Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM PEMBELAJARAN KOSA KATA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II SDLB-B DI SLB
NEGERI SUBANG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh :
NUR WENDAH WATI
NIM 1005004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM PEMBELAJARAN KOSA KATA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II SDLB-B DI SLB
NEGERI SUBANG
Oleh Nur Wendah Wati
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Master pada Sekolah Pascasarjana
© Nur Wendah Wati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM PEMBELAJARAN KOSAKATA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II SDLB-B DI SLB
NEGERI SUBANG
TESIS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP 195904141985031005
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT
THE LEARNING PROGRAM IN VOCABULARY THROUGH THE CONTEXTUAL INTRUCTION FOR THE STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENT IN GRADE II SDLB-B AT STATE SLB SUBANG
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI C. Pertanyaan Penelitian ……….. D. Tujuan Penelitian ……… E. Manfaat Pnelitian ………...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Bahasa Siswa Tunarungu
1. Hakekat Siswa Tunarungu………..
2. Perkembangan Bahasa Siswa Tunarungu ………...
3. Kosakata dan Kemampuan mental ………
B. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ………
1. Pengertian Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kontekstual ………...
2. Asas –asas Pembelajaran Kontekstual ………..
C. Pembelajaran Kosakata Siswa Tunarungu dengan Pendekatan
Kontekstual ………..
1. Hakekat Pembelajaran ...
2. Kosakata ...
3. Pembelajaran Kosakata dengan pendekatan kontekstual
D. Program Pembelajaran Penguasaan Kosa Kata ………...
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ……….
B. Subyek dan Lokasi Penelitian ………
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen ….
D. Teknik Analisa Data ………
E. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data Penelitian...
F. Prosedur Pelaksanaan Peneltian... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Obyektif Pembelajaran Kosakata ..
2. Faktor pendukung dan Faktor Penghambat Pembelajaran
Kosakata ………...
69
70
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Rancangan Program Pembelajaran Kosakata Melalui
pendekatan kontekstual ………...
4. Program Pembelajaran Kosakata Hasil Validasi …...
5. Program Akhir Pembelajaran Kosakata melalui
Pendekatan Kontekstual ...
B. PEMBAHASAN
1. Kondisi Obyektif Pembelajaran Kosakata ...
2. Faktor pendukung dan Faktor Penghambat Pembelajaran
Kosakata ………...
3. Rancangan Program Pembelajaran Kosakata melalui
Pendekatan Kontekstual ....……...
4. Program Pembelajaran Kosakata Hasil Validasi ...
5. Program Akhir Pembelajaran Kosakata...
95
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Perkembangan bahasa anak normal... 14
2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Menurut Piaget 24
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Ujaran Menurut Vigotsky 25
2.4 Tahap-Tahap Perkembangan Berpikiran/Pikiran Menurut Jean Piaget dan Lev Semenovich Vigotsky 25
2.5 Perbandingan Pendekatan CTL/Pembelajaran Kontekstual dengan Tradisional... 39
3.1 Gambaran Subyek Penelitian... 57
3.3 Kisi-kisi Wawancara untuk Guru... 134
3.4 Pedoman Wawancara untuk Guru... 135
3.5 Kisi-kisi Lembar validasi... 138
3.6 Lembar Pedoman Validasi... 140
4.1 Hasil observasi Persiapan Pembelajaran Kosakata di Kelas II SDLB-B... 71
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.3 Hasil Studi Dokumentasi Pembelajaran Kosakata di Kelas II
SDLB...
74
4.4 Rangkuman Data Persiapan yang Dilakukan Guru dalam
Pembelajaran Kosakata di Kelas II SDLB-B...
75
4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kosakata di kelas II
SDLB-B...
78
4.6 Hasil Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Kosakata di Kelas
II SDLB-B...
81
4.7 Rangkuman Data hasil Pelaksanaan Pembelajaran Kosakata di
Kelas II SDLB-B...
82
4.8 Hasil Observasi Evaluasi Pembelajaran Kosakata di Kelas II
SDLB-B...
84
4.9 Hasil Wawancara Penilaian Pembelajaran Kosakata Di Kelas
IISDLB-B...
85
4.10 Hasil Studi Dokumentasi Penilaian Pembelajaran Kosakata di
Kelas II SDLB-B...
87
4.11 Rangkuman Data Hasil Studi Dokumentasi Penilaian
Pembelajaran Kosakata di Kelas II SDLB-B...
87
4.12 Hasil Observasi Faktor Pendukung Pembelajaran Kosakata di
Kelas II SDLB-B...
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.13 Hasil Wawancara Faktor Pendukung Pembelajaran Kosakata di
Kelas II SDLB-B...
90
4.14 Hasil Wawancara Faktor Penghambat Pembelajaran Kosakata di
kelas II SDLB-B...
