No.Daftar FIP: . . . /SKRIPSI/PLB/2013
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN
SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Disusun oleh : Indah Purwanti Mugianti
NIM. 0703777
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2013
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN
SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
Oleh :
Indah Purwanti Mugianti 0703777
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Khusus
© Indah Purwanti Mugianti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
INDAH PURWANTI MUGIANTI 0703777
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN
SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr. Musjafak Assjari, M.Pd NIP. 19550516 198101 1 001
Pembimbing II,
Dr. Nia Sutisna, M.Si NIP. 19570131 197603 1 001
Mengetahui
ABSTRAK
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
( Indah Purwanti Mugianti 0703777 )
SKRIPSI, Jurusan Pendidikan Khusus (PKh), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Kegiatan Belajar Mengajar di kelas, siswa siswi tunagrahita di SLB BC YPLAB Cibaduyut mengalami kesulitan untuk menguasai materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai hasil belajar mata pelajaran tersebut yang rendah. Oleh sebab itu penelitian dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran perkembangbiakan vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dipilih metode penelitian eksperimen dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, tes lisan dan tulisan di dalam KBM. Setting penelitian ini berada di SLB BC YPLAB Cibaduyut dengan subyek 6 orang siswa tunagrahita kelas lima. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan diawali dari observasi prasiklus, pelaksanaan siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan nilai rata-rata kelas pada tiap siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 sehingga mencapai Standar Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu sebesar 75 dan hingga nilai rata-rata kelas pada siklus tiga adalah 88,3. Dengan demikian pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut pada mata pelajaran IPA.
ABSTRACT
USE OF ENVIRONMENTAL RESOURCES SCHOOL LESSONS BRING FORTH PLANTS IN THE SUBJECT natural vegetative science
( Indah Purwanti Mugianti 0703777 )
SKRIPSI, Programs Special Education (PKH), Faculty of Education (FIP), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GRAFIK ...vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Identifikasi Masalah ...4
C. Rumusan Masalah ...4
D. Tujuan Penelitian ...5
E. Manfaat Penelitian ...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran IPA ...6
B. Hakekat Sumber Belajar ...7
C. Lingkungan sebagai Sumber Belajar...12
D. Prestasi Belajar ...14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...19
B. Definisi Operasional ...20
C. Instrumen Penelitian ...22
D. Subyek Penelitian ...22
E. Prosedur Pengumpulan Data ...23
F. Metode Analisis Data ...26
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan analisis data ...27
B. Siklus I ...29
C. Siklus II ...32
D. Siklus III ...34
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ...38
B. Rekomendasi ...39
DAFTAR PUSTAKA ...41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dilaksanakan untuk memberikan bekal kemampuan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi
dan anggota masyarakat. Pendidikan merupakan hal terpenting yang harus
ditempuh oleh setiap orang. Tanpa pendidikan seseorang tidak akan
memperoleh statusnya dalam masyarakat. Status yang dimaksud adalah
pengakuan dari masyarakat yang diberikan pada seseorang yang dapat
dipercaya untuk menjadi anggota dan mempunyai kedudukan didalam
kelompoknya sehingga dapat menjadi warga negara yang bertanggung
jawab terhadap negaranya. Sesuai yang tertuang dalam Undang-undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang dasar, fungsi, dan
tujuan pendidikan yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003 : 4). Untuk
mewujudkan pendidikan yang menghasilkan manusia yang beradab dan
berbermartabat tersebut maka diperlukan pendidikan yang bermutu
sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 pasal 5 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan
bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu (Sisdiknas, 2003 : 5). Pendidikan yang bermutu
akan ditandai dengan sekolah yang merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pendidikan dengan baik, meningkatkan dan mengembangkan
potensi akademik tiap peserta didiknya secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini keterlibatan
serta pendidik yang paling dekat dengan siswa. Guru tidak sendirian di
dalam sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan siswanya ada faktor
lain seperti kurikulum, sarana, waktu bahkan kerja sama masyarakat yang
direncanakan dengan baik akan menghasilkan mutu yang baik terhadap
pendidikan.
