• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MOTIF BATIK CIREBONAN PADA SISWA KELAS VIII SMP PASUNDAN 3 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MOTIF BATIK CIREBONAN PADA SISWA KELAS VIII SMP PASUNDAN 3 BANDUNG."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MOTIF BATIK

CIREBONAN PADA SISWA KELAS VIII SMP PASUNDAN 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh

BERLIN HAMDANI 0806167

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Implementasi model Pembelajaran

Investigasi Kelompok Untuk

Meningkatkan Kemampuan

Mengapresiasi Motif Batik Cirebonan

Pada Siswa Kelas VIII SMP Pasundan 3

Bandung

Oleh Berlin Hamdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Berlin Hamdani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

BERLIN HAMDANI 0806167

MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MOTIF BATIK

CIREBONAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa KelasVIII SMP Pasundan 3 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Maman Tocharman, M. Pd. NIP. 194812251974121001

Pembimbing II

Bandi Sobandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

(4)

ABSTRAK

Pendidikan, khususnya pembelajaran di sekolah, dipandang sebagai suatu proses untuk untuk membentuk pemahaman dan pengetahuan peserta didik sejalan dengan perkembangan daya nalar peserta didik yang bersangkutan, demikian pula halnya dengan pembelajaran materi apresiasi motif batik cirebonan. Sehubungan dengan hal itu, dipandang perlu suatu penerapan model pembelajaran yang diharapkan mampu untuk meningkatkan perkembangan kemampuan siswa dalam mengapresiasi suatu hasil karya seni rupa. Hal ini pula yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakannya penelitian yang mengambil judul Model Pembelajaran Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Motif Batik Cirebonan, yang dilakukan melalui pendekatan Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 3 Bandung.

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini meliputi bagaimana desain pembelajaran yang dilakukan guru pada penerapan model investigasi kelompok dalam materi pembelajaran mengapresiasi motif batik cirebonan, bagaimana proses pelaksanakannya, dan bagaimana tingkat kompetensi siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dalam mengapresiasi karya motif batik cirebonan melalui penerapan model pembelajaran investigasi kelompok? Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan proses analisisnya dilakukan secara deskriptif. Dengan demikian, dalam penggambaran hasil analisisnya tersusun secara naratif dan dudukung oleh tabel-tabel data sebagai pendukungnya.

(5)

ABSTRACT

Education , especially learning in school , is seen as a process for forming an understanding and knowledge to learners in line with the reasoning power of learners concerned , as well as with the learning material Cirebonan appreciation motif . In this connection , it is necessary that an application of learning models should be able to enhance the development of students' ability to appreciate a work of art . It is also the rationale for the implementation of the study who took the title of Investigation Group Learning Model to Improve Ability Cirebonan Appreciating Batik , which is done through classroom action research approach in junior Pasundan 3 Bandung .

The problem is formulated in this study include how teachers design their lessons on the application of the model in the investigation of group learning material Cirebonan appreciate motif , how , to implement the process , and how the level of competence of eighth grade students in junior Pasundan 3 Bandung motif Cirebonan appreciate works through the application of the model

investigative learning group ? The research was conducted by applying the approach of Classroom Action Research ( CAR ) and the analysis was done descriptively . Thus , in the depiction of the results of the analysis are composed narrative and be supported by the data tables as supporters.

Based on the analysis of data in this study , it is concluded that in the learning process , there are several stages of implementation plans that include classroom action research between teachers and peers , the process of observation , and reflection and evaluation of learning outcomes between teachers and peers . Meanwhile , also found the fact that there is an average increase student

competence in learning to appreciate art works significantly between the achievement of competence prior to the application of the investigation group learning model , the learning in the first cycle , and learning on the second cycle .

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

DAFTAR ISTILAH………. xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah... 6

1. Identifikasi Masalah………. 6

2. Rumusan Masalah……… 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

1. Manfaat Teoritis……… 9

2. Manfaat Praktis………. 9

E. Struktur Organisasi Skripsi……….. 10

BAB II MODEL PEMBELAJARAN DAN APRESIASI KARYA MOTIF BATIK CIREBONAN... 11

A. Pembelajaran Apresiasi Siswa SMP terhadap Karya Seni Batik Cirebonan Melalui Model Investigasi Kelompok………. 11

(7)

B. Apresiasi Karya Seni Rupa ... 19

1. Pengertian Apresiasi Karya Seni Rupa…... 19

2. Tujuan Dan Manfaat Apresiasi……… 20

3. Proses Apresiasi Terhadap Karya Seni Rupa 20 4. Tingkatan Apresiasi……….. 21

C. Apresiasi Siswa SMP Terhadap Karya Seni Rupa... 23

1. Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan………. 24

2. Komponen Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan……… 26

D. Kriya Batik... 28

1. Batik Sebagai Karya Seni Terapan Nusantara 28 2. Karya Seni Batik Cirebonan……… 31

3. Teori Desai Dua Dimensi……… 33

E. Kerangka Pemikiran Penelitian... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 47

C. Teknik Pengumpulan Data dan Penyusunan Instrumen... 49

1. Teknik Pengumpulan Data………. 50

2. Penyusunan Instrumen…………... 51

D. Tahap-Tahap Penelitian………... 51

1. Studi Pendahuluan……… 52

2. Perencanaan Tindakan………. 54

3. Pelaksanaan Tindakan………. 57

4. Pengamatan Tindakan………. 59

5. Evaluasi Terhadap Tindakan Melalui Refleksi 59 E. Teknik Analisis data... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 60

(8)

1. Gambaran Singkat SMP Pasundan 3 Bandung 60 2. Desain Pembelajaran Materi Apresiasi Motif

Batik cirebonan di SMP Pasundan 3 Bandung 61 3. Proses Pembelajaran Apresiasi Motif Batik

