondisi beiajar untuk mewujudkan pendidikan seumur

hidup

Berkenaan dengan hai terseout dan sejalan dengan berguhrnya

desentralisasl pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah , maka kepala

sekolah harus mampu meningkatkan peranserta masyarakat dan orang

tua murid daiam rangka memaiukan sekolannya. Hal ini sejaian dengan

tekao Pernerintah Daerah Propinsl Jawa Barat untuk menjadlkan Jawa

Barat sebagai " Propinsi termaju dan rnitra terdepan ibukota negara

pada tahun 2010 . dengan salah satu kegiatan yang diyakini memiiiki nilai

tambah dalam mengakseierasl program pendidikan adaiah meiaiui

ImDiementasi Manalemen Berbssis Sekoiah dan Pembentukan Dewan

Sekolah.

Sekolah Dasar ( SD ) merupakan satuan pendidikan dasar yang

sangat strategls yang bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan

(20)

sebaaai pribadi. anggota masyarakat , warga negara dan anggoxa umat

manusia serta memperslapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

menengah ( pasal 3 PP No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan dasar) ,

sedangkan Sekoiah Dasar ( SD ) bertujuan memberika! bekal

kemampuan dasar" Baca Tulls Hitung " . pengetahuan dan keterampilan

dasar yang bermantaat bagi slswa sesuai dengan tingkat perkembangan

serta mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di SLTP.

Keberhasllan proses pembelajaran pada tataran berikutnya akan

sangat ditentukan

oieh pengalaman pembelajaran

pada jenjang

pendidikan dasar. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan pendidikan di

tingkat SD agar dapat mewujudkan keberhasilannya sesuai dengan

harapan masyarakat.

maka

salah satunya dipenukan

adanya

pemberdayaan partisipasi masyarakat meiaiui Dewan Sekoiah. Hal ini

periu dlsadari dan dimaknai oief. semua pihak yang berkepentingan ,

sehingoa keberadaan Dewan Sekoiah dapat berperan dan berfungsi

sebagalmana yang dlharapkan.

Melihat kondisl yang demikian maka kepemlmplnan kepala sekolah

hendaknya dikembangkan sesuai dengan sistem pendidikan nasional

dan arah kebijakan daiam GBHN 1999 - 2004 agar menctptakan situasi

belajar yang kondusif bagl tercapainya hasil beiajar yang optimal ,

sehingga akan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dad- Permadi( 1998 :

33 ) rnengemukakan bahwa ketidakberhasiian seorang pemlmpin senng

(21)

atau mungkin dapat disediakan di samping menonjolnya penlaku

kepemlmpinan tradisional yang kurang mengembangkan imsiatit dan

kreatifitas, Dalam pandangan "

enterpreneurial administration ll

kepaia

sekoiah hendaknya leblh dari sekedar sebagai agen pembaharu .

Menurut Rongers ( 1983 ) . agen pembaharu adalan "

an individual 'who

influences clients innovation decision in a direction deemed desirable by a

change agency

Sebagai pembaharu kepala sekolah menempatkan dirinya mulal

dari bagaimana Inovasi itu sendlri diperoleh . dirancang

. dan

dliaksanakan , serta dievaiuasl.

Dltinjau dari perspek.tif seiarah persekoianan paoa tingKat

SD.SLTP,Sfv1U/SMK di Indonesia , khususnya orang tua slswa telah

memerankan fungsinya dalam membantu penyelenggaraan pendidikan .

perkem'oangannya sebagai berikut:

Tabel 1

PERKEMBANGAN PARTiSiPASi MASYARAKAT

I No ! Tahun ! Qraanlsas! ; uasar Hukum

aebeium

Tahun 197'

•'? \ \vi7A —2001 • Ep 3 a. SK Bersama Mendikbud dan Mendagri

i^—T^r-;.-^It:: lie?!S\j i - ' ^ m n c n r i s t a r .. V!.)UV!llVt^UH w s . T c nt-.U«UI I i - ' i m r . a r t r j ;i &HWU!Hl>

Penyeienggara Pendidikan

h Kso.Gubsrnur Kep.Dasrah i K I Jabar,

(22)

IzZfliiiiSff

i s n u n

PSiajaicafi

Dewan

CjSt\<Jian

3 i it i pjr> 2 i ahun 1989

d iiiI Ri No 25 Tshun 2000

di Jawa Barat

Mendiknas RI

ientar

T. f^.sputussn

tx\« n ,1a r. \;~

beK0i8ii;u«Wan oeRu;ai

Seiama

Ini

organisasi

POMG

/

Br3

daiam

keglatannya

menghimpun partisspasl rnasyarakat ( orang tua rnurld ) terbatas paaa

bantuan

dana

dan

fasilitas

sekolah

Selaln dari pada

Itu

,

keterlibatannyapun balk orang tua murid dan pengurus BP3, terhadap

kemajuan

pendidikan

di sekolah

sangatlah

terbatas.

Ini

periu

dlkembangkan

peran dan fungslnya

daiam

rangka

peiaksanaan

desentralisasl pendidikan

di tingkat sekoiah

Kondlsi ini salah satu

kekuatan yang dimiliki.

Seirina denaan oerkembangan tuntutan masyarakat terhadap

kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah , dan

perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan

dari sistem

sentraiisasi ke arah desentralisasl , sehingga Kepala Dinas Propinsisi

Jawa Barat pada acara pembinaan person!! Kepala Sekolah dari TK

sampai SLTA di Kota Cirebon Kamis , 19 Jul! 2001 menyampaikan

himbauan agar paling lambat bulan Desember 2001 di setiap sekoiah

sudah terbentuk Dewan Sekolah . yang sebeiumnya pada tahun peiajaran

(23)

Negeri untuk melaksanakan MBS

Betaoa pentinanya peran kepala sekoiah dan dewan sekolah untuk

meningkatkan

peran

serta

rnasyarakat

dalam

penyelenggaraan

pendidikan khususnya di jalur sekolah. Beranjak dari otonomi sekolah

tersebut maka sekoiah harus mampu untuk menyelenggarakan

pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya secara maksimai

bersama Dewan Sekoiah.