91
4.15 Rangkuman Data Faktor Pendukung Pembelajaran Kosakata di
Kelas II SDLB-B...
92
4.16 Rangkuman Data Hasil Penelitian Kondisi obyektif, Faktor
Pendukung Dan Penghambat Pembelajaran Kosakata Siswa
Kelas II SDLB-B...
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan
2.1 Perilaku Bahasa Verbal Anak yang Mendengar... 16
2.2
2.3
2.4
Perilaku Bahasa Verbal Anak Tunarungu...
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembelajaran ..……...
Faktor-faktor Belajar Siswa………..
20
41
42
3.1 Alur Penelitian 68
4.1 Rancangan Program Pembelajaran Kosakata melalui Pendekatan
Kontekstual bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB ...
95
4.2 Program Hasil Validasi Pembelajaran Kosakata melalui
Pendekatan kontekstual bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB ....
104
4.3 Rangkuman Proses Penyusunan Program Pembelajaran Kosa Kata
melalui Pendekatan Kontekstual bagi Siswa Tunarungu kelas II
SDLB-B ...
viii
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Wawancara untuk Guru... 134
2. Pedoman Wawancara untuk Guru... 135
3. Kisi-kisi Lembar validasi... 138
4. Lembar validasi... 140
5. Program Pembelajaran Kosa Kata 152 6. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2)... 155
7. Surat Permohonan Izin Penelitian... 156
8. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah... 157
1
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketunarunguan pada seseorang memunculkan dampak luas dan
kompleks terhadap kehidupan diri yang bersangkutan, keluarga bahkan
sikap-sikap masyarakat. Daniel Ling (Sadjaah, 2003:2) mengemukakan
bahwa “ketunarunguan memberikan dampak inti yang diderita oleh yang
bersangkutan yaitu gangguan atau hambatan perkembangan bahasa” .
Perkembangan bahasa banyak memerlukan ketajaman pendengaran,
karena melalui pendengaran anak dapat meniru suara-suara di sekitarnya,
kehilangan pendengaran yang dialami siswa tunarungu membawa dampak
juga terhadap perkembangan perbendaharaan kata yang merupakan
komponen penting dari bahasa. Akibat dari hambatan pendengarannya
tersebut anak tunarungu memiliki ciri seperti dijelaskan Sadjaah (2003 : 64)
bahwa : “Kemampuan bahasa anak tunarungu secara umum miskin dalam
perbendaharaan kata atau kosakata, sulit memahami kata-kata yang bersifat
abstrak, serta sulit memahami kata-kata yang mengandung arti kiasan”.
Meskipun telah melalui pendidikan dan latihan khusus kemampuan
berbahasa siswa tunarungu cenderung mengalami keterlambatan
dibandingkan siswa pada umumnya. Hal ini berlanjut pada terbatasnya
kemampuan daya abstraksi sehingga berdampak pula pada minimnya
2
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Steven dan Warshofsky (Kustanto, 2009:2) dalam penelitiannya di
sekolah Lexington di New York Amerika serikat, menyatakan bahwa:
Pada usia dua tahun, anak normal dapat menguasai hampir 300 kata dengan mendengarkan dan meniru kata-kata orang yang lebih tua. Anak tunarungu yang setara umur dan kecerdasannya mungkin belum memiliki kosakata sama sekali. Dua tahun kemudian kosakata anak yang mendengar bertambah sampai kira-kira 1500 kata, tapi siswa tunarungu dengan latihan khususpun, hanya akan mengenal kurang dari 400 kata. Jurang bahasa yang sangat besar ini sangat menyulitkan pengajaran anak tunarungu, waktu berminggu-minggu dapat habis untuk mengajarkan seorang anak sampai mengerti dan dapat mengucapkan satu kata
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami
siswa tunarungu dalam penguasaan kosakata berdampak pada terbatasnya
perkembangan dan kemampuan bahasa siswa tunarungu.
Salah satu kompetensi bahasa yang sangat menunjang dalam proses
pembelajaran yaitu penguasaan kosakata. Penguasaan kosakata juga sangat
menentukan bagi siswa tunarungu untuk dapat melakukan komunikasi
dengan baik. Karena dengan kata-kata seseorang dapat mengungkapkan apa
yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dilakukan ke dalam simbol-simbol
bahasa serta menangkap berbagai informasi baik lisan, tulisan maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Tanpa penguasaan kosakata yang
memadai, maka tujuan pembelajaran bahasa tidak akan tercapai. Oleh karena
itu penguasaan kosakata penting dimiliki seseorang terlebih siswa tunarungu.
Penguasaan kosakata merupakan hal penting dalam keterampilan berbahasa,
maka semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang akan semakin
terampil pula ia berbahasa. Indikator kualitas serta bobot kemampuan
3
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penguasaan kosakata yang baik mencerminkan alam fikiran yang baik, setiap
kata merupakan konsep, dengan demikian perkembangan kosa kata adalah
perkembangan konseptual atau perkembangan pengertian (Tarigan2011:17) .