Cirebonan Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Di SMP Pasundan

3 Bandung………. 67

4. Hasil Pembelajaran Apresiasi Motif Batik Cirebonan Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok di SMP Pasundan 3 Bandung………. 71

B. Pembahasan... 86

1. Perencanaan Desain Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Motif Batik Cirebonan Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok 86 2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Motif Batik Cirebonan Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok 94 3. Hasil Pembelajaran Apresiasi Motif Batik Cirebonan Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok……… 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 112

A. Kesimpulan... 112

B. Saran... 113

DAFTAR PUSTAKA... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 117

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Pendidikan Nasional merupakan suatu upaya untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, dan mandiri

sekaligus untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa sebagaimana

termaktub dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 20

tahun 2003 bahwa:

Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Ketetapan tersebut tidak hanya diaplikasikan di dalam pengelolaan

pendidikan secara umum, namun yang terpenting adalah penerapan dan

pelaksanaannya dalam proses pembelajaran peserta didik sejak dini di

sekolah-sekolah. Secara nasional, hal ini diarahkan untuk mewujudkan masyarakat

yang berkecukupan, sejahtera, dan cerdas. Namun, proses pembangunan

pendidikan yang terus melaju ini, masih menghadapi beberapa tantangan dan

kendala, antara lain berupa kesenjangan fundamental yang terdapat dalam

setiap diri individu, khususnya pengelola pendidikan di sekolah, yakni

produktivitas dan kompetensi dalam proses pengelolaan pembelajaran.

Sejalan dengan itu, Engkoswara dan Komariah (2011: 35) menegaskan

bahwa: “Kemajuan-kemajuan dalam proses pembangunan yang terus melaju

masih dihinggapi kesenjangan fundamental, yaitu kesenjangan yang terdapat

pada diri manusia sendiri sebagai inti pembangunan nasional yaitu kesenjangan

atau krisis produktivitas kualitas manusia”. Dalam hal ini, produktivitas yang dimaksud mencakup suatu keseluruhan proses penataan sumberdaya untuk

mencapai tujuan pembangunan, khususnya pembangunan pendidikan yang

(10)

Produktivitas pendidikan dapat dilihat dari output pendidikan yang

berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan.

Proses atau suasana pendidikan yang dimaksud adalah kegairahan belajar,

semangat kerja yang tinggi, serta kepercayaan dari berbagai pihak. Sehubungan

dengan hal tersebut, Engkoswara dan Komariah (2011: 41) menegaskan

bahwa: “Esensi dari produktivitas pendidikan adalah prestasi siswa secara

akademik dan non akademik yang ditunjang oleh sistem yang bermutu di mana

seluruh unsur pendidikan terutama 8 standar menunjukkan prestasinya

masing-masing”.

Berkenaan dengan hal tersebut, guru sebagai ujung tombak proses

pembelajaran peserta didik di sekolah dituntut untuk bekerja secara profesional

dan produktif. Demikian pula halnya dalam proses pembelajaran seni budaya

sebagai salah satu mata pelajaran estetika yang memiliki karakteristik

pembelajaran yang khas dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi

dasarnya, di mana aspek budaya dibahas secara terintegrasi dengan seni

sebagai pendidikan seni yang berbasis budaya (BSNP, 2006: 643).

Guru, khususnya guru mata pelajaran Seni Budaya, memegang peranan

sentral dalam proses pembelajaran siswa, sekaligus merupakan faktor penentu

bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta

sumber kegiatan belajar mengajar. Melalui guru inilah penanaman nilai-nilai

dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

yang relevan dengan keadaan saat ini dan masa yang akan datang berlangsung

di sekolah.

Tanpa sumber daya yang handal maka pendidikan tidak akan mencapai

prestasi seperti yang diharapkan. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 tahun 2003 ayat 2 dijelaskan pendidik sebagai berikut:

(11)

3

Dengan demikian, seorang guru, khususnya guru mata pelajaran seni

budaya, dituntut untuk mampu menerapkan berbagai bentuk model dan strategi

pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran siswanya.

Hingga saat ini, cukup banyak bentuk model dan strategi pembelajaran

yang berkembang dalam dunia pendidikan di sekolah. Namun, bukan berarti

bahwa setiap model dan strategi pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam

setiap pembelajaran materi pelajaran. Kemampuan seorang guru untuk memilih

dan menentukan model dan strategi mana yang layak dan tepat digunakan

dalam proses pembelajaran suatu materi, sangatlah dituntut. Seperti halnya

dalam proses pembelajaran apresiasi karya seni rupa yang menekankan pada

pembinaan dan pembentukan kemampuan peserta didik dalam dalam

menumbuhkan pengetahuan dan jiwa apresiatifnya, diperlukan penerapan suatu

model dan strategi pembelajaran yang tepat, yang mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menggali dan

mengembangkan ide, gagasan, serta pemikiran baik secara individual maupun

kelompok.

Kemampuan apresiasi karya seni rupa yang dimaksud dalam hal ini

adalah kemampuan mengenali jenis dan bentuk karya seni rupa serta

memahami karakteristik, tema, dan makna suatu karya seni rupa. Kemampuan

ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap peserta

didik khususnya pada tingkat SMP (BSNP, 2006: 643).

Berkaitan dengan hal itu, apresiasi karya seni rupa sebagai bagian

integral dari mata pelajaran Seni Budaya yang diterapkan kepada peserta didik,

khususnya pada siswa kelas VIII SMP, ditujukan agar setiap peserta didik

mampu menentukan jenis dan bentuk suatu karya seni rupa serta

mendeskripsikan karakteristik dan makna dari karya seni rupa tersebut.