Dewan

Sekolah

menurut

Kep.Mendiknas

No.044/U/2002

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Mendorong iumbuhnya pematian dan komitmen masyarakat

terhadao oenvelenaaaraan pendidikan yang bermutu ;

2) Melakukan kenasama dengan masyarakat ( perorangan /

orqanisasii / dunia usaha i duma moustn ) can pemenntan

berkenaan dengan. penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;

3} Menamoung dan menganaiiSss aspirasi , ide , tuntuian , dan

berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;

4) Memberikan masukan . pertimbangan , dan rekomendasi

kepada satuan pendidikan mengenai:

a. kebiiakan dan program pendidikan;

b. Rencana Anggaran Pendidikan dan Beianja Sekolah

c. Kntena Kineija satuan penuiuiKan ;

d. Kriteria tenaga kependioikan; e. Kriteria tasiiitas pendidikan oan;

f. Hai-hallain yang terkaii dengan pendidikan

5) Mendorong orang tua dan masyarakat herpariisipass daiam

pendidikan

guna

mendukung

peningkatan

mutu

dan

pemerataan pendidikan;

6) Menggaiang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan penuiuiKan qi satuan penoiutKan ,

7) Melakukan evaiuasi dan pengawasan tethadap kebijakan

,

program . penveienggaraan , dan keiuaran pendtoiKan di

satuan pendidikan.

(24)

pendidikan forma! yang periu mendapat sentuhan dan pengeiosaan yang

ieblh balk suoava anak dldlk daoat dibekaii dengan berbagai ilmu

pengetahuan , dan keterampllan untuk meianjutkan kejenjang yang ieblh

tsngni serta memiiiki sikap dan perilaku yang mencerminkan nllal-nllal budl

oekertl luhur.

Sehubungan denaan hal itu dewan sekolah diperiukan

keberadaannya di setiap sekolah. Ungkapan tersebut memberikan rnakna

bahwa proveksi dewan sekolah untuk meningkatkan kualitas dan layanan

pendidikan kepada masyarakat . sehingga akan terjadi hubungan yang

harmonis dan saiing memertukan antara Kepala Sekolah-Dewan Sekoiah

Upaya peningkatan dan layanan pendidikan kepada masyarakat

merupakan. tugas yang sangat berat. Pemerintan telah berusana meiaiui

pembaharuan kurikulum dan metode mengajar, peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan , peningkatan pengadaan buku-buku pelajaran ,

penataran guru serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun

indicator peningkatan mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan

yang merata.

Ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak

mengaiami peningkatan secara merata ( Umaedl: 2000 ):

Pertama , kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan

menggunakan pendekatan bahwa aoabiia input pendidikan seperti

peiatihan guru , pengadaan gum dan alat pelajaran , perbaikan sarana

(25)

( output ! akan terjadi. Dalam kenyataan , mutu pendidikan yang

dharaokan tidak terjadi

karena seiama ini dalam menerapkan

pendekatan education production function tenaiu memusatKan pada input

kurang memperhatikan pada output pendidikan

Kedua . oenvelenooaraan pendidikan nasional secara seniraisstiK .

sehinaaa menempatkan sekoiah sebagai penyelenggara pendidikan yang

tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyar jalur yang cukup

panlang . Bahkan kadang-kadang kebijakan yang dikeiuarkan tidak

sesuai dengan kondisi sekolah setempat , sehingga sekoiah kehiiangan

kemandirian motivasi , dan inisiatif untuk mengembangkan sekoiah dan

memaiukan peningkatan mutu pendidikan,

Ketiga

,

peranserta

masyarakat

daiam

penyelenggaraan

pendidikan seiama ini minim dan umumnya bersifat dukungan input

i' dana ) , bukan pada proses pendidikan ( pengambllan keputusan ,

menitoring , evaluasi dan akuntabllttas ). Berkaitan dengan akuntabiiitas

sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil

pendidikan kepada masyarakat khususnya orang tua slswa , sebagai

salah satu plhak utama yang berkepentingan dengan

pendidikan

(stakeholder)

Senada dengan ha! tersebut di atas maka upaya peningkatan mutu

pendidikan harus melibatkan semua stakeholder pendidikan yang

memiiiki komitmen bersama terhadap mutu pendidikan. Oleh karena itu

(26)

sehinaaa sekolah dapat menunjukkan tingkat kinerjanya sesuai dengan

indikator sebagal berikut: (1)

layanan beiajar hagi siswa; (2) pengeioiaan

dan layanan siswa; (3) sarana dan prasarana sekoiah ; (4) program dan

oembiayaan: (5) partisipasi masyarakat; dan (6) budaya

sekolah.

Diaman Satori (1999 : 10-11 ) cara lain yang strategis untuk

meningkatkan kualitas hasil dari suatu sistem antara lain meiaiui

Manajemen Berbasis Sekolah.

Berdasarkan

studi penjagjagan

diperoieh

informasi

bahwa

Sekoiah

Dasar

Negeri

di

Kota

Cirebon

seluruhnya

telah

mengimpiementasikan konsep MBS , salah satu indikatomya adalan telah

terbentuk Dewan Sekoiah dl setiap sekolah, Namun demikian Dewan

Sekolah yana telah terbentuk belum mem.enuhi narapan daiam rangka

peiaksanaan desentraiisasi pendidikan di tingkat sekoiah . rial mi

dlsebabkan, diantaranya :

1

Proses pembentukan Dewan Sekolah hanya sekedar merubah

nama dari BP3 menjadi Dewan Sekolah.

2. Kurangnya sosialisasi tentang peran dan fungsi Dewan Sekoiah

( Kepmen Diknas Ri Nomor 044/U/2002 ) kepada semua

stakeholder pendidikan di tingkat sekoiah.

3. Kurang mantapnya perencanaan dalam rangka implementasi MBS

dan Dewan Sekoiah.

4. Kurana dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak yang terkatt

(27)

Sehingga daiam kenyataan di iapangan

terjadi kondisi yang tidak

menguntungkan. , diantaranya: 1) betum berfungsi dan berperannya

dewan sekoiah ; 2) terjadi pemahaman yang berbeda ; 3) masih terjadi

praktek-praktek seperti pada saat Bp3.

Sehubunaan dengan ha! tersebut , penuiis memandang penu

untuk meneiiti masalah yang berkenaan dengan : !i Menuju

Pemberdayaan

Dewan

Sekolah

daiam

Peningkatan

Kualitas

Manajemen

Pendidikan

di Sekoiah" * dengan

menggunakan

pendekatan studi deskriptif analitik . Penelitian Ini memiiih pada jenjang

Sekoiah Dasar Negeri di Kota Cirebon.