Mengingat pentingnya peranan kosakata dalam bahasa dan penguasaan
kosakata dalam kegiatan berbahasa, maka pengembangan kosakata perlu
diperluas dari waktu ke waktu, secara konsisten dan terus menerus dan
direncanakan secara terpogram.
Kondisi di lapangan bahwa pembelajaran kosakata belum menjadi
bagian penting dalam pengembangan keterampilan bahasa. Pengembangan
kosakata hanya dilakukan sewaktu-waktu, ketika guru perlu mengenalkan
makna kata dalam materi yang disampaikan. Padahal guru memahami
pentingnya penguasaan kosakata bagi siswanya, agar terampil dalam
menyimak, membaca, berbicara dan menulis serta penunjang keberhasilan
mempelajari bidang studi yang lainnya. Guru juga belum mengupayakan
pembelajaran penguasaan kosakata secara khusus yang dilakukan dengan
konsisten, dan hampir belum ditemukan guru yang secara rutin kreatif
menginventarisir perkembangan penguasaan kosakata siswanya. Guru hanya
mengingat kemampuan penguasaan kosakata siswa dan bertanya kepada guru
yang mengajar sebelumnya, sebenarnya guru perlu untuk menyadari bahwa
proses pembelajaran memiliki keterkaitan dengan bekal pengetahuan
(prerequisite knowledge) yang dapat dijadikan catatan kemampuan awal
yang dimiliki siswa, serta modal dasarnya dalam mempelajari berbagai
4
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
khusus, dalam memberikan layanannya berdasarkan kebutuhan siswanya.
Tugas guru adalah membantu siswa menghubungkan antara pengetahuan
yang baru dan yang sudah diketahui, serta memfasilitasi agar informasi baru
bermakna.
Siswa kelas II SDLB-B di SLB Negeri subang adalah siswa yang
mengalami gangguan pendengaran, sehingga mengakibatkan minimnya kosa
kata yang dimiliki siswa tersebut, mereka sudah dapat membaca kata, tetapi
belum memahami maknanya, dan sedikit sekali kosa kata yang dikuasainya,
mereka baru mengenal kurang dari sepuluh kosakata dasar kata benda, kurang
dari tiga kosakata dasar kata kerja, sepuluh kosakata dasar kata bilangan dan
dua kosakata dasar kata warna, menurut Havighurst (Desmita, 2011:35) usia
mereka berada dalam perkembangan masa sekolah dan sedang dalam tugas
perkembangan, mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca, menulis
dan berhitung. Seharusnya pada usia seperti itu perkembangan bahasanya,
sudah terus berkembang kosakatanya dengan cepat, namun dalam
kenyataannya siswa tersebut baru mengenal beberapa kata benda yang ada di
kelasnya. Sebagai contoh dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia,
ketika guru menunjukkan suatu gambar, siswa tidak dapat langsung
mengucapkan atau menyebutkan benda atau gambar yang ditunjukkan guru,
mereka hanya mengisyaratkan benda atau gambar tersebut. Misalkan
ditunjukkan gambar “topi”, siswa hanya mengisyaratkan, siswa belum
mampu mengucapkan atau menyebutkan dengan tepat bahwa benda itu
5
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mencocokkan antara tulisan, ucapan dengan benda kongkritnya, apalagi
menuliskan kata sesuai gambar atau benda kongkrit yang ditunjukkan. Ini
artinya bahwa mereka belum memahami arti atau makna kata yang
dikenalnya. Mereka mengenal beberapa kata benda atau beberapa kata kerja
di lingkungannya, tapi mereka belum memahami maknanya.
Hal-hal seperti itu mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian
dan pengkajian terhadap kondisi obyektif pembelajaran kosa kata, faktor
pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kosa kata, yang digunakan
sebagai dasar dalam merumuskan pembuatan program pembelajaran
kosakata, untuk pedoman guru dalam mengembangkan penguasaan kosakata,
yaitu menambah jumlah kosakata dengan memahami makna kosakata, yang
dapat dilakukan oleh guru dengan mengembangkan pembelajaran yang
membantu siswa memahami konsep-konsep yang disampaikan dengan
melalui pendekatan kontekstual.
B. Fokus
Fokus yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
program pembelajaran kosakata melalui pendekatan kontekstual bagi siswa
6
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan fokus tersebut di atas maka pertanyaan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran kosakata siswa tunarungu kelas
II SDLB-B di SLB Negeri Subang?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung
pembelajaran kosakata siswa tunarungu kelas II SDLB-B di SLB Negeri
Subang?