Hal ini pun selaras dengan apa yang tertuang dalam Kompetensi Dasar

apresiasi karya seni rupa Kurikulum 2006 untuk SMP kelas VIII semester II

bahwa siswa diharapkan mampu mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan

Nusantara dan menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan

(12)

Untuk membentuk dan menerapkan kemampuan tersebut, proses

pembelajaran yang dilakukan perlu dirancang dan dikembangkan dengan

model serta strategi yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk menggali aspek-aspek apresiatif terhadap karya seni rupa tersebut, yang

salah satunya adalah melalui model pembelajaran investigasi kelompok (group

investigation). Dalam hal ini Thelen (Joyce.et.al, 2009: 316) menegaskan

bahwa:

“Tugas guru adalah memimpin (merangsang) perkembangan tata sosial dalam ruang kelas yang dimaksudkan agar siswa berlatih melakukan penelitian-penelitian serta mengembangkan „peraturan rumah‟. Dua tujuan tersebut adalah metode serta sikap suatu disiplin ilmu pengetahuan yang

harus diberikan”.

Ketika menitik beratkan pembahasan pada aktivitas yang menunjukan

proses demokrasi seperti pembelajaran apresiasi terhadap karya seni rupa, kita

tidak boleh mengabaikan spirit dasar (dorongan dan motivasi) yang mengiring

proses belajar siswa, disinilah model pembelajaran investigasi kelompok

mampu memunculkan kemampuan menggali berbagai informasi dan

mengungkapkan gagasan-gagasannya didalam suatu kelompok belajar.

Model pembelajaran investigasi kelompok yang dimaksud merupakan

salah satu model yang cocok untuk mempersatukan proyek belajar yang sesuai

dengan kemahiran, analisis dan sintesis informasi agar dapat memecahkan

masalah yang beranekaragam (Slavin, 2010). Sementara itu, Sujana (1991: 50)

menegaskan bahwa:

...investigasi kelompok dikembangkan oleh Helbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan srategi mengajar yang berorientari pada pengembangan proses pengkajian akademis. Model ini lebih menekankan pengembangan pemecaham masalah dalam suasana yang demokratis di mana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada peserta didik melainkan diperoleh melalui pemecahan masalah.

Berkenaan dengan penerapan model pembelajaran investigasi kelompok

dalam mata pelajaran Seni Budaya untuk kelas VIII pada satuan pendidikan

SMP, khususnya di SMP Pasundan 3 Bandung, difokuskan pada proses

(13)

5

9) yang menekankan proses pembelajaran pada apresiasi karya seni batik

Cirebonan.

Karya seni batik merupakan karya seni gambar di atas kain yang menjadi

salah satu kebudayaan keluarga kerajaan Indonesia pada masa-masa yang lalu.

Awalnya, karya seni batik dikerjakan terbatas di dalam lingkungan keraton dan

hasilnya digunakan untuk pakaian keluarga keraton serta para pengikutnya.

Namun pada perkembangan selanjutnya, karena banyak dari pengikut raja yang

tinggal diluar kraton, maka karya seni batik ini berkembang pula pada

masyarakat di luar lingkungan keraton.

Kesenian membatik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan

Majapahit dan terus berkembang hingga jaman kerajaan pada masa-masa

berikutnya (Affendi, 2000: 2). Batik yang dihasilkan berupa batik tulis sampai

awal abad ke-XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir

atau sekitar tahun 1920.

Di Jawa Barat sendiri, perkembangan seni membatik mulai berkembang

di beberapa wilayah yang berbatasan dengan Jawa Tengah, seperti Ciebon dan

pada umumnya mendapat pengaruh dari unsur-unsur batik Jawa. Seperti halnya

batik di Jawa, Batik Cirebonan memiliki dua motif, yaitu batik keraton dan

batik pesisir. Batik tumbuh sangat subur di daerah Cirebon. Batik Cirebon

berkaitan erat dengan kerajaan kanoman, kasepuhan, dan keprabonan. Batik

Cirebon muncul di lingkungan keraton dan dibawa keluar oleh abdi dalem

yang bertempat tinggal di luar keraton.

Perlu kita perhatikan mengenai penghargaan terhadap karya-karya batik

yang telah tumbuh subur di Indonesia sejak dulu ini harus tetap dilestarikan,

seperti yang di kemukakan oleh (Affendi, 2000: 1) :

Dihubungkan dengan penghargaan terhadap karya seni batik ini, khususnya batik Cirebonan, ditinjau dari sudut pandang nilai kekayaan budaya, tentunya tidak ada padanannya jika dibandingkan dengan nilai ekonomis. Karena hasil karya seni ini memiliki makna artistik, fislosofis, teknologi, dan sosio-antropologi kekuasaan adat masyarakat.

Dengan demikian, dipandang perlu adanya upaya untuk senantiasa

(14)

dini sebagai salah satu cara untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa

Indonesia umumnya dan masyarakat setempat khususnya. Untuk itulah,

penerapan pembalajaran apresiasi karya seni rupa terapan, khususnya karya

seni batik Cirebonan ini diterapkan dalam proses pembelajaran seni budaya di

lingkungan SMP Pasundan 3 Bandung perlu diteliti, hal ini dimaksudkan untuk

mengimplementasikan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan mengekplorasi, mengekploitasi dan mendiskusikan bentuk karya

seni rupa terapan yang diapresiasi siswa.

Berkaitan dengan penerapan model pembelajarannya, untuk mengetahui

bagaimana proses pembelajaran dengan model investigasi kelompok ini

diterapkan serta bagaimana kontribusinya terhadap kemampuan peserta didik

mengapresiasi suatu karya seni rupa inilah, maka penelitian yang berjudul

“Model Pembelajaran Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Motif Batik Cirebonan” ini dilakukan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Seni Budaya untuk SMP kelas VIII yang tertuang dalam KTSP 2006,

pembelajaran apresiasi karya seni rupa terapan ditujukan untuk membentuk

dan menanamkan kemampuan peserta didik agar dapat mengidentifikasi jenis

karya seni rupa terapan Nusantara dan menampilkan sikap apresiatif terhadap

keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan Nusantara. Demikian pula

dengan proses pembelajaran tersebut yang diberikan kepada siswa kelas VIII

SMP Pasundan 3 Bandung.