Tabel 2

KEADAAN SEKOLAH DASAR/ Mi NEGERJ/SWASTA

DI KOTA CIREBON

NO ^ n Ml

3^ N 3 Isirr^l^n j

A

\ Kejaksan 29

A

i t -

-Lemahwungkuk z : b i

-3 rtansmuKu - - w

A R

5

Kesambl

Pekalipan

•3/

12 ^ 18

jumiah -* --to 18 "i 17 174

'

Sumber : Dinas Kendidlkan Kota Cirebon

Adaoun Kondisi obiektif pendidikan dl Kota Cirebon tahun 2002

adaiah sebagal berikut ni.

T. Keadaan Penduduk Kota Cirebon

(28)

ekonomi dan perdagangan yang sangat berpengarun khususnya

terhadap mobiiisasl penduduk. Setiap harinya hamplr ratusan nbu

pada pagi dan slang harl dlslnggahi oleh penduduk iuar Kota Cirebon.

Jumlah penduduk kota Cirebon kurang Ieblh sebanyak 245.000 orang

yang tersebar di lima kecamatan dengan berbagai KaraktenstiK. , oaiK

ditiniau dari tlnckat sosiai . ekonomi , pendidikan , mata pencahanan

dan budaya. Hal ini mewamai kompleksitas perrnasaiahan yang

dlhadapi.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ( hasil Sensus

Pendidikan tahun 2002 oleh Dewan Pendidikan ) , seperti pada

Eia.iaman La.wiH us ua.vva.!i mi.

Tabel 3

PENDUDUK KOTA CIREBON BERDASARKAN TINGKAT

PENDIDIKAN

NO USiA /PENDIDIKAN SEKOLAH DO TDK.SEK

i C i w i A u i i w

19" AJ-jtjfSJ Kh ATAK

SLTP

SLT A

E-a -L,' i

O 2

S I

S 2

O w*

^P\ ocp\>JL^n

Jumlah: 244.S43

A ^ A i r s

0C"O

•use t i t

*?R "J1?*?

-.".A

(29)

3. Keadaan Sarana dan Prasarana i-'endidikan

Keadaan sarana dan prasarana pendidikan tingkat sekolan dasar ai

Kota Cirebon yang jumiahnya 138 SD Negeri dan 18 SD Swasta

kondlsinya harus ditingkatkan balk dart segi kuantitas maupun

kualitasnva.

4. Keadaan Guru dan Siswa SD / Ml

Tafoei 4

JUMLAH GURU DAN MURID SD / Ml

KOTA CIREBON

Jumlah Guru Ket

1

i t . 5 s f

A 7 7 R ""1 £v

2 | Mgi;-*fS fj *i CQ •i *i

Mi Qut/aeta £ . . V V v>

; ^ A' J : i * t O

Sumber: Dinas Pendidikan Kota uireoon

.QgQgrti telah diuraikan terdahulu bahwa kebemasuan

penvelenQoaraan pendidikan di sekoian dasar yang eteKtif oan manain

ditentukan oleh keiengkapan sumber daya pendidiKan. oalan satu saKior

penentunya adaiah terpenuhinya guru, balk kuantitas maupun kuaiitasnya

di setiap sekolah. Oleh karena Itu peningkatan partlslpasl masyarakat

meiaiui Dewan Sekolah sangat uipenuK.an.

Partisioasi masyarakat dalam konteks MBS adalan K.esaaaran aan

kepedullan masvarakat melakukan aktivitas-aktivitas untuk turut serta

(30)

suatu proaram pendidikan d! sekolah secara proposionai yang di!

keseoakatan ( Tim Pokia SBM Dinas Pendidikan Propinsl Jawa Barat

Pendekatan manajemen partisipatif dalam kepemimplnan kepala sekolah

sepertl yana dlkemukan oleh Keith dan Girting ( 1991 ) menyatakan

bahwa " Karakteristik dari manajemen partisipatif adaiah perencanaan

vang dibuat di sekolah ( school based planning ).

Seianjutnya dinyatakan bahwa kepala sekolah di samping

berperan sebagai manajer juga berperan sebagal pendidik , fasiiitator,

komunikator, pejabat forma!. nara sumber di iingkungan sekolahnya dan

sebaaai staf. Oleh karena Itu mewujudkan nasi! pendidikan yang bermutu

maka dlperiukan kornrtrnen pan semua elemen dan stokenoiuer

B. Masalah Peneiitian

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah dasar

sanqat ditentukan oleh berbagai faktor , diantaranya adaiah kurikuium ,

auru , alat peraga/'media pendidikan , kepala sekoiah , manajemen

sekolah sarana prasarana dan hubungan antara sekolah dan

masyarakat. Hubungan antara sekolah dan. masyarakat ini didasarkan

kemitra sejajaran atas kepentingan bersama untuk mewujudkan

pendidikan yang berkualltas, sehingga hubungan ini terwujud meniadi

hubungan kenasama. Agar hubungan kenasama lebih sinergi maka

(31)

Ukuran keberhasiian kenasama antara sekoian aan uewan

Sekolah manakaia dapat mewujudkan peningkatan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang pada gilirannya akan

berdampak terhadap kemandirlan dan peningkatan kualitas pendidikan.

Kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan mengacu pada standar

peiayanan minimal di sekoiah.

Kehadiran Dewan Sekolah merupakan hal baru yang

oembentukannya dldasarkan

atas

SK.

Mendiknas

No.044/U/2002

TANGGAL 2 April 2002 , oleh karena itu agar dewan sekoiah dapat

berperan dan berfungsl sebagaimana mestinya maka periu ada upaya

menuju pemberdayaan dewan sekoiah. Kaltannya dengan penelitian ini

difokuskan

pada

upaya

pemberdayaan

dewan

sekoiah

dalam

peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan

Bertitik toiak dari perrnasaiahan dl atas yang menyangkut tentang

penveienooaraan pendidikan di sekoiah dasar negeri Kota Cireoon ,

maka sebagai kendali penelitian supaya terfokus pada pokok persoaian ,

di bawah ini dikemukakan pertanyaan-pertanyaan penelitian , sebagai

berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menuju

pemberdayaan Dewan Sekolah untuk meningkatkan kualitas kinerja

penveienaaaraan pendidikan.?

(32)

kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan di sekolan /

3. Menaetanui ners6DSi peran . fungsi aan pendekatan secara

menyeluruh yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

mewujudkanpendidikan yang berkualiatas ?