3. Bagaimanakah rancangan program pembelajaran kosakata melalui
pendekatan kontekstual bagi siswa tunarungu kelas II SDLB-B di SLB
Negeri subang?
4. Bagaimanakah hasil validasi program pembelajaran kosakata melalui
pendekatan kontekstual bagi siswa tuna rungu kelas II SDLB-B di SLB
Negeri Subang ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran kondisi obyektif pembelajaran kosakata siswa
tunarungu kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang.
2. Mengungkap faktor penghambat dan pendukung pembelajaran kosakata
7
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Membuat rancangan program pembelajaran kosakata melalui pendekatan
kontekstual bagi siswa tunarungu kelas II SDLB-B di SLB Negeri
Subang.
4. Memperoleh gambaran hasil validasi program pembelajaran kosakata
melalui pendekatan kontekstual bagi siswa tunarungu kelas II SDLB-B di
SLB Negeri Subang.
E. Manfaat Penelitian
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan pedoman
guru dalam pembelajaran kosakata siswa tunarungu dengan
mengembangkan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
tentang bagaimana program pembelajaran kosakata bagi siswa tunarungu
melalui pendekatan kontekstual.
F. Definisi Konsep
1. Program Pembelajaran Kosa Kata melalui Pendekatan Kontekstual
Program menurut Surayin (2011:411) adalah rancangan mengenai
azas-azas serta usaha-usaha yang akan dilakukan. Program pembelajaran
8
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pedoman guru dalam mengembangkan kosakata siswa tunarungu kelas II
SDLB-B yaitu menambah jumlah kosakata baru dengan memahami makna
kosa kata melalui pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual
merupakan alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan guru
dalam mengembangkan penguasaan kosa kata siswa tunarungu kelas II
SDLB-B di SLB Negeri Subang. Dengan pendekatan pembelajaran yang
berbasis kontekstual diharapkan siswa belajar memahami konsep secara
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Program pembelajaran kosakata
dalam penelitian ini dirancang berdasarkan kondisi obyektif di lapangan
serta teori yang mendukung.
2. Siswa Tunarungu kelas II SDLB-B
Siswa tunarungu kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang, adalah
siswa yang mengalami gangguan pendengaran, sehingga mengakibatkan
minimnya kosa kata yang dimiliki siswa tersebut, mereka sudah dapat
membaca kata, tetapi belum memahami maknanya, dan sedikit sekali kosa
kata yang dikuasainya, mereka baru mengenal kurang dari sepuluh kosa
kata dasar kata benda, kurang dari tiga kosa kata dasar kata kerja, sepuluh
kosa kata dasar kata bilangan dan dua kosa kata dasar kata warna. Menurut
Havighurst (Desmita, 2011:35) mereka berada pada usia sekolah, dalam
tugas perkembangannya adalah sedang mengembangkan kemampuan
dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung, serta dalam perkembangan
9
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
cepat. Pada usia ini mereka senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung. Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan guru untuk
membantu siswa mencapai tugas perkembangannya adalah melaksanakan
pembelajaran yang memberikan pengalaman yang kongkrit atau langsung
dalam membangun konsep. Pembelajaran yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran kosakata, adalah mengembangkan pembelajaran
yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa bergerak atau
berpindah tempat, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran, pembelajaran
seperti demikian sesuai azas dalam pembelajaran kontekstual, maka dalam
penelitian ini pendekatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru
dalam program untuk mengembangkan kosakata menggunakan
pendekatan kontekstual.
55
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Sehubungan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, seorang
peneliti membutuhkan sistematika yang jelas tentang langkah-langkah yang harus
ditempuh, melalui metode penelitian akan tergambar prosedur atau
langkah-langkah yang harus ditempuh. Dalam bab ini diuraikan tentang pendekatan
penelitian, subyek dan lokasi penelitian, penjelasan konsep, teknik pengumpulan
data, pengembangan instrumen, analisis data dan prosedur pelaksanaan
penelitian.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Satori dan
Komariah (2011:22) bahwa penelitian kualitatif adalah:
penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.
Pendapat lain disampaikan oleh Sukmadinata (2008:60) yang
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan dan menganilisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
56
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendekatan penelitian ini dipilih karena berangkat dari fenomena yang
terjadi pada anak tunarungu yang memiliki kemampuan kosakata yang terbatas
sebagai dampak gangguan pendengarannya dan kebingungan guru untuk
mengajarkan pembelajaran kosakata karena belum adanya program yang
sistematis yang dapat dilakukan secara konsisten dan kontinyu oleh guru.
Upaya dalam penelitian ini adalah menjelaskan fenomena yang ada di
lapangan dengan mengutamakan proses bagaimana data diperoleh sehingga
data menjadi akurat, data yang diungkap memberikan gambaran secara
deskriptif berdasarkan pertanyaan penelitian yang diperoleh dari sumber data
tentang pendapat serta perbuatannya yang diamati pada saat penelitian.