Tabel 1.1

Pencapaian Ketuntasan Materi Apresiasi Karya Seni Rupa Siswa Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

(15)

7

Sumber : Diolah dari Dokumen Nilai Seni Budaya Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung, Semester Ganjil 2012

Ditelaah dari pencapaian ketuntasan materi dalam pembelajaran apresiasi

karya seni rupa siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung yang telah

dilaksanakan, pada umumnya mencapai hasil rata-rata 5,764 (Tabel 1.1). Ini

berarti masih berada di bawah standar ketuntasan materi yang telah ditetapkan

pihak sekolah, yaitu sebesar 7,50.

Apabila dilihat dari persentasenya, siswa kelas VIII SMP Pasundan 3

Bandung yang mampu mencapai batas standar ketuntasan materi dalam

materi pembelajaran ini hanya sebanyak 10,06 %. Sementara yang berada di

atas standar tersebut sebanyak 30,77 %., dan masih sangat banyak (59,17 %)

yang berada di bawah standar (Tabel 1.2).

Tabel 1.2

Pencapaian Ketuntasan Materi Apresiasi Karya Seni Rupa Siswa Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

Kriteria Jumlah Siswa %

> 7,50 52 10,06

7,50 17 30,77

< 7,50 100 59,17

Jumlah 169 100,00

(16)

Angka tersebut menunjukkan makna bahwa masih sangat banyak

siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung yang belum mampu

mengapresiasi suatu karya seni rupa. Dan hal tersebut dapat terjadi akibat

berbagai faktor yang telah di di temukan oleh guru bersangkutan, salah satu

di antaranya adalah model pembelajaran yang diterapkan kurang tepat

sasaran.

2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan fenomena yang dikemukakan tadi, serta

dilandasi oleh pemikiran sebagaimana dikemukakan dalam uraian pada latar

belakang, masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana implementasi perencanaan pembelajaran siswa kelas VIII

SMP Pasundan 3 Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan

dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok?

b. Bagaimana implementasi pelaksanaan pembelajaran siswa kelas VIII

SMP Pasundan 3 Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan

dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok?

c. Bagaimana hasil implementasi pembelajaran siswa kelas VIII SMP

Pasundan 3 Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan dengan

menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Merujuk pada masalah yang dirumuskan, penelitian ini dilakukan untuk

mencapai beberapa tujuan, yaitu:

1. Memperoleh gambaran mengenai rencana pembelajaran siswa kelas VIII

SMP Pasundan 3 Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan

dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok.

2. Mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran siswa kelas VIII SMP Pasundan

3 Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan dengan

(17)

9

3. Mengetahui hasil pembelajaran siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan dengan menggunakan model

pembelajaran investigasi kelompok.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian beserta hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoretis maupun praktis, baik bagi peneliti maupun pihak-pihak lain yang

berkepentingan.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat yang antara lain berupa:

a. Penambah wawasan berkaitan dengan model-model pembelajaran yang

tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran apresiasi karya seni

rupa.

b. Memberikan pengayaan pengetahuan berkenaan dengan penerapan

model pembelajaran investigasi kelompok, khususnya dalam

pembelajaran materi apresiasi karya seni rupa di sekolah.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai:

a. Masukan bagi guru, khsusnya guru seni budaya, dalam menerapkan

model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran apresiasi karya seni

rupa.

b. Bahan kajian bagi pihak-pihak pengambil kebijakan pendidikan dalam

mengembangkan model dan strategi pembelajaran yang tepat untuk

diterapkan di sekolah-sekolah

E. Struktur Organisasi Skripsi

Secara sruktural, skripsi ini disusun ke dalam lima bab yang mencakup:

Bab I, mencakup latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan

(18)

Bab II, mencakup kerangka teoretis/konseptual yang relevan dengan variabel

penelitian, kerangka pemikiran penelitian, dan pertanyaan penelitian.

Bab III, mencakup metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik

pengumpulan data, serta teknik analisis.

Bab IV, mencakup penyajian dan pembahasan atau analisis data hasil

penelitian.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dengan memperhatikan masalah serta kerangka konseptual penelitian

sebagaimana yang telah diuraikan pada bab II, metode penelitian yang

dipandang sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis dengan bentuk penelitian tindakan kelas.

Metode penelitian deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini,

sebagaimana dikemukakan Sudjana (2009: 52) bahwa: “Metode penelitian

deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan kejadian atau peristiwa yang ada pada masa sekarang”. Dengan

demikian, analisis dalam penelitian dilakukan dengan cara menjelaskan atau

menggambarkan fenomena yang sedang terjadi, serta menggambarkannya (to

describe).

Sementara itu, berkenaan dengan penelitian tindakan kelas (classroom

action research) yang diterapkan dalam penelitian ini, Arikunto (2010: 129)

menegaskan bahwa:

Penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Ciri dan karakteristik utamanya adalah partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran.

Diterapkannya pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu gambaran

tentang proses pembelajaran mengapresiasi karya motif batik Cirebonan yang

diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung melalui dua

siklus.

Metode clasroom action research yang dilakukan dalam penelitian ini

mencakup empat komponen yang dikembangkan Kurt Lewin, sebagaimana

(20)

(1) Perencanaan (planning) (2) Tindakan (acting)

(3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).

Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus dan

hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan pendekatan Classroom

Action Research dalam penelitian ini, sesuai dengan prinsip-prinsip PTK

sebagaimana dikemukakan Arikunto (2010: 129) yaitu:

1. Permasalahan/topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian, dan mampu ditangani, serta berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien.

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka. Setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas.

