PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS
IV-B SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Evi Juliyani E.
0902966
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN
RUANG DI KELAS IV-B SDN 2 LANGENSARI
KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG
BARAT
Oleh Evi Juliyani E.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Evi Juliyani E. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Evi Juliyani E.
0902966
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS
IVB SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Evi Juliyani E.
0902966
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Hipotesis Tindakan ... 5
D. Tujuan ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Pendekatan Matematika Realistik ... 8
B. Matematika di Sekolah Dasar Kelas IV ... 11
C. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik pada Mata Pelajaran Matematika ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17
A. Metode Penelitian ... 17
C. Subjek Penelitian ... 19
D. Prosedur Penelitian ... 19
1. Prosedur Penelitian pada Siklus I ... 19
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II ... 21
3. Prosedur Penelitian pada Siklus III ... 22
E. Instrumen Penelitian ... 23
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Deskripsi Sekolah ... 26
B. Hasil Penelitian ... 28
1. Siklus I ... 28
2. Siklus II ... 41
3. Siklus III ... 50
C. Pembahasan ... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Simpulan ... 62
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
LAMPIRAN ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaan Guru SDN 2 Langensari ... 27
Tabel 4.2 Keadaan Siswa SDN 2 Langensari Tahun Ajaran 2012/2013 ... 28
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 46
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 68
Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 76
Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 86
Lampiran 2.1 Instrumen Penelitian Siklus I ... 96
Lampiran 2.2 Instrumen Penelitian Siklus II ... 97
Lampiran 2.3 Instrumen Penelitian Siklus III ... 99
Lampiran 2.4 Lembar Observasi ... 101
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 103
Lampiran 2.6 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 105
Lampiran 2.7 Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 111
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 118
Lampiran 3.2 Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi/Karya Ilmiah ... 119
Lampiran 3.3 Surat Keterangan Ijin Penelitian ... 120
Lampiran 3.4 Surat Rekomendasi Penelitian ... 121
Lampiran 3.5 Surat Keterangan Penelitian ... 122
Lampiran 4.1 Lembar Bimbingan Skripsi ... 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar (SD) merupakan satuan pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Dikatakan sebagai Sekolah Dasar karena sekolah pada jenjang ini merupakan sekolah yang mendasari untuk ke jenjang-jenjang berikutnya, yaitu ke jenjang menengah. SD terdiri dari kelas satu sampai kelas enam. Peserta didik yang menempuh jenjang dasar ini berkisar antara umur 7-12 tahun. Kurikulum SD saat ini yang berkembang yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana sekolah diberikan keleluasaan untuk mengelola pendidikan sesuai dengan karakteristik sekolah. Mata pelajaran yang terdapat dalam KTSP SD diantaranya Bahasa Indonesia, Matematika, PKn, IPA, IPS, dsb.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dalam KTSP SD. Tujuan mata pelajaran matematika menurut KTSP (2006) “....untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama”.Melihat tujuan tersebut matematika memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran. SKKD matematika ini akan diturunkan menjadi indikator yang lebih spesifik sebagai tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik.
2
padapembelajaran yang kontekstual. Sebagaimana dalam KTSP (2006) menyatakan bahwa :
“Pembelajaran matematika hendaknya menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan mengenalkan masalah yang sesuai dengan situasi (kontekstual). Dengan mengajukan masalah kontekstual siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika”
Salah satu materi pokok matematika di kelas IV SD yaitu bangun ruang, materi ini erat sekali dengan kehidupan siswa sehari-hari. Siswa belajar di dalam ruang kelas, rumah yang dipakai sebagai tempat tinggal siswa merupakan suatu bangun ruang. Benda-benda yang ada disekitar siswa pun seperti televisi, bungkus sereal, kaleng susu, dan lain-lain merupakan suatu konsep bangun ruang. Secara otomatis siswa bersinggungan langsung dengan konsep bangun ruang.
Dalam proses pembelajaran matematika di kelas IVB SDN 2 Langensari seringkali dijumpai siswa kurang tertarik pada pembelajaran matematika. Terlihat pada saat guru menerangkan siswa tidak memperhatikan. Ada yang main-main dengan temannya ada juga yang mengobrol. Siswa memperhatikan apabila guru telah menegur. Guru menawarkan kesempatan untuk bertanya apabila ada materi yang kurang dipahami siswa, tetapi siswa tidak ada yang bertanya. Kemudian bertanya kembali apakah materi tersebut telah dipahami siswa, siswa menjawab sudah paham. Guru memberikan beberapa soal latihan mengenai materi yang telah disampaikan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa. Hasil koreksi guru menunjukkan masih banyak bagian materi yang belum dipahami siswa.