B. Subyek Dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang guru kelas dua
SDLB-B, serta siswa tunarungu yang diajar oleh guru yang dijadikan
sumber data, berjumlah dua orang dan merupakan sumber data
pendukung. Kelas dua SDLB-B dipilih karena siswa tunarungu yang
berada di kelas tersebut sudah belajar membaca permulaan. Mereka sudah
dapat membaca kata yang dikenalkan namun mereka belum memahami
arti dan maknanya. Melalui pembelajaran membaca tersebut guru dapat
memotivasi siswa meningkatkan penguasaan kata. Untuk dapat
57
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sangat membutuhkan pembelajaran kosakata yang merupakan unsur
terpenting dalam belajar bahasa bagi siswa tunarungu, dan untuk
mengetahui kemampuan penguasaan kosakata pada siswa sedini mungkin
sebagai pengalaman yang dimiliki oleh siswa untuk mempelajari
pengetahuan selanjutnya, adapun gambaran subyek penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Gambaran Subyek Penelitian
No Nama Usia
Jenis
Kelamin
Unsur Subyek Pendidikan
1. UH 46 thn P Guru kelas II
SDLB-B
S1/PLB
2. ANG 11 thn L Siswa Kelas II SDLB
3. WLN 8 thn P Siswa Kelas II SDLB
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Subang yang beralamat di
Jalan Trubus Subang. Sekolah ini dipilih karena merupakan sekolah inti
dalam kegiatan gugus, memiliki siswa tunarungu yang membutuhkan
pembelajaran penguasaan kosa kata.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen
58
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengumpulan data merupakan tahapan terpenting dari penelitian,
pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk kepentingan
penelitian. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dapat
dilakukan melalui setting dari berbagai sumber dan berbagai cara, sumber
data yang langsung memberikan data kepada peneliti merupakan sumber
data primer dan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
peniliti dilihat dari settingnya merupakan sumber sekunder. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melalaui teknik observasi,
wawancara dan study dokumentasi.
a. Observasi
Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011:203) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.
Syaodih (Satori, 2011:105) mengungkapkan bahwa, observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
59
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
kondisi obyektif pembelajaran kosakata serta faktor pendukung dan
penghambat dalam pembelajaran kosakata.
Observasi dilakukan kepada guru dan siswa sebagai pendukung
informan pada saat pembelajaran berlangsung, dan teknik yang
digunakan adalah observasi non-partisipatori atau dengan pengamatan
langsung tanpa melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan yang
dilakukan di lokasi penelitian. Observasi dilakukan sebagai teknik
pengumpulan data utama guna memperoleh kejelasan dan kekayaan
informasi yang bersifat faktual dan dapat diamati.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti. Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011: 194)
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket)
adalah sebagai berikut:
1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah
60
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti.
Sudjana (Satori,2011:130) menjelaskan bahwa wawancara
adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka
antara pihak penanya(interviewer) dengan pihak yang ditanya atau
penjawab (interviewee).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara yang dilakukan secara terstruktur
dan tak terstruktur, wawancara diberikan kepada guru, dengan
wawancara ini diharapkan dapat diperoleh data mengenai kondisi
obyektif pembelajaran penguasaan kosakata serta faktor penghambat
dan faktor pendukungnya.
c. Study Dokumentasi
Satori dan Komariah (2011:149) mendefinisikan studi
dokumentasi itu adalah “mengumpulkan dokumen dan data yang
diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens
sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta
pembuktian suatu kejadian.”
Studi dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap
61
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ingin dilihat dalam penelitian ini berupa data-data siswa, dan dokumen
lainnya yang berhubungan dengan penelitian seperti :
a.Format asesmen
b.Silabus
c.Persiapan Mengajar
d.Catatan Pelaksanaan Pembelajaran Harian
2. Pengembangan Instrumen
Langkah selanjutnya setelah teknik pengumpulan data ditentukan, adalah
membuat pengembangan instrumen yang mengacu pada teknik
pengumpulan data yang dilakukan dan disusun dengan menggunakan
pedoman observasi dan pedoman wawancara. Langkah ini penting
dilakukan untuk mengungkap berbagai data yang diperlukan dalam
penelitian, pengembangan instrumen dapat dilihat dalam tabel sebagai
62
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument
PROGRAM PEMBELAJARAN KOSAKATA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II SDLB-B
No Pertanyaan
b. Pelaksanaan Waktu pelaksanaan
Penggunaan media
63
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan pendukung dalam
pembelajaran penguasaan
kosa kata? Faktor pendukung
64
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri atau orang lain
(Sugiyono, 2011:335).