5. Kegiatan penelitian diharapkan merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going).

Dengan demikian, secara metodologis, penelitian tindakan kelas

dipandang sebagai suatu metode yang diterapkan dalam penelitian ini untuk

menggali berbagai fenomena dari proses pembelajaran dan sekaligus mencari

solusi dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran tersebut.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Arikunto (2010: 173) merupakan, “Keseluruhan

kasus, individu, dan gejala yang ada di daerah penelitian yang mencakup

kasus (masalah peristiwa tertentu), individu (manusia baik perorangan

maupun kelompok)”.

Selaras dengan masalah yang telah dirumuskan, maka populasi yang

ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

(21)

49

orang siswa dan terbagi ke dalam 4 (empat) kelas serta satu orang guru

pelajaran Seni Budaya.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dianggap

mewakili menurut ketentuan tertentu untuk diambil datanya oleh peneliti

dalam melakukan penelitian. Bila populasi penelitian besar dan tidak

memungkinkan semua populasi dijadikan sumber penelitian maka dapat

disiasati dengan mengambil sebagian dari populasi yang dianggap

mewakili menurut ketentuan tertentu dan diambil datanya oleh peneliti

dalam melakukan penelitian.

Dalam penarikan sampel dalam penelitian ini, agar representatif

diupayakan setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama.

Sebagaimana dikemukakan Sudjana (2009: 72) bahwa: “…harus

diupayakan agar setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama … Ini hanya bisa dilakukan apabila menarik sampel berdasarkan teori peluang atau yang disebut probability samples”.

Sesuai dengan karakteristik populasi penelitiannya, yaitu siswa kelas

VIII “A” SMP Pasundan 3 Bandung yang mendapatkan materi pelajaran

apresiasi karya seni rupa yang terbagi ke dalam 4 (empat) kelas, maka agar

representatif, peneliti menetapkan sampel sebesar 25 % dari populasi,

yaitu dengan menentukan salah satu kelas sebagai sampel penelitian

dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Penyusunan Instrumen

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan suatu prosedur

yang paling vital. Tanpa adanya data yang relevan dan akurat, maka suatu

penelitian tidak akan dapat mencapai tujuannya. Untuk memperoleh data

yang tepat sesuai dengan metode dan pendekatan yang telah dirumuskan,

(22)

1. Teknik Pengumpulan Data

Dengan mempertimbangkan metode dan pendekatan penelitian ini

yang menerapkan metode dan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas

yang berarti memberikan suatu tindakan perlakuan (treatment) dalam

suatu proses pembelajaran siswa, maka teknik pengumpulan data yang

dipandang sesuai adalah:

a. Observasi

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan

untuk mempertajam pengamatan peneliti terhadap proses

pembelajaran apresiasi motif batik Cirebonan melalui model

pembelajaran investigasi kelompok. Berkenaan dengan teknik

observasi ini, Sugiyono (2012: 145) mengemukakan bahwa:

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, ... maka teknik observasi tidak terbatas pada pengamatan terhadap orang, tetapi juga objek-objek yang lainnya.

Sejalan dengan pendapat tersebut, di dalam penelitian ini

dilakukan pengamatan terhadap proses mengajar yang dilakukan guru,

proses belajar yang dilakukan siswa, serta lingkungan dan media

pembelajaran yang turut berpengaruh dalam proses pembelajaran

tersebut, yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran apresiasi

motif batik Cirebonan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dimaksud adalah teknik pengumpulan

data berkaitan dengan hal-hal yang diteliti melalui pencarian dan

pengkajian terhadap catatan, transkrip, dokumen resmi, dan

sebagainya (Arikunto, 2010: 274).

Di dalam penelitian ini, pengumpulan data dan informasi dari

dokumen yang dimaksud berupa:

1) Pengumpulan dan pengkajian informasi yang berkaitan dengan

kurikulum pembelajaran seni budaya untuk SMP kelas VIII dari

(23)

51

2) Pengumpulan dan pengolahan data nilai perolehan hasil

pembelajaran siswa dari dokumen penilaian seni budaya di sekolah

yang dijadikan sebagai lokasi penelitian.

3) Pengumpulan data dan informasi dari dokumen-dokumen lain yang

dipandang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Penyusunan Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, maka sebelum

dilakukan proses pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan

penyusunan instrumen penelitian. Berkaitan dengan masalah yang diteliti

serta metode dan pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini, maka

instrumen penelitian yang digunakan, disusun dalam bentuk pedoman

observasi sebagai panduan dalam melakukan pengamatan yang disusun

secara terstruktur dan didesain untuk mengamati proses dan hasil

pembelajaran apresiasi motif batik Cirebonan melalui model

pembelajaran investigasi kelompok yang dilaksanakan oleh siswa kelas

VIII SMP Pasundan 3 Bandung.

Pedoman observasi tersebut terdiri atas dua instrumen, yaitu

pedoman observasi proses pembelajaran yang berlangsung untuk setiap

siklus (lampiran 2) dan pedoman observasi aktivitas siswa (lampiran 3).

D. Tahap-Tahap Penelitian

Penerapan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam

menganalisis masalah mengenai kompetensi siswa kelas VIII SMP

Pasundan 3 Bandung dalam pembelajaran mengapresiasi karya motif batik

Cirebonan ini difokuskan pada proses yang berkesinambungan mulai dari

Siklus I yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, serta

evaluasi yang dilakukan melalui kegiatan refleksi. Dari hasil refleksi pada

siklus I ini selanjutnya dijadikan umpan balik terhadap proses perencanaan

(24)

1. Studi Pendahuluan (Pra PTK)

Sebagai langkah awal untuk menerapkan pendekatan Classroom

Action Research atau PTK dalam penelitian ini, terlebih dahulu

dilakukan kegiatan-kegiatan berikut:

a. Identifikasi masalah

Pada kegiatan ini dilakukan upaya untuk menjaring informasi

mengenai persoalan-persoalan apa yang timbul dalam proses

pembelajaran seni budaya yang dipelajari siswa kelas VIII SMP

Pasundan 3 Bandung.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, sebagaimana telah dikemukakan

pada bab I, terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi,

antara lain:

- Pencapaian ketuntasan materi dalam pembelajaran seni budaya siswa

kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung pada umumnya masih berada

di bawah standar ketuntasan materi yang telah ditetapkan pihak

sekolah.

- Siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung yang belum mampu

mencapai batas minimal ketuntasan materi dalam pembelajaran seni

budaya masih cukup banyak, yaitu lebih dari setengah jumlah

keseluruhan siswa kelas VIII.

b. Analisis masalah

Berdasarkan analisis terhadap data dan informasi yang berhasil

dikumpulkan pada masa studi pendahuluan, kenyataan masih

banyaknya siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dalam

pembelajaran seni budaya ini diprediksi sebagai dampak dari kurang

relevannya metode/model pembelajaran yang diterapkan dengan

materi yang dipelajari siswa.

Oleh karenanya, khusus dalam pembelajaran apresiasi karya seni rupa

terapan, yang dalam hal ini adalah apresiasi terhadap motif batik

Cirebonan, perlu diterapkan suatu metode/model pembelajaran yang

(25)

53

c. Rumusan masalah

Dengan dilandasi prediksi persoalan sebagaimana dikemukakan tadi,

maka masalah yang akan dikaji dalam pelaksanaan PTK ini sesuai

dengan yang telah dirumuskan pada bab I, yang mencakup:

- Perencanaan pembelajaran siswa kelas VIII SMP Pasundan 3

Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan.

- Pembelajaran siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dalam

mengapresiasi motif batik Cirebonan.

- Evaluasi hasil pembelajaran siswa kelas VIII SMP Pasundan 3

Bandung dalam mengapresiasi motif batik Cirebonan.

d. Rumusan hipotesis tindakan

Berangkat dari analisis persoalan yang teridentifikasi serta masalah

yang ingin dipecahkan melalui PTK ini, maka secara hipotetik

tindakan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran apresiasi karya

motif batik Cirebonan bagi siswa kelas VIII SMP Pasundan 3

Bandung ini adalah menerapkan model pembelajaran investigasi

kelompok.

Dengan merujuk pada hasil dari studi pendahuluan tersebut, maka

langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan dalam

penelitian ini mencakup empat langkah kegiatan sebagaimana

dikemukakan sebelumnya, yang mencakup perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi yang secara ilustratif diperlihatkan pada

(26)

Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Model John Eliot (Sumber: Arikunto, 2010: 137)

2. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang di lakukan pada tahap

pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris

hipotesis tindakan yang ditentukan.

Adapun rencana tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini

meliputi:

a. Merencanakan tindakan yang akan diterapkan dalam pembelajaran,

yaitu pembelajaran apresiasi karya seni rupa terapan pada kelas VIII

SMP Pasundan 3 Bandung dengan model pembelajaran investigasi

kelompok.

Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Pengamatan SIKLUS 2 Refleksi

Perencanaan

Tindakan

(27)

55

b. Menetapkan Pokok Materi yang akan dibahas, yaitu Apresiasi Karya

Motif Batik Cirebonan

c. Skenario atau langkah-langkah pembelajaran yang akan di tempuh

dalam penelitian ini meliputi:

- Guru dan peserta didik mendiskusikan materi tersebut sehingga

terjadi interaksi dan melibatkan peserta didik secara aktif.

- Guru membagi kelas menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5

orang per kelompok.

- Masing-masing kelompok merencanakan kegiatan belajar untuk

memecahkan masalah yang dikaji berkaitan dengan apresiasi karya

Motif batik Cirebonan.

- Kelompok melaksanakan rencana belajar yang telah disepakati

dengan menggunakan berbagai sumber dan media pembelajaran,

seperti gambar-gambar motif batik Cirebonan, buku materi seni

budaya kelas VIII pegangan siswa, majalah, serta sumber-sumber

informasi lainnya yang relevan.

- Siswa melakukan analisis, sintesis, dan pembahasan berbagai

informasi dan fakta serta membuat sajian secara rigkas dan

komunikatif berupa resume hasil diskusi.

- Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi agar seluruh siswa dalam

kelas dapat memahami keseluruhan materi yang dipelajari dan di

kaji.

- Guru melakukan evaluasi pencapaian kompetensi pembelajaran

siswa secara individu/kelompok yang mencakup (1) Penilaian sikap

apresiatif siswa terhadap jenis karya motif batik Cirebonan; (2)

Penilaian penguasaan pengetahuan siswa dalam mengapresiasi jenis

karya motif batik Cirebonan; (3) Penilaian kreativitas siswa dalam

mengapresiasi jenis karya motif batik Cirebonan; (4) Penilaian

presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok siswa; (5)

(28)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada

hal-hal yang belum dimengerti kepada siswa

- Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran materi tersebut.

- Guru melakukan refleksi proses pembelajaran melalui tukar

pemikiran dengan rekan sejawat

d. Sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

penelitian ini antara lain berupa:

- Buku pegangan siswa untuk mata pelajaran Seni Budaya SMP kelas

VIII jilid 2, 2007, Erlangga.

- Media perangkat audio visual berupa video player,PC dan infocus.

- Kliping gambar motif-motif batik Cirebonan.

e. Sistem evaluasi pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian

ini adalah penilaian proses (lihat lampiran Penilaian Kompetensi

Siswa) yang mencakup:

- Sikap apresiatif siswa.

- Penguasaan pengetahuan.

- Kreativitas siswa.

- Presentasi.

- Laporan diskusi

Keseluruhan hasil perencanaan tindakan yang akan diterapkan

dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

(29)

57

3. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana

yang telah dirancang. Pemberian tindakan dalam pembelajaran apresiasi

motif batik Cirebonan bagi siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

ini diterapkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pembuka/apersepsi

Dalam kegiatan pembuka ini, dilakukan:

1) Penyampaian salam pembuka kepada siswa

2) Mengamati kondisi kelas dan kesiapan siswa

3) Memberikan perhatian dan memotivsi siswa

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dengan mengintegrasikan empat kegiatan,

yaitu eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan evaluasi.