4. Mengetahui hasil yang diharapkan atas upaya pemberdayaan Dewan

Sekoiah daiam peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan

pendidikan di sekolah ?

C,Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adaiah untuk memperoieh

gambaran yang ieias mengenal upaya menuiu pemberdayaan Dewan

Sekoiah daiam penyelenggaraan pendidikan dl SD Negeri Kota Cirebon

terhadap fenomena perrnasaiahan yang difokuskan. Penuiis berusana

mem.ahami, menghayati makna apa yang ada dibalik realitas empiris dari

interaksi sekolah dan masyarakat, dillhat dalam konteks pemberdayaan

dewan sekolah.

Secara khusus tujuan penelitian ini adaiah untuk memperoieh

gambaran tentang :

1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menuju

pemberdayaan Dewan Sekolah guna meningkatkan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan dl sekolah.

2. Identifikas! tingkat partis!pasi masyarakat meiaiui dewan sekolan

(33)

sekoiah.

3. Perseosi oeran . tunosl dan DenoeKatan secara menveiurun vano

digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mewujudkan

pendidikan yang berkualltas di sekolah.

4. Has!! yang diharapkan atas upaya menuju pemberdayaan Dewan

Sekoiah daiam peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan

pendidikan dl sekoiah.

D. Manfaai Penelitian

Penelitian ini sangat penting dilakukan karena mengandung unsur

manfaat yang balk secara teorltis maupun praktis.

Manfaat secara teorltis, hasil peneiitlan ini diharapkan dapat

memberikan konstribusi terhadap perkembangan Ilmu pendidikan pada

umumnya serta daiam spesiaiisasi administrasi pendidikan pada

khususnya.

Pemberdayaan Dewan Sekoiah merupakan bentuk partlslpasl

masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan . sehingga kualitas

dan peiayanan pendidikan kepada masyarakat akan meningkat .

Partisipasi masyarakat terhadap sekoiah seialan dengan perkembangan

dan kemajuan masyarakat sangat diperiukan. kehadirannya di sekolah.

Makin tinggi perhatian dan partisipasi masyarakat terhadap

sekoish maka akan makin tinggi puis layanan dan kuahtas

(34)

aaaian apaDiic s~Ko!an can oewan seKoia'n melaksanakan runasi aan

perannya secara efektif.

Pemberdayaan dewan sekolah periu diupayakan oleh

berbagai pihak ( stokehoider ) pendidikan. Dewan Sekolah merupakan

masalah yang aktua! dan sangat pentina pada masa perubahan

paradigma pendidikan saat sekarang, karena mengandung implikasi

yang iuas terhadap masaiah-masalah praktis dalam bidang pendidikan .

Mengatasi masalah merosotnya mutu pendidikan dan tuntutan

masyarakat dewasa ini saiah satunya ditentukan oleh peranserta

masyarakat secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan balk di

sekolah , masyarakat maupun dl rumah,

Peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah sangat ditentukan oleh peran kepala sekolahnya . sehingga

kepala sekolah mampu untuk menggal! sumber daya yang tersedia

•3t^W.C!l CS OfJtSi ! Id!,

Administrator pendidikan yang merupakan peranan kepala sekolah

pada tingkat mlkro , messo , serta makro mempunyai manfaat yang

penting dalam merumuskan serta menentukan kebljakan sistem

pendidikan. Dengan demikian hasil penelitian ini dalam bidang

administrasi pendidikan merupakan sumbangan yang bermantaat bagi

para kepala seKOian.

(35)

Asumsi daiam penelitian ini merupakan pegangan aan iiiik lOiaK

Demikiran untuk memDreoiksi dan memapanxan , seoagai osriKut:

1 Unas/a menuiu oemberdavaan Dewan Sekoiah oaiam peningKatari

kinerja penyelenggaraan pendidikan di sekolah periu dilakukan

langkah-langkah yang efektii.

2. Partisif'as! masvarakat meiaiui keterlibatan Dewan oekolah daoat

mewujudkan peningkatkan kinerja peRyeienggaraan pendidikan di

sekolah

3. Makin banyak masyarakat yang ikut beroartisipasi dalam

penyelenggaraan pendidikan maka akan makin cepat terwujuanya

kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan yang berkuaiitas.

4. Pemberdayaan Dewan Sekolah dapat mewujudkan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan di sekoian .

F. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ( paradigma penelitian ) diartikan sebagai

suatu kesatuan persepsi, gagassn konsep dan miai-miai yang

menentukan poia bernklrdan berperiiaku maRusiadalam kurun waktu dart

temoat tertentu. Dengan pengertlan ini maka pendidikan di masa depan

harus melakukan adaptas; poia bemkir aan bertindak dengan

menQ^unakan oaradiama vano dipanosng sssusi oengsn tuntutan oan

perkembangan

masyarakat

global,

Kerangka

berfikir

tentang

(36)

pe; •!peraayaan aevvan seKOian caiam penyelenggaraan penoiaiKan uhiuk

meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan

Di bawah ini penuiis gambarkan tentang kerangka penelitian Ini,

sehagaimana tertera pada halaman 28.

Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan di

crWicsi i divai i bdi iyai wcipci iydius s s i i iQydy iicuii pcliUiUiSvaii , UicU

karena itu semua pihak yang berkepentingan ( para stakeholder )

pendidikan harus mampu mengupayakan pemberdayaan dewan sekolah

secara efektif dan mandiri. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap

jjciiidudli liia&yettetf\cii, aydpui i piuscs oueUcyi Uciic ;! iilciiih^tvciilvai I

partisipasi masyarakat meiaiui Dewan Sekoiah adaiah sebagai berikut:

a. input terain aan :

1. Masyarakat / orang tua siswa

£ . , 1 C I I I C I I I I U I I I

3. Dunia Usaha

4. Kepala seK.oian

5. Guru

b. Proses berisi tentang ,

1. Motivasi untuk saling memiiiki

z. Semangat untuK membangun

3. Peranserta masyarakat

(37)

3s-iuaas vana narus ctiic KERANuKA PENELITIAN Bontuk/Format Pemberdayaan 1. Membuat ETlaiTipU 2. Mernperiancar 3. Berkonsultasi MfimbirnblnG MsndukunQ PERSYARATAN a, M k Arr-j(3