Selama proses penelitian berlangsung data yang terkumpul dianalisis
secara terus menerus mulai dari tahap pengumpulan data sampai akhir,
analisis data merupakan kelanjutan dari langkah pengolahan data yang
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Reduksi data adalah, merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting”. Informasi yang merupakan
data mentah disingkat, diringkas, dipilih pokok yang penting dan
disusun secara sistematis sehingga data yang sudah di reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk mengumpulkan data selanjutnya.
b. Display (penyajian data)dilakukan untuk memudahkan dalam memahami
yang terjadi , merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah difahami, dan melihat gambaran keseluruhan atau bagianbagian
65
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengklasifikasian dan penyajian data ke dalam pola disesuaikan dengan
pokok permasalahan.
c. Conclusion drawing/verification, penarikan konsklusi dan verifikasi
data yaitu memilih, mengkatagorikan dan membuang yang tidak penting
serta mencari makna dari data yang dikumpulkan dengan mencari
hubungan , perbedaan, atau persamaan. Penarikan konklusi dilakukan
dengan cara membandingkan kesesuaian pernyataan informan dengan
makna yang terkandung dalam pelaksanaan dan dokumen.
G. Teknik Pemeriksaan Data dan Keabsahan Data Penelitian
Keabsahan data yang diperoleh dari lapangan diperiksa melalui kriteria
dan teknik tertentu, yaitu derajat kepercayaan atau kredibilitas, seperti
dikemukakan , sebagai berikut :
1. Triangulasi
Menurut Satori (2011:170) triangulasi adalah pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi teknik yaitu mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal
ini peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil
pengamatan atau observasi, dan membandingkan hasil wawancara
66
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Member chek
Satori (2011:172) menjelaskan bahwa: “member check adalah
proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan” .
Tujuan dari member check adalah untuk mengetahui kesesuaian data
yang diberikan oleh pemberi data. Setelah data terkumpul dan dianalisis,
maka hasil dari analisis tersebut dikonfirmasikan kepada nara sumber.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini ditempuh melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Tahap Studi Pendahuluan dan Analisis Hasil Studi Pendahuluan
a. Dalam tahapan ini dilakukan studi pendahuluan untuk melihat kondisi
objektif tentang : 1) pembelajaran kosakata anak tunarungu, 2) Faktor
pendukung dan penghambat pembelajaran kosakata. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi
b. Setelah data hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi
dihimpun , kemudian data tersebut dianalisis untuk dijadikan bahan
dalam perumusan rancangan program.
67
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada tahap ini draf program dirumuskan selain berdasarkan hasil
yang diperoleh dari kondisi obyektif tentang pembelajaran kosakata, faktor
pendukung dan faktor penghambat pembelajaran kosakata juga
memperhatikan kemampuan penguasaan kosakata yang dibutuhkan oleh
siswa tunarungu yang duduk dibangku kelas dua SDLB-B serta teori yang
mendukung.
3. Tahap Validasi
Validasi dalam penelitian ini menggunakan metode Delphie yaitu
cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menentukan indikator,
parameter dan lain-lain yang reliabel dengan mengeksplorasi ide dan
informasi dari orang-orang yang ahli di bidangnya, yaitu praktisi seperti
guru dan guru spesialisasi tunarungu, validator diminta tanggapannya
untuk dijadikan perbaikan terhadap draf program. Sedangkan validasi
ahli dilakukan oleh dua orang dosen UPI. Setelah draf divalidasi, maka
dilakukan revisi sehingga menjadi program yang sesungguhnya.
4. Finalisasi/Tahap Akhir Program Pembelajaran Kosakata
Hasil masukan dari para validator dianalisis utuk dijadikan dasar
dalam menyusun rancangan program tahap akhir. Prosedur pelaksanaan
penelitian tersebut di atas dapat digambarkan melalui bagan 1 di bawah
68
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tahap I
Study Pendahuluan
Tahap II Rumusan draf
Tahap III
Validasi
Finalisasi
69
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang
125
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang
dikemukaan berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian pada bab sebelumnya:
1. Kondisi Obyektif Pembelajaran Kosakata bagi Siswa Tunarungu Kelas II
SDLB-B di SLB Negeri Subang.
a. Persiapan
Dalam persiapan, guru belum melakukan asesmen dengan baik,
asesmen yang dilakukan belum menggunakan format instrument tertentu,
guru hanya mengamati kemampuan awal siswanya dan hanya mengingat
kemampuan siswanya dari guru yang mengajar sebelumnya, guru juga
tidak mendokumentasikan kemampuan siswanya sehingga tidak ada bukti
dokumen hasil asesmen, persiapan lainnya guru tidak menyusun silabus
dan RPP secara khusus tentang pembelajaran kosakata, pembelajaran
kosakata hanya diberikan pada saat guru memperkenalkan kata dalam
materi tematik.