Masalah muncul ketika di sekolah terdapat kesenjangan antara
kemampuan siswa dengan tuntutan pendidikan. Guru sering kali
mengeluhkan keterbatasan waktu, sementara itu guru pun dituntut untuk
bisa menyelesaikan program pengajaran yang telah diatur dalam kurikulum
demi terciptanya mutu yang baik bagi pendidikan. “Tugas dan kewajiban
para pendidik misalnya yang berkaitan dengan rencana pendidikan yang
akan dilaksanakan seharusnya mudah dicerna dengan konsep yang
sederhana, memiliki kejelasan hubungan materiil dan subtansial yang tidak
terputus maka semua materi pelajaran dapat dipahami oleh peserta didik
dengan mudah dan sederhana” ( Sukmadinata, 2011 : 103 ). Sehingga tidak
ada siswa yang mengeluh tidak menyukai mata pelajaran tertentu. Sebagai
contoh siswa kelas lima di SLB BC YPLAB Cibaduyut, masih ada beberapa
siswa yang mengaku tidak menyukai pelajaran IPA karena dinilai sulit dan
membosankan. Sebenarnya yang terjadi adalah Pembelajaran IPA tersebut
belum sepenuhnya efektif dan efisien. Hal ini terlihat dari berbagai indikator
seperti rendahnya respon dan motifasi siswa selama pembalajaran
berlangsung, media yang kurang menarik, serta cara penyajian materi yang
tidak memotifasi siswanya.
Mata pelajaran IPA yang berkaitan erat dengan alam sekitar,
sebenarnya dapat mengarahkan guru untuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar. Keberadaan lingkungan sekitar siswa yang
mendukung proses pembelajaran IPA sangat menguntungkan bagi peserta
didik untuk memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA, maka diharapkan
dapat membantu dalam peningkatan mutu pembelajaran siswa tunagrahita
Melalui lingkungan sekolah siswa mampu mendapatkan ilmu
pengetahuan alam yang berharga. Demikian juga melalui kegiatan belajar
IPA siswa dapat lebih dekat dengan lingkungan serta mengetahui bagaimana
melestarikan lingkungan tersebut. Dengan demikian, lingkungan sekitar
menjadi media yang penting dalam kegiatan belajar IPA. Siswa tunagrahita
akan menemukan berbagai permasalahan dan menemukan pula solusinya
melalui lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran IPA yang berkaitan dengan lingkungan
menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa lebih baik jika dibanding
dengan mata pelajaran lainnya. Materi yang disajikan sebagian besar
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti ciri-ciri mahluk hidup,
hubungan sesama makhluk hidup dan antar makhluk hidup dengan
lingkungannya, hewan, tumbuhan dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya
siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, ketuntasan belajar
yang dicapai pada mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan
hanya sebesar 42%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir separuh dari
keseluruhan siswa tidak tuntas belajarnya. Berdasarkan analisis guru,
rendahnya ketuntasan yang dicapai siswa disebabkan oleh guru cenderung
menggunakan metode ceramah saja saat memberikan penjelasan tanpa
contoh-contoh nyata. Kegiatan ini membuat siswa bosan dan tidak
konsentrasi dengan materi yang dipelajari. Oleh karena hal tersebut, guru
bermaksud mengadakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Perkembangbiakan Tumbuhan
Secara Vegetatif Alami Dalam Mata Pelajaran IPA.
Berdasarkan uraian di atas, maka siswa tunagrahita kelas lima
SLB BC YPLAB Cibaduyut berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu
untuk mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin agar mereka
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga dapat berdiri
B. Identifikasi Masalah
Salah satu contoh media yang dapat mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran, adalah dengan memanfaatan lingkungan sekolah. Guru
harus mampu mengolah semua sarana yang ada di lingkungan sekolah
tersebut karena dapat menjadi jembatan penentu keberhasilan dalam
pengajaran ditentukan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini :
1. Siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut kurang
mendapatkan metode belajar dengan menggunakan sumber belajar
lingkungan sekolah yang menarik, selama ini siswa tunagrahita hanya
berkutik di kelas dengan metode ceramah oleh guru.