1 Tsrwuiw'~*b'i/rf

partisipasi nasyarakat

ni0>3!U! UcWof] C^[ff-.J^K rv-.^jij-ij if; • a. Psrtlslpasi dalam

pengambiian KBpUlu'SSn ; b. PaftiSJDaSi pesaKsanaao : c r-'srtiSipssi merriDarC'leh keunturiQan

o. Partisipasi uaiam

rrvannawaii sj3^i

2. Terwujudnya

sekoiah yang msndiri

dan efektlf

kepala sskolan

- v i U l l l S a i lUE3! I !\Li£2{!'.!f\l2C

ouru -Sarana oan prasarana HhNYELENGGA RAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH YANG EFEKT1F DAM MANHIRI INTERVENSi UNTUK

s i r i : ; i ; . ^ | / 4 T ! . ' « t i iV"CiNil'-j'Ot\A ! fsMI^

PARTlSiPAS! MASYARAKAT Dewan Sekolah :, Peningkatan p3fUSip3Si p6fYySi6ngG3rS i. Taroet peningkatan kemandinan SSKGsSn STAKEHOLDER PENDIDIKAN Masyarakai/orang tUS SiSWS

I_J?\tvi£, nrt t•-iK

setempat

Dunia Usaha

Kepais Sekolah

Gum

PROFiL SD NEGERI

YANG EFEKTIF DAN

MANDiRI Upaya rxOvSrsOuiaHnnyn prasarana pendidikan di ssKOian ysno ["iiernadai

z. Mooei partisipasi

mssyaraKat yany

efektlf

3. Caoaian orsstasi

4. Kemandinan

sekoiah

5. Mutu layanan

(38)

c. output

1. Terbentuknya Dewan Sekoiah

2. Berperan aktit daiam melaksanakan tugas-tugas Dewan Sekolah

3. Tercipta budaya berkualitas

4. Kemandirian sekoiah

5. Mutu layanan pembelajaran

Berdasarkan kerangka penelitian di atas , maka disusun kerangka

pemikiran statistik yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3

V-i

X 1 : langkah-langkah menuju ke arah pemberdayaan dewan

X 2 : tingkat keterlibatan dewan sekolah

X 3 : Persepsi, peran , fungsi dan pendekatan

(39)

•o, HiputeSIS

bemtiK toiaK aan kerangka Dsrfikir sebsgaimsna dikemukan ai

Quaes, pc;i!«ito f i ici iyajuf\C! i iilputcsib scuayoi mci it\ui .

pemberdayaan dewan sekolah oengan peningkatan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan di sekoiah :

(2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat

keterlibatan dewan sekolah dengan peningkatan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan di sekoiah :

(3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi peran ,

fungsi dan pendekatan yang digunakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dengan peningkatan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan di sekoiah ;

(4) Secara bersama-sama hal di Lias terdapat pengaruh positif dan

signifikan dengan peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan

pendidikan dl sekolah,

H. Definisi Operasionai Variabel

Penelitian ini terdiri atas empat variabei yang dapat ddefinisikan

sebagai berikut:

1. Dewan Sekoiah , adaiah badan mandlri yang mewadahi peranserta

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu. pemerataan, dan

(40)

laiur penaidikan pras—K.olan. sekoian, mapun pendidikan siiar

sekolah. Dewan Sekoiah / Komite Sekolah / Majehs Madrasah atau

nama lain yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi ,

• Fife;'UMCi-vCSi! uduci! i C58.su icmuesyej mvjii miwih U3.m tnjit pifiilio,

dibentuk uerdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para

stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

2. Pemberdayaan Dewan Sekoiah

Daiam konteks manajemen Aileen Mitchell ( 1998 : 22 )

rnengemukakan bahwa pemberdayaan adaiah merupakan cara yang

amat praktis dan produktJf untuk mendapatkan yang terbaik dari dirl

kita sendlri dani staf kita. Defmisi ini biia dikaitkan dengan kajian

penelitian ini , daiam art! menggaii potensi sumberdaya kemampuan

dan potensi yang ada di masyarakat secara praktis dan proaktif untuk

membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Hal ini berarti

bahwa pemberdayaan berkaitan erat dengan fungsi-fungsi manajer,

Seianjutnya Aileen Mitchei Stewart ( 1998 ) mempersyaratkan

kecakapan khusus untuk melakukan pemberdayaan masyarakat

(empowehng people), yaitu :

(1) Membuat mampu (enabling); (2) Memperiancar (facilitating); (3) Berkonsuitasi (consulting ) :

/ A\ £j s*,i, ,-.*•%** ********* / n A | l A i \ A m t m A I >

[tj ua\eij3zsaitics i\suliauviauny ) ,

(5) Membimbing (mentoring); (6) Mendukung (supporting).

(41)

mengemukan apa yang dimaksud dengan Dewan Sekoiah adalan

keiompok yang mempunyai tanggung jawab untuk menentukan

sasaran dan arah yang akan diarnbi! oleh pihak sekolan diwaktu

cnuatcsny . U—Vvcui ml iTiCiHyunyal pcuan MSmhiy uaia<n i • scs i laouKesn

bahvv'a seluruh keiompok terlibat dalam pengambilan keputusan

penting oieh pihak sekoiah. Sedangkan Tim Pokja School Based

Management Dinas Pendidikan Propinsl Jawa Barat ( 2001 : 49 )

rnengemukakan bahwa Dewan Sekoiah merupakan suatu badan atau

lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan

musyawarah yang demokratis oleh para stakeholders pendidikan di

tingkat sekoiah sebagal representasi dari berbagai unsur yang

bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil

pendidikan. yang unsur-unsurnya terdiri dari orang tua siswa. wakil

siswa, wakil guru, wakil tokoh masyarakat setempat , wakil

masyarakat terinstitusi, kepala sekolah dan utusan pejabat

pendidikan.Komite. Sekolah / Dewan Sekolah adaiah badan mandlri

yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka peningkatan

mutu , pemerataan , , dan efisiensi pengeloiaan pendidikan di satuan

pendidikan , baik pada pendidikan pra sekoiah , jalur pendidikan

sekoiah maupun jalur pendidikan iuar sekolah

3. Keterlibatan Dewan Sekolah , yaitu suatu upaya untuk

memperankan dan memfungsikan dewan sekolah dalam menuju ke

(42)

dengan terwujudnya partisipasi masyarakat melalul dewan sekolah ,

menputu partisipasi dalam pengambiian keputusan , partisipasi dalam

peiaksanaan , partisipasi daiam memperoieh keuntungan , dan

partisipasi daiam mengevaiuasi serta partisipasi daiam mewujudkan

seKOian yang mandin dan efektlf.