126
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelaksanaan pembelajaran kosakata dilakukan dalam jam efektif
yang menjadi bagian pada materi tematik yang terintegrasi dalam mata
pelajaran lain, sehingga tidak hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
saja pembelajaran kosakata dilakukan oleh guru, dan pembelajaran
kosakata ini dilakukan hanya ketika guru memperkenalkan kata yang ada
dalam materi pada mata pelajaran tematik. Guru menggunakan media
gambar untuk membantu siswa memahami kata yang diperkenalkan
dibarengi dengan penggunaan dan pemanfaatan bahasa isyarat. Teramati
sebenarnya asas community learning telah terjadi di kelas secara tidak
langsung, sebagai dampak pengelolaan kelas yang menyatukan tingkatan
kelas yang berbeda dalam satu rombongan belajar, hal ini menimbulkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, terungkap siswa yang belum
paham dapat mengungkap keingintahuannya dengan bertanya kepada
temannya yang sudah lebih dahulu paham dan terjadi interaksi bahwa
siswa yang terlebih dahulu paham membantu siswa yang belum paham.
Tetapi guru belum memanfaatkan secara optimal kondisi lingkungan
pembelajaran tersebut.
c. Penilaian
Guru melakukan penilaian pada saat pembelajaran berlangsung
127
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tanpa didokumentasikan. Diakhir pembelajaran guru melakukan penilaian
dalam bentuk tes kinerja dan tertulis, mulai dengan lancar membaca kata
yang dikenalkan, mencocokkan dan menunjukkan gambar serta
menuliskan kemudian mengucapkan kata dengan benar, hasil tes tidak
pernah di dokumentasikan guru.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Kosakata
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pembelajaran kosakata siswa kelas II
SDLB-B di SLB Negeri Subang adalah penggunaan media gambar yang
diupayakan guru dan teman sebaya yang lebih tahu atau paham beberapa
kosakata, sehingga membantu siswa kelas II SDLB-B dalam menemukan
pengetahuan dengan bertanya pada temannya yang lebih dulu tahu atau
paham, dan temannya yang sudah tahu atau paham membantu temannya
yang belum tahu atau paham.
b. FaktorPenghambat
Faktor penghambat dalam pembelajaran penguasaan kosakata
siswa kelas II SDLB-B di SLB Negeri Subang adalah motivasi dari siswa
sendiri yang rendah disebabkan karena hambatan fungsi sensoris yang
128
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mereka cepat beralih konsentrasi, cepat bosan dan kurang bersemangat
karena sering tidak mengerti apa yang disampaikan guru. Hal ini menjadi
tantangan bagi guru untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih
baik.
3. Rancangan Program Pembelajaran Kosakata melalui PendekatanKontekstual
Berdasarkan hasil penelitian disusun rancangan program
pembelajaran penguasaan kosakata yang terdiri dari empat bab. Bab satu
membahas tentang Pendahuluan yaitu dasar pemikiran, tujuan program dan
rambu-rambu program . Bab dua membahas tentang Rancangan Program
yaitu mengenai pengertian, asesmen peserta didik, ruang lingkup program,
kegiatan belajar mengajar, sarana dan media yang digunakan, rancangan
program pembelajaran kosakata melalui pendekatan kontekstual. Bab tiga
membahas tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Bab empat
membahas Evaluasi Program.
4. Program Pembelajaran Kosakata melalui Pendekatan Kontekstual Hasil
Validasi.
Hasil validasi dengan metode delphie dihasilkan kesepakatan bahwa
rancangan program setelah mendapat saran dan masukan dari validator baik
ekspert maupun praktisi dapat digunakan dengan syarat memperbaiki
129
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perbab, yaitu program terdiri dari lima Bab. Bab satu mengenai dasar
pemikiran, tujuan dan rambu-rambu. Bab dua mengenai pengertian, asesmen
peserta didik, ruang lingkup program, sarana dan media yang digunakan,
kegiatan belajar mengajar dan program pembelajaran kosakata. Bab tiga
mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bab empat tentang evaluasi
program dan Bab lima penutup.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan temuan-temuan lapangan maka ada
beberapa hal yang akan direkomendasikan :
1. Bagi Guru
Program ini dapat dimanfaat guru sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran kosakata, yang dapat digunakan pada jam efektif
mengajar materi tematik atau dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dalam
rangka mengembangkan penguasaan kosakata siswa tunarungu kelas dua
yaitu menambah jumlah kosakata baru dengan memahami makna kosakata
melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
2. BagiSekolah
Pihak sekolah diharapkan dapat mendukung pelaksanaan program
pembelajaran kosakata, program ini dapat dimanfaatkan oleh guru di SLB
130
Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kata, sehingga sekolah mempunyai program secara khusus pengembangan
kosa kata siswa tunarungu melalui pembelajaran kosakata dengan pendekatan
kontekstual.