3
KKM sendiri adalah 60. Bila dipresentasikan nilai siswa yang diatas nilai KKM yaitu 22% sedangkan nilai siswa yang dibawah KKM yaitu 78%. Mengingat pula banyak sekali aplikasi pada bab selanjutnya, bangun ruang, dalam kehidupan sehari-hari maka penguasaan dalam mengidentifikasi bangun ruang harus mendapat perhatian khusus.
Sejalan dengan teori pembelajaran, dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu pendekatan matematika yang dapat menunjang ketercapaian kompetensi siswa. Suatu pendekatan tersebut yaitu Pendekatan Matematika Realistik. Pendekatan Matematika Realistik mengedepankan suatu pemecahan masalah yangpermasalahannya sesuai dengan situasi (kontekstual) yang dianjurkan dalam KTSP 2006. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa matematika itu berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak. Keabstrakan matematika merupakan salah satu penyebab adanya anggapan siswa SD bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Rata-rata usia anak SD kelas IV adalah 10 tahun yang mana menurut Piaget dalam buku yang ditulis oleh Suherman, dkk (2003:37) termasuk ke dalam tahap konkrit, dimana berpikirnya dengan sesuatu yang nyata. Untuk menepis anggapan siswa SD tentang sulitnya matematika, guru dapat menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dalam pembelajaran.
Pendekatan Matematika Realistik akan mengubah matematika yang bersifat abstrak menjadi konkrit dengan mengedepankan masalah yang konteks. Menurut Erman Suherman (2003:147) pendekatan matematika realistik memiliki 5 prinsip yaitu didominasi oleh masalah konteks, pengembangan model-model, konstruktif dan produktif, interaktif, dan intertwinning (membuat jalinan). Kelima prinsip ini menunjukkan proses pembelajaran dari situasi yang konkrit menjadi abstrak. Proses ini sesuai dengan teori belajar Bruner yang melewati 3 tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.
4
SDN 4 Cimareme, diperoleh peningkatan hasil belajar melalui pendekatan matematika realistik materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siklus I sebesar 60%, pada siklus 2 sebesar 93,3%, dan pada siklus 3 sebesar 100%.
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, penerapan pendekatan matematika realistik pada materi bangun ruang sangat diperlukan. Peneliti menduga bahwa hasil belajar siswa akan meningkat melalui penerapan pendekatan Matematika Realistik. Dan berdasarkan uraian diatas pula peneliti
tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan
Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang di Kelas IVB Semester II SDN 2 Langensari Kecematan Lembang Kabupaten Bandung Barat”.
B. Rumusan Masalah
Secara umum, permasalahan yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IVB SDN 2 Langensari kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat?”.
Permasalahan diatas secara rinci dijabarkan ke dalam pertanyaan berikut ini :
5
IVB SDN 2 Langensari kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan matematika realistik?
3. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2 Langensari dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan pendekatan matematika realistik?
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Penerapan Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IVB semester II SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”.
D. Tujuan
Adapun tujuan penelitian umum ini untuk : “Mendeskripsikan penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IVB SDN 2 Langensari
kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat”. Sedangkan tujuan khusus
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan bagaimanakah perencanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2 Langensari kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan matematika realistik.
6
3. Mendeskripsikan Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IVB SDN 2 Langensari dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan pendekatan matematika realistik.
E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
1. Bagi siswa
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk meminimalisir kesulitan belajar siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat dan pembelajaran lebih menyenangkan.
2. Bagi guru
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai teori pembelajaran, meningkatkan kreasi guru dalam memilih dan menerapkan strategi, pendekatan, atau pun metode serta memberikan pengalaman berharga dalam pemecahan masalah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran para guru sehingga mutu pendidikan dapat meningkat.
7
Masalah hari disini dapat mengambil dari masalah kehidupan siswa sehari-hari ataupun masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa. Masalah sesehari-hari-sehari-hari ini dapat berupa cerita rekaan, penggunaan alat peraga, permainan matematika, dll. Adapun karakteristik Pendekatan Matematika Realistik yaitu penggunaan konteks, pemodelan, memanfaatkan hasil konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa yang harus dimiliki melalui pembelajaran sebagaimana tergambar dalam indikator sebagai hasil dari penjabaran Kompetensi Dasar yang telah dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Matematika
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum di Sekolah Dasar. Standar Kompetensi mata pelajaran matematika yang akan diteliti pada penelitian ini adalah SK 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar. Dengan KD 8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana dan KD 8.2 Menentukan jaring-jaring kubus dan balok. Materi yang dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai bangun ruang kubus dan balok.