4. Persepsi peran . fungsi dan pendekatan secara menyuluruh , yaitu

cara yang digunakan oleh pihak - pihak yang berkepentingan

( stakeholder ) mewujudkan pendidikan yang berkualitas meiaiui

peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan dl sekolah ,

yang meiipufj : (1) masyarakat/orang tua siswa ; (2) pemerintan ; (3)

Dunla usaha : (4) kepala sekolah : (5) guru

5. Kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan , yaitu suatu kondisi

yang diharapan daiam pelavanan pendidikan dl sekoiah dengan

mengacu pada standar pelavanan minimal, yang meiiputi:

cs, r \ u i iiNuiun i

c. Ketenagaan

d. Sarana / prasarana

e. Organisasi

f. Pembiayaan

g. ivianajemen sekoiah

h. Peranserta Masyarakat

(43)

mengacu pada Standar Pelavanan Minimal SD . seperti pada table d

DdWdli H

: q s J c s sj

STANDAR RELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR

Mo ; Indikatof Ukursn

KotsrcsosiBn

1 ; Kurikulum

a. r\si6rs6Qiaan KunKUium nasiona!

| b. Tersebarnya kurikulum lokai

; a. Keterlaksanaan kurikulum nasional

i v. twXkhtets\«c*i i«an KunKUiUm ?oKai

iq Pfo&snt.3s« daya P.aran kunkylurn nations!

\d. Prossntsse dava ssrao kurikulum local

AG 3

Ada

90 %

55\J ~/0

75 %

2 j Anak Didik

a. Angka Partisipasi Kasar ( APK)

b. Angka Partisipasi Murni (APM )

c. Angka pendaftara siswa

ci. AnQKa putus ssKoian

a Anoks rnsnoulano kslas

f. Survival Rate

g. h'rosentase kelulusan

3 : Ketenagaan

a. Kinerja Kepala Sekoiah

b. Proseniase guru berkuallfikssi

c. Prosentasi guru berkeahllan

1 d. Raslo Quru denoan slswa

75% Meningkat MerangKat mSuunjn! Menurun ^J|p*r.ini^lcj5t

r - . r \r . f

a u vo

Ada 90 % CA 0.'. W ,'U 1 :40 4 Sarana a. Lahan

G . r C ! { 3 ! a i S i ! ; L . w w i ' i J ' w ' J f C

b. Buku teks siswa

Ada

AGS

Ada

HSSIO 1 \ "\

A_ J _

MU3

5 1 OrQanisasI

a. Struktur

u. r ' e r s o n a n s

c. Uraian tugas

Ada

Ada

6 ; Pembiayaan

a . rvt t u ^ o : a i t m*=m tot ii h.cjs i

b Anon.^rsn sw3d3v.3

AWg

7 [ Manajemen Sekolah

3. i iHQKSt KsiisQirsn CjUfU

j Ssinnys

g. Klnsrls sskolsh

dy '/o

90 %

(44)

ianjuian

Peranserta Masyarakat

ci. UuKungafi Badan reran

i'flrancp.-t AHn

I. Sistimatika Penulisan

Laporan peneiitian ini terdiri atas lima bab disusun dengan

sistimatika sebagal berikut ini.

Bab I . Pendahuiuan meiiputi jatar beiakang masalah , masalah

penelitian , tujuan penelitian . manfaat penelitian . asumsi penelitian .

kerangka penelitian , hlpotesis , definis! operasionai variabel , dan

sistimatika penulisan.

Bab ii. Peiaksanaan Kebijakan Desentralisasl Pendidikan ,

bagian

pertama

Tinjauan Teorltis , yang meiiputi : konsepsi dan peranan

administrasi

pendidikan

konsepsi pemberdayaan

pemberdayaan

peranserta dalam komlte ;

bagian keoua

; tinjauan emplrls ; dan

bagian

ketiga: kesimpulan hasil studi kepustakaan

Bab ill. Prosedur penelitian meiiputi , metode penelitian , populasi

dan sampel , teknik pengumpulan data , instrumen penelitian , dan teknik

anailsa data.

Bab IV.

Hasil penelitian dan pembahasan meiiputi profll lokasi

penelitian , deskripsi dan analisis has!! peneiitian, pengujian hipotesis dan

(45)

Bab V. Kesimpulan . rekomendasl

Daftar pustaka

Lampiran - lamplran

Jadwai Penelitian

1

2

KEGIATAN

Persiapan

Operasiona iisasi di Lapangan

i^ngiisa clata

dan

penyusunan

laporan

LJ r \rtr* r* *-, n .-*i-t

an laporan

Mei

xx

Juni ; Juli : Aat Seo

X X X X !

X X X X X X X X X X X X X X

(46)
(47)

BAB II!

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Peneiitian

Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa

tentang menuju pemberdayaan dewan sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan . Hasil peneiitian ini diharapkan meniadi masukan yang

bermantaat bagi sekolah dan para stakeholder pendidikan di tingkat

sekoiah dalam meningkatkan kuaiitas kinerja manajemen

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Fokus kalian peneiitian Ini yaitu perilaku manusia daiam organisasi

maka metode yang dianggap tepat untuk penelitian ini adaiah metode

analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian deskriptif bermaksud membuat rancangan untuk

memperoieh informasi tentang status gejaia pada saat peneiitian

dilaksanakan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu

situasi pada waktu penyelidikan itu diiaksanakan . untuk meiukiskan

variabel atau kondisi :apa yang ada dalam suatu situasi (Winarno,1980 )

Menurut Nasir ( 1983 : 64 ) bahwa ciri metode deskriptif adaiah

penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian ;

memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena , tetapi juga

(48)

ov

mendapatkan makna dan impiikasi dari suatu masalah

yang ingin

dipecahkan. Metode deskriptif mencakup metode penelitian yang Iebih

luas dan secara Iebih umum seeing diberi nama metode survei.