2. Guru hanya menjadi penyampai materi karena tuntutan pencapaian
target program ( kurikulum ) yang harus diselesaikan dengan waktu
yang terbatas di jam belajar di sekolah saja.
3. Sarana penunjang yang dimiliki sekolah tidak dimanfaatkan dengan
maksimal. Pemanfaat lingkungan sekolah dapat menjadi hal yang
menarik bagi siswa dan memberikan dorongan belajar yang baik.
4. Bagaimana pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah pada
pelajaran perkembangbiakan tumbuhan dalam mata pelajaran IPA.
C. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah
yang akan diteliti dan untuk memperjelas arah dan batasan-batasan dalam
penelitian ini, maka dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Pemanfaatan
Sumber Belajar Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif
Alami Dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan kondisi nyata pembelajaran siswa tunagrahita kelas
lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa tunagrahita
kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut melalui pemanfaatan lingkungan
sumber belajar di sekolah.
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan data
yang empirik bagi kepentingan peningkatan prestasi belajar siswa
tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
Peneliti:
1. Memberikan pengalaman praktis mengidentifikasi permasalahan di
kelas.
2. Mengembangkan kemampuan menemukan solusi terhadap
permasalahan di kelas.
3. Memiliki gambaran pembelajaran IPA yang efektif untuk siswa.
Siswa:
1. Menumbuhkan minat serta motivasi belajar pada siswa.
2. Mengembangkan kemampuan menemukan dan melestarikan
lingkungan belajar yang tepat untuk belajar.
3. Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
Guru dan sekolah:
1. Memberikan masukan alternatif untuk meningkatakan prestasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.
2. Mendorong sekolah untuk mengembangkan sumber belajar lingkungan
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach ) atau
disingkat dengan PTK. Di bidang pendidikan, khususnya kegiatan
pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. Sebagai
penelitian terapan, guru tetap melaksanakan tugasnya yaitu mengajar di
kelas, tidak harus meninggalkan siswanya. Penelitian PTK ini diharapkan
dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
sekaligus efektifitas kegiatan yang dilakukan guru di kelas. Suharsimi
Arikunto ( 2006 : 3 ) menyatakan bahwa :
Penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari gur yang dilakukan oleh siswa.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui dalam
penelitian tindakan kelas yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanan, (3)
pengamatan, (4) refleksi.
Penelitian tindakan kelas sangat membutuhkan kolaborasi dengan
guru. Dalam pelaksanaan penelitian guru adalah pihak yang melakukan
tindakan dan peneliti yang melakukan pengamatan terhadap proses
berlangsungnya tindakan.
B.Definisi Operasional Variabel
1. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah manusia, bahan, kejadian / perisrtiwa,
setting, teknik yang membangun kondisi yang memberikan kemudahan
bagi anak didik untuk belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
(Sumartono, 1987:128) menjelaskan bahwa lingkungan sebagai
sumber belajar juga berfungsi sebagai media pembelajaran. Media sebagai
alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri karena gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didiknya.
Kebun sekolah berperan sebagai sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan (learning resources by utilization) untuk keperluan
pembelajaran IPA, sehingga sumber belajar tersebut efektif dan efisien
dalam kegiatan belajar mengajar siswa.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar.
Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan : Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia
yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
gagasan-gagasan.
IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan
Sains di SLB bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Serta yang paling terpenting dalam
penelitian ini, siswa SLB BC YPLAB Cibaduyut dapat memahami materi
C.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Disusun serta
dirancang guna mengetahui perbedaan atau tidak terdapat perbedaan hasil
belajar siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut melalui
lingkungan sekolah berupa media kebun sekolah.
Cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan
akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan instrumen
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang terdiri dari : satu
RPP untuk pra siklus dan tiga RPP siklus. Instrumen lain yang digunakan
adalah lembar observasi siswa dan lembar pengamatan kegiatan
pembelajaran guru dan siswa.