Eksplorasi, meliputi:

- Guru Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

- Guru menyajikan materi secara singkat.

- Guru dan peserta didik mendiskusikan materi tersebut sehingga

terjadi interaksi dan melibatkan peserta didik secara aktif.

- Guru membagi kelas menjadi kelompok kecil dengan anggota

4-5 orang per kelompok dan menyampaikan masalah yang harus

dikaji oleh siswa.

- Masing-masing kelompok merencanakan kegiatan belajar untuk

memecahkan masalah yang dikaji berkaitan dengan apresiasi

karya Motif batik Cirebonan.

- Kelompok siswa melaksanakan rencana belajar yang telah

disepakati dengan menggunakan berbagai sumber dan media

pembelajaran antara lain video mengenai contoh motif batik

Cirebonan, laptop, infocus, buku paket seni budaya kelas VIII,

(30)

- Siswa melakukan pembahasan analisis dan sintesis berbagai

informasi dan fakta serta membuat sajian secara rigkas dan

komunikatif berupa resume hasil diskusi.

Elaborasi, meliputi:

- Setiap kelompok menyajikan hasil diskusi agar seluruh siswa

dalam kelas dapat memahami keseluruhan materi yang dipelajari

dan di kaji.

- Guru melakukan evaluasi pencapaian kompetensi pembelajaran

siswa secara individu/kelompok.

Konfirmasi, dilakukan dengan:

- Guru melakukan penilaian selama proses dan akhir

pembelajaran

Evaluasi, meliputi:

- Penilaian sikap apresiatif siswa terhadap jenis karya motif batik

Cirebonan

- Penilaian penguasaan pengetahuan siswa dalam mengapresiasi

jenis karya motif batik Cirebonan

- Penilaian kreativitas siswa dalam mengapresiasi jenis karya

motif batik Cirebonan

- Penilaian presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok

siswa

- Penilaian laporan diskusi masing-masing kelompok siswa

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan diskusi antara guru dengan siswa

untuk penarikan kesimpulan hasil pembahasan materi pelajaran dan

dilanjutkan dengan refleksi.

Adapun tindakan yang diterapkan meliputi:

1) Guru memberikan kesempatan bertanya jika ada hal-hal yang

belum dimengerti kepada siswa.

2) Mempertegas kesimpulan.

(31)

59

4) Guru melakukan refleksi proses pembelajaran melalui tukar

pemikiran dengan kolaborator.

4. Pengamatan Tindakan

Kegiatan pengamatan/observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi

tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta

dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan

dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh

peneliti.

5. Evaluasi Terhadap Tindakan melalui Refleksi

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat

saat dilakukan pengamatan. Langkah-langkah tahapan sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi

mutu, jumlah waktu dari setiap jenis tindakan.

b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang

skenario pembelajaran.

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya

E. Teknik Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan diolah serta dianalisis untuk

memperoleh gambaran mengenai fenomena yang terjadi pada subjek

penelitian. Di dalam penelitian ini, proses analisis yang dilakukan terdiri atas

dua teknik, yaitu:

1. Analisis logika digunakan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

yang bersifat kualitatif seperti proses, aktivitas, sikap, dan sebagainya

yang ditemukan dalam penelitian ini.

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kecenderungan data

yang berbentuk angka dengan terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan seluruh uraian dari hasil analisis dan pembahasan dalam

penelitian ini, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yang berkenaan dengan

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dalam pembelajaran

apresiasi motif batik Cirebonan di SMP Pasundan 3 Bandung, yaitu:

1. Implementasi perencanaan desain pembelajaran apresiasi karya seni motif

batik Cirebonan bagi siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dilakukan

secara berkolaborasi antara guru dan peneliti sebagai kolaborator dengan

menempuh langkah-langkah pengkajian ruang lingkup materi pembelajaran,

standar kompetensi dan kompetensi dasar, perumusan tujuan pembelajaran,

penentuan materi pelajaran, penetapan metode pembelajaran dengan model

investigasi kelompok, penetapan media pembelajaran yang akan digunakan,

serta penyusunan alat penilaian pembelajaran.

2. Implementasi proses pelaksanaan pembelajaran apresiasi karya seni motif

batik Cirebonan bagi siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran investigasi kelompok.

Model ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan

menggali pengetahuan pada diri peserta didik secara mandiri dan bekerja

sama.

Dalam proses pelaksanaannya, dilakukan dalam dua siklus pembelajaran

dengan masing-masing siklus menerapkan tahap-tahap pembelajaran

investigasi kelompok yang terdiri atas tahap identifikasi materi dan

pembagian kelompok kerja siswa, tahap perencanaan pembelajaran oleh

siswa, tahap investigasi, tahap penyusunan laporan akhir, tahap presentasi,

dan tahap evaluasi.

3. Dengan mengukur aspek-aspek kompetensi individu berupa sikap apresiatif,

penguasaan pengetahuan, kreativitas dalam mengapresiasi, kemampuan

(33)

113

apresiasi, serta aspek-aspek kompetensi kelompok berupa perencanaan

pembelajaran, identifikasi dan pengembangan informasi, aktivitas pengamatan objek

yang diapresiasi, aktivitas pengkajian dan analisis, koordinasi pelaksanaan

presentasi, penggunaan media dalam presentasi, dan evaluasi bersama yang

dilakukan di antara sesama anggota kelompoknya, hasil pembelajaran apresiasi

karya seni motif batik Cirebonan melalui model pembelajaran investigasi kelompok

yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung ini menunjukkan

peningkatan rata-rata kompetensi siswa yang cukup signifikan antara pencapaian

kompetensi sebelum penerapan model pembelajaran investigasi kelompok,

meningkat pada siklus I, dan lebih meningkat lagi pada siklus II.