Seianjutnya Winarno ( 1980 } dan Jalaludin Rachmat ( 1989 )

rnengemukakan bahwa :

a. Peneiitian deskriptif menuturkan sesuatu secara sistimatis tentang

data atau karaktenstik populasi tertentu atau bidang tertentu secara

faktual dan cermat, menganaiisa ( karena metoda ini sering disebut

metoda analitik) dan menginterpretasikan data yang ada.

b. Penelitian deskriptif iebih menekankan pada observasi dan suasana

aiamiah ia mencari teori dan menguji teori , oleh karena itu peneiitian

deskriptif sangat berguna untuk meiahirkan teori-teori tentatif.

c. Terdapat beberapa jenis peneiitian deskriptif, antara lain : studi kasus,

survei, studi perkembangan , studi tindak ianjut, anaiisa dokumenter,

analisa kecenderungan , anaiisa tingkah iaku , studi waktu dan gerak ,

dan studi korelasional.

Peneiitian deskriptif ini menggunakan jenis metode survei , yaitu

penyelidikan yang diadakan untuk memperoieh fakta-fakta dari

gejaia-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik

tentang situasi sosial , ekonomi, atau politik dari suatu keiompok ataupun

suatu daerah yang terjadi pada saat peneiitian dilaksanakan. Survei juga

dipandang sesuai untuk mengumpulkan informasi atau data yang dipakai

(49)

/'.,'

B. Populasi dan Sampe!

1. Popuiasi

Populasi dalam peneiitian ini adaiah kepaia sekoiah , guru dan

ketua dewan sekolah yang berada di SD Negeri Kota Cirebon.

Adapun keadaan SD Negeri di Kota Cirebon sebagai berikut

Tabei 6

KEADAAN SD NEGERI Dl KOTA CIREBON

TAHUN 2002

No Kecamatan Jml.SD Neaeri Jmi Kepsek Jm!, Guru Jmi.Dewan Sekoiah 1

t Kejaksan 29 29 207 " ) 0

2 Lemahwungkuk 21 18 136 21

3 ••i *"5

78 i i

4 5 Kesambi Harjamukti 38 39 38 39 277 272 38 39

Jumiah 139 135 970 138

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cirebon

2. Sampe!

Sedangkan sampel yang ditetapkan sebanyak 90 orang yang

terdiri dari 30 orang kepaia sekolah , 30 orang guru dan 30 orang ketua

dewan sekolah. Rancangan sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adaiah multistage cluster sampling . Pada tahap pertama menentukan

semua kecamatan sebagai sampe! , kemudian memilih SD Negeri di

setiap kecamatan yang berada di wilayah kurang, sedang , dan balk.

(50)

kecamatan di setiap wilayah diambil dua SD Negeri . Kemudian terakhir

menentukan kepala sekolah , guru dan dewan sekolah di setiap sekolah

yang sudah ditentukan Hai ini dilakukan dengan tetap memperhatikan

aspek representasi dan dari kesamaan karakteristik popuiasi. Dilihat dari

sudut kefahaman kepala sekolah , guru , dan dewan sekolah dalam

pengisian instrumen . ternyata umumnya terisi dengan baik dan

seiuruhnya kembali dengan iengkap yang jumiahnya mencapai 100 % ,

sehingga data yang diperoieh dari sampei penelitian dapat diteruskan

untuk diolah dan dianalisis iebih ianjut

Rancangan sampling tersebut dapat dijelaskan pada gambar

berikut:

Gambar 7

\ K.BC

IKeiaksan

i c n r . s

- » . „

1 1Kebc-baru'

I 2Kartin! 2

jj 3Kebon Mlt 1

1 4Sukapura 1

KecLemah 1 wunakuk I SON 1Pengs~p.c--2 2Pegambir3n1 S.Peslsir 4.Csn3KO!1 S.Kesunean 1 6.Api-Aoi

SDN NEGER! Di KOTA CIREBON

Kec.Peks

n a n

t.Kulasare" 1

3.Pogaj3.K.3n 1

4.

JaQSSs*"-§ K.rno Anv=r\

"" =t —:

l KgcKsssm

I hi

I

| ISadagori 1

s 3Gussds

ji 4.Ciu6ndsrig

f 5Jafcang bay!

5 fi Tanah'harj

^

Kec.

Harjamuk

ti

!

| SDN :

| LGuntur

i 2.K. Perms

j SRinjani

II 4.Lawu As in | S.Nusantara S e.Kd.Krisik

t I

I 1.6 org KS

! 3.6orgDS

s

1. 6 ora KS !

2. 6 oraaam !

3. 6 org DS !

1. 6 org KS j..q 0. y

S-'-3. 6 org DS

! i

| 1.6 org KS

j

I 3. 6 ora D6 1

, . — i

j

1 1. 6oraKS

f 3. 6 op DS

J . +

i

' £

i " I

(51)

C, Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adaiah sebagai berikut:

1. Observasi , yaitu dengan cara pengamatan iangsung ke iokasi

penelitian untuk memperoieh informasi yang berhubungan dengan

masalah peneiitian.

2. Wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yang dipiiih daiam

hai ini adaiah para KCD Pendidikan Kecamatan se Kota Cirebon ,

Pengawas TK/SD , Camat , Dewan Pendidikan , dan Kepaia Dinas

Kota Cirebon yaitu dengan mengajukan pertanyaan untuk

memperoieh informasi yang aktuai berkaitan dengan masaiah

penelitian.

3. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap 30

orang Kepaia SDN, 30 orang guru SDN , dan 30 orang Ketua Dewan

Sekolah SDN yang dijadikan responden penelitian.

4. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan mengkaji dokumen-dokumen yang

ada relevansinya dengan masaiah yang diteliti.

Data atau informasi yang diperiukan dalam peneiitian ini dibagi ke

dalam empat jenis data , yaitu (1) skor yang berhubungan dengan

iangkah-iangkah yang diiakukan dalam menuju pemberdayaan dewan

sekolah , (2) skor tingkat keterlibatan dewan sekoiah daiam

meningkatkan kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan , (3) skor

(52)

73

pihak-pihak

yang

berkepentingan

mewujudkan pendidikan yang

berkualitas (4) skor tentang peningkatan kualitas kinerja

penyelenggaraan pendidikan di sekoiah

D. Instrumen Penelitian

Dalam peneiitian ini terdapat empat variabel yang diteiiti atau

diukur , yaitu ; (1) iangkah - langkah yang dilakukan daiam rangka

menuju

pemberdayaan dewan sekoiah sebagai variabel bebas pertama

( X1 ) ; (2) tingkat keterlibatan dewan sekolah sebagai variabel bebas

kedua ( X2) ; (3) persepsi peran , fungsi dan pendekatan

sebagai

variabel bebas ketiga { X3 ) ; (4) kuaiitas kinerja menajemen

penyelenggaraan pendidikan variabei terikat (Y }. Modei konsteiasi

perrnasaiahan penelitian dapat diiihat pada gambar berikut:

Gambar 8

Konsteiasi Modei Peneiitian

(53)

dibangun dengan mengacu pada klsi-kisi yang disusun berdasarkan

konstruk yang disenteslskan dari jumlah teori yang mendasari:

a, Variabei langkah-langkah yang diiakukan daiam rangka menuju

pemberdayaan dewan sekolah ( XI ) , diukur dengan menggunakan

butir-butir pernyataan yang mengacu kepada kisi-kisi yang yang

dibangun dari sejumlah teori.. Rentang skor tiap butir yang

dikembanakan yaitu 1 dan 5.