D.Lokasi dan Subyek Penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa tunagrahita kelas lima SLB BC
YPLAB di SLB BC YPLAB Cibaduyut yang beralamat di jalan
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 9 Juli 2001
Alamat: Jln. Bojong Malaka Indah No. 56
2. Nama: R A
Jenis Kelamin: Laki - Laki
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 27 Agustus 1998
Alamat: Kota Baru Jln. Sedap Malam Rt.02/05
3. Nama: R M
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 24 November 1995
Alamat: Jln. Nyengseret Utara No.191 B Rt. 04/03
4. Nama: S
Jenis Kelamin: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Tasik, 18 September 1999
Alamat: Jln. Cibaduyut Gg. H. Ipung 197 B
5. Nama: R P
Jenis Kelamin: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 21 Juni 2001
Alamat: Jln. Cibaduyut Blok TVRI IV Rt. 04/03
6. Nama: D P
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 8 Januari 1998
Alamat: Jln. Sukamenak Indah Blok A No. 08
E.Prosedur Penelitian
Untuk melihat alur penelitian yang dilakukan dan bagaimana
langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang sebelumnya telah
disebutkan. Secara operasional dijelaskan sebagai berikut :
a. Perencanaan ( planing )
Merupakan tahap awal untuk menyusun rencana tindakan
berdasarkan permasalahan di lapangan seperti bahan atau materi
pelajaran yang akan di berikan, media yang akan dipakai. Membuat
pedoman observasi dan menyusun alat evaluasi. Assesmen dan
observasi awal yang berkaitan dengan prestasi dan situasi belajar serta
kemampuan awal siswa dilakukan pada tahap ini.
b. Tindakan ( acting )
Melaksanakan tindakan berupa pemanfaatan lingkungan sekolah
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam pelajaran
menunjukkan serta mengambil contoh tumbuhan yang berkembangbiak
secara vegetatif alami.
c. Pengamatan (Observing )
Dalam tahap ini pelaksanaan tindakan akan dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disisapkan dengan tujuan
menghasilkan data yang objektif dan akurat. Observasi akan
dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas
siswa, pengembangan materi dan hasil belajar.
d. Refleksi ( reflecting )
Data hasil observasi meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran
siswa akan didiskusikan hingga dapat diketahui kelemahan dan
kekurangan dari tindakan yang dilakukan maka refleksi dilakukan
untuk melihat proses dan hasil tes pada tiap akhir siklus dan sekaligus
menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
Gambar 1 : Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari pendapat Kemmis dan Mc. Taggard ( Suharsimi : 117 )
Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat di jelaskan
Siklus I
1. Rencana tindakan
Merancang tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran IPA
di kelas. Dengan acuan hasil observasi awal, yaitu pemahaman konsep
perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dengan umbi lapis.
2. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan adalah mencirikan perkembangbiakan
tumbuhan secara vegetatif alami dengan umbi lapis. Serta mencari satu
contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis dan
menanamnya di kebun. Sebagai wujud memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai media pembelajaran yang aktif untuk siswa.
3. Pengamatan
Peneliti membuat catatan pengamatan dari kegiatan pembelajran
yang dilakukan guru serta keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi serta menilai
hasil unjuk kerja siswa dan mengolah data hasil tes tersebut.
4. Refleksi
Data yang diperoleh berupa catatan proses kegiatan guru, siswa
dan skor prestasi belajar yang nantinya akan menentukan tingkat
keberhasilan rancangan pembelajaran pada identifikasi awal. Bila
diketahui ada masalah yang belum terselesaikan maka akan ditentukan
dan direvisi sebagai dasar strategi untuk siklus 2.
Siklus II
Setelah dilakukan kegiatan refleksi pada siklus 1 maka akan
dirumuskan rencana pada siklus 2. Mencari dan menentukan hal yang
dianggap perlu unuk diperbaiki dalam siklus 2. Pada pelaksanaan tindakan
siklus 2 harus sudah mencerminkan perubahan dari tindakan yang kurang
Membuat catatan pengamatan melalui pedoman observasi serta
memeriksa hasil belajar. Data yang diperoleh berupa catatan kegiatan yang
di interprestasikan kemudian dianalisis untuk menetukan rencana tindakan
selanjutnya.