Bangun Ruang
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Hopkins dalam buku A Teacher’s Guide to Classroom
Research edisi ke-4 yang diterjemahkan oleh Achmad Fawaid (2011:1)
menyatakan bahwa :
Penelitian kelas merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk meningkatakan pengajarannya dan pengajaran kolega-koleganya, untuk menguji asumsi-asumsi teoritis praktik pedagogis, atau untuk mengevaluasi dan menerapkan prioritas-prioritas sekolah secara keseluruhan.
Adapun menurut Wiriaatmadja (2012:13) menyatakan bahwa :
Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Dari studi literatur tersebut, peneliti menyimpulkan jelaslah bahwa PTK merupakan salah satu metode penelitian yang dilakukan oleh guru, yang juga sebagai peneliti, untuk meningkatkan kualitas guru dalam pengajaran di kelas. Mega Natalia (2008:8) menjelaskan beberapa alasan mengapa PTK menjadi kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas keprofesionalannya, sebagai berikut :
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
18
4. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya.
5. Dengan melaksanakan PTK, guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik mengajar guru dalam sebuah pembelajaran secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kualitas intruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas ini cocok untuk dipakai dalam metode penelitian ini, karena dapat meningkatkan guru dalam pengajaran di kelas.
B. Model Penelitian
19
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Langensari yang beralamat di Jalan Maribaya km3 Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, sekolah tempat penulis melaksanakan PLP. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 32 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini sendiri dilakukan dengan menggunakan tiga siklus yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk tahapan-tahapan tiap siklus dapat dipaparan sebagai berikut :
1. Prosedur Penelitian pada Siklus I a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran matematika yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1) Mengobservasi hasil UTS semester II tahun pelajaran 2012/2013 tentang ketuntasan dan prestasi belajar matematika.
2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dan mencari pemecahan masalahnya.
20
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang secara sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau proses perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami, dan pembelajaran menjadi bermakna. Tindakan yang dilakukan sebagai berikut :
1) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan beberap pertanyaan sederhana.
2) Guru bersama siswa membahas materi sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok melalui penerapan PMR.
3) Guru membagi lembar kerja dan didiskusikan bersama-sama.
4) Guru mengevaluasi siswa terhadap proses pembelajaran dengan memberi tes akhir.
c. Observasi
Observasi berupa pengamatan tindakan-tindakan guru dan siswa selama tahap pelaksanaan, maka dari itu tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Observasi meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Observasi tentang persiapan pembelajaran
2) Observasi tentang aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung 3) Observasi tentang aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung 4) Observasi tes pembelajaran
d. Refleksi
21
tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Alternatif pemecahan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I
2) Merancang kembali rencana pembelajaran melalui penerapan RME dengan materi jaring-jaring kubus
3) Merancang dan menyiapkan lembar observasi
4) Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Guru melakukan semua langkah sebagaimana pada siklus I yang
disesuaikan dengan perencanaan siklus II
2) Guru mengadakan tes akhir pada siklus II untuk mengukur hasil belajar siswa
c. Observasi
22
proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahn-kelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas.
3. Prosedur Penelitian pada Siklus III a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus III ini didasarkan hasil siklus II. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Alternatif pemecahan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus II
2) Merancang kembali rencana pembelajaran dengan penerapan PMR pada materi jaring-jaring bangun ruang balok
3) Merancang dan menyiapkan lembar observasi
4) Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus III adalah sebagai berikut :
1) Guru melakukan semua langkah sebagaimana pada siklus II yang disesuaikan dengan perencanaan siklus III
2) Guru mengadakan tes akhir pada siklus III untuk mengukur hasil belajar siswa
c. Observasi
Observasi pada siklus III juga masih sama dengan siklus I dan II, yang meliputi observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus III dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
23
Tahap ini peneliti menyimpulkan apa yang telah diperoleh dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 mengenai pembelajaran melalui penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan yaitu lembar observasi, evaluasi (soal), dan lembar catatan.