Butir pernyataan yang dikembangkan sebagaimana maksud di atas ,

adaiah seperti daiam tabei pada halaman 75.

Penyusunan instrumen yang berbentuk skala dua sejumlah 34 butir

yang mengacu kepada dimensi dan indikator-indikator , seperti

terdapat pada kisi-kisi di atas , disebut sebagai konsep instrument.

Kalibrasi diiakukan bertolak dari data yang dikumpulkan pada saat uji

coba instrumen untuk menguji validitas instrumen , dalam hai ini

vaiiditas butir , yaitu validitas internal atau validitas kriteria dengan

menggunakan koreiasi antar skor butir dengan skor totai instrumen.

Statistik yang digunakan adaiah koefisien product moment dari

Pearson(rtt)

Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalat rtabei =

0,361 dengan @ = 0,05 dan derajat dk = 29 , artinya jika rtt Iebih besar

daripada rtabei , maka butir dianggap valid , sebaliknya jika rtt Iebih

kecil atau sama dengan rtabei , maka butir dianggap tidak valid dan

(54)

Berdasarkan perhitungan dari data uji coba , untuk melihat vaiiditas

Tabel 7

KiSi-KiSi LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM RANGKA MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH

Sub Varla

bet/Fokus :indikator

a.Pemaha : 1.Kegiatan sosialisasi

man i 2.Tingkat penyelenggaraan

igntang i kegiatan sosialisasi

lyianBlsm i -Tingkat Pusat

en ; -Tingkat Prop.

Berbasis ! -Tinakat Kota

Sekoiah i -Tingkat Kec.

dan i 3.Pihak yang teriibat dalam

Dewan i sosialisasi

I-Pemkot

: -Djsdik Kota

I -Dewan Pend,

I -Camat

]-KCD Pend.Kec.

• -Pengawas TK/SD

; J ! r t t . . f lj|-*v,

I 4.Cara yang digunakan

• 5. Pihak vanes dlllbatkan

\daiam pembentukan ! Dewan Sekoiah

b.Mekanis i i.Pembentukan Pamiia

me : Pei'Siapaii

Pembentu • 2.Sosialisasi pembentukan DS

kan 3 PcndHftiiriin cslon aminota

Dewan ; DS

Sekolah -t.Calon anggota DS

5.Kreteria calon DS

6 Forum pemiiihan

7.Ketenvakilan penyurus DS

S.pCTKukuhan pcntmrus DS

Meto Da Survei Survei Respon den 1. Kepsek 2.Guru 3 Qsvvan Sekoiah Instru Men -Angket -Wawan vCJ! v! -Obser vasi -Doku mentasi

1. Kepsek Angket

3. Dewan Sekolah

-*H O H Q ) I

cara -Obser vasi -Doku mentasi Nomor Butir 1,2 3,4.5.6 7,8,9,10 .11.12 13.14 20 21 22 23.24 25.26 273 ? a -in

" 1 " 9

konstruks terhadap instrumen pengukur ( Xi ) , dari 34 butir

pertanyaan yang diuji coba diperoieh empat butir di antaranya

dinyatakan drop , dan 30 iainnya dinyatakan valid.

(55)

rumus koefisien alpha (

alpha cronbach ) .

Berdasarkan pemttufclB^

.MS/(§

J>

diperoieh koefisien reiiabiiitas rtt =0,89 . Dengan demikian instrarf^^JV^.^

dinyatakan reliabel dan dapat diterima. Seianjutnya instrumen yang

berjumiah 30 butir ini disebut instrumen finai untuk mengukur (Xi).

b. Variabei tingkat keteriibatan dewan sekoiah daiam meningkatkan

kualitas kinerja penyelenggaraan pendidikan { X 2 ) . Skor ini

menggunakan instrumen berbentuk skaia 5 yang terdiri atas 25 butir

Rentangan skor setiap butir yang dikembangkan , yaitu skor satu

merupakan skor terendah dan 5 untuk skor tertinggi. Butir pertanyaan

yang dikembangkan sebagaimana dimaksud di atas , adaiah seperti

daiam tabei pada halaman 77,

Berdasarkan hasi! perhitungan dari data uji coba , untuk meiihat

vaiiditas konstruks terhadap instrumen X2 , dari 25 butir pernyataan

yang diuji cobakan diperoieh lima butir diantaranya dinyatakan drop ,

dan 20 iainnya dinyatakan valid.

Berikutnya berdasarkan hasii perhitungan reiiabiiitas diperoieh

koefisien reiiabiiitas r tt = 0.89. Artinya instrumen dinyatakan reliabei

dan dapat diterima.

instrumen yang berjumiah 20 butir disebut instrumen final untuk

(56)

Referensi

Dokumen terkait

sebagai  Raja Sunda serta larangan menangkap ikan di daerah tertentu yang disebut  Sunda  Sembawa  serta  kutukan  bagi  yang  melanggarnya. 

PeneliUan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasis,wa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Eahasa dan kni Universitas Negeri YogyakarG.. Penelitian ini

Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Operator Perguruan tinggi wajib melakukan registrasi daring data personal peserta dan mengunggah foto profil berwarna (maksimum 1 MB) untuk ketua dan anggota

siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru juga kembali penekanan pada.. siswa bahwa materi yang telah dipelajari ini akan sangat berhubungan dengan materi. selanjutnya

41 Pengurusan Badan Beruniform dan Kelab/Persatuan MBK  Tiada perancangan  Murid berkeperluan khas tidak terlibat dalam aktiviti kokurikulum  Jawatankuasa Program

peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, dan (5) memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya. Terakhir adalah penilaian yaitu suatu usaha