Perencanaan yang selajutnya dibicarakan dan dirangcang untuk
kemudian sebagai dasar untuk pelaksanaan, hal yang harus dilakukan atau
hal yang diperlukan untuk merancang kembali langkah-langkah
pembelajaran pada siklus 3.
F. Metode Analisis Data
Data dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil catatan
lapangan bersama mitra kolaborasi yaitu guru kelas. Catatan observasi
digunakan untuk mengetahui perubahan pada setiap proses pembelajaran
dan aktivitas siswa. Lalu data hasil observasi pembelajaran dianalisa
bersama-sama mitra kolaborasi guru kelas, sedangkan hasil belajar siswa
(evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa. Pada bagian
refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan
yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak
dilaksanakannya PTK, sehingga mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang
pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan
secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA siswa tunagrahita kelas
lima SLB BC YPLAB Cibaduyut dapat disimpulkan : Terdapat perubahan
positif terhadap hasil belajar siswa kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut
setelah menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar
lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam
mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya hasil belajar
siswa pada tiap siklus yang dilaksanakan.
Terdapat perubahan dan peningkatan jumlah skor dalam evaluasi
akhir belajar siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut
dalam mata pelajaran IPA.
Dari strategi pembelajaran yang digunakan di kelas lima SLB BC
YPLAB Cibaduyut, melalui penelitian pemanfaatan sumber belajar
lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami adalah
pilihan yang tepat dalam mata pelajaran IPA. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan
tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA adalah
pembelajaran yang efektif bagi siswa tunagrahita kelas lima SLB YPLAB
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pemanfaatan sumber
belajar lingkungan sekolah pada pembelajaran perkembangbiakan
tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA adalah
pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut dengan segala kerendahan hati
izinkanlah peneliti untuk memberikan rekomendasi sebagai berikut :
1. Untuk guru kelas atau pengajar mata pelajaran IPA di kelas lima SLB
BC YPLAB Cibaduyut.
a. Dapat mengembangkan lebih lagi dalam pemanfaatan sunber
belajar yang ada di lingkungan sekolah, sehingga dapat
mengoptimalkan proses belajar mengajar di sekolah bagi seluruh
siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut
b. Memberikan penugasan-penugasan yang lebih variatif lagi agar
aktifitas pembelajaran siswa lebih aktif dan kondusif dengan
memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkunga sekolah di
SLB BC YPLAB Cibaduyut.
2. Untuk Kepala Sekolah SLB BC YPLAB Cibaduyut.
a. Mendorong seluruh guru untuk lebih menfungsikan kebun sekolah
yang dalam pengamatan peneliti kurang di manfaatakan sebagai
sumber belajar yang ada di sekolah di SLB BC YPLAB Cibaduyut.
b. Memberi penekanan pada guru untuk merancang proses
pembelajaran yang lebih memacu minat belajar siswa, dengan
menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar
yang ada di lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan performa
belajar siswa pada mata pelajaaran IPA.
3. Untuk peneliti selanjutnya.
a. Guna memperoleh hasil penelitian yang lebih teruji, maka
penelitian ini perlu dikaji kembali dengan menggunakan populasi
yang lebih luas dan variatif dengan tujuan memperoleh populasi
b. Pengujian dapat menggunakan mata pelajaran lain dengan sumber
Daftar Pustaka
Ambarwati, S dan Susilorini. (2007). Bertanam sayur-sayuran. Jakarta : PT Musi Perkasa Utama
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
. . . (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Febru, E. (2011). Assesmen dan evaluasi. Malang : Aditya Media Publishing.
Hamdani. (2011). Dasar-dasar kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Indar, D. (1990). Perencanaan pendidikan strategi dan implementasinya. Surabaya : Karya Abitama.
Moenta, P. (2003). Himpunan Prundang-undangan Republik
Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
Bandung : Nuansa Aulia.
Nurhayati, N. (2009). Ringkasan Dan Bank Soal Pengetahuan Alam
Terpadu untuk SD. Bandung : Margahayu Permai.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Syamsuddin, A. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdaya.
Takari, E. (2008). Penelitian Tindakan Kelas pada Kegiatan
Pengembangan Profesi Guru IPA. Bandung : PT Genesindo.