1. Observasi
Menurut Arikunto (2008:30) menyatakan bahwa “Pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”. Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi langsung yang dilakukan oleh para observer selama pembelajaran melalui penerapan PMR. Data tersebut yaitu observasi kelas yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa. 2. Tes
Menurut Arikunto (2008:33) menyatakan bahwa “Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan”. Tes dalam penelitian ini adalah seperangkat tes dalam bentuk hasil kerja siswa.
3. Studi dokumentasi,
24
F. Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh melalui instrumen-instrumen dikelompokkan menjadi data pelaksanaan pembelajaran dan data hasil belajar. Data pelaksanaan pembelajaran diolah melalui tahap sebagai berikut :
1. Seleksi data, menyeleksi data yang penting sesuai dengan kebutuhan penelitian.
2. Klasifikasi data, mengklasifikasikan data pelaksanaan pembelajaran menjadi dua yaitu data aktifitas guru dan aktifitas siswa.
3. Display data, menampilkan data yang telah diseleksi dan diklasifikasi. 4. Interpretasi data, mengiterpretasi data yang telah ada. Data terbagi ke
dalam dua yaitu data pelaksanaan pembelajaran dan data hasil tes. 5. Refleksi, meninjau kembali data yang telah diinterpretasi.
Data hasil belajar diolah melalui langkah : 1. Skoring
Menurut Arikunto (2008:235) menyatakan bahwa “Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa”. Skor tiap tes yang diberikan berbeda-beda disesuaikan dengan banyaknya soal tes dan bobot soal.
2. Menghitung nilai rata-rata
Untuk menghitung rata-rata nilai siswa kelas IV diperlukan rumus sebagai berikut :
25
= jumlah nilai siswa
= jumlah siswa (Arikunto, 2008:264)
3. Membandingkan dengan KKM
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti dideskripsikan pada Bab IV, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang di Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan penerapan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) pada dasarnya disusun dengan sistematika yang sama dengan RPP yang biasa disusun guru. Namun demikian RPP untuk pembelajaran materi bangun ruang dengan penerapan PMR ini memiliki kekhususan bahwa dalam kegiatan pembelajarannya lebih menekankan pada penggunaan konteks, kemudian melakukan pemodelan dengan memanfaatkan hasil konstruksi siswa, dan terjadinya interaktivitas dan keterkaitan materi. Perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian ini mengalami perubahan setiap siklusnya karena menerapkan Pendekatan Matematika Realistik, dimana siswa harus dituntut aktif dalam setiap proses pembelajarannya. Perencanaan penelitian yang telah dibuat dijadikan rambu-rambu dan acuan selama penelitian berlangsung.
63
3. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik pada pembelajaran materi bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 53,26 dengan persentase pencapaian KKM 48,38%. Nilai rata-rata pada siklus II sebesar 72,67 dengan persentase pencapaian KKM 73,3%. Nilai rata-rata pada siklus III sebesar 79,3 dengan persentase pencapaian KKM 93,3%. Dari ketiga siklus tersebut menunjukkan nilai rata-rata dan persentase pencapaian KKM lebih besar daripada sebelum penerapan pendekatan matematika realistik sebesar 48,34 dan 22%. Selisih peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I sebesar 4,92 sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 26,38%. Selisih peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 19,41 sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 24,92%. Selisih peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus III sebesar 6,63 sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 20%.
B. Saran
Penelitian ini memberikan hasil yang positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran matematika baik dari segi proses maupun prestasi belajar siswa. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba memberika sumbang saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pihak yang terkait sekurangnya bagi peningkatan kualitas pembelajaran di SD Negeri 2 Langensari ataupun Kecamatan Lembang pada umumnya.
1. Bagi Guru
64
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Hendakanya kepala sekolah harus dapat menunjang fasilitas pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah.
b. Kepala Sekolah harus memotivasi guru untuk melakukan pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan matematika realistik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Damayanti, Devi. (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa Kelas IV SDN 4 Cimareme. Skripsi
Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum KTSP Kelas IV SD. Jakarta: Depdiknas.
Hopkins, David. 2011. A Teacher’s Guide To Classroom Research (Four ed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mega Natalia, Margaretha. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Mukti Abdullah, B. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Realistik [Online]. Tersedia :
http://februl.wordpress.com /2012/10/26/pembelajaran-matematika-dengan-pendekatan-realistik/[12 April 2013].
66
Suherman Ar, Erman dkk. 2003. “Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer”. Bandung: Jurusan Matematika FPMIPA UPI.
Sukirman. 2011. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani.
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRES.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung : UPI PRES.
Wijaya, A. (2011). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.