4. Berdasarkan hasil dari perhitungan data nilai siklus 1 dan 2 mendapatkan nilai

rata-rata kelas pada siklus 1 sebesar 65,05 dan pada siklus 2 sebesar 75,48. Dengan

melihat hasil dari data tersebut dinyatakan bahwa ada peningkatan mutu

pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dari penelitian ini, dapat

dikemukakan beberapa saran demi peningkatan kualitas pembelajaran seni budaya

umumnya, dan pembelajaran apresiasi karya seni motif batik Cirebonan

khususnya, melalui penerapan model pembelajaran investigasi kelompok.

Hal-hal yang dapat disarankan antara lain:

1. Bagi lembaga-lembaga pendidikan tingkat SMP, khususnya SMP Pasundan 3

Bandung, dalam penyelenggaraan model pembelajaran investigasi kelompok,

terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, di antaranya:

a. Kelengkapan sumber belajar siswa serta sumber lain yang relevan dan

media bantu belajar perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, sehingga siswa

tidak akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dan memanfaatkan

informasinya.

b. Kerja kelompok sering melibatkan para siswa yang berkecakapan

memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang, serta tidak akan efektif

diterapkan apabila banyak peserta didik yang berkemampuan sangat

(34)

pembelajaran investigasi kelompok, perlu memperhatikan distribusi siswa

yang memiliki kemampuan tinggi yang merata pada setiap kelompok

kerjanya.

2. Bagi lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang membidangi pendidikan,

pengkajian dan pengembangan lanjutan berkenaan dengan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok dalam pembelajaran siswa, khususnya

dalam mata pelajaran seni budaya, perlu terus dilakukan agar relevansi dan

efektivitas penggunaannya di sekolah-sekolah dapat diterapkan secara

optimal.

3. Bagi para pemerhati dan peneliti bidang pendidikan, penelitian lanjutan dari

aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini perlu dilakukan dengan

memperhatikan aspek-aspek lain yang mungkin belum ditelaah dalam

penelitian ini, sehingga relevansi dan efektivitas penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok ini semakin bermanfaat bagi

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M., Sardiman. dkk. 2004. Teori Belajar, Pendekatan dan Pembelajaran

Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi Pengetahuan Sosial.

Jakarta: Dit. PLP-Ditjen. Dikdasmen Depdiknas .

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

Dewey, Jhon. 2004. Model’s Of Teaching 2.nd Edition. New Terse: Prence Hall Inc.

Jhonson, D. W., and Roger. 1991. Active Learning: Coorporation in the

classroom. Edina, MN: Internasional Book Company.

Komara, E. 2009. Peran Penelitian Tindakan Kelas dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru. Suara Daerah No. 459 Tahun 2009.

Lengkanawati, dkk. 2007. Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press..

Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning Teori, Reset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Santoyo, Sadjiman E. 2009. Nirmana (dasar-dasar seni dan desain). (Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra)

Sugiono, 1997. Metodologi Penelitian. Bandung: Alpabeta.

Sulistyono, T. 2003. Modul Umum Wawasan Pendidikan. Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama DEPDIKNAS.

Triatmodjo, Misriadi. 1999. Internship: Model Strategi Alternatif Pengembangan

Tenaga Akademik Perguruan Tinggi (Studidi PAU Biologi ITB). Disertasi

PPS UPI: tidak diterbitkan.

Redd art. 2013. Ilmu Seni Rupa, Pengertian, dan Media.

http://reddamularart.wordpress.com. Diakses tanggal 10 April 2013

(36)

http://acielmartiens.blogspot.com/2010/10/teori-warna.html diakses tanggal 27 mei 2013

Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional Tahun. Jakarta: Depdiknas.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Valen, Dian. 2011. Seni Rupa Terapan. http://dianvalen.wordpress.com/seni-rupa-modern. Diakses tanggal 13 Januari 2013

Wulandari, Ari. 2011. BATIK NUSANTARA Makna Filosofis, Cara Pembuatan, dan Industri Batik. Yogyakarta: CV ANDI

Widoyoko. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangn Profesi Guru.

Winardi. 1979. Pengantar Metodologi Research. Bandung: Alumni.

Gambar

Tabel 1.1 Pencapaian Ketuntasan Materi Apresiasi Karya Seni Rupa
Tabel 1.2 Pencapaian Ketuntasan Materi Apresiasi Karya Seni Rupa
gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Model John Eliot (Sumber: Arikunto, 2010: 137)

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan tanah pada kejadian longsorlahan di daerah penelitian yang meliputi :.. mengetahui sebaran longsorlahan pada setiap

Pengaruh Ekosistem Hutan Mangrove Terhadap Produksi.. Perikanan Tangkap (Studi kasus di Kab. Pasuruan,

4.1.2.2 The Influence of Teacher Talk towards Students’ Learning Opportunities from Teacher-Students Relationship Analysis

Keberadaan Pedagang Kaki Lima (Pkl) Di Kawasan Tujuh Titik Bebas Pkl Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Prinsip kerja rangkaian ini secara umum adalah sistem minimum dihubungkan ke sumber tegangan PLN dengan menggunakan adabter, setelah sistem aktif maka dilakukan penyambungan

Web site sebagai bagian dari teknologi internet berperan penting dalam penyebaran informasi, berbagai kegiatan bersifat online, serta berbagai aktifitas lain yang membutuhkan

Dan dengan kebutuhan manusia yang seperti ini maka sistem pengontrolan menggunakan android sangatlah tepat untuk membantu pekerjaan manusia untuk membuka dan menutup pagar

Aplikasi Pengolahan Data Penerimaan Murid di SMA 113 merupakan sebuah aplikasi yang menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 yang berisi mengenai penginputan data murid