Diharapkan pula bahwa program ini dapat ditetapkan sebagai referensi
pihak sekolah, agar guru terbantu dalam mengembangkan kosakata siswa
131 Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustendi Sonny. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Tipe Inquiry Terhadap Hasil Belajar. Tesis Magister pada IPS Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Agustina Eka S. (2011). Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran
Kosa Kata Bahasa Lampung. [online]. Tersedia:
Respiatory.UPI.edu/tesisview.php?start-1769. [11 Mei 2012]
Alimin, Z. (2009). Hambatan Belajar dan Perkembangan. [online] Tersedia:http: //zaenalalimin.blogspot.com (diakses 14 Mareti 2012)
Arikunto ,Suharsimi.(2012). Evaluasi Program Pendidikan. [online]. Tersedia :http://anan.nur.blogspot.com/2012/01/evaluasiprogram
pendidikan.prof.dr.html. (diakses 23 September 2012)
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SLB Tunarungu. Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
B Uno H danMohamad N (2011), Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta: BumiAksara.
Djaenudin H (2010). Literatur Asesmen dan Pendekatan Pembelajaran. Kumpulan literatur: tidak diterbitkan.
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaelani. (2009). Penggunaan Media Compic dalam meningkatkan Kemampuan Memahami Kosa Kata Anak Tunarungu. Skripsi sarjana PLB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Fajri, Asrin G. Wahyudi Hendra N, Paramita Dewi S, Efendi Silvi E (2011).
Pembelajaran Kosa Kata.[online]. Tersedia
132 Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasanudin.(2011). Jenis-Jenis Penguasaan Kosa Kata [online].Tersedia hasanudin2u.blogspot.com//2011/03/jenis-jenispenguasaankosa kata-11 html. (diakses 17 Juli 2012)
Heryani Yani. (2011).Penggunaan Media Kartu gambar dan Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Kosa Kata pada Anak tunarungu Kelas D1. Skripsi sarjana PLB FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Jauhar, Mohammad. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Johnson, B. Elaine (2011). Contextual Teaching & Learning, Bandung: Kaifa
Kesuma, D. Herman, D. Supardan, D. dan Undang, G. (2010).Contextual Teaching and Learning, Garut: Rahayasa Research & Training.
Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: RefikaAditama
Kustanto, Dany D. (2009). Penerapan Media Teka-Teki Silang Bergambar dalam Meningkatkan Kosa Kata Anak Tunarungu di SLB Welas Asih Majlengka. Tersedia:http://repository.upi.edu/operator/upload/s plb 048017 chapter.pdf. [11 Mei 2012].
Mandala I. (2011). Pengembangan Panduan Metode Multisensory dalam Pembelajaran Pemahaman Makna Kata bagi Anak Tunagrahita ringan. Tesis Magister pada PKKh SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurihsan J.A dan Agustina M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja Tinjauan psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung: Refika Aditama.
Poerdarminta W.J.S. (2007). KUBI. Pusat Bahasa Depniknas. Jakarta: Balai Pustaka
Rochyadi E.(2005). Pengembangan Program Pembelajaran Individual. Jakarta: DepartemenPendidikanNasionalDirjenPendidikanTinggidirektoratPendidikanT enagaKependidikandanKetenagaanPerguruanTinggi
133 Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sahwani A. (2011). Kosa Kata. [online].
Tersedia:http://www.slideshare.net/sahwani/kosa kata. [20 Januari 2013]
Santrock W.J. (2004). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Satori Djam’an (2011).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata Syaodih N.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Surayin (2011). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung:Yrama Widya
Soetjiningsih Hadi.C. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan
Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group.
Somantri Sutjihati.T (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: RefikaAditama
Tarigan, H.G (2011). PengajaranKosa Kata. Bandung :Angkasa.
…………(2009). 9 langkah Methode Delphi. [online].
Tersedia:http://aprisa.web.ugm.ac.id/2009/11/Metode Delphi/.
...(2012) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak TK Melalui Metode Simulation Game Dengan Media Flaschard (PGTK)[online] tersedia: http://gudang makalah.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-peningkatan penguasaan.html [11 Mei 2012]
...(2011).PengertianKosa Kata [online] Tersedia: http//krizi.wordpress.com/tj/kosa kata [9 Juni 2012]
…………(2011). Pengertian Pembelajaran Kontekstua CTL/Contectual Teaching
and Learning.Tersedia: http/www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian
kontekstual-ctl.html [ 3 Maret 2012]
Winiharsih. (….).pembelajaranKosa Kata MelaluiKartu Kata untuk Meningkatkan
Ketrtampilan Menulis Cerpen.[online]. Tersedia
134 Nur Wendah Wati , 2013
Program Pembelajaran Kosakata Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Tunarungu Kelas II SDLB-B di SLSDLB-B Negeri Subang